Big Life chap 11, 12 B. Indonesia
Chapter 11, 12 I'am Generous (1)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
-Hari ini?
"Ya, kau punya rencana hari ini?"
-Hmmm….
Balasan Jaegun tidak datang tepat setelahnya.
Di sisi lain dari telepon terdengar suara mendengung yang tidak diketahui.
Tewon mulai menjadi gugup.
Dia telah bekerja lama sebagai editor, dirinya mulai memiliki 'firasat' itu. Sekarang perkiraan yang buruk datang kepadanya. Mungkinkah si penulis Jaegun sudah....---
-Maaf
Suara Jaegun datang kembali.
-Aku merasa salah dengar tentang sesuatu. Anda ingin bertemu hari ini?
"....Ya, Penulis Ha. Anda setuju?"
-Tentu saja. Aku setuju. Sekarang, karena sudah selesai menulis seri, aku sedang bebas. Di mana anda ingin bertemu? Tempat yang sama?
"Aku akan pergi ke tempat di dekat daerah anda tinggal"
-Tidak. Tidak ada tempat makan di sini....Hal ini tidak jauh jadi aku lebih memilih ke Guloo Station*. Bagaimana kalau jam 7?
[Aku juga tidak tau, tapi sepertinya stasiun kereta api]
"Ya. Tampaknya bagus. Ah, juga...."
Tewon menahan kata-katanya dan berpindah melirik ke kantor editor.
Somii sudah menempatkan wajahnya didekat layar dan mengetik cepat pada keyboard. Dia sudah memesankan buku Jaegun dalam daftar.
Dia selalu melakukan lebih bahkan sebelum diberitahu untuk melakukannya. Orang yang paham bagaimana melakukan pekerjaan, dia tidak pernah terintimidasi ketika menghadapi kelebihan beban kerja.
Dengan kedua matanya pada diri terpuji Somii, ia menjawab kembali di telepon.
"Jika ini baik-baik saja. Penulis Ha, bisakah editor lain juga datang?"
Akan bagus baginya untuk bertemu dengan si penulis. Terutama dengan penulis seperti Jaegun yang tampaknya telah mendekat ke dalam kesuksesannya. Tewon ingin Somii untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan dan pengalaman sebagai seorang yang bekerja dibidang ini.
Jaegun tidak berhenti dan menerima tawaran tersebut.
-Bagiku itu bagus. Kita bisa melihat wajah satu sama lain dan bertukar salam"
"Kalau begitu, aku akan bertemu dengan anda di jam 7"
-Baiklah. Terima kasih
Tewon membentangkan badannya saat memotong panggilan telepon.
Setelah ia selesai berbincang, perasaan segar menghampiri. Dia merasa bahwa 'firasat' itu semakin parah seiring berjalannya waktu.
Namun Jaegun tidak berubah. Dia masih sama, pria baik, seorang yang rajin dan pekerja keras.
"Pemimpin?"
Tewon terkejut lalu berdiri. Seorang pria dengan rambut setengah panjang sekitar 60-an berjalan dengan tangan terlipat di belakang punggungnya. Dia adalah orang dengan posisi tertinggi dari StarBooks, Park Jeguk.
"Hei hei. Jangan berdiri. Duduk saja"
Jeguk mendorong bahu Tewon dan menahan pantatnya dibawah. Dia menarik kursi di samping dan melewatkan pertanyaan.
"Apakah ada sesuatu yang baik terjadi?"
"Tidak ada yang berubah kecuali Martial Ranking"
"Pasar sedang panik ya"
Jeguk menggaruk lehernya dan mengeluh. Melihat jadwal Tewon, dia melanjutkan bertanya.
"Apakah buku itu terjual baik sekarang?"
"Peninjauannya bagus. Dari buku keempat, akan ada lebih banyak salinan. Jika reaksi dari ini baik, mungkin akan ditambahkan lagi"
"Hmm. Bagus. Aku hanya berharap dia bisa menulis lebih cepat. Kita harus menyelesaikan pencetakan di kertas untuk melepaskannya secara elektronik dan bersantai sambil menyeruput jus. Orang hari ini tidak sering membaca buku kertas. Mereka lebih memilih menggunakan ponsel"
"Dunia berubah setelah semua"
"Tidak, editor. Bagaimana kalau kita memperlambat buku itu dan memulai layanan elektronik secepatnya?"
"Berbicara tentang ini, aku perlu mengatakan sesuatu. Aku sudah punya buku terakhir dari seri-nya"
"....Apa? Kapan?!"
"Dia mengirim kemarin. Somii sedang melihatnya, tapi sepertinya tak ada sesuatu yang salah dengan itu"
"Dia telah mengirim 10 buku? Tunggu dulu....dia ingin mengakhirinya hanya dalam 10 buku? Kau mengatakan peninjauannya bagus, kan? Bukankah ini seri yang kita dapat dorong lebih dari 20 buku? "
Selama bisa diraih, sebuah penerbit ingin menarik serangkaian kesuksesan.
Tewon menggeleng dan menjawab.
"Kami akan bertemu hari ini selama makan malam. Kita bisa mulai membahas kontrak untuk nanti. Aku akan bertanya padanya apakah dia punya niat memperpanjang seri"
"Ah. Iya. Kerja bagus"
Jeguk menepuk bahunya lalu berdiri.
"Beri dia beberapa makanan mahal, 300 atau 400 dolar tidak masalah. Beri dia perawatan spesial. Kau makanlah juga. Bujuk dirinya dengan baik. Kita perlu menguncinya"
"Ha ha. Iya"
"Kita perlu untuk menyegel si penulis. Pada saat seperti ini, menemukan seorang penulis yang laku adalah berita baik. Kita tidak bisa kehilangan jalur uang. Hmmmm"
Jeguk berjalan keluar dengan tangan terlipat di punggungnya, dengan cara yang sama saat dirinya datang.
Tewon menatap punggung Jeguk dengan ekspresi yang rumit. Sudah 9 tahun sejak ia bergabung dengan StarBooks. Pemimpinnya masih belum menikah ketika ia bergabung. Tapi sekarang dia adalah seorang ayah dari dua anak.
Banyak hal telah berubah.
"Somii, Kau dan aku akan pergi bersama hari ini. Jadi sudahi saja pekerjaan ketika sampai jam 06:30"
"Ya, editor!"
Suara energik Somii datang kembali.
Tewon men-download buku dari mailbox perusahaan dan mulai membacanya. Meskipun ia dalam posisi editor dan harus memperlakukan buku seperti pekerjaan, ia berubah menjadi pembaca dan membenamkan dirinya ke dalam novel.
☆☆☆☆
"Aku harus bersiap-siap untuk pergi sekarang"
Saat jam 6, Jaegun mulai mempersiapkan hal-hal untuk meninggalkan ruangan.
(Beep!)
Bersamaan dengan memakai sepatu, telponnya mulai berdering. Ketika memeriksa nomor telepon, wajah Jaegun menegang.
Hetae Media Asisten Manager Park Gyungsoo
'Apa-apaan ini?'
Jaegun tidak bisa menjawab panggilan segera dan terjebak dalam pikirannya.
Meskipun ia telah menghapus nomor telepon Ma Jonggu, ada alasan ia tidak menghapus Park Gyungsoo ini.
Meskipun ia tidak memiliki banyak kekuatan, dia adalah orang yang mencoba untuk membantu Jaegun sebanyak mungkin di perusahaan.
'Apakah mereka berencana untuk menggunakan Gyungsoo untuk mencoba dan mendapatkan kontrak dariku? Jika begitu, mereka benar-benar mengira ini permainan'
Dari Jaegun, tawa keluar. Bisnis adalah bisnis. Kebaikan Gyungsoo adalah masalah yang berbeda.
Si penulis mengangkat telepon.
"Asisten Manajer Park?"
"Ah. Anda memiliki nomor teleponku. Halo. Halo, Penulis Ha. Apa yang telah terjadi?"
Itu suara bergegas dan gugup yang sama.
Jaegun merasakan perasaan menyesal dan menjawab.
"Tidak ada yang terjadi. Anda baik-baik saja? "
"Iya. Aku baik-baik saja. Ha ha ha"
Mata Jaegun mengawasi jam di tembok, tepatnya pada tangan menit. Jika dia tidak pergi sekarang, dirinya akan terlambat. Jadi dia memilih berbicara sambil berjalan.
"Apakah manager umum Ma memberitahu anda untuk menandatangani kontrak?"
Jaegun menutup pintu dan berjalan melalui lorong.
Dia tidak ingin bertele-tele. Gyungsoo adalah tipe orang yang sangat berhati-hati ketika berbincang dengan setiap penulis. Dia juga memiliki pendengaran yang lemah. Akan lebih baik untuk berbicara secara langsung.
"Ahhh. Begini....aku ingin bertanya apakah anda telah melakukannya dan dengan tujuan itu.... "
"Aku minta maaf kepada anda, asisten manajer. Tapi aku tidak punya pikiran untuk menandatangani kontrak dengan Hetae Media. Tidak, karena ini adalah bisnis, tidak ada alasan untuk anda menyesal. Benarkan? Aku bukannya memiliki perasaan buruk pada anda, asisten manajer"
Dengan nada yakin Jaegun, suara Gyungsoo menjadi lebih bergegas.
"Begini, Penulis Ha, manager umum mengatakan ia akan mendengarkan syarat apapun. Dia bilang ingin memberikan kondisi terbaik. Sungguh! tidak bisakah anda mendengarkannya hanya sekali?
"Asisten manajer, aku tidak yakin jika anda menger---...."
Jaegun berhenti di tengah kalimatnya.
Hanya 10 langkah di hadapannya adalah sebuah mobil. Dan di samping mobil itu, terdapat Gyungsoo dalam posisi berjongkok memegang telepon.
"Ah....Penulis Ha"
Gyungsoo melihat Jaegun, meletakkan telepon dan tertawa canggung.
Tentu saja, Jaegun tidak bisa tertawa. Selain keluarga dan teman terdekat, satu-satunya yang tahu di mana dirinya tinggal adalah karyawan dari StarBooks.
Apakah informasi pribadi itu sudah bocor atau sesuatu?.
Gyungsoo cepat berlari.
Sampai tepat didepan hidung Jaegun, berdiri di sana. Memang benar bahwa pertemuan tak terduga ini tidak nyaman dan membingungkan.
"Halo"
"....Bagaimana anda tahu?"
"Iya? Ah.…"
Gyungsoo membaca ketidaknyamanan di wajah Jaegun dan berhenti sejenak. Namun ia tahu bahwa ini bukan masalah untuk disembunyikan sehingga ia dengan cepat menjelaskan.
"Manajer umum mengatakan kepadaku untuk datang ke sini....Aku sedang mencari tempat yang tepat dan anda muncul...."
Jaegun menutup mulutnya, tidak dapat berkata-kata. Dia tidak merasa ingin perlu bertanya bagaimana orang didepannya tahu.
Lingkup pekerjaan ini kecil. Seseorang yang bekerja di sini bekerja di sana. Seseorang yang bekerja di sana bekerja di sini. Dan kemudian di mana-mana, orang-orang mulai mengenal satu sama lain. Mungkin manajer umun Ma memiliki kenal dengan seseorang di StarBooks.
Hetae Media tahu bahwa Jaegun tidak ingin namun mereka masih menemukan alamat dan mengirim seseorang ke tempatnya tinggal. Jaegun memilah respon yang sempurna untuk ketidaknyamanan ini di kepalanya.
"Penulis Ha, jika sebelum waktu makan malam, anda datang denganku...."
"Aku memiliki pertemuan"
"....Ah. Ya maka berbicara sambil berdiri di sini adalah buruk sehingga kita harus pergi ke sebuah kafe di dekat sini"
"Tidak....Aku hanya akan berbicara mudah disini. Apa yang aku inginkan adalah persyaratan kontrak"
"Pe-Persyaratan kontrak?"
Wajah Gyungsoo mengungkapkan ketakutannya.
Pertama kali ia melihat Jaegun penuh kepercayaan diri dan menegaskannya sendiri. Jaegun yang lama tidak akan seperti ini. Karena mereka penulis dan editor, mereka memiliki pekerjaan yang berbeda. Namun seperti dirinya, dia adalah seorang pria tak berdaya.
Jaegun mengangkat tangan dan melipat jari-jarinya satu per satu sambil melanjutkan.
"11% royalti dari 3000 eksemplar, tambahan 1%, dari 4000 eksemplar, tambahan lagi 1% dari 5000 eksemplar dan sebagainya. Juga rentang kontrak dua tahun. E-book harus 7 : 3. Tentu saja 7 adalah milikku. Kirim itu ke manajer umum Ma"
"Pe-Penulis Ha? I-Itu...."
Gyungsoo berubah pucat dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Ini tidak mungkin. Kesepakatan yang Jaegun baru saja usulkan adalah kesepakatan yang seorang penulis terkenal bisa keluarkan.
"Aku sibuk jadi aku akan menganggap anda sudah mendengarkan. Aku akan pergi dulu"
"Pe-Penulis Ha. Tunggu sebentar!"
"Jangan ikuti aku!"
Saat Jaegun melihat kebelakang dengan wajah marah, Gyungsoo berhenti mengikutinya dan hanya membeku di tempat.
"Jangan ikuti aku, dan tolong jangan datang ke rumahku tanpa persetujuan. Juga, berikan jawaban hari ini lewat teks"
Jaegun berbicara kasar dan dengan cepat berbalik.
Gyungsoo dengan tubuhnya menggigil hanya bisa memandangi sosok Jaegun bergerak menjauh.
'….Maafkan aku. Gyungsoo-seonbae*'
[Senior]
Jaegun tidak terlalu senang tentang hal ini. Namun, itu satu-satunya pilihan.
Selama Gyungsoo adalah seorang karyawan dari Hetae Media, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Jadi dia memilih jalan yang akan benar-benar memotong hubungan mereka.
☆☆☆☆
Ketika ia tidak bisa melihat Jaegun lagi, Gyungsoo menenangkan diri dan memanggil atasannya. Sisi lain sudah menerima panggilan sebelum bel pertama berhenti berdering.
-Apa? Sudah selesai?
"Begini, manager umum, dia bilang akan menandatangani kontrak jika kita menerima tuntutannya"
-Tuntutan. Apa yang dia mau?
Gyungsoo menjelaskan apa yang Jaegun katakan satu per satu.
Suara pernapasan orang lain di telepon mulai semakin berat.
-Orang gila ini!! Pertama kali sejak debutnya dia menjual 1.000 eksemplar dan apa-apaan?! Apakah orang ini pikir dia pada tingkat penulis top lainnya?! Apakah dia gila karena orang-orang berkata lalu dia mendapatkan popularitas?!?!
Gyungsoo menjauhkan telepon dari telinganya sambil mengernyit. Dia menunggu sampai jeritan itu berakhir dan bertanya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, manajer umum"
-Melakukan apa?
-Apakah kau juga ketularan gilanya, asisten manajer? Jangan berbicara omong kosong dan pergi menemui si penulis 'My Husband is a Werewolf'. Lupakan saja Ha Jaegun
(Beep!)
Panggilan dimatikan segera setelah orang di seberang selesai berbicara.
Gyungsoo menatap tanah dan mendesah. Skeptisme mengisi dirinya seperti banjir. Apakah ini mimpi yang ia telah miliki sejak hari-hari sekolah?
☆☆☆☆
"Apakah anda yakin dengan ini? Pemimpin itu mengatakan untuk membeli hal-hal yang mahal"
"Aku ingin makan daging. Aku tidak ingin pergi jauh jadi baik-baik saja di sini"
StarBooks Tewon dan Jaegun bertemu di sebuah restoran daging populer duduk disamping satu sama lain.
Gadis karyawan datang untuk mengambil pesanan.
"Apa yang anda inginkan?"
"Saya memesan beef rib eye untuk tiga orang"
Tewon tidak ragu-ragu dan membeli makanan yang mahal dengan biaya 30 dolar per porsi.
Jaegun terkejut, tapi ia tahu bahwa makanan yang dibeli untuk penulis selalu dibayar dengan kartu perusahaan sehingga dirinya diam.
"Sebelum aku berbicara, aku memiliki sesuatu untuk dikatakan"
Tewon tersenyum dan membuka mulut.
"Buku anda telah mendapat tambahan percetakan seribu eksemplar lebih"
"Kemudian….itu berarti bahwa satu buku mendapatkan sekitar 4000 eksemplar?"
"Iya. Perkirakan saja sekitar 2500 dolar. Ini berarti anda mendapatkan sejumlah itu setiap bulan. Tentu saja hanya dari buku kertas"
Jaegun tersenyum dengan sungguh-sungguh. Dia tidak perlu menyembunyikan perasaannya di depan Tewon.
Sekarang seperti karyawan lainnya, ia memiliki arus kas yang stabil dari pemasukan. Dia tidak perlu khawatir tentang biaya gas atau mandi di air dingin seperti ikan yang dijatuhkan. Perubahan hidupnya berawal dari sini.
"Jika tinjauannya lebih bagus, maka kita mungkin bisa menjual sekitar 5000 eksemplar per buku"
"Aku berharap itu bisa terjadi"
"Dan karena itulah. Penulis Ha, Apakah anda memiliki niat memperpanjang seri?
Jaegun meletakkan cangkir dan membalas tatapan Tewon.
"Anda ingin aku menulis lebih dari seri yang sekarang?"
"Iya. Aku sudah membaca sampai buku kesepuluh dan ada pertarungan yang dimulai pada buku kedelapan. Jika kita bisa memperpanjang cerita dari buku kedelapan ke buku kesepuluh, kita dapat menulis sekitar 15 buku. Selain itu, plotnya mungkin pecah dan merusak seri"
Tewon bukan editor yang hanya mencari keuntungan dari perusahaan.
Dia ingin rasio yang juga tidak merusak proyek. Ini adalah alasan ia memiliki banyak popularitas di antara para penulis. Jaegun juga merasakan itu.
"Bagaimana? Jika kita bisa pergi sampai 15 buku, akan ada peningkatkan popularitas dan kita bisa membuat percetakannya lebih dari 5000 buku dan mungkin hingga 6000. Keuntungan yang anda dapat juga akan meningkat sebanyak itu"
"Tapi aku pikir aku sudah menyelesaikan ceritanya cukup jelas...."
Jaegun menghentikan kata-katanya dan menoleh ke samping.
Seorang gadis muda datang melewati pintu dan memasuki restoran.
Dengan tinggi sekitar 160 cm, tubuh kecil dan dua mata yang besar, ia memiliki kesan manis.
Jaegun merasa seluruh restoran semakin menjadi cerah.
"Somii, di sini!"
Tewon mengangkat tangannya dan berteriak.
Gadis manis yang Jaegun lihat tersenyum, meletakkan sepatu, dan berjalan. Dia kemudian mendekati Jaegun lalu membungkukkan pinggang 90 derajat dan menyambutnya tanpa peduli tentang pelanggan lain.
"Halo, Penulis Ha. Aku karyawan StarBooks, Jung Somii. Aku terlambat karena baru saja dari parkiran"
Seperti wajahnya, dia memiliki suara yang bersih dan bahagia.
Jaegun memandangi kaus kaki putih di bawah celana pendek, canggung mengangguk padanya. Kucing yang tergambar di kaus kakinya tampak seperti Rika.
Pria ini merasakan hal baik.
Ke Halaman utama Big Life
Ke Chapter selanjutnya
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
-Hari ini?
"Ya, kau punya rencana hari ini?"
-Hmmm….
Balasan Jaegun tidak datang tepat setelahnya.
Di sisi lain dari telepon terdengar suara mendengung yang tidak diketahui.
Tewon mulai menjadi gugup.
Dia telah bekerja lama sebagai editor, dirinya mulai memiliki 'firasat' itu. Sekarang perkiraan yang buruk datang kepadanya. Mungkinkah si penulis Jaegun sudah....---
-Maaf
Suara Jaegun datang kembali.
-Aku merasa salah dengar tentang sesuatu. Anda ingin bertemu hari ini?
"....Ya, Penulis Ha. Anda setuju?"
-Tentu saja. Aku setuju. Sekarang, karena sudah selesai menulis seri, aku sedang bebas. Di mana anda ingin bertemu? Tempat yang sama?
"Aku akan pergi ke tempat di dekat daerah anda tinggal"
-Tidak. Tidak ada tempat makan di sini....Hal ini tidak jauh jadi aku lebih memilih ke Guloo Station*. Bagaimana kalau jam 7?
[Aku juga tidak tau, tapi sepertinya stasiun kereta api]
"Ya. Tampaknya bagus. Ah, juga...."
Tewon menahan kata-katanya dan berpindah melirik ke kantor editor.
Somii sudah menempatkan wajahnya didekat layar dan mengetik cepat pada keyboard. Dia sudah memesankan buku Jaegun dalam daftar.
Dia selalu melakukan lebih bahkan sebelum diberitahu untuk melakukannya. Orang yang paham bagaimana melakukan pekerjaan, dia tidak pernah terintimidasi ketika menghadapi kelebihan beban kerja.
Dengan kedua matanya pada diri terpuji Somii, ia menjawab kembali di telepon.
"Jika ini baik-baik saja. Penulis Ha, bisakah editor lain juga datang?"
Akan bagus baginya untuk bertemu dengan si penulis. Terutama dengan penulis seperti Jaegun yang tampaknya telah mendekat ke dalam kesuksesannya. Tewon ingin Somii untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan dan pengalaman sebagai seorang yang bekerja dibidang ini.
Jaegun tidak berhenti dan menerima tawaran tersebut.
-Bagiku itu bagus. Kita bisa melihat wajah satu sama lain dan bertukar salam"
"Kalau begitu, aku akan bertemu dengan anda di jam 7"
-Baiklah. Terima kasih
Tewon membentangkan badannya saat memotong panggilan telepon.
Setelah ia selesai berbincang, perasaan segar menghampiri. Dia merasa bahwa 'firasat' itu semakin parah seiring berjalannya waktu.
Namun Jaegun tidak berubah. Dia masih sama, pria baik, seorang yang rajin dan pekerja keras.
"Pemimpin?"
Tewon terkejut lalu berdiri. Seorang pria dengan rambut setengah panjang sekitar 60-an berjalan dengan tangan terlipat di belakang punggungnya. Dia adalah orang dengan posisi tertinggi dari StarBooks, Park Jeguk.
"Hei hei. Jangan berdiri. Duduk saja"
Jeguk mendorong bahu Tewon dan menahan pantatnya dibawah. Dia menarik kursi di samping dan melewatkan pertanyaan.
"Apakah ada sesuatu yang baik terjadi?"
"Tidak ada yang berubah kecuali Martial Ranking"
"Pasar sedang panik ya"
Jeguk menggaruk lehernya dan mengeluh. Melihat jadwal Tewon, dia melanjutkan bertanya.
"Apakah buku itu terjual baik sekarang?"
"Peninjauannya bagus. Dari buku keempat, akan ada lebih banyak salinan. Jika reaksi dari ini baik, mungkin akan ditambahkan lagi"
"Hmm. Bagus. Aku hanya berharap dia bisa menulis lebih cepat. Kita harus menyelesaikan pencetakan di kertas untuk melepaskannya secara elektronik dan bersantai sambil menyeruput jus. Orang hari ini tidak sering membaca buku kertas. Mereka lebih memilih menggunakan ponsel"
"Dunia berubah setelah semua"
"Tidak, editor. Bagaimana kalau kita memperlambat buku itu dan memulai layanan elektronik secepatnya?"
"Berbicara tentang ini, aku perlu mengatakan sesuatu. Aku sudah punya buku terakhir dari seri-nya"
"....Apa? Kapan?!"
"Dia mengirim kemarin. Somii sedang melihatnya, tapi sepertinya tak ada sesuatu yang salah dengan itu"
"Dia telah mengirim 10 buku? Tunggu dulu....dia ingin mengakhirinya hanya dalam 10 buku? Kau mengatakan peninjauannya bagus, kan? Bukankah ini seri yang kita dapat dorong lebih dari 20 buku? "
Selama bisa diraih, sebuah penerbit ingin menarik serangkaian kesuksesan.
Tewon menggeleng dan menjawab.
"Kami akan bertemu hari ini selama makan malam. Kita bisa mulai membahas kontrak untuk nanti. Aku akan bertanya padanya apakah dia punya niat memperpanjang seri"
"Ah. Iya. Kerja bagus"
Jeguk menepuk bahunya lalu berdiri.
"Beri dia beberapa makanan mahal, 300 atau 400 dolar tidak masalah. Beri dia perawatan spesial. Kau makanlah juga. Bujuk dirinya dengan baik. Kita perlu menguncinya"
"Ha ha. Iya"
"Kita perlu untuk menyegel si penulis. Pada saat seperti ini, menemukan seorang penulis yang laku adalah berita baik. Kita tidak bisa kehilangan jalur uang. Hmmmm"
Jeguk berjalan keluar dengan tangan terlipat di punggungnya, dengan cara yang sama saat dirinya datang.
Tewon menatap punggung Jeguk dengan ekspresi yang rumit. Sudah 9 tahun sejak ia bergabung dengan StarBooks. Pemimpinnya masih belum menikah ketika ia bergabung. Tapi sekarang dia adalah seorang ayah dari dua anak.
Banyak hal telah berubah.
"Somii, Kau dan aku akan pergi bersama hari ini. Jadi sudahi saja pekerjaan ketika sampai jam 06:30"
"Ya, editor!"
Suara energik Somii datang kembali.
Tewon men-download buku dari mailbox perusahaan dan mulai membacanya. Meskipun ia dalam posisi editor dan harus memperlakukan buku seperti pekerjaan, ia berubah menjadi pembaca dan membenamkan dirinya ke dalam novel.
☆☆☆☆
"Aku harus bersiap-siap untuk pergi sekarang"
Saat jam 6, Jaegun mulai mempersiapkan hal-hal untuk meninggalkan ruangan.
(Beep!)
Bersamaan dengan memakai sepatu, telponnya mulai berdering. Ketika memeriksa nomor telepon, wajah Jaegun menegang.
Hetae Media Asisten Manager Park Gyungsoo
'Apa-apaan ini?'
Jaegun tidak bisa menjawab panggilan segera dan terjebak dalam pikirannya.
Meskipun ia telah menghapus nomor telepon Ma Jonggu, ada alasan ia tidak menghapus Park Gyungsoo ini.
Meskipun ia tidak memiliki banyak kekuatan, dia adalah orang yang mencoba untuk membantu Jaegun sebanyak mungkin di perusahaan.
'Apakah mereka berencana untuk menggunakan Gyungsoo untuk mencoba dan mendapatkan kontrak dariku? Jika begitu, mereka benar-benar mengira ini permainan'
Dari Jaegun, tawa keluar. Bisnis adalah bisnis. Kebaikan Gyungsoo adalah masalah yang berbeda.
Si penulis mengangkat telepon.
"Asisten Manajer Park?"
"Ah. Anda memiliki nomor teleponku. Halo. Halo, Penulis Ha. Apa yang telah terjadi?"
Itu suara bergegas dan gugup yang sama.
Jaegun merasakan perasaan menyesal dan menjawab.
"Tidak ada yang terjadi. Anda baik-baik saja? "
"Iya. Aku baik-baik saja. Ha ha ha"
Mata Jaegun mengawasi jam di tembok, tepatnya pada tangan menit. Jika dia tidak pergi sekarang, dirinya akan terlambat. Jadi dia memilih berbicara sambil berjalan.
"Apakah manager umum Ma memberitahu anda untuk menandatangani kontrak?"
Jaegun menutup pintu dan berjalan melalui lorong.
Dia tidak ingin bertele-tele. Gyungsoo adalah tipe orang yang sangat berhati-hati ketika berbincang dengan setiap penulis. Dia juga memiliki pendengaran yang lemah. Akan lebih baik untuk berbicara secara langsung.
"Ahhh. Begini....aku ingin bertanya apakah anda telah melakukannya dan dengan tujuan itu.... "
"Aku minta maaf kepada anda, asisten manajer. Tapi aku tidak punya pikiran untuk menandatangani kontrak dengan Hetae Media. Tidak, karena ini adalah bisnis, tidak ada alasan untuk anda menyesal. Benarkan? Aku bukannya memiliki perasaan buruk pada anda, asisten manajer"
Dengan nada yakin Jaegun, suara Gyungsoo menjadi lebih bergegas.
"Begini, Penulis Ha, manager umum mengatakan ia akan mendengarkan syarat apapun. Dia bilang ingin memberikan kondisi terbaik. Sungguh! tidak bisakah anda mendengarkannya hanya sekali?
"Asisten manajer, aku tidak yakin jika anda menger---...."
Jaegun berhenti di tengah kalimatnya.
Hanya 10 langkah di hadapannya adalah sebuah mobil. Dan di samping mobil itu, terdapat Gyungsoo dalam posisi berjongkok memegang telepon.
"Ah....Penulis Ha"
Gyungsoo melihat Jaegun, meletakkan telepon dan tertawa canggung.
Tentu saja, Jaegun tidak bisa tertawa. Selain keluarga dan teman terdekat, satu-satunya yang tahu di mana dirinya tinggal adalah karyawan dari StarBooks.
Apakah informasi pribadi itu sudah bocor atau sesuatu?.
Gyungsoo cepat berlari.
Sampai tepat didepan hidung Jaegun, berdiri di sana. Memang benar bahwa pertemuan tak terduga ini tidak nyaman dan membingungkan.
"Halo"
"....Bagaimana anda tahu?"
"Iya? Ah.…"
Gyungsoo membaca ketidaknyamanan di wajah Jaegun dan berhenti sejenak. Namun ia tahu bahwa ini bukan masalah untuk disembunyikan sehingga ia dengan cepat menjelaskan.
"Manajer umum mengatakan kepadaku untuk datang ke sini....Aku sedang mencari tempat yang tepat dan anda muncul...."
Jaegun menutup mulutnya, tidak dapat berkata-kata. Dia tidak merasa ingin perlu bertanya bagaimana orang didepannya tahu.
Lingkup pekerjaan ini kecil. Seseorang yang bekerja di sini bekerja di sana. Seseorang yang bekerja di sana bekerja di sini. Dan kemudian di mana-mana, orang-orang mulai mengenal satu sama lain. Mungkin manajer umun Ma memiliki kenal dengan seseorang di StarBooks.
Hetae Media tahu bahwa Jaegun tidak ingin namun mereka masih menemukan alamat dan mengirim seseorang ke tempatnya tinggal. Jaegun memilah respon yang sempurna untuk ketidaknyamanan ini di kepalanya.
"Penulis Ha, jika sebelum waktu makan malam, anda datang denganku...."
"Aku memiliki pertemuan"
"....Ah. Ya maka berbicara sambil berdiri di sini adalah buruk sehingga kita harus pergi ke sebuah kafe di dekat sini"
"Tidak....Aku hanya akan berbicara mudah disini. Apa yang aku inginkan adalah persyaratan kontrak"
"Pe-Persyaratan kontrak?"
Wajah Gyungsoo mengungkapkan ketakutannya.
Pertama kali ia melihat Jaegun penuh kepercayaan diri dan menegaskannya sendiri. Jaegun yang lama tidak akan seperti ini. Karena mereka penulis dan editor, mereka memiliki pekerjaan yang berbeda. Namun seperti dirinya, dia adalah seorang pria tak berdaya.
Jaegun mengangkat tangan dan melipat jari-jarinya satu per satu sambil melanjutkan.
"11% royalti dari 3000 eksemplar, tambahan 1%, dari 4000 eksemplar, tambahan lagi 1% dari 5000 eksemplar dan sebagainya. Juga rentang kontrak dua tahun. E-book harus 7 : 3. Tentu saja 7 adalah milikku. Kirim itu ke manajer umum Ma"
"Pe-Penulis Ha? I-Itu...."
Gyungsoo berubah pucat dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Ini tidak mungkin. Kesepakatan yang Jaegun baru saja usulkan adalah kesepakatan yang seorang penulis terkenal bisa keluarkan.
"Aku sibuk jadi aku akan menganggap anda sudah mendengarkan. Aku akan pergi dulu"
"Pe-Penulis Ha. Tunggu sebentar!"
"Jangan ikuti aku!"
Saat Jaegun melihat kebelakang dengan wajah marah, Gyungsoo berhenti mengikutinya dan hanya membeku di tempat.
"Jangan ikuti aku, dan tolong jangan datang ke rumahku tanpa persetujuan. Juga, berikan jawaban hari ini lewat teks"
Jaegun berbicara kasar dan dengan cepat berbalik.
Gyungsoo dengan tubuhnya menggigil hanya bisa memandangi sosok Jaegun bergerak menjauh.
'….Maafkan aku. Gyungsoo-seonbae*'
[Senior]
Jaegun tidak terlalu senang tentang hal ini. Namun, itu satu-satunya pilihan.
Selama Gyungsoo adalah seorang karyawan dari Hetae Media, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Jadi dia memilih jalan yang akan benar-benar memotong hubungan mereka.
☆☆☆☆
Ketika ia tidak bisa melihat Jaegun lagi, Gyungsoo menenangkan diri dan memanggil atasannya. Sisi lain sudah menerima panggilan sebelum bel pertama berhenti berdering.
-Apa? Sudah selesai?
"Begini, manager umum, dia bilang akan menandatangani kontrak jika kita menerima tuntutannya"
-Tuntutan. Apa yang dia mau?
Gyungsoo menjelaskan apa yang Jaegun katakan satu per satu.
Suara pernapasan orang lain di telepon mulai semakin berat.
-Orang gila ini!! Pertama kali sejak debutnya dia menjual 1.000 eksemplar dan apa-apaan?! Apakah orang ini pikir dia pada tingkat penulis top lainnya?! Apakah dia gila karena orang-orang berkata lalu dia mendapatkan popularitas?!?!
Gyungsoo menjauhkan telepon dari telinganya sambil mengernyit. Dia menunggu sampai jeritan itu berakhir dan bertanya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, manajer umum"
-Melakukan apa?
-Apakah kau juga ketularan gilanya, asisten manajer? Jangan berbicara omong kosong dan pergi menemui si penulis 'My Husband is a Werewolf'. Lupakan saja Ha Jaegun
(Beep!)
Panggilan dimatikan segera setelah orang di seberang selesai berbicara.
Gyungsoo menatap tanah dan mendesah. Skeptisme mengisi dirinya seperti banjir. Apakah ini mimpi yang ia telah miliki sejak hari-hari sekolah?
☆☆☆☆
"Apakah anda yakin dengan ini? Pemimpin itu mengatakan untuk membeli hal-hal yang mahal"
"Aku ingin makan daging. Aku tidak ingin pergi jauh jadi baik-baik saja di sini"
StarBooks Tewon dan Jaegun bertemu di sebuah restoran daging populer duduk disamping satu sama lain.
Gadis karyawan datang untuk mengambil pesanan.
"Apa yang anda inginkan?"
"Saya memesan beef rib eye untuk tiga orang"
Tewon tidak ragu-ragu dan membeli makanan yang mahal dengan biaya 30 dolar per porsi.
Jaegun terkejut, tapi ia tahu bahwa makanan yang dibeli untuk penulis selalu dibayar dengan kartu perusahaan sehingga dirinya diam.
"Sebelum aku berbicara, aku memiliki sesuatu untuk dikatakan"
Tewon tersenyum dan membuka mulut.
"Buku anda telah mendapat tambahan percetakan seribu eksemplar lebih"
"Kemudian….itu berarti bahwa satu buku mendapatkan sekitar 4000 eksemplar?"
"Iya. Perkirakan saja sekitar 2500 dolar. Ini berarti anda mendapatkan sejumlah itu setiap bulan. Tentu saja hanya dari buku kertas"
Jaegun tersenyum dengan sungguh-sungguh. Dia tidak perlu menyembunyikan perasaannya di depan Tewon.
Sekarang seperti karyawan lainnya, ia memiliki arus kas yang stabil dari pemasukan. Dia tidak perlu khawatir tentang biaya gas atau mandi di air dingin seperti ikan yang dijatuhkan. Perubahan hidupnya berawal dari sini.
"Jika tinjauannya lebih bagus, maka kita mungkin bisa menjual sekitar 5000 eksemplar per buku"
"Aku berharap itu bisa terjadi"
"Dan karena itulah. Penulis Ha, Apakah anda memiliki niat memperpanjang seri?
Jaegun meletakkan cangkir dan membalas tatapan Tewon.
"Anda ingin aku menulis lebih dari seri yang sekarang?"
"Iya. Aku sudah membaca sampai buku kesepuluh dan ada pertarungan yang dimulai pada buku kedelapan. Jika kita bisa memperpanjang cerita dari buku kedelapan ke buku kesepuluh, kita dapat menulis sekitar 15 buku. Selain itu, plotnya mungkin pecah dan merusak seri"
Tewon bukan editor yang hanya mencari keuntungan dari perusahaan.
Dia ingin rasio yang juga tidak merusak proyek. Ini adalah alasan ia memiliki banyak popularitas di antara para penulis. Jaegun juga merasakan itu.
"Bagaimana? Jika kita bisa pergi sampai 15 buku, akan ada peningkatkan popularitas dan kita bisa membuat percetakannya lebih dari 5000 buku dan mungkin hingga 6000. Keuntungan yang anda dapat juga akan meningkat sebanyak itu"
"Tapi aku pikir aku sudah menyelesaikan ceritanya cukup jelas...."
Jaegun menghentikan kata-katanya dan menoleh ke samping.
Seorang gadis muda datang melewati pintu dan memasuki restoran.
Dengan tinggi sekitar 160 cm, tubuh kecil dan dua mata yang besar, ia memiliki kesan manis.
Jaegun merasa seluruh restoran semakin menjadi cerah.
"Somii, di sini!"
Tewon mengangkat tangannya dan berteriak.
Gadis manis yang Jaegun lihat tersenyum, meletakkan sepatu, dan berjalan. Dia kemudian mendekati Jaegun lalu membungkukkan pinggang 90 derajat dan menyambutnya tanpa peduli tentang pelanggan lain.
"Halo, Penulis Ha. Aku karyawan StarBooks, Jung Somii. Aku terlambat karena baru saja dari parkiran"
Seperti wajahnya, dia memiliki suara yang bersih dan bahagia.
Jaegun memandangi kaus kaki putih di bawah celana pendek, canggung mengangguk padanya. Kucing yang tergambar di kaus kakinya tampak seperti Rika.
Pria ini merasakan hal baik.
Ke Halaman utama Big Life
Ke Chapter selanjutnya
Comments
Post a Comment