World Teacher chap 6 B. Indonesia

Chapter 6 Masa Lalu dan Mimpi
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Bagian 1

"....Begitu ya"

"Aku sangat menyesal"

Erina, yang telah memberitahu tentang kematian ibuku, menunduk ke bawah tanpa menyeka air matanya.

Aku tidak tahu apakah tindakan itu dari perasaan bersalah karena telah merahasiakannya, atau perasaan tak berdaya. Namun sebagai orang yang seharusnya paling terkena dampak oleh ini, aku malah sangat tenang. Biasanya, seseorang akan terguncang mengetahui bahwa ibunya telah meninggal.

Tapi, pengalaman hidup sebelumnya tidak memungkinkan diriku untuk kehilangan ketenangan.

Aku telah membunuh tak terhitung banyaknya manusia sekaligus kehilangan teman-teman. Meskipun memiliki perasaan sedih, air mataku tidak keluar sama sekali. Sebagai seseorang yang peka pada kehidupan dan kematian, aku merasa lebih menyedihkan.

"Erina, aku baik-baik saja"

"Tapi! Aku berbohong---...."

"Kau memikirkan apa yang terbaik bagiku dan merahasiakannya. Tak ada alasan untuk membencimu karena itu, kan? Malah, aku sangat bersyukur"

"Meski begitu....aku...."

Mataku menatap kembali pada kertas lukisan. Ada banyak bagian yang menyerupai diriku hingga bisa dikatakan kalau dia memanglah ibu kandungku.

Aku ingin tahu orang macam apa dia semasa masih hidup.

"Daripada itu, aku ingin membahas tentang ibuku"

"Eh? Tentang Ojou-sama?"

"Ya. Aku ingin mendengar orang seperti apa dirinya, hal yang dia suka, apapun"

"....Baiklah. Miliaria....tidak, Aria-sama*....dia adalah seorang wanita polos dan sederhana"
[Namanya memang Miliaria, dipanggil oleh Erina, Aria]

Ekspresinya sedikit melunak ketika mencoba mengingatnya.

'Polos dan sederhana' ya. Sejauh yang aku bisa lihat dari lukisan ini, dia memang memiliki kesan murni dan lemah lembut.

"Dia merupakan satu-satunya putri dari keluarga bangsawan Eldrand. Seorang wanita yang dipenuhi dengan martabat dan kebaikan hati, sampai-sampai menyelamatkanku ketika diriku jatuh ke dalam keputus-asaan. Banyak perilakunya tidak seperti bangsawan, tapi dia memiliki karisma misterius yang mampu membuat setiap orang terpesona. Namun, keluarga Eldrand kalah dalam perebutan kekuasaan politik dan akhirnya dirampas dari status bangsawannya. Lalu, ada seorang bangsawan bodoh yang jatuh cinta pada pandangan pertama ke Aria-sama. Pernikahan pun terjadi untuk membuat orang tuannya aman"

Jadi dia menjual diri demi keluarganya? Aku bertanya-tanya seberapa sulit keadaan yang dia tanggung.

"Setelahnya, situasi semakin memburuk. Ojou-sama dipermainkan sekali lalu dibuang ke rumah ini tanpa diberikan status apapun. Kami bertiga adalah orang yang tidak mempunyai tempat untuk pergi, dan dipekerjakan kesini oleh rekomendasi Aria-sama. Entah sebuah berkah atau tidak, dia mengandung dirimu, Sirius-sama. Ketika kabar itu ketahuan, si bodoh hanya memberi sedikit uang agar bisa merawatmu menjadi pewaris cadangan"

Aku yakin mereka marah sampai ke dasar hati. Meskipun bangsawan keji itu adalah ayah kandungku, Erina tidak menahan. Mungkin dia ingin meludahkan semua kebenciannya yang menumpuk selama bertahun-tahun.

"Fakta busuk kemudian ditemukan, ternyata pria itu lah yang memanipulasi perebutan kekuasaan politik agar bisa mendapatkannya. Orang tua Aria-sama juga tidak bisa dilacak. Seberapun aku membecinya..."

Babi bajingan sialan!!

Kalau diriku mengetahui ini lebih awal, disaat dia berkunjung kemarin, mungkin aku akan tanpa ampun menghabisinya. Sementara dilintasi pemikiran gelap, kerutan tiba-tiba muncul di dahi Erina sambil tersenyum masam.

"Namun, Aria-sama berbeda. Sementara membelai perutnya yang bunting, dia dengan senang hati berkata 'Anakku!'. Walaupun aku mengucapkan hal-hal kasar, dia tetap tak memperdulikannya"

("Karena merupakan benih dari pria itu, kau ingin aku meninggalkannya? Konyol~....Anak ini sama sekali tidak bersalah, jadi kita harus membesarkannya dengan baik. Aku yakin, kelak dia akan menjadi orang hebat. Lagipula, ada Erina, Dee, dan Noel. Juga, ibu dan ayahku pasti masih hidup di suatu tempat. Dia akan tinggal di lingkungan nyaman ini bersama semua orang. Apa lagi yang bisa aku minta?")

"....Dijelaskan begitu, tak ada yang bisa mulutku keluarkan sebagai balasan. Satu-satunya hal penting baginya adalah keselamatan kami dan dirimu, Sirius-sama. Selain itu, dia menganggapmu bukan hanya sebagai anaknya, melainkan anak kami semua. Sungguh, dia seorang wanita mulia"

Gigih, atau mungkin aku harus mengatakan, orang yang benar-benar murah hati. Bahkan jika dia bukan ibuku, aku akan senang untuk menemuinya sekali.

"Dan pada bulan terakhir kehamilannya, kesehatan Aria-sama tiba-tiba berubah. Dari awal dia memang memiliki tubuh lemah, takkan aneh kalau jatuh sakit dalam keadaan itu. Melahirkan dalam kondisi rentan merupakan tindakan bunuh diri. Namun demikian, Aria-sama bersikeras ingin melanjutkannya....kemudian...."

....Diriku lahir dan ibuku meninggal.

("Namamu adalah Sirius....Anakku Sirius, aku mencintaimu. Hiduplah jujur dengan penuh kepercayaan diri dan tanpa terikat apapun. Itu keinginanku sebagai ibumu....Dan Erina, aku akan meninggalkan sisanya padamu. Berikan dia cinta....menggantikan diriku")

"....Itulah kata-kata terakhirnya....Aku, yang telah diwariskan Sirius-sama merasa bingung dengan apa yang harus diperbuat. Namun, untuk pertama kali pelukanku mengangkat dirimu, semua kecemasan dan kebingungan sirna. Kau adalah putra dari lelaki brengsek itu, meskipun demikian, persis seperti ucapan Aria-sama, 'anak ini tidak bersalah'. Di waktu bersamaan, aku memutuskan untuk mengikuti kehendak Ojou-sama dan bersumpah melindungi Sirius-sama. Sayangnya, begitu tak berdayanya diriku....aku masih tidak mampu melaksanakannya....aku...."

....Setelah itu, Erina terus berbicara tentang situasi saat ini sambil terisak.

Bangsawan yang datang kemarin, ayahku, bernama Bardomir Dorian. Dia memberi kami sejumlah uang yang cukup untuk tinggal dirumah ini selama lima tahun.

Setelah menumpahkan semua emosi terpendam, dia tampak sudah mendapatkan kembali ketenangannya sekaligus merasa malu. Mungkin baru sadar bahwa dirinya sedang berbicara dengan seorang anak berusia tiga tahun.

"Haa....Aku telah menunjukkan penampilan menyedihkan ini. Mohon maaf, aku hanya...."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti semua yang kau jelaskan"

"Eh?....Tapi bagi seorang berusia tiga tahun...."

Erina membuat wajah keheranan, lalu berubah terkejut ketika apa yang terjadi kemarin disebutkan. Jika kau sudah terbelalak hanya karena tahu aku menguping, maka bagaimana aku akan mengatakan hal selanjutnya?.

"Erina, sekarang giliranku untuk berbicara"

"Yah....apa itu?"

"Rahasiaku. Mungkin bisa dianggap sesuatu yang gila dan tak dapat dipercaya, tapi aku ingin kau mendengarkannya, kemudian buatlah keputusan"

Tanpa kepura-puraan atau topeng tak bersalah. Sebaliknya, aku menyebarkan suasana kuat. Aku ingin tahu bagaimana dia akan melihat diriku. Kami diam-diam menatap satu sama lain, Erina lalu melontarkan senyuman.

"Tolong berhenti gelisah dan biarkan aku tahu. Apapun yang terjadi, aku akan berada di sisimu, Sirius-sama"

Tunggu, itu tercermin di wajahku? Tubuh balita ini mungkin membuat kemampuanku mengendalikan ekspresi jadi lemah.

"....Erina, kau pernah bermimpi, kan?"

"Ya, memang. Hanya saja, aku sering melupakan isi mimpiku"

"Bagaimana kalau seseorang bisa melihat mimpinya begitu jelas dan tetap mengingat itu?"

'Hei, keberadaanku sebelumnya berada di dunia lain dan memiliki kenangan hidup lebih dari enam puluh tahun'....Bahkan jika aku harus menjelaskannya seperti itu, hanya akan merepotkan dalam berbagai cara. Akan baik-baik saja kalau membuat seluruh pengakuan ini berlatarkan 'mimpi'.

"Meskipun aku lupa kapan ini dimulai, aku terus melihat kehidupan seorang pria dalam mimpiku. Seolah-olah akulah pria itu. Aku pergi melalui berbagai peristiwa dan mempelajari banyak hal. Bahkan ketika bangun, seluruh bagian dari mimpi-mimpi itu terus melekat dikepalaku"

"Hal semacam itu....apa masih berlangsung sampai sekarang?"

"Aku masih mengalaminya. Ada suatu waktu ketika diriku pergi ke medan perang dan belajar caranya bertempur. Itulah alasan kenapa aku bisa mengalahkan para goblin. Aku tidak mengerti kenapa itu terjadi, tapi aku pikir ini hal baik. Berkat itu aku bisa menyelamatkan Erina"

"...."

Dengan benjolan di tenggorokan, aku membeberkan rahasiaku padanya. Erina menatap dengan wajah termenung.

Jujur saja, takkan mengejutkan jika dia memanggilku monster karena tingkat pertumbuhanku yang abnormal.

Dan jawabannya adalah....pelukan.

"....Kau jarang menangis, dapat membaca hanya dalam satu tahun, dan memahami sihir begitu cepat. Tentunya sangat diragukan, namun berpikir ada keadaan seperti itu....Belum lagi dengan perang....Kau pasti telah melalui banyak kesulitan, ya?"

Hmm....Terus terang aku tidak mengira bahwa dia akan percaya dengan mudah. Dia mengatakan bahwa ibuku menganggap kalau aku bisa menjadi orang hebat. Aku merasa Erina juga sama.

Iyah....itu berbeda. Dirinya merupakan sekutu tanpa syarat yang berdiri di sisiku. Bahkan jika mungkin aku menjadi seorang kriminal atau apa pun, dia akan terus melindungiku.

"....Itulah rahasiaku. Aku memahami situasinya sekarang. Aku akan diusir setelah lima tahun, kan?"

"Ya, seperti itu. Jika saja aku punya kekuatan lebih...."

"Ayolah, jangan begitu. Aku di sini, hingga kini, karena Erina telah melakukan yang terbaik. Itu sebabnya aku masih bisa bersenang-senang denganmu, Noel, dan Dee"

"Aku tidak layak menerima kata-kata itu"

Kasih sayang yang Erina arahkan padaku hanya dapat dilihat sebagai rasa cinta kepada anaknya sendiri.

Aku pikir itu akan baik-baik saja jika dia mengungkapkan sedikit lebih, tapi karena ada posisinya sebagai pelayan, aku bisa mengerti jika melihat dari sudut pandangnya.

Walaupun sekarang aku tidak tahu apakah 'Pelayan' adalah istilah yang tepat untuk memanggilnya, aku hanya bisa mengatakan ini.

"Sekali lagi, terima kasih Erina. Aku akan mengandalkanmu dari sekarang"

"....Iya!"

Entah bagaimana berjalan lancar. Aku mampu menjelaskan situasiku, membuat diriku lebih bebas untuk bertindak tanpa harus khawatir akan masa depan.

"Sirius-sama, jika kau setuju, bagaimana kalau kita juga menceritakan mimpimu itu pada Dee dan Noel?"

"Mereka berdua?"

"Seperti diriku, mereka telah dibawa oleh Aria-sama. Kami sudah melalui berbagai kesulitan bersama-sama. Keduanya adalah orang-orang yang dapat dipercaya"

"Aku mengerti. Ayo kita jelaskan ketika mereka kembali. Aku ingin tahu seperti apa wajah yang akan muncul ketika mengetahui ini"

"Mungkin seperti kejutan, mereka akan tercengang. Aku juga ingin melihat momen ketika ekspresi Dee runtuh"

Kami tertawa sambil membayangkan respon keduanya.

Noel panik, Dee menenangkanya sementara masih tanpa ekspresi, dan Erina yang tersenyum.

Hal-hal tidak hanya akan kembali ke garis permulaan. Dari sekarang, bukan hanya aku saja, namun kami semua akan menjadi lebih kuat.

☆☆☆☆

Bagian 2

Setelah itu, aku merapikan dapur yang berantakan, merebus air dan mengelap tubuh Erina. Awalnya bersikeras menolak, namun ia tersenyum ketika aku mengusapnya.

Aku menyiapkan teh lagi. Di sekitar waktu matahari mulai terbenam, dua orang itu telah kembali. Mereka baru saja pulang, tapi anehnya berisik.

Terdengar suara derap kencang langkah kaki, keduanya berlari dengan tergesa-gesa di rumah. Lalu membuka pintu kamar tanpa ketukan.

"Erina-san! Apa kau baik baik saja?!"

Noel bernapas kasar dan melompat ke dalam ruangan. Selangkah di belakangnya, Dee juga melakukan hal yang sama. Melihat ini, Erina meletakkan tangan di dahi sambil menghela nafas.

"Noel, kau terlalu ribut. Pertama, laporkan situasi ke Sirius-sama"

"Oh, benar! Sirius-sama, kami telah kembali! Ah, bukan....Erina-san, obat!! Penyakit Air sudah menyebar luas di kota, jadi kami bergegas pulang!!"

"Aku mengerti. Tenanglah dan jelaskan itu dengan pelan"

Sulit untuk mengendalikan Noel yang sedang panik.

Untuk meringkas ceritanya, penyakit Air baru-baru ini mewabah di kota. Meskipun berada dalam kekacauan, namun disana aman karena sudah bersiap dengan obat. Keduanya telah berencana untuk mengisi persediaan saat berbelanja, tapi tidak bisa memprediksi bahwa penyakit tersebut menyebar di waktu itu. Rumah ini memang jauh dari kota. Dengan jarak itu, mereka mungkin berpikir bahwa Erina tidak akan terinfeksi, tapi kemudian mereka mengingat tujuan perjalanan.

Inti dari belanja itu adalah untuk menghindari ayahku dan membiarkannya bertemu Erina. Penyakit Air juga telah menyebar luas di kota tetangga dari mana si pria babi datang. Kemungkinan Erina beratribut air terinfeksi sangatlah tinggi.

Setelah menyadari ini, mereka berdua kembali sambil panik.

Ketika dia selesai menjelaskan, Noel akhirnya tenang. Sementara ekspresi Dee juga entah bagaimana tampak lebih santai. Melihat wajah Erina yang segar dengan mata kepala sendiri, hembusan kelegaan bocor dari mereka.

"Ya ampun, aku lega. Semuanya masih berjalan baik, Erina-san tidak terinfeksi"

"Aku juga senang"

"Aku terinfeksi"

"....Eh?"

Senyum Noel mendadak kaku.

"Oh, ayolah. Kau tampak sehat bagiku. Tolong berhenti memberi lelucon"

"Ini bukan lelucon. Aku memang terinfeksi penyakit Air, tapi berkat meminum obat, keadaanku telah pulih sepenuhnya"

"Tapi, kita kehabisan obat....aah, aku ingat sebenarnya hanya ada satu yang tersisa"

"Yang itu pecah dan isinya hancur. Sirius-sama sudah meracikkannya untukku"

Noel hendak mengelus kepalaku, hanya untuk berhenti di tengah jalan ketika mendengar ucapan Erina. Aku menggenggam tangannya dan memaksanya melanjutkan apa yang ingin dia perbuat. Dalam semua kemungkinan, setelah mengetahui ini, dia berpikir bahwa itu akan menjadi tidak sopan untuk menepuk kepalaku. Tapi biasanya dia tidak akan sungkan, jadi aku memprotes kepadanya menggunakan bahasa tubuh, 'jangan menahan diri, elus saja'. Jiwaku memang seorang pria tua dengan tubuh anak balita, begini pun tidak masalah.

"Heeh, seperti yang diharapkan dari Sirius-sama. Bisa diduga kalau dia mampu....melakukan....EEHHHHHH?!?!"

"Erina dalam masa penyembuhan, jadi cobalah sedikit lebih tenang"

"Oh?! Maaf?! Tapi, bagaimana kau melakukan peracikan? Tak ada lagi rumput Kelpie di rumah...."

"Tentang itu, ada sesuatu yang aku perlu beritahukan kepada kalian. Dee, Noel, jangan mengatakan kepada siapa pun karena ini sangat rahasia"

"Hah? Eh? Apa, apa yang terjadi?!"

"Aku mengerti. Noel, tenanglah sedikit"

Gadis ini mulai panik dan bingung sekali lagi, sedangkan Dee merubah sikapnya untuk sungguh-sungguh menyimak sementara menenangkan Noel. Aku menengok ke arah Erina, mengangguk dan menyerahkan penjelasan kepadanya. Bukan berarti itu merepotkan, hanya saja mereka dapat lebih menerimanya dengan mudah kalau yang menjelaskan adalah dia. Selain itu, kalau aku yang memberitahu, bisa saja ada bagian dari cerita yang berubah tanpa sengaja.

Erina terus tenggelam dalam pembicaraannya, tak terasa matahari benar-benar telah jatuh saat kami selesai membahas itu. Nah, kini bertambah dua orang yang mengetahui rahasiaku.

""....""

Sama seperti yang aku pikir, sunyi.

Wajah Noel terus beralih antara gembira dan khawatir, sedangkan Dee memiliki kerutan besar di wajahnya terlihat tenggelam dalam pemikiran. Hmm yah, kau tidak akan mampu bertindak secara normal setelah ditampar dengan informasi yang begitu tiba-tiba. Karena mungkin keheningan ini akan bertahan untuk waktu yang lama, aku kembali membuat teh, dan menempatkan itu di depan keduanya. Percakapan pun berlanjut lagi.

"Ada berbagai hal yang aku tidak percayai. Namun ada juga yang bisa kusetujui. Selain itu, ini juga...."

Noel minum teh yang aku buat dan mengangguk puas.

"Teh ini, rasanya bukan sesuatu yang dapat dibuat dengan mudah. Bahkan, bukankah ini lebih baik dariku?! Tidak, Dee-san, kau mengajarkan Sirius-sama cara membuat teh?"

"....Tidak"

"Aku juga tidak. Erina-san juga, kan?"

"Tentu saja. Mempersiapkan teh adalah tugas kita"

Gadis ini kadang-kadang menampilkan intuisinya yang tajam.

Seperti yang Noel katakan, aku tidak mempelajari menyeduh teh dari ketiganya. Aku di paksa membuatnya di kehidupanku dulu karena Guruku merupakan otaku-teh*. Tidak apa-apa karena diriku tidak memiliki obsesi tentang hal itu, tapi jika dia melihat ini sekarang, dia akan memuntahkan ceramah panjang lebar tentang cara duduk yang benar atau seiza.
[Singkatnya, dia pecinta teh]

Ada standar Rasio Emas yang harus diikuti untuk menciptakan teh terbaik. Meskipun itu tidak berlaku di dunia ini. Durasi, suhu merebus air, dan sebagainya. Walaupun beberapa hal telah kulewatkan, namun masih menghasilkan teh yang bagus.

Ah, diskusi sudah keluar jalur.

Pokoknya, ini berarti bahwa Noel yakin dengan fakta diriku yang bisa membuat teh tanpa belajar dari siapapun disini, membuat ceritaku tampak sungguhan.

"Hmmm~~....sangat lezat tapi ini menjengkelkan. Kau berpikir begitu kan, Dee-san?"

"Memang lezat, tapi tidak ada iri hati ataupun sebagainya. Tolong ajari aku di waktu berikutnya"

"A-Aku juga! Aku tidak pernah berpikir akan kalah walaupun menjadi Onee-chan, dan....Eeii, Tolong ajari aku juga!"

Kebanggaan 'kakak'nya sangat lemah. Yah, lagipula aku juga ingin minum teh buatan mereka setelah mengajarkan caranya dimasa depan.

Bersamaan dengan kami semua menyimpulkan ini dan menyepakatinya, perut Noel menggeram. Wajahnya merah padam saat semua perhatian terfokus padanya. Apa boleh buat karena kami sudah sedikit melewati waktu makan malam.

"....Aku akan pergi mengganti alat sihir, dan segera melakukan persiapan"

" Uu, terima kasih banyak"

"Dee, api yang kunyalakan sebelumnya mungkin masih ada. Manfaatkan saja itu, kau bisa mengganti alat sihir nanti"

"Mengerti. Untuk dapat menggunakan batu api, seperti yang diharapkan dari Sirius-sama"

"Tentang itu, kotak batu api jatuh dan semua isinya telah hancur tanpa bisa digunakan"

"""Eh!?"""

Hmm? Apa aku berkata sesuatu yang aneh?.

Rahang dari ketiganya merosot ke bawah, tercengang.

"Dee, lingkaran sihir juga tidak berfungsi, kan?"

"....Tidak, memang tidak"

"Aku, yang satu-satunya beratribut api juga sebelumnya telah pergi keluar"

"Sirius-sama, aku minta maaf....Tapi, bagaimana kau mempersiapkan api?"

"Aku menggunakan pemanasan dari gesekan. Apa ada yang salah?"

"Pemanasan gesekan?"

Aku merasa frekuensi gelombang percakapan kami memiliki perbedaan.

Bukti akan lebih baik daripada pembicaraan belaka. Aku lalu mengambil bahan-bahan yang diperlukan seperti kemarin dan membuat api kecil. Baiklah anak-anak, jangan meniru ini dirumah, ya.

"Tidak ada mantra? Tunggu, ini bukan sihir?"

"Menakjubkan. Bahkan tidak memerlukan lingkaran sihir ataupun seseorang beratribut api, kan?"

"Ini pertama kali aku menyaksikannya. Sirius-sama sudah menjadi seorang revolusioner!"

Metode primitif seperti ini adalah suatu penemuan?.

Aku tidak benar-benar memahami akal sehat di dunia ini---....Bukan itu, tunggu sebentar!!

Aku pun menyadari telah membuat kesalahpahaman yang tak terduga sepanjang waktu.

Dengan demikian, insiden berakhir oleh pengetahuan ini.

☆☆☆Chapter 6 berakhir disini☆☆☆

Catatan Penerjemah =
Bagaimana menurut kalian? Ini chapter yg sungguh mengharukan bukan? Sesungguhnya, aku sudah membaca Novel ini 3x (dengan yg sekarang) tapi aku masih menangis ketika membaca dibagian masa lalu ibu Sirius. Dia benar2 perempuan hebat. Mungkin aku terlalu berlebihan? Yah, apapun. Tapi menurutku inilah salah satu kelebihan utama novel World teacher dimana kita disuguhkan dengan banyak sisi yg mendorong air mata untuk keluar.....lalu, biarkan aku mengatakan ini....Selamat untuk kalian yg terus menyayangi ibunya dengan tulus. ^_^ Cinta kalian akan sampai dimanapun dirinya berada.

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya


Comments

  1. entah kenapa gw terharu baca chapter ini

    ReplyDelete
  2. Sependapat,,, hehe
    Tetap lanjutkan min, biar pada tau sisi haru WT dengan TLannya mimin,,,
    Semangat,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke. Terimakasih karena sudah ikutan terharu T_T

      Delete
  3. Bacanya sambil dengerin musik Instrumental yang epic contohnya musik buatan Hiroyuki Sawano, Tomas Bergensen, Hans Zimmer, Joe Hisaishi atau musik emotional yang lainnya, sudah itu terus mainin Imajinasi kita, sambil baca rasain diri kita seakan ada di dunia itu, di jamin baca nya jauh lebih bikin takjub :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah. Kayaknya agan yg satu ini pinter mainin imajinasi XD👍👍

      Delete
  4. Aku benar² nangis waktu bagian ibu sirius :'

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]