World Teacher prolog B. Indonesia

Prolog
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




{"Ja--....wab---....Jawablah!!"}

Di negara tertentu, katakan saja berada di pusat benua, pada presidential suite* dari sebuah bangunan pusat bertingkat.
[Kamar suite di suatu hotel adalah kamar yang memiliki ruang tamu terpisah dari kamar tidurnya. Sedangkan Presidential Suite adalah jenis kamar suite yang paling mewah]

Sebuah ruangan yang biasanya terdapat lantai marmer dan ornamen mahal, sekarang tampak seperti adegan bencana.

Lantai dan dinding rusak oleh ledakan dan tembakan peluru, banyaknya ornamen kini hanya menjadi sampah.

Dan yang tak terhitung jumlahnya tersebar----mayat.

Darah mengalir ke sekujur tubuh. Tidak peduli bagaimana orang melihat, kelangsungan hidup mereka adalah tanpa harapan.

Tidak, hanya ada satu sosok yang bergerak.

Seorang pria yang mengenakan setelan pelindung tubuh penuh.

Pria ini mencoba bangkit dari posisi tertelungkup, tapi jatuh kembali  tanpa dapat mendukung tubuhnya.

Menyerah dengan berdiri, orang itu merangkak maju, dan meletakkan punggungnya di dinding terdekat untuk berhenti dan menarik napas.

Dia lalu menekan saklar pada semacam earphone perangkat komunikasi di telinganya.

"....Ya, di sini....Kode Axel"

{"Apakah kau baik-baik saja!? Laporkan situasi!!"}

Di tengah-tengah badan tak terhitung jumlahnya, ada satu yang jelas mengenakan pakaian kelas lebih tinggi.

Tidak hanya dahinya, tetapi seluruh tubuh telah ditutupi luka tembak dan agak hancur oleh ledakan. Mayat ini-- si pemilik bangunan --adalah target manusia.

"Target tersebut....sudah diurus. Semua yang tersisa--uhuk!---pembersihan....ya, kan?"

{"Tunggu! Itu hanya langkah terakhir. Cepatlah dan melarikan diri!!"}

"Ha, haha....itu tidak mungkin...."

Pria ini melirik ke tubuhnya sendiri.

Jejak beberapa tembakan di bagian perut, kaki kiri yang lenyap mulai dari lutut sampai ke bawah.

Tak ada sensasi terasa di tangan kiri, tubuh yang tepat berbicara kesakitan, ia sepenuhnya mewujudkan arti terluka parah.

Dengan hanya tangan kanan yang bisa bergerak, dia mengambil sebuah terminal kecil dari saku dan melepaskan perangkat keamanannya.

Itu adalah detonator* untuk bom.
[Pemicu. Tombol ditekan=bom meledak]

Persisnya sudah tak terhitung jumlah bahan peledak, ini dipercaya akan meruntuhkan bangunan jika diaktifkan.

Melibatkan manusia-manusia yang tak bergerak untuk berbaring selamanya di sini.

{"Jangan menyerah!! Jemputan akan segera datang!! Oi, siapkan helikopter!! Izin?! Kita akan mengurusinya nanti!!!"}

Sisi lain dari transmisi menjadi berisik.

Sepertinya kawan pria ini sedang putus asa memberi perintah, tetapi tak ada waktu lagi yang tersisa.

Ketika dia akan membuka mulut untuk mengatakan kepada orang diseberang sana untuk berhenti, suara pintu dibuka bergema dari transmisi.

{"""GURUUU!!!!!"""}

Apa yang terdengar adalah jeritan para murid dari pria ini.

Diantara bunyi yang terburu-buru, dia mendengar suara lima anak campuran laki-laki dan perempuan dari mikrofon. Telinganya dapat menangkap teriakan mereka.

{"Guru, jangan menyerah!!"}

{"Kami akan segera datang dan menjemputmu, tolong tunggulah!!"}

{"Masih banyak hal yang kami ingin untuk di ajari!!!"}

{"Kau sudah berjanji....ya, kan?!"}

{"Guru!! Guru!....a....a, yah! Ayahhh!!!"}

Meskipun ia telah mengatakan kepada mereka sebelum misi ada kemungkinan ini bisa terjadi, sepertinya mereka tidak tahan.

Sementara khawatir tentang jiwa mereka yang tidak berpengalaman, dia juga merasakan kebahagiaan yang di lemparkan padanya.

Mengumpulkan sisa-sisa kekuatan, pria ini lalu memberikan perintah.

"Bentuk barisan!!"

{"""!? Iya!!!"""}

Buah dari pelatihan, para siswa yang awalnya bingung langsung menjawab tanpa gangguan apapun.

"Yang ingin aku katakan....kalian tahu....benar, kan?"

{"""Jangan berhenti melangkah maju!!"""}

"Itu....bagus....Kalian akan baik-baik saja. Genggamlah kepercayaan diri dan....hiduplah"

{"""....Iya!!"""}

Sepertinya para murid mati-matian menahan air mata. Namun suara tangisan mereka, tidak peduli bagaimana kau mendengarkan, mereka mungkin menumpahkan banjir sekarang.

"Fu....maaf, untuk murid-muridku"

{"Ti-Tidak....Tidak masalah. Itu hak mereka"}

"Begitu ya...."

"Apakah....sudah tidak mungkin?"

"Hal-hal akan menjadi begini....kau sendiri tahu....benar, kan?"

"....Ya"

Sangat menahan penderitaan, tapi pada akhirnya ucapan bertentangan yang bocor.

"Aku sudah....meninggalkan....sesuatu. Sekarang diriku bisa pergi....dengan senyuman"

{"....Tinggalkan sisanya padaku"}

"Aku akan serahkan untukmu. Bersama-sama....dengan dirimu....menyenangkan...."

"Itu perkataanku"

Pria ini telah kehilangan terlalu banyak darah, matanya tidak bisa lagi melihat dan pikirannya menjadi samar.

Tidak peduli apa hasilnya, rencana itu telah sukses.

Aku sudah mempercayakan mereka dengan semua yang diriku miliki.

Hanya ada pekerjaan terakhir yang belum sepenuhnya selesai.

Dengan kekuatannya yang tersisa, pria ini menekan saklar.

Ledakan tak terhitung jumlahnya bergema di keseluruhan bangunan.

Secara bertahap menjadi lebih keras, dan akhirnya mencapai lantai tempatnya berada.

Dia menerima rasa di jatuhi puing-puing langsung dengan tubuhnya.

Dan kemudian, pria ini....


☆☆☆Prolog berakhir disini☆☆☆

Ke Halaman utama The World Teacher
Ke Chapter selanjutnya


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]