Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 8 : Soal Keempat


Isilah kolom kosong di bawah ini dengan kata bahasa Inggris yang tepat.

Bread is made from___.

Jawaban Kirishima Shouko:
Flour’.

Komentar guru:
Benar. Arti dari kalimat di atas adalah ‘Roti terbuat dari___’. ‘Terbuat dari’ adalah kata pasif yang menyatakan ‘Untuk membuat A gunakan B’, yang artinya ‘A terbuat dari B’. Maka dari itu, salah jika jawabanmu ‘pemanggang roti’, karena itu adalah alat. Jadi catatlah itu.

Jawaban Yoshii Akihisa:
‘Happy White Powder’

Komentar guru:
Happy White Powder. Itu tidak bisa, sama sekali tidak bisa.

Jawaban Himeji Mizuki:
‘Potassium Carbonate’

Komentar guru:
Ternyata Himeji-san tahu kata berat seperti Potassium Carbonate. Tapi itu adalah bahan mentah untuk membuat kaca, bukan membuat roti. Apa kamu salah baca ‘bread’ dengan ‘bead’? Meski mereka sama-sama bubuk putih, akan terjadi bencana jika menggunakan potassium carbonate untuk membuat roti.

Tapi tidak ada orang yang akan menggunakan itu untuk membuat roti. (Hahahaha)

***

“Aku rasa semua orang pasti tahu ini, jadi mulai hari ini kalian semua bisa memulai perang syokanju. Ini adalah kesempatan bagus untuk menguji perkembangan pelajaran kalian di semester pertama, dan aku harap semua murid berpartisipasi dalam pertarungan dengan antusias.”

Grrrrrrrrrrrr…

“Dan juga, akan ada banya pipa berserakan di lantai satu dan dua di gedung lama, jadi—“

Guuuuuuuu…

“Dan aku akan membicarakan tentang modul murid pertukaran---“

““Yoshii, Sakamoto… kalian akan mati!””

Hukuman Nee-san kemarin (pada akhirnya, satu jari saja tidak cuukup meredakan amarahnya) membuatku pingsan karena kesakitan, namun aku berhasil sampai di kelas sebelum kelas di mulai. Ketika Tetsujin sedang berdiri di podium dan menjelaskan beberapa hal seperti biasa, Yuuji dan aku mendapatkan tatapan membunuh dari seluruh penghuni kelas.

Bukan cuma aku dan Yuuji saja, tapi seluruh anggota kelas sedang mengambil ancang-ancang melompat dari tempat duduk. Dan alasannya apa, sudah jelas supaya kami bisa beraksi begitu Tetsujin pergi. Saat ini, berkat aura kuat Tetsujin semua orang masih bisa tenang. Kalau tidak, satu kelas bisa berubah menjadi arena eksekusi paling mengerikan dan berdarah seperti kemarin. Apakah ini yang dinamakan situasi mencekam? Bagiku dan Yuuji, Tetsujin adalah pelindung kami, karena jika semua orang menggila selagi Tetsujin ada di sini, dia akan menghabisi sebagian besar musuh…

“Itu semua pengumuman hari ini. Aku harap kalian semua mau belajar lebih giat dan meningkatkan prestasi kalian.”

Kata-kata penutupnya sama seperti biasa. Begitu Tetsujin pergi, permainan bertahan hidup kami dimulai, dan arena gladiator dibuka…

DOK DOK DOK

“Permisi.”

Seseorang mengetuk pintu kelas kami dan membukanya dengan perlahan. Eh…

“Koyama dari Kelas C. Ada apa?”

“Maaf, Nishimura-sensei, ada yang ingin saya sampaikan ke Kelas F.”

Setelah menjawab pertanyaan Tetsujin, Koyama-san menatap ke seluruh murid kelas F.

Lalu menarik nafas,

“Kami Kelas C menyatakan perang pada Kelas F.”

““APA?!””

Kami semua terkejut. Apa? Kenapa ini bisa terjadi?

“Koyama-san, kamu serius menyatakan perang melawan kelas yang lebih lemah? Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa.”

“Tidak, Nishimura-sensei, bukan seperti itu! Tentu kami akan mendapatkan keuntungan! Seperti pengalaman yang berharaga dan…”

Koyama-san mejawab keraguan Tetsujin dengan terus terang.

“Dan – tiga bulan penuh kedamaian.”



Salah satu peraturan pertarungan syokanju adalah pihak yang kalah tidak berhak mengajukan perang selama tiga bulan. Dengan kata lain, Kelas C berencana ingin merebut hak kami untuk menyatakan perang. Karena mereka telah merasakan kekalahan dari pertarungan sebelumnya, Kelas C tidak akan membiarkan kesempatan di saat kami sedang terpecah belah lewat begitu saja. Mungkin mereka ingin menyingkirkan sumber kecemasan mereka, yaitu kami.

“Lumayan, Koyama. Tidak disangka kamu bisa menebak rencanaku…”

Yuuji membalas dengan nada kesal. Menebak rencana… apa yang dia bicarakan?

“Apa yang kamu maksud, Yuuji?”

“Gampang saja. Begitu kita membereskan masalah Kelas F, kita akan menyatakan perang melawan Kelas C. Tapi gara-gara masalah ini, mereka yang maju duluan.” Kata Yuuji.

Kalau kelas kami sangat siap, kami sudah pasti akan menyatakan perang duluan ke musuh. Tapi dengan situasi kami sekarang, kelas kami sedang dalam kondisi terburuk dan tidak bisa bertarung dengan kelas lain!

Alasan kenapa kami berakhir di situasi buruk seperti ini sama sekali bukan kebetulan seperti itu yang kami pikirkan.

“Memakai taktik hubungan heteroseksual… dan menyatakan perang setelah mempelajari situasi kami sekarang… aku tidak berpikir Koyama adalah orang yang suka memanipulasi orang lain… seseorang pasti membantu membuat rencana itu, bukan?” Gerutu Yuuji.

Mungkin Koyama-san mendengar perkataan Yuuji karena dari tadi dia menatap Yuuji dan membalas dengan tersenyum menghina.

“Oh begitu ya, kamu tidak tahu? Meski aku seperti ini – aku ini anggota klub upacara minum teh.”

Di saat dia mengucap klub upacara minum teh, otakku langsung teringat salah satu senpai.

Senpai kelas 3 dari klub upacara minum teh yang sangat seksi… bukankah itu Kogure Aoi-senpai yang mengenakan kimono dan seragam balet spandek pas turnamen uji nyali? Orang itu terlihat seperti punya banyak sekali rencana, dan dia berasal dari Kelas A, jadi dia sudah pasti dia pintar. Kesan yang kudapat darinya, dia terlihat seperti orang yang sangat paham bagaimana memanfaatkan hubungan laki-laki dan perempuan pada strateginya.

“Itu saja yang ingin kukatakan, permisi.”

Setelah sedikit membungkuk, Koyama-san berbalik dan ingin keluar.

Begitu sampai di pintu,

“Sakamoto-kun, apa yang kukatakan padamu tidak bohong.”

Dan dia pergi setelah meninggalkan kata-kata itu. Yang dia katakan… apa?

“Oi, kamu dengar apa yang dia bilang?”

“Pasti dia ngomongin tentang rumor kemarin, bukan? Jadi itu benar…”

“Tidak bisa dimaafkan… dan kita harus ikut perang syokanju. Aku pikir kita hanya perlu menangkap si Yoshii yang sangat membuat kita cemburu dan membunuhnya…”

“““TIDAK ADA WAKTU BUAT BELAS KASIHAN!”””

Aura membunuh semakin kuat di dalam kelas. Aku merasa seperti melewatkan sesuatu… bahkan di situasi kritis seperti ini, aku masih tidak bisa melarikan diri dari takdir?

“Bukankah ini bagus? Kalian langsung bisa mengikuti perang syokanju. Bersiaplah untuk pertarungan.”

Tetsujin pergi mengikuti Koyama-san keluar kelas.

Begitu pintu kelas tertutup, auman amarah memekik hingga keluar kelas dan siapapun yang mendengar pasti akan merinding.

“““SIDANG SUCI BAGI ORANG SESAT DIMULAI!!!”””

“““YEAAAAAAH!!!”””

Itu adalah teriakan penuh dengan kebencian, bukan untuk memulai perang syokanju – tapi untukku dan Yuuji!

***

Kelas C mendeklarasikan perang ke Kelas F.

Tapi kami mengabaikan hal penting itu.

“PERGI KAU KE NERAKA! YOSHIIII!”

“MATIII! SAKAMOTO!”

Murid kelas kami yang seharusnya berjuang bersama kami menyerang kami dengan membabi buta.

“TENANG KALIAN SEMUA! KELAS C AKAN MENYERANG!”

Berlari di koridor, Yuuji berteriak ke pengejar kami.

“OMONG KOSONG APA ITU!? SIAPA YANG PEDULI SOAL ITU!?”

“DIRIKU AKAN DIPENUHI KEBENCIAN PADA DUNIA INI JIKA KALIAN MASIH HIDUP! PEDULI SETAN DENGAN PERANG SYOKANJU!”

Teriakan Yuuji tidak dapat menembus hati para pengejar kami dan tidak ada tanda-tanda mereka melambat.

“Sialan, orang-orang goblok itu! Akihisa, ayo bersembunyi dulu!”

“Baiklah!”

Yuuji dan aku saling mengangguk dan berlari sambil melompati tiga anak tangga sekaligus supaya lebih cepat sampai ke lantai bawah. Pengejar kami dari Kelas F mengejar dengan kecepatan yang menegrikan, tapi usaha kabur kami lebih mudah dibandingkan kemarin karena mereka tidak memiliki komandan seperti Yuuji di pihak mereka.

“Oke, kita bersembunyi di sini dulu.”

Kami bersembunyi di ruang ganti baju laki-laki di samping kolam renang, mengatur nafas sambil saling berbisik. Tidak ada orang yang menggunakan ruang ganti sekarang, dan kami bisa menetap di sini tanpa ketahuan sementara waktu.

“Meski aku bilang bersembunyi, kita hanya bisa bersembunyi di sini selama 10 menit.” Erang Yuuji.

“10 menit? Kenapa? Tidak ada orang yang ingin ganti baju dan berenang jam segini.”

“Bukan begitu. Itu karena mengikuti peraturan perang syokanju.”

“Eh? Peraturan apa?”

“Selama perang syokanju, ketua kelas masing-masing kelas harus menunjukkan lokasi mereka. Karena kalau lokasi ketua kelas terlalu tersembunyi, seluruh hasil pertarungan menjadi tidak pasti.”

Ketua kelas harus memegang tanggung jawab seperti itu dan sepertinya itu adalah peraturan perang syokanju. Seperti kata Yuuji, jika kami tidak mengetahui lokasi ketua kelas musuh, kami tidak akan bisa bertarung dengan serius. Selama waktu itu, semua orang akan menggunakan waktu untuk remedial dan mengisi nilai mereka dan pertandingan akan menjadi alot. Karena itu wajib untuk menunjukkan lokasi setiap ketua kelas.

Meski begitu,

“Di situasi seperti ini, peraturan ini sangat merepotkan.”

“Ya. Siapa yang menyangka mereka akan mendeklarasikan perang di waktu yang buruk begini…”

Yuuji dan aku mengeluh di dalam ruang ganti laki-laki. Ini sangat buruk…

“Oh iya, Yuuji. Apa yang Koyama-san bilang soal dia tidak bohong?”

“Soal itu…”

Kalau orang ini mengaku dia bikin kesepakatan di belakang kami, itu akan jadi pengkhianatan paling besar! Mungkin aku bakalan membunuh orang ini dulu dan membawa dia ke FFF untuk hukuman perhabisan.

“Yang dia maksud adalah rencana mereka untuk menyerang Kelas B dua hari yang lalu.”

“Kelas B… Ah ya, kalian berdua ngomongin itu.”

Aku ingat pertukaran informasi atau semacamnya. Waktu itu, kami memang menyebutkan siapa target kami.

“Koyama-san bilang dia mengincar Kelas B, ternyata dia berbohong…”

“Tidak, dia tidak berbohong.”

Eh?

Tapi bukannya Kelas C menyatakan perang ke Kelas F?

“Intinya, target mereka adalah Kelas B – Intinya begitu. Tapi, dia melakukannya sambil menyerang kita juga, jadi dia tidak berbohong.”

“Tapi Yuuji…”

“Dan aku juga berencana seperti itu.”

Setelah dia mengatakannya, Yuuji memang bilang kalau dia berencana menyerang Kelas C. Dengan kata lain, tujuan akhir Yuuji adalah Kelas A, tapi dia berniat mengalahkan Kelas C juga.

“Itu sebabnya kamu bilang ingin menyerang Kelas A dalam dua minggu setelah izin diberikan…”

“Benar. Aku pikir kata-kataku membuat Koyama – bukan, si Kogure-senpai menyadari rencanaku yang sebenarnya.”

“Tapi itu saja tidak cukup menjadi bukti kalau kita memang akan menyerang Kelas C.”

Meski sebelum menyerang Kelas A kami akan menyerang kelas lain, tapi belum tentu kami akan menyerang Kelas C.

“Tidak perlu bukti. Karena musuh bisa menyerang kapan pun, dan mereka sudah punya rencana untuk menghadapi kita, dan Kelas C ingin mendapatkan pengalaman bertempur sebelum mengahdapi Kelas B, alasan-alasan ini sudah cukup untuk memulai perang tanpa perlu berpikir dua kali. Lagi pula, Koyama-san punya ahli strategi dari kelas 3-A yang membenci kita. Makanya, situasi kaya gini sudah bisa diduga.”

Jelas Yuuji. Mendengar itu semua, setelah kupikir-pikir, sepertinya ini…

“Sangat merepotkan, tapi mereka sudah menjebak kita. Malahan, kalau memang musuh sudah menyiapkan rencana, kita masih bisa memenangkan pertarungan ini. Tapi… kita sedang kacau balau.” Gumam Yuuji.

Untuk seorang seperti Yuuji, meski lawan kami adalah Kelas C dan posisi kami tidak diuntungkan, kami masih yakin untuk menang. Akan tetapi, musuh adalah kelas atas dan kami kelas bawah. Di pertarungan ini, tingkatan kedua belah pihak jelas tidak seimbang, tapi tidak disangka, mereka melawan kami sampai sekejam ini.

“Siapa sangka dia akan menggunakan taktik memecah belah kelas kita.”

Kenyataanya, ada seorang ahli strategi yang memandu Koyama-san yang membuat kami berada di situasi yang lebih gila. Kali ini, Yuuji yang dipermainkan oleh lawan.

Akan tetapi, ini tidak seperti Yuuji. Kalau soal strategi, bagaimana mungkin Yuuji yang tiada banding membiarkan semua ini terjadi?

“Hei, Yuuji… sebenarnya kamu…”

“Apa?”

“Apa kamu lemah melawan perempuan?”

“Ha? Apa-apaan itu, bodoh sekali…”

“Tapi pikirkan ini. Bukannya kamu selalu kalah strategi ketika melawan Kirishima-san? Dan kamu tidak bisa membantah ibumu, kan?”

“Ugh…”

Yuuji membuka mulutnya, tapi tidak satu katapun yang keluar.

“Pokoknya, berhenti ngebacot dan atur nafasmu. Nanti kita tidak akan bisa bersembunyi lagi. Kita harus melarikan diri untuk bertahan hidup.”

“Aisss… ini sangat buruk… sangat merepotkan jika ketua kelas harus menunjukkan lokasinya. Kenapa aku, yang bukan ketua kelas berakhir seperti I – Hm?”

Tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Aneh sekali. Jangan-jangan…

“Yuuji, cuma kamu yang harus menunjukkan lokasimu kan. Ini tidak ada hubungannya denganku, bukan?”

Memang benar ketua kelas tidak bisa bersembunyi, tapi aku tidak terikat oleh peraturan itu. Malahan kalau semua orang mengincar Yuuji, aku bisa kabur dengan mudah.

Ketika aku memikirkan ini.

“Oi, Akihisa!”

“Hm? Ada apa, Yuuji?”

“Di saat seperti ini, sebaiknya kita berhenti saling mengkhianati.”

“Eh? Ngomong apa kamu? Siapa kamu? Menjauh dariku. Kamu sebaiknya pikirkan cara bertahan hidu—“

CTAK!

“Eh?”

Terdengar suara misterius dari tanganku… Apa itu? Suara benda besi barusan – OI! TUNGGU DULU! KENAPA ADA BENDA BESI ANEH DI PERGELANGAN TANGANKU!?

“Oke Akihisa! Sekarang kita akan hidup dan mati bersama dan berbagi takdir yang sama! Tidak akan ada masalah jika kita saling terikat! Ayo berusaha yang terbaik dan hadapi masalah ini bersama-sama~♪”

“APA YANG KAMU LAKUKAN PADAKU!? LEPASKAN AKU! LEPASKAN BORGOL INIIIIIIIIIIIIII!”

Borgol besi yang tersambung dengan rantai yang panjang dan kuat ini mengikat aku dan Yuuji. Si bangsat sialan ini… dia mengikatku supaya dia tidak diburu sendirian! Iblis sialan! Sampah! Anjing! Kelas F!

“Di mana kuncinya!? Aku tidak akan marah. Lepaskan ini sebelum perang syokanju mulai, sampah kurang ajar!”

“Kunci? Apa itu? Bisa dimakan?”

“Sialan… kalau begitu, pikirkan cara melepaskan borgol ini!”

“Oi oi oi, Akihsia, pikirkan ini. Kamu seharusnya tahu kalau Shouko tidak akan memakai borgol yang gampang kuhancurkan, bukan?”

“Jadi ini borgol Kirishima-san?”

“Kulihat dia bertingkah aneh jadi kuperiksa tasnya. Siapa sangka dia bakalan bawa benda seperti ini…”

Sialan! Kalau ini milik Kirishima-san, gergaji saja tidak akan mempan. Sepertinya kami harus meminta kuncinya ke Kirishima-san.

Di saat aku sedang kesal-kesalnya dan ingin menghajar Yuuji.


“Oi! Aku dengar sesuatu dari ruang ganti baju!”

“Itu pasti mereka berdua! Mereka di sana!”


Terdengar suara teman sekelas kami mendekati tempat persembunyian. Cih! Sudah ketahuan!

“Oi, Akihisa! Kita harus lari sekuat tenaga! Kamu bakalan mati mengenaskan kalau tidak bekerja sama denganku!”

“Dasar kampret sialan! Setelah ini kamu mati! Ingat itu!”

Lupakan soal borgol untuk sekarang. Meski tidak ingin, aku harus bekerja sama dengan sampah ini. Ini sangat menjijikan… aku bukan pria kalau tidak balas dendam!

Sebelum Yuuji dan aku terkepung, kami melesat dari ruang ganti. Begitu sampai di koridor, kami melihat geng bertudung dengan cambuk di tangan. Bagus. Pokoknya, lari.

“Ayo Yuuji!”

“Lompat dari jendela, Akihisa!”

KRAK!

““AAAH!””

Yuuji dan aku berlari ke arah yang berlawanan, dan tertahan oleh rantai besi di borgol. Ugh! Tanpa benda ini, kami lebih leluasa…

“Akihisa idiot! Orang pasti lari ke luar kalau tidak ada jalan keluar!”

“Yuuji goblok! Orang pasti lari ke kelas karena banyak tempat bersembunyi!”

Siapa sangka, kami langsung bertengkar beberapa detik setelah memutuskan untuk bekerja sama. Borgol yang mengikat kami berdua_____

“Ketemu! Itu mereka berdua!”

“Ugh…!”

Ketika kami berdua sedang ribut, musuh semakin mendekati kami.

“Ayo hadapi mereka, Akihisa!”

“Ayo lari, Yuuji!”

KRAK!

“ “IKUTI PERINTAHKU, GOBLOK!” ”

Rantai yang mengikat kami sekali lagi mengganggu rencana kami. Aaaah, ini sangat merepotkan!

“Yoshii, berani-beraninya kamu menghancurkan impianku tinggal bersama kedua kakak adik Kinoshita… bayar itu semua dengan nyawamu!”

“Sakamoto! Aku tidak akan menyerahkan Kirishima dan Koyama! Kuudere adalah yang terbaik di dunia ini!”

“Benar! Kalian semua benar! Jadi tunggu sebentar oke? Aku ingin sampah ini bertanggung jawab dengan seppuku!”

“Goblok, ngomong apa kamu? Semua ini salahmu, gara-gara kamu nasibku jadi begini! Tahan kalian semua! Aku ingin orang ini meminta maaf dengan kematiannya!”

Yuuji dan aku terus saling tojos dan gelut. Aku harus cari cara untuk membunuh bajingan ini dan mengakhiri ini semua!

“Tenang saja, kalian berdua masih bisa menyelesaikan masalah kalian setelah tiba di neraka.”

“Bukannya ini bagus, terikat dengan borgol. Kalian bisa hidup bersama dan mati bersama, dasar pasangan idiot!”

“ “UWAH!!” ”

Pemukul berpaku terayun dari atas dengan kuat, buru-buru aku melompat ke samping dan menghindari senjata mengerikan itu. kemudian, sebuah katana asli menebas dari sampingku, beruntung aku dapat menghindarinya. Rantai ini sangat menyebalkan, tapi aku berhasil menghindari semua serangan dengan mulus.

“Ahh, sialan! Yuuji, setidaknya ikuti gerakanku!”

“Seharusnya kamu ikuti aku, bego!”

Kami masih saja menarik kerah masing-masing sambil memaki di depan penyerang kami. Melihat ini, teman kelas kami menatap kami dan berkomentar aneh.

“Humph, kalian berdua terlihat lebih cocok bersama dari pada dengan gadis-gadis imut.”

“Benar. Kalian berdua terus saja bersama.”

Lebih cocok… bersama…

Si, si bangsat ini…

“ “ITU SANGAT MENJIJIKAN!” ”

Begitu mendengar omong kosong menjijikan mereka, Yuuji dan aku menarik lengan terborgol kami dan melemparkan tinju ke arah kedua penyerang kami.

“JANGAN BERCANDA!!! APA-APAAN ITU, MENJIJIKAN SEKALI!”

“YA! SIAPA YANG MAU BERSAMA YUUJI!? KALAU DISURUH PILIH, AKU PASTI MEMILIH HIDEYOSHI!!!”

Pas aku sedang emosi akibat komentar konyol kedua orang idiot ini, seseorang bertanya,

“Jadi… di antara orang yang digosipkan. Aki lebih suka kinoshita?”

“Akihisa-kun, apa itu benar?”

Karena mereka bertanya, biar aku pikirkan dulu.

Uu… siapa yang paling aku sukai di antara mereka yang digosipkan denganku? Biarku pikir dulu. Kalau aku disuruh pilih Hideyoshi, Yuuji dan Tamano-san, sudah pasti aku suka—

“Aku rasa… Hideyoshi? Mungkin ada yang error dengan jenis kelaminnya. Tapi dia gadis yang sangat manis, aku lebih memahami dia---WAAAAH!”

“Aki… bisa jelaskan lebih jelas?”

“Aku juga ingin dengar penjelasanmu, Akihisa-kun!”

HOOOMMM!!!! Terdengar efek suara dari belakang Minami ketika dia dan Himeji-san menatapku dengan mata melotot. Sialan. Apa mereka berdua masuk ke dalam daftar orang yang digosipkan? Kalau begitu, yang kukatan barusan pasti melukai harga diri mereka. Sepertinya dua tulang patang saja tidak akan cukup buat menenangkan mereka!

“Oke, Yuuji! Alihkan perhatian Minami dan Himeji-san! Aku akan cari jalan kelu – OI! SEDANG APA KAMU, HAH!? KAMU MAU KABUR BEGITU TAHU MEREKA BERDUA MENGINCARKU!? DASAR SAMPAH TIDAK TAHU DIRI!”

Ketika dia tahu kalau mereka berdua mengincarku, Yuuji membungkukkan badannya dan mencoba membuka borgol ini. Tapi itu sia-sia! Nyatanya borgol ini tidak bisa dibuka semudah itu!

“Aki, akhir-akhir ini kamu menjadi lebih populer dan bersikap sombong. Kalau seperti ini, kayanya aku harus memberi kamu pelajaran lagi.”

“Tidaktidaktidaktidaktidaktidaktidak, tenang dulu, Minami. Kalian berdua sa – UOOOOH!”

Minami diam-diam menyerang dengan tinjunya dan hampir mengenaiku. Bau apa ini? Terbakar? Apa tinju Minami menimbulkan percikan api?

“MI, MINAMIII! JANGAN MENYERANGKU TIBA-TIBA!”

“Akan kutinju hidungmu, kuhantam tulang selangkamu dengan sikutku dan kutendang tempurung lututmu sampai pecah berkeping-keping.”

“Kamu tidak serius, ya kan? Kata-katamu cuma berisi apa yang ingin kamu lakukan padaku dan menyuruhku untuk mati, ya kan?”

Ngomong-ngomong, apa-apaan gadis jaman sekarang, sebelum membunuh seseorang mereka akan mengatakan niat mereka…?

“Akihisa-kun, tolong jelaskan apa yang kamu suka dari laki-laki? Apa yang kurang dari perempuan? Bukannya kamu dan Sakamoto saling terborgol untuk menunjukkan ke semua orang keseriusanmu?”

Di sisi yang lain, Himeji-san meminta penjelasanku mengenai kesimpulan buatannya. Apa mereka yakin kalau aku sama sekali tidak tertarik dengan perempuan?

“Ah, ini dia kuncinya! Tunggu sebentar, Akihisa! Akan kulepas gorbol ini sekarang!”

“Lupakan itu, Yuuji! Lepaskan saja nanti, setelah kita aman!”

“NGGAK! Mati saja sendiri sana!”

“Aaaah, lupakan itu! Berhenti ngebacot dan serahkan kunci itu padaku!”

“Jangan dekat-dekat! Nasib orang yang mau mati itu menular, tahu nggak!?”

Ketika Minami dan Himeji-san terus mendekati kami, aku dan Yuuji saling berebut kunci. Kalau orang ini mengkhianatiku lagi, kesempatanku buat kabur bakalan makin sulit. Jadi, tidak peduli bagaimana, aku harus merebut kunci itu darinya!

“Ugh… tinggal… sedikit lagi…”

“Siapa yang mau… kasih ke kamu!?”

Apa ini yang disebut kekuatan extra di tengah pertarungan sengit? Tidak dapat dipercaya aku bisa menyamai kekuatan Yuuji.

Tapi begitu aku hampir mendapatkan kunci di tangan Yuuji,

“…Yuuji, sini.”

“Oke! Shouko! Waktu yang tepat! Kuserahkan ini padamu!”

Begitu Kirishima-san meminta kunci pada Yuuji, Yuuji langsung melemparnya tanpa pikir panjang. Oh tidak! Kuncinya!

“Sialan… tamat sudah!”

“Semua sudah terlambat! Shouko, berikan kunci itu padaku!”

Setelah melempar kunci, Yuuji langsung melompat menjauh dariku dan mengambil jarak aman sebelum meminta Kirishima-san mengembalikan kuncinya.

“…Berikan? Apa?”

Melihat wajah tanpa ekspresinya, kami sadar kenyataan yang terlupakan.

“…Yuuji, bangsat… apa yang kamu…”

“…Sorry, tidak sadar…”

Aku sudah kesulitan menghadapi Minami, dan sekarang kunci berada di tangan Kirishima-san. Jadi… kami sekarang… tamat?

“Akihisa! Kita bicarakan kunci nanti! Ayo bekerja sama buat kabur!”

“Gara-gara kamu kita berakhir seperti ini! Tapi aku harus setuju denganmu sekarang. Lebih penting untuk melindungi nyawa kita dari pada mendapatkan kunci kembali!”

Yuuji dan aku menatap ke arah Kirishima-san, Minami dan Himeji-san sambil menunduk bersiap beraksi.

“Kamu pikir kamu bisa melarikan diri, Aki?”

“Aku tidak akan membiarkan kamu melarikan diri sebelum menjelaskan semuanya, Akihisa-kun.”

“…Yuuji, kamu tidak akan bisa kabur… tidak akan!”

Mereka bertiga terus mendekati kami. Kalau mereka berhasil mendekati kami, Yuuji dan aku sudah pasti tidak akan bisa bertahan hidup. Kalau begitu… kita harus lakukan ini!

Aku menarik nafas dan mengincar waktu yang sempurna. Bagus… SEKARANG!

“Kirishima-san!”

“Himeji, Shimada!”

“ “LIHAT INI!” ”

Sedetik kemudian, kupeloroti celana Yuuji dan Yuuji peloroti celanaku… eh? Apa yang…

“Keparat sialan! Berkhianat di situasi seperti ini!? Apa yang kamu recanakan, babi?”

“Omong kosong apa itu, dasar sampah!? Kamu sendiri ngapain, hah?”

Begitu kami melepas kepala sabuk, celana kami langsung melorot ke lantai. Tentu saja, sekarang, semua orang melihat aku dan Yuuji hanya memakai bawahan boxer.

“Tu, tunggu dulu! Apa-apaan itu, aki!?”

“A, Akihisa-kun? A, aa… bo, boxermu lumayan imut!”

Minami dengan kikuk mengalihkan pandangannya dariku, dan Himeji-san terus komat-kamit tidak jelas. Sialan… aku sangat marah tapi harus kuakui rencana Yuuji berhasil. Karena itu, kami berhasil mengalihkan perhatian mereka (meski Himeji-san masih tetap menatapku.

“…Wah.”

Kirishima-san terlambat merespon dan berteriak (?).

Kirishima-san terkejut tapi tidak mengalihkan perhatiannya dari Yuuji yang hanya mengenakan bawahan boxer. Dengan kata lain, dia sudah terbiasa melihat Yuuji dengan boxer… tidak bisa dimaafkan, Sakamoto Yuuji!

“Sialan… kalau begitu, aku harus melepas boxer Yuuji juga!”

“Hentikan itu, goblok! Kalau kamu lepas, polisi yang mengejarku!”

Karena Yuuji sedang dikejar Kirishima-san dan anak-anak sekelas, aku pikir tidak ada bedanya kalau polisi juga ikut mengejarnya.

Ketika kami sedang ribut berdua,

“…Tunggu sebentar. Aku akan meminjam kamera.”

Kata Krishima-san dan pergi… aneh sekali.

“Eh, kamera…”

“Oi, Akihisa! Ngapain bengong? Buruan kabur!”

“Oh, oke…”

Gimana bilangnya ya? Kirishima-san itu pintar, tapi terkadang dia bersikap sangat aneh… seperti Himeji-san.

Buru-buru kami menarik kembali celana kami yang melorot dan menahannya dengan tangan, lalu kabur.

“AH… si, sial! Tunggu, Aki! Aku belum selesai berurusan denganmu!”

“Tu, tunggu dulu, Akihisa-kun! Aku belum mendengar penjelasanmu!”

Himeji-san dan Minami berteriak memanggil dari belakang, mencoba menghentikan kami, tapi kami sudah berlari sangat jauh, sampai mereka berdua tidak bisa mengikuti kami. Sepertinya kami berhasil melarikan diri dari situasi berbahaya. Hampir saja…

“Perang syokanju hampir dimulai… ini buruk…”

“Kalau saja lokasiku tidak ketahuan, ini bakalan sangat mudah…”

Kami berlari kembali ke salah satu kelas kosong dan mencoba mengatur nafas kami. Serius, tidak kemarin, tidak sekarang, kenapa aku selalu terkena masalah bersamanya…

Pokoknya, berita tentang Tamano-san yang menyatakan cinta (pada diriku yang mengenakan pakaian perempuan) telah tersebar luas, tapi tidak itu saja. Dilihat dari situasi sekarang, sepertinya Himeji-san dan Minami juga kena. Sepertinya gosipnya sudah tersebar luas dengan cepat, entah bagaimana. Sepertinya aku harus memeriksanya.

“Oi, Yuuji. Kamu tahu soal rumor yang tersebar?”

“Hm… aku tidak mendengar semuanya, tapi dari yang kutahu – ketika kamu menolak Tamano, Hideyoshi, Kudou Aikoum, Kinoshita Yuuko, Shimizu Miharu, Shimada, Himeji, Toshimitsu Kubo, Muttsurini dan bahkan ketua Kelas B juga menyukaimu.”

“A, aku sangat populer…”

“Ya, dan setengah dari itu semua adalah fakta, jadi keakuratannya juga meningkat sangat tinggi.”

“Haha, kamu bisa saja bercanda di situasi seperti ini.”

“…Oh, yah. Lupakan soal itu.”

Mereka sama sekali tidak mempedulikan jenis kelamin! Siapapun yang mendengar itu, semuanya pasti tahu kalau itu semua hanya omong kosong…

“Dan rumor tentangku, aku tinggal bersama Shouko, mencampakkan ketua Kelas C Koyama dan menerima pernyataan cintamu…”

“Itu rumor yang sangat gila…”

Ketika rumor tersebar sangat luas di luar sana, aku dan Yuuji sedang terborgol bersama, jadi tidak aneh kalau seseorang mulai percaya dengan rumor itu.

“Kita harus menghapus rumor ini terlebih dahulu.”

“Aku tidak mau mengakuinya, tapi itu akan sangat sulit… kalau semua orang memercayai ini, kebohongan akan menjadi kenyataan. Itu yang namanya mental kelompok.:

Lalu Yuuji berkata,

“Lagi pula, ada yang lebih penting dari itu—“

“Hm?”

“Mereka tidak ada yang mau mendengarkan.”

“Ya, itu masalah terbesarnya…”

Yang jadi masalah adalah kami dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mau mendengarkan kami, atau malah, mereka memercayai rumor itu dengan begitu mudah dan bikin kesimpulan seenaknya saja. Kalau begitu, sia-sia semua yang kami lakukan.

“Yuuji, kamu punya rencana?”

Saat ini, kami sedang diburu, dan perang syokanju dengan taruhan peralatan belajar kami akan dimulai. Apa ada cara supaya menghindari situasi mengancam ini?

“Apapun yang kita lakukan sekarang akan sia-sia. Kita hanya bisa mengulur waktu dan menunggu orang-orang itu tenang sebelum menjelaskan semuanya kepada mereka.”

“Jadi tidak bisa ya? Tidak ada ide bagus yang bisa kita dapat di situasi seperti ini…”

Lebih tepatnya, pertarungan ini adalah pertarungan antara ‘Aliansi Kelas C dan Kelas F’ Vs ‘Yuuji dan aku’. Dua kata yang pantas menggambarkan situasi kami adalah ‘Putus Asa’. Lupakan soal ‘menang atau kalah’, hampir mustahil untuk mengulur waktu. Perang syokanju baru saja diijinkan, jadi kenapa kami berada di situasi buruk ini?

“Tanpa peraturan yang mengikat kita, ada banyak cara untuk menyelamatkan nyawa kita, entah itu bersembunyi atau kabur ke luar sekolah…”

“Tapi ketua kelas tidak bisa bersembunyi begitu perang dimulai.”

Dasar, situasi sama sekali tidak menguntungkan…

“Haa… kalau bisa, aku ingin meninggalkan kamu sendiri dan bersembunyi.”

“Tidak akan kubiarkan! Jangan pikir bisa bertahan hidup sendirian! Jangan mimpi!”

KLANG! Suara besi terdengar dari tangan kami.

Benar, Yuuji dan aku terborgol bersama, dan kuncinya ada pada Kirishima-san. Kalau kami tidak melepaskan ini, Yuuji dan aku terpaksa harus hidup dan mati bersama.

“Kalau kamu mau, kita bisa bersembunyi untuk menyelamatkan nyawa kita.  Dengan kata lain, kita akan menyerah soal perang syokanju.”

Eh? Menyerah? Yuuji?

“Apa yang kamu omongin? Kamu sama sekali tidak ingin, bukan?”

“Kamu juga sama, ya kan?”

Kukuku. Yuuji tertawa dari dalam tenggorokannya. Jelas saja. Keinginan terbesar kami adalah memenangkan perang Syokanju, jadi lucu kalau kami menyerah di situasi tidak menguntungkan seperti ini.

“Ugh. Kalau begitu, mau gimana lagi… Yuuji, aku akan berusaha sekuat tenaga menolongmu.”

“Goblok. Sudah jelas tugasmu sebagai prajurit adalah melayani Raja.”

DANG DANG DANG DANG…

Kemudian, bel yang mengisyaratkan perang syokanju dimulai telah berbunyi. Perang Syokanju di mulai.

“Ayo, Akihisa! Berusahalah jangan sampai kalah!”

“Hah, nggak usah ngomong! Aku pasti akan mengalahkan mereka dan membalas dendamku padamu, ingat saja itu!”

Yuuji dan aku berlari ke luar kelas tempat kami bersembunyi. Situasi tidak menguntungkan apa? Ini hal yang biasa bagi kami. Untuk apa protes? Lebih baik berjuang sekuat tenaga!



<<Prev                      Next>>

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]