World Teacher chap 1 B. Indonesia

Chapter 1 Rencana Pelatihan Cepat
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel



Bagian 1


Bahkan jika aku sendiri yang mengatakannya, hidupku penuh dengan pasang surut.

Penyiksaan dalam dalih pelatihan, dibawa ke medan perang dengan perasaan 'pergi untuk berjalan-jalan'.

Selama hari-hari penuh gejolak, diriku menjadi pekerja khusus Aliansi Jepang ke-37....yang disebut 'Agen'.

Di sana, aku bertemu partner-ku, dan terus berjuang dengan dia bersama-sama.

Tidak melakukan apapun kecuali bertempur. Setelah umurku mencapai 55 tahun, aku pensiun dan mulai melatih generasi berikutnya.

'Mengajar' sendiri adalah hal sulit, tapi aku berpikir bahwa hari yang dihabiskan di sana itu menyenangkan.

Selama hari-hari bahagia, sebuah organisasi gelap tertentu mulai bergerak untuk mengganggu keseimbangan dunia.

Personil untuk memerangi organisasi gelap ini dengan hati-hati di seleksi.

Dan....diriku terpilih.

Aku pernah memiliki saat-saat dimana keterampilanku membuat namaku sendiri terkenal di seluruh dunia, kepercayaan lalu datang dengan hasil.

Pada kenyataannya, bahkan jika orang tua pensiunan mati secara kebetulan, kerugian yang diterima hanyalah minimal....Mungkin sepanjang itulah perhitungan risiko mereka dalam proses pengambilan keputusan.

'Tidak peduli bagaiman kau melihatnya, ini cuma konspirasi'....Yang adalah bagaimana kawanku keberatan, tapi aku menerima itu.

Jika diriku berhasil dalam melenyapkan target misi, posisi teratas kawanku di Aliansi Jepang akan terjamin.

Dengan kontrak darah*, aku membuat persiapan untuk menantang operasi.
[Artinya sudah siap untuk mati demi mencapai sesuatu]

Hasilnya....diriku tewas.

Meskipun tidak menceritakan tentang hal itu panjang lebar, aku ingin kau mengerti bahwa aku menghabiskan hidup jauh tidak seperti orang biasa. Walaupun sudah menjadi tua, aku tidak kehilangan ketenangan dan masih bisa menyombongkan hati besi yang diriku miliki.

Namun....sekarang aku malah kebingungan.

"Au--, auaua--!"

KENAPA DIRIKU TELAH MENJADI BAYI?!?!.

Bahkan Jika aku ingin berteriak, pita suara di tubuh ini belum berkembang, menyebabkanku tidak bisa membentuk kata-kata. Tangan dan kaki yang kecil, tapi tidak bisa menggerakkannya semauku walaupun ini tubuhku sendiri. Meskipun dalam situasi absurd, entah bagaimana aku mengerti dengan jelas kalau diriku sudah menjadi seorang bayi.

Tidak peduli se-optimis apa diriku di kehidupan sebelumnya, situasi ini tidak bisa diterima.

Pada saat yang sama aku kehilangan ketenangan dan merasa bingung, suatu bayangan merangkak naik di atas wajahku.

"---....--....-"

Seorang wanita menatapku dan berbicara.

Tapi, telingaku yang belum berkembang tidak bisa menangkap kata-katanya, aku bahkan tidak tahu apa yang dia ucapkan.

Tenanglah, ayo kita coba memilah situasi. Perubahan cepat, aku harus tenang. Untuk menenangkan diri, aku berpikir kembali.

Selama misi terakhir, aku berurusan dengan target tapi menderita luka parah. Melarikan diri hanya sia-sia, jadi aku memilih untuk menghancurkan bangunan dan diriku sendiri untuk menghapus semua bukti. Aku bahkan ingat perasaan tertindih puing-puing yang jatuh. Setelah itu, diriku pingsan.

Ketika terbangun, aku menjadi bayi....

Um, aku memang tenang tapi masih tidak memahami. Pastinya diriku telah tewas. Hanya saja, entah bagaimana berubah menjadi seorang bayi.

{Reinkarnasi} cukup logis namun, kenapa aku memiliki kenangan kehidupanku yang lalu?.

Dan meskipun aku mengingat seperti apa hidupku dulu, aku lupa tentang nama kawan dan murid-muridku. Terdapat lubang pinpoint* pada memori, dan dalam situasi dengan tubuh yang tidak memiliki informasi apapun. Tidak peduli seberapa banyak aku berpikir, selain jawaban yang nihil, tak ada yang dapat memberitahuku.
[Malsudnya mungkin lubang di pusat]

Berhenti memikirkan hal yang tidak berguna, untuk saat ini aku mengamati orang di depan mataku.

Seorang wanita dengan rambut abu-abu terikat di belakang kepala, matanya berwarna biru langit.

Ada beberapa kerutan di wajah, jadi mungkin dia sudah melewati usia menikah. Kesampingkan pujian, dia memang cantik. Jika diriku bukan bayi, aku mungkin akan mencoba merayunya.

Tapi, kenapa dia mengenakan seragam pelayan? Cosplay? Tidak, melihat penampilannya ini mungkin sebuah negara asing?.

Sementara otak-ku sedang linglung, dia dengan lembut mengambil tubuhku ke lengannya dan mulai bersenandung sesuatu seperti lagu pengantar tidur.

Aku tidak mengerti isi atau kata-katanya. Tapi, tatapan wanita ini penuh dengan kasih sayang. Irama yang damai mulai mendorong kesadaranku pergi.

Ada banyak hal yang harus di selidiki. Namun, tanpa dapat melawan sensasi menyenangkan, aku melepaskan kesadaranku.

☆☆☆☆

Bagian 2


Satu bulan telah berlalu sejak diriku terbangun.

Dunia yang aku tahu sekarang hanyalah ruangan ini.

Kurang lebih berukuran enam tatami, kamar yang hanya berisi tempat tidur rendah dimana aku berbaring, meja, dan lemari. Bahkan tanpa adanya buku, benar-benar cocok dengan kata suram. Bahan untuk kasur ini juga kasar saat disentuh dan menimbulkan kesan ketinggalan zaman.

Yah, sekarang sudah sebulan dengan hanya tidur dan makan. Tapi tubuhku tumbuh dengan baik.

Telingaku tidak lagi mendengar suara seperti speaker rusak. Memang masih belum dapat untuk berjalan, tapi aku sudah sedikit bisa menggerakkan tubuh. Namun sebagai akibatnya konsumsi bahan bakar telah menjadi luar biasa buruk. Dengan kata lain, aku lapar.

Biasanya, makanan datang dengan waktu terbaik seakan-akan diriku sedang dipantau. Tapi, hari ini terlambat. Aku harus memikirkan suatu rencana....Ketika mulai mempertimbangkan cara-cara untuk memecahkan masalah ini, pintu terbuka.

Pembantu berambut abu-abu yang mengurusiku masuk. Dengan demikian, sudah satu bulan dan diriku belum melihat orang lain, kecuali pembantu ini.

"---...------"

Um, seperti biasa aku tidak tahu apa yang dia katakan. Telingaku memang mendengar sekarang, tapi aku sama sekali tidak tahu tentang bahasa. Dalam kehidupan sebelumnya, aku melakukan perjalanan ke seluruh dunia sehingga menjadi cukup mahir dalam pengetahuan bahasa. Namun, bahasa di sini tidak seperti yang aku pernah dengar.

Ini juga bukanlah masalah besar. Dengan terus mendengarkan, berangsur-angsur aku akan mengingat kata-kata dan mengerti.

Prioritas sekarang adalah makan.

"-? ------"

Oh, hari ini tidak hanya si pembantu berambut abu-abu tapi ada orang lain juga. Ayo kita lihat, seperti apa kepribadian---....?....Apa?

"-, ---, ---"

Si pirang memberi perintah ke pembantu lain lalu meninggalkan ruangan.

Tidak, tunggu sebentar. Siapa perempuan yang mendekat dengan senyuman di seluruh wajahnya ini? Dia mengenakan seragam pelayan jadi mungkin datang untuk mengurusi diriku, tapi ada hal berbeda yang ingin aku tanyakan.

Kenapa dia memiliki telinga kucing?.

Dia tampak bersemangat, usianya mungkin di antara seorang gadis dan wanita. Rambut merah di kuncir kebelakang, cukup manis. Tapi, telinga kucing di kepalanya mengusikku. Ini tidak seperti aku mencintai telinga kucing, tapi hal pertama yang melintas di kepala adalah kafe cosplay. Itulah yang aku pikir, namun tidak peduli bagaimana kau melihatnya, sepasang telinga itu bergerak. Dan bahkan menggemaskan dengan cara 'pikopiko'.

"-, ---?"

Selain mengejutkan, gadis itu memegang sebuah sendok dengan makanan. Tidak ada botol bayi jadi pemberian makan adalah seperti ini. Aku masih memiliki pertanyaan, tapi karena rasa lapar, lebih baik mengisi perut dulu. Makanannya tidaklah lezat, hanya hal seperti susu dengan sesuatu dicampur ke dalamnya.

"-! ----"

Dia menggeliat gembira setiap kali diriku menelan makanan.

Agak menjengkelkan, tetapi untuk sekarang aku hanya akan berkonsentrasi pada isi sendok.

Walaupun makanan sudah habis, perempuan bertelinga kucing ini terus tersenyum dan menatap diriku tanpa kelelahan. Apakah kau termasuk tipe itu, tipe orang yang hanya menatap pada hal-hal imut? Aku tidak punya cermin sehingga tidak tahu jika penampilanku memang lucu atau tidak. Kesampingkan penampilan, perutku sudah penuh juga jadi ayo kita selesaikan satu pertanyaan.

Tepatnya, apa telinga kucing itu sungguhan?.

Tanganku menunjuk pada telinganya agar dia membiarkanku menyentuh itu. Tidak, bukan meraih jariku, yang aku maksud adalah telingamu. Setelah berpikir selama beberapa waktu, gadis ini menunduk dan memperbolehkanku meraba telinganya.

Un, hangat.

Aku mencoba menyelidiki sampai ke dasar, tetapi ini benar-benar tumbuh dari kepalanya. Ternyata memang sungguhan.

"-! -, ------, --..."

Bagaikan tenggelam dalam perasaan tak terlukiskan, gadis bertelinga kucing ini bertepuk tangan seolah-olah baru memikirkan sesuatu. Dia lalu menutup mata dengan jari telunjuk diangkat sambil bergumam sesuatu.

"---!"

Pada saat terakhir saat ia mengeluarkan kata dengan semangat, mendadak api muncul di ujung jarinya.

....Eh, api? Tidak ada pemantik atau semacamnya, dari mana api ini berasal? Ah, aku paham, mungkinkah trik sulap? Tapi aku tidak mengira api akan berbentuk bola dan melayang kesekitar.

"---♪"

Sementara aku sedang kebingungan, gadis bertelinga kucing dengan bahagia memutar jarinya. Dalam menanggapi, bola api melakukan gerakan yang tidak mungkin dengan terbang mengelilingi perempuan ini. Aku tidak bisa melihat apapun yang bisa menjadi penyebabnya.

Mungkinkah ini....{Sihir}?.

"-"

"- !?"

Pada saat yang sama saat kesimpulan muncul, pembantu berambut abu-abu kembali.

Melihat gerakan perempuan bertelinga kucing berhenti, bola api juga menghilang. Pembantu berambut abu-abu lalu memanggil perempuan ini dengan tangan tanpa kata. Senyum menakutkannya mengisyaratkan 'Datanglah ke sini'.

Menuju kesana, telinga dan ekornya terkulai sedih, memberikan perasaan menenangkan.

Telinga kucing dan ekor yang manusia normal tidak akan miliki, sihir juga ada.

Tak ada hal-hal semacam itu dalam dunia di kehidupanku dulu.

Berpikir lagi, mungkin aku harus patuh menerima kenyataan.

Ini....bukanlah bumi.

☆☆☆☆

Bagian 3


Sudah tiga bulan sejak aku terbangun.

Leherku telah stabil, memungkinkan untuk bergerak dengan merangkak.

Ketika dua pelayan tidak mengawasi, aku melarikan diri dari pagar tempat tidur ini, dan menghabiskan waktu berkonsentrasi pada pengumpulan informasi dari lingkungan.

Bergerak seperti itu, pemahamanku tentang situasi semakin diperdalam. Aku sudah memastikan ini bukanlah bumi. Karena sihir ada, akan lebih baik untuk menyebutnya [Dunia lain].

Aku tidak mengira hal tentang, [Bereinkarnasi ke dunia lain] yang rekan kerja otaku bicarakan akan terjadi pada diriku. Meskipun sudah mengalami kematian sekali, tapi kehidupan benar-benar misterius.

Tingkat peradaban, mungkin paling dekat dengan abad pertengahan Eropa. Alat penerangan sebagian besar adalah lilin. Sama sekali tidak ada listrik sehingga terlihat kurang nyaman, tetapi sihir ada di tempat ini.

Aku ingin berpindah untuk menemukan hal baru lainnya, hanya saja sekarang hampir waktunya makan.

Ayo kembali ke kamar sebelum pelayan datang. Saat ini mungkin giliran si gadis bertelinga kucing.

"Di sini, saatnya untuk makan. Aku akan memberi banyak. Katakan aah~~"

Itu benar, aku akhirnya memahami bahasa yang tidak dikenal ini. Mungkin juga karena kemampuan belajar bayi, tetapi karena sebagian besar dari perempuan bertelinga kucing. Gadis ini banyak bicara dengan cara aneh dan sangat menjengkelkan. Jika berada di wilayah dengan mayoritas bahasanya berbeda akan membuat seseorang cepat mengerti. Dengan memahami bahasa, aku juga mempelajari namaku.

Sirius....itulah nama baruku.

Situasi tidak diketahui, tapi ini adalah bagaimana aku mendapatkan kehidupan baru.

Namaku sebelumnya telah menghilang, tapi selama memiliki kesadaran diri, aku akan benar hidup sebagai Sirius.

Aku mungkin telah mengatakan kata-kata keren, tapi saat ini diriku sedang makan sehingga tidaklah cocok.

"Apa makannya sudah selesai?"

Pembantu berambut abu-abu, baiklah, nama sebenarnya adalah Elena-san, datang untuk melihat situasi. Hari ini juga, dengan pakaian sempurna, dia memiliki kehadiran menawan seorang pembantu ahli. Dia mungkin lebih muda dalam hidupku sebelumnya, tapi ini gayaku untuk memberikan penghormatan bagi seorang profesional.

"Ah, ya. Sirius-sama benar-benar makan dengan rapi. Tapi aku pernah mendengar itu sulit untuk memberi makan bayi?"

"Mungkin seperti itu untuk anak normal, Sirius-sama istimewa. Dia pasti akan menjadi pria hebat di masa depan"

Dia adalah pembantu ahli, dan agaknya memiliki kasih sayang orangtua.

Aku sempat berpikir bahwa Elena-san adalah orang tuaku, tapi setelah mendengar percakapan mereka, ternyata salah. Tingkahnya seperti berasal dari posisi yang lebih tinggi, bukan sebagai pelayan melainkan seperti sekertaris. Karena itulah ekspresi kasih sayang orangtua mungkin tampak aneh, tapi cara dirinya terlihat benar-benar seperti orang tua. Berpikir dari usiaku, daripada kasih sayang pelayan, kasih sayang orang tua memang lebih cocok.

"Itu benar! Hampir seperti dia mengerti kata-kataku. Ah, apalagi dia benar-benar menggemaskan!"

Nama gadis bertelinga kucing yang terpesona padaku ini adalah Noel-san. Dia belajar menjadi pembantu di samping Elena-san, tapi belum meninggalkan sifat kekanak-kanakan.

"Aku bertanya-tanya kapan dia akan memanggilku 'Onee-chan'? Tidak, 'Onee-sama' juga sulit untuk di lepaskan"

Ya, gadis ini tidak perlu sebutan kehormatan.

"Makan sudah selesai. Selanjutnya, aku memintamu untuk bersih-bersih"

"Mengerti!"

Membiarkan Noel-san yang menjawab penuh semangat, Elena-san meninggalkan ruangan sambil membawa dan menahan diriku di pelukannya yang lembut. Menuju pintu masuk, ini akan menjadi pertama kalinya sejak lahir aku akan pergi ke luar.

"Hari ini cuacanya hangat. Ayo kita berjalan-jalan sebentar di luar"

"Ai-"

"Ya, serahkan padaku"

Elena-san menggendongku, dan perlahan-lahan berjalan di sekitar rumah.

Eksterior bangunan ini adalah konstruksi kayu dua lantai yang indah. Terdapat enam kamar dan mungkin saja lebih besar daripada rumah rata-rata. Aku sendiri dipanggil menggunakan tambahan [-sama], jadi aku pikir sedang tinggal di rumah suatu bangsawan. Halamannya cukuplah luas, kebun sayur dan semak-semak juga tertata rapi.

Aku pun menyadari setelah melihat sekeliling. Rumah ini benar-benar di apit oleh hutan dan tak ada tanda-tanda bangunan lainnya. Paling-paling hanya ada jalan setapak yang mengarah ke tempat seperti gerbang utama di halaman depan rumah. Segala sesuatu yang bisa di pandangi hanyalah hutan. Sebuah wilayah terpencil dan bahkan tidak dapat disebut daerah pedesaan.

Terkadang dari semak-semak, seekor kelinci bertanduk muncul, membuatku semakin yakin bahwa ini adalah dunia lain.

"Sirius-sama, itu disebut [Horabi]. Mahkluk itu memiliki kepribadian pemalu tapi masihlah seekor monster. Jadi, jangan dekat-dekat dengan mereka, ya"

Hmmm, seperti yang di harapkan dari ketika mataku menyaksikan sihir, tetapi tampaknya memang ada monster di dunia ini.

Mungkin akan menjadi biasa juga jika naga dan makhluk fantasi lainnya berada di sini. Aku harus melatih tubuhku mulai besok. Aku ingin tahu apakah aku harus sebagian berhenti bertingkah seperti bayi dan mulai pelatihan. Jika hanya sebentar aku bisa menunjukkan apa yang bisa diriku lakukan dan menunjukkan pertumbuhan yang cepat, tampaknya rasa ketidakpercayaan terhadap perkembangan abnormalku akan berkurang. Setelah satu bulan dapat berjalan, akan ideal dan membuat mereka hanya tersenyum sambil mengangguk bahkan jika aku mulai berlari.

"Elena-sama"

"Ara, apakah pemangkasan selesai?"

"Iya"

Beralih pada suara itu, seorang pemuda mengenakan pakaian kerja dan membawa gunting pemotong rumput berjalan keluar di antara pepohonan.

Bagiku ini adalah orang ketiga yang diriku temukan.

Seorang pria muda dengan rambut coklat muda pendek dan mata yang tajam. Dia jua tinggi dan memiliki suasana yang sulit didekati. Seperti, kalau seseorang bertemu dengannya untuk pertama kali akan ragu-ragu dalam memulai obrolan.

"Apu* telah menghasilkan buah. Hari ini, aku akan memetik beberapa untuk makan malam"
[Mungkin semacam apel]

"Begitu ya. Ini adalah makanan favorit Noel, mungkin dia akan melompat karena saking senangnya"

"Iya"

Pria ini juga terlihat tidak pandai berbicara, kata-katanya sedikit dan kaku. Ekspresi yang tidak berubah sedikitpun dari sebelumnya, di duniaku dulu pasti ini akan menjadi penyakit komunikasi.

Mungkin memperhatikan diriku yang mengawasinya, Elena-san memperkenalkanku kepada Dee.

"Sirius-sama, ini adalah Dee. Tukang kebun rumah kita sekaligus koki"

"Elena-sama, tidak mungkin bagi bayi untuk memahaminya"

"Mungkin saja begitu, tapi aku harus tetap memperkenalkanmu"

"....Itu benar. Silahkan panggil aku Dee, Sirius-sama"

"Ai---!"

"!?"

Dia mungkin tidak berpikir aku akan menjawab, ekspresi Dee sedikit berantakan. Rasanya seperti kemenangan yang tidak berguna.

"....Aku akan menantikan masa depan untuk ini"

"Iya, benar sekali"

Dua mata mereka menyipit, tatapan-tatapan itu berkumpul padaku.

Masa depan....ya. Jika aku bisa berbicara sekarang, aku akan mengatakan sesuatu seperti 'Bersiap untuk setiap masalah yang mungkin datang, aku akan melatih tubuhku'. Sebelum itu, orang-orang yang paling terlibat dengan masa depanku tidak dapat ditemukan.

Aku belum melihat sosok mereka bahkan sekali, karena tidak ada hal seperti foto, aku tidak tahu wajah mereka.

Sengaja menghindar dan benar-benar mengabaikan topik, aku juga terus berpura-pura tidak melihat. Tapi ini sudah menjadi cukup aneh.

Aku bertanya-tanya, di mana orang tuaku?.


☆☆☆Chapter 1 berakhir disini☆☆☆



Comments

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]