Big Life chap 16, 17 B. Indonesia

Chapter 16, 17 Is this Canned Food? (1)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel



"Di ruang istirahat....Hiks"

Suhee segera meninggalkan gadis bernama Hyemi dan pergi ke kamar istirahat pegawai.

Myunghoon sedang duduk pada tempat tidur gantung. Dia menggoyangkan-goyangkannya seperti ayunan dan dengan santai menyeruput kopi.

Bersamaan dengan Suhee yang mendekat, pria itu mengangkat kepalanya dan berkata seperti sedang menikmati kegembiraan.

"Hei hei, Lee Suhee. Ada apa? Kau tidak pergi makan siang? "

"Aku pikir sudah mengatakan untuk tidak memanggilku begitu saat di kantor?"

Perempuan ini melihat ke sekeliling kamar peristirahatan yang kosong dan berkata diiringi nada jengkel.

Myunghoon bangun sambil membuat gerakan penghormatan dan menjawab.

"Maaf, Bu. Pimpinan Tim, Lee-Su-Hee"

Keluar dari mulutnya datang napas besar. Itu adalah kepribadian yang tak dapat diperbaiki.

Tidak ada perubahan dari hari-hari kuliah sampai sekarang. Dikombinasikan dengan stres sering lembur, kejengkelannya meledak.

"Apa yang sudah terjadi, ha!?"

Suhee memotong ke titik utama

Myunghoon hanya tertawa dan duduk. Ia mengambil kertas A4 yang robek lalu melambaikannya. Bisa dilihat bahwa itu adalah desain karakter yang Hyemi rancang.

"Nama perempuan itu Hyemi, kan? Kau mengatakan kalau dia seorang lulusan jurusan 'Pangan dan gizi utama'. Aku tahu dari kerjanya. Bukankah lebih baik untuk menjelaskan bahwa dia harus berhenti dari perusahan Nexon dan bekerja di sebuah sebagai ahli gizi? "

"....Katakan apa masalahnya"

Suhee menelan amarah dan berusaha berkata dengan tenang.

Myunghoon masih tergelak sambil menunjukkan sekumpulan kertas yang berguncang kasar karena gerakan tangannya, lalu menjawab.

"Masalah? Iya, ini merupakan masalah tentang dia yang hanya bisa merancang sesuatu seperti ini. Dari jenis makanan sampai latarnya, tidak ada yang aku suka. Wanita 20 tahun, bekerja paruh waktu di pom bensin, lalu bertemu dengan seorang pria pembalap? Jatuh cinta? Ada batas untuk pancingan ini. Dengan rancangan sangat rendah, dia memintaku untuk menulis skenario....?!"

Myunghoon mengguncang tangannya lagi lalu melemparkan lembaran-lembaran itu. Potongan kertas menggantung di udara untuk sebentar kemudian meluncur ke lantai.

"Akan sulit untuk bekerja jika kau terus seperti ini"

"Kemudian buatkan aku rancangan yang cukup bagus menggantikan perempuan itu"

Myunghoon menegakkan kakinya dan menjawab.

Mata Suhee menjadi dingin.

"Masalahnya bukan tentang rancangan, kan? Melainkan kepribadianmu"

"Wuuu, apa pemimpin tim baru saja mencemooh sifatku?"

"….Cukup"

Suhee pergi berlutut dan mengangkat potongan-potongan kertas yang pria ini sebarkan di lantai.

"Hyemi adalah seorang karyawan yang aku suka. Tanpa menyangkut pautkan keahliannya, dia adalah seorang pekerja keras. Tidak seperti orang lain, kepribadian gadis itu tidaklah kacau"

Wajah Myunghoon, yang memasang senyum sepanjang waktu, mengeras. Perempuan ini mencocokkan garis pandangnya dan melanjutkan.

"Mencemooh sifat? Siapa yang mengatakan tentang jurusan gizi utama agar berhenti? Bagaimana kau bisa melupakan sesuatu yang dikatakan sendiri 30 detik yang lalu dan mengatakan hal-hal gila? Pe-nu-lis sombong"

"Hentikan, Suhee. Ini akan jadi buruk"

Wajah Myunghoon semakin memerah. Suhee mulai tertawa melalui hidungnya dan mengeluarkan syarat lain.

"Selesaikan konsepnya dalam durasi 3 hari. Ada jadwal sehingga kami tidak bisa menunggu seperti ini"

"Aku tidak bisa menulis apa-apa dengan rancangan sampah bahkan dalam waktu 30 hari"

"Kemudian jika kau tidak bisa melakukannya, aku akan mencari seorang penulis yang berbeda"

Myunghoon melebarkan kedua matanya. Dalam untuk sekejap dia menoleh ke langit-langit dan tertawa keras.

Suhee hanya menatapnya dengan senyum percaya diri.

"Kau akan mencari penulis lain? 3 hari, ia akan harus menulis 3 skenario karakter. Kau pikir akan menemukan seseorang seperti itu? Setidaknya satu hari akan digunakan hanya untuk mengerti keseluruhan cerita"

"Mungkin ada jika aku mencari"

"Kesampingkan pekerjaan, bagaimana kau akan menemukannya? Mencari seorang penulis dengan keterampilan seperti diriku dalam 3 hari, merekrutnya, dan memberikan dia pekerjaan? Ha, Pimpinan tim Lee Suhee, aku pikir kau adalah wanita yang mengerti cara dunia berputar"

"Jika kau sudah selesai bicara, aku akan keluar"

Lee Suhee berbalik dan pergi.

Myunghoon menatap punggungnya dengan mata keras. Jika ini bukan kantor melainkan rumahnya sendiri, mug yang dia genggam sudah akan terlempar dan rusak.

Suhee datang kembali ke tempat duduknya, mengambil telepon dan mendongak pada daftar kontak. Dia menemukan nama Park Jungjin.

Perempuan ini mengambil napas dan menekan tombol panggilan

-Hei, Lee Suhee? Apa yang sedang terjadi? Kenapa menelponku?

"Sudah lama, ya. Kau baik-baik saja, kan?"

Setelah menanyakan Jungjin keadaannya, Suhee mengulurkan tangan ke meja dan meraih sebuah buku.

Ujung putih dan tipis jemarinya menyentuh nama penulis Pyung Cheon Yu.


☆☆☆☆



"Pekerjaan bagus. Silahkan ambil ini"

"Ah, anda tahu saja kalau aku suka minuman ini. Panggil aku jika ada sesuatu yang salah"

"Ya, tentu"

Pria pengiriman pergi.

Jaegun menatap Rika di tempat tidur. Di belakangnya adalah sebuah AC berkualitas terbaik.

Jaegun menunjuk AC sambil berkata pada anak kucing ini.

"Lihatlah Rika, itu disebut AC. Rasanya dingin kan?"

"….Meong?"

"Sekarang memasuki Juli dan cuaca panas akan datang segera, tapi aku sudah tidak khawatir lagi. Juga, tidak perlu untuk mandi air dingin setiap 30 menit seperti tahun lalu. Kenapa begitu? Hehe, kau penasaran? Jika memang penasaran, aku akan memberitahumu. Itu karena AC"

"Meong~ Meong?"

Rika dengan wajah bingung menggeleng-geleng ke samping dan bersuara. Jaegun yang tidak tahan dengan gerakan lucu itu, memeluknya.

"Inilah yang dikatakan tentang kesuksesan pada akhir kesulitan. Sekarang aku bisa menulis tentang buku yang aku ingin ciptakan"

Dengan Martial Ranking dan Modern Ranking, pendapatan bulanannya menjadi sekitar 5 juta won. Pegelon Magician yang dirilis oleh Hetae Media mendapatkan ulasan baik dan sudah tercetak 1.500 eksemplar.

Oleh karena itu, Ma Jonggu harusnya bisa mempertahankan posisi sebagai Manajer Umum.

(Beep!)

Sebuah panggilan datang dari Jaeyn. Jaegun menempatkan Rika di bawah dan menjawab ponselnya yang berbaring.

"Iya, kakak"

-Apa kau sibuk? Ibu mengatakan dia ingin membuatkanmu stew ikan* hari ini
[Agak bingung nerjemahinnya gimana. Aku jelasin aja. Ini adalah masakan dimana bahan utamanya dari laut. Biasanya disajikan sebagai sup atau kuah. Masih bingung? Tahukan semur? Itu sejenis stew dari Indonesia]

"Aku sudah makan stew bebek baru kemarin. Ada apa dengan seafood hari ini?"

-Seorang penulis harus menjaga staminanya. Ini tidak seperti kau mendapat hari raya atau apa

Jaegun menderita undangan makan malam terus menerus dari adik dan ibunya. Lingkungan rumah menjadi jauh lebih baik karena 35 juta won yang dia telah berikan untuk memecahkan masalah sewa.

-Jangan seperti itu, Jaegun. Datanglah kembali ke rumah, ya? Tak ada alasan untuk berada di satu ruangan itu lagi

Jaegun tidak menjawab melainkan mengalihkan pandangannya.

Hubungan antara ayahnya dan dia masih sangat buruk. Meskipun sudah mendatangkan hasil yang bagus, ia belum mendapat respon.

Dan ada masalah penting pertama.

Jaegun tidak ingin meninggalkan rumah berkamar satu ini. Tepatnya, ia enggan berada jauh dari sini.

Dia tidak tahu kenapa, tapi ruangan ini adalah tempat di mana seorang penulis baru saja mengubah hidupnya.

"Panggilan lain datang, aku akan menelepon kembali"

-Lakukan dengan cepat, ya

Jaegun memutuskan telepon dari kakaknya dan menerima panggilan yang baru sampai.

"Iya?"

-Aku baru saja ditelpon seseorang, kau mendapatkannya juga?

"Ada apa dengan hal acak ini? Hei Jungjin, memangnya siapa yang menelpon?"

-Ah, tidak ada panggilan lagi, tampaknya dia terburu-buru. Hanya saja Suhee menelepon dan dia meminta nomor sekaligus alamatmu, jadi aku mengatakan kepadanya. Paham?

"Suhee....? Untuk apa?"

-Aku tidak tahu, Rasanya seperti dia ingin minta bantuanmu? Begini, ketika kita memiliki reunian dengan semua orang, Myunghoon bercerita. Dia menulis skenario dengan Suhee di perusahaan Nexon. Perempuan itu mungkin sudah lelah dekat-dekat dengannya dan berakhir menanyakanmu

"Tidak mungkin"

-Banggalah, teman. Kau sekarang sudah hebat. Pokoknya, hubungi aku di malam hari, aku tidak punya banyak waktu tersisa saat makan siang

"Baiklah. Aku mengerti"

Jaegun berbaring di tempat tidur dan menatap langit-langit dengan perasaan tak percaya.

Lee Suhee.

Pada hari-hari kuliah di mana Shu Jing menatap masa depannya yang tampak redup, cinta pertama harus ia lepaskan karena dirinya tidak punya apa-apa.

Dia tidak tahu kenapa perempuan itu mencarinya sekarang.

(Beep!)

Jaegun, terkejut dengan getaran dari ponsel lalu memposisikan diri untuk duduk.

Sebuah nomor telepon yang tidak terdaftar muncul di layar.

Suatu suara mesin semakin keras pada jalan utama di luar jendela kamarnya.


☆☆☆☆


Jaegun mengambil panggilan dengan suara gugup.

"Ha-Halo?"

-Apakah ini dengan Jaegun?

Suara yang masih akrab dalam otaknya dan menciptakan sebuah gambaran pada benak pria ini. Dia seakan bisa melihat perempuan di seberang sana tengah tersenyum indah tepat di hadapannya.

-Ini Suhee, Lee Suhee. Aku minta maaf karena meneleponmu tiba-tiba. Apa kau baik-baik saja?

Suara mesin mobil di kejauhan berhenti.

Jaegun berjalan menuju jendela. Di seberang jalan, terdapat mobil putih seperti awan dengan panjang beberapa meter. Namun ia bisa menebak dengan jelas siapa yang mengemudikannya.

-Halo? Jaegun?

"A-Aku mendengarkan. Maaf. Keadaanku baik-baik saja. Dan kau?"

-Ya. Aku juga sama. Baik

Setelah melewati waktu dengan mereka yang terpisah, rasanya apa yang terjadi sekarang seakan menjadi obrolan anak SD.

-Aku meminta pada Jungjin untuk nomormu

"Ya, aku mengerti"

-Maaf, aku tidak bisa datang ke reuni dengan semua lulusan. Kudengar kau masih menulis buku. Kerja bagus

"Yah. Hanya saja aku tidak terlalu memiliki banyak hal"

-Apa kau sedang sibuk? Jika tidak, bisakah aku mengunjungimu untuk sebentar?

Jaegun hendak mengatakan persetujuan tapi Suhee meludahkan beberapa kata lagi.

-Sejujurnya, aku menelpon karena pekerjaan. Aku begitu terburu-buru untuk datang sampai ke dekat rumahmu

Jaegun tersenyum pada hal ini.

Dia tidak berubah sama sekali. Selalu perempuan bergaya lugas yang tidak melunakkan kata-katanya.

-Maaf. Kau merasa buruk?

"Tidak. Kau pergilah ke ujung jalan dan lantai 4 di gedung jingga"

-Lantai keempat, ya....Aku melihatnya, ternyata kau tinggal di sana

"Ya, setelah melewati lantai 2....tunggu!"

Jaegun sangat ketakutan ketika dia melihat ke cermin. Karena AC, ia tidak punya waktu untuk membersihkan diri.

Rambutnya berdiri seperti landak dan dengan jenggot yang tidak tercukur telah tumbuh bebas.

"Suhee, aku minta maaf. Tapi bisakah kau menunggu di depan rumah selama 5 menit? Aku yang akan kesana mennyambutmu"

-Baiklah. Tidak perlu terburu-buru

Jaegun berlari ke kamar mandi.

Begitu selesai bercukur, ia menyisir rambutnya dengan tangan kiri dan menggosok gigi dengan tangan kanan. Ketika air yang menempel di tubuh sudah mengering, itu sempurna 5 menit.

"Kau bersiap?"

Suhee tersenyum di depan tempat parkir.

Jaegun berada di atas tangga, sedang merapikan rambutnya.

"Kau tidak berubah. Sudah berapa tahun ini ya?"

"Aku tidak ingat. Silahkan masuk"

"Terima kasih"

Suhee pergi dengan pria ini ke dalam 'rumah satu kamar'nya.

Jaegun bertanya pada Suhee yang sedang berdiri di tengah ruangan.

"Jika panas, haruskah aku menutup jendela dan menyalakan AC?"

"Tidak, aku baik-baik saja. Wow, kau memelihara kucing?"

Perempuan ini menemukan Rika yang berada di bawah menara kucing dan mendekatinya dengan wajah terkejut.

Rika menatap wajah Suhee, menutup kedua mata dan hanya menguap.

"Manis sekali....siapa namanya?"

"Rika"

Dia berhati-hati menyentuh leher Rika. Kucing kecil itu tidak menolak dan menerima belaiannya. Menengok ke sekeliling, Suhee berkata.

"Aku dapat memberitahu kepribadianmu hanya dengan melihat kamar ini"

"Kepribadian?"

"Kau hanya perlu hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup. Seperti isi tas-mu selama masa-masa kuliah"

Suhee mencocokkan garis pandang dengan Jaegun dan tertawa.

Penulis ini juga ikut tergelak. Jantungnya mulau berdebar-debar. Ruangan serasa lebih hidup hanya dengan kehadiran Suhee.

"Yah....Jadi, tentang pekerjaan?"

"Ah, aku lupa"

Suhee memindahkan tangan yang menggosok Rika dan mengambil beberapa lembar kertas dari tasnya.

"Ini adalah game yang perusahaan kami kembangkan. Game balapan dengan sedikit bumbu simulasi kencan. Aku butuh seorang penulis yang bisa menciptakan skenario dengan karakter gadis ini"

"Hmmm"

Jaegun hati-hati membaca sekumpulan kertas yang Suhee serahkan.

Perempuan ini begitu gugup sampai-sampai tenggorokannya mengering. Dia merasa kaku karena membayangkan kalau Jaegun akan menertawakan dia seperti yang Myunghoon lakukan.

"Haha"

Ketika itu, Jaegun tertawa.

Suhee menjadi pucat dan bertanya.

"Kenapa….tertawa?"

"Lucu"

"Apanya?"

Jaegun, dengan matanya di atas kertas, menjawab sambil tertawa.

"Lucu karena ada seorang gadis yang bekerja di sebuah pom bensin bertemu pria pembalap dan jatuh cinta. Sebuah ide yang bisa dengan mudah terjadi. Ini bagus karena merupakan sesuatu yang mungkin, bisa dirasakan untuk umum"

"....Begitu ya"

Dari Suhee datang kelegaan. Tawa Jaegun merupakan hal positif.

"Karakter berikutnya, Cha Selin juga cukup bagus. Tentu saja, seorang gadis yang bekerja di lokasi konstruksi tidak mungkin dalam kehidupan nyata. Tapi ini adalah sebuah game. Jika kau bisa mengabaikan rincian dari tempat konstruksi, cerita dapat menjadi lebih meyakinkan. Hei, cukup bagus. Apa kau yang membuat ini?"

Sambil bertanya tentang itu, Jaegun masih melihat kertas-kertas di genggamannya.

Suhee jatuh berpikir dan menatap Jaegun. Tidak ada perbedaan dari pria dimasa lalu dan sekarang. Keduanya saling tumpang tindih.

Masa lalu seperti ini juga.

Jaegun tidak punya pikiran lain ketika ia sedang membaca.

Dia akan menuangkan air panas ke dalam ramen dan mulai membaca buku. Sebagian besar, dia akan memakan ramen setelah airnya mendingin.

"Aku sudah selesai membacanya"

Jaegun memutar kepalanya.

Suhee meneguk sekali dan bertanya.

"Bagaimana? Bisakah kau melakukannya?"

Jaegun sungguh ingin bertanya 'Kenapa aku?' tapi memilih berhenti.

Yang penting adalah bahwa perempuan ini mengakui bahwa ia adalah seorang penulis. Jadi dia membuat keputusan dan menganggukkan kepala.

"Aku akan mencoba. Aku sudah pernah bekerja di pom bensin dan lokasi konstruksi. Aku akan bisa menulis sesuatu yang lucu"

Wajah Suhee menjadi cerah pada kabar itu.

"Terima kasih. Kontrak ini tidak buruk. Setelah dirilis dan mendapat 150%, ada insentif* dan juga.... "
[Suatu metode yang diberikan oleh perusahaan sebagai motivasi untuk karyawannya. Biasanya dalam bentuk penambahan gaji]

"Tidak apa-apa"

Jaegun tertawa dan menghentikannya.

"Aku tahu kau sedang peduli tentangku"

"Yah.…"

"Kapan aku harus mulai?"

"....Inilah masalahnya, Bisakah kau selesaikan dalam 3 hari? Aku belum menjelaskan kepadamu, tapi kau perlu memahami cerita tentang game, dan durasinya agak terbatas"

"3 hari, aku akan melakukannya"

Jaegun menjawab dengan penuh percaya diri.

Dia memiliki kekuatan untuk menulis 10.000 kata sepanjang satu jam. Dalam dua hari, satu-satunya pekerjaan yang perlu dilakukan adalah mengirim buku keenam Modern Ranking untuk StarBooks. Dia tidak terlalu sibuk.

"Ini akan cepat"

"Terima kasih. Kemudian, aku mau pamit dulu. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan"

Suhee mengambil tasnya dan berdiri. Ada begitu banyak hal yang mereka butuhkan untuk dibahas, tetapi itu harus menunggu di lain waktu.

Dia mengusap Rika sekali lagi dan pergi ke pintu depan sambil mengenakan sepatu.

"Jika mau menghubungiku, aku selalu tersedia. Dan juga, ayo kita makan malam kapan-kapan"

"Baiklah, jaga dirimu"

Jaegun mengantarnya pergi dan kembali duduk di depan notebook. Rika melompat ke kaki pria ini dan mengambil tempatnya.

"Suhee cantik, kan?"

"Meong!"

"Kasar sekali. Baiklah. Kau yang tercantik dan Suhee berada di baris berikutnya. Bagaimana?"

Rika bertindak sangat imut dengan menggosok kepalanya.



3 jam kemudian.

Suhee mengeluarkan teleponnya. Dia sedang beristirahat di ruang tamu dengan kopi ketika sebuah pesan datang.

{Aku sudah mengirim skenario karakter Oh Sumin dan Cha Selin. Periksalah lalu balas pesanku}

Suhee membuka mata lebar-lebar dan melihat jam. Baru 3 jam tapi konsep skenario sudah jadi? Itu tidak mungkin.

"Aneh. Apa aku menjelaskan sesuatu yang melenceng padanya? Apa dia menulis sesuatu yang bukan-bukan?"

Tak ada harapan atau ekspektasi ketika menerima itu dalam satu hari. Dia berpikir setidaknya akan menghabiskam satu hari penuh jika si penulis cepat.

Suhee bergegas ke komputernya---

"....Aku tidak percaya!!"

---Dan mendapat kejutan ketika dia membuka dokumen. Dirinya duduk dengan mulut terbuka lebar.

Itu adalah skenario rancangan 32.000 kata. Hampir tidak ada kesalahan pengetikan dan tulisan Jaegun yang pendek dan ringkas menunjukkan kisah dua karakter dengan baik.

Suhee mencoba menarik napas berkali-kali dan membaca konsep itu dari awal sampai akhir. Dia lalu mencetaknya untuk semua karyawan.

"Ini adalah skenario untuk karakter Oh Sumin dan Cha Selin. Bacalah dan berikan aku komentar kalian"

Seluruh karyawan tampak terperangah.

Mereka telah terbiasa dengan kepribadian ekstrim Myunghoon dan gaya kerjanya. Seseorang seperti itu yang baru saja meninggalkan perusahaan marah-marah hari ini telah menenangkan diri dan memyelesaikan skenario?.

"Wow, ini bagus"

Karyawan pertama yang angkat bicara adalah Hemii, seorang dengan kemampuan membaca cepat.

"Karakter benar-benar diceritakan secara mendalam. Latar belakang mereka juga baik"

Kemudian, karyawan lain mengatakan

"Semua kasus benar-benar unik, dan mereka cocok dengan tepat"

"Apakah Penulis Oh sudah menjadi aneh? Aku tidak tahu dia bisa menulis dengan sangat baik. Jika dia bisa melakukan ini lebih awal, takkan ada banyak karyawan yang sengsara"

Suhee tidak menjawab dan hanya tersenyum. Telah dipastikan. Itu bukan pendapat pilih kasih pada tulisannya.

Ketika itu, Myunghoon menelpon. Suhee berpikir 'Dia tidak akan pernah jadi jantan' saat mengangkat panggilan.

"Halo"

-Aku pikir agak terlalu cepat marah. Aku telah mengubah skenario untuk karakter Oh Sumin. Mengganti pekerjaannya ke sebuah restoran keluarga. Aku akan mengirim ke email milikmu jadi periksalah. Sulit bagiku bekerja dengan skenario berstandar rendah. Jika kau belum bisa mengatakan iya untuk ini, tidak ada kata-kata lagi. Carilah penulis lain.

Apakah sekarang saatnya?

Bagi Suhee, suara Myunghoon terdengar lebih arogan dari biasanya hari ini.

Tidak butuh waktu lama untuk membuat keputusan. Suhee menegaskan apa yang dia pikirkan dan bertanya.

"Bisakah kau beritahu nomor rekening milikmu?"

-Nomor rekening bank? Haha, apa ini? Aku tidak membutuhkan uang kontrak. Aku tidak hidup dalam kemerosotan. Baca saja konsep itu

"Tidak, aku ingin memberikan pembayaran terakhir untukmu"

-....Maksudmu, Transaksi pembayaran akhir?

Suara Myunghoon kehilangan nada kegembiraannya.

Suhee mencari karakter berikutnya yang ia akan serahkan ke Jaegun sambil melanjutkan bicara.

"Nexon akan mencabut kontrak dengan Penulis Oh Myunghoon. Aku harus memberikan uangmu karena kontrak. Bahkan jika bagi perusahaan ini kau bukan karyawan yang pantas dan menjadi alasan kerja keras dari semua orang"

-Su-Suhee? Apa yang kau bicarakan.…

"Aku sibuk jadi ayo kita persingkat. Kirimkan padaku nomor rekening melalui pesan"

(Beep!)

Suhee meletakkan ponselnya. Dia hanya membalik layar ketika benda itu berdering lagi.

Para karyawan yang telah menemukan energi mereka dalam waktu yang lama bergerak cepat untuk mencari pekerjaan masing-masing.






Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]