World Teacher chap 3 B. Indonesia

Chapter 3 "Aku ingin menggunakan sihir"---Seorang pria berumur satu tahun
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel

Bagian 1

Beberapa bulan sejak menyadari diriku memiliki atribut {Tanpa Warna}.
Dengan pengecualian dari jumlah berlebihan kasih sayang dan dimanjakan, waktu berlalu tanpa masalah besar.
Setelah itu, aku membaca berbagai buku dan sekarang dapat memahami tulisan. Jadi bisa dikatakan aku sudah bisa membaca sendiri.

Aku kira jika ada bayi berumur satu tahun yang telah mempu membaca, mungkin hanya akan membuat seseorang merinding dan curiga pada kondisinya. Karena itulah, aku akan menyembunyikan kemampuan ini.
Tampaknya buku memang merupakan suatu hal yang mahal di dunia ini. Namun, Erina-san menunjukkanku rasa kebanggannya lewat buku-buku yang dimilikinya, meskipun ada beberapa yang sudah usang.

Apakah memang boleh seperti ini? Di mana aku tidak perlu khawatir tentang dilihat oleh mereka? Kasih sayang orangtua akan menyelesaikan segalanya.

Mengubah sikapku menjadi lebih serius, aku terus membaca buku.
Sesuai dengan dugaanku, dunia ini menyerupai duniaku dulu pada abad pertengahan. Kecuali ada tambahan berupa sihir.

Terdapat empat musim, walaupun tergantung dari benuannya. Satu tahun memiliki 360 hari. Yah, sedikit berbeda.

Di lain hal, ini adalah dunia yang agak sederhana dengan adanya bangsawan, rakyat jelata (seperti Noel), berbagai macam ras dan iblis. Mereka semua bersaing untuk bertahan hidup memakai cara apapun.
Dengan kata lain, nyawa seseorang dianggap murah.

Aku akan memanfaatkan pengetahuan dari sebelum berenkarnasi. Menempa tubuh, berlatih sihir, dan akan menjalani kehidupan baruku dengan sekuat tenaga.
Aku tidak begitu optimisnya sampai mengharapkan kesempatan ketiga*.

[Maksudnya, dia tidak ingin mati lagi dan berenkarnasi untuk ketiga kalinya]
Namun....takdir telah menaruh rintangan pertama, yaitu Sihir.

{Buku Panduan Sihir Dasar}
Buku ini mengandung rincian metode untuk menentukan atribut seseorang sekaligus arti dari warnanya.

Merah = {Api}. 

Biru = {Air}.

Hijau = {Angin}.

Kuning = {Tanah}.

Sedangakan diriku, Tanpa warna adalah....{Tidak ada}.
Benar, aku tidak punya atribut.
Ini bukanlah hal positif seperti dapat secara bebas menggunakan semua atribut, melainkan diriku akan menderita akibat buruk dari penurunan curam dalam hal kualitas dan efisiensi untuk keempat atribut.

"Serius?...."
Gumamku reflek.
Buku yang aku pegang saat ini adalah {Catatan Petualangan Albert}.
Penulisnya merupakan seorang yang telah berkeliling melintasi dunia sambil menuangkan informasi seperti kumpulan kebiasaan dari suatu daerah atau negeri tertentu, fenomena misterius yang dihadapi, dan sebagainya kedalam buku.

Pada dasarnya sebuah autobiografi, tapi menjadi menarik karena diisi berbagai hal. Sebagai contoh, gunung yang meletuskan air setiap tahun, ciri-ciri khusus dari suku kucing atau kebiasaan aneh suku serigala perak. Bermacam-macam topik yang tidak mungkin ada di kehidupanku dulu. Sementara membahas banyak keunikan dan hal lucu, ketika situasi darurat, si penulis akan menjadi sangat serius. Itu memberikan kesan kalau penulis ini tidak mencoba untuk melencengkan kebenaran dan detail hal-hal yang ia lihat. Membuatku menganggap buku ini sebagai bahan pembelajaran yang berharga tentang dunia daripada karya fiksi atau hiburan semata.

Kemudian, disana juga disebutkan tentang {Tanpa Warna}.
Hanya sebuah kutipan pendek yang tidak melebihi satu halaman. Inilah isinya.
{Aku terus berkeliaran selama beberapa tahun. Merasa telah menghabiskan hari-hari dengan penuh arti.
Bertemu dengan bermacam-macam manusia, berbagai ras, dan pentingnya sihir dalam kehidupan masyarakat.
Namun, ketidakpuasan terbesarku adalah diskriminasi. Hal itu hadir di segala tempat. Antar ras, maupun bangsawan dan rakyat jelata....Menyaksikan perbedaan standar dalam hidup mereka membuatku sangat prihatin.

Di sebuah kota tertentu, aku juga menemukan bentuk lain dari diskriminasi. Disana terdapat seseorang yang terlahir dengan atribut yang tak pernah kulihat.

Cara mengatakannya dengan mudah adalah, dia tidak memiliki atribut sama sekali. Dengan demikian, dia bernasib naas karena tak mampu menggunakan sihir apapun.

Orang-orang pun menjulukinya sebagai 'Tidak Kompeten'.

'Tidak Kompeten'

Aku lalu berbicara dengan sebagain penduduk. Ternyata diskriminasi ini muncul dimana-mana. Dikatakan bahwa mereka yang tidak memiliki atribut sebenarnya dibenci oleh para roh.

Hanya saja, tentang roh yang memutuskan ketidak adilan ini bahkan sebelum seseorang lahir....Aku tidak memahaminya}

Albert memberikan perasaan benar-benar peduli ya....Tidak, masalahnya adalah sikap terhadap orang-orang yang 'Tidak Kompeten'. Dengan kata lain, untuk seseorang beratribut Tanpa Warna seperti diriku.
Karena itulah, interaksi ku dengan dunia akan menjadi lebih sulit. Ini adalah alasan dibalik reaksi simpatik semua penghuni rumah, termasuk Erina-san.

Pancaran cahaya menyilaukan dari bola kristal mungkin menandakan kalau diriku memiliki kapasitas Mana yang lebih besar dari rata-rata.

Namun, karena tidak memiliki atribut, aku tidak akan pernah bisa melampaui sihir tingkat rendah berapa kalipun aku berlatih. Setidaknya, kapasitas Mana-ku besar, membuatku mampu menggunakan Alat Sihir lebih lama dari kebanyakan orang.
Diberikan suatu kecacatan setelah lahir....Sialan!.
....Yah, terserah.
Lagipula, aku awalnya pria tua yang datang dari dunia tanpa sihir.
Ini bukan seperti diriku tidak bisa menggunakan sihir sama sekali, aku memiliki pengetahuan dan pengalaman senilai 60 tahun dari hal-hal lain selain sihir. Aku tidak punya hak untuk mengeluh.

Sebaliknya, musuh akan lengah sambil meremehkanku ketika mereka tahu bahwa aku seorang yang 'Tidak Kompeten'.

Tidak peduli apa bentuk musuh, selama aku menusuk titik lemah mereka dengan satu pisau, mereka hanya akan mati.

Namun tetap saja, pria tua ini ingin menggunakan sihir!!.
Hal itu tertulis dalam Buku Panduan Dasar. Untungnya, sihir tanpa atribut ada.
Mantranya juga tertulis. Tapi kendala yang menghadang adalah, terdapat sedikit orang tanpa atribut, akibatnya sedikit juga yang di ketahui tentang hal ini. Salah satu mantra yang tertera disana, {Cahaya}.

Sesuai namanya, kau akan membayangkan sihir yang menghasilkan cahaya. Ini berada di daftar sihir pengantar untuk pemula.

Mungkin itu sebabnya hanya kata kunci yang tertera, tanpa mantra ataupun diterangkan secara rinci.
Kalau begitu, harusnya boleh-boleh saja selama mengarang kalimat mantra yang berhubungan dengan kata kunci tersebut, ya kan? Jika memang demikian, aku mungkin bisa melakukannya!.

"Sirius-sama~, Noel onee-chan disini~! Bagaimana perasaanmu sekarang~? Kedengarannya bagus untuk memanggilku 'Onee-chan', kan~?"

Hampir disaat aku akan melakukan percobaan, si pelayan dengan telinga dan ekor kucing muncul sambil menyemburkan omong kosong. Gadis ini terlihat bersikeras ingin dipanggil begitu. Namun, aku takkan mau melakukannya.

Jika dia disini, itu bagus. Akan kubuat Noel menunjukkan mantra {Cahaya}.
"Noel~ sihir~"

"Eh? Ah, tidak....Baiklah. Kau ingin aku melakukan ini?"

Sejak mereka tahu atributku, Noel tidak menggunakan sihir di depanku lagi.
Meskipun jelas kalau dia sedang menjadi perhatian terhadapku yang dianggap Tidak Kompeten. Namun, jujur saja, aku tidak keberatan sama sekali.

Sambik menunjuk pada halaman dengan tulisan {Cahaya} di atasnya, aku mencoba menyatakan permintaan menggunakan kepolosan seorang bayi.

"Apakah ini baik-baik saja....? Hmm....tapi ini sihir tanpa atribut....jadi....Baiklah. Aku mengerti!"

"Oohh~!!"

Keputusan yang cepat. Seperti yang diharapkan dari Noel.

"Tapi aku hanya sedikit tahu tentang sihir tanpa atribut"
Ah, benar juga. Dia memiliki atribut Api.

Mungkin mencoba mengingat mantra untuk sihir {Cahaya}, ia memejamkan mata dan menempatkan jari ke dahinya untuk berpikir.

"Uumm~....untuk sihir sejenis ini....yang benar adalah 'Mengusir Kegelapan'. Kalau begitu, ayo kita lakukan!"

Noel menarik napas dalam-dalam. Bersamaan dengan itu, suasana di sekelilingnya mulai berubah.

"Sumber pengaruh jahat. Kekuatan penyebar kegemparan. Kemampuan sebaliknya akan mengatasi, dan memancarkan sinar dari hembusan angin, menerangi malam yang gelap. Usirlah kegelapan dariku"

Mantranya sangat panjang!

Apa ini benar-benar sihir untuk pemula?.

Ahh, pasti karena tidak ada peneliti yang ingin mengurusi dan memperpendek sihir tanpa atribut karena hanya sedikit orang yang menggunakannya.

"{Cahaya}!!"

Cahaya lalu muncul di ujung jari Noel.
Samar dan redup, pancarannya bagaikan aliran gelombang kecil. Tapi itu merupakan sinar berbentuk bola yang indah.

Aku mencoba untuk menyentuhnya, namun tidak terasa panas. Sulit untuk menjelaskan sensasi yang terasa di tanganku. Mungkin, inilah Mana?.

Sayangnya, cahaya itu hanya berlangsung selama beberapa detik kemudian padam. Melihat Noel, beberapa tetesan keringat jatuh dari dahinya.

"Fuuu~~....Seperti yang kuduga, menjaga sihir tanpa atribut berlama-lama itu melelahkan. Kalau itu sihir api, yang adalah kemampuanku, pasti tidak akan sampai seperti ini"
Dia bilang penyebabnya karena itu bukan sihir api. Tapi aku ingin tahu, alasan sebenarnya apakah karena ini bukan atributnya atau mungkin karena atribut tanpa warna memang menghabiskan banyak Mana?.
Ketika tadi aku menyentuh cahaya, terasa seolah-olah sihir Noel bocor keluar layaknya banjir yang datang dari keran terbuka.

Ini hanya pendapat pribadi. Aku mulai berpikir bahwa kesulitan penggunaan sihir di luar atribut sendiri mungkin seperti ketika seseorang ingin mengambil Mana dari alam. Dia harus mengubahnya terlebih dahulu sebelum bisa melepasnya.

Sebagai contoh, jika seseorang dengan atribut {Air} ingin melemparkan sihir ber-atribut {Api}, mereka harus mengubah Mana-nya menjadi Mana atribut {Api}. Selain hasil dari sihir yang dikeluarkan memiliki kekuatan rendah karena tidak efisien, konsumsi Mana juga lebih tinggi.

Pentingnya lagi, ini bisa berarti bahwa daripada 'Penyihir Tanpa Warna tidak mampu menggunakan sihir', lebih tepat dikatakan kalau mereka bisa menggunakannya, hanya saja belum diselidiki karena begitu kurangnya Penyihir Tanpa Warna.

Dalam hal ini, mungkin ada banyak atribut selain empat elemen, sayangnya belum ditemukan.
Mungkin.

Itu hanya kesimpulan dari mengamati Noel. Namun aku ingin menelitinya lebih dalam.

"Menakjubkan~"

"....Y-Ya! Benar-benar menakjubkan, ya kan? Tidak apa-apa untuk lebih memujiku. Karena aku lah yang terbaik!"
Dia sangat senang ketika aku bertepuk tangan. 'Dalam ekstasi' mungkin akan lebih akurat.
Setelah itu, Noel meninggalkan kamar untuk melakukan pekerjaannya yang lain.
Sekarang diriku sendirian, aku memutuskan akan mencoba melakukan sihir juga!.
Aku sudah melihat contohnya tadi. Semua yang tersisa adalah untuk menempatkan apa yang aku perhatikan ke dalam praktek.

"Sumber pengaruh jahat. Kekuatan penyebar kegemparan. Kemampuan sebaliknya akan mengatasi, dan memancarkan sinar dari hembusan angin, menerangi malam yang gelap. Usirlah kegelapan dariku"
Berucap tanpa sandiwara khusus apapun, dan suaraku terdengar kekanak-kanakan. Tapi aku dengan jelas membaca mantranya.

Membayangkan cahaya yang Noel tadi tunjukkan, seluruh tubuhku mulai memanas. Itu bukan panas seperti terkena demam, namun lebih dekat ke panas yang diakibatkan pasca latihan ringan.
Ketika aku membayangkan perasaan itu mulai berkumpul dari seluruh tubuh lalu bergerak ke tangan, aku menyebut kata untuk mengaktifkannya.

"{Cahaya}!"

Di telapak tanganku, bola redup cahaya muncul.
Bentuknya hampir sama dengan yang diciptakan oleh Noel, tidak ada yang istimewa. Tapi tetap saja, ini merupakan sihirku yang pertama.

Seperti biasa, prinsip dibaliknya tidak diketahui. Walaupun begitu, aku sangat senang karena telah berhasil melakukannya.

Ups, aku terlalu bersemangat sampai-sampai terasa tidak pantas untuk umur pikiranku yang sudah tua.
Aku harus tenang dan terus bereksperimen. Pertama-tama adalah, apakah cahaya ini dapat dipindahkan atau tidak.

Aku memejamkan mata sambil membayangkan cahaya ini bergerak....Bagus, sesuai imajinasiku, cahaya sedikit melayang maju.

Dari sini, aku ingin membuatnya bergerak lebih jauh ke depan. Namun mendadak, cahaya itu menghilang.

"Hah? Kenapa---.... "

Pemandangan di hadapan mataku perlahan-lahan miring. Tidak, bukan, aku lah yang runtuh.
Sebelum aku memahami apa yang terjadi, tubuhku ambruk ke tempat tidur. Dan apa yang datang sesudahnya adalah kelelahan ekstrim. Mungkinkah....

"Ahh....ini kekeringan Mana....ya...."

Situasi ini persis dengan apa yang tertulis di dalam buku.

Meskipun aku menyadarinya, ternyata ini cukup parah.
Dalam hidupku dulu, aku mungkin bisa memaksakan diri untuk bergerak. Hanya saja, sekarang tubuh yang kumiliki adalah tubuh bayi. Untungnya, diriku jatuh di kasur. Bahkan jika tertidur seperti ini, aku hanya merasa nyaman.

Tapi perkiraaanku tentang kemunculan cahaya barusan sekitar 10 detik. Terlebih lagi, aku juga memindahkannya. Mungkin karena itu tingkat konsumsi Mana berubah.

Seperti ini aku tidak akan mampu bertahan cukup lama untuk penggunaan yang sesungguhnya.
Berapa kali diriku harus merasakan kelelahan ini sampai bisa benar-benar mampu?....
Masa depan tampaknya sesuatu yang panjang untuk dilalui. Aku akan tidur untuk saat ini.
☆☆☆☆
Bagian 2
Hari berikutnya, aku melakukan latihan otot yang biasa.
Setelah sehari berlalu, kelelahan telah benar-benar menghilang. Bahkan kondisiku terasa lebih baik dari sebelumnya.

Mana-ku sepertinya sudah cukup pulih, jadi aku akan mencoba melakukan itu lagi.
Kemarin diriku runtuh tanpa bisa memastikan banyak hal, hari ini aku berpikir untuk mengulanginya dan melihat sejauh mana batasku.

Karena aku dalam keadaan gembira pada saat itu, aku tidak menyadari Mana-ku yang terkurang sampai mengering.

Berapa banyak Mana yang dihabiskan sebelum mempengaruhi tubuhku dan membuat sihir menghilang?.
Aku akan mulai dengan menentukan Garis Bahaya, dimana penggunaan Mana berlebihan akan berefek pada tubuh dan menyebabkanku runtuh.

Mengucapkan mantranya, aku menunggu cahaya untuk tercipta.
Sementara berkonsentrasi, aku merasakan Mana yang keluar dari kedalaman tubuhku.
Sensasinya mirip dengan pendarahan.

Kelelahan secara bertahap semakin menjadi parah. Aku lalu mengimajinasikan cahaya untuk menghilang. Setelah bola bersinar benar-benar lenyap, diriku membiarkan napas lega untuk berhembus keluar sambil mengkonfirmasi kondisi fisikku.

Hmm, masih tersisa sedikit perasaan lelah tapi hanya segini bukanlah masalah.
Durasi sihir berlangsung selama tiga belas detik, ini adalah batas untuk sekarang ya....
Mungkin hanya perhitungan kasar, tapi aku memiliki firasat bahwa ini sudah bertambah lama dari yang terakhir kali.

Aku akan terus berlatih kekuatan sihirku dengan cara ini.
Sementara di bawah kesalahpahaman yang tak terduga.

☆☆☆Chapter 3 berakhir disini☆☆☆

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]