Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 9 : Soal Pertama
Baka to test vol 9 soal pertama
"...Yuuji."
"Apa?"
"...Kita kemarin tinggal bersama, tapi
rasanya tidak ada yang berbeda."
"Ya wajar saja. Coba pikirkan, bukan satu
atau dua kali aku disekap dan diikat dan diculik ke rumahmu. Ga ada yang
beda."
"...Jadi mulai sekarang dan seterusnya, aku
akan tinggal di rumahmu."
"Oke. Aku akan ke rumahmu kalau
begitu."
"...Yuuji, kamu mau pakai pakaianku ketika
di rumahku?"
"Tunggu dulu. Biar kuambil dulu baju
ganti."
"???...Di rumahku ada banyak kaos
kaki."
"KENAPA KAOS KAKI!? SETIDAKNYA ADA CELANA
DAN BOXER, YA KAN?"
"...Aku tidak keberatan memakai celana
dalam dan bra Yuuji."
"AKU YANG KEBERATAN! DAN AKU TIDAK PUNYA
BRA!"
"...Kamu tidak pakai dalaman, Yuuji?"
"AKU PAKAI BAWAH! TAPI TIDAK BAGIAN
ATAS!"
"...Mana?"
"INI BUKAN WAKTUNYA TANYA DI MANA! JANGAN
SEENAKNYA MEMBUKA CELANAKU!"
"... Sebagai teman masa kecil, aku punya
tugas memeriksa pertumbuhanmu, Yuuji."
"TIDAK ADA YANG NAMANYA MEMERIKSA
PERTUMBUHAN!? KALAU KAMU TIDAK MEMBUKA BAJUKU DAN MEMERIKSA SETIAP HARI, ITU
SAMA SAJA PERCUMA--"
"..."
"Oi, tunggu dulu. Kenapa kamu diam
saja?"
"...Kelas F akan melanjutkan perang
syokanju?"
"Kenapa tiba-tiba ganti topik."
"...Apa kamu bisa mengalahkan Kelas
C?"
"Hah...! Seperti biasa, kalau topiknya
tidak merugikan, kamu pura-pura tidak dengar..."
"...Bahkan bagi suami istri, ada beberapa
hal yang tidak bisa dibicarakan."
"KITA BUKAN SUAMI ISTRI, ah terlalu malas
buat membalas..."
"...Jadi, bagaimana?"
"Hm? Perang syokanju?"
"...Un."
"Bukan soal bisa atau tidak, tapi harus
menang. Kelas F tidak boleh kalah."
"...Berusahalah. Kalau kamu, Yuuji, kamu
pasti akan menang."
"Oh, thanks - ngomong-ngomong, meski kamu
mendukung kami, kamu tahu tujuan akhir kami, kan?"
"...Kamu mengincar Kelas A, ya kan?"
"Tentu saja, kami pasti menang kali
ini."
"...Benarkah?"
"Jadi bersabarlah. Kami tidak akan
ragu-ragu."
"...Tidak masalah, tapi-"
"Tapi apa?"
"-Yuuji, kamu tahu apa yang terjadi jika
sekali lagi kamu kalah, ya kan?"
"...haha, kakiku mulai gemetar... Inikah
yang namanya aura samurai?"
"...Kalau kamu kalah lagi,
bersiaplah."
"Ugh...! A, aku tidak akan kalah!"
"...Jadi kamu harus berusaha mengalahkan
Kelas C."
"Jantungku terasa berdebar kecang... Yah,
aku akan berjuang. Harapan kami adalah menang."
"...Aku akan mendukung perangmu melawan
Kelas C."
"Oke, thanks."
"-Ngomong-ngomong, Shouko, soal memeriksa
pertumbuhan."
"...Aku piket hari ini."
"OOOOOIIII!!! APA BENERAN KAMU MEMERIKSANYA
SETIAP HARI!!??"
Soal Pertama
Bcalah paragraf dibawah ini dan jawab
pertanyaannya:
Andy: “I’m sorry about being late.”
Mary: “Was there anything?”
Andy: “I guided the man.”
Mary: “Was there a stray child.”
Andy: “No. There was an old man who had come to
this town for the first time.”
Mary: “I see
Jelaskan kenapa Andy terlambat.
Jawaban Himeji Mizuki:
Karena dia pergi mengantarkan orang tua yang
tersesat.
Komentar Guru:
Benar sekali. Andy bilang dia terlambat karena
menolong orang tua yang dayang ke kota ini untuj pertama kalinya. Semuanya
harus ingat untuk selalu menolong orang yang butuh pertolongan.
Jawaban Tsuchiya Kouta:
Karena dia harus menolong wanita hamil yang
ingin melahirkan.
Komentar Guru:
Sayangnya, tidak ada yang menyebutkan wanita
hamil.
Jawaban Yoshii Akihisa:
Karena dia menolong pria tua yang ingin
melahirkan.
Komentar Guru:
Sensei bingung, kenapa kamu seenaknya membuat
cerita yang tidak masuk akal.
***
"Pagi, Yuuji."
Setelah berpisah dengan Shouko di gedung sekolah
baru, aku berjalan menyusuri lorong gedung sekolah lama dan mendengar suara
yang familiar.
"Oh, Hideyoshi, pagi."
Aku berbalik dan menemukan salah seorang teman
sekelasku - Kinoshita Hideyoshi.
"Cuaca hari ini sangat cerah ya."
Hideyoshi menyipitkan matanya ketika melihat ke
luar. Sejujurnya, wajahnya itu terlihat seperti perempuan setiap kali aku
melihatnya, tapi dia adalah asli laki-laki. Meski begitu, akhir-akhir
ini aku selalu mempertanyakan apakah dia benar laki-laki atau ternyata
perempuan.
"...Entah kenapa aku punya firasat harga
diriku baru saja hancur berkeping-keping..."
"Palingan cuma imajinasimu. Kamu pasti
kelelahan, ya kan?"
"Hmmmm... Iya kah?"
Firasat yang sangat tajam untuk hal yang sepele,
itu pasti bakat khusus milik perempuan.
"Ngomong-ngomong, kemarin itu kacau
banget."
Hideyoshi tersenyum canggung ketika mengatakan
itu. Kejadian apa yang dia maksud kacau? Pernyataan cinta yang menyebabkan
seluruh murid Kelas F cemburu dan menggila bahkan menyebabkan peristiwa
berantai yang mengerikan, bagiku itu yang paling mengerikan.
"Yah, bencana tetap bencana, tapi aku sudah
terbiasa dikejar-kejar."
"Tapi..."
Mau bagaimana lagi, aku sudah terbiasa.
"Dari pada mengkhawatirkan apa kita akan
dikejar atau tidak, aku lebih khawatir dengan perang syokanju hari ini.
Kekuatan tempur kita diperas habis kemarin."
"Itu karena kelas kita kemarin yang
mulai."
Gara-gara ini, kekuatan tempur kita yang sudah
sangat kecil jadi lebih kecil. Lawan adalah Kelas C, dan kita sudah kekurangan
banyak. Tentu saja, semua orang pasti tahu kalau ini tidak menguntungkan bagi
kami.
"Kita harus bertahan untuk menang hari
ini."
"Bertahan? Apa maksudnya?"
"Perkiraanku kita harus bertahan di
pertengahan pertama, jadi kita akan melancarkan serangan besar yang membuat
kita harus mengisi ulang nilai kita."
"Terus mengisi ulang nilai dengan cepat...
Itu membutuhkan motivasi dan konsentrasi tinggi."
Kata-katanya sih isi ulang, tapi sebenarnya itu
adalah ujian, jadi itu akan memeras otak dan tubuh. Aku harus mencari cara untuk
menyemangati dan memotivasi semua orang.
"Oh iya, Hideyoshi. Nilai mata pelajaran
karya sastramu lumayan tinggi."
"Ah, iya. Drama kami selanjutnya adalah
cerita Genji-"
Di saat kami sedang ngobrol sambil menaiki
tangga lalu melihat ke depan kelas.
"Eh? Bukannya itu Muttsurini?"
"Oh iya."
Kami melihat teman sekelas kami, Tsuchiya Kouta,
alias Muttsurini, mau masuk ke kelas.
Dia orang yang sangat haus dengan hal-hal mesum,
dan master dari mata pelajaran pendidikan kesehatan yang bahkan mengalahkan
nilai guru pendidikan kesehatan. Meski total nilai dia rendah, dia rekan yang
sangat dapat diandalkan dengan mata pelajaran keahliannya.
"Aku akan membuatnya bekerja keras hari
ini."
"Ya, tidak ada yang bisa mengalahkan
Muttsurini di pendidikan kesehatan."
"Pagi, Muttsurini."
Kata Hideyoshi sambil menepuk bahunya.
"..."
Tapi Muttsurini tidak merespon sama sekali...
Huh?
"Ada apa? Apa sesuatu-"
Terjadi? Begitu ingin kukatakan itu,
"....(crooooooooot)"
Muttsurini menyemburkan darah begitu banyak dari
hidungnya.
"KEKUATAN TEMPUR TERBESAR KITA-!?"
APA? APA YANG TERJADI? APA DIA DIRACUNI? APA INI
JEBAKAN?
"SIALAN! SIAPA YANG MEMBUNUH MUTTSURINI!?"
Aku langkahi mayat Muttsurini. "...jangan
injak... aku..." Dan masuk ke kelas.
"A, aaa, Minami-chan, sebaiknya
kamu..."
"(Remas remas remas) Besar~. Apa yang kamu
makan sampai mereka besar seperti ini?"
"Cuma nasi biasa."
Aku melihat Shimada sedang meremas dada Himeji.
"...Kalian berdua, apa yang kalian lakukan
pagi-pagi begini..."
"Ah, pagi, Sakamoto."
"Selamat pagi, Sakamoto-kun."
Akhirnya Shimada dan Himeji menyadari kedatangan
kami dan menyapaku... Apa ini alasan Muttsurini pingsan...
"Apa yang kami lakukan? Cuma bercanda
sebentar."
"Candaan kalian membuat rekan kita
sekarat..."
"Meski begitu, tidak pantas juga kamu
menginjak temanmu seperti itu."
Dasar, sangat berbahaya memberikan Muttsurini
stimulus seperti itu.
"Lalu, kenapa kamu bercanda sampai
segitunya?"
"Nn~ tidak ada."
Kata Shimada sambil menoleh ke meja Himeji.
"Mizuki sudah belajar serius dari semenjak
datang ke sekolah, jadi aku ingin bantu dia relax."
"Aku senang kamu sangat peduli, tapi
sebaiknya lakukan dengan cara lain..."
Setelah kulihat, meja Himeji dipenuhi buku paket
dan soal. Begitu, jadi dia sudah bekerja keras dari pagi. Sebagai ketua kelas,
aku sangat bersemangat melihatnya.
"Maaf, Himeji. Aku bersyukur kamu sangat
bekerja keras."
Dari kelompok belajar sebelumnya, aku tahu kalau
Himeji bukan anak jenius dari lahir, tapi semua berkat kerja kerasnya. Perilaku
kerja kerasnya selalu memotivasi orang di sekitarnya. Dan dengan wajah
cantiknya, semua orang (meski kebanyakan adalah orang berengsek) akan bekerja
keras tanpa mengeluh.
"Aku akan bekerja sangat keras hari
ini."
Dan juga, aku tidak tahu apakah berkat Shimada
yang khawatir atau karena tidak mempedulikannya, tapi Himeji terlihat tidak
memaksakan dirinya dan penuh semangat. Merasa tegang tanpa memaksakan diri adalah
kondisi bertarung yang terbaik.
"Maaf, Himeji. -Woi, kalian semua. Kalau
kalian punya waktu, bersiaplah buat ujian isi ulang seperti Himeji. Nilai kita
sama sekali tidak cukup untuk menang."
"""Mengerti-!!!"""
Aku bisa memanfaatkan Himeji untuk menyemangati
semua orang. Akan tetapi, tidak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk
mengatakan 'belajar sana' ke seluruh teman sekelasku...
***
20 menit setelah percakapan itu, masih ada 10
menit sebelum kelas dimulai.
Ketika aku memeriksa buku absen kelas, aku
tiba-tiba tersadar akan sesuatu.
"Ngomong-ngomong, Akihisa belum
datang."
"Akihisa? Sepertinya begitu."
Hideyoshi yang sedang duduk dan belajar di
sampingku , mendengar gumaman ku dan mengangkat kepalanya sebelum menjawab.
Hampir semua orang sudah datang kecuali si
goblok itu. Tidak peduli di hari-hari biasa, tapi dia seharusnya datang lebih awal di
hari perang Syokanju untuk bersiap-siap bertarung.
"Mungkin dia kesiangan."
Shimada bergabung ke percakapan begitu mendengar
nama Akihisa.
"Kesiangan... Apa benar, Himeji?"
Aku tanya ke Himeji yang sedang belajar di
dekatku. Mendengar itu Shimada menahan nafas.
"Tidak, dia tidak kesiangan-"
"...Jadi benar, kamu tinggal bersama Aki,
ya, Mizuki? Hei, Mizuki, ceritakan padaku."
"Wow, woa, tenang, Shimada, tenang. Ada
kakaknya Akihisa di rumah, dan ini Akihisa. Mana mungkin dia berani melakukan
sesuatu."
"Yah, benar juga sih..."
Hideyoshi menenangkan Shimada. Kerja bagus
Hideyoshi. Kalau kita membahas topik merepotkan itu dan menimbulkan keributan
seperti kemarin lagi, situasi bakalan makin sulit dikendalikan.
"Emm... Akihisa-kun sepertinya kena
demam... Jadi dia harus istirahat hari ini."
"Eh? Aki demam?"
"Serius?"
"Ya."
Akihisa melewatkan perang syokanju karena demam?
"Aku pikir si idiot itu nggak bakalan
melewatkan perang syokanju cuma gara-gara demam."
"...Aku setuju."
Muttsurini mendatangi kami dan mengangguk
setuju.
Tubuh orang itu lumayan kuat karena biasanya dia
cuma makan biji-bijian, apalagi hari ini ada perang syokanju. aku tidak bisa
membayangkan si idiot itu akan bolos sekolah ketika ada hari yang sangat
penting untuk melangkah ke atas.
"Aku rasa setidaknya dia akan mengirim
pesan ke Yuuji kalau seperti itu."
Seperti kata Hideyoshi, kalau dia tidak bisa
datang, setidaknya dia akan menelponku dan mengatakan sesuatu seperti 'kamu
harus menang meski harus mati'. Apa dia kehilangan kesadaran sampai tidak bisa
kirim pesan? Tapi karena Himeji, yang tinggal bersamanya, datang ke sekolah,
itu pasti tidak parah. Kalau memang sudah kritis, Himeji pasti bakalan minta
izin dan menemani Akihisa.
Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan yang tersisa.
"Si goblok itu... Sudah kubilang
berkali-kali hati-hati kalau makan..."
"Dia tidak bisa menolak... Kasihan..."
"...Mari kita doakan dia
bersama-sama."
Jadi alasannya pasti karena masakan Himeji. Itu
lebih meyakinkan dibanding demam.
"Tapi kekuatan Akihisa adalah 'tidak ada
yang berkurang meski dia tidak ada. Jadi tidak masalah."
"Aku merasa itu sama seperti 'meski dia
ada, dia sama sekali tidak berguna..."
Itu yang ingin kukatakan.
Sejujurnya, jika kita tidak membahas kekuatan
tempur dia, kemampuan menghindar syokanju miliknya sangat sangat berguna.
Meski dia idiot, jika dia tidak ada, kesempatan menang kami juga terpengaruh... Tapi tidak perlu mengatakan itu dan membuat
cemas semua orang.
Kulihat ke sekeliling kelas dan melihat semua
orang di sini kecuali Akihisa. Masih ada waktu sebelum kelas mulai.
Sekali lagi kulihat ke sekeliling kelas dan
berjalan ke mimbar.
"Oke, kita akan mulai rapat strategi
kita!"
Semua menjadi berisik ketika mendengar ini.
Perang Syokanju akan dimulai jam 9. Tidak banyak
waktu, jadi aku akan jelaskan dengan singkat.
"Poin terpenting kita hari ini adalah ujian
isi ulang. Kita harus mendapatkan kembali nilai kita yang berkurang
kemarin."
Jebakan dari ketua Kelas C, Koyama, membuat
semua murid Kelas C mengamuk, dan begitu banyak mengurangi kekuatan tempur kami
sebagai hasilnya. Kelas F sudah sangat lemah dibandingkan Kelas C, dan kita
malah kekurangan nilai akibat pertikaian. Sekarang, perbedaan kekuatan kami
sangat jauh.
"Tapi bukankah perbedaan kita dengan Kelas
C sangat lebar jika kita terus mengisi ulang?"
Shimada mengangkat tangannya dan bertanya.
Memang benar kalau semua orang bakalan kelelahan seperti katanya, perbedaan
nilai antar kedua sisi akan semakin melebar, dan alasannya adalah nilai
maksimal lawan jauh di atas kami... Akan tetapi,
"Bukan itu masalahnya. Lawan sudah selesai
isi ulang."
Ketika Kelas F sedang bertikai, Kelas C
berkumpul kembali. Ini adalah keputusan yang sangat berhati-hati di
tengah-tengah kekacauan. Meski sebagian dari kami ada yang isi ulang, kami
masih bertikai, dan mereka, yang memiliki keuntungan dari awal, memiliki
perbandingan yang sangat berbeda dari kami dalam segi kelelahan. Dengan kata
lain, ujian isi ulang hanya akan memperlebar perbedaan bukan memperkecil
"Lalu, apa rencana dasarnya?"
Tanya Hideyoshi. Semua orang di kelas sepertinya
ingin mendengar rencana utama ketimbang detailnya.
"Kemungkinan musuh akan mulai menyerang
dari sini, dan kita tidak akan punya kesempatan untuk memang dengan nilai kita
yang sangat tipis. Maka dari itu, kita akan memperkuat ruangan Kelas F. Kita
akan mempertahankan kedua pintu masuk Kelas F, menjadikannya titip pertarungan
dan menunggu mereka yang sedang isi ulang di dalam kelas selesai."
Begitu isi ulang mereka selesai, Kelas C akan
makin gencar menyerang kami sebelum kami bisa bertindak - mungkin tidak separah
itu, tapi mereka akan memaksa kami tetap di dalam kelas dan membuat kami tidak
bisa berbuat apa-apa. Dilihat dari bagaimana ketua kelas lawan bertindak, sepertinya
lawan sangat waspada dengan kami. Ketahuan sekali kalau mereka ingin
mempersempit ruang gerak kami.
"Kita kehilangan banyak poin, dan
kekurangan lebih banyak orang. Kita tidak akan punya kesempatan menang jika
lawan menggunakan strategi 'mundur begitu melemah'."
Dalam hal jumlah, kami masih punya sekitar 30
orang (sebagai catatan, jumlah total murid ada 50 orang), tapi lawan ada 40-an
lebih, jadi perbandingan jumlah kami ada 30%. Ditambah perbedaan kekuatan
personal antara Kelas C dan F. Ini situasi yang sangat
jelas.
"Karena dari itu, kita akan pakai poin kita
sampai habis."
"Sampai habis, seperti bertarung sampai
titik darah penghabisan?"
"Benar, tapi itu tidak cukup. Kita tidak
akan mengisi ulang nilai kita begitu sekarat, tapi kita akan mengganti mata
pelajaran. Dengan begitu, setiap orang bisa bertarung terus tanpa mundur."
"Mengganti mata pelajaran, bagaimana
caranya?"
Shimada melempar pertanyaan. Itu pertanyaan yang
bagus.
Peraturan menyatakan kalau kami tidak bisa
mengganti mata pelajaran ketika sedang bertarung. Kalau ingin mengganti mata
pelajaran, kami harus menunggu hingga pertarungan selesai. Dengan kata lain,
salah satu sisi yang bertarung harus kalah terlebih dahulu. Lalu, jika kami
kalah, musuh akan menerobos dari kedua pintu masuk, dan situasi akan semakin
buruk.
"Untuk itu kita membutuhkan bantuan Himeji
dan langsung meminta guru untuk mengganti mata pelajaran begitu lawan di area
pemanggilan kalah. Bisa kamu lakukan?"
"Ya! Serahkan padaku!"
Kata Himeji dengan antusias.
Himeji, dengan kemampuan sebagai peringatan
kedua di angkatan kami, memiliki nilai tinggi di setiap mata pelajaran. Ini
adalah kunci kemenangan kami. Setiap mata pelajaran mungkin memberikan
pertarungan yang sengit, jadi kami perlu mengganti lawan ketika mengganti mata
pelajaran.
Matematika Shimada dan pendidikan kesehatan
Muttsurini adalah senjata andalan kami, tapi lawan pasti akan mengganti mata
pelajaran juga, dan kami di sisi yang bertahan, jadi senjata andalan kami tidak
bisa pakai. Maka dari itu kami butuh pertolongan dari Himeji.
"Jadi kita butuh Himeji ketika ingin
mengganti mata pelajaran. Tugas bertahan akan diambil oleh orang lain,
begitu?"
"Aaah, jadi begitu. Begitu kita mulai, kita
akan dikelompokkan dengan Muttsurini dan Shimada di tengah."
Pintu depan akan dijaga pendidikan kesehatan
Muttsurini dan oleh matematika Shimada. Dengan catatan, karena mereka berdua
adalah pasukan yang kuat, jadi mereka harus mundur ketika kami mengganti mata
pelajaran.
"Dilihat dari situasi, aku akan tahan sekitar
20-30 menit."
"...Aku tidak yakin dengan pertarungan
pertahanan."
Berbeda dengan Shimada, Muttsurini yang ahli di
pendidikan kesehatan, tidak akan kuat di pertarungan jangka panjang. Kemampuan
gelang emas milik syokanju Muttsurini sangat kuat, tapi memakan banyak poin
ketika dipakai, dan akan ada efek samping ketika berhadapan dengan musuh yang
banyak. Satu-satunya orang di angkatan kami yang bisa menghindar dari begitu
banyak lawan adalah si idiot. Itu sebabnya kehilangan orang itu sangat
berdampak besar...
"Aku akan bekerja keras demi Akihisa-kun.
Kami sudah berjanji."
Mata Himeji memancarkan tekad yang membara.
Sepertinya dia lebih aktif jika Akihisa tidak ada di sini.
"Oke. Kalau begitu catat di mana
posisimu."
Setelah itu kami mendiskusikan sedikit rencana
kami dan mengakhiri rapat. Jadi... Bagaimana akhir dari pertarungan hari ini?
***
"Sudah selesai belum, Yoshii? - Hei, kamu
dengar tidak?"
"Eh? Ah, ya, maaf."
Suara serak Tetsujin membawaku kembali ke
kenyataan. Sialan. Sepertinya aku bengong lagi.
"Ada apa? Kamu belum juga menulis satu kata
pun? Buruan."
Karena Omelan Tetsujin, aku menunduk melihat
surat keterlambatan.
--yups, surat keterlambatan.
Sekarang pukul 10, dan aku di kantor. Dan kenapa
aku ada di sini sekarang, alasannya sangat simpel, aku terlambat dan sensei
menyuruhku menulis surat keterlambatan.
"Tidak biasanya kamu sangat terlambat. Kamu
kesiangan?"
"Tidak, bukan itu..."
Aku bangun lebih awal dari biasanya. Meski
begitu, ketika aku melihat jam, sudah jam 9.30. Sepertinya aku melamun di atas
kasur selama 2 jam. Pantas kalau aku bilang waktuku telah dirampas tanpa
peringatan.
Terserah. Pokoknya buruan selesaikan. Aku harus
kembali ke ruang remedial."
"Oke~."
Di kolom kelas aku tulis 2-F, dan Yoshii Akihisa
di kolom nama, lalu alasan keterlambatan--
"..."
"Ada apa, Yoshii? Kenapa wajahmu merona?"
Aku ingin menulis alasanku terlambat, tapi
terhenti lagi.
Sejujurnya, alasanku terlambat pagi ini adalah
Himeji-san... umm, ciu-tidak! Eee, bersikap seperti Nee-san. Tapi aku tidak
bisa pakai alasan itu. Bakalan timbul lebih banyak masalah jika itu tersebar,
dan akan memberi Himeji-san masalah. Tapi (meski itu kesalahpahaman Himeji-san)
demamku sudah sembuh, jadi aku tidak bisa tulis sakit...
Aku berpikir sejenak, dan tanganju yang memegang
pulpen kembali menulis lagi. Mau gimana lagi. Akan kutulis kalau begitu.
"Sensei, aku sudah selesai."
"Oke, kamu boleh pergi."
"Ya."
Kuserahkan surat keterlambatan dan bersiap
meninggalkan ruang guru.
"Tunggu dulu. Kembali ke sini,
Yoshii!"
"Ada apa?"
Aku dipanggil kembali oleh Tetsujin. Apa lagi?
"Tulis ulang."
"Tulis ulang? Ada yang salah?"
"Alasan keterlambatan adalah 'Masa muda'.
Itu tidak bisa diterima!"
"TERUS APA YANG HARUS KUTULIS!?"
"AKU YANG SEHARUSNYA MARAH!!"
Tidak masuk akal. Aku sudah berpikir dan
berpikir dan menuliskan kejujuran besar!
"Yare yare... Lupakan. Karena ini Yoshii...
Palingan kamu memungut buku porno di jalan."
Sepertinya masa mudaku telah disalahartikan
dengan begitu rendah.
Meski begitu, aku tidak bisa mengatakan yang
sejujurnya, dan aku tidak tahu apa maksud dia. Apa dia mencoba meniru Nee-san?
Apa Himeji-san masih mengigau? Apa itu semacam mantra penyembuh? Tidak, itu
malah lebih aneh.
Jika kupikir pikir, jangan bilang, kalau sebenarnya
Himeji-san--
"Kenapa tiba-tiba wajahmu merona?"
Seberapa hot-nya buku porno yang kamu
pungut!?"
Sialan, aku malah makin disalahpahami.
"Dasar, apa kamu bisa ikut partisipasi
perang syokanju? Kuingatkan kamu. Dengan keadaan kelasmu saat ini, kalian tidak
punya waktu untuk memikirkan hal lain, ngerti?"
Keluh Tetsujin.
Setelah dia mengatakannya, aku fokus ke situasi
kelasku saat ini...
Perang syokanju dimulai ketika aku sedang
menulis surat keterlambatan di sini. Dan melamun selama dua jam tidak ada hasilnya,
jadi tidak perlu mempermasalahkan itu.
"...Ya. aku harus fokus dengan perang
syokanju."
"Benar. Aku tidak bilang kalau belajar itu
tidak penting, tapi perang syokanju sangat penting bagimu dan Sakamoto, bukan?
Jangan pikirkan hal lain dan fokus dengan yang ada di depanmu."
Sebagai orang yang lebih tua, Tetsujin memberiku
nasihat, dan memang benar kalau perang syokanju sangat penting bagiku. Itu
bukan permainan, yeah... Yup, benar sekali!
"Ya, aku mengerti!"
"Jawaban yang bagus. Tidak ada masalah, ya
kan?"
"Tidak ada! Aku sangat pandai dalam
melupakan!"
"Jangan bangga dengan itu, bodoh."
Dari awal, aku memang tidak pandai dalam
berpikir. Aku tidak bisa mencari tahu apa yang terjadi dengan Himeji-san, jadi
aku harus fokus pada perang Syokanju!
"Aku akan ke ruang remedial. Kalau kamu
mati di perang, akan kuberi kamu pelajaran berat."
Tetsujin membawa surat keterlambatan dan kembali
ke ruang remedial. Sekarang, aku harus mulai berpikir. Aku harus berkumpul
dengan Kelas F dan bergabung ke perang Syokanju!
***
"--Meski begitu, ada apa ini..."
Setelah menyerahkan surat keterlambatan ke
Tetsujin, aku menatap Kelas F dengan heran.
"Serang! Lawan kita cuma Kelas F!"
"Yang selesai isi ulang sudah datang!
Kalian segera gantikan mereka yang sekarat!"
"Baik! Yang di belakang akan ambil
alih!"
Aku sudah sampai di depan Kelas F dan melihat
pemandangan gerombolan murid Kelas C menyerbu dengan ganas dan Kelas F bertahan
mati-matian di pintu masuk.
Sekarang sudah jam 10 lewat, dan Medan perang
perang syokanju kembali dimulai di depan pintu masuk Kelas F di bangunan lama.
Saat ini, sedang ada pertarungan yang sengit, dan dari yang kulihat, sepertinya
kelas C berusaha untuk mengepung Kelas F dan mengunci mereka di dalam kelas.
Ketua Kelas C, Koyama-san, sengaja menyebarkan
fitnah untuk memecah belah Kelas F dan membuat Kelas F bertikai. Meski kami
berhasil meluruskan kesalahpahaman itu, dan kedua sisi mengikuti ujian isi
ulang -- masih ada perbedaan yang sangat jauh antara Kelas C dan Kelas F. Dari
awal sudah ada perbedaan kekuatan, lalu ditambah keributan kemarin, alhasil
situasi Kelas F sangat tidak menguntungkan. Dan sekarang, Kelas F menerima
kerugian yang jauh lebih besar dari pada Kelas C.
Ujian isi ulang berguna untuk mengisi kembali
nilai mereka yang nilainya berkurang akibat pertarungan. Dengan kata lain, itu
sia-sia bagi mereka yang gugur di pertarungan. Selama keributan kemarin, mereka
yang dari Kelas C yang sekarat akan mundur, tapi Kelas F berbeda. Kelas F yang
mengamuk menyerang lagi dan lagi meski mereka sekarat, dan akhirnya, tentu
saja, banyak yang mati. Di situasi seperti ini, kedua sisi harus mengikuti
ujian isi ulang, dan tentu saja perbedaan nilai yang diisi Kelas C jauh lebih
banyak dari Kelas F. Perbedaan besar ini menciptakan situasi sekarang.
"Si Yuuji pasti sudah menduga ini, ya
kan..."
Meski dia berhasil membereskan masalah kemarin,
perang belum berakhir. Malahan perang baru saja dimulai dan sisi kami sudah
terpojokkan.
Begitu kuintip, langsung kulihat Kelas F sedang
terpojok. Hebat sekali mereka belum tumbang.
"TO, TOLONG, FUKUMURA! NYAWAKU TINGGAL 12!
AKU NGGAK MAU KE RUANG REMEDIAL!"
"AKU JUGA SAMA! DARI PADA NGEBACOT, MENDING
BANTU AKU!"
"OH IYA, BUKANNYA NILAIMU CUMA 20!?"
Aku hanya bisa mendengar teriakkan dari Kelas F
dan melihat punggung murid Kelas C yang mengelilingi Kelas F dari tempatku
berdiri.
"Tidak, tapi kalau aku bisa melihat
punggung Kelas C, bukannya itu berarti aku bisa menyergap mereka?"
Sejujurnya, aku belum mengisi ulang semua
nilaiku. Mau gimana lagi. Aku lari keliling sekolah seharian, dikejar oleh
Kelas F dan C, jadi tidak cukup satu atau dua mata pelajaran untuk melawan
mereka.
Aku sudah mengisi sebagian, tapi jika hanya
setengah hari, tidak banyak yang bisa kuisi. Bertarung dengan kondisi seperti
ini, sama seperti minta dikirim ke ruang remedial.
"Tidak tidak. Demi teman-temanku, bunuh
diri pun akan kulakukan..."
Ketika memikirkan itu, sekilas aku dapat melihat
wajah rekan-rekan sekelasku dari celah murid-murid Kelas C. Mereka semua
melihatku dan menatapku.
(Kamu ada di sini, Yoshii?)
(Kamu tidak bisa istirahat di hari penting
seperti ini!)
(Ayo bertarung bersama-sama, Yoshii!)
Mata mereka menyiratkan pesan itu.
Begitu ya... Jadi mereka membutuhkan aku...
Kalau begitu, aku harus membalas panggilan mereka dan ikut bertarung
bersama-sama.
...Yeah. Berjuang demi semua orang dan
mengorbankan nyawaku. Kalau aku ingin menyelamatkan semua orang, aku harus
menerjang dengan tekad menerima semua les privat Tetsujin.
"..."
Kutatap wajah memelas rekan-rekanku.
(Yoshii...)
(Yoshii...!)
(Yoshii...!!)
"Fumu... Begitu."
Kutarik nafas dalam-dalam dan berpikir dengan
tenang.
...Aju tidak punya kewajiban untuk berkorban
demi mereka sampai segitunya!
Jika kupikir pikir, alasan kenapa kami berakhir
seperti ini karena semua orang cemburu dan mulai menyerangku. Dan juga, aku
sudah diperlakukan dengan buruk setiap hari.
"Baiklah. Waktu menonton mereka mati."
Yuuji pasti bisa bikin rencana lain! Aku harus
cari cara bagaimana caranya menembus kepungan Kelas C dan bertemu dengan Yuuji-
"YOSHII! KELAS F, YOSHII AKIHISA! BURUAN
TOLONG KAMI! DI SINI!"
"OI, KELAS C! DI SANA ADA YOSHII! BURUAN
SERANG DIA!"
"YA! DIA PASTI SURUHANNYA SAKAMOTO! JADI
DIA PASTI SANGAT PENTING!"
"Cih! Memang Kelas F banget!"
Begitu mereka berteriak, aku langsung balik
badan dan kabur.
Sepertinya keputusanku untuk mengabaikan mereka
dan keputusan mereka buat mengorbankan aku langsung muncul bersamaan. Bisa
dibilang mengorbankan nyawa orang lain demi melindungi nyawa sendiri adalah
motto kelas kami.
"Eh? Yoshii? Mana?"
"Jangan ketipu! Mereka dari Kelas F! Kelas
D kalah gara-gara ketipu! Kita harus fokus dengan yang di depan!"
"INI BENAR! SUMPAH! OH, KALAU BEGITU,
BIARKAN AKU LEWAT, AKU AKAN IKAT DAN BAWA YOSHII KEMARI-"
Aku mendengarkan kata-kata menyedihkan dari
belakangku. Bukannya menjual teman sendiri itu ide terburuk! Dasar orang-orang
ini.
"Abaikan mereka."
Setelah kupikir baik-baik, situasi sekarang
sangat buruk. Kalau aku ketahuan datang ke sekolah, aku tidak akan bisa bertemu
dengan Kelas F diam-diam.
"Coba kita cari jalan lain..."
Pertama aku harus meninggalkan medan perang
untuk jaga-jaga dan melihat situasi. Yup... Menyelinap lewat jendela dari kelas
kosong di sebelah - sangat sulit. Dan juga kelas kosong ada di dekat medan
perang, jadi lawan bisa lihat... Pokoknya, kita lihat dulu kelas kosong lain
dan cari jalan buat menyelinap.
Aku turun dari medan perang lantai 3 ke kelas
kosong di lantai 2 gedung lama. Kalau aku memanjat dari bawah sini...
Aku berhati-hati dan melihat apakah ada lawan di
sekitar sebelum meletakkan tanganku di pintu kelas kosong. Namun tiba-tiba aku
mendengar suara orang bicara di dalam kelas. Huh? Siapa mereka?
"...Maaf memanggil tiba-tiba. Ketua kelas
tidak boleh pergi sendirian di tengah-tengah perang syokanju."
"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Kelas F
sedang terkunci di kelas mereka."
"Baguslah. Kalau mereka terperangkap di
dalam kelas, mereka tidak akan bisa melakukan trik licik."
Ada dua orang gadis yang sedang bicara di dalam,
sepertinya aku kenal... Dan juga mereka membicarakan 'kelas F' dan 'perang
syokanju'. Jangan-jangan...
Aku penasaran dengan percakapan mereka dan
menempelkan telingaku pelan-pelan ke pintu.
"Jadi, Senpai. Soal tadi pagi..."
"Um, soal rencana melawan Kelas F, ya kan?
Aku sudah tanya dia."
"Maaf sudah merepotkan."
"Tidak apa-apa. Kelas 3 sedang belajar
bebas sekarang."
Itu pasti mereka! Itu pasti Ketua Kelas C,
Koyama-san! Apa 'senpai' yang dipanggil adalah si seksi, Kogure Senpai?
"Bagaimana situasinya?"
"Lawan sedang terperangkap di dalam
kelas..."
"Tapi kita juga tidak bisa mendekati ketua
kelas mereka, ya kan?"
"Ya. Juga, si peringkat kedua angkatan kami
sangat merepotkan aku, dan kami tidak bisa menang seperti yang kurencanakan.
Aku juga khawatir dengan rencana Sakamoto..."
"Peringkat kedua di angkatan? Dia tidak
begitu kuat fisiknya, kenapa tidak bikin dia kelelahan?"
"Yaaah... Entah kenapa, dia terlihat sangat
bersemangat hari ini."
"Dia jadi sangat merepotkan, ya?"
"Ya... Semua rencana kami akan hancur
selama dia masih ada."
Begitu aku mendengarnya, aku teringat akan
sesuatu. Barusan, (aku rasa) Kogure-senlai bilang 'aku sudah tanya dia'. Itu
berarti, rencana Koyama kemarin bukan ide Kogure-senpai...?
"Benarkah? Lupakan soal strategi musuh
sekarang. Kita bicarakan dulu yang lain. Rencana dasar."
"Ya."
"Bagaimana kalau kamu minta bantuan kelas
lain?"
"Kelas lain?"
"Ya. Rekan setujuan. Apa ada kelas lain
yang bisa dimintai bantuan?"
"...Aku pikir, Ketua Kelas B sedikit..."
"Bukannya dia mantan pacarmu?"
Mantan pacar, Ketua Kelas B. Begitu
mendengarnya, orang itu langsung muncul di kepalaku. Ugh... Tiba-tiba aku
merasa bersalah. Apa yang Nemoto-kun lakukan pada Himeji-san tidak akan pernah
bisa kumaafkan, tapi entah kenapa aku merasa bersalah begitu mendengar kata
'putus'.
"Kudengar kamu putus dengannya gara-gara
dia mencoba memaksa menciummu dan kamu menampar wajahnya."
"...Tolong jangan singgung itu lagi "
Kutarik kembali simpatiku. Dia memang pantas
mendapatkannya.
"Tapi bukan berarti kamu beneran putus
dengannya, ya kan?"
"Eeeh... Kira-kira begitu."
"Bagus kalau begitu. Jadi buruan minta
tolong Kelas B."
"Em... Minta tolong apa?"
"Suruh mereka perang dengan kelas lain.
Lalu, atur mata pelajaran yang mereka pakai."
"Mengatur mata pelajaran yang akan mereka
pakai?"
"Ya. Ada batasan berapa guru yang bisa jadi
pengawas perang. Jadi buat guru yang mengisi ulang nilai musuh pindah mengawasi
perang syokanju yang lain. Dengan begitu, tidak peduli seperti apa rencana
musuh, mereka harus bertarung dengan nilai rendah."
"Begitu... Lalu kami bisa memakai guru yang
mengisi ulang nilai lawan Kelas B untuk menjadi pengawas perang, begitu?"
"Benar sekali."
Aku mendengar rencana licik mereka. Hm? Membuat
lawan bertarung tanpa memperbolehkan mereka mengisi nilai? Kalau begitu, itu
akan merugikan kelas kami.
"Kalau kita ingin Kelas B ikut perang,
satu-satunya lawan yang tersisa adalah Kelas A. Bagaimana? Bukannya Kelas B punya
rencana untuk melawan Kelas A?"
"Ya, mereka pernah berencana seperti itu...
Tapi itu sangat beresiko."
"Mungkin Ketua Kelas B masih berharap kamu
mau memaafkannya. Duku kamu pernah bilang, kan? Kamu suka laki-laki
pintar?"
"Eh? Tidak mungkin."
"Manisnya... Jadi gimana?"
"Y, yaaah, aku sih tidak
membencinya..."
Kelas B mengajukan perang dengan Kelas A. Aku
yakin Kelas A akan menang, tapi kalau Kelas B dan C membatasi mata pelajaran
yang akan diambil, itu akan sulit untuk menang. Lagi pula, Ketua Kelas B adalah
si ular Nemoto-kun. Dia akan membuat rencana licik untuk menyerang kelemahan
Kirishima-san, si Yuuji dan membuatnya menyerah. Kirishima-san sangat cerdas,
tapi dia tidak bisa berpikir jernih ketika menyangkut Yuuji. Itu sangat gawat.
"Dengan begitu, setelah Kelas F kalah,
Kelas B dan A akan melemah. Bukannya itu bagus?"
"Benar juga..."
Pertemuan dibalik pintu sepertinya berjalan
dengan lancar.
Ini bukan main-main. Kelas B dan C tidak akan
kalah, tapi kami Kelas F dan A yang masuk ke perangkap mereka akan kewalahan.
Aku khawatir dengan Kelas A, tapi Kelas F kami
jauh lebih dalam bahaya. Situasinya sudah sangat merugikan kami, apalagi jika
kami dipaksa menggunakan beberapa mata pelajaran saja. Kami mengincar Kelas A,
lalu bagaimana situasinya berubah jadi seperti ini? Aku harus hentikan rencana
mereka bagaimanapun caranya.
"Lalu, jika Kelas B mengalahkan Kelas A,
kamu bisa kalahkan Kelas B. Jika mereka kalah, kamu bisa pertimbangan untuk
melawan Kelas A jika ketahuan mereka melemah."
"Benar juga... Dengan begitu kesepakatan
kami sebelumnya bukan kebohongan."
Kesepakatan sebelumya yang dia maksud pasti soal
pertukaran informasi Koyama-san dan Yuuji, siapa yang akan mereka lawan
sebenarnya. Aku pikir mereka cuma berbohong, tapi sepertinya mereka tetap
menepati janji mereka. Meski aku tidak tahu seperti apa rencana mereka
sebenarnya.
Sialan, tidak ada waktu buat asal berpikir!
Kelas A dan F dalam bahaya! Otakku langsung memikirkan apa yang harus
kulakukan, tapi tidak satupun rencana yang bagus yang muncul. Aku sangat iri
dengan kecepatan berpikir Yuuji di saat-saat seperti ini.
Ketika aku sedang bingung, waktu berjalan dengan
sangat lamban.
"Hm...? Bukannya itu - Kelas F YOSHII!? OI
ADA YOSHII DI SINI!"
"APA!? JADI INFORMASI SOAL DIA TIDAK MASUK
SEKOLAH SALA!?"
Kemudian terdengar suara dari belakangku.
Sialan! Aku terlalu fokus dengan yang di dalam
kelas sampai lupa dengan sekitarku!
Kulihat kebelakang, sepertinya murid Kelas C
yang ingin menyerang Kelas F dari sisi lain membawa guru lewat lantai 2.
Aku buru-buru kabur menjauh dari kelas kosong.
Setelah itu, pintu kelas kosong terbuka dan orang yang sebelumnya berada di
dalam kelas keluar adalah Ketua Kelas C, Koyama-san, dan Senpai seksi yang
kutemui sebelumnya - Kogure Senpai.
"Yoshii!? Orang itu mendengar rencana kita
barusan -"
"... Sayangnya begitu, aku tidak menyangka
ada orang yang datang ke sini di waktu perang syokanju... Dia benar-benar anak
yang penuh dengan kejutan."
"Pokoknya buruan singkirkan dia! Dia tidak
akan bisa memberitahu orang lain kalau dia masuk ruang remedial - semuanya,
bunuh Yoshii!"
"""Baik!!"""
Atas perintah Koyama-san, semua Kelas C
mengejarku.
"Sensei! Kelas C, Enokida Katsuhiko
menantang dengan Sejarah Jepang! Summon!"
Lantai langsung bereaksi mendengar kata kunci
dan lingkaran cahaya muncul di lantai. Kemudian makhluk mini yang menyerupai
pemanggilnya muncul di tengah-tengah lingkaran. Cih... Aku harus melawannya!
"Summon!"
Kupanggil syokanju milikku untuk melawan musuh,
dan dia masih saja berpenampilan menyedihkan dengan seragam sekolah dan pedang
kayu. Penampilan syokanju kami akhirnya diubah dan aku cuma mendapatkan gambar
naga di bajuku. Menyedihkan sekali.
Kelas C, Enokida Katsuhiko, Sejarah Jepang, 115
poin.
Vs
Kelas F, Yoshii Akihisa, Sejarah Jepang, 121
poin.
Proyektor memunculkan nilai kami di udara.
Untungnya mata pelajaran yang dipilih adalah sejarah Jepang, salah satu mata
pelajaran yang kuisi ulang kemarin dan satu-satunya keahlianku. Yesss!
"Kelas C, Koube Shin akan bertarung juga!
Summon!"
"Juga sama, Niinima Kyouko! Summon!"
Setelah itu dua syokanju muncul dari kubu lawan.
3 vs 1, dan kawanku adalah Kelas C. Meski aku jago mengendalikan syokanju, ini
situasi yang sangat berbahaya.
"MATI KAMU, YOSHII!"
Musuh mengangkat tombaknya dan menerjang.
Kugunakan pedang kayuku untuk menangkis tombaknya dan menerjang ke arah lawan.
"Aku di sini!"
Sebuah kapak terayun dari samping, syokanjuku
menghindar ke belakang. Aku kehilangan kesempatan untuk menyerang, tapi mau
gimana lagi. Kawanku ada banyak, jadi aku tidak akan bisa menang kalau melawan
mereka sekaligus.
"Hiyaaa!"
Seorang gadis juga masuk ke pertarungan dan
sebuah naginata menabs horizontal ke pedang kayuku dan menggoresnya. Tidak
masalah kalau ada perbedaan kekuatan yang sangat jauh, tapi dengan nilai kami
yang setara, sangat tidak menguntungkan memakai pedang kayu untuk bertarung.
Aku tidak bisa menangkis serangan lawan lagi, aku harus menghindar...!
Aku berhasil menahan tiga orang sekaligus. Aku
harus pertahankan posisiku supaya tidak terkepung...!
"Dia dari kelas F tapi kenapa dia setingkat
dengan kita?"
"Aku dengar sejarah Jepang satu-satunya
keahlian Yoshii."
"Kita lagi sial karena memakai mata pelajaran
ini untuk melawannya."
Meski mereka sedang menggerutu, mereka tidak
melambat sama sekali. Sulit sekali menghadapi mereka. Cara mereka bertarung
sangat terkendali dibandingkan murid Kelas F kemarin, tapi kekuatan syokanju
mereka tidak bisa dibandingkan.
Serangan mereka selalu meleset, tapi seranganku
tidak pernah mengenai mereka. Kami terus bertarung seperti itu, lalu,
"Kenapa melawan orang idiot saja lama
sekali!? Menjengkelkan!"
Kata Koyama-san dengan kesal dan menghadap ke
guru yang berdiri di sebelahnya,
"Sensei, Kelas C, Koyama ingin bertarung.
Summon!"
Syokanju muncul atas perintah Koyama-san.
Sekarang 4 vs 1, dan pasti makin sulit bertarung melawan mereka semua sambil
mecoba kabur.
Tapi-
"Ini yang kutunggu tunggu!"
Di saat yang bersamaan, syokanjuku melesat. Aku
sudah menantikan momen ini. Bakalan sangat sulit untuk bertarung 4 vs 1, tapi
kalau aku mengalahkan ketua kelas, perang Syokanju akan berakhir. Aku akan
mengalahkan syokanju Koyama-san dan memenangkan perang ini...!
"""!?"""
Si trio di depanku menyiapkan senjata mereka.
Aku tidak mempedulikan serangan mereka, kuangkat ujung pedangku dan menerjang
ke arah komandan musuh.
"U...ugh...!"
Rasa sakit yang tajam terasa di tangan, punggung
dan betisku. Dampak serangan yang diterima syokanju langsung tersampaikan ke
tubuhku, dan banyak poin yang menghilang.
...Tapi...ini bukan waktunya mengeluh!
"MAJUUUUUUU!!!"
Aku langsung diserang begitu mulai berlari.
Dengan kata lain, ini adalah bunuh diri. Aku bersiap melompat sekali lagi lalu
menyerang.
"Sia-!"
Suara cemas Koyama-san terdengar ke telingaku.
Kena kau! Diserang kekuatan penuh dengan nilai lebih dari 100, bahkan ketua
kelas C sekalipun tidak akan bertahan!
Pedang kayu menembus leher lawan...
"Jangan lakukan itu, Koyama-san."
Tiba-tiba, syokanju lawan lenyap dari hadapanku.
Apa...?
"Ko, Kogure-senpai..."
"Ketua kelas tidak boleh seenaknya
memanggil syokanju. Meski kamu sedang diuntungkan, semua akan berakhir kalau
kamu kalah."
Kogure-senpai menarik lengan baju Koyama-san dan
mengeluarkan dia dari area pemanggilan. Cih... Jadi karena itu syokanju lawan
menghilang...!?
Kelas F, Yoshii Akihisa, sejarah Jepang, 13
poin.
Hasil serangan tadi muncul. Sialan! Aku ingin
menyelesaikan semuanya sekaligus! Kenapa malah aku sekarat sekarang!? Melawan
mereka bertiga sekarang pasti sangat sulit...
"Maaf Senpai, terima kasih
bantuannya."
"Tidak apa-apa. Ini demi adik kelasku yang
manis."
"Terima kasih, aku akan lebih berhati-hati
sekarang."
Koyama-san menundukkan kepalanya di depan
Kogure-senpai.
Serangan bunuh diriku meleset dan aku tidak
punya jalan keluar. Dan aku akan dianggap melarikan diri dari pertarungan kalau
tidak ada orang yang menggantikan aku, dan aku akan didiskualifikasi. Sebelum
itu terjadi, aku harus menyebarkan rencana lawan...
"Kalau begitu, kita tangkap dia
sekarang."
Kogure-senpai tersenyum penuh arti ketika
mengatakannya. Apa dia mengetahui rencanaku...!? Dia menggunakan Koyama-san
untuk menyelesaikan pertarungan ini?
Situasi saat ini sangat tidak menguntungkan
bagiku dari segini situasi atau poin, dan aku tidak boleh melarikan diri, tapi-
"Setidaknya aku harus memberitahu
mereka...!"
Aku harus terus menerus menghindar untuk
mengukur waktu meski poinku sangat tipis. Mana mungkin aku menyerah hanya
karena ini?
"...kamu sama sekali tidak mau menyerah,
ya?"
Melihatku seperti ini, Kogure-senpai bergumam.
Tentu saja aku tidak akan menyerah. Harapan kami adalah memenangkan perang
syokanju, jadi aku akan bertarung hingga titik darah penghabisan!
Aku akan mati jika sekali saja menerima goresan
dan aku harus terus bertarung dengan kondisi mengerikan ini. Kuterus melihat ke
sekelilingku untuk mencari jalan keluar.
Dewi Fortuna tersenyum padaku, aku melihat
sesuatu terbang dari arah lapangan. Apa itu - bola bliter? Mungkin itu bisa
dipakai!
Aku langsung mengubah posisiku.
Lalu,
"GUAH-!?"
Bola bliter memecahkan kaca jendela dan
menghantam wajahku, membuatku terpental.
"Aaah! Tidak mungkin!?"
"Sedikit lagi!"
Tubuhku terpental ke luar area pemanggilan dan
syokanjuku menghilang.
"Sensei! Bukannya dia didiskualifikasi
karena kabur dari pertarungan!?"
"Tidak, itu tidak disengaja..."
Kelas C mencoba protes ke guru.
Oke, sekarang!
"Sensei! Aku mimisan! Aku harus ke
UKS!"
"Ah! Oi! Yoshii! Jangan kabur kamu!"
"Sensei! Bukannya itu termasuk kabur dari
pertarungan!?"
"Emmm... Yang barusan itu adalah
kecelakaan, jadi Yoshii-kun tidak dianggap kabur dari pertarungan karena dia
terluka."
Protes mereka masih terus terdengar dari
belakangku. Aku memilik sepasang kaki yang dapat berlari cepat berkat latihan
ku setiap hari, dan karena aku berhasil kabur, tidak ada orang yang bisa
mengejarku!
Aku menuruni tangga menuju gedung baru yang
tidak masuk ke medan perang.
***
"Um... Aku berhasil melarikan diri dari
sana, tapi apa yang harus kulakukan sekarang?"
Aku sampai di gedung baru, memeriksa jika ada
yang mengikutiku dari belakang, dan berhenti untuk memikirkan apa yang harus
kulakukan sekarang.
"Bagusnya kalau aku bisa bertemu dengan
teman sekelasku..."
Dari situasi yang kulihat, aku harus menerobos
jika ingin bertemu mereka. Punggung mereka menghadap ke arahku, dan karena
mereka sudah tahu ada aku, mereka jadi lebih waspada. Aku sudah kehilangan
begitu banyak poin dan jika aku memaksa menerobos, aku yang akan terkepung.
Kalau begitu, hanya ada satu cara supaya kelasku
bisa menang.
"Mencegah kelas C bekerja sama dengan Kelas
B, sepertinya."
Setahuku, aku tidak tahu apakah Kelas F bisa
menang. Tapi, komandannya adalah Yuuji. Orang itu pasti akan memikirkan sesuatu
jika Kelas F sedang perang.
Karena itu, aku tidak perlu mengkhawatirkan
mereka.
"Tapi orang itu sama sekali tidak terbiasa
bertarung melawan perempuan."
Dari apa yang Koyama-san katakan barusan,
sepertinya semua akan baik-baik saja jika aku menghentikan rencana mereka untuk
memanfaatkan perasaan Nemoto-kun.
Dasar.
"Merepotkan sekali memiliki Ketua Kelas
yang payah menghadapi hati perempuan."
"...Aku yakin dia tidak ingin mendengar itu
dari Yoshii."
"!!!??"
Seketika aku berbalik ketika mendengar suara
itu. Siapa, siapa itu?
"...??"
Dia memiringkan kepalanya dan memasang wajah
kebingungan,
"Ki, Kirishima-san?"
"...Ya."
Si cantik berambut hitam panjang Ketua Kelas A
dan ketua angkatan, Kirishima Shouko-san.
"Bikin kaget. Aku kira kamu kelas C."
"...Kelas C?"
"Lawanmu di perang syokanju muncul di kelas
F, benar kan, Yoshii-kun?"
Yang berdiri di belakang Kirishima-san adalah
Kudou Aiko-san, yang juga kelas A. Dia gadis tomboi.
"Kalau begitu, kenapa kamu di sini pas
perang syokanju, Yoshii-kun?"
"...Misi khusus?"
"Ah... Ya, ini agak berbeda dari yang
lain."
Tentu saja mereka tidak akan berpikir kalau aku
terlambat dan tidak bisa bergabung dengan yang lain.
"Pokoknya kenapa kalian beruda di sini?
Bukannya kalian ada kelas?"
"...jam belajar pribadi."
"Yah, singkatnya, sensei lagi sibuk dengan
rapat guru dan tidak bisa keluar, dan karena kami sudah belajar cukup jauh,
jadi sensei kasih kami waktu untuk belajar masing-masing."
Kalau kelas F harus mengorbankan waktu libur
buat kelas tambahan. Apa-apaan perlakuan tidak adil ini? Apa ini yang disebut
ketidaksetaraan?
"...Jadi kami akan ke kantor untuk
mengambil buku."
"Ah, begitu rupanya..."
Jadi mereka tidak keluar kelas untuk bolos
ketika jam bebas... Seperti yang diharapkan dari kelas terbaik angkatan kami.
Tidak heran mereka diperlakukan jauh lebih baik dari pada kami yang selalu
berusaha melarikan diri dari kelas.
"Oke, lupakan itu!"
Ngapain aku ngerumpi dengan Kirishima-san di
saat seperti ini! Ada hak penting yang harus kulakukan!
"...Ada apa?"
"Ah, apa ini menyangkut misi khusus?"
"Um, ya. Karena jebakan buatan Kelas B dan
C, Kelas F dan Kelas A sedang dalam bahaya. Aku harus memperingatkan Kelas
A."
"Bahaya?"
"Yoshii-kun, ada apa-"
"Kalau begitu, Kirishima-san, Kudou-san,
aku pergi dulu."
"...Kami Kelas A."
"Hm, sekarang lagi jam belajar, jadi pasti
ada guru yang mengawasi."
"Tidak, tunggu, Yoshii-kun!"
"Mau gimana lagi. Setidaknya aku bisa buka
pintu belakang sedikit dan memberi tahu orang yang terdekat."
"Tenanglah (angkat)!"
"Kalau aku tidak bisa menyampaikan pesan,
bakalan buruk (CROOOOOOOT)."
Sialan! Kenapa aku mimisan! Apa ini jebakan
Kelas C? Aku bakalan mati kalau mimisanku tidak berhenti!
Tapi, tapi...
"Mungkin tidak buruk juga mati seperti
ini..."
"Oyaoya... Aku pikir Yoshii-kun bakalan
tenang pakai cara ini, tapi sepertinya dia masih cemas."
Rasanya jauh berbeda dibandingkan berhantam bola
bliter. Tapi mimisan ini terasa sangat nikmat. Ini... Lumayan.
"...Aiko, berhenti mengerjai Yoshii."
"Oke~. Anak Kelas F sangat buruk menghadapi
ini."
"...Yoshii. Beritahu aku soal Kelas A...
Karena aku ketua kelasnya."
Aku tersadar dan menemukan Kirishima-san sedang
menatapku. Ah, begitu. Aku terlalu cemas sampai lupa kalau dia Ketua Kelas A.
"Sempurna! Ada yang harus kukatakan padamu,
Kirishima-san."
"...ya."
"Yah, soal itu, sebenarnya!"
Suasana membuatku mencondongkan tubuhku ke
Kirishima-san, dan Kudou-san yang melihatku seperti ini,
"Ahaha, rasanya seperti adegan menyatakan
cinta."
Dia bercanda. Tidak tidak tidak. Kirishima-san
manis dan cantik, tapi dia sudah punya orang lain.
"Jangan, Aki-cha - Yoshii-kun. Bukankah
kamu sudah punya pria yang sempurna yang kamu cintai?"
"IBLIS PERGILAH!"
"...(sembunyi)"
Sekejap aku merasakan keberadaan iblis sedang
mengawasi ku. Akan tetapi aku tidak bisa melihat pemilik aura keberadaan ini
karena orang itu sedang bersembunyi di balik tembok. Sekilas aku melihat kepang
rambut perempuan. Apa itu, Tamano-sa - tidak, sudah pasti bukan. Tidak mungkin
dia ada di sini karena dia kelas D.
"...Yoshii?"
"Maaf. Aku baik-baik sja,
Kirishima-san."
"...Begitu."
"Ngomong-ngomong, apa yang mau kamu
bicarakan, Yoshii-kun?"
"Un, sebenarnya - hah? Kubo-kun? Sejak
kapan kamu di sini?"
"Aku tadi ingin ke toilet dan mendengar
percakapan kalian. Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu? Mungkin tidak sopan
jika menanyakannya."
"Terima kasih, Kubo-kun. Kamu selalu
membantuku."
"Tidak, jangan khawatirkan itu. Aku suka
melakukannya."
"Benarkah? Kamu sangat baik,
Kubo-kun."
Sesaat, aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan
kata-kata 'aku melakukannya karena suka', tapi instingku langsung memberitahu
kalau 'ini cuma khayalanku' dan mengabaikannya. Bagaimana bisa orang sebaik dia
punya niat tersembunyi?
"... Pokoknya, kita pindah dulu ke dalam
jika tidak ingin didengar orang lain."
"Ya. Pasti ada rahasia mengenai perang
syokanju ini, ya kan? Yoshii-kun?"
"Sepertinya kamu dikejar-kejar sampai sini.
sebaiknya kamu bersembunyi sebentar."
Kirishima-san dan yang memberiku saran seperti
itu.
"Terima kasih semuanya."
""'Tidak masalah."""
Dengan begitu, aku mengikuti Kirishima-san dan
yang lain ke Kelas A untuk menjelaskan semuanya dan memastikan keselamatanku.
***
"Kalau begitu, jelaskan selanjutnya,
Yoshii-kun."
"Um, lalu, aku dengar Koyama-san dari Kelas
C kalau -"
"Oke, Yoshii-kun. Ini enak loh~"
Mgu mgu mgu mgu
"(Telan) sepertinya kelas B akan mengajukan
perang dengan Kelas A -"
"...Yoshii. Mau makan ini?"
Krauk krauk krauk krauk
"(Telan) dan rencana mereka adalah
memanggil guru-guru keluar dan membuat mata pelajaran -"
"Ini lumayan enak juga, Yoshii-kun. Dan
juga aku sarankan Snack ini."
"Tunggu sebentar, Aiko, kaichou, Kubo-kun!
Dia tidak bisa ngomong kalau begini! Beri dia makanan nanti! Dan berhenti
makan, Yoshii-kun. Katakan semuanya!"
Yang berteriak sambil duduk di sofa di dalam
Kelas A di depanku adalah Hide - Kinoshita Yuuko-san, dan dia sedang marah
sekarang.
"Ahaha, maaf, Yuuko. Yoshii-kun terlihat
manis ketika makan."
"... Seperti tupai."
"Maaf, dia terlihat kelaparan, jadi tidak
sadar aku..."
"Dasar. Kalian harus berhati-hati soal
perang Syokanju..."
Kinoshita-san terlihat tidak senang dan
menggumamkan sesuatu.
Dia terlihat sangat mirip saudaranya, Hideyoshi,
karena mereka kembar. Tapi sepertinya Yuuko-san lebih ganas. Sifatnya adalah
matanya, yang terlihat lebih tajam dari pada imut. Kedua saudari ini terlihat
seperti bishoujo ketika bersama. Aku rasa keluarga Kinoshita tinggal di dalam
fantasi...
"Dengan kata lain, Kelas B akan menyerang
Kelas A, begitu? Di tambah memakai taktik rendah seperti itu juga."
"Ya, begitulah."
Kinoshita-san langsung mengerti maksudku hanya
dengan mendengar penjelasan terpotong-potong seperti tadi, dan ketiga orang
lain juga terlihat seperti mengerti. Seperti yang diharapkan dari Kelas A,
mereka semua berisi orang-orang yang berpikir cepat.
"Sejujurnya, kita tidak akan kalah meski
melawan strategi seperti itu, jadi tidak perlu..."
"Meski begitu, Kinoshita-san, Yoshii-kun
kebingungan sekarang. Bukankah sebaiknya kita berikan bantuan?"
"Tidak perlu. Lagipula itu melanggar aturan
jika ikut campur dengan perang syokanju kelas lain."
"...Yuuko, jangan begitu."
"Tidak. Sekarang ini adalah jam belajar
pribadi, tapi kita tetap harus belajar. Aku tidak izinkan hal itu."
Seperti yang kinoshita-san katakan. Ini waktunya
belajar. Jika semua murid Kelas A membantu, mereka sama saja seperti bolos.
"...Tapi aku ingin membantu mereka."
"Tidak peduli mau ngomong apa, tetap
mustahil. Aku sudah tidak peduli begitu Yoshii-kun datang ke sini, jadi terima
saja."
"...Yuuko..."
"U... Itu curang, taichou, jangan pasang
wajah seperti itu..."
"...Onegai."
"...Su, sudah kubilang, tidak."
"...Aku akan melakukan apapun yang kamu
pinta nanti, Yuuko."
Kirishima-san melancarkan serangan kritikal.
Mendengarnya, Kinoshita-san sepertinya melunak dan menutupi wajahnya dengan
tangannya.
Karena Kirishima-san sudah mengatakannya, aku
akan memberikannya hadiah lain waktu.
"Aaah, dasar. Baiklah, baiklah. Aku akan
bantu menggagalkan rencana mereka, tapi kita tidak akan ikut campur dengan
perang syokanju kelas F. Oke?"
"...Terima kasih, Yuuko."
"Yah, aku tidak suka dengan tingkah Kelas
C. Dan Ketua kelas C juga berhutang banyak padaku."
"Terima kasih, Kinoshita-san. Kamu sangat
membantu."
"..."
Setelah berterima kasih ke kinoshita-san, dia
menatap wajahku entah kenapa. Ada apa?
"???"
"...Oke."
Kemudian dia mengeluarkan sekotak Pocky. Erm,
aku boleh makan?
Kusuk kusuk kusuk kusuk
"...O, oooh... Ini ini..."
Oh, ini enak.
"Aku tidak bisa memperlakukannya sebagai
lawan jenis, tapi kalau piaraan, sepertinya..."
Mata Kinoshita-san seperti sedang menatap masa
depan ketika berguna dengan dirinya sendiri. Tunggu, piaraan? Pokoknya, Kelas A
sangat enak. Ada banyak manisan dan jus yang bisa mereka ambil kapanpun mereka
mau, dan sofa ini terasa sangat nyaman.
"Ngomong-ngomong, kita akan menggagalkan
rencana mereka, tapi bagaimana caranya?"
Kudo-san terlihat bersenang-senang ketika
mengatakannya. Bagaimana, yaaah...
"... Memutuskan jaringan komunikasi Kelas C
dengan Kelas B."
Jawab Kirishima-san. Memutuskan jaringan
komunikasi, ya? Aku ingat dulu kami pernah mengirim pembawa pesan Kelas D ke
neraka.
"Yah, seperti itu."
"Yang terpenting adalah apakah mereka bisa
tersambung atau tidak. Semua kelas memiliki hak untuk mengajukan perang
syokanju, jadi mustahil menghentikan mereka, dan kita tidak bisa
membicarakannya dengan mereka."
"Kita bisa menghentikan mereka sebelum
saling bertemu. Handphone tidak diperbolehkan di perang syokanju."
Seperti kata Kudou-san, akademi Fumitzuki, yang
melarang muridnya menggunakan handphone, menjadi lebih kejam ketika menyangkut
perang syokanju. Biasanya, jika mereka melanggar peraturan, paling berat
handphone mereka akan disita. Akan tetapi, selama perang syokanju, yang
dianggap seperti ujian, mereka diperlakukan seperti menggunakan handphone
selama ujian - yang berarti curang. Dan hasilnya tidak cuma disita, skorsing
atau tinggal kelas juga mungkin. Pokoknya, aku rasa tidak ada orang yang akan
mengambil resiko sebesar itu hanya untuk kelas mereka.
"Dengan kata lain, kita harus menghentikan
pembawa pesan kelas B dan C, ya kan?"
"Dari oada pembawa pesan, aku rasa kita
seperti menghalangi cinta mereka."
"Ahaha, jadi, kita akan diinjak-injak kuda
sampai mati?"
"...Tidak apa-apa. Itu bukan cinta sejati
juga."
"Kirishima-san benar. Cinta sejati bukan
sekedar interaksi laki-laki dan perempuan, tapi ikatan yang menyatukan perasaan
dua orang."
Kalau begitu, mencampuri persoalan cinta mereka,
ya? Hmm...
"Dengan kata lain, apa yang harus kita
5?"
"Sudah kubilang. Kita akan mencegah cinta
mereka."
"Bisa lebih jelas?"
"""..."""
Tiba-tiba semua terdiam. Kami sama sekali tidak
tahu bagaimana caranya menghancurkan kisah cinta.
"Mari dengarkan pendapat semua orang kalau
begitu. Um, taichou, menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?"
"... Mencegah kisah cinta?"
"Ya."
"...Berapa batas obat yang bisa
kugunakan?"
"Maaf, Kirishima-san, tapi itu untuk Yuuji,
jadi itu tidak cocok untuk ini."
Itu bukan saja melanggar peraturan perang
syokanju. Tapi juga melanggar undang-undang dasar negara. Aku jadi penasaran
seperti apa perlakuan yang diterima Yuuji.
"...Kalau begitu, Aiko?"
"Hm~, gimana ya~. Bagaimana kalau kita
pakai rayuan atau semacamnya?"
"Rayuan, ya... Rayuan seperti apa yang
bagus?"
"Akan kutunjukkan kalau begitu. Ei~
(angkat)"
"KYAAAAH!!!? KENAPA KAMU MENGANGKAT
ROKKU!?"
"Yoshii-kun juga pasti ingin melihat punya
orang lain sesekali, ya kan?"
"TIDAK USAH MENUNJUKKANNYA!"
"...Jangan khawatir, Yuuko. Kamu memakainya
sekarang, ya kan?"
"BUKAN CUMA SEKARANG! AKU MEMAKAINYA SETIAP
HARI! JANGAN ANGGAP AKU INI ORANG YANG SUKA BERPERGIAN TANPA CELANA
DALAM!"
"Lihat, Yuuko, Yoshii-kun sampai merona
wajahnya. Itu efektif, bukan?"
"IDE INI TIDAK AKAN BERHASIL!"
Kutundukkan kepalaku karena aku duduk di dekat
mereka.
Yah, sejujurnya, aku jadi bersalah karena
bereaksi. Aku hampir melihatnya, tapi aku iri dengan Kubo-kun yang masih
tenang.
"Kalau begitu, kamu punya ide bagus,
Yuuko?"
"Eh? A, aku!? Yah, um..."
"...Tidak ada?"
"Bu, bukan begitu. Aku sangat pandai soal
ini. Aku banyak baca novel romansa."
Kinoshita-san membusungkan dadanya ketika
mengatakan itu. Ohh, aku jadi ingin dengar.
"Ya. Contohnya, aku akan memanggil
seseorang yang kusuka ke pohon legendari dan romantis dan bersembunyi di balik
pohon. Bagaimana?"
Hmm, begitu. Seperti yang diharapkan dari
kinoshita-san. Dia murid yang sangat pandai memecahkan masalah. Memanggil
seseorang yang dia suka dan bersembunyi.
" - membaya senjata tumpul."
"Oke, selanjutnya."
"A, apa? Apa yang salah dengan ideku?"
Kata kinoshita-san dengan nada kesal. Kenapa aku
merasa kata-kata seperti 'serang balik' dan 'obat bius' adalah kata-kata yang
sangat kukenal di sekolah ini!
"Kalau begitu, giliranku menyampaikan
ideku."
Kali ini, Kubo-kun berkata sambil memperbaiki
posisi kacamatanya. Kubo-kun memiliki penampilan yang membuatnya terlihat kalau
dia sama sekali tidak pandai dalam hal ini, tapi sepertinya tidak begitu.
"Menurutku, cinta adalah insting. Jadi
bagaiman kalau kita memancing semua orang tanpa sadar?"
"Memancing orang tanda sadar?"
"Ya. Apa kamu pernah dengar istilah
jembatan gantung atau efek alam bawah sadar?"
"Ah, sepertinya aku pernah dengan itu di
tv."
Efek jembatan gantung adalah suatu peristiwa
seperti menyatakan cinta di tengah-tengah tempat berbahaya seperti jembatan
gantung, membuat mereka salah paham akan rasa takut dengan cinta dan membuatnya
berhasil dengan mudah. Efek alam bawah sadar adalah memasukkan gambar
berkali-kali dalam beberapa detik untuk meninggalkan kesan dalam diri mereka.
"Kita akan pakai cara ini untuk memancing
kubu lain berpihak pada kita."
"Hm hm "
"Intinya, aku rasa akan lebih efektif jika
seseorang mengatakan 'aku cinta kamu' di tepi jurang dengan peluru melesat
setiap 4 detik, atau semacamnya."
"Cuma Hollywood yang bisa bikin adegan
seperti itu, ya kan?"
Adegan romantis seperti itu pasti ampuh, buat
film!
"Tidak bagus... Jadi cuma trik godaan
Kudou-san yang bekerja?"
"Begitu. Trik rayuan Yoshii-kun. Sepertinya
itu akan bekerja."
"Tunggu dulu, apa maksudmu, Kubo-kun.
Jangan bercanda dan pikirkan dengan serius."
"Eh, aku serius kok."
Memakai candaan untuk menyembunyikan sesuatu.
Kubo-kun sangat payah soal romansa. Meski begitu dia masih mau memberikan
pendapat, dia orang yang sangat baik.
Apa mereka bisa menghentikan rencana kelas C?
Aku merasa resah. Sebaiknya aku pastikan dulu.
"Hei, kalian tahu arti dari 'pertemanan'?
Ada yang tahu?"
"""Kontes menyanyi
kelompok."""
Pertemanan- (合コン)
Kontes menyanyi kelompok - (合唱コンクール
"Oke, makasih."
Mereka tidak berguna.
Mereka bahkan lebih parah dari Kelas F soal
percintaan.
Rasanya ingin memegangi kepalaku karena situasi
menyedihkan ini, tapi tiba-tiba,
"...Yoshii, sembunyi!"
"Wa!"
Kirishima-san buru mendorongku ke bawah sofa.
Ada apa?
"...Kelas C mencari Yoshii."
Kirishima-san melirik ke arah pintu, kucoba
mengintip dari celah bangku. Ada seseorang yang sedang melihat ke dalam kelas
lewat jendela kecil di koridor, dan alasan kenapa tidak ada yang masuk karena
sekarang jam belajar.
Kemudian terdengar ketukan di pintu. Pintu
terbuka.
"Maaf, bisa minta waktunya?"
Seorang gadis yang tidak kukenal berdiri di
depan pintu, sepertinya dia dari Kelas C.
"Ya, ada apa?"
kinoshita-san tersenyum menyapa gadis di pintu.
Ngomong-ngomong, Kinoshita-san biasanya berpenampilan seperti itu. Dengan
senyum alami dan sikap elegan.
"Um, apa Yoshii Akihisa masuk ke sini? Aku
sedang mencari dia."
"Yoshii-kun? Hm... Aku tidak lihat dia...
Kami sedang belajar sekarang, jadi tidak mungkin dia masuk ke sini, ya
kan?"
"Awalnya aku berpikir seperti itu, tapi
kalian tidak terlihat seperti sedang belajar, jadi aku kira,"
"Ahaha, kira-kira ini masih termasuk
belajar. Belajar pribadi."
Jawab kinoshita-san sambil tertawa kecil. Jika
aku tidak bertemu Kirishima-san dan yang lain di koridor, aku juga tidak akan
kabur ke dalam kelas A. Meski ini keadaan darurat, aku tetap tidak akan masuk
ke kelas lain yang sedang belajar. Karena itu Kelas C belum bisa menghubungi
Ketua Kelas B, Nemoto-kun, yang sedang belajar.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu
mencarinya?"
Kinoshita-san bertanya dengan nada penasaran.
Jadi itu teknik mengalihkan topik, ya? Yup, itu teknik yang bagus.
"Apa dia mengintip kamar ganti perempuan
atau semacamnya?"
Eh, bukannya pengalihan topik ini terlalu aneh?
"Ya, kira-kira begitu."
ITU TIDAK BENAR!
"Baiklah, terima kasih. Beritahu kami kalau
kamu melihatnya."
"Oke. Akan kuberitahu kalian kalau aku
menemukan tukang intip itu."
Setelah mengucapkan terima kasih, gadis Kelas C
pergi.
Kinoshita-san berbalik dan bertanya padaku yang
sedang bersembunyi.
"Yoshii-kun, apa kamu beneran sembunyi
karena perang Syokanju?"
"BENAR! AKU TIDAK PERNAH MENGINTIP SEMENJAK
AKU LAHIR!"
"Yoshii-kun... Kamu baru saja mengatakan
kebohongan besar..."
"Ngomong-ngomong, aku pernah melihat
Yoshii-kun satu kali di kamar ganti perempuan."
"Bukan, itu salah. Itu karena ada
Yuuji."
"...Yoshii, jelaskan padaku nanti."
Gawat. Umur Yuuji bakalan makin pendek.
"Yah, biarlah. Aku akan percaya untuk
sekarang. Tapi kalau kamu beneran bohong, akan kutendang kamu ke kelas C."
"O, oke."
Ketika dia bilang 'Akan kuberitahu kalian kalau
aku menemukan tukang intip itu' sama sekali bukan kebohongan.
"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan,
Yoshii-kun?"
Kemudian semua orang diam. Kubo-kun melanjutkan
perbincangan yang tadi terpotong. Emm...
"Oke, kita butuh informasi bagaimana mereka
akan menghubungi KelasB. Kalau kita tidak tahu cara mereka melakukan kontak,
kita tidak akan bisa membuat rencana."
"Mengerti. Kalau begitu, aku yang akan
mencari informasi soal rencana Koyama-san, karena aku punya banyak
relasi."
"...Kita akan periksa situasi perang Kelas
F Dan C."
"Oke, serahkan padaku."
"Yah mau gimana lagi. Aku akan membantu
karena sudah setuju."
Semua orang sudah memutuskan apa yang akan
mereka lakukan. Bagaimana denganku?
"Aku akan bantu Kubo-kun kalau
begitu."
"Tidak, sebaiknya kamu tetap di sini,
Yoshii-kun."
"...Bahaya di luar "
"Ya~ barusan ada yang datang ke sini buat
mencarimu."
"Begitu, maaf. Semuanya, terima
kasih."
Semuanya membalas 'tidak masalah'bsambil
berjalan keluar kelas. Serius, aku harus memberikan mereka hadiah kapan-kapan.
Mantap lanjut min
ReplyDelete