108 Maidens chap 6 B. Indonesia

Chapter 6 SPIRIT ENGULFING FLOOD DRAGONS
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel


Tempat Peninggalan Pisau Relik itu disembunyikan pada sebuah punggung bukit kecil.

Melihat dari luar, benar-benar tidak ada apapun yang layak untuk di puji. Dengan kata lain, tak ada penanda khusus atau tanaman eksotis yang ditemukan di daerah sekitarnya. Di luar gerbang besar itu hanyalah rumput liar sederhana. Jika bukan karena Lil Er sebagai penunjuk arah, mereka hanya akan melewati daerah ini.

"Apakah ini benar-benar tempat Peninggalan Pisau Relik dari legenda?"

Tanya Xun Hou curiga.

"Hanya tingakatan lebih kecil dari tempat Peninggalan Pisau Relik, tetapi masih mengandung hal-hal yang cukup bagus. Master Bintang kalian harusnya membuat ini sebagai kesempatan besar"

Lil Er tertawa licik.

Hal ini mengangkat fakta bahwa para Ksatria Bintang tidak mampu menggunakan senjata apapun selain dari milik pribadi mereka sendiri yang diberikan oleh langit, sehingga Artefak atau bahkan Artefak Astral tidaklah berguna bagi mereka.

Kata-kata yang diucapkan oleh gadis muda itu menyebabkan baik Shu Jing ataupun Xun Hou untuk membuat pergerakan.

"Kemudian, kita akan melakukan upacaranya"

Lil 'Er berdiri di depan pintu gerbang dengan dua tangan membentuk segel. Sebuah formasi pelindung mulai di kerahkan, menghentikan mereka dari masuk.

"Nama formasi pelindung ini adalah 'Formasi Perintah Langit untuk Menyelimuti Bintang'. Di dalamnya, ada tiga titik penting yang mengharuskan kita, para saudara secara bersamaan mengerahkan seni bela diri unik milik kita sendiri dan menyerangnya"

Lil Er berbicara serius.

Lin Yingmei dan Liu Qing mengangguk, senjata mereka diarahkam ke lokasi yang Lil Er tunjuk.

Bersamaan dengan keduanya yang menyerang titik-titik penting, formasi pelindung meresponnya dengan mengeluarkan gelombang energi berfluktuasi. Semua orang berbalik dan menatap Lil Er secara seksama selama momen krusial ini. Kenapa dia bisa tahu kalau formasi pelindung hanya bisa dipecahkan oleh seni bela diri para Ksatria bintang.

Shu Jing memandang ke depan untuk mencari tahu identitas asli Lil 'Er. Gadis itu hanya tertawa lembut, tapi sepertinya dia tidak berencana untuk mengekspos jati dirinya lebih awal.

Sebuah suara kecil bergema, dan tiba-tiba cahaya emas menyilaukan melesat keluar dari telapak tangannya.

(BOOM!!!)

Formasi pelindung telah sepenuhnya hancur.

"Haha, akhirnya terbuka"

Kata Lil 'Er gembira sambil bertepuk tangan.

Setelah pintu gerbang dibuka, semua orang bisa melihat lorong panjang tanpa ujung.

Seluruh koridor tampaknya terukir dari batu bata bluestone* padat besar. Pada kedua sisi lorong yang bersinarkan cahaya hijau, membuat tempat peninggalan kuno menyala. Adegan khidmat dan megah di dalamnya benar-benar kontras dengan pemandangan luar biasa.
[Ada 2 kemungkinan. Istilah yang mengarah ke 'batu2an itu bukan berasal dari sana'. Atau batu2an yang digunakan untuk platform]

Lil 'Er segera terbang seperti anak panah.

"Hah!"

Xun Hou melirik Shu Jing penuh penghinaan. Tidak ingin kehilangan harta, ia juga berlari cepat ke dalam, diikuti oleh Liu Qing.

"Ayo kita pergi"

☆☆☆☆

Panjangnya koridor berada di luar pemahaman, hampir seperti tak ada akhirnya.

Dalam sekejap mata, Lil 'Er dan Xun Hou telah menghilang dari pandangan. Shu Jing hanya bersikap tenang. Dengan orang-orang yang sudah memimpin jalan di depan, dia dengan santainya bisa mengikuti mereka dari belakang.

Dia menikmati pemandangan dari batu di kedua sisi lorong sementara diam-diam memuji pengerjaan si pencipta dalam hatinya. Di keseluruhan dinding panjang, kumpulan bluestone tertempel erat dan secara rumit diatur berlapis-lapis, hampir seolah-olah sisik naga dekoratif.

"Bahkan arsitekturnya mengesankan"

Shu Jing mendesah.

"Legenda mengatakan bahwa tempat Peninggalan Pisau Relik ini memiliki rahasia tersembunyi. Orang yang menemukan rahasianya akan menemukan Harta Astral yang disebut Dasar Barrier Bintang"

Lin Yingmei berbicara.

"Benarkah?"

Mata Shu Jing tercerahkan.

Astral Artefak adalah Artefak yang jatuh dari Alam Bintang. Mereka sangat kuat, lebih daripada artefak biasa.

Bahkan Artefak Tahap Oblivion tidak bisa dibandingkan dengan Artefak Astral.

"Aku takut itu adalah tujuan Lil Er untuk datang ke sini. Namun, banyak orang telah berusaha untuk memecahkan rahasia tempat Peninggalan Pisau Relik, dan tak satupun dari mereka berhasil mendapatkan Dasar Barrier Bintang"

Lin Yingmei tidak sepenuhnya yakin bahwa Tempat Peninggalan ini benar-benar memiliki Artefak. Bahkan jika hal itu ada di beberapa titik, mungkin seseorang telah mengambilnya ratusan tahun lalu.

"Munginkah seseorang sudah memecahkan rahasianya?"

Shu Jing bertanya sambil mengelus permukaan dinding. Lin Yingmei menggeleng, menunjukkan bahwa ia tidak pernah mendengar kabar mengenai itu.

Lorong sangatlah panjang. Hanya setelah berjam-jam menelusurinya, mereka berakhir pada bagian paling ujung.

"Kalian sangat lambat!"

Lil Er harusnya menunggu untuk beberapa waktu. Sehingga ketika mereka berdua terlihat, dia tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa kau berhenti?"

Tanya Shu Jing saat mengawasi sekitar.

Pada ujung lorong adalah ruang aula besar. Di tengah aula adalah mural* raksasa terukir di atas batu yang dipoles. Mural itu menggambarkan Naga Hijau dengan berlian di mulutnya. Pada sisi lukisan dari dua arah yang berbeda diselimuti kegelapan. Selain itu, terdapat tujuh pilar. Satu di pusat, seluruhnya terbuat dari batu permata besar, dengan cahaya misterius yang memancar dari dalam.
[Lukisan dengan media dinding]

"Lihatlah pilar permata itu"

Lil Er menunjuk pilar di pusat.

"Apa ada yang salah dengan benda itu?"

Shu Jing memang merasa ada sesuatu yang tidak normal. Jika ada hal sebeharga pilar ini, kenapa tidak ada yang mengambilnya bertahun-tahun lalu?.

Lil Er bertanya kembali.

"Sekarang kita di sini, apa pendapatmu tentang Tempat Peninggalan Pisau Relik ini?"

"Tidak ada apapun disini selain pilar!!"

Xun Hou berbicara penuh penghinaan.

"Tidak ada Artefak ataupun Astral Beast"

Lil Er masih tersenyum sambil berpaling ke arah Shu Jing.

"Bagaimana denganmu?"

"....Terlalu bersih"

Shu Jing mengerutkan kening. Karena gadis ini telah bertanya, ia menyadari bahwa keadaan aula di hadapannya sangatlah bersih.

Menurut Lin Chong, tempat ini telah ada selama ratusan tahun. Tidak mungkin untuk tetap begitu cemerlang setelah melewati arus waktu yang lama.

"Setidaknya kau tampak lebih pintar darinya. Lalu, apa yang bisa menyebabkan begitu?"

Lil Er memuji.

"Mungkin karena pilar batu permatanya?"

Shu Jing menjawab penuh keraguan. Lil Er hanya cekikikan.

"Itulah Batu Permata Astral"

""""....Permata Astral?!""""

Teriak setiap orang dengan kejutan.

Batu Permata Astral terkenal di seluruh benua karena menjadi bahan berharga yang berasal dari kerajaan Liangshan Maiden. Di dalam batu permata ini adalah ruang terpisah di mana barang-barang bisa disimpan. Mayoritas kultivator di benua Liangshan semuanya membawa sebuah 'Tas Astral' karena merupakan properti unik.

Dari luar, Tas Astral akan terlihat seperti tas normal. Tetapi ketika diresapi dengan Batu Permata Astral kecil, mereka mampu menyimpan berbagai barang dari segala ukuran yang berbeda.

Sayangnya, Batu Permata Astral ini sangatlah jarang muncul. Hanya setiap 108 tahun ketika Perjamuan Duel Bintang dimulai, batu permata langka akan mengikuti Ksatria Bintang dan turun ke dunia nyata. Itu sebabnya nilai materi langka ini dapat dibandingkan dengan Artefak Astral.

Di depan mereka sekarang adalah blok besar langka dari benda yang dimaksud. Semua orang hampir tak mempercayainya.

"Lalu apa yang kita tunggu???"

Xun Hou tersenyum rakus dan bergegas menuju pilar.

"Idiot!!"

Liu Qing mengutuknya.

Ketika Xun Hou melangkah ke ruangan, pilar permata tiba-tiba mulai bersinar. Yang lain di sekitarnya juga mulai menyala secara bergiliran.

Pria itu takut dengan penglihatannya yang tiba-tiba terisi sesuatu yang keluar dari prediksi.

Di dalam pilar batu permata, mendadak muncul bayangan yang berangsur-angsur tumbuh membesar, hampir seperti itu akan memecah pilar terpisah untuk melarikan diri.

Lil Er juga berlari ke dalam ruangan.

Setelahnya terdengar gemuruh keras, di ikuti dengan bayangan yang akhirnya menerobos dari dalam pilar. Layaknya topan, makhluk tak terhitung jumlahnya meledak mengisi ruangan.

"Penelan Roh, para Naga Banjir!"

Teriak Liu Qing.

Naga Banjir Penelan Roh ini termasuk puncak keturunan Naga Banjir. Namun mereka sangatlah kecil, tubuh yang hanya seukuran telapak kaki. Tetapi, mahkluk itu bisa terbang sangat cepat di udara dan menelan Energi Bintang. Dengan begitu banyak jumlahnya sekarang, itu hanya akan mengambil hitungan detik untuk menelan keseluruhan orang di dalam ruangan.

Liu Qing mengeluarkan senjatanya, Saber Api Pemurni Sembilan Penjara. Sebuah tebasan dengan pedangnya menciptakan bola api yang membawa gelombang panas kuat menembak ke depan. Sayangnya, para mahkluk itu juga termasuk kategori Binatang Kuno. Tidak hanya sekedar menelan Energi Bintang, mereka bahkan memperlakukan Spiritual dan Energi Alam sebagai kudapan. Itu sebabnya bola api hanya akan membuat mereka lebih bersemangat.

Lin Yingmei mengayunkan tombak dengan kuat untuk menciptakan gelombang kejut. Namun, para Naga Banjir hanya memiliki bentuk khayal, dan tak ada serangan yang memiliki efek pada mereka.

Para Naga Banjir Penelan Roh mungkin memiliki tampilan menakutkan, tapi untuk saat ini, menahan mereka di sudut tidak akan menjadi masalah.

Lil Er mengambil kesempatan ini untuk terbang melintasi ruangan dan pergi melalui lorong kanan.

Liu Qing memusatkan semua kekuatannya menjadi bola api pada pedang berbilah satu yang dia genggam untuk menekan binatang-binatang itu. Xun Hou yang membeku takut diseret oleh Liu Qing ke lorong kiri.

"Master, ayo kita pergi dari sini!!"

Kata Lin Yingmei dengan terburu-buru.

Shu Jing mengangguk dan mengumpulkan Energi Bintang untuk menyerang para mahkluk yang mulai melesat ke lorong sebelah kanan.

Ketika mereka hampir di pintu masuk, Shu Jing tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia menatap dinding pada lorong. Dengan dekorasi sisik naga yang mengikuti sepanjang dinding dan ujungnya langsung menuju pada naga mural di tengah ruangan. Itu adalah pemandangan megah, mengungkapkan lingkup sejati karya seni. Bagaikan seluruh lorong yang mereka lalui sampai sekarang tampak selayaknya bagian dari naga mural.

Melirik para Naga Banjir Penelan Roh, sesuatu mendadak mengantam pikiran Shu Jing.

"....Mungkinkah ini rahasianya?"

Tanya Shu Jing terkejut.

"Master! Apa yang kau bicarakan?!"

Lin Yingmei menggertakkan gigi.

"Yingmei, kita harus menuju ke tengah aula!!"

Shu Jing berbalik dan berlari kembali ke arah lukisan dinding. Dengan posisinya sebagai Ksatria bintang, Lin Yingmei hanya bisa dengan ragu-ragu mengikutinya.


Ke Halaman utama 108 Maidens of Destiny
Ke Chapter selanjutnya


Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]