Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 8 : Soal Kelima
Dia orang yang sangat serius, jadi dia pasti sedang
sangat emosi sekarang, ya kan?
Tanya Sachiko tanpa bisa diam, pada akhirnya
Sachiko mengetuk pintu kamarnya.
“Heisuke-san, aku masuk, ya?”
Tanpa menunggu balasan, Sachiko langsung
masuk, dan menemukan Heisuke dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di badannya
dan sedang berpikir serius.
“Apa yang sedang kamu lakukan?”
Heisuke masih dalam pose berpikirnya dan
tidak menyadari keberadaan Sachiko.
Jelaskan
bagaimana perasaan Sachiko dari kata yang digaris bawahi.
Jawaban Himeji Mizuki:
‘Sachiko
sangat terkejut melihat Heisuke tidak mengenakan pakaian dan sedang berpikir
keras.’
Komentar guru:
Benar.
Dalam bahasa Indonesia, ‘tanpa sehelai benang’ berarti ‘tidak mengenakan
pakaian’. Maka dari itu, Sachiko terkejut menemukan Heisuke sedang telanjang.
Jawaban Tamano Miki:
‘Jarang-jarang
dia mengenakan rok, tapi sedikit sekali rendanya dan itu membuatnya marah.’
Komentar guru:
Sensei
sangat terkejut dengan jawaban yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Jawaban Yoshii Akihisa:
Dasinya
miring, jadi dia merasa risih.
Komentar guru:
Itu
yang kamu khawatirkan? Pria telanjang yang masih mengenakan dasi?
***
“Mereka
datang, Akihisa! Ke kiri!”
“Oke!”
“MATI!
SIALAN!”
Aku
menerjang ke depan dan adu tojos dengan Fukumura-kun, tapi perhatianku ada pada
syokanju.
“Sialan…
berhenti menghindar!”
Kelas
C, Touyama Heita, Biologi, 115 poin
Vs
Kelas
F, Yoshii Akihisa, Biologi, 72 poin
Ketika
menghadapi syokanju Kelas C, syokanju milikku menghindar dengan mudahnya.
Karena aku sendiri juga bergerak, menyerang jadi sangat sulit, tapi sama sekali
tidak sulit untuk menghindar.
“Sensei!
Noguchi dari kelas C izin bergabung ke dalam pertempuran! Summon!”
Kemudian
datang bala bantuan dari Kelas C. Ada empat orang yang datang. Gawat…
“Yuuji!”
“Oke!
Aktifkan!”
Ketika
Yuuji sedang adu tojos dengan tiga orang dari Kelas F, dia meneriakkan kata
kunci aktifasi. Sedetik kemudian, seluruh syokanju menghilang.
“Kuh…!
Apa itu pertentangan area?”
“OKEEEEEEEEEEEEEE!”
Karena
tidak perlu lagi konsentrasi pada syokanju, aku bisa fokus menghadapi musuh di
depanku. Aku berlari dan menghantamkan diri ke tubuh Fukumura-kun secepat
Blitzkrieg (serangan kilat) dan menghantam dadanya dengan tinjuku.
“Akihisa!”
“OKE!”
Kubalas
panggilan Yuuji dan menarik tangan kananku kuat-kuat.
“Oh?
Uoooh!!”
Seorang
musuh mencoba menerobos melewati aku dan Yuuji namun tersandung oleh rantai besi
dan kehilangan keseimbangan.
“MAKAN
INI, GOBLOK!”
Yuuji
mengangkat tangan kirinya dan mengayun dengan kuat ke bawah. Musuh yang tadi
tersandung menghantam lantai dengan sangat keras dan tidak mampu bangkit lagi.
“Sensei!
Tolong batalkan area pemanggilan! Aku akan… summon!”
“Summon!”
(TLN:
area pemanggilan sensei dan Yuuji menghilang karena bertabrakan, tapi area
pemanggilan mereka masih aktif. Jadi Kelas C meminta sensei untuk membatalkan
areanya sehingga mereka bertarung dengan area Yuuji yang masih aktif)
Karena
Yuuji mengenakan gelang Platinum, dia tidak bisa ikut bertarung, dan cuma aku
yang bisa memanggil Syokanju dan bertarung melawan mereka. 2 vs 1… tidak, empat
orang di belakang mereka juga bakalan ikut bertarung pasti. Kalau begitu, ini jadi
6 v 1. Dilihat bagaimana pun, itu terlalu berlebihan.
“Akihisa!
Ke lapangan!”
“Oke!”
Ketika
syokanju kami sedang saling bertarung, Yuuji dan aku berlari ke arah gedung
baru dan menjaga jarak dari musuh kami.
“Apa…
dasar pengecut!”
“Bukannya
itu dihitung melarikan diri dari pertarungan?”
Begitu
kami menjauh dari mereka, area pemanggilan juga menjauh, akibatnya semua
syokanju menghilang.
Ini
terlihat seperti melarikan diri dari pertarungan, dan itu ilegal, tapi
peraturan perang syokanju jelas-jelas menyatakan ‘siapapun yang melarikan diri
tanpa bertarung, mereka dinyatakan gugur’. Akan tetapi, aku bertarung dengan
lawan cukup lama, dan Yuuji, yang dari tadi cuma menciptakan area pemanggilan,
hanya berlari seakan tidak ikut serta dalam pertempuran. Sejujurnya, ini adalah
teknik yang sangat licik dalam memanfaatkan peraturan, tapi kami tidak punya
waktu untuk itu. kami sedang dalam kondisi terjepit. Lagipula, dari awal kami
tidak pernah ragu untuk menggunakan cara licik.
“Yuuji,
berapa kali lagi kamu bisa menggunakan teknik ‘pertentangan’?
“Sekitar
7. Aku juga harus ikut bertarung, jadi sedikit kemungkinan aku akan
menggunakannya.”
Teknik
kami memiliki kelemahan. Setiap kali Yuuji mengaktifkan gelang platinum,
poinnya akan berkurang, dan ada batasan berapa kali dia bisa menggunakannya.
Semakin sering dia menggunakannya, semakin banyak poinnya berkurang. Ketika
Yuuji dipaksa bertarung syokanju, itu akan menjadi faktor yang sangat tidak
menguntungkan. Itu artinya kami tidak akan menggunakan teknik ini kecuali kami
terkepung.
“Ketemu!
Itu dia Sakamoto!”
“Di
sana juga ada Yosh—Hei. Kenapa mereka terborgol?”
“Apa
mereka ingin mengatakan kalau mereka tidak akan terpisahkan?”
“““MENJIJIKAN!!!”””
Murid
Kelas F muncul di hadapan kami!
Berani-beraninya
mereka ngomong kaya gitu!
Aku
tahu kesalahpahaman ini akan menyebar luas, tapi aku masih merasa males karena
percuma menjelaskan ini semua. Begitu masalah ini selesai, aku harus memberi
mereka pelajaran yang mengerikan supaya mereka ingat!
“Yuuji,
gelangmu!”
“Masih
aktif!”
“Oke—Summon!”
Aku
memanggil ulang syokanju milkku yang menghilang karena keluar area. Mereka
murid Kelas F, dan sejujurnya, tidak perlu menyelesaikan ini semua dengan
syokanju. Tapi –
“Cih!
Yoshii memanggil syokanju!”
“Syokanju
dia punya efek Inspektur hukuman, bukan?”
“Bahkan
syokanjunya bisa mengalahkan Tetsujin pas kita mengintip ke kamar mandi
perempuan! Ini gawat!”
Mereka
benar. Syokanjuku sangat unik, dia bisa menyentuh obyek fisik dan manusia. Dia
terlihat kecil, tapi mereka yang berasal dari kelas kami akan ketakutan melihat
syokanju yang kekuatannya berkali lipat lebih kuat dari manusia biasa.
(Akihisa,
begitu mereka memanggil syokanju, keluar area buat menghidari pertempuran.
(Oke.)
Bisik
Yuuji.
Mereka
bukan dari Kelas C, dan jika kami saling bertarung, kami akan saling bunuh.
Karena kami harus memenangkan perang ini, kami hanya akan buang-buang tenaga
jika bertarung denga syokanju teman sekelas kami. Jika kami harus bertarung,
aku perlu melenyapkan syokanjuku. Lagipula, syokanju mereka tidak bisa
menyentuhku, jadi tidak masalah.
“Sialan!
Mereka cuma berdua! Nggak ada gunanya takut!”
“Benar!
Kita bertiga di sini!”
“Bagus!
Kita tidak akan kalah dengan jumlah kita!”
Begitu
mereka mengambil posisi di depan kami, mereka bertiga berteriak memanggil
syokanju mereka.
Ahh,
ini benar-benar—
“““AAAAAAARGH!!!!!!”””
(jadi mayat)
---
Bendera Kematian yang sempurna!
“Apa-apaan
sampah ini? Mereka sama sekali nggak ada semangat bertarungnya.”
“Ha!
Hasil sudah ditentukan sebelum bertarung.”
Kecil
kemungkinan mereka tahu kalau kami sudah bersiap menyerang mereka dengan fisik
bukan syokanju. Tapi Kelas F tetap Kelas F… ah iya, aku juga kelas F.
“Oh
iya, Yuuji. Kamu sudah punya rencana lain?”
“Masa
sekali nggak ada ide yang terpikirkan. Pokoknya, tetap ikuti rencana awal! Kita
tidak bisa bersembunyi, jadi tidak ada pilihan selain lari.”
Jika
kami tidak boleh terkepung lawan, kami hanya perlu terus berlari sampai lawan
tidak bisa mengejar. Itu maksud dia. Mulai sekarang, semuanya akan menjadi
sulit.
“Kenapa
kita berlari berputar-putar?”
“Untuk
menemukan sekutu! Kalau kita berhasil, kita bakalan berhasil menghapus
kesalahpahaman semua orang pada kita!”
Kata
Yuuji, dia sama sekali tidak punya rencana baru, tapi sepertinya mesih terus
berpikir. Meski dalamnya busuk, dia pernah disebut anak jenius, dan dapat
diandalkan.
“Jadi
kita akan terus berlari sampai ada orang yang mau membantu kita!”
“Benar!
Kita serahkan nasib kita pada tuhan!”
Kami
terus berlari ke gedung baru tanpa menoleh ke belakang. Seharusnya tidak ada
banyak musuh yang berkumpul di sini—
“Aki,
selamat datang. Aku sudah menunggu kamu lama sekali.”
Sedikit
lagi! Hampir saja air mata keluar di pelupuk mataku!
“Shimada…
pas banget!”
“Eh?”
Di
hadapan Minami yang berdiri bagaikan Boss terakhir, Yuuji mengatakan sesuatu
yang tidak kumengerti. Apa maksudnya ‘pas banget’?
“Yuuji,
waktu kamu bilang sekutu yang kamu maksud Minami?”
“Benar.”
“Tapi-“
“Aki…
kamu tinggal bersama Mizuki, itu tidak bisa dimaafkan, tapi kamu sama sekali
mengabaikan aku! Kamu bilang lebih tertarik pada Sakamoto dan Kinoshita
dibandingkan aku… aku tidak akan memaafkanmu. Aku tidak akan memaafkanmu kali
ini!”
Minami
mencapai batas, aku pikir dia sama sekali tidak akan menjadi sekutu kami.
“Tidaktidaktidak,
dia adalah sekutu kita. Begitu dia membunuhmu, dia akan mendengarkan aku. Di
mana lagi kita bisa mendapatkan sekutu yang dapat diandalkan? Ini yang namanya low risk high return (resiko rendah
hasil tinggi). Tidak ada orang yang lebih cocok selain dia.”
“….(Grrrrrrrrrrrrrr).”
“Ada
apa, Akihisa? Jangan bilang kalau kamu tidak setuju dan menolak bantuannya?”
Resiko
rendah untuk Yuuji, tapi untukku, ini resiko nyawaku!
“Oke,
Shimada. Begitu kamu selesai dengan Akihisa, dengarkan aku.”
“Dasar,
baiklah.”
“ADA
PEMBUNUH DI SINI! SESEORANG SELAMATKAN AKU!”
“Fufufu,
Aki. Kamu sangat bodoh. Tentu saja tidak akan ada orang yang akan
menyelamatkanmu. Siapa yang akan muncul tiba-tiba di tengah-tengah jam pelaja-“
“…Boleh
aku tahu, apa yang kalian lakukan di sini?”
“Ah,
Fuse-sensei.”
Ada
yang datang!
“Sensei!
Tolong aku! Ada yang ingin membunuhku! Dia ingin membunuhku!”
Aku
langsung meminta pertolongan ke sensei. Yeah. Ada yang menyelamatkan aku…
“Ah…
begitu…”
Fuse-sensei
melihat ke sekeliling, melihat siapa saja yang ada.
“Kalau
begitu, aku biarkan saja. Aku masih ada kelas.”
Fuse-sensei
pergi sambil meninggalkan kata-kata itu. Em….
“…Aki.”
“Ya…”
“Tidak
akan ada orang yang akan menyelamatkanmu. Siapa yang akan muncul tiba-tiba di
tengah-tengah jam pelajaran?“
“Kamu
mengulangi kata-katamu! Dan bukannya tadi ada yang lewat!? Bukannya Fuse-sensei
barusan lewat?”
Meski
aku diabaikan olehnya.
“Tutup
congormu! Sini, kuhancurkan rahangmu kalau tidak mau kucabut otakmu
hidup-hidup!”
“Minami!
Ini bukan lagi soal perempuan, ini soal akal sehat! Mana ada orang yang
berpikiran sepertimu di negara yang damai ini!”
Bahkan
dunia di manga atau light novel, tidak pernah ada perkataan seperti mencabut
otak hidup-hidup. Saat ini, seorang gadis dari kelasku telah mengatakan kata-kata
itu dengan ekspresi serius. Itu sangat mengerikan! Ini adalah peristiwa yang
sangat langka, tapi aku sama sekali tidak senang!
“Kuh…!
SELAMATKAN AKU, YUUJI! PARTNERMU DALAM BAHAYA!”
“Ini
pertama kalinya aku akan melihat otak seseorang dicabut hidup-hidup.”
Tidak
saja dia mengabaikan sekutunya, dia bahkan menantikan eksekusiku! Orang ini
bukan manusia!
“Oke,
Aki! Bersiaplah!”
Minami
mengeretukkan jari-jarinya. Dilihat dari mana pun, gadis ini ingin membedahku
dengan tangan kosong, ya kan?
Kalau
begitu, aku tinggal melepaskan celanaku buat mengalihkan perhatiannya lagi! Pas
aku bersiap akan melepas celana,
“Tunggu
sebentar! Jangan sakiti idola semua orang, lepaskan Aki-cha—Yoshii-kun!”
Tiba-tiba,
terdengar kalimat aneh mengganggu pertengkaran kami.
“…”
Minami
mengalihkan perhatiannya dariku dan mencari si pemilik suara. Jauh di sana, ada
seorang gadis sedang berdiri dengan tangan di depan dada sambil menatap kami,
“Ta,
Tamano-san? Apa yang kamu lakukan di sini…?”
Orang
yang datang mendekati kami adalah Tamano-san, gadis berambut kepang tiga. Aneh
sekali. Kenapa aku malah merasa masalah bakalan semakin runyam…
“Aki-cha—Yoshii-kun… aku tidak bisa tidur semalam dan hanya guling-guling di kasur, jadinya aku kesiangan dan terlambat, tapi kamu malah menunjukkan pemandangan ini di depanku…”
Tamano-san
terlihat sangat terkejut ketika menjawab pertanyaanku.
Mau
bagaimana lagi. Siapapun yang mendengar seorang gadis yang satu sekolah
dengannya berkata ingin ‘mencabut otakku hidup-hidup’ pasti akan terkejut.
“Aki-cha—Yoshii-kun!
Teganya kamu selingkuh dengan orang lain!? Aku tidak akan mengizinkannya!”
“Tamano-san,
tenang dulu. Pokoknya, berhenti memanggilku Aki-chan.”
“Tidak
apa-apa, aku tenang kok! Aki-cha—souuke-kun!” (TLN: Sou-uke, laki-laki yang berperan sebagai perempuan di hubungan
gay.)
“OI,
BARUSAN KAMU MANGGIL AKU APA? KAMU MANGGIL AKU APA BARUSAN?”
Aku
langsung bertanya-tanya seperti apa dia memandangku.
“Aki…
apa yang dia maksud selingkuh?”
Hawa
kematian menyelimutiku. Sialan! Kalau begini, bakalan jadi bencana mematikan!
“Tidak,
ini bukan selingkuh. Aku sama sekali…”
“Karena
Aki-cha – Neko-chan adalah istri Sakamoto-kun!”
“JANGAN
KATAKAN ITU, TAMANO-SAN! JANGAN RUSAK NAMA BAIKKU LEBIH PARAH LAGI!”
Ngomong-ngomong,
ini semua berawal gara-gara aku menyebut nama Yuuji pas ditanya siapa yang aku
suka! Bodo amat!
“Aki…
jadi kamu dan Sakamoto…”
“GYAAAAAAAAAAAHH!!
KEPALAKU! KEPALA BERHARGAKU!”
Seharusnya
tidak banyak orang yang bisa menghancurkan apel dengan genggaman mereka, ya
kan? Tapi kenapa banyak orang di sekitarku yang bisa menghancurkan kepala
dengan tangan kosong?
“…Akhir.”
Tiba-tiba,
seseorang datang dan menghentikan Minami. Gaya bicara ini, ini pasti dia!
“Mittsurini!
Buruan tolong aku!”
“…Tolong
kamu? Apa maksudnya itu?”
Ketika
aku menangis lega, Muttsurini menatapku dengan tatapan dingin.
“…Nyawamu
akan aku akhiri.”
“Sialan!
Apa aku sama sekali tidak punya sekutu?”
Dikejar-kejar
oleh satu kelas, membuatku tersadar. Apa aku punya musuh sebanyak ini?
“Muttsutini,
tenanglah! Ini tidak merugikanmu, ya kan?”
“…Rugi?
Jangan bercanda, Akihsia.”
Mendengar
perkataanku, Muttsurini mendengus.
“…Bukan
begitu. Ah ya, seperti kata seseorang---“
Muttsurini
sepertinya sedang teringat sesuatu dan berkata,
“…yang
paling kubenci adalah kebahagiaanmu.” (TLN:
kata-kata Yuuji di Vol 3.5 ‘aku, preman dan surat cinta’)
“YUUJI!
KATA-KATAMU DICURI! TANGGUNG JAWAB, DASAR SAMPAH BERENGSEK!”
“Tidak,
aku juga berpikir seperti itu!”
“ARGHH,
SIALAAAAAAAAAAAN! APA TIDAK ADA ORANG YANG MAU MEMBELAKU DI NERAKA INI!?”
Seharusnya Yuuji yang mati.
“Aki,
jelaskan!”
“Ah…
em… setidaknya, lepaskan aku, oke? Kamu mau aku jelaskan, kan? Kalau begini
terus, aku tidak bisa bernafas.”
Sebenarnya,
terdengar retakan dua atau tiga kali di dekat pelipisku, dan tidak perlu
dijelaskan kalau penglihatanku mulai memudar.
“Kamu
pasti punya alasan yang jelas untuk semua orang, kan?”
Minami
dengan kesal melepaskan aku. Bagus, bagus. Kalau begitu…
“KABUR,
YUUJI!”
“Rencanamu
sudah ketebak!”
“UWAHHH!”
Baru
saja ingin kabur, rantai besi di tanganku ditarik Minami. Ugh… borgol ini
sangat merepotkan!
“Ketemu!
Itu ketua Kelas F!”
Ketika
kami sedang panas-panasnya, pengejar kami dari Kelas C muncul. Mati sudah-
“Akihisa,
sekarang!”
Tubuhku
langsung merespon suara Yuuji. Dia dengan sengaja kuat-kuat menarik tangan
kirinya yang terborgol ke atas.
“Wa! A,
apa yang kalian lakukan!?”
Minami,
yang berdiri di antara kami berdua, langsung menjerit. Karena Yuuji dan aku
mengangkat tangan terborgol kami dan menyibak rok Minami ke atas dengan rantai
besi.
“…Ini
lebih penting dari balas dendam!”
Di
hadapan kami ada Minami yang buru-buru memegangi roknya ke bawah dan orang
idiot yang mengeluarkan kamera demi kesempatan emas. Tangan Minami yang memegangi
rantai reflek melepasnya, dan sekarang kesempatan buat kabur!
“Shimada!
Muttsurini! Kuserahkan mereka pada kalian!”
“Tolong,
kalahkan anak Kelas C! Berjuanglah!”
Kami
mengangkat tangan terborgol kami supaya rantai besi melewati kepala Minami. Setelah
melewati rintangan ini, kami akan kabur lagi!
“Kamu,
sialan! Ingat ini! Kamu harus jelaskan semua ini sampai jelas setelah ini! Dan
akan kubalas karena sudah mengangkat rokku!”
“…Untuk
ini, aku berterima kasih!”
Ketika
kami melarikan diri dari TKP, pengejar kami dari Kelas C tiba di depan Minami
dan Muttsurini. Kalau mereka diminta bertarung, mereka harus menerimanya.
Sekarang mereka berdua tidak akan bisa mengejar aku dan Yuuji. Dan juga, mereka
dari Kelas C, yang berada jauh di atas kami. Minami dan Muttsurini harus
berakhir di ruang remedial begitu mereka kalah, ya kan? Kami akan melemahkan
pengejar kami sekalian kabur dari mereka. Ini yang namanya membunuh dua burung
dengan satu batu.
Setelah
lari keliling gedung baru, Yuuji dan aku kabur ke lantai 2 ke lantai anak kelas
1. Sepertinya tidak ada musuh di dekat sini.
“Bagus…
setidaknya kita berhasil mempertahankan nyawa kita…”
Kami
berhenti berlari dan mengatur nafas. Aku sempat berpikir nyawaku bakalan habis
tadi…
“Tadi
itu sangat berbahaya, tapi untungnya anak Kelas C muncul dan menyelamatkan
aku.”
“Syukurlah
kamu berhasil kabur, Aki-cha—Akiko-chan.”
“Ya ya
– eh? EEEEEEE? KENAPA TAMANO-SAN DI SINI?”
“???”
Tamano-san
bingung sambil memiringkan kepalanya. Percuma pasang pose itu!
“Ahh…
aku tahu. Jadi begitu. Maaf, Aki-chan.”
“Sudah
kubilang berkali-kali, berhenti memanggilku Aki-chan… bisa tidak?”
Bagus
kalau dia mengerti situasiku.
“Ya.
Kamu ingin berdua saja dengan Sakamoto-kun, ya kan? Maaf ya, aku kurang peka.”
“Oi,
Tamano! Jangan bawa-bawa namaku ke situasi aneh ini, oke!”
Kata
Yuuji dengan nada kesal. Apa katanya? Dia penyebab semua ini!
Mesk
begitu, aku harus mencari cara supaya menghapus kesalahpahaman Tamano-san.
“Tidak,
Tamano-san, aku rasa kamu salah. Yuuji dan aku sama sekali tidak punya perasaan
apapun!”
“Tidak
apa-apa! Meski dunia membeci kalian, kalian harus tetap memperjuangkan cinta
kalian! Aku dan – Yuuko akan mendukung kalian!”
“Ah?
TUNGGU DULU!”
Tamano-san
pergi sambil meninggalkan kata-kata itu. Banyak yang ingin kutanyakan padanya,
tapi aku jujur terkejut mendengar nama kakak Hideyoshi. Kenapa dia menyebut
namanya?
“Akihisa…
kita bakalan rugi banyak jika kalah perang syokanju…”
“Tidak…
meski kita menang, banyak hal yang tidak akan berubah…”
Di usia
kami, seharusnya banyak topik tentang jatuh cinta antara laki-laki dan
perempuan, tapi kenapa kami selalu terjebak dengan romansa gay. Seharusnya itu
hal yang sangat langka…
“Ketemu!
Itu Sakamoto dan Yoshii!”
“““BUNUH
MEREKA!!!”””
“Mereka
datang, Yuuji!”
Terdengar
teriakan dari kejauhan. Tadi Kelas C, sekarang Kelas F. Sialan, kami sangat
sibuk. Benar-benar menyebalkan!
“Mereka
akan mengepung lantai dua. Sepertinya kita hanya bisa ke atas atau ke bawah – ”
“Tidak,
kita akan melawan mereka di sini.”
“Eh?
Kenapa?”
Tidak
ada tangga di gedung baru. Kalau kami tidak pindah ke lantai atas atau bawah,
tidak ada lagi tempat bersembunyi. Kalau kami terjebak di tempat tanpa jalan
kabur, kami mati!
“Ini
adalah pertarungan penentuan. Siap, Akihisa? Waktunya jadi pria sejati!”
Kami
dalam masalah, tapi Yuuji mengatakan itu dengan percaya diri.
“Waktunya
jadi pria sejati…”
Karena
dia sudah mengatakan itu, pasti ada kesempatan untuk menang, ya kan? Tidak
peduli berapa kali kami kabur, semuanya hanya akan menjadi buruk, dan mungkin
sebaiknya aku mengikuti perkataannya.
“Oke,
akan kucoba mempercayai rencanamu, Yuuji!”
“Kamu
sendiri tidak punya rencana, jangan sok arogan! Kita maju, Akihisa!”
“Oke!”
“““MATI
KALIAN, BANGSAT!”””
Yuuji
dan aku menghadapi teman sekelas kami yang menyerang kami. Tapi, seharusnya
tidak ada orang yang ingin membunuh teman sekelas mereka.
“SIAPA
YANG AKAN MATI!?”
Supaya
menyingkirkan aura hasrat membunuh mereka. Aku berteriak dan menerjang ke arah
mereka.
***
Aku
terus menghindar dan bertahan menghadapi gelombang serangan yang datang terus
menerus, kadang-kadang Yuuji akan membantuku, dan aku akan punya sedikit
kesempatan untuk membalas.
“Kamu
sudah bersenang-senang terlalu banyak bersama Shimada, Yoshii Akihisa!”
“Kenapa,
orang goblok sepertimu, dan Himeji bisa…”
“KEMBALIKAN
KINOSHITA-KU! DIA MILIKKU!”
Teman
sekelasku yang seharusnya terkapar di lantai bangkit dan bangkit lagi seperti
zombie. Pedang kayu melewatiku dan menghantam rantai besi yang mengikatku dan
Yuuji.
““!!!””
Rantai besi
tertarik ke bawah dan membuat aku dan Yuuji kehilangan keseimbangan. Mereka
tidak akan membiarkan kesempatan ini lewat dengan mengangkat kaki mereka untuk
menginjak-injak kami. Meski kami di bawah, aku langsung berguling dan
menghindari serangan. Ahhh, sialan! Aku tidak bisa bergerak bebas!
Peristiwa
mengerikan terjadi satu per satu, dan,
“Akhirnya
aku menemukanmu, Aki… kamu sudah mempermalukan aku dan membuat Muttsurini dan
aku menghadapi Kelas C!”
“…Untung
saja kamu masih hidup. Sekarang waktunya aku mencabut nyawamu.”
“Sialan!
Kenapa kalian berdua masih hidup…”
Tidak
disangka, Minami dan Muttsurini, yang mengerikan seperti Last Boss, muncul di hadapan kami. Cih! Mereka berhasil lolos dari
Kelas C…
“Shimada
dan Muttsurini datang! Beri ruang dan jangan sampai terkena serangan mereka!”
“Semuanya
serang Sakamoto!”
Musuh
yang mengitari kami langsung mundur dan meninggalkan ruang gerak.
“Aki!
Kamu sangat idiot, tapi kenapa kamu sangat populer? La… laki-laki selalu
menjauhiku!”
“Tapi
kamu populer dengan perempuan, bukan? Bukannya itu bagus?”
“Itu
sama sekali tidak bagus!”
“…Akihisa,
gara-gara kamu, aku bahkan kena rumor aneh (wooosh)!”
“Wah
Muttsurini! Kamu akan mengerti jika mendengar penjelasanku! Itu cuma rumor
tidak jelas!”
Aku
menghindari serangan Minami dan pensil mekanik dan pulpen yang dilempar
Muttsurini. Ini sangat berbahaya! Tangan perempuan dan alat tulis bukan untuk
itu!
“Mengatakan
itu rumor tidak jelas… Aki-cha – Yoshi-kun keterlaluan! Aku serius menyatakan
cintaku padamu!”
“TERUS
KENAPA KAMU SELALU MUNCUL DI WAKTU YANG TIDAK TEPAT, TAMANO-SAN!! KOYAMA-SAN
MENYURUHMU UNTUK MEMBUNUHKU, YA KAN?”
Kenapa
dia tidak kembali ke kelasnya?
“Aki, karena
kamu selalu menyembunyikan hal seperti ini kamu tidak bisa diandalkan!”
“…Aku
sangat cemburu sampai ingin membunuhmu!”
Minami
dan Muttsurini bergerak lebih cepat sampai –sampai aku hanya bisa melihat
bayangan mereka saja. Aku tahu perasaan cemburu bisa membuatmu lebih kuat, tapi
yang ditembak adalah diriku yang perempuan! Bukannya aneh jika aku diperlakukan
seperti ini!?
“Haa,
haa… akhirnya, ketemu!”
“Himeji-san?”
Tiba-tiba
Himeji-san muncul! Dia tidak atletis, tapi dia berhasil sampai sini. Sepertinya
semua orang dari kelas kami telah mengepung kami. Dengan kata lain, aku dan
Yuuji tidak bisa melawan mereka di situasi seperti ini.
“Kalau
begini, Yuuji, buruan aktifkan gelang Plati – ”
Begitu
aku ingin menyuruh Yuuji mengaktifkan gelang Platinum dan memanggil syokanju
milikku untuk meningkatkan kesempatan menang kami, tiba-tiba dari luar…
“Semuanya,
bersiap memanggil! Kita akan menumbangkan ketua Kelas F – Sakamoto Yuuji!”
“““UOOOHH!!”””
Di
belakang pagar betis Kelas F, ada sepeleton pasukan Kelas C pimpinan Koyama-san
masuk ke kelas. Sialan! Meski kami memanggil syokanju di sini, kemungkinan
besar kami akan kalah karena Kelas C.
“Cukup
Akihisa!”
Akhirnya
Yuuji mengatakannya. Ini yang kutunggu-tunggu!
“Kita
lompat, Akihsia!
“OKE!”
Sebelum
kami masuk ke area pemanggilan Kelas C, kami harus melarikan diri, dan dari
jendela –
““HAAAAAAAAA!!””
Kami
melompat.
Kalau
kami mendarat dengan aman, kami tidak akan terluka jika melompat dari lantai
dua. Memang tidak mudah bergerak dengan borgol. Tapi kami seharusnya bisa
mendarat dengan selamat. Kami cuma perlu mengumpulkan keberanian!
Boom!
Sesaat
kemudian, Yuuji dan aku mendarat bersamaan dengan suara efek jatuh. Gelombang
benturan merasuk dari kaki langsung ke kepala, tapi sepertinya kami baik-baik
saja.
“Sialan!
Kabur lompat dari jendela, dasar pengecut!”
“Mereka
tidak terlalu jauh! Buruan kejar mereka!”
“Ke,
kenapa, Akihisa-kun!? Padahal aku berhasil menyusulmu!”
Teriakan
dari atas terdengar sampai ke tempat kami. Sepertinya tidak ada orang yang mau
melompat dari jendela hanya untuk mengejar kami.
“…Jangan
pikir kamu bisa kabur dariku.”
--Kecuali
dia.
“Muttsurini
memang hebat, dia langsung lompat tanpa ragu…”
“…Terkadang
aku harus memotret tanpa tangga. Ini tidak seberapa.”
Sebaiknya
jangan tanya apa yang dia potret.
“Aki,
jangan kemana-mana kamu!”
Tidak,
bukan cuma Muttsurini. Ada orang lain yang mampu melompat dari lantai 2 –
“Kenapa
dia tidak lompat juga?”
“Mau
gimana lagi, Shimada pakai rok.”
Laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan dalam kemampuan atletis, dan untuk Minami,
yang seorang perempuan, sangat memalukan baginya untuk melompat dari jendela
dengan mengenakan rok, dan itu sangat menguntungkan kami.
“Oke.
Kalau dia tidak mau melompat, kita pergi, Akihisa!”
“Oke!”
Minami tidak
mau melompat, tapi kami tidak boleh tetap diam di sini. Orang lain pasti akan
mengejar kami kalau kami tidak pergi.
Begitu
Yuuji memberi komando, aku dan Yuuji langsung berlari ke arah gedung lama.
“…sialan!
Aku tidak bisa mengejar mereka!”
Muttsurini,
yang terikat pikiran kalau dia bakalan bisa mengambil foto celana dalam Minami,
tidak bisa mengejar kami. Sejujurnya, kalau bisa melihatnya, aku juga ingin
tinggal…
Aku
menyimpan penyesalan sambil berlari di ke gedung lama. Ketika kami meninggalkan
gedung baru dan melihat gedung lama, Yuuji berkata,
“Bagus.
Ayo ajak dia.”
“Siapa?”
Benar.
Yuuji bilang kalau dia ingin mengumpulkan sekutu, tapi sampai sekarang, tidak
ada satu pun orang yang ingin membantu kami. Siapa orang yang Yuuji maksud?
“Apa
perlu kukasih tahu? Tentu saja dia yang tidak ikut keributan ini.”
“Ah—“
“Benar.
Hideyoshi, aku akan meyakinkan dia bergabung ke kubu kita.”
***
“Hideyoshi,
bantu kami keluar dari masalah ini.”
Karenanya,
Yuuji dan aku berlari ke gedung lama untuk bertemu Hideyoshi di Kelas F.
Begitu, jadi Yuuji memancing semua orang ke gedung baru untuk ini.
“Un…
tapi, aku sendiri yang mendengar itu langsung. Aku melihat… Akihisa ditembak
oleh Tamano-san dan kamu balas kalau kamu dan Yuuji–”
“Tidaktidaktidak!
Itu hanya kesalahpahaman! Aku cuma tertarik dengan perempuan!”
“Bukannya
kamu sering bilang hal-hal aneh padaku, seperti laki-laki…”
“Ya,
karena aku hanya tertarik dengan perempuan.”
“Kenapa
aku merasa kita membicarakan hal yang berbeda!?”
Aku
merasa tidak apa-apa sih… tapi tidak ada waktu untuk itu. Kita akan bicarakan
ini nanti.
“Pokoknya
semua rumor itu bohong. Itu tidak benar!”
“Meski
kamu bilang begitu…”
“PIkirkan
ini. Bukannya ada rumor kalau kamu menyukaiku, Hideyoshi? Itu tidak benar, ya
kan? Rumor cuma rumor. Itu tidak ada hubungannya dengan kenyata–”
“…”
“Eh?
Tu, tunggu dulu, Hideyoshi? Kenapa kamu pasang wajah seperti itu?”
“Tidak,
bukan begitu! Ini tidak seperti yang kamu kira! Aku cuma berpikir… kalau kita
bersahabat, bukannya itu berarti aku berbohong? Karenanya aku bingung!”
Haaah,
jadi begitu… yaah, kalau memang begitu, aku sendiri jadi kecewa…
“Oke,
karena kamu yang pinta, aku akan membantu.”
“Maaf,
Hideyoshi. Terima kasih karena mau membantu.”
“Tapi
situasinya cukup buruk, bukan? Aku rasa kalian tidak akan bisa menang.”
Kata-kata
Hideyoshi cukup masuk akal. Memang benar. Seperti kata Hideyoshi, situasi kami
sekarang sangat buruk. Akan tetapi–
“Meski
begitu, kita harus berusaha! Hideyoshi, meski 99 kali mustail, masih ada
setitik kecil kemungkinan berhasil.”
“Dari kata-katamu,
itu sepenuhnya mustahil.”
“Itu
tetap mustahil sekalipun kamu reinkarnasi 8 kali.”
Aku
salah ngomong! Seharusnya 99%!
“Abaikan
hitungan Akihisa. Kalau Hideyoshi mau membantu, ada kemungkinan kita akan
memenangkan peperangan ini. Akan lebih baik lagi kalau kita bisa menyelesaikan
kesalahpahaman ini.”
“Meski
kamu ingin membersihkan kesalahpahaman ini, kamu kira siapa yang akan
memercayai kita?”
“Tidak
perlu membuat mereka memercayai yang benar. Kita hanya perlu mengalihkan amarah
mereka.”
??? Aku
sama sekali tidak mengerti apa yang Yuuji katakan.
“Dengan
kata lain, kamu ingin memberitahu mereka kebohongan dari Kelas F untuk menutupi
rumormu, begitu?”
“Benar.
Kami butuh bantuanmu untuk ini, Hideyoshi.”
“Uu…
aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, tapi sepertinya aku paham
sedikit.”
Aku
sama sekali tidak mengerti apa rencananya, tapi yang penting, ada jalan keluar
untuk ini semua. Kami bisa tenang sekarang, ya kan?
“Terima
kasih, Hideyoshi.”
“Tidak,
tidak perlu berterima kasih. Aku sendiri juga bertanggung jawab soal rumor yang
tersebar ini. Ini tugasku untuk membantumu.”
Seperti
yang kuharapkan dari Hideyoshi. Dia sangat baik hati! Berbeda dengan sampah
yang memiliki nasib yang sama denganku tapi malah mengkhianatiku!
“Kalau
begitu, apa yang harus kulakukan?”
“Meredakan
kesalahpahaman orang lain pada kami, kita harus membuat orang-orang itu diam
dan mendengarkan kesalahpahaman ini. Jadi–”
“Ketemu!
Mereka ada di Kelas F!”
“Sepertinya
mereka sedang ngobrol santai dengan Kinoshita! Mereka berdua santai sekali!”
“Bunuh
mereka! Musnahkan mereka, jangan sampai ada abu yang tersisa!”
“Argh!
Mereka datang! Kita harus lari ke mana, Yuuji?”
“Sialan!
Mereka lebih cepat dari yang kukira! Aku ingin ke ruang siaran di lantai 2…”
“Sangat
berisiko kalau ke bawah sekarang.”
“Ya!”
Terdengar
suara ribut dari bawah. Mereka menemukan aku dan Yuuji dari luar gedung, jadi
tentu saja mereka akan ke kelas dari bawah.
“Apa
yang harus kita lakukan?”
“Pokoknya,
kita ke luar dulu! Kita bakalan terjebak kalau tetap di sini!”
““Mengerti!””
Tidak
seperti sebelumnya, kali ini kami bertiga. Tapi ketika ingin lari ke tangga–
“Itu
dia, ketua Kelas F, Sakamoto! Buruan, kalahkan dia supaya sekolah kita tenang!”
“““OOOOOOOHHH!!”””
Mereka
dari Kelas C berlari di koridor dari sisi lain. Kami tergencet! Ini situasi
yang buruk!
“Yuuji,
kamu bilang ingin ke ruang siaran, tapi sebenarnya kamu cuma butuh peralatan
audionya, ya kan?”
“Yeah!
Kita tidak perlu menghadapi mereka dan membuat mereka mendengarkan kita. Jadi
cara paling ampuh adalah memakai speaker!”
“Kalau
begitu, ayo ke atap! Ada peralatan audio di sana!”
“Atap,
katamu… bukannya Yuuji dan aku merusaknya waktu itu?”
“Bukannya
kita memakainya pas festival olahraga? Aku rasa speaker di atap sudah
diperbaiki.”
Atap…
jadi kami hanya bisa lari ke atas. Ini sempurna!
“Oke,
Akihisa! Ke atas!”
“Oke!”
Kami
melompati tiga anak tangga sekaligus dan berlari ke lantai paling atas. Murid
kelas F yang berlari dari lantai bawah bertemu dengan murid Kelas C yang datang
dari koridor, dan seujurnya aku tidak tahu siapa yang mengejar kami.
“Gimana
ini, Yuuji! Kalau kita perlu speaker, kita harus mengulur waktu!”
“Aku
tahu! Hideyoshi, sini!”
“Hm?”
Kami
berlari ke atas, dan Yuuji membisikkan sesuatu ke telinga Hideyoshi. kalau kami
tidak menerima tantangan lawan, kami akan dikunci di ruang penahanan apapun
alasan kami. Maka dari itu, kalau terpaksa, kami harus menerima tantangan
mereka… karena borgol ini, aku tidak bisa kabur dari Yuuji. Kalaupun aku ingin
mengulur waktu, itu mustahil. Apa yang harus kulakukan sekarang…
Kami
akhirnya tiba di lantai 4 dan berlari ke gedung baru–
“Kelas
C, Yamashita Kiyomi meminta pertarungan Kimia!”
Sedikit
lagi kami berhasil sampai ke atap, tapi Kelas C berhasil menyusul kami duluan.
Karena kami sudah berlarian sepanjang waktu, kami mulai melambat.
“Akhirnya
ketangkap kamu, Yoshii! Rasakan betapa besarnya rasa cemburuku!”
Di saat
yang bersamaan, Suzuki-kun dari Kelas F menyusul. Bahkan ada lebih banyak orang
dari Kelas F dan Kelas C yang datang.
Mau
gimana lagi. Kalau Yuuji kalah di sini, Kelas F bakalan kalah perang syokanju.
Hanya Hideyoshi seorang yang bisa melanjutkan rencana selanjutnya. Sepertinya
aku hanya bisa bertarung.
“Mengerti.
Kelas F Yoshii Akihisa–
Ketika
aku ingin berkata ‘menerima tantangan ini’…
“Kelas
F, Suzuki, menerima tantangan kimiamu!”
Tapi
aku mendengar Suzuki-kun mengatakan itu.
“Eh?”
Suzuki-kun
terlihat sangat terkejut sambil melihat ke sensei. Jelas saja Suzuki-kun
terkejut karena dia tidak ada niatan untuk menerima tantangan Yamashita-kun.
Juga, jika dia menerima tantangan ini, dia tidak akan bisa menyerang kami.
Ketika
aku terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi, Hideyoshi diam-diam mengedipkan
sebelah matanya padaku. Ah, begitu rupanya, Hideyoshi meniru suara Suzuki-kun!
“Tu,
tunggu dulu, sensei! Aku sama sekali tidak ada niatan menerima tantanga–“
“Jadi
kamu tidak akan memanggil syokanjumu? Aku anggap kamu melarikan diri dari
pertarungan…”
“Aku
akan membawa dia ke ruang tahanan. Ikuti aku.”
“WAH!
TETSUJIN! DATANG DARI MANA KAMU!?”
Salah
satu pengejar kami dari Kelas F berteriak ‘TIDAAAAAAAAAAAK’ sambil diseret ke
ruang tahanan. Ini sangat bagus.
“Kalau
begitu, Kelas F, Seto, menerima tantangan!”
“Eh?”
“Kelas
F, Takahashi, juga akan bergabung!”
“Tidak,
aku tidak!”
“Shibasaki
ingin memanggil!”
Hideyoshi
langsung mengganti suara dan memaksa beberapa anak Kelas F bertarung.
“““KUH…
summon!”””
Mereka
dipaksa bertarung dan memanggil syokanju mereka dengan ragu. Setelah melihat
Suzuki-kun diseret ke ruang penahanan, tentu saja mereka akan bertarung. Memburu
aku dan Yuuji tidak sebanding dengan ruang penahanan neraka Tetsujin.
“Ayo,
Akihisa, Hideyoshi! kita kabur sekarang!”
“Oke!”
“Ya!”
Setelah
menhentikan pengejar kami, kami dengan cepat berlari ke atap dan mendorong
pintu besi yang berat. Mic dan alat siaran diletakkan di bawah atap genting.
Bagus, itu dia!
“Baiklah.
Kita hanya perlu menyebarkan siaran ke lantai 3 dan 4…”
Aku
tidak tahu bagaimana mesin ini bekerja. Tombol mana yang harus kupencet?
“Aku
tidak tahu bagaimana memakainya. Bagaimana kalau kita pencet tombol siaran
darurat?”
“Jangan
itu. Kalau kamu pencet, semua orang di dalam dan luar sekolah bisa
mendengarnya. Minggirlah, biar aku yang urus.”
Hideyoshi
berdiri mengurusi mesin speaker. Jadi tombol darurat sama seperti namanya, itu
adalah tombol yang hanya bisa dipakai ketika keadaan darurat, bukan cuma buat
di dalam gedung saja. Jika penduduk sekitar mendengarnya itu akan sangat
memalukan, jadi jangan pencet.
Kami
hampir saja mempermalukan diri kami ke seluruh penjuru kota.
“Oke,
beres. Kalau begitu, apa yang harus kukatakan?”
“Pura-pura
jadi penyebar rumor dan jelaskan kalau semua itu bohong. Lebih bagus kalau kamu
bisa meniru amarah mereka pada kami.”
“Uu…
jadi aku membuat kebohongan lebih besar soal siapa yang disukai siapa?”
“Begitulah.”
Begitu
rupanya, jadi ini rencana Yuuji. Memang benar kalau ini bakalan mengalihkan
kebencian mereka dari kami.
Tapi…
“Bukannya
ini akan merugikan orang lain kalau kita melakukan ini?”
Soal
cinta, pasti ada orang yang akan marah pada kami karena menyebarkan kebohongan
seperti itu. Seperti orang-orang yang menyukai Himeji-san dan yang lain akan
menyerah, atau bahkan menimbulkan kesalahpahaman tentang siapa yang disukai
Himeji-san dan yang lain…
“Tentu
saja, kita akan siaran lagi nanti dan menjelaskan semuanya kalau itu cuma
‘sandiwara Hideyoshi.’ Yang terpenting sekarang adalah membuat semua orang
tenang dan mendengarkan kita.”
Sepertinya
Yuuji sudah memikirkan ini dari tadi.
Begitukah?
Apa semuanya akan baik-baik saja setelah dijelaskan?
Ngomong-ngomong,
semua rumor yang tersebar adalah palsu. Kalau kami tidak menghapus
kesalahpahaman ini, banyak orang yang akan terkena imbasnya.
“Kalau
begitu, aku mengerti.”
Hideyoshi
mengangguk mengerti dan menyalakan mic.
“Ah, aah… Aku Kudou Aikou dari Kelas A. Semua
orang bisa mendengarku?”
Kemudian
Hideyoshi mengubah suaranya dan mulai bicara di depan mic. Apa dia mulai dari
Kudou-san?
“Sepertinya ada rumor yang mengatakan aku
menyukai Yoshii-kun, tapi itu cuma fitnah! Aku sama sekali tidak tertarik
dengan Yoshii-kun, dia itu tipe laki-laki yang tidak cocok denganku, tahu!”
“UGH!!”
“Yoshii-kun terlihat cupu dan tidak
berpengalaman~ Aku tidak tertarik dengan laki-laki yang tidak berpengalaman dan
pintar. Aku tidak ingin menembaknya, kalau dia menembakku, aku tidak bisa
pacaran dengannya. Maaf~”
“UGAH!”
Kata-katanya
sangat… menyakitkan... aku bisa trauma…
(Lumayan
Hideyoshi. Sekarang kakakmu.)
(Oke.)
“Aku juga. Yoshi-kun terlihat sangat bodoh.
Dan juga… aku hanya tertarik dengan laki-laki manis yang lebih muda dariku.”
Entah
kenapa, sepertinya aku mendengar seseorang berteriak ‘PADAHAL SEMUA ORANG SUDAH
MELUPAKAN ITUUUUUUUU!’
(Selanutnya,
Shimizu, Kelas D)
“Miharu paling benci banci seperti dia!
Bagaimana mungkin Miharu menyukainya? Jangan bercanda! Dari pada orang itu,
Miharu lebih menyukai bankai tikus kering! Kalau aku harus menyentuhnya, Miharu
lebih pilih lompat ke kolam penuh cacing!”
(Tamano
juga?)
“Aku tidak tertarik dengan Yoshii-kun karena
aku menyukai Aki-chan! Yoshii-kun yang tidak memakai pakaian perempuan sama
seperti permen karet yang hilang rasanya!”
(Kubo… buat
dia lebih bersemangat, bisa?)
(Kenapa
malah kebalikannya sekarang?)
“Semuanya, hentikan itu! Kenapa kalian tega
mengatakan itu! Aku paling mencintai Yoshii-kun! Tidak peduli seberapa payah
otaknya atau bancinya dia. Yoshii-kun, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu!
Kalau kamu mau menerima perasaanku, aku akan bekerja keras masuk ke politik dan
mengubah hukum negara ini demi dirimu!”
(Oi, Akihisa,
jangan melompat dari atas sini. Kita bakalan di larang ke atap lagi kalau ada
kejadian lain.)
(Lepaskan
aku, Yuuji! Kalau siaran seperti itu tersebar, larangan pergi ke atap adalah
hal yang harus ada.)
(Oke,
tenanglah dulu. Selanjutnya, Muttsurini. Tidak perlu. Kita biarkan saja dia.
Ayo pilih antara Shimada dan Himeji… aku merasa bersalah dengan mereka, tapi
kita harus berbohong sampai tuntas. Aku serahkan padamu, Hideyoshi.)
“A, aku sama sekali tidak tertarik dengan
Aki! Aku suka – laki liar seperti gorila atau orang utan! Aki sama sekali tidak
menarik buatku!”
Dari
pada kebohongan, itu lebih mirip seperti dia sendiri yang ngomong di hadapanku.
(Oke,
sekarang Himeji.)
Akan
tetapi, Hideyoshi terdiam. Semua ini hanya kebohongan yang keluar dari mulut
Hideyoshi dengan sedikit kejujuran (Yah, kecuali Kubo-kun, semua tentang dia
benar).
Mungkin
Hideyoshi terdiam saat ini karena dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan
perasaan Himeji-san?
Tapi
kalau soal Himeji-san, ada satu hal yang kuketahui.
(Hideyoshi,
soal kata-kata Himeji-san, katakan saja ini.)
(Hm?
Apa yang harus kukatakan?)
Hideyoshi
mematikan mic sementara dan mendengarkan kata-kataku. Aku khawatir Kelas F akan
menyerang seperti kereta perang, tapi mereka harus dihentikan.
(Uu…
kalau kamu yang bilang, baiklah…)
(…)
Mendengar
penjelasanku, Hideyoshi sedikit mengangguk, dan Yuuji yang berdiri di sampingku
menatapku.
Kemudian,
Hideyoshi menyalakan mic dan berkata.
“Aku Himeji Mizuki dari Kelas 2-F.”
Suara
yang keluar dari mulut Hideyoshi terdengar seperti suara Himeji-san yang
dikenal semua orang.
“Ada orang yang kusukai.”
Suara
yang keluar dari speaker adalah suara Himeji-san yang melankolis namun tegar.
“Tapi, orang itu bukan Yoshii Akihisa-kun…
karena aku—“
Benar,
karena Himeji-san, dia –
“Aku sudah menyukai seseorang semenjak kecil…
dialah cinta pertamaku, hingga sekarang.”
Himeji-san
tidak menyukaiku – tapi orang lain.
Itu
yang Himeji-san katakan padaku ketika kami SD. Dan itu satu-satunya kenyataan
yang kupakai untuk memperingatkan diriku.
(Oke.
Sekarang kita hanya perlu menjelaskan semua kesalahpahaman tentangku untuk
menutup siaran ini.)
(Ya.
Kalau kita tidak jelaskan baik-baik, Kirishima-san tidak akan mengembalikan
kunci.)
Masalahnya
adalah bagaimana caranya membersihkan semua kesalahpahaman ini. Jadi…
(Selamat
tinggal, Yuuji.)
(Apa?
Kenapa kamu tiba-tiba—GUUH!!)
Kupakai
rantai borgol untuk mencekik leher Yuuji dan membuatnya tidak bisa bicara.
Bagus. Sekarang semua jadi lebih mudah.
(Hideyoshi,
kuserahkan semua padamu.)
(Beres.)
Hideyoshi
mengangguk dan menghadap ke mic di depannya. Oke, sekarang sentuhan terakhir.
“Aku Sakamoto Yuuji dari Kelas F. Rumor
tentang aku ditembak oleh Koyama – itu semua omong kosong. Koyama Kelas C
sengaja menyebarkan fitnah untuk Kelas F sebelum perang syokanju. Termasuk
rumor gila tentang aku dan Akihisa adalah gay.”
Setelah
menarik nafas, lalu Hideyoshi berkata.
“—Jadi, Shouko, aku berjanji akan melakukan
apapun yang kamu pinta! Jadi buruan serahkan kunci itu padaku!”
“!”
“Dan juga, semua murid Kelas F, yang
terpenting sekarang adalah memenangkan perang. Setelah itu, jika kalian ingin
membakarku, mencincangku atau merebusku! Terserah kalian!”
“(MENGGELENG
SEPERTI ORANG GILA).”
Bahkan
ketika darah tidak mengalir ke kepalanya, Yuuji masih berusaha menggelengkan
kepala. Maaf Yuuji, aku tidak akan biarkan pengorbananmu sia-sia.
“Fitnah…
jadi itu semua cuma jebakan mereka… begitu ya. Kalau tidak, mana mungkin orang
itu bisa begitu populer dengan perempuan?”
“Dasar
Kelas C sialan! Mempermainkan Yoshii dan Sakamoto yang tidak populer seperti
ini!”
“Kita
tunjukkan ke Kelas C seperti apa rasanya diburu seperti yang mereka berdua
rasakan!”
Tidak,
yang mengejar kami seperti tikus itu kalian dari Kelas F…
Aku
berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berkomentar dan mengintip dari
jendela di pintu besi di atap. Sepertinya anak Kelas F yang di tangga sudah
tenang dan mulai fokus pada pertarungan syokanju.
“Ini
tidak bagus… mereka bakalan susah diprediksi kalau ini jadi pertarungan yang
liar… Kelas C, mundur sementara, kita akan berkumpul ulang dan melawan mereka
nanti!”
Begitu mereka
menyadari rencana mereka telah ketahuan dan formasi mereka kacau balau,
Koyama-san memerintahkan seluruh Kelas C untuk mundur sementara.
Pada
akhirnya, kami berakhir saling menatap satu sama lain dengan penuh kebencian
sambil mengikuti ujian isi ulang di kelas yang sama sepanjang hari, dan waktu
untuk perang syokanju berakhir dengan tenang.
Comments
Post a Comment