Baka to Test: Volume3.5 Aku, Shouko dan Kisaragi Highlands

Diterjemahkan oleh I-Fun Novel, -MrStar-


“Akihisa.”
“Hm? Yuuji, ada apa?
“Aku baru ingat, mau kamu apakan tiket itu?”
“Maksudmu tiket Kisaragi Highlands?”
“Um, aku ingat katanya mereka akan melakukan percobaan sebelum dibuka untuk umum. Kenapa kamu tidak pergi dengan Himeji saja?”
“Ap, apa maksudmu, Yuuji?! Kalau aku dan Himeji-san pakai tiket itu, perusahaan Kisaragi akan mendukung kami sampai bisa menikah! Himeji-san bakal sedih kalau berakhir seperti itu, ya kan?”
“Benar juga. Mereka bekal berusaha keras agar setiap pasangan yang datang mendapatkan kebahagiaan. Mereka pasti akan mati-matian untuk mewujudkannya.”
“Mmm, itu masalahnya.”
“Tapi, kupikir Himeji tidak akan menolaknya.”
“...Eh?”
“Ya, kalau kamu berani mengajaknya pergi, aku yakin dia tidak akan menolaknya.”
“Ah, ahhahaha, kumat lagi. Yuuji~ Yuuji, suka banget menghinaku~ bagaimana mungkin aku bisa menikahi Himeji-san? itu mustahil.”
“Uuu~ ya sudah kalau kamu bilang begitu . Terus, kalau tidak pergi, mau diapain tuh tiket?”
“Baru saja kudengar ada orang yang mau menikah, jadi aku berikan tiket itu kepada mereka.”
“Benar juga, kalau ada orang yang pengen menikah, tuh tiket pasti sangat berguna. Apalagi kalau mereka benar-benar menikah, perusahaan Kirasagi bakal sangat senang mendengarnya.”
“Yah, rencana mereka sukses dan semuanya akan bahagia.”
“Bagaimana dengan orang yang akan menikah itu?”
“Nn, mereka hanya butuh waktu.”
“Baguslah kalau mereka bisa bersama pada akhirnya.”
“Jangan khawatir, mereka akan selalu bersama.”


Pagi hari di hari libur, sinar matahari samar-samar menembus tirai jendela dan kicauan burung-burung gereja membangunkanku dari alam mimpi. Aku pun terbangun—

“… Selamat Pagi, Yuuji.”

—dan menemukan Shouko berada di samping kasurku.

“...hari ini cuacanya cerah.”

Shouko menarik tirai jendela, yang membuat sinar matahari dengan terang menyinari kamarku.

“Hm? Ahh, indahnya.”

Cahaya matahari yang terlalu terang itu membuatku menyipitkan mataku, dan akupun memastikan benar adanya kehadiran teman masa kecilku ini.
Hari ini memang hari libur, dia pun tidak memakai seragam sekolah. Dia memakai mantel rajut lengan panjang dengan kaus pink di dalamnya dan rok sepanjang lutut yang membuatnya tampak cocok mengenakannya.
Harusnya ada pakaian yang didesain untuk disembunyikan yaitu celana dalam, kan? Shouko biasanya mengenakan kaus dan celana pendek untuk menutupinya. Sepertinya, hari ini ia ingin tampil beda aku pun sadar kalau aku sedang memperhatikan cara berpakaian Shouko. itu bukanlah hal yang biasa kulakukan. Mungkin aku masih tertidur? Aku menggelengkan kepalaku dengan keras untuk menyingkarkan rasa kantuk, dan menatap ke arah Shouko

“Aku belum menyapamu balik. Pagi, Shouko.”
“...Nn,Pagi.”

Aku menggeser selimutku ke samping dan duduk di samping kasur.
Ngomong-ngomong, kenapa Shouko ada di kamarku? Emangnya aku punya kencan atau janji dengannya? Aku pun mulai mengingat kembali semuanya. Tapi aku tak mengingat apapun. Berarti, aku memang tidak punya janji dengannya, kan?
“maaf, Shouko, bisa ambilkan hapeku.”
“...apa kau akan menelpon seseorang?”
“Mm, yah.”

Shouko mengambilkannya dan aku pun menerimanya, lalu aku menekan beberapa tombol. Kalau orang ini ada dikamarku, berarti-

“Ah, hallo? Kantor polisi?”

SHOUKO MENYELINAP KE KAMARKU!


TAP TAP TAP TAP TAP!! KREEEEEEKKKK!!!

“IBU! TOLONG JELASKAN APA YANG TERJADI!!”
“Astaga, Yuuji, selamat pagi.”

Usai berlari ke dapur, aku melihat ibuku yang berdiri sedang mencuci piring dengan santai, bahkan dengan semangat mengucapkan selamat pagi.

“APANYA YANG SELAMAT PAGI!? KENAPA ADA SHOUKO DI KAMARKU!? AKU HAMPIR SAJA DIANGGAP MANIAK YANG TIDAK BISA MEMBEDAKAN 2D DAN 3D OLEH POLISI!!!”

Setelah aku mengatakannya, teman masa kecilku keluar dari kamar dan memanggilku. Rasa sakit masih terasa di tubuhku. Bagaimana mungkin aku bisa bangun kesiangan. Itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupuku!

“...Eh?”

Mendengar protesku, ibuku pun berkedip untuk beberapa saat. Dia hampir berusia 40. Tapi masih nampak seperti anak kecil. Mungkin karena baby-facenya, dia pun terlihat jauh lebih muda. ‘Orang-orang sering mengira aku anak kuliahan’ ujarnya. Tapi, baik ayahku ataupun aku, kami sama sekali tidak percaya pada ucapannya. Dia nggak mungkin nampak seperti anak kuliahan.

“Maksudmu Shouko?” Ia memegang wajahnya sendiri dan menatapku seperti sedang kesusahan.

Melihat tingkahnya... Apa memang benar kalau Shouko menyelinap ke kamarku? Dan ibu nggak bisa menghentikannya? Kalau memang benar begitu, aku tidak berhak untuk meneriakinya.

“Ahh, tidak, maaf sudah meneriakimu pagi-pagi begini, kukira ibu membantu Shouko mencari kamarku-“
“Emang bener, Shouko masih terlalu naïf. Karena dia kebingungan tadi, aku pun membantunya, itu benar benar--- Astaga, Yuuji, kenapa kamu mencubit pipi ibumu?”
“JADI KAMU PELAKUNYA!!!”

Mungkin aku harus mengajarinya tentang akal sehat seorang ibu.

“...Yuuji, jangan mencubi pipi ibu.”
“Diam kau, Shouko. Sebagai seorang anak, aku harus mendidik ulang ibuku.”

Shouko lalu memukul tanganku agar aku berhenti. Ngomong-ngomong, pas Shouko menyebut kata ‘ibu’ dengan nada yang berbeda kenapa terasa aneh, ya? Kurasa aku tidak perlu menanyakannya pada Shouko demi keselamatanku.

“...Kalau kamu tidak menurut, aku akan membaca buku ini dengan ibu.”

Shouko mengeluarkan buku yang berukuran A4. Hm? Buku itu… jangan-jangan----

 “Tunggu, tunggu dulu! Seorang Gadis harusnya tidak membaca buku seperti itu! Cepat kembalikan!”

Kenapa buku itu bisa ada di tangannya! Itu adalah harta karun yang bahkan Muttsulini pun nggak bisa mencarinya! Dan Shouko berhasil menemukannya! Ini buruk! Bagaimana cara dia menemukannya? Walaupun kami serumah, aku menyembunyikannya di tempat yang bahkan ibu tidak bisa menemukannya!

“Astaga, Shouko, itukan buku rahasia dengan sampul buku sejarah punya Yuuji? Yuuji menyembunyikannya di lapisan kedua di laci ketiga.”

Aku tidak pernah merasa seiri ini dengan Akihisa yang tinggal sendirian.

“Ba, Baiklah. Aku akan melepaskan ibu.”

Dengan patuh aku melepaskan tanganku dari pipi ibu. Aku dipaksa menyerah seperti ini. Ini terlalu kejam!

“...Baguslah. Jika-”

Dasar! Kalau aku berhasil mendapatkannya kembali, aku akan menyembunyikannya sampai-sampai kalian tidak bisa menemukannya. Aku harusnya menyimpannya dengan keamanan maksimal-

“...Jika kamu membakarnya, aku akan memaafkanmu.”
“Maaf, Shouko. Bagaimanapun juga, itu bukan sesuatu yang harus kulakukan setelah meminta maaf, kan?”

Seharusnya, kalau aku sudah dimaafkan, buku itu akan kembali padaku.

“...Kalau begitu aku tidak akan memaafkanmu walaupun kamu membakar buku ini.”
“Apakah ada pilihan lain selain membakarnya?”

Sejak aku mengenalnya di SD, terkadang aku tidak bisa membaca pikirannya yang kacau.

“Hoho, kalian berdua masih berteman baik.”

Usai dicubit, ibuku kembali bersikap santai lagi. Dia mencuci piring terakhir dan mengelap tangannya ke celemek. Benar-benar ibu yang terlalu santai.

“Aku tidak merasa demikian…”
“Benarkah?”

Ibuku masih memasang wajah tersenyumnya. Dia ini tipe orang yang mengatakan ‘astaga, menarik sekali!’ ketika anaknya tertabrak mobil.

“Dasar, …ngomong-ngomong, kenapa kamu disini Shouko?”
“...Kencan.”
“Kencan? Emang aku punya kencan denganmu?”
“...Mm.”

Shouko menganggukan kepalanya dan mengeluarkan sehelai kertas. Tampak seperti sebuah tiket. Biar kulihat, itu adalah…
“Ooooh, bukannya itu tiket pra-opening Kisaragi Highland? Dan katanya itu gratis. Itu tiket spesial bukan? Hebat sekali Shouko, bisa mendapatkan tiket-----“
“...seseorang memberikannya padaku.”
“Oh ya? Baguslah~”
“...Yuuji, kamu telpon siapa?”
“Aku harus bicara dengan seorang sampah.”

Pertama, aku mengnonaktifkan tampilan display nomor, lalu menelpon Akihisa. Setelah beberapa detik, orang sialan itu pun mengangkat telponnya.

“Hallo, hallo? Ini siapa?”
“...............................AKU AKAN MEMBUNUHMU.
“Eh? Apa! Siapa ini? Itu menakutk----” (putus)

Usai mendengar suara aneh dari telpon, aku memutuskan panggilan. Paling enggak, aku merasa lebih lega.

“...Ayo, Yuuji.”

Shouko menarik tanganku. Sepertinya dia benar benar ingin pergi.

“Walaupun harus mati, aku tidak akan mau.”

Aku memang tidak bisa memenuhi keinginanmu.
Jika itu hanya taman biasa. Aku mungkin masih bisa mempertimbangkannya. Tapi, itu adalah acara perusahaan Kisaragi, pasti ada sesuatu yang berbahaya di sana. Kalau aku pergi dengan Shouko dan terkena jebakan mereka, aku pasti akan dipaksa menikahi Shouko. Bagaimana juga, aku harus mencegah hal itu!

“Ya ampun, kenapa kamu tidak mau pergi, Yuuji? Keluar dan bermainlah dengan shouko.”

Ibuku yang tidak mengetahui apa-apa, bicara seenaknya.

“Sudah jelas, aku tidak mau pergi karena banyak alasan.”

Hanya sedikit orang, termasuk Akihisa dan aku yang mengetahui rencana perusahaan kisaragi. Walau satu sekolah, Shouko pasti tidak mengetahuinya. Jika dia tahu sesuatu tentang ‘Perusahaan Kisaragi yang berusaha membuat dua orang menikah’, tidak peduli seberapa licik rencananya, Shouko pasti akan memaksaku untuk ikut.
“...aku mau pergi dengan Yuuji.”
Ia sudah menunjukan rasa cintanya padaku selama 7 tahun. Apapun yang kukatakan, ia tak akan mengalah. Aku benar benar harus menghargai sifat teguhnya itu. Itu masalahnya, tapi aku harus menolaknya, kalau tidak, ia akan memaksaku untuk menikah. Aku tidak mau menikah saat masih SMA; aku masih ingin menikmati kebebasanku. Oke, walaupun gak akan membantu, aku harus mengatakannya dengan jelas ‘Shouko, lebih baik kau menyerah’.
Jadi, aku menarik nafas dalam dan mengatakan-

“Shouko.”
“Tidak mau.”
“Kau lebih baik menye-”

Kecepetan! Kecepetan! Aku baru saja menyebut namanya!

“Shou, Shouko! Dengarkan dulu...”
“...jika kau tak mau pergi -”

Ia menyela kata kataku, Shouko mengeluarkan buku kecil dari tasnya.

“...pilih satu.”

Yang Shouko keluarkan adalah buku lokasi pernikahan favorit.

“Maaf, aku tak menyangka kalau akan berkahir seperti ini”
“...kau berjanji sebelumnya, kita akan menikah jika kau melanggar janjimu”

Kenapa aku merasa isi perjiannya berubah?

“Ibu rasa menikah diluar negeri itu bagus, seperti Hawaii atau yang lainnya`”
“Ibu, kenapa kau tak peduli dengan anakmu?!”
“...Yuuji, pilih satu. Aku yang akan memesannya”
“Ah, Eropa sepertinya bagus. Yuuji, menurutmu mana yang bagus?”
“Uuu...”

Apapun yang kupilih, sepertinya aku tak bisa menghindari masalah pernikahan. Ini terlalu rumit, tapi, aku tak akan menyerah jika cuman begini. Cari cara untuk keluar dari masalah!


“...Aku sangat payah...”

Setelah memakan waktu 2 jam menggunakan kereta dan bis. Shouko dan aku akhirnya tiba di depan Kisaragi Highlands. Ini, ini tidak mungkin terjadi! Jika soal Shouko sih tidak apa apa, namun ibuku juga dengan sangat antusias setuju agar kami menikah! Aku harus kabur dari situasi rumit ini! Tidak akan ada yang bisa menghalangiku sekarang!

“...Akhirnya kita sampai.”

Shouko bahkan tak menyembunyikan kesenangannya ketika melihat sebuah taman hiburan di depannya. Oke... melihatnya bahagia, mungkin sebanding dengan perjalanan membawanya kesini.

“Oke, Shouko, kita sudah tiba-”
“...Mn.”
“Ayo kita pulang.”

KREK.

“...tidak, aku harus masuk.”
“Hahaha, Shouko, tanganku sepertinya tak mau pergi kesana.”

Lenganku diapit kebawah oleh Shouko, yang membuatku berkeringat dingin. Sialan, jariku terasa kaku.

“...Inilah yang dilakukan pasangan.”
“Tunggu Shouko! Apa bagimu gandengan dengan erat itu gak ada bedanya sama penyerahan diri?”
“?”

Sepertinya ia sedang dipenuhi pertanyaan, cewek ini terlalu hebat. Mungkin dia berpikir bahwa setiap pasangan yang ada di dunia mengunci lengan pasangan mereka supaya tetap bersama.

“...Bagaimanapun, ayo masuk.”
“GUH! Paling gak lepasin tanganku! Kalau kamu begitu terus, tanganku benar benar akan terpelintir!”

Lengan kiri ku pun disandera, Shouko lalu menyeretku ke pintu masuk. Berhubung ini adalah hari percobaan sebelum mereka benar-benar buka, kami tidak perlu mengantri di depat loket.

“Selamat datang di Kisaragi Highlands!”

Karyawan yang lebih muda ini tidak terlihat seperti orang jepang, dia berbicara dengan senyuman dan nada yang aneh. Dia memang kayak orang Asia, tapi aku tak tahu kalau dia benar benar orang jepang.

“Ini adalah hari percobaan kami. Apa Anda berdua memiliki tiket masuk?”
“...Ya.”

Shouko mengeluarkan tiket dari sakunya.

“Maaf, permisi.”

Si karyawan menatap kami usai melihat tiket, senyuman di wajahnya pun tiba tiba lenyap.

“...Apa tiketnya tak bisa digunakan?”

Melihat ekspresi karyawan itu berubah, Shouko mulai terlihat khawatir.

“Enggak, enggak, enggak, tiket ini bisa digunakan. Tapi, mohon tunggu sebentar~”

Buru-buru karyawan itu mengambil handphone dari sakunya, sepertinya ia mau menelpon seseorang.

“—ini aku. Mereka ada disini. Siapkan pernikahannya sekarang, aku akan pikirkan cara untuk mengulur waktu”
“Oi, tunggu dulu! Apa maksud perkataanmu!”

Ekspresi Pegawai yang lebih muda tiba tiba nampak mengerikan. Apa dia adalah pegawai perusahaan ini?

“...menyiapkan pernikahan?”

Shouko memiringkan kepalanya kebingungan. Dia memang tak tak tahu rencana perusahaan Kisaragi, dia pasti mencoba untuk mencari tahu setelah mendengar kata

“Menyiapkan Pernikahan”
“Tak apa, ini hanya masalah teknis.”

Si pegawai kembali tersenyum untuk menyembunyikan situasi yang sebenarnya, tapi setiapku melihatnya, ini terasa terlalu aneh.

“Oi, apa bahasa jepangmu jadi tak lancar saat menelpon?”
“O~uu, orang jepang memang jeli, tapi aku tak mengerti maksud ucapanmu tadi~”

Orang ini nyebelin.

“Ngomong-ngomong, kalian tak perlu menyiapkan soal pernikahan atau apalah itu, biarkan saja kami masuk dan jangan ganggu kami.”

Terimakasih untuk panggilan telpon tadi, aku akhirnya mengetahui apa yang mereka rencanakan. Aku tidak akan membiarkan mereka merencanakan sesuatu dengan seenaknya. Jika tidak, seluruh hidupku akan…

“Jangan ngomong begitu, biarkan kami yang menangani pernikahan yang super duper special untukmu~”
“Ga perlu.”
“Kau harus membiarkan kami melakukanya.”
“Tidak.”
“Ayolah?”
“Kalau aku menolak?”
“Jika kau menolak, aku akan mengirim beberapa udang busuk ke rumahmu!”
“ENGGAK! Keluarga kita bakal keracunan nanti!”

Ibuku pasti bakal pikir itu adalah udang untuk membuat sebuah masakan yang super mengerikan, dasar orang asing gadungan!

“Nah, ayo kita buat foto kenang-kenangan.”
“...Foto kenang-kenangan?”
“Ya, ini akan menjadi kenangan yang cocok untuk pasangan seperti kalian~”
“...Yuuji dan aku...melengkapi satu sama lain (memerah).”

Pipi shouko mulai memerah karena omong kosong orang asing gadungan ini.

“Maaf membuatmu menunggu. Saya sudah membawa kamera”

Saat ini, pegawai lainnya memegang kamera dengan lensa kamera yang agak kebawah. Hm? Sepertinya aku pernah ketemu dengan orang ini. Bukannya agak mencurigakan jika merendahkan lensa kameranya?

“Akhirnya kau membawakan kamera, terima kasih atas bantuanmu.”

Orang asing gadungan itu berterimakasih sambil menerima kamera. Sangat mencurigakan! Bukannya aneh kalau bersikap sopan begitu pada teman kerjanya?
—Hm, ayo kita coba.

“Maaf, aku harus menelpon seseorang.”
“Baiklah.”

Aku mengeluarkan hapeku dan menelpon idiot yang bernama ‘Yoshii Akihisa’.

Prrrr Prrrr.

“Ah, maaf, hapeku bunyi.”

pegawai yang membawa kamera mengambil hapenya yang berdering dari saku belakang.
Berhasil!

“Yo~ Akihisa, sepertinya kau bersenang senang??”
“Kau salah orang!” (Lari!)
“Ah, sialan! Kau mau kabur? Tidak akan kubiarkan kau kabur, dasar orang asing gadungan!”
“Dia seorang pekerja kami, namanya Elizabeth Hanako (35 tahun), biasa dipanggil Steve. Dia bukanlah Yoshii sepertinya yang kau kira!”
“Diam! Kau hanya ngawur soal nama dan umur itu kan! Nama seperti itu, gak mungkin dipanggil Steve! Lagipula, aku tidak memanggil orang itu dengan nama keluarganya, ya kan?”

Akihisa kabur saat aku ditahan oleh orang asing gadung. Si sialan itu berusaha untuk menjebakku… apa dia mau membalas dendam? Tapi kenapa banyak sekali karyawan disini? Sepertinya Akihisa tidak sendirian.

Nenek tua itu--- biar kuulang, kepala sekolah membantunya kan? Saat dia berhutang pada orang itu, dia pasti gak akan nolak. Enggak, bukan hanya nenek sialan itu saja, semuanya benar benar rumit

“Shouko, maaf.”
“?”

Aku mengangkat rok Shouko hingga terlihat celana dalamnya.

“...(kilauan cahaya(flash))!”

Aku melihat seseorang muncul sambil memegang kamera saat aku melakukannya.
-oh, ada orang yang sedang menggunakan kostum serigala.

“Menggerakan tangannya dengan cepat sambil memegang kamera… apa Muttsurini juga disini?”

Ketika mata kami bertemu, orang dengan kostum serigala itu langsung kabur seperti kelinci.
Jadi... Akihisa dan Muttsirini berada disini, harusnya Hideyoshi dan Himeji ada disekitar sini juga. Bener-bener deh… orang-orang ini gak pernah capek membuat orang lain sial!

“...Yuuji, mesum.”

Baru saja aku mau mengejar mereka, Shouko malah menatapku dengan marah.

“Apa? Ka, kau salah! Aku tidak tertarik pada celana dalammu!”
“...aku tidak suka alasanmu.”
“GUUAAHHH!! ITU SANGAT KETERLALUAN!!!”

Shouko melebarkan tangannya, mencengkram kepalaku. Sampai  tulangku berbunyi.

“Oke, saatnya mengambil foto. Cheese!”

Aku merasakan kilasan cahaya, lalu mendengar bunyi bunyian benda elektrik.

“Kami akan segera mencetak fotonya, mohon tunggu sebentar”
“...Baiklah, aku akan menunggu dengan posisi seperti ini”
“GUUAHH!! KALAU KAU MASIH DI POSISI ITU, KURASA TULANGKU AKAN…”

Dengan sifat terus terangnya, Shouko tidak berkutik dan tetap diam di posisinya. Apa dia benar-benar menyukaiku sampai berbuat kayak gitu?

“Baiklah, Silahkan fotonya.”

Beberapa lama kemudian, si orang asing gadung itu datang membawa foto, akhirnya aku pun bebas.

“...Terima Kasih”

Shouko menerimanya dengan senang hati.

“...Lihat, Yuuji, Ini adalah kenangan kita”

Shouko mengucapkannya sambil menatap foto itu disamping ku.

“APA-APAAN INI!”


Fotonya diambil dari sudut belakang kepala Shouko dan menampakan aku yang sedang dieksekusi dengan cakar besi. Selain itu-

“Aku menambahkan sesuatu untukmu.”

Tambahannya adalah frame berbentuk hati di sekitar foto dan tulisan ‘kami akan segera menikah’ disekitar Shouko yang dengan indah sedang mencakar seorang cowok yang sedang menderita karenanya. Orang-orang ini mencurigakan, mereka harusnya berpikir apa yang terjadi jika kami berdua akan menikah… mau dilihat dari manapun,

Tidak akan ada kebahagiaan diantara kami!

“Apa kami boleh memajangnya di sekitar taman?”
“Kamu enggak waras ya? Apa gunanya foto itu jika dijadikan hiasan?”

Semua pengunjung yang melihatnya pasti akan merasa resah.

"...Apa kau malu, Yuuji?”
“Maaf, tapi liat aja. Tidak ada yang memalukan dari foto ini.”

Aku menatap foto konyol itu dan mengatakannya-

“Ahh! Ada fotographer! Kita minta mereka mengambil foto kita juga yuk~”
“Sebagai foto pernikahan kita? Hebat. Oi, kau karyawan disini kan? Tolong ambil gambar kami!!”

Seseorang dengan wajah preman menghampiri kami.

“Maaf, tapi pasangan ini sudah ditargetkan oleh perusahaan kami…”


Si orang asing gadungan berusaha mengelak. Kayaknya foto ini bukanlah rencana perusahaan.

“Apa maksudmu? Apa ada yang salah?! Kita ini juga pengunjung, tahu!?”
“Waa~ Ryouta kau sangat keren ~~”

Seorang pria mengancam si orang asing gadungan dan menatapnya dari bawah ke atas. Dia sepertinya orang jahat. Dan cewek yang tertarik pada cowok preman ini pasti otaknya miring.

“Dan foto kami harus nampak seperti anak nakal, oke?”
“Benar, jangan samakan dengan cowok bodoh itu, Ryouta ku 100 kali lebih keren daripada cowok itu!”

Ya ampun, aku jadi bingung melihat pasangan jahat itu.

“....(tap tap tap tap tap).”
“Eh oi, Shouko, kau mau kemana?”

Aku menarik tangan shouko, ia pasti marah karena kedua pasangan itu.

“...Mereka menghina Yuuji”

“Kan sudah kubilang... jika kita ngeladeni mereka, itu ga akan pernah beres.”

Kami pasti tidak akan berakhir baik jika berurusan dengan mereka.
Selain itu, aku tak peduli apa yang mereka ucapkan. Melihatnya saja sudah cukup mengganggu.

“Ayo pergi, Shouko.”
“...Baiklah, jika Yuuji bilang begitu...”

Sepertinya Shouko juga tak suka melihatnya. Ia langsung menuruti perkataanku, setelah kuperintahkan.

“Ahhh! Jika kau tetap menolak, aku akan melaporkanmu pada media kalau pelayananmu sangat kurang ajar, mengerti!?”
“Itu benar~ kami adalah pengunjung!!”

Pasangan itu terus berteriak di belakang kami. Acara promo malah mengundang pengunjung macam mereka. Kisaragi Highland Benar benar
malang.


“kalau begitu, ayo langsung pulang kalau sudah selesai melihat-lihat.”
“...Kita harus bersenang senang dulu”

Sama seperti di iklan, taman ini memiliki wahana terbaru, mulai dari permainan dengan efek 3D hingga roller coaster yang mengerikan, cangkir kopi, korsel. Semuanya nampak menarik.

“Lebih baik jika kita ke bioskop saja”
“...Tidak, kita jarang pergi ke tempat seperti ini.”

Usulku ditolak oleh Shouko. Ini menyusahkan, karena aku sedang mencari atraksi yang tidak membuat kami canggung. Tiba-tiba muncul maskot yang berjalan ke arah kami, dia berjalan dan nyaris terjatuh. Mirip dengan kostum serigala, tapi dengan baju yang beda. Yang ini memiliki pita kupu-kupu, pasti dia wanita.

“Kakak-kakak, Phi Phi akan menunjukan beberapa atraksi yang menyenangkan!”

Suara gadis terdengar dari mascot itu, ia nampak seperti orang biasa… dan suara nya terdengar agak familiar. Mungkin aku terlalu banyak mikir? Suaranya terdengar seperti murid terpintar di kelas kami.
Lebih baik kuperiksa dulu.

“Ngomong-ngomong, tadi ada cewek kuliahan yang berkencan dengan Akihisa, mereka pergi ke bioskop.”
“Ehh, maksudmu Akihisa-kun? Dimana kau melihatnya?”

Oh dia makan umpannya…

“Oi, Himeji! Apa kau disini untuk membantu mereka?”
“Ah! An, anda salah! saya-bukan, Phi Phi bukanlah Himeji! Seperti yang kau lihat, Phi Phi adalah serigala wanita!”

Melihatnya yang berusaha keluar dari kesalah pahaman ini, sepertinya Himeji adalah orang yang serius.

“Oke Phi Phi, kalau begitu atraksi apa yang mau kau tunjukan?”
“Ah? Oh, mm! Phi Phi menyarankan untuk ke rumah hantu yang ada di arah sini.”

Himeji—enggak, Phi Phi menunjuk ke arah rumah hantu yang berada di samping air mancur. Hm, jadi itu rumah hantu yang terkenal karena dibuat dari rumah sakit asli yang terbengkalai?

“Oh ya? Terimakasih.”
“Tidak apa apa, silakan menikmati wahananya”.

“Oh, Shouko, ayo pergi ke tempat lain selain rumah hantu.”

Aku mendorong Shouko dari belakang. Baru saja aku mengucapkannya, Himeji tiba tiba menarik pergelangan tanganku.

“Tu tu tu tu tunggu! Kenapa kau tak mau kesana!”
“Masih nanya! Sudah jelaskan, kalau kau memasang jebakan di sana, ya kan? Kalau aku pergi ke sana, itu sama saja seperti bunuh diri.”

Sepintar apapun dia, Himeji tidak bisa membodohi siapapun. Buktinya, ia baru saja membocorkan rencannya.

“A, aku memaksamu! Tolong, tolong pergi kesana!”
“Aku menolak.”

Aku enggak akan menjual jiwaku demi permohonannya! Akan kutolak, aku masih punya banyak kebebasan di masa mudaku!

“Kumohon~ kau pasti akan menyukainya!””
“AKU, TIDAK, MAU!”

Aku mengabaikan Himeji yang menarikku. Tapi ia masih tetap memaksa. Benar benar menyusahkan. Aku baru saja akan mengangkat bahunya agar pergi, namun sesuatu menghalangiku.

“Hentikan, Yuuji- bukan, kau orang jelek!”
“Orang bodoh ini… Akihisa”

Aku melihat tindakan yang aneh dengan si mascot laki laki. Apa yang terjadi, ganti kostum?

“Kejam! Aku- enggak, tunggu, sejak kapan Noi Noi menjadi bodoh?”
“Berisik! Aku gak pernah liat idiot yang make kepala mascot terbalik!”

Boneka yang harusnya Nampak lucu dan menyenangkan kini nampak menyeramkan, karena Akihisa terbalik memakai kostum kepalanya, makhluk itu sekarang terlihat sangatlah mengerikan.

“...Yuuji, Noi Noi hanyalah anak anak”
“Shouko, makhluk yang kepalanya terbalik harus dimusnakan dari dunia ini.”

Kau akan mati jika kau tidak melihat dirimu sendiri. Makhluk seperti dia harusnya cuman ada di bawah rantai makanan.

“Ah, Akihisa-kun, kepalamu terbalik! Ahh! Anak itu menangis karena melihatmu!”
“Wah, nggak baik! Pantas aku tidak bisa melihat!”
“Cepat benarkan kepalamu, atau Sakamoto-kun akan tahu yang sebenarnya!”

Kau pikir kau bisa membodohiku, dua orang ini bener bener cocok.

“Ah, maaf menunggu.”

Masalah bertambah saat si orang-asing-gadungan muncul. Sepertinya dia bisa mengejar kami dengan cepat.

“Tuan Sakamoto Yuuji, dimohon menuju ke ruang hantu.”
“Kan sudah kubilang aku gak mau!?”

Aku tidak sudi pergi ke rumah hantu itu.

“Jika kau menolak, aku akan mengirim banyak makanan ke rumahmu.”
“Jangan! Keluargaku akan dalam bahaya!”

Ibuku tidak tahu cara apa lagi selain menyuruh kami untuk menghabiskan makanannya. Kenapa orang ini bisa jadi makin bengis?

“Oh, Akihisa-kun, siapa wanita kuliahan yang bersamamu tadi? Sempat sempatnya mengejar gadis saat kami sedang dalam keadaan genting...”
“Eh? Apa maksudmu? Aku tak pernah-hm? Kenapa kau mengambil hape? Siapa yang kau telpon?”
“Ku rasa sebentar lagi Minami akan kesini. Sebelum itu, cepat jelaskan dengan jelas.”

“Enggak, Enggak akan! Jika ada pertumpahan darah di hari pembukaan, rating taman ini akan-GYYAH! Seseorang mendorongku dengan keras! Aku akan melakukan apapun, berlutut dan memohon agar dimaafkan, tapi jangan bunuh aku!!” 

Dua makhluk fiksi ini nampaknya sedang bertengkar. Benar benar adegan yang luar biasa.

“Nona Shouko Sakamoto, kau mungkin bisa memeluk pacarmu kapan saja jika kau pergi ke rumah hantu itu.”
“...Yuuji, aku mau pergi.”
“Kau benar benar keji! Menggunakan shouko agar aku pergi ke perangkapmu! Dan siapa yang menyuruhmu mengganti nama keluarga Shouko! Nama keluarganya itu Kirishima!”
“...Jangan khawatir, sebentar lagi juga akan berubah menjadi Sakamoto.”

Tanpa kusadari, Shouko mengambil alih tanganku, jadi, aku tak dapat menghindar!

“Oke,kalau begitu tolong tanda tangan disini.”
Si orang asing gadungan mengeluarkan sebuah dokumen dan pulpen. Apa apaan ini?

“Hanya formulir persetujuan biasa.”

Kami kan hanya mengunjungi rumah hantu. Apa perlu menandatanganinya? Apakah seseram itu di dalam?

“Nampaknya menarik.”

Jika ada formulir, harusnya di dalam sana sangat mengerikan. Mungkin sangat menarik.
Aku merasa tertarik saat mulai menandatangi formulir itu dengan pulpen.

Formulir persetujuan
1. saya- Yuuji Sakamoto bersumpah untuk menjadikan Shouko Kirishima sebagai istri saya, baik dalam suka dan duka, saling mencintai seumur hidup.
2. Aku bersumpah bahwa kami akan menikah di kisaragi Highland
3. Apapun yang terjadi saya tidak akan pernah meninggalkan Shouko Kirishima.

“... Yuuji, ini stempelnya.”
“Dan ini bantal stempelnya.”
“Apa hanya aku? Apa hanya aku yang merasa ini sangat aneh!?”

Orang orang ini sudah gila!

“Bercanda. Kau tak perlu menandatanganinya untuk masuk.”
“...mn, hanya bercanda.”
“Kau bahkan menyiapkan kertas karbon, dan sempatnya bilang kalau ini hanya bercanda!”

Aku ingin mengatakan banyak hal, tapi sepertinya akal sehat mereka terlalu aneh atau apa? Jadi bakal percuma.

“Sepertinya akan repot jika kau membawa masuk tas sebesar itu, akan kubawakan.”
“...maaf merepotkan.”

Shouko memberikan tasnya kepada orang asing gadungan itu. Ngomong-ngomong tasnya besar banget.

“...Isinya mungkin akan berceceran, jadi tolong jangan dimiringkan.”
“Maksudmu tas ini? Saya mengerti, jangan khawatir.”

Berceceran? Apa yang ia bawa?

“Baiklah, silahkan menikmati wahana kami.”
“...Ayo, Yuuji.”
“OWOWOWOWOW! LENGANKU HAMPIR TERPELINTIR.”

Perlawananku tak berguna, dia langsung menarikku menuju pintu masuk rumah hantu. Apa mereka merubah suasanannya? Rumah hantu ini punya pintu bergeser otomatis, tapi tak ada cahaya sama sekali di dalam, dan aku merasa seperti ada seseorang yang sedang bergerak di sana.

“Ini aku. Target sudah memasuki rumah hantu. Mari kita mulai rencana yang dibuat oleh Tuan Yoshii.”

Sebelum pintunya otomatis tertutup, aku mendengar orang asing gadung itu mengatakannya.
Jadi apa rencananya Akihisa? Aku tidak mengerti, tapi takkan kubiarkan mereka berbuat seenaknya!
Shouko dan aku melanjutkan perjalanan di koridor yang gelap, kk, kk… jejak kaki di lantai rumah sakit ini sangatlah jelas seperti dugaanku.

“Seperti dugaanku, ini modifikasi dari rumah sakit yang ditinggal, sebenarnya ini cukup langka.”
“...Ini agak menakutkan.”
“Tumben kau merasa takut, padahal kan enggak ada apa apa.”
“...mungkin.”

Kami terus berjalan mengikuti rambu yang bertuliskan ‘lurus kedepan’.
Tidak ada apa apa di lantai satu, jadi kami menaiki tangga ke atas. Baru saja kami menaiki beberapa anak tangga, terdengar sesuatu.

“—fer—ji—”

Dengan udara yang dingin, terdengarlah suara yang dibuat buat.
Hm? Apa ini suara tangisan penderitaan?

“...suara ini seperti...Yuuji?”
“Hm? Oh ya?”

Suaranya terdengar mirip dengan suaraku. Mungkin hideyoshi hanya meniru suaraku.
Mendengar suaraku disaat aku tidak berbicara, terasa agak menakutkan, kupikir rencana Akihisa akan biasa saja-

“Aku lebih suka Himeji daripada Shouko, karena dadanya lebih besar.”
“...Yuuji, apa kau siap?”
“Serem! Wajah mu mulai mirip kayak Iblis! Ini benar benar menyeramkan!”

Bagaimana bisa Akihisa sialan itu merencanakan hal seperti ini! Apa dia merencanakan agar aku keluar dari rumah hantu dengan kondisi tak bernyawa!? Aku jadi semakin panik, namun aku mendengar beberapa bunyi alat mekanis yang dibuka.
Bagus! Oke! Sekarang aku bisa melindungi diriku sekarang.

“Ah, Shouko! Ada sesuatu yang muncul!”

Dilihat dari arah suaranya, sesuatu muncul dari tempat yang kosong. Itu adalah-

“...mereka sangat pengertian.”

—tongkat?
Sialan kau Akihisa! Dia benar benar telah menyiapkan semuanya! Aku kira mereka hanya membuat rumah hantu ini jadi menakutkan, tetapi mereka malah membuatnya menjadi rumah hantu yang super duper menakutkan!

“...Yuuji, kau mau lari kemana?”

Dengan tongkat itu, teman masa kecilku ini pun mulai mengejarku selama satu jam penuh.
Bagaimana bisa Akihisa berpikir kalau ini akan membuatku dan Shouko lebih dekat?


Aku berusaha menjelaskan kepada Shouko, bahwa Hideyoshi hanya meniru niru suaraku, akhirnya aku berhasil menenangkannya dan mengajaknya keluar dari rumah hantu.

“Aku pikir kalian kenapa-napa! Bagaimana? Apa kalian merasa akan menikah?”
“Menurutku hanya kau dan si bodoh akihisa yang berpikir bahwa hal itu dapat membuat kami menikah. . .”

Aku merasa jarak Antara aku dan Shouko semakin lebar.

“itu aneh? Kukira pasangan yang berhasil lolos dari teror justru akan terus bersama...”
“Yah, itu mungkin saja terjadi, jika yang membuat teror itu bukan salah satu dari kami...”

Si orang asing gadungan ini, otaknya rada mirip sama Akihisa, ya? Tapi paling nggak, aku merasa sedikit tenang. Jika ini memang rencana Akihisa, mereka harusnya tidak mengancam kehidupanku. Jadi, jika aku tidak berpikir untuk kabur… pasti akan sangat mustahil untuk pulang.

“...ini waktunya makan siang.”

Shouko menatap air mancur sambil menggerutu. Sebuah jam raksasa menunjukan bahwa ini sudah jam 1 siang. Ya itu benar, ini waktunya makan.

“...di tas ku --”
“Ya, kami sudah menyiapkan makanan mewah untuk kalian. Tolong ikut saya”

Si orang asing badung berjalan menjauh.
Mereka bahkan menyiapkan makan siang. Mereka enggak main main.

“ada apa, Shouko?”
“...bukan apa apa.”
“?”

Kenapa dengan Wajahnya tiba tiba Nampak kesepian?

“...Yuuji, cepat, nanti kita bisa ketinggalan”
“Hm, kau benar.”

Si orang asing gadungan itu sudah berjalan cukup jauh.
Mungkin lebih baik kita biarkan saja mereka melayani dan menyiapkan makanan untuk kita.
Aku buru buru berjalan, usai itu, yang muncul dihadapanku adalah restoran yang nampak mewah.

“Silahkan menikmati makanan yang sudah disiapkan”

Dengan cepat, si orang asing gadung mengantarkan kami menuju ke ruangan yang mirip dengan ruang pesta.
Di tengah tengah ruangan terdapat meja bundar, sebuah panggung dan meja kecil lainnya. Tempat ini tidak begitu mirip restoran, malahan mirip dengan-

“...acara kuis?”

Benar, karena ada banyaknya makanan mewah di meja, ini seperti acara kuis yang di TV.

“Tuan Yuuji Sakamoto dan Nona Shouko, selamat datang.”

Seorang pelayan mengantarkan kami menuju meja- demi apa, aku juga kenal nih orang!

“Kenapa kau menjadi pelayan, Hideyoshi?”
“Hideyoshi? Siapa?”

Ia menunjukan muka polosnya. Apa orang ini sedang bersandiwara? Bakalan susah untuk mengungkapkan identitasnya.
Aku akan melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan pada Akihisa tadi!

“Baiklah, jika kau masih mengelak.”

Aku mengambil hapeku dan mencari nama ' Hideyoshi Kinoshita ' di nomor kontak.
Baru saja aku mau menelponnya, pelayan itu tiba tiba bergerak.

“Ah, hapeku jatuh!”‘

Hideyoshi (?) mengambil dan melempar hapenya ke air mancur. Pluk, terdengarlah suara yang mirip benda mendarat di air.

“Ya, yang bener? Hapemu bakal rusak!”
“Aku tidak mengerti maksudmu.”

Hideyoshi menatapku dengan wajah polos lagi.
Walaupun hapenya tidak begitu berguna, dia harusnya mikir mikir dulu sebelum melempar hapenya… nih orang sudah sangat menjiwai perannya.

“Tolong, izinkan saya melanjutkannya.”
“Ah, ooh...”

Kami mengikuti pelayan itu ke tengah ruangan.

“Karena Anda masih dibawah umur, kami menyiapkan minuman ini untuk Anda.”

Saat kami sudah duduk, si pelayan menuangkan sampanye yang tak ber akohol di gelas.
Ia bahkan tak lupa menyebutkan merk minumannya. Dasar, seperti yang kuharapkan dari orang klub drama.

“Silahkan nikmati makanan pembukanya.”

Usai menuang minuman. Aku melihat makanan pembuka yang mewah, aku hanya bisa menyeringai saat melihat sebuah garpu dan pisau, aku tidak terbiasa memakainya, Ngomong ngomong, Shouko pasti lebih memilih menggunakannya karena ia sudah terbiasa.
Kami pun selesai makan, nampaknya tak ada jebakan kali ini. Baru saja kupikir aku sekarang bisa tenang-

“saudara saudara, terimakasih karena telah datang ke acara percobaan Kisaragi Highland”

Suara yang keras memenuhi ruangan.

“Sebenarnya, di ruangan ini, ada sepasang anak sekolah yang akan mengikuti acara drama pernikahan!”

Minuman yang baru saja kuteguk tiba tiba muncrat dari hidung.

“Kami dari perusahaan Kisaragi ingin agar pasangan ini mengikuti kuis ‘Acara Drama Pernikahan Kisaragi Highland’!~”

Suara pintu masuk yang dikunci pun terdengar keras. Agar aku tak bisa kabur, sialan kau Akihisa! Kau bisa membaca pikiranku!

“Peraturannya sederhana. Kalian hanya perlu menjawab 5 pertanyaan dengan benar agar bisa mengadakan pernikahan mewah! jika kalian bersedia, silakan segera mendaftarkan diri kalian”

Itu adalah masalah besarnya, bodoh!

“Baiklah Tuan Yuuji Sakamoto dan nona Shouko, dipersilakan naik ke atas panggung!”

Si pembawa acara pun menunjuk ke arah kami, sehingga semua pengunjung restoran menatap kami.

“...drama pernikahan...aku akan berjuang!”
“Tenang Shouko. Pernikahan itu harus disetujui kedua belah pihak-OWWWWW! TELINGAKU MAU COPOT! BIARKAN AKU PERGI! BIARKAN SAJA AKU PERGI!”

Aku berusaha menenangkan diriku, bahwa ini cuman drama pernikahan. Tapi aku tetap saja merasa tidak bahagia saat melangkah ke arah panggung.
Dengan 2 pelayan yang mengantar kami, Shouko dan aku pun duduk di kursi yang sudah disiapkan.

“Oke, kuis ‘Acara Drama Pernikahan Kisaragi Highland’ sudah dimulai!”

Diantara aku dan shouko terdapat sebuah tombol besar, sepertinya kami harus memencetnya dulu sebelum menjawab pertanyaan.
Jadi… jika aku menjawabnya dengan benar, aku akan memenangkan acara pernikahan, namun jika aku menjawab beberapa pertanyaan dengan salah, acara pernikahannya akan gagal, bukan? Aku tinggal menjawab pertanyaannya dengan salah.

“Dan pertanyaaan pertama!”

Aku bersiap-siap untuk memencet tombol, cepat, bacakan soal yang kau miliki...

“kapan hari pernikahan Tuan Yuuji Sakamoto dan nona Shouko?”

Aneh! Aku bahkan gak ngerti maksud pertanyaannya!?
—Ding dong!

Sial! Shouko sudah memencet tombolnya duluan. Tapi tenang saja, Shouko gak mungkin bisa menjawab pertanyaan yang gak memiliki jawaban.

“Baik, mari kita dengar jawaban dari Nona Shouko!”
“...setiap hari adalah hari pernikahan kami”
“JANGAN SHOUKO! ITU SANGAT MEMALUKAN!”
“luar biasa! Jawabannya benar!”

Benar!?
Aku langsung menatap ke arah pembawa acara; dia memandangku sekilas saat para hadirin tidak melihat. Sialan! Jadi jawabannya memang tidak pernah ada! Mereka hanya ingin agar kami mengikuti acara pernikahan bohongan!
Baiklah kalau begitu, akan kutunjukan kemampuanku!

“Pertanyan kedua! Dimana acara pernikahannya diselenggarakan?”

—Ding dong!
Dengan secepat kilat aku memencet tomobolnya, aku lalu mendekat kearah mic untuk menjawabnya.
Pertanyaannya bukan masalah, mereka hanya ingin menanyai kami. dan yang penting adalah
Aku harus menjawabnya dengan salah, itu saja!

“Oke, Jawaban dari Tuan Yuuji Sakamoto!”
“Miso ikan rebus!”
“Benar!”
“Apa?”

Bagaimana bisa! Kau kan menanyakan soal lokasi, mana mungkin miso ikan rebus adalah jawabannya!?

“Acara pernikahan kalian akan diadakan didepan hotel Kisaragi, yang biasa disebut dengan ‘miso ikan rebus’.”
“Tunggu! Kau baru saja mengarang nama itu kan!? Menipu juga ada batasnya!”
“Pertanyaan ketiga! Dimana pertama kali kalian bertemu?”

Tidak, mereka tidak mendengarkanku... tapi aku tahu rencana mereka.
Aku harus menjawabnya dengan salah dan memencet tombolnya lebih cepat daripada Shouko-

“...Jangan.”

—Pwoosh.

“AAAAWWWWW!!! MATAKUU! MMMAATTTA KKKUUUUUUUUU!!!”
—Ding dong.

“Oke, apa jawabannya, Nona Shouko?”
“...di Sekolah dasar.”
“Benar! Mereka pertama kali bertemu di sekolah dasar! Dan setelah beberapa kali berkencan, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah hari ini! Benar benar teman yang sangat baik!”

Apa dia tidak melihat mataku dicolok tadi? Sejak kapan hal semacam itu bisa menunjukan bahwa kami berteman baik!?
Kurasa terlalu lamban jika aku menjawabnya setelah soal dibacakan, aku tinggal menjawab pertanyaannya sebelum Shouko menjawab. Jadi-

“Selanjutnya, pertanyaan keempat!”
—Ding dong!

Pertanyaan belum saja dibacakan dan aku sudah memencet tombol. Walaupun aku tak tahu pertanyaannya, tapi aku yakin jika aku menjawab ‘tidak tahu’ jawabanku pasti akan 100% salah.

“Tidak ta—”
“Benar! Sekarang, pertanyaan terakhir!”

WOH! Dia mengabaikan jawabanku! Apa dia memotong ucapanku agar bisa mengabaikanku? Jika aku tidak bisa menjawabnya dengan salah. Kupikir aku akan menyerah-

“Oi~ Apaan nih? Kami juga mau nikah, kenapa hanya mereka yang diperlakukan spesial~”

Seorang penyelamat hidupku telah datang dengan suara yang menjengkelkan.
Semuanya langsung menatap ke arah orang itu, dia berjalan tanpa disuruh ke arah panggung.

“Maaf, tapi ini acara kami. Bisakah kau-“
“AHH? DIAM SAJA KAU! KAMI INI PENGUNJUNG, NGERTI!?”

Dengan lantang cowok berambut coklat kopi itu menantang si pegawai.
Aku hampir ingin mengatakan bahwa mereka Nampak familiar. Jadi mereka ya, pasangan ngeselin yang menganggu orang asing gadungan tadi.

“Kami juga mau ikut drama pernikahan~”
“Ta, tapi, ini-“
“KAN SUDAH KU BILANG KAU AGAR DIAM! KAMI JUGA MAU IKUT KUIS. JIKA MEREKA MENJAWABNYA DENGAN BENAR, MEREKA MENANG. NAMUN JIKA MEREKA MENJAWABNYA SALAH, KAMI MENANG!”
“Bagai, bagaimana mungkin-“

Ia mengabaikan para pekerja yang panic dan merebut sebuah mic.
Ini kesempatan emas! Si pembawa acara mungkin akan mengabaikan jawabanku, tapi dengan adanya dua orang ini.
Aku bisa kabur.
Aku hanya perlu mencegah Shouko menjawab pertanyaan...

“...Yu, Yuuji?”

Aku menahan tangan Shouko diatas meja kontestan. Sekarang, bahkan jarinya gak bisa mencolok mataku lagi. Aku tinggal menjawabnya dengan salah, dan semuanya akan lancar!

“Oke, ini pertanyaannya!”

Si preman ini menarik nafas dan berucap dengan samar.
Ayo cepat, apa pertanyaannya? Tenang, apapun itu, aku pasti bisa menjawabnya dengan salah-

“APA IBUKOTA EROPA?”
“...”

Aku bahkan gak bisa menjawabnya.

“Oi, cepat jawab! Apa kau tidak tahu?”

Aku memang gak tahu jawabannya. Setahuku, Eropa bukanlah sebuah ‘negara’. Gak mungkin banget ngejawab pertanyaan ini.

“...Tuan Yuuji Sakamoto dan nona Shouko, selamat telah memenangkan 'Acara Drama Pernikahan Kisaragi Highlands'!”
“OI, tunnggu! Mereka kan belum jawab! Harusnya kita yang menang, kan?”
“Bagaimana bisa? Apa pembawa acaranya bodoh!?”

Pasangan bodoh itu mulai ribut sendiri, dan acara selesai.
Kupikir Akihisa adalah orang terbodoh di dunia ini... ternyata dunia ini sangat luas.


“Selamat kalian memenangkan acara drama pernikahan ini. Kalian berdua sangat beruntung.”
“...aku sangat senang.”

Ketika kami keluar dari restoran, si orang asing gadung yang membawa tas Shouko berjalan ke arah kami. Yang bener saja, apanya yang beruntung? Kalian sudah merencanakan ini dari awal kan?

“Oh ya, Shouko, apa isi tasmu? Kayaknya besar banget?”
“...bukan apa apa...”

Jawaban Shouko terdengar berat. Emang apa yang terjadi?
Tapi, karena Shouko adalah orang yang membawa stampelku yang berharga, kurasa tak aneh jika ia membawa tas yang cukup besar.

“Nona Shouko, bisa kau ikuti para pekerja ini dan bersiap untuk acara pernikahannya?”

Seorang wanita yang berumur 30+ datang ke arah kami. Ia terlihat seperti professional dalam mendesain gaun pernikahan.

“Hallo, ini pertama kalinya kita bertemu. Aku yang akan bertanggung jawab dibagian gaun untuk gadis ini. Agar acara ini berjalan dengan lancar, tolong izinkan saya memakaikanmu baju hingga nampak seperti pengantin yang cantik.”

Pegawai wanita ini tersenyum kearah Shouko.
Oi oi oi, beneran nih? Kalian meminta ahli agar datang ke sini?
Kisaragi Highland nampaknya tidak begitu peduli soal promosi fasilitas mereka.
Tapi mereka malah peduli di acara drama pernikahan, seolah waktuku habis hanya karena drama pernikahan ini.

“Jadi aku hanya harus menunggu disini?”
“Mohon tunggu sebentar, Tuan Yuuji Sakamoto . kami sudah mendengar perintah dari Tuan Yoshii- enggak, maksudnya, kami sudah menyiapkan sesuatu untukmu.”
“Jangan menyembunyikannya. Apa Akihisa memberimu sebuah perintah?”

Aku memiliki firasat buruk.

“Ya, dia bilang untuk mengutamakan tuan Yuuji Sakamoto terlebih dahulu.”

Dia lalu mengeluarkan alat yang terlihat mirip dengan taser (daya 200,000 volts).

“Karena Tuan Yuuji Sakamoto pasti berencana kabur, dan Tuan Yoshii menyuruh kami agar menggunakan taser ini hingga kau pingsan lalu mengganti bajumu dengan jas calon mempelai pria.

“A, AAAAAKKKKKKIIIIHHHHIIIIIIISSSSSSSSAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!”
“Mohon Tahan sedikit”

Sebelum aku sempat mendengar bunyi bzzt, aku sudah pingsan duluan.


“Dan sekarang, kami akan memulai acara special kami, yaitu Drama Pernikahan! Semua pengunjung dimohon bertepuk tangan!”

Sorakan yang meriah terdengar dari semua sisi. Aku merasa aneh dengan pengunjung yang ada disini, pegunjung yang normal, kan harusnya ga tepuk tangan ketika mendengarnya.

“Tuan Yuuji Sakamoto, Silahkan naik ke atas panggung.”

Bisik si orang asing gadungan.
Bagaimana kalau aku memukulnya dan langsung kabur?

“jika kau menolak, aku akan mengirimkanmu sashimi yang terbuat dari makanan laut busuk dan kol coklat ke rumahku”

Uu! Jika mereka melakukannya, ibuku akan salah kira dan memakan semuanya...

“Aku memang tidak bisa melawanmu... yah, lagipula, itu cuman pernikahan bohongan. Sepertinya tak masalah...”

Aku mengatakannya dengan keras agar si orang asing gadung ini mengira aku akan menyerah.
Mereka pasti ingin agar aku bertukar cincin, membuat janji sumpah, hingga kami ciuman.
Mereka pasti mau menyebarkan kabar ini ke publik. Tapi, kalau publik melihatku jalan sama gadis lain, aku bakal dikira selingkuh. Menyebalkan, tapi rencana mereka lumayan juga. Tapi mereka tidak berpikir soal foto hak cipta, dan perusahaan saingan lainnya.
Aku tinggal harus kabur sebelum mengucapkan sumpah janji, kalau bisa agar semua orang melihatnya.
Mungkin aku bisa pura pura sakit... mereka pasti akan menyudahi acaranya jika sakitku parah.
Semoga aku bisa cepat kabur dari sini, jadi aku tidak perlu memikirkan yang lain lain.

“Tuan Yuuji Sakamoto, dimohon naik ke atas panggung”
“Oke oke.”

Dong dong dong, perlahan lahan aku menaiki tangga. Dan sampai di panggung, ada sebuah pemandangan yang membuatku pusing.

“Oi, gak mungkin... apa apaan ini!?”

Didepanku ada banyak sekali lampu dan penonton, mirip banget kayak di konser.
Semua ada, minuman, pesta dansa, asap boongan, sudah disiapkan. Dan ada pencahayaan yang terang di segala arah.

“Dan, penjelasan singkat tentang calon mempelai pria-“

Oh? Penjelasan mengenai diriku? Prosesnya Tidak begitu beda dari pernikahan beneran. Aku mulai membayangkan, dia akan menceritakan detail tempat. Acara kuis tadi. Sepertinya mereka akan menceritakan banyak hal yang diberitahu oleh Akihisa-

“—kita lewati saja.”

Itu sangat menghina!

“Haiz! Kita tak perlu penjelasan mengenainya.”
“kita juga tak tertarik soal itu~”
“yang perlu kita tahu, bahwa ada orang yang tak berguna berdiri di tempat pernikahan kami.”
“benar~”

Terdengar bunyi kehebohan dari bangku depan.
Dari suaranya…jadi itu pasangan badoh yang tadi nyelonong masuk ke acara kuis. Mereka ada di barisan paling depan, dan berteriak gak jelas. Etika mereka sama buruknya dengan penampilan mereka.

“…agar tidak menganggu tamu lain, bisakah kalian yang ada dibawah, diam untuk mencegah keributan?”
“Mereka ngomongin kita?”
“Tidak akan, kita itu pengunjung!”
“kau benar~”
“Hhem, walaupun mereka ngomongin kita, cuekin saja. Yang terpenting adalah kita tidak puas dengan falisitas mereka. Benarkan? Bukankah itu lebih penting?”
“benar sekali, benar sekali! Kau hebat, Ryouta!”
Mereka terus berteriak dengan suara keras tanpa kendali.
Si pembuat acara pasti ingin menyingkirkan orang orang ini,tapi mereka malah semakin susah untuk diatur.
Ini adalah acara promosi, percuma saja jika ada kabar negatif nantinya.
Jadi Mereka cuman bisa cuek saja.
“dan sekarang, calon mempelai wanita”
Suaranya diperkeras, dan semua lampu dimatikan. Sebuah asap buatan muncul di lantai, bener bener seperti acara pernikahan.
—Haha, ini akan memalukan jika baju yang Shouko pakai nampak jelek!
Mungkin aku akan kabur nanti saja. Aku mau melihat Shouko yang sedang memakai gaun pengantin.
Aku pun diam disini. Sebelum semuanya gelap, mataku melihat lampu sorot yang dinyalakan.

“Dipersilahkan sambutan yang meriah untuk, Nona Shouko Kirishima!”

Usai ia bicara, beberapa lampu pun dinyalakan lagi.
Perlahan lahan kegelagapan disini menjadi cahaya, seolah mereka nyuruh orang orang menutup mata mereka.
Saat kubuka mataku. Aku melihat seseorang yang berdiri kaku.
Baru pertama kalinya kulihat teman masa kecilku seperti ini, aku tidak percaya dengan apa yang kulihat.
Dia seperti pengantin beneran, berdiri dengan elegan disana. Siapa... dia?

“…cantiknya.”

Terdengar orang yang mengatakannya, seolah ia benar benar terkagum. Aku tidak tahu, siapa yang bilang itu, tapi suara itu terdengar begitu saja.
Mungkin karna gaun putih itu nampak indah. Roknya yang panjang pun menyentuh lantai, seolah tidak ada noda sama sekali disana.

“…Yuuji…”

Wajah seseorang dibalik gaun pengantin itu nampaknya tidak begitu yakin akan penampilannya kali ini. Dan ada sebuah buket bunga yang sedikit bergoyang di tangannya di depan dadanya.

“apa kau, Shouko…?”
“…Nn.”

Otakku mulai kacau dan tiba tiba melontarkan pertanyaan seperti itu. Aku harusnya tahu, kali ini ia berubah drastis. Melihatku yang gugup, Shouko mulai bertanya sambil malu malu.

“…Apa …aku, terlihat seperti pengantin?...?”

Mungkin karena ia terlihat berbeda, atau karena suasana atau karena hal hal lainnya; aku langsung menjawabnya tanpa berpikir.

“—Em, tak apa paling gak kamu gak terlihat seperti pengantin pria.”

Aku cepat cepat mengucapkannya, dan memutuskan untuk tidak berkata ‘gaun itu gak cocok sama kamu’ , karena mungkin itu akan membuat Shouko muram. Jadi aku lebih baik mengucapkan ‘kamu gak terlihat seperti pengantin pria’, paling gak aku tahu apa yang kuucapkan.

“…Yuuji…”

Shouko memanggilku dengan pelan sambil memeluk buket bunga itu.
Dan, dia Nampak terkagum karena saat ini ia adalah pusat perhatian semua.

“Oi, oi, Shouko…?”

Kenapa? Dia Nampak aneh, apa jawabanku tadi aneh?
Apa aku harus mendatanginya? Aku sedikit merasa ragu sama apa yang kubilang tadi, Shouko lalu berkata,

“…aku sangat senang …”

Ia menundukan kepalanya dan menutupinya dengan bunga. Dia tidak bisa berkata kata lagi dan hanya bisa membuat semua orang terdiam disana.

“apa, apa yang terjadi? Apa si mempelai wanitanya nangis?”

Terdengarlah suara pembawa acara lagi.
Apa dia memang mau nangis? Aku baru sadar ia menundukan wajahnya dan pundaknya nampak bergetar- Shouko diam diam menangis di hadapanku.

“Oi, Shouko, apa yang…”

Tudung dan buket bunga itu menghalangiku untuk melihat wajahnya. Kenapa dia nangis?
Para penonton yang terdiam tiba tiba mulai berbisik keras, lalu suara Shouko pun mulai terdengar,

“…karena…ini adalah mimpiku selama ini …”

Aku dapat mendengar suara yang serak.

“sebuah mimpi, hah?”
“…sejak kita kecil, aku selalu bermimpi ingin menjadi pengantin Yuuji… aku selalu menginginkannya… memiliki pernikahan yang hanya dimilki kita berdua… tapi, aku merasa tak mungkin melakukannya sendiri, padahal itu mimpiku sendiri…”

Shouko berusaha berbicara senormal mungkin, yang membuatku merasa aneh.
Karena ‘insiden itu’ yang menimpa kita waktu kecil lah, yang membuat Shouko memiliki perasaan spesial kepadaku.
Perasaan itu semata mata hanya kesalah pahaman – tapi kenapa harus orang ini yang masih teguh pada perasaanya.

“…jadi…aku merasa sangat senang …karena bisa melakukan hal ini dengan Yuuji…”

Ia mengatakannya hingga ia tak bisa berbicara lagi, air matanya bercucuran sangat banyak perlahan.
Saat ini, suara orang yang menghembuskan nafas pun dapat terdengar. Apakah para penonton merasa tersentuh? Beberapa kelenjar air mata orang-orang ini sangat lemah.

“jadi sebenarnya dia menangis karena terharu! Pengantin kami masih saja focus seperti sebelumnya.”
“Apa ucapan si mempelai pria mengenai mempelai wanita?”

Aku harus ngomong apa? Apa aku harus menjawabnya? Kupikir, aku hanya akan membenarkan pemikiran Shouko yang salah.
Ngomong ngomong soal itu, aku bahkan tak bisa berbicara sepatah kata.

“Shouko, aku—”
“Ah~ ah~ sangat membosankan~”

Baru saja aku berhasil ngomong, terdengarlah suara keras dari barisan penonton. Dengan cepat aku menutup mulutku. Aku tak tahu apa yang terjadi, mungkin aku hanya pusing. Mungkin itu adalah cara tuhan untuk mencegahku melanjutkan omonganku.

“acara yang membosankan~ mari lupakan saja, apa disini tak ada pertunjukan atau semacamnya~?”
“benar~ kami gak peduli sama kisah cintamu.”

Orang yang menyelamatkanku adalah idiot. Suaranya terdengar jelas diantara keheningan.

“ngomong ngomong, apaan tuh ‘menjadi pengantinmu adalah keinginanku? Atau apalah itu? Yang bener aja? Apa ada orang yang menyuruhmu ngomong begitu? Siapa tuh orang bodoh? Ini benar benar menjijikan!”
“kalian sedang pura pura? Kita enggak mau ngabisin waktu kita hanya buat orang seperti mu~ apa cewek itu gila? Bagaimanapun, tadi itu sangat menggelikan~”
“sudah kuduga! Ini adalah acara komedi kan? Memang, siapa sih di dunia ini yang punya mimpi se menjijikan itu!?”
“Eh~ tadi itu komedi? Bener bener lucu~”

Mereka berdua terus menerus mengejek Shouko, tapi-

“APA KAU BILANG!? COBA UCAPKAN LAGI KALAU BERANI!!”
“AH, AKIHISA-KUN, TENANGLAH! KAU AKAN MENGACAUKAN ACARA INI!”

Teriakan amarah terdengar dari pembawa acara, dan suara kekerasan terdengar dari belakang panggung. nampaknya ada orang bodoh yang tak bisa mengontrol emosinya. Kemana dia memuntahkan amarahnya? Aku menoleh, dan melihat pasangan yang ada dibawah panggung.
Tapi yang kulihat hanyalah sekilas-

“Di-dimana pengantin wanitanya? Kemana dia?”
Shouko menghilang dari panggung. Yang tersisa hanya jubbah pengantin dan sebuket bunga.

“..hahh, aku memang tak bisa mengerti.”

Aku mengambil jubah yang ia taruh di lantai.
Jubah yang harusnya selembut itu, terasa berat, karena tercampur dengan air mata Shouko.

“Kirishima-san? Shouko Kirishima -san? Para penonton, dimohon sekali untuk mencari sang pengantin wanita!”

Para pekerja kini Nampak sangat khawatir.
Hm, mereka mungkin akan mengakhiri acara ini. Sekarang acara itu berakhir hanya sebagai kesalahan. Orang orang yang berwajah pucat dari Kisaragi Highland mulai mendatangiku

“Tuan, Tuan Sakamoto! Tolong bantu kami untuk mencari sang pengantin!”

Salah satu pekerja mendatangiku, untuk menanyakan soal Shouko yang kabur.

“Tidak, aku mau pergi. Menyusahkan sekali, aku mau ke toilet.”
“Eh? Tu-tunggu sebentar Tuan Sakamoto!”

Aku berbalik dan meninggalkan karyawan yang berteriak di belakangku, ia cuman bisa pasrah karena aku tak mau membantunya. Yang bener aja, kalau kamu masih punya waktu untuk bertanya, berarti kau bisa mencari sendiri kan? Juga lebih cepat?
Aku meninggalkan keramaian, 5 menit setelah aku pergi, aku menemukan target. Baguslah.
Mereka belum pergi terlalu jauh.

“Astaga, tadi itu lucuuu sekali~”
“Yah, aku selalu... bermimpi untuk menikahimu- bukankah seperti itu? Apa aku terdengar mirip dengannya? Tidakkah itu manis?”
“Ahh, memang mirip. Tapi itu menjijikan! Tidak ada hal manis didalamnya!?”
“Ya~”

Usai menemukannya. Aku hanya perlu untuk membereskannya.
Perlahan lahan aku berjalan kearah mereka dari arah belakang.

“Oi, kalian berdua.”
“Ahhh, siapa tuh!?”

Si cowok yang berambut cokelat kopi itu menghadap ke arahku.
Sebenarnya merekalah yang menyelamatkanku dari hidup kematian. Harusnya aku berterimakasih.

“Ryouta, bukankah dia yang memainkan si pemeran pengantin pria?”
“memang benar. APA MAU MU, DASAR PENGANTIN PALSU, CEPAT KATAKAN!”

Lelaki itu berjalan kearahku sambil mengancam.

“Oh sebenarnya, tidak begitu banyak yang ingin kukatakan-”

Aku melepas jas dan dasiku. Aku sangat merasa panas, walaupun tidak melakukan apa apa.

“—ayo bicara dengan sedikit kata.”


“Yo, kau membuatku menunggu lama.”
“...Yuuji.”

Aku menunggu Shouko di depan hotel Kisaragi Highland, akhirnya dia muncul juga sambil nunduk.

“Oke, ayo kita pulang.”

Aku membawakan tas Shouko yang besar, yang tadi dibawakan sama orang asing gadungan. Kami pun berjalan perlahan ke stasiun kereta.

“...”

Shouko mengikutiku di belakang dan diam saja.
Kami berjalan dengan hening. Di jalan kecil saat matahari mulai Nampak terbenam.
Aku tidak menyadari seberapa lama kami berjalan, namun suasanannya sangatlah tenang,
Shouko akhirnya berbicara dengan lirih.

“...Yuuji.”
“...apa?”
“...apakah mimpiku...aneh?”

Dia pasti masih merasa tersinggung karena kejadian tadi.
Shouko berhenti berjalan sambil menyembunyikan wajahnya, aku bahkan tidak bisa melihat ekspresinya.

“Mungkin, karena itu bukan mimpi yang biasa.”

Aku berpikir dulu sebelum menjawabnya, agar ia tidak merasa tersinggung.

“...”

Shouko pun terdiam lagi.
Aku menjawabnya, karena selama 7 tahun ; dia bermimpi untuk terus bersamaku. Tapi mimpinya itu malah diejek dan dihina oleh banyak sekali orang. Aku bahkan tidak bisa membayangkan Sakit yang ia rasakan.
Walau begitu, aku sama sekali tak berniat membohonginya hanya supaya ia merasa tenang.

“Aku akan mengatakannya kali ini dengan jelas, perasaanmu kepadaku itu adalah salah.”

Yang terjadi pada kami saat 7 tahun yang lalu lah yang membuat Shouko jatuh cinta kepadaku. Hingga sekarang, akupun masih menyesali kejadian itu. Seandainya aku dapat mengubah kejadian itu sedikit saja mungkin tidak akan berakhir seperti ini.
Karena itulah, Shouko menghabiskan waktunya demi orang payah sepertiku.
Jadi, aku harus memberitahunya bahwa ‘kau itu-salah’ agar ia berhenti melakukan hal yang tak berguna.

“...Yuuji...”

Shouko menghembuskan nafasnya. Mungkin ini terasa seperti tamparan untuknya.

“Tapi-”

Tetapi aku tak boleh membuatnya sakit hati untuk mengatakannya. Mengatakan tentang kesalahan pada perasaanya selama ini, tapi juga bisa mengatakan bahwa apa yang ia lakukan selama ini pantas untuk dibanggakan.
Aku harus menjelaskan padanya. Dia benar benar salah, kesalahan dalam tujuan hidupnya. Dan memang, mimpinya itu sebenarnya tak salah, dan tidaklah aneh.

“—tapi, aku tidak akan menertawakan mimpimu. Mimpimu itu sangatlah luar biasa, yaitu untuk tidak kehilangan seseorang yang kau cinta. Jadi kau harus yakin pada mimpimu.”

Aku merangkai kata kata itu dari apa yang Shouko ucapkan tadi saat di ruangan aula, ketika ia menundukan kepalanya.

“Bagaimana juga, kau tidak boleh salah dalam memilih orang tersebut.”

Merasakan drama pernikahan, seharusnya ia tidak mendapatkan kesan seburuk ini, kan?

“...ini...adalah hiasan kepala...yang ku ambil tadi...”

Shouko menerima hiasan putih itu sambil memandangku dengan kaget.
Melihatnya yang seperti itu, aku jadi merasa aneh dan mengalihkan pandangan.
Ah, sekarang aku ingat, aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadanya lagi.

“Selain itu, Shouko—”

Aku menatap ke arah matahari yang terbenam dengan perlahan-

“—bekal buatanmu enak.”

Aku mengembalikan tasnya yang sudah terasa ringan.

“...Ah...bekalku. Yuuji, apa kau...sudah mengetahuinya...?”
“Oke, ayo buruan pulang. Nanti orang akan mengira yang aneh aneh jika kita pulang terlalu Lama.”
“...Yuuji.”
“Terutama ibuku, dia pasti tidak akan percaya walau aku menjelaskanny-“
“Yuuji!”

Ia pun berbicara dengan keras, mendengarnya yang jarang seperti itu, aku langsung berhenti bicara.

“Apa?”

Aku menjawabnya dengan tenang,
Dan menoleh ke arahnya, di antara matahari yang terbenam kejinggaan ini, aku melihat seorang gadis yang sedang mengangkat kepalanya-

“Perasaanku selama ini tidak pernah salah!”

Dan tersenyum kearahku dengan sangat indah.


“Yo, Akihisa.”
“Hm? Pagi, Yuuji, ada apa?”
“Kau kah orang sedang mengangkat telpon waktu di Kisaragi Highland, hah?”
“Hahaha, kamu ini bicara apa? Aku kan seharian bermain game kemarin, bagaimana mungkin aku bisa berada di Kisaragi Highlands?”
“...Oh ya? Terserah, bersikaplah seolah kau tidak tau apa apa.”
“Ap, apa maksudmu? Itu aneh tahu~”
“Oh yah, selain itu aku punya hadiah untukmu.”
“Eh? Apaan tuh?”
“Ini tiket untuk dua-orang, tiket menonton bioskop film cinta yang kini sedang naik daun. Jadi, KALAU ADA ‘ORANG YANG KAU SUKA’, AJAK DIA PERGI.”

Dengan sengaja aku tiba tiba menaikkan suaraku, agar seluruh kelas dapat mendengarku.

“Tiket untuk dua-orang? Uu-bahkan kalau kau memberiku ini, aku tidak tahu mau ngajak siapa.”
“baiklah kalau begitu.”

Aku memasukan tiket itu ke tangan Akhisa, dan berlalu.

“Ah, Aki! Aku mau nonton bioskop akhir minggu nanti~”
“Ah, Akihisa-kun! Kebetulan sekali kamu mau nonton film yang kusuka!”
“Eh? Kenapa? Apa kalian memiliki maksud tersembunyi untuk membunuhku? Aku cuman mau gadai tiket ini biar aku dapat uang buat makan- AWWWWW! KAU BARU SAJA MENARIKNYA! MENARIK BEBERAPA BAGIAN TUBUHKU YANG SANGAT PENTING!!!”

Seperti yang kuduga, terdengarlah tangisan yang mendalam karena rasa sakit dari belakang.
Yang bener aja... siapa suruh mulai duluan, dasar bodoh.

Cerita Sex Mini Tsuchiya dan Kudou>>

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]