World Teacher chap 9 B. Indonesia
Chapter 9 Reservasi
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
"Baiklah, ayo kita pergi!!"
"Hei! Kau akan tertangkap jika membawa diriku. Jangan pedulikan aku dan larilah! "
"Diberitahu begitu, malah semakin membuatku tidak ingin meninggalkanmu. Selain itu, onee-san ringan, jadi baik-baik saja"
Saat ini aku memperkuat diri dengan {Boost}. Tapi, serius, dia sangat ringan.
Tubuhnya juga lembut, yang merupakan hal bagus, tapi apa dia sungguh memiliki otot? Di sisi lain, ia mempunyai kemampuan menangani pisau, aku kira itu termasuk dalam perbedaan ras?
Aku terus melarikan diri sementara menikmati kelembutan Elf-san, namun para bandit itu bersikeras mengejar kami.
"Berhenti di sana!!"
"Bocah nakal itu, ayo kita tangkap sebelum kita lumpuh total!!"
"Heh, jangan pikir kau dapat melarikan diri sambil menggendongnya!!"
Mereka berteriak padaku saat berlari ke arah kami, tapi aku sengaja menjaga jarak.
Aku bisa berlari lebih cepat dari mereka dan pergi sejauh bermil-mil jika mau, tapi aku ingin mengurusi para bajingan ini dulu. Masalah dapat dengan mudah diselesaikan menggunakan sihir pistol yang menembakkan peluru tak terlihat, tapi Elf-san ada disini....
Dengan kata lain, menjelaskan itu akan mengganggu, jadi diputuskan untuk menyelesaikannya tanpa mengotori tanganku kali ini.
Pengejar tampaknya akan mendekat, tapi mungkin karena racun itu mulai berefek, gerakan mereka telah menjadi agak kikuk. Sementara mengkonfirmasikan posisi, aku perlahan berhenti berlari.
"Haah....Haah....dia akhirnya kelelahan?"
"Haaahhhhh....hahh....Ki-Kita tidak punya banyak waktu. Ayo singkirkan dia dengan cepat"
"Tidak peduli seberapa kerasnya kau berteriak....Haahh....Kami tidak akan memaafkanmu, bocah"
Sangat jelas kalau mereka lah yang kelelahan.
Namun, kalian semua, itu tidak baik. Stamina berada di atas segalanya, jadi kalian harus lebih melatih diri. Ah, aku kira apa boleh buat, mereka sedang teracuni.
"Oh, aku mengerti. Bocah ini melarikan diri untuk mengulur waktu racunnya menyebar di tubuh, kan?"
"Kau setengah benar, mungkin? Lebih penting lagi, onee-san, kita akan terbang. Kau jangan sampai menggigit lidah, ya?"
"Terbang? Apa maksudmu?"
"Ini dia, bersiap dan~!"
Ketika aku henda mengaktifkan {Air Step} dan melesat ke langit, benda besar datang melompat, menghancurkan pepohon yang menghalangi jalan.
Itu adalah monster raksasa kira-kira setinggi dua meter, memiliki empat lengan, dan mirip dengan 'beruang biasa' karena hidungnya yang terlalu besar. Aku telah menggunakan {Search} sebelumnya dan merasakan bahwa mahkluk ini sedang bersembunyi di sekitar, tujuan lariku memang membimbing para bandit kesini. Mungkin takkan masalah dengan meninggalkan sisanya untuk si pak 'beruang'. Selain itu....
"Hiiii?! Gi-Gigubear?!"
"La-Lari---....tubuhku?!"
"Oi!! Di sana juga ada satu!!"
"Tolong!! Aku tidak bisa bergerak!!"
"Kita masuk ke wilayah mahkluk-mahkluk ini?! Sialan!!"
Yah, memang tidak hanya satu ekor, namun beberapa respon bisa terasa di {Search}. Ini juga waktunya untuk efek kelumpuhan perlahan-lahan timbul, sehingga menjadi situasi putus asa bagi mereka.
Semoga kalian sampai ke neraka dengan aman~. Jika kalian dilahirkan kembali, cobalah untuk menjadi orang terhormat, ya~.
Sambil memunggungi gema tangisan kematian, aku meninggalkan tempat sementara masih membawa Elf-san dalam pelukan.
Menyelesaikan misi penyelematan dengan lancar, aku mencari daerah yang terdapat air.
Dia harus segera diberi obat penawar, dan jika tidak merawat cederanya dengan benar, itu akan meninggalkan bekas luka.
Akan agak memalukan untuk meninggalkan bekas luka di kulit halus, putih bersih dan murni miliknya.
Tapi gadis ini....anehnya cukup tenang.
Aku pikir seseorang takkan mampu tetap diam setelah diselamatkan oleh seorang anak dan terbang ke langit.
"....Hei. Sekarang, kita sedang terbang, kan?"
"Tepat. Tapi kalau kau takut, aku akan turun"
"Tidak, bukan itu. Sebaliknya, ini sungguh menakjubkan, menakjubkan! Terbang di udara terasa semenyenangkan ini!!"
Aku salah, dia benar-benar gemetar dengan kegembiraan, ya? Tapi, Elf-san ini tabah. Meskipun sudah melalui pengalaman seperti itu, dia bersemangat bagaikan anak kecil saat mengetahui rasanya berada di langit.
Kecantikannya membuat dia sulit untuk diajak bicara, tapi ketika sisi dirinya muncul, aku merasakan adanya kecocokan.
"Ya....itu benar, aku baik-baik saja. Kesampingkan itu, 'kalian' selalu menikmati perasaan ini, ya? Aku agak iri"
Hanya ketika aku pikir dia akan memelukku, Elf-san tiba-tiba berbalik ke arah udara kosong dan mulai berbicara. Apa dia kebetulan menerima gelombang radio elf atau sesuatu?
Hmm....gelombang radio?
Aku menyadarinya....sensasi aneh itu datang lagi. Namun, tak terlihat seperti sihir tanpa mantra.
Mungkinkah dia....
"A-Ah, maaf, sepertinya aku lupa diri dalam kegembiraan. Ngomong-ngomong, sejauh mana kita akan pergi?"
"Kita akan segera turun"
Bersamaan dengan dia yang bertanya seolah-olah menyembunyikan rasa malu, aku menemukan sebuah sungai melintasi hutan. Karena tidak ada mahkluk apapun dalam {Search}, aku langsung memutuskan untuk berpijak.
Sungai diselimuti dengan kerikil putih dan bebatuan, memberikan pandangan yang baik. Kalau ada sesuatu yang datang, aku langsung bisa menyadarinya.
Setelah membiarkan Elf-san duduk di atas sebuah batu, aku mengambil obat penawar dari dalam tas yang sebelumnya ku rebut.
"Ini adalah obat penawar. Kau dapat meminumnya sendiri?"
"Mati rasaku belum hilang. Tolong, kalau kau tidak keberatan...."
Dia mempercayakan ini kepadaku seolah-olah dirinya tidak peduli.
Untuk memenuhi harapannya, aku mengarahkan penawar ke bibir elf-san. Tidak seperti waktu dengan Erina, sekarang itu luar biasa menggoda. Aku entah bagaimana merasa telah berbuat suatu yang dilarang. Mungkin nafsu atau keinginan seksual tidak muncul karena usiaku masih belum mencukupi.
"Hn....fuu. Tubuhku agak panas"
"Ini bukti bahwa indra milikmu telah kembali. Aku juga akan merawat lukamu sebelum kelumpuhan benar-benar menghilang"
Ketika aku membuka handuk yang melilit lukanya dan periksa keadaan cedera, darah telah berhenti mengalir, namun kulit yang sobek masih menganga.
Aku mencuci handuk di sungai dan mengusap darah yang mengeras di sekitar luka. Biasanya akan menyakitkan, namun seharusnya efek racun masih ada sehingga menutupi rasa sakit apapun.
"Tanganku akan menyentuh lukamu untuk sebentar. Tahanlah itu"
"Kau juga dapat menggunakan sihir penyembuh?"
"Hmm, sedikit berbeda tapi masih merupakan metode penyembuhan, aku kira?"
Di dunia ini ada mantra khusus dalam menyembuhkan luka. Itu merupakan sihir beratribut air yang membungkus cedera dengan cairan bersifat penyembuh.
Aku telah mencoba untuk mempelajarinya, tapi kompatibilitasku dengan sihir atribut ini sangatlah buruk. Namun, aku masih bisa melakukan sesuatu yang mirip.
Saat menyentuh luka dengan tangan, aku mengonsentrasikan Mana dan meresapkannya ke dalam tubuh Elf-san. Kami berdua terdiam untuk sementara waktu. Dia mungkin menyadari sesuatu dengan wajah berkerut, ekspresi yang tampak tidak nyaman.
"Ah~....ya ampun....Kau sudah banyak membantu dan aku bahkan belum mengatakan satupun ucapan terima kasih"
"Itu benar juga. Tapi aku bertindak atas kehendakku sendiri"
"Tetap saja ini tidak dibenarkan. Kau merupakan orang yang menyelamatkanku, jadi wajar saja kalau aku harus berterima kasih....Sebelum itu, bisakah kau memberitahu namamu"
"Sirius. Bukankah normal bagi yang meminta untuk pertama mengenalkan diri mereka?"
"Maaf, itu juga sopan santun diantara para elf. Namaku Shemifia Aramis. Sirius-kun, aku sudah diselamatkan olehmu. Terima kasih"
Dia mengekspresikan rasa syukurnya dengan senyuman lebar nan lembut. Sangat membahagiakan ketika terdengar dari seorang perempuan cantik.
"Aah, aku senang karena kita berdua aman. Shemifia-san....boleh aku memanggilmu begitu?"
"Panggil saja 'Fia', karena aku juga akan memanggilmu 'Sirius'. Ngomong-ngomong, Sirius, apa kau ini?"
Dia Ojou-san* yang cukup agresif.
[Perempuan muda/gadis]
Tidak, tampaknya elf adalah ras dengan umur yang sangat panjang. Dia mungkin jauh lebih tua dariku sebelum bereinkarnasi, jadi sebutan 'Ojou-san' tidak terlalu tepat, kan?.
"'Apa aku?' Kau tidak bisa tahu hanya dengan melihat?"
"Yah, kau anak dari ras manusia, kan? Namun, kau tidak tampak normal. Mengurus lima orang dewasa seolah bermain-main, dan menggunakan sihir yang unik. Aku telah melakukan perjalanan ke berbagai tempat, tapi belum pernah melihat manusia seperti dirimu"
Sama seperti yang Fia katakan, aku mungkin 'tidak biasa' dari perspektif orang lain. Kesan itu akan bertambah saat sadar akan penampilanku yang berupa seorang anak berusia lima tahun.
Namun, jika diterpa pertanyaan 'Apa kau?', jawaban yang bisa kuberi hanya berupa 'Aku dari umat manusia'.
Aku bereinkarnasi dengan kenangan hidup sebelumnya, tidak berarti bahwa diriku diberkahi dengan hal-hal seperti kemampuan khusus. Kekuatan ini merupakan buah dari kerja keras selama hari-hari pelatihan. Bahkan sihir yang dia sebut 'unik' hanyalah sesuatu yang kukembangkan menggunakan prinsip-prinsip tertentu.
"Walaupun kau bilang begitu....Aku sungguh dari ras manusia. Seorang anak berusia lima tahun sejak lahir"
"Lima tahun? Aku benar-benar tidak bisa percaya bahwa anak lima tahun mampu melakukan semua hal ini"
"Yah, banyak hal yang terjadi....Sulit untuk menjelaskan. Bagaimana mengatakannya, ya...."
Sebenarnya....Aku juga bertanya-tanya kenapa diriku bereinkarnasi dengan kenangan yang masih utuh.
Sementara memandang ke kejauhan, Fia yang melihatnya salah paham dan mulai panik.
"M-Maaf. Membuatmu ingat sesuatu yang tidak menyenangkan...."
"Aah, bukan begitu, jangan khawatir. Pokoknya, aku hanya orang normal dari ras manusia. Kekuatan ini sendiri merupakan hasil dari latihan. Lebih seperti, kemungkinan setiap orang tak terbatas"
"Aku tidak terlalu setuju, namun....ini bisa dimengerti hanya dengan melihat dirimu. Bahkan cara berpikirmu akan membuat orang dewasa malu"
"Aku akan menganggapnya sebagai pujian"
"....Lagipula, kenapa orang sepertimu membantuku? Pria-pria itu tidaklah amatir. Kau mungkin tewas jika sedikit saja ceroboh"
"Hmm, karena peluang suksesku yang tinggi?"
"Bagi manusia, elf adalah ras langka. Itu sebabnya orang-orang seperti sebelumnya akan menggunakan cara berhati dingin yang menurut mereka dapat berhasil untuk menangkapku. Meskipun, aku tahu bahwa kau tidak seperti itu"
Kenapa aku menyelamatkannya, ya?
Pada saat itu, aku memutuskan untuk menolongnya setelah mengamati semua orang yang terlibat. Bukan karena alasan kemanusiaan. Aku mungkin tidak akan membantu Fia jika kondisinya masih sehat dan mampu melawan kelima pria.
Sebuah dunia di mana yang kuat bertahan hidup.
Orang-orang yang jelas menangkap Fia demi uang dan nafsu, itu hanya untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Berpikir tentang hal ini, aku juga sama.
"Aku ingin mengenalmu justru karena kelangkaan ras milikmu....mungkin? Dan juga, karena kau cantik...."
Fakta bahwa 'Dia cantik' sangat penting untuk tindakanku ini.
Meskipun aku berkata dengan serius, awalnya tercengang, dia lalu tertawa terbahak-bahak.
"Ha, hahahahaha!! Ingin mengenalku karena aku cantik? Kau orang pertama yang mengatakan motif tersembunyinya begitu santai"
"Aku seorang laki-laki. Apa yang salah dengan menjawab secara jujur?"
"Hehe, aku senang telah diberkahi kecantikan. Itu membuatku bisa bertemu denganmu"
"Oh, dengan kata lain....?"
"Benar....ayo kita berteman. Tidak, aku memintamu untuk menjadi temanku"
Aku dengan tegas menjabat tangannya menggunakan tanganku yang bebas*. Akhirnya, aku bisa berkenalan dengan seseorang selain para penghuni rumah.
[Satu tangannya masih menyentuh luka Fia]
Disamping itu, dia merupakan elf yang cantik. Ya, ini awal yang menguntungkan.
"Hmm, aku pikir mati rasaku telah sebagian besar menghilang....Hei, Sirius. Mencoba untuk menyembuhkan lukaku memang baik, tapi ini adalah kesalahanku sendiri, jadi kau tidak perlu mengurusnya lagi"
"Nah....ini harusnya selesai, mungkin?"
Ketika aku menjauhkan tangan dari cederanya, luka di sana sampai beberapa saat yang lalu telah menghilang seakan tak pernah ada.
Fia menampakkan ekspresi kagum sambil menyentuh tempat kulit yang sebelumnya robek.
"Hampir tak ada respon Mana, menakjubkan. Ini pertama kalinya aku melihat sihir penyembuh tanpa mantra"
"Ini bukan sihir penyembuh. Aku memiliki atribut Tanpa Warna, karena itulah afinitasku dengan atribut air sangat buruk"
"Eh? Tanpa Warna? Kau bercanda, kan?"
Apa yang aku lakukan hanyalah meresapkan Mana ke orang lain untuk merangsang Mana mereka, dan menyebabkan aktifnya regenerasi diri. Yang benar adalah aku menciptakan ini untuk menyembuhkan cederaku sendiri, tapi juga bekerja pada orang lain. Ini murah dan sederhana, aku menyebutnya 'Kontrol Regenerasi'.
Tidak seperti sihir penyembuh atribut air, dibutuhkan waktu dan memerlukan kontrol presisi Mana. Namun, ini satu-satunya metode pemulihan yang aku dapat gunakan. Tidak ada yang salah dengan itu kerena alami.
Dan seperti yang diharapkan, dia terkejut ketika mendengar bahwa aku Tanpa Warna. Bahkan elf memiliki pendapat yang sama, ya?
"Bukankah barusan kita di langit? Aku pikir kau memiliki atribut angin dan terbang menggunakan sihir angin"
"Yah, itu hanya memanfaatkan Mana dan berlari, bukan terbang. Lagipula, Fia adalah orang yang beratribut angin dan memakai sihir roh, kan?"
"....Bagaimana kau tahu kalau aku menggunakan sihir roh?"
Wajahmu menjadi mirip topeng Noh*, kau tahu. Apa aku baru saja berkata hal-hal aneh?
[Topeng untuk teater klasik jepang yang disebut terater Noh. Ini Bentuknya]
Aku mendapatkan firasat bahwa lebih baik untuk berbicara jujur. Ayo kita maju dan menjelaskannya secara langsung.
"Mungkin karena sihir angin yang kau gunakan pada orang-orang itu terlalu kuat dibandingkan dengan jumlah Mana yang habis. Juga, aku mengalami perasaan aneh di sekitar Fia saat itu"
Sihir angin yang dilepaskan pada para bandit itu berhenti di tengah jalan, tapi indraku memberitahu bahwa dia hanya mengkonsumsi segelintir Mana. Jika Fia tidak keracunan, mereka pasti akan terhempas jauh, persis seperti yang dia katakan.
Dan kemudian, aku yakin ketika menyentuh tubuhnya. Perasaan aneh itu bukan dari Fia, tetapi berputar-putar di sekitarnya sebagai pusat.
Perasaan aneh yang menimbulkan ketidaknyaman ini mungkin berasal dari para roh. Dan seandainya benar, itu pasti roh angin.
Fia menjawab sambil menjaga ekspresi kaku, seolah memikirkan sesuatu yang rumit.
"Apa Sirius dapat melihat roh?"
"Tidak. Hanya timbul perasaan aneh ketidaknyamanan di sekitar Fia, jadi aku mengira bahwa asal perasaan itu adalah roh"
"....Apa ini pertama kalinya kau melihat sihir roh?"
"Ya, memang. Namun...."
Seperti sihir pistol milikku, sihir roh sangat kuat. Hal itu tertulis di catatan yang pernah kubaca, tapi setelah melihatnya langsung, ini keterlaluan. Bagaimanapun, tiupan angin kencang bagaikan badai muncul hanya dari memakai sejumlah kecil Mana untuk memanggil para roh. Firasatku mengatakan, jika dia serius, akan ada bencana alam semacam tornado.
"Meskipun aku gagal melepaskannya, sihir roh hebat, kan? Untuk alasan inilah, aku menyembunyikannya karena akan ada begitu banyak orang yang akan mencoba membatasiku"
Tentu saja, jika sekuat itu, maka akan ideal untuk menggunakannya sebagai senjata.
Meskipun elf seperti target yang mudah, jika sihir rohnya diketahui, maka target-target ini akan menjadi suatu hal besar tak terbayangkan.
"Aku bisa melakukannya dengan mengirimkan sebagian Mana kepada mereka, namun roh akan pergi kalau emosiku muncul. Ini cukup menguras konsentrasi"
Fia berbicara sambil tersenyum, namun itu agak dipaksakan, ada kegelapan yang dia coba sembunyikan disana.
Karena kelebihan ini, ia mungkin telah dibebani dengan berbagai kesulitan. Penderitaan yang hanya mereka dengan kekuatan keterlaluan bisa pahami....ya.
"Emmm.....ini masalahku, sehingga kau tidak perlu membuat wajah semacam itu, Sirius"
"Aku tidak mengerti hal-hal yang berkaitan dengan roh, tapi aku mengerti hal-hal yang berkaitan dengan menyembunyikan kekuatan seseorang"
Ya, mungkin semacam nasib. Aku akan membuat gadis ini---yang menderita sendirian---menyadari bahwa dia memiliki seorang kawan.
Kepala Fia miring pada kata-kataku. Saat hendak mencoba menunjukkan sihirku sendiri, objek raksasa memasuki pandangan.
"....Sesuatu sedang mendekat"
"Eh....ah! Kau benar, roh-roh menjadi gelisah---Tunggu, itu?!"
Tatapanku mengarah tinggi ke langit, dan objek besar tersebut sekarang terbang ke arah kami.
Itu makhluk hidup dengan sayap tumbuh keluar dari tubuh seperti kadal. Ini tertera di buku, dikatakan sebagai monster yang merupakan subspesies dari naga.
"....Seekor wyvern, ya. Hanya satu, apa dia memisahkan diri dari kawanannya?"
"Jangan hanya dengan santai mengamati, ayo bersembunyi! Akan merepotkan jika kita menjadi sasarannya"
"Agak terlambat untuk itu. Sepertinya dia sudah menyadari kita"
Sementara meluncurkan raungan bernada tinggi, wyvern itu menuju langsung ke arah kami. Mungkin ukurannya sekitar tiga kali diriku sendiri. Menurut buku, ada juga yang lebih besar di luar sana.
"Naga muda? Meski begitu, dia sudah cukup besar...."
"Raungannya sangat keras! Apa boleh buat, kalau aku melakukannya sekarang...."
Fia mencoba melepaskan sihir sementara masih terduduk. Namun mungkin karena efek racun belum benar-benar lenyap, dia mengalami kesulitan mengonsentrasikan Mana-nya.
Saat butiran keringat muncul di dahinya, aku meletakkan tangan di bahunya seakan untuk meyakinkan Fia. Lalu melangkah ke depan seolah-olah melindungi dirinya.
"Mundurlah, Sirius. Aku setidaknya mampu mengusir mahkluk itu, walaupun belum bisa mengalahkannya"
"Tidak masalah. Tinggalkan saja ini kepadaku"
Wyvern yang telah cukup dekat di hadapan mata kami bersiap untuk menyerang dan menukik. Aku pun mengarahkan jari telunjuk padanya.
"Apa kau siap, Fia? Sihir roh milikmu bukan satu-satunya hal yang kuat. Aku akan membuktikannya"
"Tunggu, apa yang kau kata---"
"{Magnum}!!"
Sebuah peluru Mana dilecutkan dari ujung telunjukku. Ini merupakan salah satu sihir yang aku terus latih berkali-kali selama beberapa tahun terakhir, mengakibatkan presisinya untuk meningkat.
Aku membayangkan peluru dengan menambahkan {Impact} secara bersamaan untuk memberi dampak pada proyektil. Peluru pun melesat menembus mata Wyvern dalam sekejap. Gelombang kejut yang dipancarkan dari kedalaman otak membuat kepalanya meledak.
Bisa dipastikan dia telah tewas. Wyvern lalu meluncur di udara, lewat di samping kami, dan terjerumus ke tanah.
Fia tercengang pada mahkluk itu yang tewas hanya dalam sekejap. Di waktu singkat, ia akhirnya mulai bergerak lagi dan perlahan menoleh ke arahku.
"Baru saja....apa itu? Apa yang kau telah lakukan?"
"Salah satu sihir ciptaanku. Kekuatannya seperti yang kau lihat. Bagaimana, Fia?"
"....Aku tidak dapat mengatakan apapun. Meski tanpa memakai mantra, melepaskan sihir sekuat itu...."
"Sesuai dugaan. Bahkan dari sudut pandang Fia, ini menakjubkan. Sihir barusan, tolong rahasiakan ya?"
"A-Aku tidak berniat untuk memberitahu siapapun, tapi kenapa? Kalau kau menunjukkan sihir semacam ini, maka akan ada segunung undangan dari para bangsawan dan....ah!"
"Akan tampak menyedihkan ketika sekelompok orang memanfaatkan seorang anak kecil, bukan? Lihat, Fia dan aku sama dalam hal ini"
Ini berarti bahwa dia tidak sendirian. Dengan kata lain, akan baik-baik saja selama kami berbagi rahasia satu sama lain.
"Aku mengerti....Kemudian, aku akan tetap bungkam tentang apa yang baru saja terjadi. Kau juga, bukan?"
"Baiklah"
Itu benar...Fia dan aku adalah sahabat dengan rahasia yang sama.
Menyadari pemikiranku, dia memberi senyuman alami.
Sementara menunggu Fia pulih, aku memeriksa mayat wyvern ini. Karena kepalanya meledak dengan darah berceceran, aku harus selesai sebelum monster berkumpul.
Bersamaan dengan meneliti bagian-bagian yang mungkin bisa dijual, Fia menghampiri dan menatap wyvern sementara bergumam dalam kekaguman.
"....Sungguh menakjubkan. Mengalahkan seekor wyvern hanya dengan menunjuk jari kearahnya...."
"Ini bukan karena seluruh bagian tubuh wyvern lunak. Aku harus mengincar titik lemah, seperti yang tadi kulakukan pada matanya"
"Mampu membidik bagian kecil seperti mata cukuplah menakjubkan, kau tahu. Kesampingkan itu, apa yang sedang kau lakukan?"
Walaupun tidak begitu besar dari spesimen, kau bisa menebak bahwa dia sejenis naga dari ukurannya. Aku mencoba untuk merobek apa yang mungkin bisa dijadikan bahan baku, tetapi pisau milikku bahkan tidak mampu membuat goresan pada patagium* yang tersebar di sayapnya, apalagi sisik....
[Suatu struktur membran untuk membantu terbang/meluncur pada binatang. Contohnya ada pada kelelawar atau pterosaurus]
"Aku menginginkan patagium-nya, tapi pisau ini tidak berguna. Apalagi, patagium itu tahan lama dan fleksibel...."
"Aah, tentunya tidak mungkin dengan pisau kecil kan? Baiklah, aku akan meminjamkan ini"
Apa yang Fia lemparkan adalah pisau yang bersinar kehijauan. Aku telah melihat berbagai pisau dalam hidupku sebelumnya, namun ini pertama kalinya aku melihat pisau indah seperti itu yang tampaknya unggul dalam kepraktisan.
Aku merasa akan sia-sia untuk menggunakan suatu barang yang bagaikan sebuah karya seni. Hanya saja, Fia tersenyum seakan mengatakan 'Silakan'. jadi aku dengan ramah dan tanpa syarat memanfaatkannya.
"Ooh....luar biasa"
"Itu karena terbuat dari Mithril. Sejenis logam yang dapat dilalui Mana"
Hanya menyentuh permukaan patagium sedikit, pisau ini memotongnya dengan mudah. Aku terus menguliti wyvern sementara terheran-heran dari ketajamannya.
Setelah selesai, aku melangkah jauh dalam suasana hati penuh kepuasan.
"Terima kasih untuk meminjamkan pisau yang menakjubkan. Aku dapat dengan lancar mengumpulkan bahan"
"Bukan apa-apa, tapi kau sudah benar-benar selesai tentang hal itu? Tak ada bagian lain yang kau ingin robek? Semisal, sisik?"
"Tas-ku penuh hanya dari patagium. Keserakahan akan membuat bawaanku berat dan menghambat perjalanan di langit"
Karena patagium ini sepertinya tahan lama dan fleksibel, mungkin bisa digunakan dalam berbagai hal. Saat aku melipat patagium sekecil mungkin dan meletakkannya di tas punggung, Fia menatapku dengan ekspresi aneh.
"Kau tidak memiliki keserakahan apapun, ya. Petualang yang biasa kulihat akan mengupas sampai ke tulang untuk dijual. Terutama karena wyvern merupakan sejenis naga, harga bagian tubuhnya cukup tinggi"
Dee yang bertugas dalam penjualan akan kerepotan dengan asal-usul bahan-bahannya. Karena itulah, aku hanya membawa beberapa lembar. Kalau cuma sejumlah ini, kemungkinan besar pembeli akan mengabaikannya.
"Aku tidak bisa dengan gampangnya menjual ini, akan timbul berbagai kesulitan. Fia, kau membutuhkan sesuatu dari wyvern?"
"Aku dalam perjalanan kembali ke kampung halaman, jadi itu tidak perlu"
"Kalau begitu, kita tinggalkan sisanya disini. Lebih penting lagi, bagaimana keadaanmu?"
Fia mencoba membuka dan menutup tangannya, melompat, lalu tersenyum sambil menepuk kepalaku.
Hmm....di tepuk oleh seorang perempuan cantik cukup bagus.
"Ada sedikit mati rasa yang tersisa, namun tidak akan ada masalah dengan hanya bergerak. Ini semua berkatmu"
"Kemudian, ayo pergi. Mayat wyvern akan menarik para monster"
"Ya. Aku dalam perawatanmu"
Sementara masih tersenyum, Fia menghampiriku dengan kedua tangan terbentang. Aku berniat untuk melakukan itu dari awal, tapi tidak berpikir bahwa orangnya sendiri akan meminta.
"Apa boleh buat. Baiklah, aku akan membawamu"
"Hehe, terima kasih. Ah, tapi jangan salah paham, karena itu Sirius, aku bisa mempercayakan tubuhku padamu. Ini bukan berarti aku ingin melakukannya"
"Di percaya sampai sejauh itu adalah suatu kehormatan. Nah, Ojou-sama, kita akan pergi?"
"Ya, ayo!!"
Sekali lagi mengangkat Fia dalam gendongan putri, aku menendang udara dan berlari ke langit. Tujuan kami adalah kampung halamannya. Karena tidak jauh dari sini, aku memang berencana membawa Elf ini sampai kesana.
Fia yang ceria dan aku membuat percakapan ringan sementara melintasi langit.
"Di desa Elf kami, ada kebiasaan bepergian ke dunia luar ketika seseorang mencapai usia tertentu. Aku juga memulainya beberapa tahun yang lalu. Dan hingga sekarang, sudah banyak tempat yang kudatangi"
"Kebetulan sekali, aku juga berencana melakukan perjalanan setelah dewasa"
"Heeh, terdengar bagus. Meskipun muncul berbagai kesulitan, bepergian benar-benar menyenangkan"
Aku pernah mendengar bahwa para elf jarang meninggalkan hutan, tapi itu tidak terasa sedikitpun dari Fia. Senyumnya tampak seolah-olah dia sepenuh hati bersuka ria.
"Kau sedikit berbeda dari elf yang pernah kubaca dalam buku-buku"
"Nah, bisa dibilang aku ini cukup eksentrik. Elf biasa akan tetap mengasingkan diri di hutan dan takkan mencoba untuk keluar, keingintahuan mereka dibatasi oleh kebanggaan. Sebaliknya ketika mencapai usia yang diperbolehkan, aku dengan gembira melangkah ke dunia luar"
"Haha, aku tidak membenci kepribadian semacam itu
"Senang mendengarnya. Sepuluh tahun berlalu menikmati hari-hari bepergian, aku pun harus kembali ke kampung halaman. Dan dalam perjalanan pulang, aku malah diserang"
"Bukankah Fia sebenarnya mampu berurusan dengan pria-pria sekaliber mereka?"
"Ya, memang mudah jika menggunakan sihir roh, tapi aku sedikit ceroboh"
Tampaknya Fia kehabisan uang ditengah perjalanan pulang. Tepat di waktu ia menerima pekerjaan yang harus dilakukan sebagai sebuah kelompok, para pria itu ada disana. Terdapat petualang pemula lain juga, dan ia mengajari berbagai hal layaknya senior. Tetapi orang-orang itu menipu si petualang pemula dan membuatnya memberikan racun pelumpuh pada gadis ini.
"Sepertinya mereka telah mempengaruhi anak itu ketika aku tidak memperhatikan. Tanpa mengetahui apapun, dia memberiku minuman sebagai ungkapan rasa terima kasih. Aku baru menyadari kalau isinya racun yang mereka diam-diam campur setelah meminumnya. Sebelum efek muncul, aku berusaha lari....hanya saja...."
"Para bajingan itu memojokkanmu, lalu aku kebetulan bertemu kalian"
"Kira-kira begitu. Yah....orang-orang itu mendapatkan apa yang pantas. Namun, aku agak bersyukur. Karena mereka, aku bisa bertemu Sirius"
"Kau dengan santai mengatakan hal-hal memalukan. Meskipun....aku merasakan hal yang sama"
"Aku mempunyai sebuah aturan, yaitu 'Jangan menyembunyikan kasih sayangmu'. Adapun Sirius juga merasa seperti itu tentang pertemuan kita, aku senang"
Aku hanya menolong. Namun, tidak sampai berharap akan dibanjiri kasih sayang. Aku mendapat suatu hal menyenangkan saat terbang di langit.
Tak lama kemudian, hutan berakhir seolah-olah terpotong. Apa yang menggantikan adalah padang rumput. Walaupun tidak luas, tak ditemukan satupun monster pada hamparan lahan hijau itu.
"Hutan di sisi lain padang rumput ini merupakan wilayah para elf. Terdapat penghalang yang dipasang untuk menangkal orang-orang luar dan monster. Disini adalah batasnya"
Dia berkata kalau langsung pergi ke sana melalui langit, aku akan dianggap sebagai musuh dan diserang. Jadi kami mendarat di sisi hutan.
"Di sini baik-baik saja. Hutan ini seperti halaman rumahku sendiri"
"Heeh, seperti yang diharapkan dari ras yang tinggal di hutan, ya. Ngomong-ngomong, apa yang akan terjadi jika aku memasuki hutan ini?"
"Penyusup selain para elf akan segera terdeteksi oleh penghalang. Aku kira kau akan di hujani anak panah. Bahkan, kalau entah bagaimana berhasil melewatinya, kau pasti tersesat tanpa tahu arah jalan ke desa"
"Keamanannya sangat ketat. Di lain hal, bahaya diserangan oleh orang luar juga rendah"
"Tentu saja terdapat banyak risiko, tapi karena ada hal seperti itulah, para elf bersikeras menyendiri di dalamnya. Aku mungkin sedikit khawatir ketika memikirkan masa depan ras"
Fia tersenyum masam. Dia lalu duduk di atas batu terdekat tanpa niat memasuki hutan, menepuk tempat di sampingnya seolah berkata 'kemarilah'.
Sekarang masih pagi jadi ada banyak waktu luang. Aku belum cukup bicara dengannya ketika memutuskan untuk menaruh pantatku disana. Dia tersenyum saat tatapan kami bertemu.
"Bagaimanapun, terbang di langit sungguh menyenangkan. Hanya dalam waktu singkat, mampu menempuh jarak yang biasanya mengambil satu atau dua hari. Rasanya bagus"
"Ketika pergi terlalu cepat, tekanan anginnya sangat keras. Meskipun begitu, aku setuju denganmu"
"Hei, Sirius. Kita akhirnya menyelesaikan semua hal, tapi aku punya permintaan lagi....Apa kau mau mengajariku metode untuk terbang di langit?"
"{Air Step}, ya? Mana yang dihabiskan terlalu banyak. Aku tidak menyarankanmu untuk melakukannya"
"Tidak masalah. Sampai sekarang, aku sudah mencoba terbang berkali-kali, dan jatuh juga setiap kalinya. Itu tidak menyenangkan"
Rupanya dia telah mencoba memukul tubuh sendiri dengan sihir roh angin di masa lalu. Sayangnya lebih mirip dihempaskan daripada terbang. Dia pun meratapi diri yang tak berdaya.
"Entah bagaimana aku bisa selamat dengan melepaskan angin tepat sebelum jatuh. Meski usaha untuk terbang selalu gagal, aku tidak mau menyerah. Jadi, tolong!"
Dia serius....meminta dengan kedua tangannya menyatu di depanku.
"Kalau itu merupakan sesuatu yang mampu kulakukan, maka akan kulakukan. Aku bahkan bisa menjadi kekasihmu ketika kau sudah dewasa. Tentu saja, kalau kau mau"
"Kesampingkan persoalan 'Kekasih', akan lebih baik kalau Fia menyerah pada metode yang aku gunakan untuk terbang"
"....Seperti yang kupikir. Mustahil, ya?"
"Bukan. Fia dapat melihat roh-roh angin, sehingga kau bisa saja terbang jika berlatih"
"Berlatih? Bukankah aku baru saja memberitahumu? Itu lebih mirip dihempaskan daripada terbang"
"Tergantung cara seseorang menggunakan angin. Kau lihat, ada fenomena yang disebut 'Lift'*....hmm"
[Gaya angkat/Lift. Teori/formula dimana adanya campur tangan udara (Aerodinamika) atau cairan (Hidrodinamika) agar menghasilkan tekanan untuk mengangkat suatu benda. Agak bingung ngejelasinnya. Cari aja di google konsep gaya angkat/Lift. Atau kalian lebih baik ke Aerodinamika karena yg dimaksud disini tentang terbang karena udara]
Pesawat terbang yang ada dalam hidupku sebelumnya melayang di udara karena memanfaatkan fenomena yang disebut 'Lift'. Namun, aku tidak berpikir bahwa Fia akan mengerti. Sehingga, menggunakan {String} aku menyatukan beberapa potongan kayu dan menciptakan model mini pesawat.
Aku menjelaskan padanya sambil menunjukkan hal itu.
"Ketika kau menerapkan angin ke arah ini, bagian belakangnya akan mengapung. Yang penting adalah arah angin"
"....Menakjubkan, aku mendapat firasat bisa terbang sekarang walaupun mungkin mengendalikannya akan sulit. Tidak hanya berakhir dengan cedera kalau aku ceroboh"
"Aku di sini, kan? Aku akan membantu kalau situasi sudah menjadi berbahaya. Semuanya akan baik-baik saja, jangan takut membuat kesalahan"
"....'Jangan takut membuat kesalahan', ya. Benar juga, semua yang bisa aku lakukan adalah menantangnya!"
Setelah mengerahkan motivasinya, Fia segera memulai percobaan. Karena menerima angin sambil berdiri tampak sulit, dia membungkuk serendah mungkin dengan tanah sampai-sampai hampir tiarap.
"Bukankah aku yang sekarang tidak terlihat keren dari perspektif orang luar?"
"Satu-satunya yang melihatmu adalah aku. Lagipula, setelah terbiasa, kau mungkin bisa terbang dengan lancar"
"Daripada penampilan, aku pertama-tama harus memprioritaskan terbang....Ngomong-ngomong, kenapa kau berpindah tempat?"
Pada awalnya aku berdiri di samping Fia, tapi bergerak sedikit lebih dekat ke bagian atas tubuhnya.
"Aku tidak benar-benar ingin mengatakan ini, tapi bagian dalam rokmu akan terlihat, kan?"
"Kalau yang melihatnya Sirius, aku tidak keberatan, kau tahu?"
"....Sudahlah, cepat saja mulai"
"Tapi itu sungguhan....Yah....Wahai angin"
Simultan dengan gumaman Fia, angin kencang bertiup dari depan. Wajahnya terhantam tekanan, membuatku agak khawatir. Dia lalu memanipulasi aliran agar memastikan hembusan tidak mengenai mata atau mulutnya.
Sementara terkagum dengan kontrol kemampuannya yang cukup hebat, kekuatan angin terus meningkat. Dan beberapa saat kemudian, dia berhasil mengambang dari tanah.
"A-Aku berhasil! Akhirnya aku terbang di lang---ah?!"
Mungkin kewaspadaan Fia lenyap karena gembira, dia kehilangan kendali sejenak, namun itu sudah cukup merubah anginnya menjadi badai. Dalam sekejap mata, dia tertiup tinggi ke langit.
"Baiklah, aku harus pergi menyembuhkan dirinya"
Sebelum jatuh, aku terbang dan menyelamatkannya.
Ketika aku menangkapnya dalam pelukan, Fia dengan penuh semangat menempeli leherku.
"Aku akhirnya terbang!! Terima kasih, Sirius!"
"Baguslah. Jadi....apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Tentu saja, menantangnya lagi. Aku pasti mampu terbang lebih tinggi. Mungkin akan merepotkan dirimu, tapi tolong bimbing aku"
Begitu Fia memijak tanah, dia kembali mengulanginya. Berkali-kali, semakin tinggi, dan akhirnya mampu terbang bebas. Walaupun sering jatuh hingga angkanya mencapai dua digit, dia tidak menyerah.
Aku sempat berpikir ini akan menjadi pengalaman traumatis baginya, namun....
"Ups, kesalahanku, kesalahanku. Terima kasih, ouji-sama*"
[Pangeran.... -_- ]
"Jangan menakut-nakutiku. Kau ini...."
Sebaliknya, ia dengan gembira menikmati dirinya sendiri. Diselamatkan saat jatuh bagaikan seorang putri dari dongeng. Aku mengagumi sikapnya yang berusaha keras sambil masih menikmati momen ini.
Fia juga cepat membaik. Di sekitar tengah hari, dia telah mampu mempertahankan ketinggiannya.
Di sela-sela latihan, kami beristirahat dan memutuskan untuk makan siang.
Karena terburu-buru meraliran diri dari para pria itu, Fia tidak sempat membawa makanan. Jadi kami berbagi beberapa sandwich milikku. Dia sangat tersentuh oleh rasa mayones yang aku ciptakan, hingga perlahan menutup jarak sambil bernapas kasar dan berkata 'Tolong ajari aku resepnya~'.
Itu memang bukan sesuatu yang harus disembunyikan, jadi aku memberitahu cara membuatnya. Meskipun ini akan melelahkan, berjuanglah Fia. Untuk berjaga-jaga, aku memperingatkannya untuk tidak makan terlalu banyak.
Seusai istirahat, dia berlatih lagi. Mungkin karena sudah memahaminya, jumlah dia jatuh menurun. Bahkan telah mampu melakukan jungkir balik di udara.
Dan ketika ia akhirnya bisa mendarat dengan aman tanpa bantuan diriku, matahari mulai tenggelam.
"Ya, itu sukses. Sempurna"
"Aku melakukannya! Ini semua berkatmu, Sirius!"
Pada akhirnya kami bersukacita sambil melakukan tos. Aku mengalihkan pandangan terhadap sang surya yang telah sedikit termakamkan.
Erina dan yang lainnya akan khawatir kalau aku tidak segera kembali. Ketika hendak memberitahu Fia tentang hal ini, dia melihat kemari dan membuat ekspresi agak muram.
"....Kau akan pergi....?"
"Iya....Aku hafal tempat ini, jadi kita bisa bertemu lagi"
"....Maaf. Kami yang sudah menuju ke dunia luar dan pulang, tidak diizinkan untuk keluar dari hutan selama sekitar sepuluh tahun....Itu sebabnya, akan mustahil untuk sementara waktu...."
"Lalu kenapa? Aku akan masuk ke dalam hutan juga....tidak mungkin, ya?"
"Un*. Siapapun selain elf, tanpa syarat ditolak. Bahkan, aku akan kesulitan untuk melindungimu jika kau tetap masuk"
[Mengangguk]
"Masalah di antara ras, kan? Aku kira hal bodoh semacam itu dapat timbul di manapun"
"Memang. Meskipun kita berhubungan baik, apa-apaan itu? Ada juga ritual pemurnian yang katanya untuk memurnikan kotoran dari dunia luar dan banyak hal lain lagi. Tapi, sepuluh tahun itu tidak perlu!"
Sementara bergumam dan mengeluh, Fia menendang batu di kakinya. Dia merajuk untuk sesaat.
Seakan mengingat suatu hal, dia membungkuk dan bersandar ke depan, mencocokkan garis pandangnya denganku.
"Walaupun sudah mengatakan ini berkali-kali....terima kasih banyak, Sirius. Entah kenapa, aku ingin menunjukkan rasa syukur lewat sesuatu, namun aku tidak memiliki apapun yang pantas diberikan padamu"
"Jangan pedulikan itu. Aku bisa mengenal Fia, dan mengalami momen menyenangkan"
"Tidak boleh begitu. Apakah ada sesuatu yang---.....Ah! Benar juga. Kau mengatakan ini menakjubkan, kan?"
Sambil mengucapkannya, Fia mengeluarkan pisau mithril yang dia miliki.
Secara jujur, aku menginginkannya. Hanya saja, apa tidak masalah baginya untuk melemparkan sesuatu yang tampak mahal untukku? Selain itu, suatu simbol terukir disana ketika dilihat lebih dekat.
"Bukankah ini sejenis hal yang diwariskan dari generasi ke generasi? Kau tidak boleh begitu mudah memberikannya kepada orang asing"
"Tidak masalah. Aku diberitahu untuk menjaga diri daripada pisau ini. Lagipula, kalau dibandingkan, keselamatan yang Sirius berikan padaku bukanlah apa-apa. Silakan dan Jangan keberatan"
"....Jika kau bersikeras, aku akan dengan senang hati mengambilnya"
"Dan juga, ada satu hal lagi yang dapat aku berikan. Namun, kau akan menerimanya, kan?"
"Itu terlalu banyak....tapi agar Fia puas, baiklah"
"Kalau begitu, tutup matamu untuk sebentar"
Aku menurutinya karena tidak berpikir bahwa ia akan melakukan sesuatu yang aneh setelah semua yang terjadi.
Beberapa detik kemudian....bibirku merasakan sensasi lembut.
Mataku dengan refleks terbuka lebar. Apa yang terlihat tepat di depan adalah wajah Fia. Saat sedang berpikir betapa cantiknya gadis ini, dia menjauh dariku sambil tertawa malu dan agak merona.
"Astaga....walaupun aku menyuruhmu untuk menutup mata...."
"....Biasanya di pipi atau dahi, kan?"
"Oh? Kau tidak terkejut sama sekali. Meskipun ini merupakan pertama kalinya untukku....tidak adil...."
"Aku terkejut. Tiba-tiba melakukan hal itu pada mulut....kasih sayang elf cukup ekstrim, ya"
Ini pertemuan pertama kami, kau tahu? Aku membantunya dengan berbagai hal, tapi tidak pernah mengira dia akan jatuh cinta pada seorang anak. Ras berbeda memiliki budaya berbeda.
Aku bertanya-tanya apakah ini adalah sesuatu seperti rasa terima kasih terhadap teman dekat.
"Tidak, aku serius. Bahkan ini terasa aneh. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta kepadamu. Itulah kenapa, ini reservasi*. Ingat perkataanku di siang hari? 'Kalau itu merupakan sesuatu yang mampu kulakukan, maka akan kulakukan'"
[Sudah dipesan. Kalian pasti tau apa maksudnya]
“Aku kira ini lelucon....Lagipula....apanya yang reservasi?”
“Setelah sepuluh tahun berlalu, Sirius akan menjadi dewasa, kan? Pada saat itu, aku ingin kau mengambilku. Itu lah reservasi. Ah, kalau ini Sirius, sepertinya kau akan memiliki sekitar dua atau tiga istri. Dalam hal ini, bahkan menjadi wanita simpanan juga tidak masalah"
“....Kau baik-baik saja dengan itu?”
"Tentu. Aku sudah berumur 252 tahun, jadi bahkan ketika Sirius menjadi tua, aku masih seorang wanita di usia perdananya. Itu tawaran yang bagus, kan? Namun, kalau memang tidak mungkin, aku akan menyerah”
Dia tersenyum, tapi tampak sedikit sedih ketika mengucapkannya.
Terpukul oleh emosi tulus sampai sejauh ini, aku juga harus dengan sungguh-sungguh menanggapinya.
“Aku tidak benar-benar mengerti tentang usia elf. Haa....Baiklah. Ayo kita bertemu lagi dalam sepuluh tahun, dan jika perasaan Fia tidak berubah....aku akan mengambilmu”
"Sungguh!? Tenang saja, ini tidak akan berubah~”
Tersenyum lebar, Fia datang dan memelukku. Berpikir tentang hal ini, dia merupakan perempuan cantik, kepribadiannya tidak buruk, dan seorang pasangan yang lebih dari pantas untukku.
"Kalau begitu, Sirius....ayo kita berjumpa di waktu berikutnya"
“Aah. Ketika saat itu datang, aku akan ke sini lagi”
“Ya, aku akan menunggu”
Pada akhirnya kami berjabat tangan, dan saling melambai seluas mungkin.
Fia lalu menghilang ke dalam hutan. Aku memastikan bahwa sosoknya telah benar-benar lenyap dan berlari melalui langit. Berangkat di perjalanan untuk pulang ke rumah.
Dengan demikian, pertemuan antara diriku dan perempuan elf bernama Fia, berakhir. Reuni sudah ditetapkan sepuluh tahun kedepan.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dari sekarang.
Aku hanya berharap untuk bisa berjumpa sekali lagi.
☆☆☆Chapter 9 berakhir disini☆☆☆
Catatan Penulis=Teks diubah pada tanggal 29 Maret 2015.
Catatan Penerjemah=Diantara kalian mungkin ada yg pernah membaca World Teacher, dan menyadari kalau bab ini tidak sama dengan yg kalian sebelumnya lihat. Memang, sesuai tulisan sang penulis diatas, bab ini sudah diubah ke versi yg lebih baru. Kalau di versi yg lama, Sirius akan membuktikan sihir pistolnya dengan menembak sebuah batu. Dan di versi ini, ada Wyvern, Fia belajar untuk terbang, dll. Jika kalian ingin menengok apakah itu benar atau tidak, silahkan lihat disini. Namun....walaupun agak berbeda, tapi intinya tetap sama. Ini hanya diperjelas, disesuaikan, dan lebih dibuat romantis (bentuk "hati" merah muda melayang dimana-mana -_-) tapi, sejujurnya, aku lebih suka yg versi ini. Menurut kalian?.
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
"Baiklah, ayo kita pergi!!"
"Hei! Kau akan tertangkap jika membawa diriku. Jangan pedulikan aku dan larilah! "
"Diberitahu begitu, malah semakin membuatku tidak ingin meninggalkanmu. Selain itu, onee-san ringan, jadi baik-baik saja"
Saat ini aku memperkuat diri dengan {Boost}. Tapi, serius, dia sangat ringan.
Tubuhnya juga lembut, yang merupakan hal bagus, tapi apa dia sungguh memiliki otot? Di sisi lain, ia mempunyai kemampuan menangani pisau, aku kira itu termasuk dalam perbedaan ras?
Aku terus melarikan diri sementara menikmati kelembutan Elf-san, namun para bandit itu bersikeras mengejar kami.
"Berhenti di sana!!"
"Bocah nakal itu, ayo kita tangkap sebelum kita lumpuh total!!"
"Heh, jangan pikir kau dapat melarikan diri sambil menggendongnya!!"
Mereka berteriak padaku saat berlari ke arah kami, tapi aku sengaja menjaga jarak.
Aku bisa berlari lebih cepat dari mereka dan pergi sejauh bermil-mil jika mau, tapi aku ingin mengurusi para bajingan ini dulu. Masalah dapat dengan mudah diselesaikan menggunakan sihir pistol yang menembakkan peluru tak terlihat, tapi Elf-san ada disini....
Dengan kata lain, menjelaskan itu akan mengganggu, jadi diputuskan untuk menyelesaikannya tanpa mengotori tanganku kali ini.
Pengejar tampaknya akan mendekat, tapi mungkin karena racun itu mulai berefek, gerakan mereka telah menjadi agak kikuk. Sementara mengkonfirmasikan posisi, aku perlahan berhenti berlari.
"Haah....Haah....dia akhirnya kelelahan?"
"Haaahhhhh....hahh....Ki-Kita tidak punya banyak waktu. Ayo singkirkan dia dengan cepat"
"Tidak peduli seberapa kerasnya kau berteriak....Haahh....Kami tidak akan memaafkanmu, bocah"
Sangat jelas kalau mereka lah yang kelelahan.
Namun, kalian semua, itu tidak baik. Stamina berada di atas segalanya, jadi kalian harus lebih melatih diri. Ah, aku kira apa boleh buat, mereka sedang teracuni.
"Oh, aku mengerti. Bocah ini melarikan diri untuk mengulur waktu racunnya menyebar di tubuh, kan?"
"Kau setengah benar, mungkin? Lebih penting lagi, onee-san, kita akan terbang. Kau jangan sampai menggigit lidah, ya?"
"Terbang? Apa maksudmu?"
"Ini dia, bersiap dan~!"
Ketika aku henda mengaktifkan {Air Step} dan melesat ke langit, benda besar datang melompat, menghancurkan pepohon yang menghalangi jalan.
Itu adalah monster raksasa kira-kira setinggi dua meter, memiliki empat lengan, dan mirip dengan 'beruang biasa' karena hidungnya yang terlalu besar. Aku telah menggunakan {Search} sebelumnya dan merasakan bahwa mahkluk ini sedang bersembunyi di sekitar, tujuan lariku memang membimbing para bandit kesini. Mungkin takkan masalah dengan meninggalkan sisanya untuk si pak 'beruang'. Selain itu....
"Hiiii?! Gi-Gigubear?!"
"La-Lari---....tubuhku?!"
"Oi!! Di sana juga ada satu!!"
"Tolong!! Aku tidak bisa bergerak!!"
"Kita masuk ke wilayah mahkluk-mahkluk ini?! Sialan!!"
Yah, memang tidak hanya satu ekor, namun beberapa respon bisa terasa di {Search}. Ini juga waktunya untuk efek kelumpuhan perlahan-lahan timbul, sehingga menjadi situasi putus asa bagi mereka.
Semoga kalian sampai ke neraka dengan aman~. Jika kalian dilahirkan kembali, cobalah untuk menjadi orang terhormat, ya~.
Sambil memunggungi gema tangisan kematian, aku meninggalkan tempat sementara masih membawa Elf-san dalam pelukan.
Menyelesaikan misi penyelematan dengan lancar, aku mencari daerah yang terdapat air.
Dia harus segera diberi obat penawar, dan jika tidak merawat cederanya dengan benar, itu akan meninggalkan bekas luka.
Akan agak memalukan untuk meninggalkan bekas luka di kulit halus, putih bersih dan murni miliknya.
Tapi gadis ini....anehnya cukup tenang.
Aku pikir seseorang takkan mampu tetap diam setelah diselamatkan oleh seorang anak dan terbang ke langit.
"....Hei. Sekarang, kita sedang terbang, kan?"
"Tepat. Tapi kalau kau takut, aku akan turun"
"Tidak, bukan itu. Sebaliknya, ini sungguh menakjubkan, menakjubkan! Terbang di udara terasa semenyenangkan ini!!"
Aku salah, dia benar-benar gemetar dengan kegembiraan, ya? Tapi, Elf-san ini tabah. Meskipun sudah melalui pengalaman seperti itu, dia bersemangat bagaikan anak kecil saat mengetahui rasanya berada di langit.
Kecantikannya membuat dia sulit untuk diajak bicara, tapi ketika sisi dirinya muncul, aku merasakan adanya kecocokan.
"Ya....itu benar, aku baik-baik saja. Kesampingkan itu, 'kalian' selalu menikmati perasaan ini, ya? Aku agak iri"
Hanya ketika aku pikir dia akan memelukku, Elf-san tiba-tiba berbalik ke arah udara kosong dan mulai berbicara. Apa dia kebetulan menerima gelombang radio elf atau sesuatu?
Hmm....gelombang radio?
Aku menyadarinya....sensasi aneh itu datang lagi. Namun, tak terlihat seperti sihir tanpa mantra.
Mungkinkah dia....
"A-Ah, maaf, sepertinya aku lupa diri dalam kegembiraan. Ngomong-ngomong, sejauh mana kita akan pergi?"
"Kita akan segera turun"
Bersamaan dengan dia yang bertanya seolah-olah menyembunyikan rasa malu, aku menemukan sebuah sungai melintasi hutan. Karena tidak ada mahkluk apapun dalam {Search}, aku langsung memutuskan untuk berpijak.
Sungai diselimuti dengan kerikil putih dan bebatuan, memberikan pandangan yang baik. Kalau ada sesuatu yang datang, aku langsung bisa menyadarinya.
Setelah membiarkan Elf-san duduk di atas sebuah batu, aku mengambil obat penawar dari dalam tas yang sebelumnya ku rebut.
"Ini adalah obat penawar. Kau dapat meminumnya sendiri?"
"Mati rasaku belum hilang. Tolong, kalau kau tidak keberatan...."
Dia mempercayakan ini kepadaku seolah-olah dirinya tidak peduli.
Untuk memenuhi harapannya, aku mengarahkan penawar ke bibir elf-san. Tidak seperti waktu dengan Erina, sekarang itu luar biasa menggoda. Aku entah bagaimana merasa telah berbuat suatu yang dilarang. Mungkin nafsu atau keinginan seksual tidak muncul karena usiaku masih belum mencukupi.
"Hn....fuu. Tubuhku agak panas"
"Ini bukti bahwa indra milikmu telah kembali. Aku juga akan merawat lukamu sebelum kelumpuhan benar-benar menghilang"
Ketika aku membuka handuk yang melilit lukanya dan periksa keadaan cedera, darah telah berhenti mengalir, namun kulit yang sobek masih menganga.
Aku mencuci handuk di sungai dan mengusap darah yang mengeras di sekitar luka. Biasanya akan menyakitkan, namun seharusnya efek racun masih ada sehingga menutupi rasa sakit apapun.
"Tanganku akan menyentuh lukamu untuk sebentar. Tahanlah itu"
"Kau juga dapat menggunakan sihir penyembuh?"
"Hmm, sedikit berbeda tapi masih merupakan metode penyembuhan, aku kira?"
Di dunia ini ada mantra khusus dalam menyembuhkan luka. Itu merupakan sihir beratribut air yang membungkus cedera dengan cairan bersifat penyembuh.
Aku telah mencoba untuk mempelajarinya, tapi kompatibilitasku dengan sihir atribut ini sangatlah buruk. Namun, aku masih bisa melakukan sesuatu yang mirip.
Saat menyentuh luka dengan tangan, aku mengonsentrasikan Mana dan meresapkannya ke dalam tubuh Elf-san. Kami berdua terdiam untuk sementara waktu. Dia mungkin menyadari sesuatu dengan wajah berkerut, ekspresi yang tampak tidak nyaman.
"Ah~....ya ampun....Kau sudah banyak membantu dan aku bahkan belum mengatakan satupun ucapan terima kasih"
"Itu benar juga. Tapi aku bertindak atas kehendakku sendiri"
"Tetap saja ini tidak dibenarkan. Kau merupakan orang yang menyelamatkanku, jadi wajar saja kalau aku harus berterima kasih....Sebelum itu, bisakah kau memberitahu namamu"
"Sirius. Bukankah normal bagi yang meminta untuk pertama mengenalkan diri mereka?"
"Maaf, itu juga sopan santun diantara para elf. Namaku Shemifia Aramis. Sirius-kun, aku sudah diselamatkan olehmu. Terima kasih"
Dia mengekspresikan rasa syukurnya dengan senyuman lebar nan lembut. Sangat membahagiakan ketika terdengar dari seorang perempuan cantik.
"Aah, aku senang karena kita berdua aman. Shemifia-san....boleh aku memanggilmu begitu?"
"Panggil saja 'Fia', karena aku juga akan memanggilmu 'Sirius'. Ngomong-ngomong, Sirius, apa kau ini?"
Dia Ojou-san* yang cukup agresif.
[Perempuan muda/gadis]
Tidak, tampaknya elf adalah ras dengan umur yang sangat panjang. Dia mungkin jauh lebih tua dariku sebelum bereinkarnasi, jadi sebutan 'Ojou-san' tidak terlalu tepat, kan?.
"'Apa aku?' Kau tidak bisa tahu hanya dengan melihat?"
"Yah, kau anak dari ras manusia, kan? Namun, kau tidak tampak normal. Mengurus lima orang dewasa seolah bermain-main, dan menggunakan sihir yang unik. Aku telah melakukan perjalanan ke berbagai tempat, tapi belum pernah melihat manusia seperti dirimu"
Sama seperti yang Fia katakan, aku mungkin 'tidak biasa' dari perspektif orang lain. Kesan itu akan bertambah saat sadar akan penampilanku yang berupa seorang anak berusia lima tahun.
Namun, jika diterpa pertanyaan 'Apa kau?', jawaban yang bisa kuberi hanya berupa 'Aku dari umat manusia'.
Aku bereinkarnasi dengan kenangan hidup sebelumnya, tidak berarti bahwa diriku diberkahi dengan hal-hal seperti kemampuan khusus. Kekuatan ini merupakan buah dari kerja keras selama hari-hari pelatihan. Bahkan sihir yang dia sebut 'unik' hanyalah sesuatu yang kukembangkan menggunakan prinsip-prinsip tertentu.
"Walaupun kau bilang begitu....Aku sungguh dari ras manusia. Seorang anak berusia lima tahun sejak lahir"
"Lima tahun? Aku benar-benar tidak bisa percaya bahwa anak lima tahun mampu melakukan semua hal ini"
"Yah, banyak hal yang terjadi....Sulit untuk menjelaskan. Bagaimana mengatakannya, ya...."
Sebenarnya....Aku juga bertanya-tanya kenapa diriku bereinkarnasi dengan kenangan yang masih utuh.
Sementara memandang ke kejauhan, Fia yang melihatnya salah paham dan mulai panik.
"M-Maaf. Membuatmu ingat sesuatu yang tidak menyenangkan...."
"Aah, bukan begitu, jangan khawatir. Pokoknya, aku hanya orang normal dari ras manusia. Kekuatan ini sendiri merupakan hasil dari latihan. Lebih seperti, kemungkinan setiap orang tak terbatas"
"Aku tidak terlalu setuju, namun....ini bisa dimengerti hanya dengan melihat dirimu. Bahkan cara berpikirmu akan membuat orang dewasa malu"
"Aku akan menganggapnya sebagai pujian"
"....Lagipula, kenapa orang sepertimu membantuku? Pria-pria itu tidaklah amatir. Kau mungkin tewas jika sedikit saja ceroboh"
"Hmm, karena peluang suksesku yang tinggi?"
"Bagi manusia, elf adalah ras langka. Itu sebabnya orang-orang seperti sebelumnya akan menggunakan cara berhati dingin yang menurut mereka dapat berhasil untuk menangkapku. Meskipun, aku tahu bahwa kau tidak seperti itu"
Kenapa aku menyelamatkannya, ya?
Pada saat itu, aku memutuskan untuk menolongnya setelah mengamati semua orang yang terlibat. Bukan karena alasan kemanusiaan. Aku mungkin tidak akan membantu Fia jika kondisinya masih sehat dan mampu melawan kelima pria.
Sebuah dunia di mana yang kuat bertahan hidup.
Orang-orang yang jelas menangkap Fia demi uang dan nafsu, itu hanya untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Berpikir tentang hal ini, aku juga sama.
"Aku ingin mengenalmu justru karena kelangkaan ras milikmu....mungkin? Dan juga, karena kau cantik...."
Fakta bahwa 'Dia cantik' sangat penting untuk tindakanku ini.
Meskipun aku berkata dengan serius, awalnya tercengang, dia lalu tertawa terbahak-bahak.
"Ha, hahahahaha!! Ingin mengenalku karena aku cantik? Kau orang pertama yang mengatakan motif tersembunyinya begitu santai"
"Aku seorang laki-laki. Apa yang salah dengan menjawab secara jujur?"
"Hehe, aku senang telah diberkahi kecantikan. Itu membuatku bisa bertemu denganmu"
"Oh, dengan kata lain....?"
"Benar....ayo kita berteman. Tidak, aku memintamu untuk menjadi temanku"
Aku dengan tegas menjabat tangannya menggunakan tanganku yang bebas*. Akhirnya, aku bisa berkenalan dengan seseorang selain para penghuni rumah.
[Satu tangannya masih menyentuh luka Fia]
Disamping itu, dia merupakan elf yang cantik. Ya, ini awal yang menguntungkan.
"Hmm, aku pikir mati rasaku telah sebagian besar menghilang....Hei, Sirius. Mencoba untuk menyembuhkan lukaku memang baik, tapi ini adalah kesalahanku sendiri, jadi kau tidak perlu mengurusnya lagi"
"Nah....ini harusnya selesai, mungkin?"
Ketika aku menjauhkan tangan dari cederanya, luka di sana sampai beberapa saat yang lalu telah menghilang seakan tak pernah ada.
Fia menampakkan ekspresi kagum sambil menyentuh tempat kulit yang sebelumnya robek.
"Hampir tak ada respon Mana, menakjubkan. Ini pertama kalinya aku melihat sihir penyembuh tanpa mantra"
"Ini bukan sihir penyembuh. Aku memiliki atribut Tanpa Warna, karena itulah afinitasku dengan atribut air sangat buruk"
"Eh? Tanpa Warna? Kau bercanda, kan?"
Apa yang aku lakukan hanyalah meresapkan Mana ke orang lain untuk merangsang Mana mereka, dan menyebabkan aktifnya regenerasi diri. Yang benar adalah aku menciptakan ini untuk menyembuhkan cederaku sendiri, tapi juga bekerja pada orang lain. Ini murah dan sederhana, aku menyebutnya 'Kontrol Regenerasi'.
Tidak seperti sihir penyembuh atribut air, dibutuhkan waktu dan memerlukan kontrol presisi Mana. Namun, ini satu-satunya metode pemulihan yang aku dapat gunakan. Tidak ada yang salah dengan itu kerena alami.
Dan seperti yang diharapkan, dia terkejut ketika mendengar bahwa aku Tanpa Warna. Bahkan elf memiliki pendapat yang sama, ya?
"Bukankah barusan kita di langit? Aku pikir kau memiliki atribut angin dan terbang menggunakan sihir angin"
"Yah, itu hanya memanfaatkan Mana dan berlari, bukan terbang. Lagipula, Fia adalah orang yang beratribut angin dan memakai sihir roh, kan?"
"....Bagaimana kau tahu kalau aku menggunakan sihir roh?"
Wajahmu menjadi mirip topeng Noh*, kau tahu. Apa aku baru saja berkata hal-hal aneh?
[Topeng untuk teater klasik jepang yang disebut terater Noh. Ini Bentuknya]
Aku mendapatkan firasat bahwa lebih baik untuk berbicara jujur. Ayo kita maju dan menjelaskannya secara langsung.
"Mungkin karena sihir angin yang kau gunakan pada orang-orang itu terlalu kuat dibandingkan dengan jumlah Mana yang habis. Juga, aku mengalami perasaan aneh di sekitar Fia saat itu"
Sihir angin yang dilepaskan pada para bandit itu berhenti di tengah jalan, tapi indraku memberitahu bahwa dia hanya mengkonsumsi segelintir Mana. Jika Fia tidak keracunan, mereka pasti akan terhempas jauh, persis seperti yang dia katakan.
Dan kemudian, aku yakin ketika menyentuh tubuhnya. Perasaan aneh itu bukan dari Fia, tetapi berputar-putar di sekitarnya sebagai pusat.
Perasaan aneh yang menimbulkan ketidaknyaman ini mungkin berasal dari para roh. Dan seandainya benar, itu pasti roh angin.
Fia menjawab sambil menjaga ekspresi kaku, seolah memikirkan sesuatu yang rumit.
"Apa Sirius dapat melihat roh?"
"Tidak. Hanya timbul perasaan aneh ketidaknyamanan di sekitar Fia, jadi aku mengira bahwa asal perasaan itu adalah roh"
"....Apa ini pertama kalinya kau melihat sihir roh?"
"Ya, memang. Namun...."
Seperti sihir pistol milikku, sihir roh sangat kuat. Hal itu tertulis di catatan yang pernah kubaca, tapi setelah melihatnya langsung, ini keterlaluan. Bagaimanapun, tiupan angin kencang bagaikan badai muncul hanya dari memakai sejumlah kecil Mana untuk memanggil para roh. Firasatku mengatakan, jika dia serius, akan ada bencana alam semacam tornado.
"Meskipun aku gagal melepaskannya, sihir roh hebat, kan? Untuk alasan inilah, aku menyembunyikannya karena akan ada begitu banyak orang yang akan mencoba membatasiku"
Tentu saja, jika sekuat itu, maka akan ideal untuk menggunakannya sebagai senjata.
Meskipun elf seperti target yang mudah, jika sihir rohnya diketahui, maka target-target ini akan menjadi suatu hal besar tak terbayangkan.
"Aku bisa melakukannya dengan mengirimkan sebagian Mana kepada mereka, namun roh akan pergi kalau emosiku muncul. Ini cukup menguras konsentrasi"
Fia berbicara sambil tersenyum, namun itu agak dipaksakan, ada kegelapan yang dia coba sembunyikan disana.
Karena kelebihan ini, ia mungkin telah dibebani dengan berbagai kesulitan. Penderitaan yang hanya mereka dengan kekuatan keterlaluan bisa pahami....ya.
"Emmm.....ini masalahku, sehingga kau tidak perlu membuat wajah semacam itu, Sirius"
"Aku tidak mengerti hal-hal yang berkaitan dengan roh, tapi aku mengerti hal-hal yang berkaitan dengan menyembunyikan kekuatan seseorang"
Ya, mungkin semacam nasib. Aku akan membuat gadis ini---yang menderita sendirian---menyadari bahwa dia memiliki seorang kawan.
Kepala Fia miring pada kata-kataku. Saat hendak mencoba menunjukkan sihirku sendiri, objek raksasa memasuki pandangan.
"....Sesuatu sedang mendekat"
"Eh....ah! Kau benar, roh-roh menjadi gelisah---Tunggu, itu?!"
Tatapanku mengarah tinggi ke langit, dan objek besar tersebut sekarang terbang ke arah kami.
Itu makhluk hidup dengan sayap tumbuh keluar dari tubuh seperti kadal. Ini tertera di buku, dikatakan sebagai monster yang merupakan subspesies dari naga.
"....Seekor wyvern, ya. Hanya satu, apa dia memisahkan diri dari kawanannya?"
"Jangan hanya dengan santai mengamati, ayo bersembunyi! Akan merepotkan jika kita menjadi sasarannya"
"Agak terlambat untuk itu. Sepertinya dia sudah menyadari kita"
Sementara meluncurkan raungan bernada tinggi, wyvern itu menuju langsung ke arah kami. Mungkin ukurannya sekitar tiga kali diriku sendiri. Menurut buku, ada juga yang lebih besar di luar sana.
"Naga muda? Meski begitu, dia sudah cukup besar...."
"Raungannya sangat keras! Apa boleh buat, kalau aku melakukannya sekarang...."
Fia mencoba melepaskan sihir sementara masih terduduk. Namun mungkin karena efek racun belum benar-benar lenyap, dia mengalami kesulitan mengonsentrasikan Mana-nya.
Saat butiran keringat muncul di dahinya, aku meletakkan tangan di bahunya seakan untuk meyakinkan Fia. Lalu melangkah ke depan seolah-olah melindungi dirinya.
"Mundurlah, Sirius. Aku setidaknya mampu mengusir mahkluk itu, walaupun belum bisa mengalahkannya"
"Tidak masalah. Tinggalkan saja ini kepadaku"
Wyvern yang telah cukup dekat di hadapan mata kami bersiap untuk menyerang dan menukik. Aku pun mengarahkan jari telunjuk padanya.
"Apa kau siap, Fia? Sihir roh milikmu bukan satu-satunya hal yang kuat. Aku akan membuktikannya"
"Tunggu, apa yang kau kata---"
"{Magnum}!!"
Sebuah peluru Mana dilecutkan dari ujung telunjukku. Ini merupakan salah satu sihir yang aku terus latih berkali-kali selama beberapa tahun terakhir, mengakibatkan presisinya untuk meningkat.
Aku membayangkan peluru dengan menambahkan {Impact} secara bersamaan untuk memberi dampak pada proyektil. Peluru pun melesat menembus mata Wyvern dalam sekejap. Gelombang kejut yang dipancarkan dari kedalaman otak membuat kepalanya meledak.
Bisa dipastikan dia telah tewas. Wyvern lalu meluncur di udara, lewat di samping kami, dan terjerumus ke tanah.
Fia tercengang pada mahkluk itu yang tewas hanya dalam sekejap. Di waktu singkat, ia akhirnya mulai bergerak lagi dan perlahan menoleh ke arahku.
"Baru saja....apa itu? Apa yang kau telah lakukan?"
"Salah satu sihir ciptaanku. Kekuatannya seperti yang kau lihat. Bagaimana, Fia?"
"....Aku tidak dapat mengatakan apapun. Meski tanpa memakai mantra, melepaskan sihir sekuat itu...."
"Sesuai dugaan. Bahkan dari sudut pandang Fia, ini menakjubkan. Sihir barusan, tolong rahasiakan ya?"
"A-Aku tidak berniat untuk memberitahu siapapun, tapi kenapa? Kalau kau menunjukkan sihir semacam ini, maka akan ada segunung undangan dari para bangsawan dan....ah!"
"Akan tampak menyedihkan ketika sekelompok orang memanfaatkan seorang anak kecil, bukan? Lihat, Fia dan aku sama dalam hal ini"
Ini berarti bahwa dia tidak sendirian. Dengan kata lain, akan baik-baik saja selama kami berbagi rahasia satu sama lain.
"Aku mengerti....Kemudian, aku akan tetap bungkam tentang apa yang baru saja terjadi. Kau juga, bukan?"
"Baiklah"
Itu benar...Fia dan aku adalah sahabat dengan rahasia yang sama.
Menyadari pemikiranku, dia memberi senyuman alami.
Sementara menunggu Fia pulih, aku memeriksa mayat wyvern ini. Karena kepalanya meledak dengan darah berceceran, aku harus selesai sebelum monster berkumpul.
Bersamaan dengan meneliti bagian-bagian yang mungkin bisa dijual, Fia menghampiri dan menatap wyvern sementara bergumam dalam kekaguman.
"....Sungguh menakjubkan. Mengalahkan seekor wyvern hanya dengan menunjuk jari kearahnya...."
"Ini bukan karena seluruh bagian tubuh wyvern lunak. Aku harus mengincar titik lemah, seperti yang tadi kulakukan pada matanya"
"Mampu membidik bagian kecil seperti mata cukuplah menakjubkan, kau tahu. Kesampingkan itu, apa yang sedang kau lakukan?"
Walaupun tidak begitu besar dari spesimen, kau bisa menebak bahwa dia sejenis naga dari ukurannya. Aku mencoba untuk merobek apa yang mungkin bisa dijadikan bahan baku, tetapi pisau milikku bahkan tidak mampu membuat goresan pada patagium* yang tersebar di sayapnya, apalagi sisik....
[Suatu struktur membran untuk membantu terbang/meluncur pada binatang. Contohnya ada pada kelelawar atau pterosaurus]
"Aku menginginkan patagium-nya, tapi pisau ini tidak berguna. Apalagi, patagium itu tahan lama dan fleksibel...."
"Aah, tentunya tidak mungkin dengan pisau kecil kan? Baiklah, aku akan meminjamkan ini"
Apa yang Fia lemparkan adalah pisau yang bersinar kehijauan. Aku telah melihat berbagai pisau dalam hidupku sebelumnya, namun ini pertama kalinya aku melihat pisau indah seperti itu yang tampaknya unggul dalam kepraktisan.
Aku merasa akan sia-sia untuk menggunakan suatu barang yang bagaikan sebuah karya seni. Hanya saja, Fia tersenyum seakan mengatakan 'Silakan'. jadi aku dengan ramah dan tanpa syarat memanfaatkannya.
"Ooh....luar biasa"
"Itu karena terbuat dari Mithril. Sejenis logam yang dapat dilalui Mana"
Hanya menyentuh permukaan patagium sedikit, pisau ini memotongnya dengan mudah. Aku terus menguliti wyvern sementara terheran-heran dari ketajamannya.
Setelah selesai, aku melangkah jauh dalam suasana hati penuh kepuasan.
"Terima kasih untuk meminjamkan pisau yang menakjubkan. Aku dapat dengan lancar mengumpulkan bahan"
"Bukan apa-apa, tapi kau sudah benar-benar selesai tentang hal itu? Tak ada bagian lain yang kau ingin robek? Semisal, sisik?"
"Tas-ku penuh hanya dari patagium. Keserakahan akan membuat bawaanku berat dan menghambat perjalanan di langit"
Karena patagium ini sepertinya tahan lama dan fleksibel, mungkin bisa digunakan dalam berbagai hal. Saat aku melipat patagium sekecil mungkin dan meletakkannya di tas punggung, Fia menatapku dengan ekspresi aneh.
"Kau tidak memiliki keserakahan apapun, ya. Petualang yang biasa kulihat akan mengupas sampai ke tulang untuk dijual. Terutama karena wyvern merupakan sejenis naga, harga bagian tubuhnya cukup tinggi"
Dee yang bertugas dalam penjualan akan kerepotan dengan asal-usul bahan-bahannya. Karena itulah, aku hanya membawa beberapa lembar. Kalau cuma sejumlah ini, kemungkinan besar pembeli akan mengabaikannya.
"Aku tidak bisa dengan gampangnya menjual ini, akan timbul berbagai kesulitan. Fia, kau membutuhkan sesuatu dari wyvern?"
"Aku dalam perjalanan kembali ke kampung halaman, jadi itu tidak perlu"
"Kalau begitu, kita tinggalkan sisanya disini. Lebih penting lagi, bagaimana keadaanmu?"
Fia mencoba membuka dan menutup tangannya, melompat, lalu tersenyum sambil menepuk kepalaku.
Hmm....di tepuk oleh seorang perempuan cantik cukup bagus.
"Ada sedikit mati rasa yang tersisa, namun tidak akan ada masalah dengan hanya bergerak. Ini semua berkatmu"
"Kemudian, ayo pergi. Mayat wyvern akan menarik para monster"
"Ya. Aku dalam perawatanmu"
Sementara masih tersenyum, Fia menghampiriku dengan kedua tangan terbentang. Aku berniat untuk melakukan itu dari awal, tapi tidak berpikir bahwa orangnya sendiri akan meminta.
"Apa boleh buat. Baiklah, aku akan membawamu"
"Hehe, terima kasih. Ah, tapi jangan salah paham, karena itu Sirius, aku bisa mempercayakan tubuhku padamu. Ini bukan berarti aku ingin melakukannya"
"Di percaya sampai sejauh itu adalah suatu kehormatan. Nah, Ojou-sama, kita akan pergi?"
"Ya, ayo!!"
Sekali lagi mengangkat Fia dalam gendongan putri, aku menendang udara dan berlari ke langit. Tujuan kami adalah kampung halamannya. Karena tidak jauh dari sini, aku memang berencana membawa Elf ini sampai kesana.
Fia yang ceria dan aku membuat percakapan ringan sementara melintasi langit.
"Di desa Elf kami, ada kebiasaan bepergian ke dunia luar ketika seseorang mencapai usia tertentu. Aku juga memulainya beberapa tahun yang lalu. Dan hingga sekarang, sudah banyak tempat yang kudatangi"
"Kebetulan sekali, aku juga berencana melakukan perjalanan setelah dewasa"
"Heeh, terdengar bagus. Meskipun muncul berbagai kesulitan, bepergian benar-benar menyenangkan"
Aku pernah mendengar bahwa para elf jarang meninggalkan hutan, tapi itu tidak terasa sedikitpun dari Fia. Senyumnya tampak seolah-olah dia sepenuh hati bersuka ria.
"Kau sedikit berbeda dari elf yang pernah kubaca dalam buku-buku"
"Nah, bisa dibilang aku ini cukup eksentrik. Elf biasa akan tetap mengasingkan diri di hutan dan takkan mencoba untuk keluar, keingintahuan mereka dibatasi oleh kebanggaan. Sebaliknya ketika mencapai usia yang diperbolehkan, aku dengan gembira melangkah ke dunia luar"
"Haha, aku tidak membenci kepribadian semacam itu
"Senang mendengarnya. Sepuluh tahun berlalu menikmati hari-hari bepergian, aku pun harus kembali ke kampung halaman. Dan dalam perjalanan pulang, aku malah diserang"
"Bukankah Fia sebenarnya mampu berurusan dengan pria-pria sekaliber mereka?"
"Ya, memang mudah jika menggunakan sihir roh, tapi aku sedikit ceroboh"
Tampaknya Fia kehabisan uang ditengah perjalanan pulang. Tepat di waktu ia menerima pekerjaan yang harus dilakukan sebagai sebuah kelompok, para pria itu ada disana. Terdapat petualang pemula lain juga, dan ia mengajari berbagai hal layaknya senior. Tetapi orang-orang itu menipu si petualang pemula dan membuatnya memberikan racun pelumpuh pada gadis ini.
"Sepertinya mereka telah mempengaruhi anak itu ketika aku tidak memperhatikan. Tanpa mengetahui apapun, dia memberiku minuman sebagai ungkapan rasa terima kasih. Aku baru menyadari kalau isinya racun yang mereka diam-diam campur setelah meminumnya. Sebelum efek muncul, aku berusaha lari....hanya saja...."
"Para bajingan itu memojokkanmu, lalu aku kebetulan bertemu kalian"
"Kira-kira begitu. Yah....orang-orang itu mendapatkan apa yang pantas. Namun, aku agak bersyukur. Karena mereka, aku bisa bertemu Sirius"
"Kau dengan santai mengatakan hal-hal memalukan. Meskipun....aku merasakan hal yang sama"
"Aku mempunyai sebuah aturan, yaitu 'Jangan menyembunyikan kasih sayangmu'. Adapun Sirius juga merasa seperti itu tentang pertemuan kita, aku senang"
Aku hanya menolong. Namun, tidak sampai berharap akan dibanjiri kasih sayang. Aku mendapat suatu hal menyenangkan saat terbang di langit.
Tak lama kemudian, hutan berakhir seolah-olah terpotong. Apa yang menggantikan adalah padang rumput. Walaupun tidak luas, tak ditemukan satupun monster pada hamparan lahan hijau itu.
"Hutan di sisi lain padang rumput ini merupakan wilayah para elf. Terdapat penghalang yang dipasang untuk menangkal orang-orang luar dan monster. Disini adalah batasnya"
Dia berkata kalau langsung pergi ke sana melalui langit, aku akan dianggap sebagai musuh dan diserang. Jadi kami mendarat di sisi hutan.
"Di sini baik-baik saja. Hutan ini seperti halaman rumahku sendiri"
"Heeh, seperti yang diharapkan dari ras yang tinggal di hutan, ya. Ngomong-ngomong, apa yang akan terjadi jika aku memasuki hutan ini?"
"Penyusup selain para elf akan segera terdeteksi oleh penghalang. Aku kira kau akan di hujani anak panah. Bahkan, kalau entah bagaimana berhasil melewatinya, kau pasti tersesat tanpa tahu arah jalan ke desa"
"Keamanannya sangat ketat. Di lain hal, bahaya diserangan oleh orang luar juga rendah"
"Tentu saja terdapat banyak risiko, tapi karena ada hal seperti itulah, para elf bersikeras menyendiri di dalamnya. Aku mungkin sedikit khawatir ketika memikirkan masa depan ras"
Fia tersenyum masam. Dia lalu duduk di atas batu terdekat tanpa niat memasuki hutan, menepuk tempat di sampingnya seolah berkata 'kemarilah'.
Sekarang masih pagi jadi ada banyak waktu luang. Aku belum cukup bicara dengannya ketika memutuskan untuk menaruh pantatku disana. Dia tersenyum saat tatapan kami bertemu.
"Bagaimanapun, terbang di langit sungguh menyenangkan. Hanya dalam waktu singkat, mampu menempuh jarak yang biasanya mengambil satu atau dua hari. Rasanya bagus"
"Ketika pergi terlalu cepat, tekanan anginnya sangat keras. Meskipun begitu, aku setuju denganmu"
"Hei, Sirius. Kita akhirnya menyelesaikan semua hal, tapi aku punya permintaan lagi....Apa kau mau mengajariku metode untuk terbang di langit?"
"{Air Step}, ya? Mana yang dihabiskan terlalu banyak. Aku tidak menyarankanmu untuk melakukannya"
"Tidak masalah. Sampai sekarang, aku sudah mencoba terbang berkali-kali, dan jatuh juga setiap kalinya. Itu tidak menyenangkan"
Rupanya dia telah mencoba memukul tubuh sendiri dengan sihir roh angin di masa lalu. Sayangnya lebih mirip dihempaskan daripada terbang. Dia pun meratapi diri yang tak berdaya.
"Entah bagaimana aku bisa selamat dengan melepaskan angin tepat sebelum jatuh. Meski usaha untuk terbang selalu gagal, aku tidak mau menyerah. Jadi, tolong!"
Dia serius....meminta dengan kedua tangannya menyatu di depanku.
"Kalau itu merupakan sesuatu yang mampu kulakukan, maka akan kulakukan. Aku bahkan bisa menjadi kekasihmu ketika kau sudah dewasa. Tentu saja, kalau kau mau"
"Kesampingkan persoalan 'Kekasih', akan lebih baik kalau Fia menyerah pada metode yang aku gunakan untuk terbang"
"....Seperti yang kupikir. Mustahil, ya?"
"Bukan. Fia dapat melihat roh-roh angin, sehingga kau bisa saja terbang jika berlatih"
"Berlatih? Bukankah aku baru saja memberitahumu? Itu lebih mirip dihempaskan daripada terbang"
"Tergantung cara seseorang menggunakan angin. Kau lihat, ada fenomena yang disebut 'Lift'*....hmm"
[Gaya angkat/Lift. Teori/formula dimana adanya campur tangan udara (Aerodinamika) atau cairan (Hidrodinamika) agar menghasilkan tekanan untuk mengangkat suatu benda. Agak bingung ngejelasinnya. Cari aja di google konsep gaya angkat/Lift. Atau kalian lebih baik ke Aerodinamika karena yg dimaksud disini tentang terbang karena udara]
Pesawat terbang yang ada dalam hidupku sebelumnya melayang di udara karena memanfaatkan fenomena yang disebut 'Lift'. Namun, aku tidak berpikir bahwa Fia akan mengerti. Sehingga, menggunakan {String} aku menyatukan beberapa potongan kayu dan menciptakan model mini pesawat.
Aku menjelaskan padanya sambil menunjukkan hal itu.
"Ketika kau menerapkan angin ke arah ini, bagian belakangnya akan mengapung. Yang penting adalah arah angin"
"....Menakjubkan, aku mendapat firasat bisa terbang sekarang walaupun mungkin mengendalikannya akan sulit. Tidak hanya berakhir dengan cedera kalau aku ceroboh"
"Aku di sini, kan? Aku akan membantu kalau situasi sudah menjadi berbahaya. Semuanya akan baik-baik saja, jangan takut membuat kesalahan"
"....'Jangan takut membuat kesalahan', ya. Benar juga, semua yang bisa aku lakukan adalah menantangnya!"
Setelah mengerahkan motivasinya, Fia segera memulai percobaan. Karena menerima angin sambil berdiri tampak sulit, dia membungkuk serendah mungkin dengan tanah sampai-sampai hampir tiarap.
"Bukankah aku yang sekarang tidak terlihat keren dari perspektif orang luar?"
"Satu-satunya yang melihatmu adalah aku. Lagipula, setelah terbiasa, kau mungkin bisa terbang dengan lancar"
"Daripada penampilan, aku pertama-tama harus memprioritaskan terbang....Ngomong-ngomong, kenapa kau berpindah tempat?"
Pada awalnya aku berdiri di samping Fia, tapi bergerak sedikit lebih dekat ke bagian atas tubuhnya.
"Aku tidak benar-benar ingin mengatakan ini, tapi bagian dalam rokmu akan terlihat, kan?"
"Kalau yang melihatnya Sirius, aku tidak keberatan, kau tahu?"
"....Sudahlah, cepat saja mulai"
"Tapi itu sungguhan....Yah....Wahai angin"
Simultan dengan gumaman Fia, angin kencang bertiup dari depan. Wajahnya terhantam tekanan, membuatku agak khawatir. Dia lalu memanipulasi aliran agar memastikan hembusan tidak mengenai mata atau mulutnya.
Sementara terkagum dengan kontrol kemampuannya yang cukup hebat, kekuatan angin terus meningkat. Dan beberapa saat kemudian, dia berhasil mengambang dari tanah.
"A-Aku berhasil! Akhirnya aku terbang di lang---ah?!"
Mungkin kewaspadaan Fia lenyap karena gembira, dia kehilangan kendali sejenak, namun itu sudah cukup merubah anginnya menjadi badai. Dalam sekejap mata, dia tertiup tinggi ke langit.
"Baiklah, aku harus pergi menyembuhkan dirinya"
Sebelum jatuh, aku terbang dan menyelamatkannya.
Ketika aku menangkapnya dalam pelukan, Fia dengan penuh semangat menempeli leherku.
"Aku akhirnya terbang!! Terima kasih, Sirius!"
"Baguslah. Jadi....apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Tentu saja, menantangnya lagi. Aku pasti mampu terbang lebih tinggi. Mungkin akan merepotkan dirimu, tapi tolong bimbing aku"
Begitu Fia memijak tanah, dia kembali mengulanginya. Berkali-kali, semakin tinggi, dan akhirnya mampu terbang bebas. Walaupun sering jatuh hingga angkanya mencapai dua digit, dia tidak menyerah.
Aku sempat berpikir ini akan menjadi pengalaman traumatis baginya, namun....
"Ups, kesalahanku, kesalahanku. Terima kasih, ouji-sama*"
[Pangeran.... -_- ]
"Jangan menakut-nakutiku. Kau ini...."
Sebaliknya, ia dengan gembira menikmati dirinya sendiri. Diselamatkan saat jatuh bagaikan seorang putri dari dongeng. Aku mengagumi sikapnya yang berusaha keras sambil masih menikmati momen ini.
Fia juga cepat membaik. Di sekitar tengah hari, dia telah mampu mempertahankan ketinggiannya.
Di sela-sela latihan, kami beristirahat dan memutuskan untuk makan siang.
Karena terburu-buru meraliran diri dari para pria itu, Fia tidak sempat membawa makanan. Jadi kami berbagi beberapa sandwich milikku. Dia sangat tersentuh oleh rasa mayones yang aku ciptakan, hingga perlahan menutup jarak sambil bernapas kasar dan berkata 'Tolong ajari aku resepnya~'.
Itu memang bukan sesuatu yang harus disembunyikan, jadi aku memberitahu cara membuatnya. Meskipun ini akan melelahkan, berjuanglah Fia. Untuk berjaga-jaga, aku memperingatkannya untuk tidak makan terlalu banyak.
Seusai istirahat, dia berlatih lagi. Mungkin karena sudah memahaminya, jumlah dia jatuh menurun. Bahkan telah mampu melakukan jungkir balik di udara.
Dan ketika ia akhirnya bisa mendarat dengan aman tanpa bantuan diriku, matahari mulai tenggelam.
"Ya, itu sukses. Sempurna"
"Aku melakukannya! Ini semua berkatmu, Sirius!"
Pada akhirnya kami bersukacita sambil melakukan tos. Aku mengalihkan pandangan terhadap sang surya yang telah sedikit termakamkan.
Erina dan yang lainnya akan khawatir kalau aku tidak segera kembali. Ketika hendak memberitahu Fia tentang hal ini, dia melihat kemari dan membuat ekspresi agak muram.
"....Kau akan pergi....?"
"Iya....Aku hafal tempat ini, jadi kita bisa bertemu lagi"
"....Maaf. Kami yang sudah menuju ke dunia luar dan pulang, tidak diizinkan untuk keluar dari hutan selama sekitar sepuluh tahun....Itu sebabnya, akan mustahil untuk sementara waktu...."
"Lalu kenapa? Aku akan masuk ke dalam hutan juga....tidak mungkin, ya?"
"Un*. Siapapun selain elf, tanpa syarat ditolak. Bahkan, aku akan kesulitan untuk melindungimu jika kau tetap masuk"
[Mengangguk]
"Masalah di antara ras, kan? Aku kira hal bodoh semacam itu dapat timbul di manapun"
"Memang. Meskipun kita berhubungan baik, apa-apaan itu? Ada juga ritual pemurnian yang katanya untuk memurnikan kotoran dari dunia luar dan banyak hal lain lagi. Tapi, sepuluh tahun itu tidak perlu!"
Sementara bergumam dan mengeluh, Fia menendang batu di kakinya. Dia merajuk untuk sesaat.
Seakan mengingat suatu hal, dia membungkuk dan bersandar ke depan, mencocokkan garis pandangnya denganku.
"Walaupun sudah mengatakan ini berkali-kali....terima kasih banyak, Sirius. Entah kenapa, aku ingin menunjukkan rasa syukur lewat sesuatu, namun aku tidak memiliki apapun yang pantas diberikan padamu"
"Jangan pedulikan itu. Aku bisa mengenal Fia, dan mengalami momen menyenangkan"
"Tidak boleh begitu. Apakah ada sesuatu yang---.....Ah! Benar juga. Kau mengatakan ini menakjubkan, kan?"
Sambil mengucapkannya, Fia mengeluarkan pisau mithril yang dia miliki.
Secara jujur, aku menginginkannya. Hanya saja, apa tidak masalah baginya untuk melemparkan sesuatu yang tampak mahal untukku? Selain itu, suatu simbol terukir disana ketika dilihat lebih dekat.
"Bukankah ini sejenis hal yang diwariskan dari generasi ke generasi? Kau tidak boleh begitu mudah memberikannya kepada orang asing"
"Tidak masalah. Aku diberitahu untuk menjaga diri daripada pisau ini. Lagipula, kalau dibandingkan, keselamatan yang Sirius berikan padaku bukanlah apa-apa. Silakan dan Jangan keberatan"
"....Jika kau bersikeras, aku akan dengan senang hati mengambilnya"
"Dan juga, ada satu hal lagi yang dapat aku berikan. Namun, kau akan menerimanya, kan?"
"Itu terlalu banyak....tapi agar Fia puas, baiklah"
"Kalau begitu, tutup matamu untuk sebentar"
Aku menurutinya karena tidak berpikir bahwa ia akan melakukan sesuatu yang aneh setelah semua yang terjadi.
Beberapa detik kemudian....bibirku merasakan sensasi lembut.
Mataku dengan refleks terbuka lebar. Apa yang terlihat tepat di depan adalah wajah Fia. Saat sedang berpikir betapa cantiknya gadis ini, dia menjauh dariku sambil tertawa malu dan agak merona.
"Astaga....walaupun aku menyuruhmu untuk menutup mata...."
"....Biasanya di pipi atau dahi, kan?"
"Oh? Kau tidak terkejut sama sekali. Meskipun ini merupakan pertama kalinya untukku....tidak adil...."
"Aku terkejut. Tiba-tiba melakukan hal itu pada mulut....kasih sayang elf cukup ekstrim, ya"
Ini pertemuan pertama kami, kau tahu? Aku membantunya dengan berbagai hal, tapi tidak pernah mengira dia akan jatuh cinta pada seorang anak. Ras berbeda memiliki budaya berbeda.
Aku bertanya-tanya apakah ini adalah sesuatu seperti rasa terima kasih terhadap teman dekat.
"Tidak, aku serius. Bahkan ini terasa aneh. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta kepadamu. Itulah kenapa, ini reservasi*. Ingat perkataanku di siang hari? 'Kalau itu merupakan sesuatu yang mampu kulakukan, maka akan kulakukan'"
[Sudah dipesan. Kalian pasti tau apa maksudnya]
“Aku kira ini lelucon....Lagipula....apanya yang reservasi?”
“Setelah sepuluh tahun berlalu, Sirius akan menjadi dewasa, kan? Pada saat itu, aku ingin kau mengambilku. Itu lah reservasi. Ah, kalau ini Sirius, sepertinya kau akan memiliki sekitar dua atau tiga istri. Dalam hal ini, bahkan menjadi wanita simpanan juga tidak masalah"
“....Kau baik-baik saja dengan itu?”
"Tentu. Aku sudah berumur 252 tahun, jadi bahkan ketika Sirius menjadi tua, aku masih seorang wanita di usia perdananya. Itu tawaran yang bagus, kan? Namun, kalau memang tidak mungkin, aku akan menyerah”
Dia tersenyum, tapi tampak sedikit sedih ketika mengucapkannya.
Terpukul oleh emosi tulus sampai sejauh ini, aku juga harus dengan sungguh-sungguh menanggapinya.
“Aku tidak benar-benar mengerti tentang usia elf. Haa....Baiklah. Ayo kita bertemu lagi dalam sepuluh tahun, dan jika perasaan Fia tidak berubah....aku akan mengambilmu”
"Sungguh!? Tenang saja, ini tidak akan berubah~”
Tersenyum lebar, Fia datang dan memelukku. Berpikir tentang hal ini, dia merupakan perempuan cantik, kepribadiannya tidak buruk, dan seorang pasangan yang lebih dari pantas untukku.
"Kalau begitu, Sirius....ayo kita berjumpa di waktu berikutnya"
“Aah. Ketika saat itu datang, aku akan ke sini lagi”
“Ya, aku akan menunggu”
Pada akhirnya kami berjabat tangan, dan saling melambai seluas mungkin.
Fia lalu menghilang ke dalam hutan. Aku memastikan bahwa sosoknya telah benar-benar lenyap dan berlari melalui langit. Berangkat di perjalanan untuk pulang ke rumah.
Dengan demikian, pertemuan antara diriku dan perempuan elf bernama Fia, berakhir. Reuni sudah ditetapkan sepuluh tahun kedepan.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dari sekarang.
Aku hanya berharap untuk bisa berjumpa sekali lagi.
☆☆☆Chapter 9 berakhir disini☆☆☆
Catatan Penulis=Teks diubah pada tanggal 29 Maret 2015.
Catatan Penerjemah=Diantara kalian mungkin ada yg pernah membaca World Teacher, dan menyadari kalau bab ini tidak sama dengan yg kalian sebelumnya lihat. Memang, sesuai tulisan sang penulis diatas, bab ini sudah diubah ke versi yg lebih baru. Kalau di versi yg lama, Sirius akan membuktikan sihir pistolnya dengan menembak sebuah batu. Dan di versi ini, ada Wyvern, Fia belajar untuk terbang, dll. Jika kalian ingin menengok apakah itu benar atau tidak, silahkan lihat disini. Namun....walaupun agak berbeda, tapi intinya tetap sama. Ini hanya diperjelas, disesuaikan, dan lebih dibuat romantis (bentuk "hati" merah muda melayang dimana-mana -_-) tapi, sejujurnya, aku lebih suka yg versi ini. Menurut kalian?.
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya
makasih min,,,
ReplyDeletedi tunggu lanjutannya,,,
sial udah dapet calon aja tuh bocah.....
ReplyDeleteSialan riajuu,,,
ReplyDeleteSemangat min, ditunngu lanjutannya,,,
next up!!
ReplyDeletewah kampret baru vol 2 udah dapat calon aja sialan
ReplyDeleteNjir, gua iri sama Sirius.
ReplyDeleteDitunggu yang PDF nya ya min :3
betdebah......
ReplyDeletedasar bocah sukses...
wkakkakakak si kampret masih umur 5 tahun, entah kenapa lebih kerasa suasana di novelnya, ketimbang di versi manganya, sip lanjut baca lagi
ReplyDeletengeselin nih bocah -_-
ReplyDeleteThanks min ヽ(`・ω・´)ゝ
ReplyDelete