World Teacher chap 4 B. Indonesia
Chapter 4 Perjuangan Erina
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Aku, Sirius, telah berusia tiga tahun.
Tubuhku sudah bertumbuh lebih lanjut dan berkembang sampai aku cukup bisa memulai berlari santai.
Maksudku, aku benar-benar berlari maraton di halaman sekarang.
Aku terus berlari pada kecepatan konstan yang diatur untuk menempatkan beban pada tubuh, beristirahat ketika mencapai batas, dan kemudian mengulangi prosesnya.
Aku terus berlari pada kecepatan konstan yang diatur untuk menempatkan beban pada tubuh, beristirahat ketika mencapai batas, dan kemudian mengulangi prosesnya.
"Fiuh~....itu saja untuk hari ini"
Karena telah mencapai target harian, aku menyudahi latihan dengan sebentar melakukan pendinginan.
Noel, yang telah menemani diriku dalam maraton dengan dalih
diet, sekarang sedang berbaring telentang disampingku. Kewalahan karena
lelah.
"Haaa....haa....Si....Sirius -sama....kenapa....kau.... masih baik-baik saja?"
"Itu karena perbedaan stamina. Kau harus berlari sesuai kemampuanmu sendiri dari sekarang"
"A-Aku mengerti...."
Kata terakhir Noel yang telah kehabisan sisa-sisa energinya.
Meskipun kau berlari sekitar setengah dari jarak yang kutempuh, apa sesulit itu?.
Sementara aku membujuk diriku dengan 'Dia bukan tipe
kekuatan fisik, situasi menjadi begini hanya karena ini adalah dirinya',
aku menyelesaikan gerak-gerak pendinginan.
Pada saat yang sama, Erina -san membawakan handuk dan minuman.
"Terima kasih atas kerja kerasmu, Sirius-sama"
"Terima kasih Erina"
Ngomong-ngomong, karena dia memintaku 'Aku ingin kau untuk
memanggil diriku tanpa sebutan kehormatan'. Jadi, aku berbicara akrab
tanpa menambahkan -san dibelakang namanya lagi.
Ditengah-tengah melenyapkan dehidrasi menggunakan minuman,
mataku menangkap pemandangan Noel yang masih tergeletak, Dee
menghampirinya.
Keduanya memiliki kepribadian yang berlawanan namun mereka
tampak memiliki hubungan yang sangat baik. Mungkin saja alasannya karena
mereka berada di usia yg hampir sama.
"....Jangan memaksakan diri"
"Terima kasih--....Fuu....--banyak"
Erina-san juga mengawasi mereka berdua dengan senyuman hangat. Sedangkan aku melihat sambil mengeluarkan seringai.
Aku akan meninggalkan para pemuda ini dan kembali membentuk tubuh.
Sementara berpikir begitu, aku pergi ke arah sumur dan
menimba. Aku melihat pantulan wajah baru pada air. Setelah mencapai usia
tiga tahun, fitur wajahku mulai muncul kekhasan-nya. Secara pribadi,
aku pikir ini tidak buruk. Rambut yang hitam dan ekspresi mata juga
memberikan kesan lembut.
Penampilan luar lebih ke arah 'manis' daripada
'tampan'. Aku kira tidak ada banyak perbedaan bahkan jika
membandingkannya dengan tiga orang lain. Hanya wajah polos dan normal.
Setidaknya aku tidak gagal dalam hal ini, membuatku merasa lega saat
memastikannya. Namun, aku merasa kalau wajahku belum cukup mengesankan.
Bagian seperti fitur atau kesan yang mengintimidasi penting untuk
penampilan, sedangkan wajahku yang lembut merupakan poin minus. Ini bisa
menjadi masalah di masa depan.
Aku sudah selesai dengan latihan fisik. Bagaimana kalau beralih ke pelatihan sihir?.
Sebelumnya, aku mengambil keuntung dari menjadi anak tiga
tahun. Aku menunjukkan pada penghuni rumah bahwa aku bisa menggunakan
sihir. Mata mereka yang memandangku saat itu berubah ke bentuk
titik-titik, tanpa bergerak seolah-olah waktu telah berhenti.
"Sirius-sama, karena hampir waktunya makan siang, Dee dan aku akan kembali ke dalam rumah"
"Baiklah. Aku akan menyusul setelah selesai dengan latihan sihir"
Sama dengan kekuatan fisik, aku juga terus mengembangkan sihirku.
Aku yang pada awalnya hanya bisa menahan {Cahaya} selama
sepuluh detik, saat ini sudah bertambah menjadi satu menit. Dengan kata
lain, meningkat 6 kali. Buku itu benar, kecepatan pertumbuhan akan
maksimal saat masih di usia dini. Aku juga menerapkan metode pelatihan
yang tercantum disana sampai sekarang.
Tapi, aku pikir faktor terbesar adalah 'siklus' itu. Aku
melepaskan kekuatan sihir sampai Mana-ku kering lalu memulihkan diri,
terus mengulangi proses tersebut dengan rutin. Rupanya, aku pulih lebih
cepat dari orang lain. Karena inilah aku bisa lebih cepat berkembang
dari orang rata-rata.
Mantraku juga sedikit bertambah.
Untuk memulai, sihir tanpa atribut adalah lemah. Termasuk
{Cahaya}, hanya ada tiga mantra yang tercantum dalam buku. Ini
benar-benar tidak terkenal ya?.
Sihir baru yang kupelajari adalah {Impact} dan {String}*.
Sihir baru yang kupelajari adalah {Impact} dan {String}*.
[Aku memutuskan untuk tidak menerjemahkan nama sihir kayak gini. Karena kalo ikut di artiin, entah kenapa jadi aneh]
Yang pertama adalah {Impact}. Secara sederhana, ini adalah sihir yang meleparkan Mana padat.
Mengumpulkan Mana di satu tempat, lalu melayangkannya ke
arah musuh. Meskipun agak diragukan apa ini bisa dipanggil 'sihir',
kekuatannya dipertanyakan.
Secara alami, Mana adalah sesuatu yang tidak memiliki massa. Justru karena kau memampatkannya dengan paksa, Mana akan memiliki massa, tapi tidak cukup keras. Kerusakan yang dihasilkan hanya setingkat melempar bola karet. Lebih buruknya lagi, mempunyai jangkauan pendek, kalau terlalu jauh, Mana akan menyebar dan akhirnya menghilang. Jujur saja, melempar batu lebih berguna. Ini lemah karena tidak ada yang mau meneliti sekaligus mengembangkannya.
Secara alami, Mana adalah sesuatu yang tidak memiliki massa. Justru karena kau memampatkannya dengan paksa, Mana akan memiliki massa, tapi tidak cukup keras. Kerusakan yang dihasilkan hanya setingkat melempar bola karet. Lebih buruknya lagi, mempunyai jangkauan pendek, kalau terlalu jauh, Mana akan menyebar dan akhirnya menghilang. Jujur saja, melempar batu lebih berguna. Ini lemah karena tidak ada yang mau meneliti sekaligus mengembangkannya.
Yang kedua adalah {String}, mantra untuk membuat tali atau benang dari Mana.
Kau dapat memperpanjang tali Mana, mengikatkan pada suatu
benda dan menariknya ke arahmu. Hal ini membuat si pengguna seperti
orang yang menembakkan jaring laba-laba. Berbicara tentang laba-laba,
bagaimana dengan melakukan sesuatu seperti film dalam hidupku
sebelumnya, menembakkan tali Mana dan berayun di antara pohon-pohon?
Yah, aku mencobanya, namun itu memang tidak bisa seperti yang
diperkirakan. Mempertahankan bentuknya sudah sulit, apalagi talinya yang
lemah. Paling-paling, sebatas mengangkat ranting atau buah-buahan.
Setidaknya, terlihat agak lebih berguna dibandingkan dengan {Impact}. Namun di pandangan masyarakat, sihir ini sungguh lemah.
Itu menyimpulkan keterangan dari dua sihir yang
mengecewakan, tapi pada akhirnya tergantung pada bagaimana mereka
digunakan. Karena aku tidak bisa dengan terampil mengendalikan atribut,
maka aku harus menguasai sihir-sihir ini terlebih dahulu.
Oleh karena itu, aku akan menggunakannya dengan
sungguh-sungguh, dan terus menaikkan Mana. Sekarang aku memang fokus
pada peningkatan kekuatan fisik, tapi aku juga ingin melakukan
penelitian dan modifikasi sihir.
Yah, aku masih mempunyai waktu sampai makan siang, kan?
Dengan pemikiran itu, tanganku mengarah pada target terdekat, yaitu
sebuah pohon lalu menembakkan {Impact}.
"Mahkluk dari kegelapan, para paladin cahaya, bantu diriku membuyarkan malam dan melepaskan pancaran sinar, {Impact}!"
Sebuah bola Mana transparan seukuran bola bisbol, muncul
dan mengenai target, membuatnya bergetar. Dari sudut pandang orang yang
kurang informasi, maka mereka mungkin hanya melihatnya sebagai: 'Target
bergoyang dengan sendirinya'. Ukuran bola Mana dapat disesuaikan, namun
sulit karena memperbesar akan mengambil sejumlah Mana, belum lagi untuk
menjaga ukurannya. Diriku yang sekarang akan menabrak batas dengan
menggunakannya sepuluh kali.
Aku menghempaskan tepat sepuluh bola, kemudian berhenti.
Ah, tidak peduli berapa kali aku mengalaminya, diriku belum terbiasa
dengan perasaan berat kelelahan ini.
Saat aku mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan tubuh, Noel memperhatikan diriku seolah-olah ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa, Noel?"
"Tidak, aku hanya berpikir 'untuk dapat menggunakan {Impact} itu menakjubkan'~"
"'Menakjubkan', ya? Tapi sihir sama sekali tidak menimbulkan kerusakan...."
"Sirius-sama bisa menggunakannya di usia yang sangat dini, itu saja sudah menakjubkan. Apa kau benar-benar berumur tiga tahun?"
"Yah, karena Noel sering menunjukkan sihir, aku dapat menguasainya"
"Eh? Lalu, itu berkat ku?! Guru dari penyihir besar masa depan?! YAY!!!"
Noel-san, kau sungguh berpikiran sederhana.
Aku mengucapkan itu untuk mengubah topik, namun diriku benar-benar berterima kasih kepadanya dari lubuk hati.
Aku benar-benar lelah. Sambil mengajak Noel yang masih bersorak, aku kembali ke dalam rumah.
Tiga tahun sejak diriku lahir.
Diperhatikan oleh Erina-san, melakukan hal-hal bodoh bersama Noel, dan memakan masakan Dee.
Aku menikmati kehidupan sehari-hari yang aman dan bahagia.
Sayangnya, cepat atau lambat akan datang waktu dimana 'Surga' ini yang terisolasi dari dunia luar, berakhir.
Dan jejak-jejak itu pastinya semakin dekat.
☆☆☆☆
Bagian 2
Beberapa hari kemudian.
Pagi hari lebih sunyi dari biasanya, namun masih terlihat
agak sibuk. Seusai mengganti baju, aku menuju ke ruang makan untuk
sarapan sambil bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi.
"Selamat pagi"
"""Selamat pagi"""
Pada salamku, mereka bertiga membalas bersama-sama. Sambil
menuju ke kursiku, mataku menangkap sesuatu. Pakaian Noel dan Dee
berbeda dari biasanya. Bukan setelan pelayan atau pekerja.
Mereka mengenakan pakaian agak normal dan terkesan santai,
atau lebih tepatnya, pakaian yang mudah untuk bergerak. Ini adalah
penampilan orang-orang yang akan pergi ke suatu tempat.
"Apa kalian berdua menuju keluar hari ini? Bukankah kalian sudah pergi untuk berbelanja di hari lain?"
"Sebenarnya, aku sudah merusak alat sihir api. Memang agak mendadak, tapi kami harus pergi membeli yang baru"
Rumah kami sampai batas tertentu bisa disebut lengkap,
tetapi ada hal-hal yang bisa berkurang kualitasnya, seperti alat-alat
sihir dan sejenis itu, sehingga setiap beberapa hari, seseorang akan
menuju ke kota untuk berbelanja. Aku belum pernah pergi ke sana
sebelumnya, tapi dari apa yang aku dengar, kota terdekat berjarak
setengah hari perjalanan. Ditambah dengan lamanya belanja, akan membuat
mereka menghabiskan malam disana dan baru baru bisa kembali besok.
Kami tinggal di tempat terpencil pada suatu pedesaan. Namun secara misterius, aku tidak mendapat perasaan terganggu apapun.
"Lalu, bagaimana kami akan mengurus sesuatu selama kalian
tidak ada? Noel adalah satu-satunya dengan atribut api, sedangkan Erina
memiliki atribut air"
"Jika untuk hari ini dan besok, tidak akan ada masalah. Kita memiliki persedian batu api"
Batu api adalah mineral misterius yang memancarkan panas
saat kau menyalurkan Mana ke dalamnya. Meskipun tidak mungkin untuk
digunakan kecuali memiliki ukuran minimal kepalan tangan. Lagipula, kau
harus menaruhnya bersama benda yang mudah terbakar lalu memukulnya
dengan palu agar bisa berfungsi.
"Sirius-sama memiliki permintaan untuk oleh-oleh? Asalkan jangan sesuatu yang terlalu besar atau berat"
"Tak ada yang khusus. Selama kalian berdua pulang dengan selamat, itu sudah cukup bagiku"
"Uuu~....Aku tersentuh oleh kebaikan Sirius-sama"
"Uuu~....Aku tersentuh oleh kebaikan Sirius-sama"
"....Percayakan perjalanan yang aman kepadaku"
Dee dulunya adalah seorang petualang, dia berpengetahuan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan. Dia sering berbelanja
sebelumnya, karena itulah aku tidak khawatir sama sekali.
Begitu kedua orang selesai memakan sup, daging rebus dan sayuran dengan roti coklat, mereka pun segera berangkat.
Aku juga menyudahi makan dan berlari keluar melakukan
rutinitas sehari-hari yaitu pelatihan fisik dan sihir. Setelah selesai,
aku mulai membaca buku sampai tiba waktunya makan siang.
"Sirius -sama, apa kau ingin makan di luar hari ini?"
"Ya. Ayo kita lakukan itu"
Mengikuti saran Erina, aku makan siang di meja pada halaman.
Menu-nya adalah sandwich yang dibuat langsung oleh Erina.
Masakan buatan Dee memang lezat, tapi Erina juga luar biasa. Terutama
karena dia menggunakan isian daging asin dan beberapa jenis sayuran
favoritku. Bahan-bahan ini diatur sedemikian rupa sehingga membuatnya
terlihat sekaligus terasa lebih baik. Aku akan memintanya untuk
mengajariku resepnya lain kali.
"Silakan, ambil lah teh setelah makan"
Ketika sudah kenyang, teh herbal yang mengandung jeruk dan disebut 'Eriki' disiapkan.
Sedikit pahit, tapi aku cukup menyukainya. Cuaca sedang
cerah hari ini. Menikmati teh hangat setelah makan di bawah sinar
mentari merupakan suatu hal yang damai---....apa?.
"....Erina, apa ada Apu? Aku merasa ingin makanan penutup"
Apu adalah buah berbentuk apel.
Meskipun terlihat persis seperti apel, namun ukurannya sedikit lebih kecil dan memiliki rasa stroberi.
"Baiklah. Aku akan mengambil beberapa dari dapur"
Erina melayangkan senyum lalu menghilang ke dalam rumah.
Setelah memastikan dirinya benar-benar pergi, aku
meludahkan seteguk teh di mulut dan membuang seisi cangkir ke tanah. Aku
melakukannya karena telah merasakan sensasi yang begitu akrab dari
kehidupanku sebelumnya. Ini adalah tubuh baru, mungkin saja aku salah.
Namun, jika firasatku benar, ini adalah obat bius.
Namun, aku tidak mengerti. Kenapa seseorang akan mencoba
memaksaku untuk tidur? Apa diriku akan dijual? Tidak, aku sangat ragu.
Tidak mungkin orang-orang yang membanjiriku dengan kasih sayang akan
melakukan itu. Meskipun aku tidak memiliki petunjuk mengenai apa niat
sebenarnya, aku akan berpura-pura meminum ini. Walaupun hanya sejumlah
kecil, selaput lendir di lidahku sudah terlanjur menyerap itu. Namun aku
belum merasakan efeknya, mungkin obat itu bereaksi lama.
Aku lalu menikmati Apu bersama dengan Erina. Kemudian, diriku berakting dengan bertindak seakan-akan aku mulai merasa mengantuk.
"Fua~...."
"Apa Sirius-sama lelah? Haruskah aku mempersiapkan tempat tidur?"
"Uh huh, ya. Aku pikir aku akan mengambil tidur siang"
"Mengerti. Aku akan menyiapkannya segera, jadi tolong tunggulah di ruang tamu"
Dari hanya menguap, sampai mempersiapkan tempat tidur....?
Bukankah ini penalaran yang hampir meyakini bahwa 'Erina adalah orang
yang memasukkan obat bius'? Tidak apa-apa jika itu hanya imajinasiku.
Namun, ada Noel dan Dee mengajukan perjalanan belanja secara tiba-tiba,
entah bagaimana membuat perilaku mereka serasa melenceng. Aku akan
mengikuti arus untuk sekarang.
Berbaring di tempat tidur di kamar, aku mengangkat Mana dalam tubuh sambil mataku tertutup.
Aku melakukan itu untuk menahan kesadaranku tetap tertaga,
karena akan jadi masalah kalau diriku tertidur. Berbaring telentang di
atas kasur, aku menunggu dengan tenang dan siap menghadapi situasi
apapun yang akan muncul.
Beberapa menit setelah itu, ketukan ringan terdengar dari
pintu. Aku hanya menunggu tanpa menjawab, lalu pintu terbuka tanpa
suara. Tentu, orang yang datang adalah Erina, mungkin untuk
mengkonfirmasi apakah aku sudah tidur atau tidak.
Nah, apa yang akan terjadi? Dia mendadak mengambil pisau dan....menebas----.
"Ap---.....i---"
'Pisau atau apa pun, bawa kemari!' adalah bagaimana diriku
sedang waspada, tapi akhirnya menjadi ketakutan tidak berdasar. Dia
hanya mengelus kepalaku sementara bergumam dengan suara terlalu kecil
untuk didengar. Rasanya begitu bagus sampai-sampai aku benar-benar akan
jatuh tertidur. Namun, karena sudah yakin bahwa aku benar-benar
tertidur, tanpa membuat suara lagi, dia meninggalkan ruangan.
Ketika merasa frustasi karena tidak dapat memahami keadaan, telingaku menangkap bunyi yang tidak biasa dari balik jendela.
Bunyi langkah kaki kuda, dan suara laki-laki yang bukan
milik Dee. Belum ada pengunjung sama sekali selama tiga tahun terakhir,
kan? Apakah ini alasan untuk perilaku Erina yang mencurigakan?.
Mengintip ke luar melalui celah jendela, mataku melihat
kereta kuda dengan empat tempat duduk dilengkapi penutup melekat pada
bagian atasnya, berhenti tepat di depan pintu masuk. Dua orang keluar
dari sana. Pria tua sebagai kusir meregangkan tubuh dan mengambil
istirahat.
Pandanganku secara alami tertarik terhadap pria tunggal
yang turun dari kereta. Dia berpakaian sangat elegan dan memilik
penampilan megah. Tampak seperti sosok bangsawan. Yah, walaupun layaknya
seorang ningrat, dia agak gemuk dan memberikan kesan tak dapat
diandalkan. Juga, dibandingkan dengan Dee, dia memiliki ciri-ciri wajah
menyedihkan. Bersamaan dengan firasat buruk melintas di benakku, pria
itu melangkah ke pintu masuk.
Aku menempelkan telingaku ke lantai dan mencari posisi
mereka. kamarku di lantai dua, namun jejak kedua orang bisa terdengar
menuju ke ruang tamu lantai pertama. Ini mungkin kesempatan untuk
menguak situasi yang ambigu. Aku diam-diam menyelinap keluar dari kamar,
dan pergi mendekati pintu ruang tamu. Pintunya sendiri agak tipis,
sehingga aku bisa dengan mudah menguping suara-suara dibaliknya.
"....Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk berkunjung hari ini"
"Hmph, menyebalkan....Langsung saja, jelaskan alasanmu memanggilku datang ke tempat terpencil ini"
Aku berada di waktu untuk mendengar awal percakapan.
Tapi, apa-apaan ini? Suara Erina terdengar aneh, kaku
seakan-akan tak ada perasaan apapun didalamnya. Ini pertama kali aku
mendengar nada dingin yang dia miliki. Pria di hadapannya seperti yang
kepalaku bayangkan. Aku telah melihat orang sejenis dirinya di hidupku
dulu, seorang bos tak berguna, berbicara dengan cara arogan dan egois.
Mungkinkah dia....tidak, aku akan berkonsentrasi dulu pada percakapan mereka.
☆☆☆☆
Bagian 3
---Sudut pandang Erina---
Akhirnya, hari ini telah tiba.
Sebenarnya, aku berharap ini takkan terjadi, namun apa boleh buat.
"....Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk berkunjung hari ini"
"Hmph, menyebalkan....Langsung saja, jelaskan alasanmu memanggilku datang ke tempat terpencil ini"
Apa dia sudah lupa bahwa dialah yang membuat kami tinggal disini?.
"Ngomong-ngomong, di mana pria pendiam dan si bukan-manusia
itu pergi? Apa mereka tidak akan menyapa meskipun Masternya telah
datang kesini?"
"Mereka pergi untuk melakukan tugas dan tidak bisa kembali sampai keesokan hari"
"Mereka pergi untuk melakukan tugas dan tidak bisa kembali sampai keesokan hari"
"Bagus lah. Melihat penampilan mereka saja membuatku jijik"
Kau ingin mereka menyambutmu, tapi kau juga tidak ingin
bertemu mereka. Apa orang ini tidak sadar kalau ucapannya bertentangan?
Lebih buruknya, kau memanggil Noel, ras binatang, sebagai 'si bukan
manusia'. Itu merupakan penghinaan besar. Pria yang sungguh menyebalkan
seperti biasa.
Jumlah istrinya meningkat baru-baru ini, semua rumor yang
beredar menjelaskan kalau dia menjadi lebih bersifat bodoh dan
kekanak-kanakan.
"Lalu, dimana dia? Meskipun ayahnya telah datang, kenapa dia tidak muncul?"
"Sirius-sama saat ini sedang beristirahat. Dia mengalami sedikit demam, jadi aku merawatnya"
"Sakit? Aku tidak membutuhkan seseorang dengan tubuh yang
lemah. Kalau begini dia tidak layak dipertimbangkan sebagai cadangan
dengan tubuh lemah"
Siapa yang dia panggil 'cadangan'? Sirius-sama bukanlah alat.
Aku ingin menjotosnya di wajah dan mengirim dia terbang sekarang.
Namun, dia juga orang yang memiliki kontrol dari uang dan
kekuasaan politik. Bertahanlah. Jika diriku mampu bertahan, Sirius-sama
bisa tetap aman.
"Lagipula, aku sudah tidak perlu cadangan"
"....Apa maksud Anda?"
"Beberapa hari lalu, istri sah-ku melahirkan anak kedua. Dengan itu, aku akan dapat menghindari beban yang tidak perlu"
"Be-Benarkah?! Selamat"
Tidak mungkin....ini buruk, sangat buruk.
Meskipun Sirius-sama adalah anak tidak sah, ia adalah putra
kedua. Oleh karena itu, hanya dalam kasus sesuatu terjadi pada putra
sulung, ia telah memberikan uang untuk membesarkan Sirius-sama secara
rahasia. Buruknya, kini putra kedua dari istri resmi telah lahir. Apa
dia tidak akan mendukung perkembangan Sirius-sama lagi? Apa keberadaanya
akan diabaikan?.
Aku tidak ingin khawatir dengan pria ini ataupun
pewarisnya, yang terpenting adalah Sirius-sama tumbuh dengan aman. Aku
sudah berjanji kepada Ojou-sama. Ini merupakan keinginanku sendiri.
Itulah kenapa kau harus berpikir Erina! Sirius-sama masih berusia tiga tahun.
Aku....harus melindungi dirinya.
"Juga, istri ketiga-ku melahirkan anak perempuan. Memang
bagus, tapi yang paling kuinginkan adalah memiliki dua ahli waris
laki-laki. Sebagai tambahan, putra sulung-ku sudah bisa menulis di usia
lima tahun. Masa depannya terlihat menjanjikan, hahaha!!"
Lima tahun? Aku pikir itu memang awal, tapi tetap saja, Sirius-sama bahkan mampu menulis saat masih dua tahun.
Pertumbuhan Sirius-sama sangat cepat, jelas tidak normal
jika dibandingkan dengan anak lain. Namun, aku bahagia setiap kali
melihat sosoknya yang berkembang dari hari ke hari. Tanpa peduli sampai
mana dia akan tumbuh, aku ingin mengawasi dirinya sepanjang waktu,
selama-lamanya.
Sayangnya, jika manusia semacam ini tahu tentang kelebihan
Sirius-sama, dia pasti akan mengendalikan dan menyalahgunakan dirinya.
Benar, Sirius-sama sangat berbeda berbeda dari yang lain.
Ketika dia sudah berumur 12....tidak, saat berumur 10 tahun, dia pasti
bisa mencapai apapun.
"Dia memang memiliki masa depan yang cerah. Aku juga telah
melihat banyak anak, tapi aku pikir pertumbuhan seperti ini jarang
adanya"
"Nah, putra kedua-ku pastinya juga akan menjadi seseorang yang hebat kelak. Dia membuat rumah menjadi terang"
"Ini agak lancang, tapi bagaimana kondisi fisik anak Anda? Aku mendengar desas-desus dari epidemi baru-baru ini"
"Hm? Benar juga. Putra sulung-ku sehat, tapi karena putra kedua baru saja lahir...."
"Kalau Sirius-sama bukan sakit, itu hanya kelelahan biasa. Namun, saat masih balita mungkin akan rentan terhadap epidemi"
"Hmph, aku paham apa yang kau coba katakan. 'Jangan berhenti mendukunya', iya kan?"
"....Tepat"
Faktanya adalah tak ada jaminan kalau putra kedua orang ini akan tumbuh dalam kesehatan yang baik.
Memanfaatkan kemungkinan terburuk, aku mencoba untuk
memperpanjang dukungan pada Sirius-sama, entah dalam bentuk waktu atau
uang, walaupun hanya sedikit.
Jika anak ini sudah mencapai sepuluh tahun, aku yakin dirinya bisa menjalani kehidupan di dunia luar.
"Walaupun bukan anak sah, Sirius-sama memiliki banyak potensi di mataku. Dia pasti akan cukup berguna dalam berbagai hal"
"Kau sedang berbicara tentang anak gadis itu? Selain penampilan, segala dari dirinya adalah mengecewakan"
Apa yang kau ketahui tentang Ojou-sama?!.
Aku menahan tinjuku dibawah meja, sampai-sampai ini mulai menyakitkan.
Sambil mencegat amarah yang siap meledak, aku terus memakai topeng palsu.
"Aku pasti akan mendidik dia untuk mematuhi Anda. Jadi aku
mohon, tolong dukung dia, setidaknya sampai Sirius-sama berusia dua
belas tahun"
"Aku yang berhak memutuskan disini! Lima tahun. Tidak lebih dari itu"
"Tunggu...! Dia masihlah seorang anak dalam lima tahun ke depan!"
"Itu bukan urusanku. Gunakan saja lima tahun untuk
mendidiknya. Jika kau belum puas, aku tidak keberatan kalau dia
meninggalkan tempat ini sekarang"
"....Aku mengerti"
Aku....Aku sungguh tak berdaya!!
"Di sini uangnya. Aku tidak menambahkan sesuatu yang lebih
dari apa yang diperlukan. Jadi jika kau merasa kurang, urusi saja
sendiri"
Aku mengambil tas uang yang dilempar ke atas meja dan memastikan isinya.
Tidak peduli bagaimana kondisiku, jika itu sesuatu yang
diperlukan untuk membantu Sirius-sama, aku akan membuang semua rasa
malu. Sayangnya, isi kantong ini lebih sedikit dari terakhir kali.
"Ahh, itu benar. Kesibukanku sepertinya akan bertambah, jadi aku tidak tahu kapan bisa datang lagi"
"Kalau begitu, bukankah anda masih dapat mengirim seorang utusan?"
"Kau pikir aku akan membiarkan bawahanku pergi kesini? Aku adalah seorang bangsawan dengan rasa tanggung jawab"
Kau hanya tipe orang yang tidak mudah percaya pada bawahanmu sendiri, kan?.
Selain itu, aku tahu kebenarannya. Kau sibuk dengan berkeliaran dan mencari pelacur di berbagai sudut kota.
"Sudah waktunya aku pergi. Urus pendidikan anakku dengan benar"
"Tentu saja, Master"
Aku mengantarnya sampai pintu masuk, dan setelah memastikan
keberangkatan kereta, disaat itulah diriku bisa mengambil nafas.
Tubuhku agak berat, mungkin kelelahan menumpuk lebih dari yang aku kira?
Ini di sekitar waktu Sirius-sama akan bangun, aku harus memeriksa
kondisinya. Namun, dengan kegagalan yang baru saja terjadi, diriku
merasa tidak layak untuk menemuinya.
Surga ini akan berakhir dalam lima tahun....
Sejujurnya, itu terlalu sebentar.
Setelah dia terbangun, tanpa mengetahui tentang obat bius
ataupun ayahnya, kami akan tertawa bersama. Bayangan kejadian semacam
itu membuatku bahagia dalam tangisan.
Ojou-sama, aku....
☆☆☆☆
Bagian 4
---Sudut pandang Sirius---
Perbincangan itu berakhir. Agar tidak ketahuan menguping, aku kembali ke kamar.
Melemparkan diri ke tempat tidur, aku berpikir kembali
tentang apa yang baru saja terdengar. Aku tidak ingin mengakuinya, tapi
manusia semacam itu adalah ayah kandungku? Begitu buruknya dia
sampai-sampai Erina memaksa diriku tidur agar kami tidak bertemu.
Orang tua tidak bisa memilih anaknya, dan anak tidak bisa
memilih orang tuanya. Karena kami berdua tidak ingin bertemu satu sama
lain, itu baik-baik saja.
Diriku telah menerima banyak bantuan dari pria itu. Bukan
sesuatu yang percuma karena bisa mengetahui identitas ayahku. Tentunya,
aku akan membalas budi secepat mungkin.
Apa ada masalah dari sudut pandangku?
Aku anak bangsawan yang lahir dari seorang selir. Tapi
mengingat perilaku ayahku, lebih baik untuk tidak dianggap sebagai
'Bangsawan'. Kebetulan, masa-masa damai juga akan selesai dalam lima
tahun. Jika aku berlatih selama itu, mungkin takkan akan ada masalah
ketika waktunya tiba untuk menghadapi lingkungan luar. Di dunia ini, kau
baru dianggap dewasa ketika berumur tiga belas tahun. Hanya saja,
terdapat firasat kalau wajahku yang muda akan menimbulkan kesulitan tak
terduga.
Ada juga persoalan tentang Erina, Noel dan Dee. Apa yang akan mereka lakukan setelah lima tahun?.
Sia-sia saja, ada terlalu banyak kemungkinan. Ayo kita buat
ini menjadi sederhana. Sekarang, aku memiliki dua hal yang harus
dilakukan.
Pertama, bagiku untuk berlatih dengan sungguh-sungguh.
Aku harus membangun tubuh yang mampu menghadapi apapun. Tak ada penjelasan lebih jauh.
Kedua, berbagi informasi dengan mereka bertiga.
Ketiganya tanpa diragukan lagi merupakan sekutu. Aku ingin
tahu terlebih dahulu apa yang akan mereka lakukan jika aku diusir.
Sedikit rahasiaku bocor juga tidak akan masalah. Aku bisa membuat
rencana dengan para penghuni rumah.
Aku harus menemukan cara untuk menjelaskan pengetahuan ini.
Seperti tiba-tiba menyatakan rahasia 'Diriku memiliki pengetahuan dari
dunia lain!' akan menjadi aneh. Aku terus mengolah kepalaku tentang
caranya.
"....Baiklah. Begini saja"
Ada beberapa hal yang tidak masuk akal di dalamnya, tapi aku bisa membuat cara sampai batas tertentu.
Aku bangun dari tempat tidur. Bersamaan dengan tubuh yang meregang, aku menyadari sesuatu yang aneh.
Erina terlambat....
Karena telah mencapai waktu untuk makan malam, harusnya dia
sudah muncul. Apakah Erina dihinggapi rasa bersalah hingga tidak ingin
menunjukkan dirinya? Jika itu yang dia pikirkan, dia sangat salah.
Bahkan aku ingin berterima kasih kepadanya.
Aku lalu meninggalkan kamar dan mencari Erina.
'Jika dia merasa sedih, aku akan mengerahkan segenap
kemampuan untuk membuatnya tersenyum!' Sambil menghibur diri dengan
berpikir begitu, aku turun ke lantai pertama.
....Dan bisa segera menemukannya.
Sosok Erina runtuh di lantai dapur.
☆☆☆Chapter 4 berakhir disini☆☆☆
Comments
Post a Comment