108 Maidens chap 15 B. Indonesia
"Lin Chong....dia si Panther Head Lin Chong!"
Mengakui Tombak Ular Bintang Utara, biksu Xun Tian berteriak ketakutan.
"Mustahil, kenapa Lin Chong menandatangani kontrak Perjanjian Duel Bintang?"
Dua kultivator lain terguncang ketakutan. Bahkan wajah
kultivator perempuan yang sebelumnya membual bahwa dia bisa mengurus Lin
Chong, sekarang memucat.
"Jangan panik, ayo kita bunuh Masternya segera!"
Biksu Taois memanggil. Dia sekali lagi mencoba untuk
tenang. Sapu miliknya terus berputar, menyebabkan beberapa benang sutra
putih keluar, lalu berubah menjadi ular.
"Bintang Beruang Kecil Surga, Menara Tanah Tak Terhingga, naiklah!"
Setelah Xun Tian bergumam, sapunya seolah-olah menjadi
mahkluk hidup, menyebabkan ribuan benang sutra putih dalam bentuk ular
untuk membentuk pusaran air besar. Dari dalam pusaran air, tak terhitung
jumlahnya ular muncul, tampak bahwa mereka memiliki kekuatan yang
benar-benar menakutkan. Melihat itu, dua rekannya juga mengeluarkan
kartu truf mereka tanpa keraguan lagi.
Sebuah gelang berwarna biru-hijau terbang lepas dari
pergelangan tangan si kultivator perempuan. Ukurannya dengan cepat
meluas lusinan kali, melepaskan aura hijau terang saat terbang langsung
menuju Shu Jing.
Pria ini telah bersiap dengan mengambil sebuah tombak kecil
berbilah baja. Bilahnya sendiri memiliki panjang tiga inci, melesat
dari telapak tangannya. Setelah menerima tekanan angin, ukuran
senjatanya juga berubah menjadi tombak besar.
Meskipun hanya merupakan Artefak tingkat rendah, senjata
itu telah diresapi dengan semua kekuatan yang tersisa dan memiliki
tekanan besar.
"Yingmei! Berhati-hatilah!"
Shu Jing mengingatkannya.
Mendengar Masternya, bibir Yingmei sedikit melengkung
menjadi senyuman sombong. Tombaknya berkedip-kedip. Aliran cahaya biru
nan dingin terpancar saat ia menyerbu maju dengan senjata di genggaman,
setiap sinar yang muncul melepaskan gaya tarikan menuju Artefak.
Tombak itu menari seperti kelopak bunga di terpa angin.
Terdengar suara sesuatu yang pecah, senjata Yingmei telah menghancurkan
gelang musuh berkeping-keping.
Selanjutnya, sebuah pisau melecut sangat cepat dari
samping. Kalau orang biasa yang mengawasi, maka gadis ini takkan punya
kesempatan untuk menghindar....namun, tombak itu tiba-tiba bergetar.
Dalam sekejap berikutnya, pisau yang dengan kencangnya memotong udara,
telah hancur menjadi dua bagian oleh garis cahaya biru.
Dua kultivator dilanda kepanikan.
Meskipun mereka tahu tentang Majestic Star dan kekuatannya
yang disebut paling kuat di seantero dunia, pertahanan tak tertembus
milik gadis ini berada di luar pemikiran mereka.
Terlebih lagi, sekarang dia sudah mengikat Perjanjian Duel
Bintang. Secara teori, ia masihlah jauh untuk menunjukkan puncak
kekuatannya. Dengan ketakutan yang mengaburkan kepala mereka, hal yang
mereka mampu pikirkan adalah cara melarikan diri.
"Kalian semua, mundur dulu!!!"
Xun Tian berseru keras. Teriakannya bergema layaknya riak air.
Tanpa pertimbangan panjang, si kultivator perempuan
berbalik untuk berlari. Dia dengan ceroboh mengungkapkan titik lemah
yang fatal. Yingmei mengambil keuntungan darisana tanpa ragu-ragu.
Tombaknya tersentak menuju dada perempuan itu langsung.
Ketika kultivator laki-laki mendengar jeritan rekannya, dia juga
berbalik untuk melarikan diri. Namun serangan kedua si Panther Head
sudah mendahului.
Sebelum mata laki-laki ini bisa menyadari serangan itu, lehernya tiba-tiba terasa dingin.
Bilah tajam telah menembus tenggorokan, mengambil hidupnya.
Darah segar mengalir keluar dari mulut. Mata kultivator
laki-laki ini melebar, seolah-olah tidak ingin percaya bahwa dirinya
akan mati seperti ini.
Biksu Taois memasang ekspresi sangat buruk. Dia tidak
pernah mengira bahwa Ksatria Bintang itu akan menjadi sekuat ini. Dalam
pertarungan yang hanya berdurasi sebentar, tiga rekannya sudah
kehilangan nyawa mereka.
Sambil meninggalkan semua rasa kebingungan, dia melepaskan batas penuh kekuatan Tahap Akhir Stardust yang dia miliki.
Sapu di tangannya lalu berubah menjadi tak terhitung ular sutra lagi, dan kali ini benar-benar memenuhi daerah sekitar.
Song Lu begitu takut menyaksikan semua adegan di hadapannya. Dia bergegas untuk bersembunyi di balik punggung Shu Jing.
Si Panther Head Lin Chong menyiapkan tombak dan menebas
ular-ular yang bergerumun. Namun, karena jumlah yang terlalu banyak, dia
agak kerepotan, membuat beberapa ular sutra putih untuk segera melilit
senjatanya. Tidak peduli bagaimana dia mencoba, tombak itu masih tidak
dapat digerakkan bahkan satu inci.
Sadar bahwa keputusan mendadaknya telah berhasil, biksu ini pun menyeringai.
"Haha!! Sapu Pengikat Naga milikku adalah Artefak tahap
Nebula! Bahkan jika dirimu adalah Majestic Star, itu masih akan cukup
untuk menghabisimu....Teknik Pengikat Ribuan Sutra, pergilah!!!"
Segunung benang itu mengikuti perintahnya, menggeliat liar
seolah-olah kawanan ular yang meninggalkan pantai, aura mereka terlalu
menakutkan untuk dilihat.
Dalam sekejap mata, ruangan dikelilingi warna putih.
Senjata Yingmei benar-benar terbungkus tanpa bisa digunakan. Musuh
adalah kultivator Tahap Akhir Stardust dan memiliki sebuah Artefak
Nebula, bahkan si Panther Head hanya bisa mundur kembali ke sisi
Masternya.
"Tuan muda, ayo kita cepat pergi dari sini!!!"
"Tidak. Sekarang merupakan giliranku untuk melindungimu"
Shu Jing menatap Ular Sutra yang sudah terbentuk bagaikan badai dengan tatapan normal dan tenang.
Xun Tian, yang menyaksikan ini tersenyum mengejek.
"Meskipun Master Bintang yang tidak berguna, kau masih
berani berbicara kata-kata sombong seperti itu? Hari ini diriku akan
mengajarkanmu arti penyesalan!!!"
Biksu Taois buru-buru menggumamkan suatu mantra. Disaat berikutnya, benang sutra pun menjadi lebih tebal.
Tombak yang tertelan dalam tumpukan warna putih, melepas
sinar terang nan tajam. Tampak seperti senjatanya telah dilemahkan oleh
banyaknya benang sutra.
Alis Shu Jing lalu terangkat.
Dirinya kemudian mendadak membuat langkah ke depan dengan
sangat amat cepat. Membuat tubuhnya menghilang dari pandangan. Ini
bagaikan seluruh bagian dari si tentara terbuat dari kabut.
Menyaksikan itu, Xun Tian tercengang di posisinya.
Teknik gerakan apa itu?!.
Dia berteriak dalam hati. Biksu ini melihat Shu Jing yang
menghilang tanpa bisa merasakan kapan dan bagaimana dia mengaktifkannya.
Dalam satu kedipan mata selanjutnya, niat membunuh mengerikan muncul dari belakang si biksu.
Ini buruk!!!.
Xun Tian dilanda ketakutan. Dari sudut matanya, ia bisa melihat Shu Jing muncul sambil menggenggam sebuah Artefak perak.
Meskipun Teknik Pengikut Ribuan Sutra miliknya sangatlah
tangguh, ketika digunakan dalam ruangan sempit mempunyai kelemahan
besar. Yaitu, sementara mampu mendorong musuh ke kematian mereka dari
depan, sebagai gantinya, punggung si pengguna teknik akan menjadi
benar-benar tak berdaya.
Bahkan seorang anak bisa menikamnya sampai mati dari
belakang. Tentu saja, tidak peduli apa, Xun Tian adalah kultivator Tahap
Akhir Stardust, sehingga ia tidak akan ceroboh hanya karena langkah
tersebut.
Setelah ia mampu merasakan kehadiran Shu Jing, si biksu dengan cepat membentuk segel dengan tangan kirinya.
Pria tentara ini mengangkat Silver Blade di tangan kanannya.
(Bang!!!)
Dead on*!
[Bingung mau ngartiinnya gimana. Aku biarin aja kayak gitu]
[Bingung mau ngartiinnya gimana. Aku biarin aja kayak gitu]
Cahaya perak berkelebat, menuju langsung tepat di antara mata Xun Tian.
Suara dari peluru yang melewati tengkoraknya terdengar.
Rahang Taois hanya bisa terbuka, mata itu melihat tak percaya pada
'akhir'.
Sulit untuk mengkritiknya. Di Benua Liangshan, ini disebut
Artefak Stardust yang memiliki kekuatan rendah. Mungkin bisa
meningkatkannya sedikit dengan menyuntikkan Energi Bintang, namun,
secara maksimal seseorang hanya mampu membuat ukurannya membesar.
Senjata semacam ini memang terlihat mengesankan, tapi
hampir tidak berguna ketika menghadapi Artefak yang sesungguhnya.
Semisal, Tombak Ular Kutub Utara milik Yingmei yang bisa dengan mudah
memotong peluru secara terpisah.
Dari perspektif si biksu, Artefak Shu Jing sungguh luar
biasa. Ketika bunyi keras melecut, maka cahaya perak yang membawa Energi
Bintang akan menembak keluar.
Kecepatan cahaya perak itu sendiri sangatlah abnormal.
Dapat mencapai suatu jarak yang jauh hanya dalam kedipan mata. Kecepatan
yang bahkan Artefak tahap Nebula tidak akan mampu untuk mencapai.
Xun Tian membuktikan gelarnya sebagai kultivator Tahap
Stardust Akhir. Bahkan setelah tertembak, dia masih menolak untuk jatuh.
Berteriak sambil anggota tubuhnya bergerak-gerak, melambaikan sapu
sementara tetap bersikukuh mengeluarkan benang sutra.
(Bang!!!)
Bersamaan dengan si biksu Taois yang mencoba membalas,
peluru lain tertanam ke otaknya. Sapu sutra itu tidak akan mampu menahan
serangan dari senjata yang melesat bagai kilat.
"....Aku....Aku....Masih.... Belum....!!...."
Jeritan putus asanya bersikeras keluar sambil melotot. Dia
meninggal dalam keadaan mata terbuka lebar. Saat itu, aliran energi yang
terhubung ke sapu sutra terhenti, dan segera jatuh ke tanah.
Tekanan besar yang dipancarkan oleh segunung ular putih
lenyap begitu saja sambil kembali ke sapu itu, mengubahnya menjadi obyek
yang tampak normal. Shu Jing meniup ringan Silver Blade-nya. Dia
menurunkan senjata dan pergi ke arah tubuh si biksu Taois.
Yingmei menghela napas pelan saat menyadari hal-hal sudah
berakhir. Dia mengambil tombak yang telah terbebas dan mengikuti
Masternya.
Namun, satu orang masih tertegun di tempat, itu Song Lu.
Dia tidak bisa melihat apa yang terjadi karena badai benang sutra
menghalangi pandangannya.
Hanya saja, dia mendengar suara keras yang aneh, lalu si biksu Taois tiba-tiba roboh.
Melihat sosok Shu Jing, ketakutan di matanya menghilang dalam sekejap.
Mata itu jelas berkilauan dengan senyum aneh muncul di wajahnya. Itu mungkin untuk mengatakan apa yang dia sedang pikirkan.
Ke Halaman utama 108 Maidens of Destiny
Ke
Ke Halaman utama 108 Maidens of Destiny
Ke
Lanjut min,,
ReplyDeleteMaaf ga komen di chapter2 sebelumnya
Ok. Gpp ^_^
Deletesip lanjutkan
ReplyDeletelanjut MIN :3
ReplyDeletemaap baru komen,karna keasikan bacanya :v