Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 9 : Soal Pertama

Baka to test vol 9 soal pertama 
"...Yuuji."
"Apa?"
"...Kita kemarin tinggal bersama, tapi rasanya tidak ada yang berbeda."
"Ya wajar saja. Coba pikirkan, bukan satu atau dua kali aku disekap dan diikat dan diculik ke rumahmu. Ga ada yang beda."
"...Jadi mulai sekarang dan seterusnya, aku akan tinggal di rumahmu."
"Oke. Aku akan ke rumahmu kalau begitu."
"...Yuuji, kamu mau pakai pakaianku ketika di rumahku?"
"Tunggu dulu. Biar kuambil dulu baju ganti."
"???...Di rumahku ada banyak kaos kaki."
"KENAPA KAOS KAKI!? SETIDAKNYA ADA CELANA DAN BOXER, YA KAN?"
"...Aku tidak keberatan memakai celana dalam dan bra Yuuji."
"AKU YANG KEBERATAN! DAN AKU TIDAK PUNYA BRA!"
"...Kamu tidak pakai dalaman, Yuuji?"
"AKU PAKAI BAWAH! TAPI TIDAK BAGIAN ATAS!"
"...Mana?"
"INI BUKAN WAKTUNYA TANYA DI MANA! JANGAN SEENAKNYA MEMBUKA CELANAKU!"
"... Sebagai teman masa kecil, aku punya tugas memeriksa pertumbuhanmu, Yuuji."
"TIDAK ADA YANG NAMANYA MEMERIKSA PERTUMBUHAN!? KALAU KAMU TIDAK MEMBUKA BAJUKU DAN MEMERIKSA SETIAP HARI, ITU SAMA SAJA PERCUMA--"
"..."
"Oi, tunggu dulu. Kenapa kamu diam saja?"
"...Kelas F akan melanjutkan perang syokanju?"
"Kenapa tiba-tiba ganti topik."
"...Apa kamu bisa mengalahkan Kelas C?"
"Hah...! Seperti biasa, kalau topiknya tidak merugikan, kamu pura-pura tidak dengar..."
"...Bahkan bagi suami istri, ada beberapa hal yang tidak bisa dibicarakan."
"KITA BUKAN SUAMI ISTRI, ah terlalu malas buat membalas..."
"...Jadi, bagaimana?"
"Hm? Perang syokanju?"
"...Un."
"Bukan soal bisa atau tidak, tapi harus menang. Kelas F tidak boleh kalah."
"...Berusahalah. Kalau kamu, Yuuji, kamu pasti akan menang."
"Oh, thanks - ngomong-ngomong, meski kamu mendukung kami, kamu tahu tujuan akhir kami, kan?"
"...Kamu mengincar Kelas A, ya kan?"
"Tentu saja, kami pasti menang kali ini."
"...Benarkah?"
"Jadi bersabarlah. Kami tidak akan ragu-ragu."
"...Tidak masalah, tapi-"
"Tapi apa?"
"-Yuuji, kamu tahu apa yang terjadi jika sekali lagi kamu kalah, ya kan?"
"...haha, kakiku mulai gemetar... Inikah yang namanya aura samurai?"
"...Kalau kamu kalah lagi, bersiaplah."
"Ugh...! A, aku tidak akan kalah!"
"...Jadi kamu harus berusaha mengalahkan Kelas C."
"Jantungku terasa berdebar kecang... Yah, aku akan berjuang. Harapan kami adalah menang."
"...Aku akan mendukung perangmu melawan Kelas C."
"Oke, thanks."

"-Ngomong-ngomong, Shouko, soal memeriksa pertumbuhan."
"...Aku piket hari ini."
"OOOOOIIII!!! APA BENERAN KAMU MEMERIKSANYA SETIAP HARI!!??"

Soal Pertama
Bcalah paragraf dibawah ini dan jawab pertanyaannya:

Andy: “I’m sorry about being late.”
Mary: “Was there anything?”
Andy: “I guided the man.”
Mary: “Was there a stray child.”
Andy: “No. There was an old man who had come to this town for the first time.”
Mary: “I see
Jelaskan kenapa Andy terlambat.

Jawaban Himeji Mizuki:
Karena dia pergi mengantarkan orang tua yang tersesat.
Komentar Guru:
Benar sekali. Andy bilang dia terlambat karena menolong orang tua yang dayang ke kota ini untuj pertama kalinya. Semuanya harus ingat untuk selalu menolong orang yang butuh pertolongan.

Jawaban Tsuchiya Kouta:
Karena dia harus menolong wanita hamil yang ingin melahirkan.

Komentar Guru:
Sayangnya, tidak ada yang menyebutkan wanita hamil.

Jawaban Yoshii Akihisa:
Karena dia menolong pria tua yang ingin melahirkan.

Komentar Guru:
Sensei bingung, kenapa kamu seenaknya membuat cerita yang tidak masuk akal.

***

"Pagi, Yuuji."
Setelah berpisah dengan Shouko di gedung sekolah baru, aku berjalan menyusuri lorong gedung sekolah lama dan mendengar suara yang familiar.
"Oh, Hideyoshi, pagi."
Aku berbalik dan menemukan salah seorang teman sekelasku - Kinoshita Hideyoshi.
"Cuaca hari ini sangat cerah ya."
Hideyoshi menyipitkan matanya ketika melihat ke luar. Sejujurnya, wajahnya itu terlihat seperti perempuan setiap kali aku melihatnya, tapi dia adalah asli laki-laki. Meski begitu, akhir-akhir ini aku selalu mempertanyakan apakah dia benar laki-laki atau ternyata perempuan.
"...Entah kenapa aku punya firasat harga diriku baru saja hancur berkeping-keping..."
"Palingan cuma imajinasimu. Kamu pasti kelelahan, ya kan?"
"Hmmmm... Iya kah?"
Firasat yang sangat tajam untuk hal yang sepele, itu pasti bakat khusus milik perempuan.
"Ngomong-ngomong, kemarin itu kacau banget."
Hideyoshi tersenyum canggung ketika mengatakan itu. Kejadian apa yang dia maksud kacau? Pernyataan cinta yang menyebabkan seluruh murid Kelas F cemburu dan menggila bahkan menyebabkan peristiwa berantai yang mengerikan, bagiku itu yang paling mengerikan.
"Yah, bencana tetap bencana, tapi aku sudah terbiasa dikejar-kejar."
"Tapi..."
Mau bagaimana lagi, aku sudah terbiasa.
"Dari pada mengkhawatirkan apa kita akan dikejar atau tidak, aku lebih khawatir dengan perang syokanju hari ini. Kekuatan tempur kita diperas habis kemarin."
"Itu karena kelas kita kemarin yang mulai."
Gara-gara ini, kekuatan tempur kita yang sudah sangat kecil jadi lebih kecil. Lawan adalah Kelas C, dan kita sudah kekurangan banyak. Tentu saja, semua orang pasti tahu kalau ini tidak menguntungkan bagi kami.
"Kita harus bertahan untuk menang hari ini."
"Bertahan? Apa maksudnya?"
"Perkiraanku kita harus bertahan di pertengahan pertama, jadi kita akan melancarkan serangan besar yang membuat kita harus mengisi ulang nilai kita."
"Terus mengisi ulang nilai dengan cepat... Itu membutuhkan motivasi dan konsentrasi tinggi."
Kata-katanya sih isi ulang, tapi sebenarnya itu adalah ujian, jadi itu akan memeras otak dan tubuh. Aku harus mencari cara untuk menyemangati dan memotivasi semua orang.
"Oh iya, Hideyoshi. Nilai mata pelajaran karya sastramu lumayan tinggi."
"Ah, iya. Drama kami selanjutnya adalah cerita Genji-"
Di saat kami sedang ngobrol sambil menaiki tangga lalu melihat ke depan kelas.
"Eh? Bukannya itu Muttsurini?"
"Oh iya."
Kami melihat teman sekelas kami, Tsuchiya Kouta, alias Muttsurini, mau masuk ke kelas.
Dia orang yang sangat haus dengan hal-hal mesum, dan master dari mata pelajaran pendidikan kesehatan yang bahkan mengalahkan nilai guru pendidikan kesehatan. Meski total nilai dia rendah, dia rekan yang sangat dapat diandalkan dengan mata pelajaran keahliannya.
"Aku akan membuatnya bekerja keras hari ini."
"Ya, tidak ada yang bisa mengalahkan Muttsurini di pendidikan kesehatan."
"Pagi, Muttsurini."
Kata Hideyoshi sambil menepuk bahunya.
"..."
Tapi Muttsurini tidak merespon sama sekali... Huh?
"Ada apa? Apa sesuatu-"
Terjadi? Begitu ingin kukatakan itu,
"....(crooooooooot)"
Muttsurini menyemburkan darah begitu banyak dari hidungnya.
"KEKUATAN TEMPUR TERBESAR KITA-!?"
APA? APA YANG TERJADI? APA DIA DIRACUNI? APA INI JEBAKAN?
"SIALAN! SIAPA YANG MEMBUNUH MUTTSURINI!?"
Aku langkahi mayat Muttsurini. "...jangan injak... aku..." Dan masuk ke kelas.
"A, aaa, Minami-chan, sebaiknya kamu..."
"(Remas remas remas) Besar~. Apa yang kamu makan sampai mereka besar seperti ini?"
"Cuma nasi biasa."
Aku melihat Shimada sedang meremas dada Himeji.
"...Kalian berdua, apa yang kalian lakukan pagi-pagi begini..."
"Ah, pagi, Sakamoto."
"Selamat pagi, Sakamoto-kun."
Akhirnya Shimada dan Himeji menyadari kedatangan kami dan menyapaku... Apa ini alasan Muttsurini pingsan...
"Apa yang kami lakukan? Cuma bercanda sebentar."
"Candaan kalian membuat rekan kita sekarat..."
"Meski begitu, tidak pantas juga kamu menginjak temanmu seperti itu."
Dasar, sangat berbahaya memberikan Muttsurini stimulus seperti itu.
"Lalu, kenapa kamu bercanda sampai segitunya?"
"Nn~ tidak ada."
Kata Shimada sambil menoleh ke meja Himeji.
"Mizuki sudah belajar serius dari semenjak datang ke sekolah, jadi aku ingin bantu dia relax."
"Aku senang kamu sangat peduli, tapi sebaiknya lakukan dengan cara lain..."
Setelah kulihat, meja Himeji dipenuhi buku paket dan soal. Begitu, jadi dia sudah bekerja keras dari pagi. Sebagai ketua kelas, aku sangat bersemangat melihatnya.
"Maaf, Himeji. Aku bersyukur kamu sangat bekerja keras."
Dari kelompok belajar sebelumnya, aku tahu kalau Himeji bukan anak jenius dari lahir, tapi semua berkat kerja kerasnya. Perilaku kerja kerasnya selalu memotivasi orang di sekitarnya. Dan dengan wajah cantiknya, semua orang (meski kebanyakan adalah orang berengsek) akan bekerja keras tanpa mengeluh.
"Aku akan bekerja sangat keras hari ini."
Dan juga, aku tidak tahu apakah berkat Shimada yang khawatir atau karena tidak mempedulikannya, tapi Himeji terlihat tidak memaksakan dirinya dan penuh semangat. Merasa tegang tanpa memaksakan diri adalah kondisi bertarung yang terbaik.
"Maaf, Himeji. -Woi, kalian semua. Kalau kalian punya waktu, bersiaplah buat ujian isi ulang seperti Himeji. Nilai kita sama sekali tidak cukup untuk menang."
"""Mengerti-!!!"""
Aku bisa memanfaatkan Himeji untuk menyemangati semua orang. Akan tetapi, tidak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk mengatakan 'belajar sana' ke seluruh teman sekelasku...

***

20 menit setelah percakapan itu, masih ada 10 menit sebelum kelas dimulai.
Ketika aku memeriksa buku absen kelas, aku tiba-tiba tersadar akan sesuatu.
"Ngomong-ngomong, Akihisa belum datang."
"Akihisa? Sepertinya begitu."
Hideyoshi yang sedang duduk dan belajar di sampingku , mendengar gumaman ku dan mengangkat kepalanya sebelum menjawab.
Hampir semua orang sudah datang kecuali si goblok itu. Tidak peduli di hari-hari biasa, tapi dia seharusnya datang lebih awal di hari perang Syokanju untuk bersiap-siap bertarung.
"Mungkin dia kesiangan."
Shimada bergabung ke percakapan begitu mendengar nama Akihisa.
"Kesiangan... Apa benar, Himeji?"
Aku tanya ke Himeji yang sedang belajar di dekatku. Mendengar itu Shimada menahan nafas.
"Tidak, dia tidak kesiangan-"
"...Jadi benar, kamu tinggal bersama Aki, ya, Mizuki? Hei, Mizuki, ceritakan padaku."
"Wow, woa, tenang, Shimada, tenang. Ada kakaknya Akihisa di rumah, dan ini Akihisa. Mana mungkin dia berani melakukan sesuatu."
"Yah, benar juga sih..."
Hideyoshi menenangkan Shimada. Kerja bagus Hideyoshi. Kalau kita membahas topik merepotkan itu dan menimbulkan keributan seperti kemarin lagi, situasi bakalan makin sulit dikendalikan.
"Emm... Akihisa-kun sepertinya kena demam... Jadi dia harus istirahat hari ini."
"Eh? Aki demam?"
"Serius?"
"Ya."


Tiba-tiba, aku dan Shimada bertanya balik.
Akihisa melewatkan perang syokanju karena demam?
"Aku pikir si idiot itu nggak bakalan melewatkan perang syokanju cuma gara-gara demam."
"...Aku setuju."
Muttsurini mendatangi kami dan mengangguk setuju.
Tubuh orang itu lumayan kuat karena biasanya dia cuma makan biji-bijian, apalagi hari ini ada perang syokanju. aku tidak bisa membayangkan si idiot itu akan bolos sekolah ketika ada hari yang sangat penting untuk melangkah ke atas.
"Aku rasa setidaknya dia akan mengirim pesan ke Yuuji kalau seperti itu."
Seperti kata Hideyoshi, kalau dia tidak bisa datang, setidaknya dia akan menelponku dan mengatakan sesuatu seperti 'kamu harus menang meski harus mati'. Apa dia kehilangan kesadaran sampai tidak bisa kirim pesan? Tapi karena Himeji, yang tinggal bersamanya, datang ke sekolah, itu pasti tidak parah. Kalau memang sudah kritis, Himeji pasti bakalan minta izin dan menemani Akihisa.
Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan yang tersisa.
"Si goblok itu... Sudah kubilang berkali-kali hati-hati kalau makan..."
"Dia tidak bisa menolak... Kasihan..."
"...Mari kita doakan dia bersama-sama."
Jadi alasannya pasti karena masakan Himeji. Itu lebih meyakinkan dibanding demam.
"Tapi kekuatan Akihisa adalah 'tidak ada yang berkurang meski dia tidak ada. Jadi tidak masalah."
"Aku merasa itu sama seperti 'meski dia ada, dia sama sekali tidak berguna..."
Itu yang ingin kukatakan.
Sejujurnya, jika kita tidak membahas kekuatan tempur dia, kemampuan menghindar syokanju miliknya sangat sangat berguna.
Meski dia idiot, jika dia tidak ada, kesempatan menang kami juga terpengaruh... Tapi tidak perlu mengatakan itu dan membuat cemas semua orang.
Kulihat ke sekeliling kelas dan melihat semua orang di sini kecuali Akihisa. Masih ada waktu sebelum kelas mulai.
Sekali lagi kulihat ke sekeliling kelas dan berjalan ke mimbar.
"Oke, kita akan mulai rapat strategi kita!"
Semua menjadi berisik ketika mendengar ini.
Perang Syokanju akan dimulai jam 9. Tidak banyak waktu, jadi aku akan jelaskan dengan singkat.
"Poin terpenting kita hari ini adalah ujian isi ulang. Kita harus mendapatkan kembali nilai kita yang berkurang kemarin."
Jebakan dari ketua Kelas C, Koyama, membuat semua murid Kelas C mengamuk, dan begitu banyak mengurangi kekuatan tempur kami sebagai hasilnya. Kelas F sudah sangat lemah dibandingkan Kelas C, dan kita malah kekurangan nilai akibat pertikaian. Sekarang, perbedaan kekuatan kami sangat jauh.
"Tapi bukankah perbedaan kita dengan Kelas C sangat lebar jika kita terus mengisi ulang?"
Shimada mengangkat tangannya dan bertanya. Memang benar kalau semua orang bakalan kelelahan seperti katanya, perbedaan nilai antar kedua sisi akan semakin melebar, dan alasannya adalah nilai maksimal lawan jauh di atas kami... Akan tetapi,
"Bukan itu masalahnya. Lawan sudah selesai isi ulang."
Ketika Kelas F sedang bertikai, Kelas C berkumpul kembali. Ini adalah keputusan yang sangat berhati-hati di tengah-tengah kekacauan. Meski sebagian dari kami ada yang isi ulang, kami masih bertikai, dan mereka, yang memiliki keuntungan dari awal, memiliki perbandingan yang sangat berbeda dari kami dalam segi kelelahan. Dengan kata lain, ujian isi ulang hanya akan memperlebar perbedaan bukan memperkecil
"Lalu, apa rencana dasarnya?"
Tanya Hideyoshi. Semua orang di kelas sepertinya ingin mendengar rencana utama ketimbang detailnya.
"Kemungkinan musuh akan mulai menyerang dari sini, dan kita tidak akan punya kesempatan untuk memang dengan nilai kita yang sangat tipis. Maka dari itu, kita akan memperkuat ruangan Kelas F. Kita akan mempertahankan kedua pintu masuk Kelas F, menjadikannya titip pertarungan dan menunggu mereka yang sedang isi ulang di dalam kelas selesai."
Begitu isi ulang mereka selesai, Kelas C akan makin gencar menyerang kami sebelum kami bisa bertindak - mungkin tidak separah itu, tapi mereka akan memaksa kami tetap di dalam kelas dan membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa. Dilihat dari bagaimana ketua kelas lawan bertindak, sepertinya lawan sangat waspada dengan kami. Ketahuan sekali kalau mereka ingin mempersempit ruang gerak kami.
"Kita kehilangan banyak poin, dan kekurangan lebih banyak orang. Kita tidak akan punya kesempatan menang jika lawan menggunakan strategi 'mundur begitu melemah'."
Dalam hal jumlah, kami masih punya sekitar 30 orang (sebagai catatan, jumlah total murid ada 50 orang), tapi lawan ada 40-an lebih, jadi perbandingan jumlah kami ada 30%. Ditambah perbedaan kekuatan personal antara Kelas C dan F. Ini situasi yang sangat jelas.
"Karena dari itu, kita akan pakai poin kita sampai habis."
"Sampai habis, seperti bertarung sampai titik darah penghabisan?"
"Benar, tapi itu tidak cukup. Kita tidak akan mengisi ulang nilai kita begitu sekarat, tapi kita akan mengganti mata pelajaran. Dengan begitu, setiap orang bisa bertarung terus tanpa mundur."
"Mengganti mata pelajaran, bagaimana caranya?"
Shimada melempar pertanyaan. Itu pertanyaan yang bagus.
Peraturan menyatakan kalau kami tidak bisa mengganti mata pelajaran ketika sedang bertarung. Kalau ingin mengganti mata pelajaran, kami harus menunggu hingga pertarungan selesai. Dengan kata lain, salah satu sisi yang bertarung harus kalah terlebih dahulu. Lalu, jika kami kalah, musuh akan menerobos dari kedua pintu masuk, dan situasi akan semakin buruk.
"Untuk itu kita membutuhkan bantuan Himeji dan langsung meminta guru untuk mengganti mata pelajaran begitu lawan di area pemanggilan kalah. Bisa kamu lakukan?"
"Ya! Serahkan padaku!"
Kata Himeji dengan antusias.
Himeji, dengan kemampuan sebagai peringatan kedua di angkatan kami, memiliki nilai tinggi di setiap mata pelajaran. Ini adalah kunci kemenangan kami. Setiap mata pelajaran mungkin memberikan pertarungan yang sengit, jadi kami perlu mengganti lawan ketika mengganti mata pelajaran.
Matematika Shimada dan pendidikan kesehatan Muttsurini adalah senjata andalan kami, tapi lawan pasti akan mengganti mata pelajaran juga, dan kami di sisi yang bertahan, jadi senjata andalan kami tidak bisa pakai. Maka dari itu kami butuh pertolongan dari Himeji.
"Jadi kita butuh Himeji ketika ingin mengganti mata pelajaran. Tugas bertahan akan diambil oleh orang lain, begitu?"
"Aaah, jadi begitu. Begitu kita mulai, kita akan dikelompokkan dengan Muttsurini dan Shimada di tengah."
Pintu depan akan dijaga pendidikan kesehatan Muttsurini dan oleh matematika Shimada. Dengan catatan, karena mereka berdua adalah pasukan yang kuat, jadi mereka harus mundur ketika kami mengganti mata pelajaran.
"Dilihat dari situasi, aku akan tahan sekitar 20-30 menit."
"...Aku tidak yakin dengan pertarungan pertahanan."
Berbeda dengan Shimada, Muttsurini yang ahli di pendidikan kesehatan, tidak akan kuat di pertarungan jangka panjang. Kemampuan gelang emas milik syokanju Muttsurini sangat kuat, tapi memakan banyak poin ketika dipakai, dan akan ada efek samping ketika berhadapan dengan musuh yang banyak. Satu-satunya orang di angkatan kami yang bisa menghindar dari begitu banyak lawan adalah si idiot. Itu sebabnya kehilangan orang itu sangat berdampak besar...
"Aku akan bekerja keras demi Akihisa-kun. Kami sudah berjanji."
Mata Himeji memancarkan tekad yang membara. Sepertinya dia lebih aktif jika Akihisa tidak ada di sini.
"Oke. Kalau begitu catat di mana posisimu."
Setelah itu kami mendiskusikan sedikit rencana kami dan mengakhiri rapat. Jadi... Bagaimana akhir dari pertarungan hari ini?


***

"Sudah selesai belum, Yoshii? - Hei, kamu dengar tidak?"
"Eh? Ah, ya, maaf."
Suara serak Tetsujin membawaku kembali ke kenyataan. Sialan. Sepertinya aku bengong lagi.
"Ada apa? Kamu belum juga menulis satu kata pun? Buruan."
Karena Omelan Tetsujin, aku menunduk melihat surat keterlambatan.
--yups, surat keterlambatan.
Sekarang pukul 10, dan aku di kantor. Dan kenapa aku ada di sini sekarang, alasannya sangat simpel, aku terlambat dan sensei menyuruhku menulis surat keterlambatan.
"Tidak biasanya kamu sangat terlambat. Kamu kesiangan?"
"Tidak, bukan itu..."
Aku bangun lebih awal dari biasanya. Meski begitu, ketika aku melihat jam, sudah jam 9.30. Sepertinya aku melamun di atas kasur selama 2 jam. Pantas kalau aku bilang waktuku telah dirampas tanpa peringatan.
Terserah. Pokoknya buruan selesaikan. Aku harus kembali ke ruang remedial."
"Oke~."
Di kolom kelas aku tulis 2-F, dan Yoshii Akihisa di kolom nama, lalu alasan keterlambatan--
"..."
"Ada apa, Yoshii? Kenapa wajahmu merona?"
Aku ingin menulis alasanku terlambat, tapi terhenti lagi.
Sejujurnya, alasanku terlambat pagi ini adalah Himeji-san... umm, ciu-tidak! Eee, bersikap seperti Nee-san. Tapi aku tidak bisa pakai alasan itu. Bakalan timbul lebih banyak masalah jika itu tersebar, dan akan memberi Himeji-san masalah. Tapi (meski itu kesalahpahaman Himeji-san) demamku sudah sembuh, jadi aku tidak bisa tulis sakit...
Aku berpikir sejenak, dan tanganju yang memegang pulpen kembali menulis lagi. Mau gimana lagi. Akan kutulis kalau begitu.
"Sensei, aku sudah selesai."
"Oke, kamu boleh pergi."
"Ya."
Kuserahkan surat keterlambatan dan bersiap meninggalkan ruang guru.
"Tunggu dulu. Kembali ke sini, Yoshii!"
"Ada apa?"
Aku dipanggil kembali oleh Tetsujin. Apa lagi?
"Tulis ulang."
"Tulis ulang? Ada yang salah?"
"Alasan keterlambatan adalah 'Masa muda'. Itu tidak bisa diterima!"
"TERUS APA YANG HARUS KUTULIS!?"
"AKU YANG SEHARUSNYA MARAH!!"
Tidak masuk akal. Aku sudah berpikir dan berpikir dan menuliskan kejujuran besar!
"Yare yare... Lupakan. Karena ini Yoshii... Palingan kamu memungut buku porno di jalan."
Sepertinya masa mudaku telah disalahartikan dengan begitu rendah.
Meski begitu, aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya, dan aku tidak tahu apa maksud dia. Apa dia mencoba meniru Nee-san? Apa Himeji-san masih mengigau? Apa itu semacam mantra penyembuh? Tidak, itu malah lebih aneh.
Jika kupikir pikir, jangan bilang, kalau sebenarnya Himeji-san--
"Kenapa tiba-tiba wajahmu merona?"
Seberapa hot-nya buku porno yang kamu pungut!?"
Sialan, aku malah makin disalahpahami.
"Dasar, apa kamu bisa ikut partisipasi perang syokanju? Kuingatkan kamu. Dengan keadaan kelasmu saat ini, kalian tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain, ngerti?"
Keluh Tetsujin.
Setelah dia mengatakannya, aku fokus ke situasi kelasku saat ini...
Perang syokanju dimulai ketika aku sedang menulis surat keterlambatan di sini. Dan melamun selama dua jam tidak ada hasilnya, jadi tidak perlu mempermasalahkan itu.
"...Ya. aku harus fokus dengan perang syokanju."
"Benar. Aku tidak bilang kalau belajar itu tidak penting, tapi perang syokanju sangat penting bagimu dan Sakamoto, bukan? Jangan pikirkan hal lain dan fokus dengan yang ada di depanmu."
Sebagai orang yang lebih tua, Tetsujin memberiku nasihat, dan memang benar kalau perang syokanju sangat penting bagiku. Itu bukan permainan, yeah... Yup, benar sekali!
"Ya, aku mengerti!"
"Jawaban yang bagus. Tidak ada masalah, ya kan?"
"Tidak ada! Aku sangat pandai dalam melupakan!"
"Jangan bangga dengan itu, bodoh."
Dari awal, aku memang tidak pandai dalam berpikir. Aku tidak bisa mencari tahu apa yang terjadi dengan Himeji-san, jadi aku harus fokus pada perang Syokanju!
"Aku akan ke ruang remedial. Kalau kamu mati di perang, akan kuberi kamu pelajaran berat."
Tetsujin membawa surat keterlambatan dan kembali ke ruang remedial. Sekarang, aku harus mulai berpikir. Aku harus berkumpul dengan Kelas F dan bergabung ke perang Syokanju!

***

"--Meski begitu, ada apa ini..."
Setelah menyerahkan surat keterlambatan ke Tetsujin, aku menatap Kelas F dengan heran.

"Serang! Lawan kita cuma Kelas F!"
"Yang selesai isi ulang sudah datang! Kalian segera gantikan mereka yang sekarat!"
"Baik! Yang di belakang akan ambil alih!"

Aku sudah sampai di depan Kelas F dan melihat pemandangan gerombolan murid Kelas C menyerbu dengan ganas dan Kelas F bertahan mati-matian di pintu masuk.
Sekarang sudah jam 10 lewat, dan Medan perang perang syokanju kembali dimulai di depan pintu masuk Kelas F di bangunan lama. Saat ini, sedang ada pertarungan yang sengit, dan dari yang kulihat, sepertinya kelas C berusaha untuk mengepung Kelas F dan mengunci mereka di dalam kelas.
Ketua Kelas C, Koyama-san, sengaja menyebarkan fitnah untuk memecah belah Kelas F dan membuat Kelas F bertikai. Meski kami berhasil meluruskan kesalahpahaman itu, dan kedua sisi mengikuti ujian isi ulang -- masih ada perbedaan yang sangat jauh antara Kelas C dan Kelas F. Dari awal sudah ada perbedaan kekuatan, lalu ditambah keributan kemarin, alhasil situasi Kelas F sangat tidak menguntungkan. Dan sekarang, Kelas F menerima kerugian yang jauh lebih besar dari pada Kelas C.
Ujian isi ulang berguna untuk mengisi kembali nilai mereka yang nilainya berkurang akibat pertarungan. Dengan kata lain, itu sia-sia bagi mereka yang gugur di pertarungan. Selama keributan kemarin, mereka yang dari Kelas C yang sekarat akan mundur, tapi Kelas F berbeda. Kelas F yang mengamuk menyerang lagi dan lagi meski mereka sekarat, dan akhirnya, tentu saja, banyak yang mati. Di situasi seperti ini, kedua sisi harus mengikuti ujian isi ulang, dan tentu saja perbedaan nilai yang diisi Kelas C jauh lebih banyak dari Kelas F. Perbedaan besar ini menciptakan situasi sekarang.
"Si Yuuji pasti sudah menduga ini, ya kan..."
Meski dia berhasil membereskan masalah kemarin, perang belum berakhir. Malahan perang baru saja dimulai dan sisi kami sudah terpojokkan.
Begitu kuintip, langsung kulihat Kelas F sedang terpojok. Hebat sekali mereka belum tumbang.

"TO, TOLONG, FUKUMURA! NYAWAKU TINGGAL 12! AKU NGGAK MAU KE RUANG REMEDIAL!"
"AKU JUGA SAMA! DARI PADA NGEBACOT, MENDING BANTU AKU!"
"OH IYA, BUKANNYA NILAIMU CUMA 20!?"

Aku hanya bisa mendengar teriakkan dari Kelas F dan melihat punggung murid Kelas C yang mengelilingi Kelas F dari tempatku berdiri.
"Tidak, tapi kalau aku bisa melihat punggung Kelas C, bukannya itu berarti aku bisa menyergap mereka?"
Sejujurnya, aku belum mengisi ulang semua nilaiku. Mau gimana lagi. Aku lari keliling sekolah seharian, dikejar oleh Kelas F dan C, jadi tidak cukup satu atau dua mata pelajaran untuk melawan mereka.
Aku sudah mengisi sebagian, tapi jika hanya setengah hari, tidak banyak yang bisa kuisi. Bertarung dengan kondisi seperti ini, sama seperti minta dikirim ke ruang remedial.
"Tidak tidak. Demi teman-temanku, bunuh diri pun akan kulakukan..."
Ketika memikirkan itu, sekilas aku dapat melihat wajah rekan-rekan sekelasku dari celah murid-murid Kelas C. Mereka semua melihatku dan menatapku.
(Kamu ada di sini, Yoshii?)
(Kamu tidak bisa istirahat di hari penting seperti ini!)
(Ayo bertarung bersama-sama, Yoshii!)

Mata mereka menyiratkan pesan itu.
Begitu ya... Jadi mereka membutuhkan aku... Kalau begitu, aku harus membalas panggilan mereka dan ikut bertarung bersama-sama.
...Yeah. Berjuang demi semua orang dan mengorbankan nyawaku. Kalau aku ingin menyelamatkan semua orang, aku harus menerjang dengan tekad menerima semua les privat Tetsujin.
"..."
Kutatap wajah memelas rekan-rekanku.

(Yoshii...)
(Yoshii...!)
(Yoshii...!!)

"Fumu... Begitu."
Kutarik nafas dalam-dalam dan berpikir dengan tenang.
...Aju tidak punya kewajiban untuk berkorban demi mereka sampai segitunya!

Jika kupikir pikir, alasan kenapa kami berakhir seperti ini karena semua orang cemburu dan mulai menyerangku. Dan juga, aku sudah diperlakukan dengan buruk setiap hari.
"Baiklah. Waktu menonton mereka mati."
Yuuji pasti bisa bikin rencana lain! Aku harus cari cara bagaimana caranya menembus kepungan Kelas C dan bertemu dengan Yuuji-

"YOSHII! KELAS F, YOSHII AKIHISA! BURUAN TOLONG KAMI! DI SINI!"
"OI, KELAS C! DI SANA ADA YOSHII! BURUAN SERANG DIA!"
"YA! DIA PASTI SURUHANNYA SAKAMOTO! JADI DIA PASTI SANGAT PENTING!"

"Cih! Memang Kelas F banget!"
Begitu mereka berteriak, aku langsung balik badan dan kabur.
Sepertinya keputusanku untuk mengabaikan mereka dan keputusan mereka buat mengorbankan aku langsung muncul bersamaan. Bisa dibilang mengorbankan nyawa orang lain demi melindungi nyawa sendiri adalah motto kelas kami.
"Eh? Yoshii? Mana?"
"Jangan ketipu! Mereka dari Kelas F! Kelas D kalah gara-gara ketipu! Kita harus fokus dengan yang di depan!"
"INI BENAR! SUMPAH! OH, KALAU BEGITU, BIARKAN AKU LEWAT, AKU AKAN IKAT DAN BAWA YOSHII KEMARI-"

Aku mendengarkan kata-kata menyedihkan dari belakangku. Bukannya menjual teman sendiri itu ide terburuk! Dasar orang-orang ini.
"Abaikan mereka."
Setelah kupikir baik-baik, situasi sekarang sangat buruk. Kalau aku ketahuan datang ke sekolah, aku tidak akan bisa bertemu dengan Kelas F diam-diam.
"Coba kita cari jalan lain..."
Pertama aku harus meninggalkan medan perang untuk jaga-jaga dan melihat situasi. Yup... Menyelinap lewat jendela dari kelas kosong di sebelah - sangat sulit. Dan juga kelas kosong ada di dekat medan perang, jadi lawan bisa lihat... Pokoknya, kita lihat dulu kelas kosong lain dan cari jalan buat menyelinap.
Aku turun dari medan perang lantai 3 ke kelas kosong di lantai 2 gedung lama. Kalau aku memanjat dari bawah sini...
Aku berhati-hati dan melihat apakah ada lawan di sekitar sebelum meletakkan tanganku di pintu kelas kosong. Namun tiba-tiba aku mendengar suara orang bicara di dalam kelas. Huh? Siapa mereka?

"...Maaf memanggil tiba-tiba. Ketua kelas tidak boleh pergi sendirian di tengah-tengah perang syokanju."
"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Kelas F sedang terkunci di kelas mereka."
"Baguslah. Kalau mereka terperangkap di dalam kelas, mereka tidak akan bisa melakukan trik licik."

Ada dua orang gadis yang sedang bicara di dalam, sepertinya aku kenal... Dan juga mereka membicarakan 'kelas F' dan 'perang syokanju'. Jangan-jangan...

Aku penasaran dengan percakapan mereka dan menempelkan telingaku pelan-pelan ke pintu.

"Jadi, Senpai. Soal tadi pagi..."
"Um, soal rencana melawan Kelas F, ya kan? Aku sudah tanya dia."
"Maaf sudah merepotkan."
"Tidak apa-apa. Kelas 3 sedang belajar bebas sekarang."

Itu pasti mereka! Itu pasti Ketua Kelas C, Koyama-san! Apa 'senpai' yang dipanggil adalah si seksi, Kogure Senpai?

"Bagaimana situasinya?"
"Lawan sedang terperangkap di dalam kelas..."
"Tapi kita juga tidak bisa mendekati ketua kelas mereka, ya kan?"
"Ya. Juga, si peringkat kedua angkatan kami sangat merepotkan aku, dan kami tidak bisa menang seperti yang kurencanakan. Aku juga khawatir dengan rencana Sakamoto..."
"Peringkat kedua di angkatan? Dia tidak begitu kuat fisiknya, kenapa tidak bikin dia kelelahan?"
"Yaaah... Entah kenapa, dia terlihat sangat bersemangat hari ini."
"Dia jadi sangat merepotkan, ya?"
"Ya... Semua rencana kami akan hancur selama dia masih ada."

Begitu aku mendengarnya, aku teringat akan sesuatu. Barusan, (aku rasa) Kogure-senlai bilang 'aku sudah tanya dia'. Itu berarti, rencana Koyama kemarin bukan ide Kogure-senpai...?

"Benarkah? Lupakan soal strategi musuh sekarang. Kita bicarakan dulu yang lain. Rencana dasar."
"Ya."
"Bagaimana kalau kamu minta bantuan kelas lain?"
"Kelas lain?"
"Ya. Rekan setujuan. Apa ada kelas lain yang bisa dimintai bantuan?"
"...Aku pikir, Ketua Kelas B sedikit..."
"Bukannya dia mantan pacarmu?"

Mantan pacar, Ketua Kelas B. Begitu mendengarnya, orang itu langsung muncul di kepalaku. Ugh... Tiba-tiba aku merasa bersalah. Apa yang Nemoto-kun lakukan pada Himeji-san tidak akan pernah bisa kumaafkan, tapi entah kenapa aku merasa bersalah begitu mendengar kata 'putus'.

"Kudengar kamu putus dengannya gara-gara dia mencoba memaksa menciummu dan kamu menampar wajahnya."
"...Tolong jangan singgung itu lagi "

Kutarik kembali simpatiku. Dia memang pantas mendapatkannya.

"Tapi bukan berarti kamu beneran putus dengannya, ya kan?"
"Eeeh... Kira-kira begitu."
"Bagus kalau begitu. Jadi buruan minta tolong Kelas B."
"Em... Minta tolong apa?"
"Suruh mereka perang dengan kelas lain. Lalu, atur mata pelajaran yang mereka pakai."
"Mengatur mata pelajaran yang akan mereka pakai?"
"Ya. Ada batasan berapa guru yang bisa jadi pengawas perang. Jadi buat guru yang mengisi ulang nilai musuh pindah mengawasi perang syokanju yang lain. Dengan begitu, tidak peduli seperti apa rencana musuh, mereka harus bertarung dengan nilai rendah."
"Begitu... Lalu kami bisa memakai guru yang mengisi ulang nilai lawan Kelas B untuk menjadi pengawas perang, begitu?"
"Benar sekali."

Aku mendengar rencana licik mereka. Hm? Membuat lawan bertarung tanpa memperbolehkan mereka mengisi nilai? Kalau begitu, itu akan merugikan kelas kami.

"Kalau kita ingin Kelas B ikut perang, satu-satunya lawan yang tersisa adalah Kelas A. Bagaimana? Bukannya Kelas B punya rencana untuk melawan Kelas A?"
"Ya, mereka pernah berencana seperti itu... Tapi itu sangat beresiko."
"Mungkin Ketua Kelas B masih berharap kamu mau memaafkannya. Duku kamu pernah bilang, kan? Kamu suka laki-laki pintar?"
"Eh? Tidak mungkin."
"Manisnya... Jadi gimana?"
"Y, yaaah, aku sih tidak membencinya..."

Kelas B mengajukan perang dengan Kelas A. Aku yakin Kelas A akan menang, tapi kalau Kelas B dan C membatasi mata pelajaran yang akan diambil, itu akan sulit untuk menang. Lagi pula, Ketua Kelas B adalah si ular Nemoto-kun. Dia akan membuat rencana licik untuk menyerang kelemahan Kirishima-san, si Yuuji dan membuatnya menyerah. Kirishima-san sangat cerdas, tapi dia tidak bisa berpikir jernih ketika menyangkut Yuuji. Itu sangat gawat.

"Dengan begitu, setelah Kelas F kalah, Kelas B dan A akan melemah. Bukannya itu bagus?"
"Benar juga..."

Pertemuan dibalik pintu sepertinya berjalan dengan lancar.
Ini bukan main-main. Kelas B dan C tidak akan kalah, tapi kami Kelas F dan A yang masuk ke perangkap mereka akan kewalahan.
Aku khawatir dengan Kelas A, tapi Kelas F kami jauh lebih dalam bahaya. Situasinya sudah sangat merugikan kami, apalagi jika kami dipaksa menggunakan beberapa mata pelajaran saja. Kami mengincar Kelas A, lalu bagaimana situasinya berubah jadi seperti ini? Aku harus hentikan rencana mereka bagaimanapun caranya.

"Lalu, jika Kelas B mengalahkan Kelas A, kamu bisa kalahkan Kelas B. Jika mereka kalah, kamu bisa pertimbangan untuk melawan Kelas A jika ketahuan mereka melemah."
"Benar juga... Dengan begitu kesepakatan kami sebelumnya bukan kebohongan."

Kesepakatan sebelumya yang dia maksud pasti soal pertukaran informasi Koyama-san dan Yuuji, siapa yang akan mereka lawan sebenarnya. Aku pikir mereka cuma berbohong, tapi sepertinya mereka tetap menepati janji mereka. Meski aku tidak tahu seperti apa rencana mereka sebenarnya.
Sialan, tidak ada waktu buat asal berpikir! Kelas A dan F dalam bahaya! Otakku langsung memikirkan apa yang harus kulakukan, tapi tidak satupun rencana yang bagus yang muncul. Aku sangat iri dengan kecepatan berpikir Yuuji di saat-saat seperti ini.
Ketika aku sedang bingung, waktu berjalan dengan sangat lamban.

"Hm...? Bukannya itu - Kelas F YOSHII!? OI ADA YOSHII DI SINI!"
"APA!? JADI INFORMASI SOAL DIA TIDAK MASUK SEKOLAH SALA!?"

Kemudian terdengar suara dari belakangku.
Sialan! Aku terlalu fokus dengan yang di dalam kelas sampai lupa dengan sekitarku!
Kulihat kebelakang, sepertinya murid Kelas C yang ingin menyerang Kelas F dari sisi lain membawa guru lewat lantai 2.
Aku buru-buru kabur menjauh dari kelas kosong. Setelah itu, pintu kelas kosong terbuka dan orang yang sebelumnya berada di dalam kelas keluar adalah Ketua Kelas C, Koyama-san, dan Senpai seksi yang kutemui sebelumnya - Kogure Senpai.
"Yoshii!? Orang itu mendengar rencana kita barusan -"
"... Sayangnya begitu, aku tidak menyangka ada orang yang datang ke sini di waktu perang syokanju... Dia benar-benar anak yang penuh dengan kejutan."
"Pokoknya buruan singkirkan dia! Dia tidak akan bisa memberitahu orang lain kalau dia masuk ruang remedial - semuanya, bunuh Yoshii!"
"""Baik!!"""
Atas perintah Koyama-san, semua Kelas C mengejarku.
"Sensei! Kelas C, Enokida Katsuhiko menantang dengan Sejarah Jepang! Summon!"
Lantai langsung bereaksi mendengar kata kunci dan lingkaran cahaya muncul di lantai. Kemudian makhluk mini yang menyerupai pemanggilnya muncul di tengah-tengah lingkaran. Cih... Aku harus melawannya!
"Summon!"
Kupanggil syokanju milikku untuk melawan musuh, dan dia masih saja berpenampilan menyedihkan dengan seragam sekolah dan pedang kayu. Penampilan syokanju kami akhirnya diubah dan aku cuma mendapatkan gambar naga di bajuku. Menyedihkan sekali.

Kelas C, Enokida Katsuhiko, Sejarah Jepang, 115 poin.
Vs
Kelas F, Yoshii Akihisa, Sejarah Jepang, 121 poin.

Proyektor memunculkan nilai kami di udara. Untungnya mata pelajaran yang dipilih adalah sejarah Jepang, salah satu mata pelajaran yang kuisi ulang kemarin dan satu-satunya keahlianku. Yesss!
"Kelas C, Koube Shin akan bertarung juga! Summon!"
"Juga sama, Niinima Kyouko! Summon!"
Setelah itu dua syokanju muncul dari kubu lawan. 3 vs 1, dan kawanku adalah Kelas C. Meski aku jago mengendalikan syokanju, ini situasi yang sangat berbahaya.
"MATI KAMU, YOSHII!"
Musuh mengangkat tombaknya dan menerjang. Kugunakan pedang kayuku untuk menangkis tombaknya dan menerjang ke arah lawan.
"Aku di sini!"
Sebuah kapak terayun dari samping, syokanjuku menghindar ke belakang. Aku kehilangan kesempatan untuk menyerang, tapi mau gimana lagi. Kawanku ada banyak, jadi aku tidak akan bisa menang kalau melawan mereka sekaligus.
"Hiyaaa!"
Seorang gadis juga masuk ke pertarungan dan sebuah naginata menabs horizontal ke pedang kayuku dan menggoresnya. Tidak masalah kalau ada perbedaan kekuatan yang sangat jauh, tapi dengan nilai kami yang setara, sangat tidak menguntungkan memakai pedang kayu untuk bertarung. Aku tidak bisa menangkis serangan lawan lagi, aku harus menghindar...!
Aku berhasil menahan tiga orang sekaligus. Aku harus pertahankan posisiku supaya tidak terkepung...!
"Dia dari kelas F tapi kenapa dia setingkat dengan kita?"
"Aku dengar sejarah Jepang satu-satunya keahlian Yoshii."
"Kita lagi sial karena memakai mata pelajaran ini untuk melawannya."
Meski mereka sedang menggerutu, mereka tidak melambat sama sekali. Sulit sekali menghadapi mereka. Cara mereka bertarung sangat terkendali dibandingkan murid Kelas F kemarin, tapi kekuatan syokanju mereka tidak bisa dibandingkan.
Serangan mereka selalu meleset, tapi seranganku tidak pernah mengenai mereka. Kami terus bertarung seperti itu, lalu,
"Kenapa melawan orang idiot saja lama sekali!? Menjengkelkan!"
Kata Koyama-san dengan kesal dan menghadap ke guru yang berdiri di sebelahnya,
"Sensei, Kelas C, Koyama ingin bertarung. Summon!"
Syokanju muncul atas perintah Koyama-san. Sekarang 4 vs 1, dan pasti makin sulit bertarung melawan mereka semua sambil mecoba kabur.
Tapi-
"Ini yang kutunggu tunggu!"
Di saat yang bersamaan, syokanjuku melesat. Aku sudah menantikan momen ini. Bakalan sangat sulit untuk bertarung 4 vs 1, tapi kalau aku mengalahkan ketua kelas, perang Syokanju akan berakhir. Aku akan mengalahkan syokanju Koyama-san dan memenangkan perang ini...!

"""!?"""
Si trio di depanku menyiapkan senjata mereka. Aku tidak mempedulikan serangan mereka, kuangkat ujung pedangku dan menerjang ke arah komandan musuh.
"U...ugh...!"
Rasa sakit yang tajam terasa di tangan, punggung dan betisku. Dampak serangan yang diterima syokanju langsung tersampaikan ke tubuhku, dan banyak poin yang menghilang.
...Tapi...ini bukan waktunya mengeluh!
"MAJUUUUUUU!!!"
Aku langsung diserang begitu mulai berlari. Dengan kata lain, ini adalah bunuh diri. Aku bersiap melompat sekali lagi lalu menyerang.
"Sia-!"
Suara cemas Koyama-san terdengar ke telingaku. Kena kau! Diserang kekuatan penuh dengan nilai lebih dari 100, bahkan ketua kelas C sekalipun tidak akan bertahan!
Pedang kayu menembus leher lawan...
"Jangan lakukan itu, Koyama-san."
Tiba-tiba, syokanju lawan lenyap dari hadapanku. Apa...?
"Ko, Kogure-senpai..."
"Ketua kelas tidak boleh seenaknya memanggil syokanju. Meski kamu sedang diuntungkan, semua akan berakhir kalau kamu kalah."
Kogure-senpai menarik lengan baju Koyama-san dan mengeluarkan dia dari area pemanggilan. Cih... Jadi karena itu syokanju lawan menghilang...!?

Kelas F, Yoshii Akihisa, sejarah Jepang, 13 poin.

Hasil serangan tadi muncul. Sialan! Aku ingin menyelesaikan semuanya sekaligus! Kenapa malah aku sekarat sekarang!? Melawan mereka bertiga sekarang pasti sangat sulit...
"Maaf Senpai, terima kasih bantuannya."
"Tidak apa-apa. Ini demi adik kelasku yang manis."
"Terima kasih, aku akan lebih berhati-hati sekarang."
Koyama-san menundukkan kepalanya di depan Kogure-senpai.
Serangan bunuh diriku meleset dan aku tidak punya jalan keluar. Dan aku akan dianggap melarikan diri dari pertarungan kalau tidak ada orang yang menggantikan aku, dan aku akan didiskualifikasi. Sebelum itu terjadi, aku harus menyebarkan rencana lawan...
"Kalau begitu, kita tangkap dia sekarang."
Kogure-senpai tersenyum penuh arti ketika mengatakannya. Apa dia mengetahui rencanaku...!? Dia menggunakan Koyama-san untuk menyelesaikan pertarungan ini?
Situasi saat ini sangat tidak menguntungkan bagiku dari segini situasi atau poin, dan aku tidak boleh melarikan diri, tapi-
"Setidaknya aku harus memberitahu mereka...!"
Aku harus terus menerus menghindar untuk mengukur waktu meski poinku sangat tipis. Mana mungkin aku menyerah hanya karena ini?
"...kamu sama sekali tidak mau menyerah, ya?"
Melihatku seperti ini, Kogure-senpai bergumam. Tentu saja aku tidak akan menyerah. Harapan kami adalah memenangkan perang syokanju, jadi aku akan bertarung hingga titik darah penghabisan!
Aku akan mati jika sekali saja menerima goresan dan aku harus terus bertarung dengan kondisi mengerikan ini. Kuterus melihat ke sekelilingku untuk mencari jalan keluar.
Dewi Fortuna tersenyum padaku, aku melihat sesuatu terbang dari arah lapangan. Apa itu - bola bliter? Mungkin itu bisa dipakai!
Aku langsung mengubah posisiku.
Lalu,
"GUAH-!?"
Bola bliter memecahkan kaca jendela dan menghantam wajahku, membuatku terpental.
"Aaah! Tidak mungkin!?"
"Sedikit lagi!"
Tubuhku terpental ke luar area pemanggilan dan syokanjuku menghilang.
"Sensei! Bukannya dia didiskualifikasi karena kabur dari pertarungan!?"
"Tidak, itu tidak disengaja..."
Kelas C mencoba protes ke guru.
Oke, sekarang!
"Sensei! Aku mimisan! Aku harus ke UKS!"
"Ah! Oi! Yoshii! Jangan kabur kamu!"
"Sensei! Bukannya itu termasuk kabur dari pertarungan!?"
"Emmm... Yang barusan itu adalah kecelakaan, jadi Yoshii-kun tidak dianggap kabur dari pertarungan karena dia terluka."
Protes mereka masih terus terdengar dari belakangku. Aku memilik sepasang kaki yang dapat berlari cepat berkat latihan ku setiap hari, dan karena aku berhasil kabur, tidak ada orang yang bisa mengejarku!
Aku menuruni tangga menuju gedung baru yang tidak masuk ke medan perang.

***

"Um... Aku berhasil melarikan diri dari sana, tapi apa yang harus kulakukan sekarang?"
Aku sampai di gedung baru, memeriksa jika ada yang mengikutiku dari belakang, dan berhenti untuk memikirkan apa yang harus kulakukan sekarang.
"Bagusnya kalau aku bisa bertemu dengan teman sekelasku..."
Dari situasi yang kulihat, aku harus menerobos jika ingin bertemu mereka. Punggung mereka menghadap ke arahku, dan karena mereka sudah tahu ada aku, mereka jadi lebih waspada. Aku sudah kehilangan begitu banyak poin dan jika aku memaksa menerobos, aku yang akan terkepung.
Kalau begitu, hanya ada satu cara supaya kelasku bisa menang.
"Mencegah kelas C bekerja sama dengan Kelas B, sepertinya."
Setahuku, aku tidak tahu apakah Kelas F bisa menang. Tapi, komandannya adalah Yuuji. Orang itu pasti akan memikirkan sesuatu jika Kelas F sedang perang.
Karena itu, aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka.
"Tapi orang itu sama sekali tidak terbiasa bertarung melawan perempuan."
Dari apa yang Koyama-san katakan barusan, sepertinya semua akan baik-baik saja jika aku menghentikan rencana mereka untuk memanfaatkan perasaan Nemoto-kun.
Dasar.
"Merepotkan sekali memiliki Ketua Kelas yang payah menghadapi hati perempuan."
"...Aku yakin dia tidak ingin mendengar itu dari Yoshii."
"!!!??"
Seketika aku berbalik ketika mendengar suara itu. Siapa, siapa itu?
"...??"
Dia memiringkan kepalanya dan memasang wajah kebingungan,
"Ki, Kirishima-san?"
"...Ya."
Si cantik berambut hitam panjang Ketua Kelas A dan ketua angkatan, Kirishima Shouko-san.
"Bikin kaget. Aku kira kamu kelas C."
"...Kelas C?"
"Lawanmu di perang syokanju muncul di kelas F, benar kan, Yoshii-kun?"
Yang berdiri di belakang Kirishima-san adalah Kudou Aiko-san, yang juga kelas A. Dia gadis tomboi.
"Kalau begitu, kenapa kamu di sini pas perang syokanju, Yoshii-kun?"
"...Misi khusus?"
"Ah... Ya, ini agak berbeda dari yang lain."
Tentu saja mereka tidak akan berpikir kalau aku terlambat dan tidak bisa bergabung dengan yang lain.
"Pokoknya kenapa kalian beruda di sini? Bukannya kalian ada kelas?"
"...jam belajar pribadi."
"Yah, singkatnya, sensei lagi sibuk dengan rapat guru dan tidak bisa keluar, dan karena kami sudah belajar cukup jauh, jadi sensei kasih kami waktu untuk belajar masing-masing."
Kalau kelas F harus mengorbankan waktu libur buat kelas tambahan. Apa-apaan perlakuan tidak adil ini? Apa ini yang disebut ketidaksetaraan?
"...Jadi kami akan ke kantor untuk mengambil buku."
"Ah, begitu rupanya..."
Jadi mereka tidak keluar kelas untuk bolos ketika jam bebas... Seperti yang diharapkan dari kelas terbaik angkatan kami. Tidak heran mereka diperlakukan jauh lebih baik dari pada kami yang selalu berusaha melarikan diri dari kelas.
"Oke, lupakan itu!"
Ngapain aku ngerumpi dengan Kirishima-san di saat seperti ini! Ada hak penting yang harus kulakukan!
"...Ada apa?"
"Ah, apa ini menyangkut misi khusus?"
"Um, ya. Karena jebakan buatan Kelas B dan C, Kelas F dan Kelas A sedang dalam bahaya. Aku harus memperingatkan Kelas A."
"Bahaya?"
"Yoshii-kun, ada apa-"
"Kalau begitu, Kirishima-san, Kudou-san, aku pergi dulu."
"...Kami Kelas A."
"Hm, sekarang lagi jam belajar, jadi pasti ada guru yang mengawasi."
"Tidak, tunggu, Yoshii-kun!"
"Mau gimana lagi. Setidaknya aku bisa buka pintu belakang sedikit dan memberi tahu orang yang terdekat."
"Tenanglah (angkat)!"
"Kalau aku tidak bisa menyampaikan pesan, bakalan buruk (CROOOOOOOT)."
Sialan! Kenapa aku mimisan! Apa ini jebakan Kelas C? Aku bakalan mati kalau mimisanku tidak berhenti!
Tapi, tapi...
"Mungkin tidak buruk juga mati seperti ini..."
"Oyaoya... Aku pikir Yoshii-kun bakalan tenang pakai cara ini, tapi sepertinya dia masih cemas."
Rasanya jauh berbeda dibandingkan berhantam bola bliter. Tapi mimisan ini terasa sangat nikmat. Ini... Lumayan.
"...Aiko, berhenti mengerjai Yoshii."
"Oke~. Anak Kelas F sangat buruk menghadapi ini."
"...Yoshii. Beritahu aku soal Kelas A... Karena aku ketua kelasnya."
Aku tersadar dan menemukan Kirishima-san sedang menatapku. Ah, begitu. Aku terlalu cemas sampai lupa kalau dia Ketua Kelas A.
"Sempurna! Ada yang harus kukatakan padamu, Kirishima-san."
"...ya."
"Yah, soal itu, sebenarnya!"
Suasana membuatku mencondongkan tubuhku ke Kirishima-san, dan Kudou-san yang melihatku seperti ini,
"Ahaha, rasanya seperti adegan menyatakan cinta."
Dia bercanda. Tidak tidak tidak. Kirishima-san manis dan cantik, tapi dia sudah punya orang lain.
"Jangan, Aki-cha - Yoshii-kun. Bukankah kamu sudah punya pria yang sempurna yang kamu cintai?"
"IBLIS PERGILAH!"
"...(sembunyi)"
Sekejap aku merasakan keberadaan iblis sedang mengawasi ku. Akan tetapi aku tidak bisa melihat pemilik aura keberadaan ini karena orang itu sedang bersembunyi di balik tembok. Sekilas aku melihat kepang rambut perempuan. Apa itu, Tamano-sa - tidak, sudah pasti bukan. Tidak mungkin dia ada di sini karena dia kelas D.
"...Yoshii?"
"Maaf. Aku baik-baik sja, Kirishima-san."
"...Begitu."
"Ngomong-ngomong, apa yang mau kamu bicarakan, Yoshii-kun?"
"Un, sebenarnya - hah? Kubo-kun? Sejak kapan kamu di sini?"
"Aku tadi ingin ke toilet dan mendengar percakapan kalian. Apa ada sesuatu yang bisa aku bantu? Mungkin tidak sopan jika menanyakannya."
"Terima kasih, Kubo-kun. Kamu selalu membantuku."
"Tidak, jangan khawatirkan itu. Aku suka melakukannya."
"Benarkah? Kamu sangat baik, Kubo-kun."
Sesaat, aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan kata-kata 'aku melakukannya karena suka', tapi instingku langsung memberitahu kalau 'ini cuma khayalanku' dan mengabaikannya. Bagaimana bisa orang sebaik dia punya niat tersembunyi?
"... Pokoknya, kita pindah dulu ke dalam jika tidak ingin didengar orang lain."
"Ya. Pasti ada rahasia mengenai perang syokanju ini, ya kan? Yoshii-kun?"
"Sepertinya kamu dikejar-kejar sampai sini. sebaiknya kamu bersembunyi sebentar."
Kirishima-san dan yang memberiku saran seperti itu.
"Terima kasih semuanya."
""'Tidak masalah."""
Dengan begitu, aku mengikuti Kirishima-san dan yang lain ke Kelas A untuk menjelaskan semuanya dan memastikan keselamatanku.

***

"Kalau begitu, jelaskan selanjutnya, Yoshii-kun."
"Um, lalu, aku dengar Koyama-san dari Kelas C kalau -"
"Oke, Yoshii-kun. Ini enak loh~"
Mgu mgu mgu mgu
"(Telan) sepertinya kelas B akan mengajukan perang dengan Kelas A -"
"...Yoshii. Mau makan ini?"
Krauk krauk krauk krauk
"(Telan) dan rencana mereka adalah memanggil guru-guru keluar dan membuat mata pelajaran -"
"Ini lumayan enak juga, Yoshii-kun. Dan juga aku sarankan Snack ini."
"Tunggu sebentar, Aiko, kaichou, Kubo-kun! Dia tidak bisa ngomong kalau begini! Beri dia makanan nanti! Dan berhenti makan, Yoshii-kun. Katakan semuanya!"
Yang berteriak sambil duduk di sofa di dalam Kelas A di depanku adalah Hide - Kinoshita Yuuko-san, dan dia sedang marah sekarang.
"Ahaha, maaf, Yuuko. Yoshii-kun terlihat manis ketika makan."
"... Seperti tupai."
"Maaf, dia terlihat kelaparan, jadi tidak sadar aku..."
"Dasar. Kalian harus berhati-hati soal perang Syokanju..."
Kinoshita-san terlihat tidak senang dan menggumamkan sesuatu.
Dia terlihat sangat mirip saudaranya, Hideyoshi, karena mereka kembar. Tapi sepertinya Yuuko-san lebih ganas. Sifatnya adalah matanya, yang terlihat lebih tajam dari pada imut. Kedua saudari ini terlihat seperti bishoujo ketika bersama. Aku rasa keluarga Kinoshita tinggal di dalam fantasi...
"Dengan kata lain, Kelas B akan menyerang Kelas A, begitu? Di tambah memakai taktik rendah seperti itu juga."
"Ya, begitulah."
Kinoshita-san langsung mengerti maksudku hanya dengan mendengar penjelasan terpotong-potong seperti tadi, dan ketiga orang lain juga terlihat seperti mengerti. Seperti yang diharapkan dari Kelas A, mereka semua berisi orang-orang yang berpikir cepat.
"Sejujurnya, kita tidak akan kalah meski melawan strategi seperti itu, jadi tidak perlu..."
"Meski begitu, Kinoshita-san, Yoshii-kun kebingungan sekarang. Bukankah sebaiknya kita berikan bantuan?"
"Tidak perlu. Lagipula itu melanggar aturan jika ikut campur dengan perang syokanju kelas lain."
"...Yuuko, jangan begitu."
"Tidak. Sekarang ini adalah jam belajar pribadi, tapi kita tetap harus belajar. Aku tidak izinkan hal itu."
Seperti yang kinoshita-san katakan. Ini waktunya belajar. Jika semua murid Kelas A membantu, mereka sama saja seperti bolos.
"...Tapi aku ingin membantu mereka."
"Tidak peduli mau ngomong apa, tetap mustahil. Aku sudah tidak peduli begitu Yoshii-kun datang ke sini, jadi terima saja."
"...Yuuko..."
"U... Itu curang, taichou, jangan pasang wajah seperti itu..."
"...Onegai."
"...Su, sudah kubilang, tidak."
"...Aku akan melakukan apapun yang kamu pinta nanti, Yuuko."
Kirishima-san melancarkan serangan kritikal. Mendengarnya, Kinoshita-san sepertinya melunak dan menutupi wajahnya dengan tangannya.
Karena Kirishima-san sudah mengatakannya, aku akan memberikannya hadiah lain waktu.
"Aaah, dasar. Baiklah, baiklah. Aku akan bantu menggagalkan rencana mereka, tapi kita tidak akan ikut campur dengan perang syokanju kelas F. Oke?"
"...Terima kasih, Yuuko."
"Yah, aku tidak suka dengan tingkah Kelas C. Dan Ketua kelas C juga berhutang banyak padaku."
"Terima kasih, Kinoshita-san. Kamu sangat membantu."
"..."
Setelah berterima kasih ke kinoshita-san, dia menatap wajahku entah kenapa. Ada apa?
"???"
"...Oke."
Kemudian dia mengeluarkan sekotak Pocky. Erm, aku boleh makan?
Kusuk kusuk kusuk kusuk
"...O, oooh... Ini ini..."
Oh, ini enak.
"Aku tidak bisa memperlakukannya sebagai lawan jenis, tapi kalau piaraan, sepertinya..."
"???"


Mata Kinoshita-san seperti sedang menatap masa depan ketika berguna dengan dirinya sendiri. Tunggu, piaraan? Pokoknya, Kelas A sangat enak. Ada banyak manisan dan jus yang bisa mereka ambil kapanpun mereka mau, dan sofa ini terasa sangat nyaman.
"Ngomong-ngomong, kita akan menggagalkan rencana mereka, tapi bagaimana caranya?"
Kudo-san terlihat bersenang-senang ketika mengatakannya. Bagaimana, yaaah...
"... Memutuskan jaringan komunikasi Kelas C dengan Kelas B."
Jawab Kirishima-san. Memutuskan jaringan komunikasi, ya? Aku ingat dulu kami pernah mengirim pembawa pesan Kelas D ke neraka.
"Yah, seperti itu."
"Yang terpenting adalah apakah mereka bisa tersambung atau tidak. Semua kelas memiliki hak untuk mengajukan perang syokanju, jadi mustahil menghentikan mereka, dan kita tidak bisa membicarakannya dengan mereka."
"Kita bisa menghentikan mereka sebelum saling bertemu. Handphone tidak diperbolehkan di perang syokanju."
Seperti kata Kudou-san, akademi Fumitzuki, yang melarang muridnya menggunakan handphone, menjadi lebih kejam ketika menyangkut perang syokanju. Biasanya, jika mereka melanggar peraturan, paling berat handphone mereka akan disita. Akan tetapi, selama perang syokanju, yang dianggap seperti ujian, mereka diperlakukan seperti menggunakan handphone selama ujian - yang berarti curang. Dan hasilnya tidak cuma disita, skorsing atau tinggal kelas juga mungkin. Pokoknya, aku rasa tidak ada orang yang akan mengambil resiko sebesar itu hanya untuk kelas mereka.
"Dengan kata lain, kita harus menghentikan pembawa pesan kelas B dan C, ya kan?"
"Dari oada pembawa pesan, aku rasa kita seperti menghalangi cinta mereka."
"Ahaha, jadi, kita akan diinjak-injak kuda sampai mati?"

"...Tidak apa-apa. Itu bukan cinta sejati juga."
"Kirishima-san benar. Cinta sejati bukan sekedar interaksi laki-laki dan perempuan, tapi ikatan yang menyatukan perasaan dua orang."
Kalau begitu, mencampuri persoalan cinta mereka, ya? Hmm...
"Dengan kata lain, apa yang harus kita 5?"
"Sudah kubilang. Kita akan mencegah cinta mereka."
"Bisa lebih jelas?"
"""..."""
Tiba-tiba semua terdiam. Kami sama sekali tidak tahu bagaimana caranya menghancurkan kisah cinta.
"Mari dengarkan pendapat semua orang kalau begitu. Um, taichou, menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan?"
"... Mencegah kisah cinta?"
"Ya."
"...Berapa batas obat yang bisa kugunakan?"
"Maaf, Kirishima-san, tapi itu untuk Yuuji, jadi itu tidak cocok untuk ini."
Itu bukan saja melanggar peraturan perang syokanju. Tapi juga melanggar undang-undang dasar negara. Aku jadi penasaran seperti apa perlakuan yang diterima Yuuji.
"...Kalau begitu, Aiko?"
"Hm~, gimana ya~. Bagaimana kalau kita pakai rayuan atau semacamnya?"
"Rayuan, ya... Rayuan seperti apa yang bagus?"
"Akan kutunjukkan kalau begitu. Ei~ (angkat)"
"KYAAAAH!!!? KENAPA KAMU MENGANGKAT ROKKU!?"
"Yoshii-kun juga pasti ingin melihat punya orang lain sesekali, ya kan?"
"TIDAK USAH MENUNJUKKANNYA!"
"...Jangan khawatir, Yuuko. Kamu memakainya sekarang, ya kan?"
"BUKAN CUMA SEKARANG! AKU MEMAKAINYA SETIAP HARI! JANGAN ANGGAP AKU INI ORANG YANG SUKA BERPERGIAN TANPA CELANA DALAM!"
"Lihat, Yuuko, Yoshii-kun sampai merona wajahnya. Itu efektif, bukan?"
"IDE INI TIDAK AKAN BERHASIL!"
Kutundukkan kepalaku karena aku duduk di dekat mereka.
Yah, sejujurnya, aku jadi bersalah karena bereaksi. Aku hampir melihatnya, tapi aku iri dengan Kubo-kun yang masih tenang.
"Kalau begitu, kamu punya ide bagus, Yuuko?"
"Eh? A, aku!? Yah, um..."
"...Tidak ada?"
"Bu, bukan begitu. Aku sangat pandai soal ini. Aku banyak baca novel romansa."
Kinoshita-san membusungkan dadanya ketika mengatakan itu. Ohh, aku jadi ingin dengar.
"Ya. Contohnya, aku akan memanggil seseorang yang kusuka ke pohon legendari dan romantis dan bersembunyi di balik pohon. Bagaimana?"
Hmm, begitu. Seperti yang diharapkan dari kinoshita-san. Dia murid yang sangat pandai memecahkan masalah. Memanggil seseorang yang dia suka dan bersembunyi.
" - membaya senjata tumpul."
"Oke, selanjutnya."
"A, apa? Apa yang salah dengan ideku?"
Kata kinoshita-san dengan nada kesal. Kenapa aku merasa kata-kata seperti 'serang balik' dan 'obat bius' adalah kata-kata yang sangat kukenal di sekolah ini!
"Kalau begitu, giliranku menyampaikan ideku."
Kali ini, Kubo-kun berkata sambil memperbaiki posisi kacamatanya. Kubo-kun memiliki penampilan yang membuatnya terlihat kalau dia sama sekali tidak pandai dalam hal ini, tapi sepertinya tidak begitu.
"Menurutku, cinta adalah insting. Jadi bagaiman kalau kita memancing semua orang tanpa sadar?"
"Memancing orang tanda sadar?"
"Ya. Apa kamu pernah dengar istilah jembatan gantung atau efek alam bawah sadar?"
"Ah, sepertinya aku pernah dengan itu di tv."
Efek jembatan gantung adalah suatu peristiwa seperti menyatakan cinta di tengah-tengah tempat berbahaya seperti jembatan gantung, membuat mereka salah paham akan rasa takut dengan cinta dan membuatnya berhasil dengan mudah. Efek alam bawah sadar adalah memasukkan gambar berkali-kali dalam beberapa detik untuk meninggalkan kesan dalam diri mereka.
"Kita akan pakai cara ini untuk memancing kubu lain berpihak pada kita."
"Hm hm "
"Intinya, aku rasa akan lebih efektif jika seseorang mengatakan 'aku cinta kamu' di tepi jurang dengan peluru melesat setiap 4 detik, atau semacamnya."
"Cuma Hollywood yang bisa bikin adegan seperti itu, ya kan?"
Adegan romantis seperti itu pasti ampuh, buat film!
"Tidak bagus... Jadi cuma trik godaan Kudou-san yang bekerja?"
"Begitu. Trik rayuan Yoshii-kun. Sepertinya itu akan bekerja."
"Tunggu dulu, apa maksudmu, Kubo-kun. Jangan bercanda dan pikirkan dengan serius."
"Eh, aku serius kok."
Memakai candaan untuk menyembunyikan sesuatu. Kubo-kun sangat payah soal romansa. Meski begitu dia masih mau memberikan pendapat, dia orang yang sangat baik.
Apa mereka bisa menghentikan rencana kelas C? Aku merasa resah. Sebaiknya aku pastikan dulu.
"Hei, kalian tahu arti dari 'pertemanan'? Ada yang tahu?"
"""Kontes menyanyi kelompok."""
Pertemanan- (合コン)
Kontes menyanyi kelompok - (合唱コンクール
"Oke, makasih."
Mereka tidak berguna.
Mereka bahkan lebih parah dari Kelas F soal percintaan.
Rasanya ingin memegangi kepalaku karena situasi menyedihkan ini, tapi tiba-tiba,
"...Yoshii, sembunyi!"
"Wa!"
Kirishima-san buru mendorongku ke bawah sofa. Ada apa?
"...Kelas C mencari Yoshii."
Kirishima-san melirik ke arah pintu, kucoba mengintip dari celah bangku. Ada seseorang yang sedang melihat ke dalam kelas lewat jendela kecil di koridor, dan alasan kenapa tidak ada yang masuk karena sekarang jam belajar.
Kemudian terdengar ketukan di pintu. Pintu terbuka.
"Maaf, bisa minta waktunya?"
Seorang gadis yang tidak kukenal berdiri di depan pintu, sepertinya dia dari Kelas C.
"Ya, ada apa?"
kinoshita-san tersenyum menyapa gadis di pintu. Ngomong-ngomong, Kinoshita-san biasanya berpenampilan seperti itu. Dengan senyum alami dan sikap elegan.
"Um, apa Yoshii Akihisa masuk ke sini? Aku sedang mencari dia."
"Yoshii-kun? Hm... Aku tidak lihat dia... Kami sedang belajar sekarang, jadi tidak mungkin dia masuk ke sini, ya kan?"
"Awalnya aku berpikir seperti itu, tapi kalian tidak terlihat seperti sedang belajar, jadi aku kira,"
"Ahaha, kira-kira ini masih termasuk belajar. Belajar pribadi."
Jawab kinoshita-san sambil tertawa kecil. Jika aku tidak bertemu Kirishima-san dan yang lain di koridor, aku juga tidak akan kabur ke dalam kelas A. Meski ini keadaan darurat, aku tetap tidak akan masuk ke kelas lain yang sedang belajar. Karena itu Kelas C belum bisa menghubungi Ketua Kelas B, Nemoto-kun, yang sedang belajar.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu mencarinya?"
Kinoshita-san bertanya dengan nada penasaran. Jadi itu teknik mengalihkan topik, ya? Yup, itu teknik yang bagus.
"Apa dia mengintip kamar ganti perempuan atau semacamnya?"
Eh, bukannya pengalihan topik ini terlalu aneh?
"Ya, kira-kira begitu."
ITU TIDAK BENAR!
"Baiklah, terima kasih. Beritahu kami kalau kamu melihatnya."
"Oke. Akan kuberitahu kalian kalau aku menemukan tukang intip itu."
Setelah mengucapkan terima kasih, gadis Kelas C pergi.
Kinoshita-san berbalik dan bertanya padaku yang sedang bersembunyi.
"Yoshii-kun, apa kamu beneran sembunyi karena perang Syokanju?"
"BENAR! AKU TIDAK PERNAH MENGINTIP SEMENJAK AKU LAHIR!"
"Yoshii-kun... Kamu baru saja mengatakan kebohongan besar..."
"Ngomong-ngomong, aku pernah melihat Yoshii-kun satu kali di kamar ganti perempuan."
"Bukan, itu salah. Itu karena ada Yuuji."
"...Yoshii, jelaskan padaku nanti."
Gawat. Umur Yuuji bakalan makin pendek.
"Yah, biarlah. Aku akan percaya untuk sekarang. Tapi kalau kamu beneran bohong, akan kutendang kamu ke kelas C."
"O, oke."
Ketika dia bilang 'Akan kuberitahu kalian kalau aku menemukan tukang intip itu' sama sekali bukan kebohongan.
"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan, Yoshii-kun?"
Kemudian semua orang diam. Kubo-kun melanjutkan perbincangan yang tadi terpotong. Emm...
"Oke, kita butuh informasi bagaimana mereka akan menghubungi KelasB. Kalau kita tidak tahu cara mereka melakukan kontak, kita tidak akan bisa membuat rencana."
"Mengerti. Kalau begitu, aku yang akan mencari informasi soal rencana Koyama-san, karena aku punya banyak relasi."
"...Kita akan periksa situasi perang Kelas F Dan C."
"Oke, serahkan padaku."
"Yah mau gimana lagi. Aku akan membantu karena sudah setuju."
Semua orang sudah memutuskan apa yang akan mereka lakukan. Bagaimana denganku?
"Aku akan bantu Kubo-kun kalau begitu."
"Tidak, sebaiknya kamu tetap di sini, Yoshii-kun."
"...Bahaya di luar "
"Ya~ barusan ada yang datang ke sini buat mencarimu."
"Begitu, maaf. Semuanya, terima kasih."
Semuanya membalas 'tidak masalah'bsambil berjalan keluar kelas. Serius, aku harus memberikan mereka hadiah kapan-kapan.




<<Prev                      Next>>

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]