Bokubitch chap 2 B. Indonesia
Chapter 2 Sangat cepat aku dikelilingi oleh 2 Pelacur Besar
Diterjemahkan oleh I-Fun novel
"Baiklah~. Terjemahan bahasa Jepang dari kalimat ini 'Nancy and Bob’s engagement was canceled without any contact'"
Selama periode pertama kelas bahasa Inggris, aku mulai tidak sabaran.
Memang menyusahkan untuk membantu dengan pekerjaan OSIS. Tapi itu masih baik-baik saja. Masalahnya adalah, pengumpulan 2 anggota resmi dalam waktu satu bulan.
Klub sastra yang aku buat tidak melakukan penulisan atau penguraian seperti klub sastra pada umunya.
Tempat ini didirikan hanya agar aku bisa mendapatkan ruang untuk menikmati budaya 2D.
Dengan kata lain, aktivitas dasar klub sastra-ku adalah 'Menggunakan barang-barang 2D'.
Oleh karena itu, teman sesama otaku lah yang lebih menyukainya.
....Namun, kesulitannya adalah tidak ada otaku disekitarku.
Aku sering meminjamkan beberapa manga populer (Shounen tentang pertempuran, dll) Untuk para lelaki di kelas, jadi bisa dikatakan bahwa aku telah mempertahankan posisi yang bagus.
Meskipun suka manga rom-com serta anime harem dan novel, usiaku masihlah sebagai remaja. Weekly Shounen termasuk favoritku. Oleh karena itu, aku dapat berbicara dengan teman-teman tentang itu semua, tapi tidak ada otaku sungguhan yang menikmati masterpiece gal-game (seperti Black Album 2*) atau anime larut malam.
[Plesetan White Album 2]
Apa yang harus dilakukan....
Lalu, mendadak aku mengingat alasan kenapa menjadi otaku.
Di tahun kedua SMP, aku menyukai seorang bishoujo berambut hitam. Dia membujukku sebagai rekan latihan untuk persiapan berkencan dengan pacarnya.
Ngomong-ngomong, waktu ketika aku sadar sedang dimanfaatkan adalah pada hari sebelum darmawisata sekolah. Akhirnya, aku malah berada di tempat tidur dalam kejutan berat tanpa dapat berpartisipasi dalam tur itu.
Hari berikutnya, aku merangkak keluar dan berjalan-jalan di pusat kota seperti hantu.
Di saat memasuki sebuah toko buku, takdir mempertemukanku dengan perwujudan dewi yang disebut Light Novel.
Mataku tertarik dengan sampulnya.
Terdapat gambar heroin, tersenyum lembut bagaikan seorang putri untuk melipur hatiku yang babak belur.
Aku mencoba melawan, tapi sebagai seseorang yang ingin dihibur oleh orang lain, aku membeli buku itu tanpa ragu-ragu. Meskipun disiksa dalam berbagai cara oleh si pelacur cantik, aku 'terlahir kembali' setelah melihat pesona asli dari gadis 2D dalam suatu karya.
Kemudian, membaca LN ditetapkan sebagai rutinitas. Menyaksikan anime larut malam setelah mendengar LN favoritku mendapatkan animasi. Dan secara bertahap berubah menjadi otaku.
Setelah membayangkan masa lalu, aku berpikir tentang sekarang.
Hmm, aku harus membuat poster perekrutan anggota, kan? Bagaimana dengan meminta klub mading untuk mengurus bagian perekrutan di mading sekolah? Tidak, tunggu dulu, bukankah itu ide yang buruk? Aku tidak bisa menulis sesuatu seperti 'merekrut otaku' di mading.
Aku juga seorang otaku sekaligus mahasiswa biasa di kelas C. Mereka merupakan penyendiri yang akan di jauhi, hingga lebih baik tidak dikenal.
Jika sifat sejatiku terungkap, ini akan menarik perhatian.
Contohnya di SD, aku menarik perhatian seorang gadis cantik dan menderita pengalaman pahit, di hindari selama tiga tahun sampai lulus. Apalagi kalau aku menonjol sebagai otaku....
Hanya Shinonome di sekolah ini yang mengetahui masa laluku dan kadang-kadang mengunjungi ruang klub.
Kenapa aku tidak suka menonjol? Kenapa aku membenci gadis-gadis cantik?
Dia terus melontarkan pertanyaan tersebut sehingga aku tidak bisa melakukan apa pun kecuali menjawabnya dengan enggan.
"Baiklah, sekarang tolong terjemahkan bagian selanjutnya, Ikuno-kun"
Nah, aku tidak mempunyai teman otaku dilingkungan sekolah. Jadi tak ada yang akan bergabung dengan klub.
Pada awalnya, bahkan otaku atau tidak, ini bukan situasi dimana aku bisa pilih-pilih.
"Ikuno-kun, kau bisa mendengarku?"
Jika terus begini, surgaku akan....Aku belum selesai menonton rekaman anime, LN dan manga. Ada juga beberapa gal-game yang belum selesai!!.
Hanya dengan hal-hal itu aku mampu lolos dari kehidupan terkekang oleh adikku sendiri.
Berpikir tentangnya, aku teringat kata-kata mengerikan yang dia ucapkan pagi ini.
'Nii-san, ada kabar baik. Hari ini, aku merasa horny*. Oleh karena itu, jika Nii-san tidak memelukku, aku akan merasa terlalu panas untuk tidur....'
[....aku gak tau cara nerjemahin ini....]
Itu bukan kabar bagus. Dan kenapa juga dia harus memberitahuku?! Aku harus memperlakukannya sebagai pesan spam dan mengabaikannya!!.
"Arrgghhh!"
"Ara ara~. Ikuno-kun, apa jam pelajaranku begitu membosankan sampai-sampai membuatmu menekan kepala seperti itu?"
"A-Aku tidak akan memelukmu!!"
"Heh, memelukku? Jangan~....Apa yang kau bicarakan, Ikuno-kun? Ufufufu~"
Tiba-tiba, aku mendengar suara yang akrab.
"Eh?....Hiiragi-sensei?"
"Hai, Hiiragi desu~*"
[Iya. Ini Hiragi~]
Wajah seorang kakak cantik muncul di depanku.
Memiliki rambut berwarna abu-abu panjang, dia seorang guru bahasa Inggris dan juga wali kelas kami.
Seorang guru muda dengan dadanya yang besar tersembunyi dibalik jersey hijau. Dua benjolan itu seakan memaksa tumpah keluar saat wanita ini berjalan.
Dia merupakan salah satu guru paling populer dan dicintai oleh para lelaki ataupun perempuan di sekolah.
"Ikuno-kun, aku bertanya-tanya apa yang kau mimpikan?"
"Anu, itu....aku....aku...."
Pagi ini, aku pergi ke sekolah sambil terhantam rasa kantuk. Sialan, tanpa sadar aku berkata sesuatu kepada sensei....
Hal ini membuatku menonjol. Karena trauma masa lalu yang bangkit, tubuhku gemetar dan berhenti berpikir. Tiba-tiba, aku mendengar suara tenang dari kursi belakang.
"Sensei, bolehkah aku mengatakan sesuatu?"
"Ara ara~. Shinonome-san, apa itu?"
Ketika menengok, gadis tersebut berdiri dengan wajah serius.
"Ikuno-kun tampaknya dalam kondisi fisik lemah sejak pagi. Jadi bisa aku menerjemahkan sebagai pengganti dirinya?"
Seakan memahami reaksiku, dia langsung memintanya.
Tampaknya ada siswa yang ingin terjun ke pernyataanku barusan karena dapat mengganggu moral masyarakat. Tapi proposal Shinonome membuat suara tidak senang mereka secara bertahap mereda.
"Apakah begitu? Maaf untuk tidak memperhatikan, Ikuno-kun. Kau harus mengunjungi UKS"
"I-Iya...."
"Ok, Shinonome-san, silakan~"
"Baiklah....Sementara Nancy dan Bob pergi ke gereja pada hari Minggu---"
Seakan tidak ada yang terjadi, Shinonome menerjemahkan bagianku dengan tampilan yang bermartabat.
Rambut hitam halus mengalir ringan melewati telinganya, membuatku mengawasi gadis itu dalam keadaan terpesona.
"Kerja bagus~. Lalu berikutnya adalah Aizawa. Silahkan~"
"Eh, aku?!....I-Iya....hmm....halaman, halaman yang mana?"
Berpikir tentang sesuatu, Aizawa tampak tercengang dan kelas pun tertawa terbahak-bahak.
"Oi, Shinonome. Terima kasih telah membantu. Kau menyelamatkanku"
Menanggapi ucapanku, ia mendekatkan bibirnya ke telingaku lalu berbisik dengan lembut.
"Sama-sama. Anggap saja kau berutang satu hal. Jangan lupakan itu"
Bau semerbak aroma bunga membuat wajahku panas.
Haha, lawannya dihitung sebagai pelacur berjenis rapi. Jelas, hal ini tidak gratis. Aku menertawakan diri sendiri untuk berpikir tentang hal itu.
Hutang, ya? Rubah ini akan memaksaku untuk menerima permintaan tidak masuk akalnya.
Tapi kali ini, aku jujur merasa bersyukur pada si pelacur.
Ketika aku berbicara dengannya setelah pelajaran usai....
"Biarkan aku menginjakmu"
"Kenapa mendadak....Apa?!"
Setelah memasuki ruangan klub di lantai dua dari bangunan khusus, aku secara refleks membalas kata-katanya.
Ini adalah bangunan yang dihubungkan oleh jembatan, menyambung ke lantai dua gedung sekolah utama. Pada dasarnya merupakan sebuah gudang untuk menempatkan peralatan ataupun alat-alat sekolah, dan ruang klub sastra-ku berada di salah satu bagiannya.
Meja dan kursi menumpuk di bagian belakang ruangan, ada juga beberapa kotak kardus tua tergeletak di mana-mana. Karena aku rajin bersih-bersih, disini tidak kotor.
"Aku bilang 'Biarkan aku menginjakmu'. Apa kau tidak mendengarnya?"
Duduk di sofa di tengah ruangan sambil menyilangkan kaki, Shinonome memasang senyum dingin sementara bermain-main dengan rambutnya.
"Haah....Kau ingin aku membayar hutang budi yang tadi?"
Aku juga duduk di sofa yang berlawanan dari meja.
"Ya, benar sekali"
Dengan menginjakku yang tidak taat kepadanya, dia bisa memuaskan keinginannya untuk penaklukan....Shinonome bekerja sebagai asisten OSIS, namun masih memiliki banyak waktu luang sehingga ia sering mengunjungi ruangan klub.
Dia menuntutku untuk memijat bahu dan melontarkan berbagai permintaan setiap kali dirinya datang tapi aku menolak semua itu. Meskipun tidak baik untuk mengecewakan seorang gadis cantik, akan merepotkan jika aku menerimanya.
Namun, hari ini pengecualian karena aku berutang satu hal.
"Aku mengerti. Aku akan melakukan apa yang telah kujanjikan"
"Fufu, tidakkah kau anehnya berperilaku baik? Babi yang lucu"
Hei, kau panggil aku babi? Pokoknya, lakukan saja dengan cepat sehingga ini bisa berakhir.
"Itu mata seorang pemberontak. Tapi biar kuperjelas, pemberontakan hanya membuat ini lebih menarik. Yah, saatnya untuk mengajarkan perbedaan antara posisiku dan kau. Berbaringlah"
Shinonome menunjuk dengan kakinya sambil masih duduk di sofa. Ada banyak hal yang aku ingin katakan, namun pada akhirnya menyerah dan berbaring menghadap ke atas.
Dia mulai melepaskan uwabaki* dan membentang kakinya yang indah.
[Kalian pasti tahu. Siswa di jepang memiliki dua jenis sepatu. Sepatu pribadi (untuk dipake diluar, olahraga dsb) dan sepatu yang khusus dipake dilingkungan sekolah, seperti pas di kelas, dsb (Uwabaki)]
"Ugh!"
Aku diinjak-injak pada bagian pipi.
"Fufu, sungguh ekspresi yang bagus"
Kakinya terasa hampir seperti tanpa memakai stoking, entah bagaimana sangat hangat dan lembut.
"Kau....guh---dari wajahmu, kau sepertinya menakmati ini....arghh---hampir seperti....Ugh---"
Biarkan aku menyelesaikan kalimatku!!
"Pria menyedihkan, diinjak-injak oleh seorang gadis. Kenapa orang seperti itu bisa mengetahui sifatku yang sesungguhnya?"
Shinonome seakan merasa senang karena aku mengerti dirinya, tersenyum gembira dengan pipi agak merona.
"Penampilan dan kepintaranmu dalam bidang pelajaran berada dibawah rata-rata, benar-benar seorang pria tanpa harapan"
"Si-Siapa yang dibawah rata-rata?! Meskipun terlihat begini, nilaiku berada diperingkat atas kelas kita. T-Tentang penampilan, aku memang tidak bisa memprotes, tapi....aku pikir tidak seburuk itu...."
"Hei ternak, dari mana asal kepercayaan itu keluar? Apa kau bercermin dengan benar? Meskipun aku sudah mengatakan hal ini, sebagian besar pria bodoh akan menunduk daripada menghadapiku"
Shinonome pastinya cantik, tapi dia juga memiliki bakat yang luar biasa hingga membuat banyak orang malu.
"Tapi, kau sedikit berbeda dari mereka yang bodoh. Oleh karena itu aku ingin menjadikanmu sebagai hewan peliharaanku"
"Apa? Hewan peliharaan....Kau bodoh, ya? Apa yang sedang kau bicarakan?"
Kemudian dia dengan lembut menepuk pipiku menggunakan bagian melengkung* dari kakinya.
[Bukan tumit. Ini bagian di dekat jempol kaki]
Aku punya firasat bahwa pipi Shinonome ini yang beralih merah terang.
"Ini pertama kali aku bertemu orang tolol yang menentang diriku. Bahkan guru akan mendengarkanku karena keluargaku yang mengurus sekolah ini. Kau terlalu canggung dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Oleh karena itu, aku memberikan beberapa saran. Patuh lah menjadi milikku"
Barusan, bukankah itu yang karakter Tsundere sering ucapkan sebelum memasuki rutenya di gal-game?
Namun, setelah banyak pertempuran melawan pelacur, aku telah tumbuh cukup untuk memahami kata-kata.
Dia juga pelacur berjenis rapi yang menyesatkan dan memanipulasi para lelaki.
"Hmm, kau hanya ingin mengubahku menjadi hewan peliharaan. Dengan kata lain, budakmu?"
"Oh, kau mengerti dengan baik"
Dia membelai rambutnya sambil melototiku bagaikan seorang Ratu.
"Kau penerus berikutnya konglomerat Shinonome. Tanpa pikiran yang kuat kau tidak akan bisa mengurus rumah tangga kami. Sejak kematian orang tuaku ketika aku masih muda, kakekku terus mengatakan itu setiap hari. Miliki pikiran kuat, hubungan seperti pertemanan tidak diperlukan. Namun, aku lebih suka memiliki hewan peliharaan"
Ini adalah pertama kali aku mendengar bahwa orang tuanya sudah meninggal.
Mungkin itu hanya kebohongan si jalang ini, tapi suasananya membuatku berpikir bahwa itu memang benar. Aku sedikit terkejut, tapi mampu sadar dengan cepat.
"Aku....aku tidak akan menjadi hewan peliharaan, menjadi milik Shinonome pun juga tidak!"
Setelah aku menyatakan suatu hal yang jantan, ia meletakkan jari di bibirnya dan tersenyum.
"Bagus, wajah itu. Wajah yang menentangku, masih sama. Meskipun hanya orang tolol yang menyedihkan, kau berbeda, dan itu membuatku lebih menginginkanmu....Fufu"
Shinonome terus menginjak-injak wajahku tanpa ekspresi, tapi itu tampak seperti dia lebih bersemangat dari sebelumnya.
Oi oi, apa gadis ini memang baik-baik saja?
Aku tahu bahwa dia S* sampai beberapa derajat, tapi reaksinya, entah kenapa itu tampak berbahaya.
[Sadist. Orang yang mempunyai 'Kesukaan' menyiksa orang lain]
"Hei sudah cukup, Shinonome. Kau menginjakku terlalu banyak mengingat itu hanya hutang budi kecil, aku juga datang ke sini untuk kegiatan klub. Ugh....karena itulah, berhenti!!"
"Fufu. Ditolak. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan kegiatan klub"
Dia menyesuaikan napas dan menatapku mahal.
"Pokoknya, klub-mu akan dibubarkan karena kau tidak bisa merekrut cukup anggota dalam waktu satu bulan. Oleh karena itu, selama satu bulan ini, aku akan tinggal di sini dan melatih dirimu untuk menjadi milikku. Dan mengubahmu menjadi asisten dari asisten OSIS, pada akhirnya akan menjadi hewan peliharaanku"
Pelacur ini....dia sudah merencanakannya sejauh itu? Seperti yang diharapkan dari kelicikan si pelacur berjenis rapi, salah satu dari 2 Pelacur Besar!
"Kuuu....Aku tidak akan membiarkannya! Aku masih ketua klub sastra ini! Bahkan jika Shinonome tetap di sini, dengan kekuatanku, aku bisa memaksa dirimu untuk pergi!!"
Namun, Shinonome tertawa dingin.
"Aku pikir kau akan mengatakan itu. Aku sudah membuat pembenaran hanya untuk berjaga-jaga"
"Pembenaran?"
"Memang. Apa kau ingat cerita pagi ini? Tentang membantu OSIS?"
"U-Un. Tentu saja aku ingat"
Aku punya firasat tidak menyenangkan saat terus menatapnya.
"Mulai hari ini, ruang klub sastra juga akan menjadi kantor konsultasi OSIS. Aku sudah mengirimkan aplikasi untuk OSIS dan telah dikonfirmasi. Selain itu, aku menjadi auditor untuk mengawasi apakah kau melakukan pekerjaan dengan benar. Dengan kata lain, aku dapat secara legal tinggal di sini meskipun bukan anggota"
"A-Apa?!"
Pikiranku terhenti, tapi aku langsung mengerti apa artinya.
"Yang berarti....ketika Shinonome di sini, aku tidak bisa melakukan aktivitas klub?!"
"Fufufu, tepat~"
SUDAH BERAKHIR. SEMUANYA SUDAH BERAKHIR....
Ini seperti situasi khas ketika teman sekamar otaku digantikan dengan orang normal, ruang di mana aku menikmati hobi hampir dibawa pergi. Tentu, aku jatuh dalam keputusasaan.
"Tidak....hal ini tidak dapat diterima!!!"
Sekarang, media 2D telah menjadi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya untuk berpikir tentang tidak dapat menikmati mereka di ruangan sendiri membuatku merasa tertekan.
....Eh? Jika itu hanya membaca LN atau menonton anime, aku dapat menggunakan perpustakaan, kan?
Untuk menggunakan perpustakaan, aku harus dilihat sebagai pembaca normal. Ketika kau membaca sesuatu seperti harem atau sekitar karakter favoritmu, apa yang biasanya kau lakukan?
Ya, kau terus membaca sambil menyeringai.
Menyeringai di perpustakaan membuatmu menonjol. Itu sebabnya ruangan pribadi diperlukan. Tidak ada kebebasan di rumah karena adikku, dan ruang klub sastra---surgaku---sekarang diduduki oleh si pelacur yang disebut Shinonome.
Tolong, seseorang bantulah aku....Siapapun boleh!!
Jika aku bisa merekrut beberapa anggota dan melindungi ruangan ini, aku bisa merombak ruangan ini dan mengubahnya menjadi ruangan pribadiku sendiri.
Tapi, tak ada satupun yang dapat direkrut.
"Fufufu, menyerah saja"
Sekali lagi, si pelacur dan gadis-gadis cantik, mereka terus merusak hidupku. Tapi sayangnya, aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali berdoa.
....Tolong, siapa pun! Siapapun boleh!!
---Tolong bantu aku....
Ketika protagonis 2D berada dalam keadaan darurat, seseorang pasti akan datang untuk membantu.
Namun, inilah kenyataannya. Tentu saja hal seperti itu tidak mungkin.
....Namun, mendadak sebuah keajaiban terjadi.
Seorang gadis berambut pirang dan berkulit putih muncul, berkata 'Pe-Permisi' dengan malu-malu sambil berdiri di pintu masuk.
Kemudian, ketika dia melihat diriku tergeletak di lantai....
"I....Ikuno-kun?"
Sepertinya Aizawa Mahana mengingat namaku.
Dia lalu segera bergegas ke sampingku. Saat aku memperhatikan, Shinonome sudah menjauh dariku.
"H-hei, apa yang terjadi? Apakah kau baik-baik saja?"
Dia berjongkok dan menatap wajahku dengan cemas.
"Eh? Oh, ya....Aku baik-baik saja"
"Kau tidak begitu sama sekali!! Hanya terus seperti itu!"
Aku ingin tahu apakah itu karena wajahku yang pucat dari keputusasaan sebelumnya.
Dengan wajah serius. Dia berteriak dan menempatkan dahinya pada dahiku, yang sedang berbaring.
Eh? Apa-apaan situasi ini? Seolah-olah wajar, dia tidak keberatan wajahnya yang terlalu dekat dengan wajahku sambil mengangkat poni di dahi untuk mengukur panas. Pupil besar bulat, bulu mata panjang (mungkin karena make-up) dan bibir lembut. Sebagai tambahan, karena postur yang mirip dengan pernapasan buatan, tonjolan besar dan lembut itu tertekan di dadaku.
"Hmm, suhumu normal. Bagaimana, mual? Atau apakah kau merasa pusing?"
Sementara memisahkan wajah kami, dia menatapku dengan cemas.
Biasanya bersifat kekanak-kanakan, namun ketika ditampilkan sebuah sisi keibuan sedemikian rupa....aku mengangkat tubuh sementara jantungku berbunyi "Dokidoki".
"Umm....Terima kasih Aizawa. Tapi aku sungguh baik-baik saja"
Aku mengganggapnya sebagai pelacur penuh nafsu. Tapi pada saat ini, dia seperti malaikat.
"'Aku baik-baik saja' kau katakan....tapi wajahmu masih merah. Juga, kenapa kau berbaring di lantai?"
Aizawa, sambil menatapku, duduk di tempat yang sama dengan kaki membentuk huruf V terbalik.
Kemudian, sudah memakai uwabaki entah sejak kapan, Shinonome berbicara dengan nada tenang.
"Aizawa-san. Kondisi Ikuno-kun belum banyak membaik sejak pagi ini"
"Ah?! Shinonome-san juga di sini? Maaf, aku begitu terfokus pada Ikuno-kun sampai-sampai tidak sadar kehadiranmu!"
Saat ia menyadari situasi ini, Aizawa membuka mata lebar-lebar karena terkejut. Tapi khawatir tentangku sampai sejauh ini, tidak menyadari sekitarnya bisa dimengerti.
"Fufu, aku tidak keberatan. Jadi jangan khawatir"
Senyum lembut palsu. Dari suasana antara Aizawa dan Shinonome, sepertinya dia tidak sempat melihat diriku yang diinjak.
"Dia tiba-tiba pingsan saat kami berbicara. Aku pikir dia demam. Bahkan wajahnya merah. Aku khawatir"
Bukannya ini karena dirimu?!
"Kau....mencoba bertindak keras baik-baik saja tapi situasi ini tidak baik. Jika kau demam, kau harus pergi pulang lebih awal. Tapi, pulang sendirian.....Bagaimana beristirahat di UKS?"
Aizawa selalu sebaik ini.
Apa Aizawa, kebetulan, seorang gadis yang memang baik? Tidak, ada rumor buruk tentang dirinya. Dan aku juga tidak tahu apapun tentang ekosistem pelacur penuh nafsu.
Ini diperlukan untuk berhati-hati dari semua aspek.
Meski begitu, mataku dengan alami terfokus pada titik tertentu.
Sebagai hasil dari kakinya membentuk huruf V terbalik, aku melihat sekilas celana dalam putih murni. Seorang gadis mencolok seperti Aizawa memakai celana dalam biasa? Juga bukankah itu tak terduga rapi dan bersih?
Selanjutnya, di tengah tempat itu ada sebuah tonjolan*.
[Maksudnya, dia bukan trap. Tapi tonjolan kecil di kelamin perempuan itu loh. Yg aku heran, kenapa si laki ini bisa ngeliat hal sekecil itu. Atau mungkin terjemahanku yg salah ?_?]
"Wa-Wajahmu memerah lagi....Kau yakin tidak demam?"
"Tidak, Aizawa-san. Dia hanya terlalu gembira melihat pakaian dalammu"
"Pakaian dalamku?!"
Terkejut, Aizawa berteriak dengan suara keras. Dia pasti telah memperhatikan tatapanku.
"Kyaaaa!!!"
Oh sial!! Aku tidak harus terpaku terlalu banyak! Dalam 2D, situasi seperti ini sudah akrab!.
Dan setelah ini, dijamin akan ada tamparan atau pukulan....Tetapi bahkan setelah beberapa saat, tidak ada yang terjadi.
"Mou! Kau tidak harus menatap celana dalam orang lain seperti itu!"
Memegangi roknya, Aizawa menatapku dan tersipu.
"Hah....? Kau tidak ingin memukulku?"
Tampilan berkemauan keras di matanya meningkatkan suasana kejantanan di sekeliling, dia tampak seperti tipe yang selalu siap untuk menggunakan kekerasan.
"Memukulmu? Aku tidak perlu pergi sejauh itu. Tentunya, terlihat seperti ini adalah memalukan, tapi itu karena posturku sendiri"
Malu sampai ke lubuk hatinya, wajah Aizawa sangat merah. Namun, tidak ingin mundur, dia menatapku tanpa mengalihkan pandangan. Dia tidak terlalu memperdulikannya karena ia telah tidur dengan banyak lelaki? Atau itulah bagaimana dia menangani lelaki? Pikiran seperti itu terus muncul di kepalaku.
"Kesampingkan itu. Ikuno-kun, kau benar-benar baik-baik saja?"
"Un, aku baik-baik saja. Ini bukan masalah besar....jangan keberatan"
"Aku mengerti"
Aizawa tersenyum senang. Kepribadiannya cukup berterus terang. Untuk sekarang, biarlah berlalu.
Dengan ini, aku agak mengerti kenapa Aizawa populer....
Khawatir tentangku dengan serius, senyumnya membuat wajahku semakin panas.
Tiba-tiba, tanganku yang menyentuh lantai terinjak oleh seseorang.
"Ara, aku minta maaf, Ikuno-kun~"
Minta maaf sementara menyeringai. Ini benar-benar sengaja, kan? Aku, sebagai kandidat hewan peliharaannya, terpesona oleh kebencian musuh. Dia mungkin marah. Aku ingin tahu apakah itu cemburu?
"Selain itu, Aizawa-san. Aku bertanya-tanya untuk apa kau datang ke sini?"
"Oh, aku hampir lupa!"
Aizawa berdiri. Aku juga mengikutinya sambil menepis debu di seragamku.
"Eto, Aizawa-san. Mungkinkah kau memiliki beberapa urusan dengan klub sastra?"
"Iya. Tapi itu sedikit berbeda....hahaha"
Terlihat seperti sulit baginya untuk berucap di depanku. Namun, Shinonome tersenyum seolah-olah dia tahu apa yang ingin Aizawa katakan.
"Aizawa-san. Kau berada di sini karena ini adalah kantor konsultasi OSIS, bukan?"
"Ehh?! Mustahil! Bagaimana Shinonome-san tahu?"
"Ini tidak mengherankan. Aizawa tidak memiliki hubungan dengan baik Ikuno-kun ataupun klub sastra. Dengan kata lain, itu pasti karena kau mendengar bahwa kantor konsultasi dipindahkan ke sini sehingga kau pergi untuk mengunjunginya. Ini kemungkinan yang paling cocok"
Seperti yang diharapkan dari si pelacur berjenis rapi. Dia terlalu pintar.
"Mengagumkan! Seperti yang diharapkan dari Shinonome-san. Hm, hm, itu persis apa yang aku ingin katakan!"
"Nah, senang mendengarnya, tapi aku minta maaf. Biasanya aku bertugas di kantor konsultasi, tapi disinilah tempat kerjanya sekarang"
Shinonome tersenyum masam dan menjelaskan bahwa klub sastra akan melakukan tugas-tugas kantor konsultasi.
"….Aku mengerti. E....eto. Tapi sulit untuk berbicara pada anak lelaki tentang....tidak, bahkan berbicara dengan gadis-gadis tentang hal itu akan sulit. Tapi, ketika aku melihat Shinonome-san pagi ini, bagaimana kau baik dan lembut mengurus masalah, aku serius berpikir untuk mencari nasihat darimu"
"Aku senang jika kau berpikir begitu. Karena kau datang ke sini sendirian, masalah itu pastinya sulit untuk dibicarakan dengan teman, kan?"
"Y-Ya. Ini adalah masalah yang aku tidak ingin bocorkan kepada orang lain. Itu sebabnya...."
Aizawa, yang menunduk, menatapku dan Shinonome penuh arti.
"Tidak apa-apa, Aizawa-san. Aku dapat menjamin kerahasiaan isi konsultasi ini. Selain itu, memperoleh kemudian mengekspos rahasia seseorang termasuk melanggar Hukum Pidana, Bagian Kedua, Pasal 4. Sanksinya adalah enam bulan penjara atau denda ¥ 100.000*"
[Sekitar 12 juta rupiah]
Shinonome mengancamku dengan tatapan sedingin es.
Dia memiliki kepribadian yang serius dan menghormati peraturan sekolah. Oleh karena itu, dia tidak akan mengungkapkan rahasia siapa pun, bahkan jika orang itu merupakan musuh yang dia benci hanya karena perasaan pribadi. Meskipun menyebalkan, kepribadiannya pantas sebagai penerus berikutnya Konglomerat Shinonome.
"Aizawa, aku berjanji untuk melindungi rahasiamu juga. Jadi tolong katakan padaku apa masalahmu"
"Fufu, kalau itu bocor maka pidana akan terlempar padaku atau Ikuno-kun. Aku tidak akan mengambil risiko dan menyebarkannya. Apakah itu cukup, Aizawa-san?"
Aizawa masih khawatir, tapi pada akhirnya mengangguk.
"Aku mengerti. Kalian sampai sejauh ini, aku tidak bisa mengatakan tidak, kan?"
Meski begitu, ada ekspresi kegelisahan di wajahnya.
Pertama-tama, aku harus mempersilakan Aizawa duduk di sofa sementara aku juga duduk di tempat berlawanan. Sedangkan Shinonome duduk di sebelahku.
"Seperti yang aku sudah sebutkan ini sebelumnya, Aizawa-san, aku seorang auditor. Oleh karena itu aku hanya dapat membantu sebagai pendukung Ikuno-kun. Kalau begitu Ikuno-kun, silakan mulai"
"Umm....aku tahu"
Jelas, aku masih enggan, daripada ini lebih baik melakukan kegiatan klub. Aizawa mungkin seorang gadis baik, namun aku masih tidak bisa mempercayai gadis-gadis cantik.
Oleh karena itu aku tidak ingin terlibat jika mungkin, tapi ini demi klub....
"Nah, bisa kau ceritakan semua masalahmu sekaligus?"
Ketika aku bertanya, Aizawa mulai gelisah.
"Hmm, kau benar-benar tidak akan tertawa, kan?"
"Tergantung pada masalahnya....tapi aku akan mencoba, mungkin"
"Hei! Jawabanmu membuatku cemas, kau tahu!!"
Aizawa memukul meja dengan kedua tangan, menyebabkan dadanya untuk bergoyang.
Entah bagaimana, aku membuat seorang gadis kekanak-kanakan marah.
"Maaf! Aku berjanji tidak akan tertawa, jadi tolong beritahu"
"Haa....Meskipun ini baru saja dimulai, aku sudah merasa super gelisah...."
Otaku sepertiku mendengarkan konsultasi riajuu adalah sesuatu yang tak terbayangkan. Tapi, untuk berpikir diriku tersandung begitu cepat....
Kemudian, Shinonome yang tak sanggup lagi melihat pemandangan ini, mulai berbicara.
"Entah bagaimana, aku pikir mengetahui apa yang ingin Aizawa-san konsultasikan"
"Hah? Kau tahu!?"
Aizawa melihatnya terkejut.
"Pagi ini, aku mendengar percakapanmu dengan teman-temanmu. Aku merasa konsultasi ini ada hubungannya dengan itu"
Mungkin, itu terjadi ketika aku sedang berbicara dengan Shinonome.
"Aizawa-san. Apa kau yakin bahwa memiliki banyak pengalaman dengan lelaki?"
"Te-Tentu saja! Hal ini bahkan tidak dapat dihitung hanya dengan kedua jari-jari tangan!!"
"Fufu. Pastinya menakjubkan. Ngomong-ngomong, sejenis apa lelaki pertamamu?"
"Emm....Dia tegap dan kuat, wajahnya bagus. Yah, dia lebih tua....dan juga memiliki banyak uang. Umm....Oh, benar, dia membeli segala sesuatu yang aku inginkan juga!"
Aku benar.
Dia tidak salah lagi pelacur penuh nafsu yang dalam hubungan fisik dengan laki-laki hanya untuk uang. Gadis-gadis cantik di dunia nyata semua seperti ini, tepat kan?
Aku membuat kesimpulan semacam itu. Namun, pembicaraan ternyata masih berlanjut.
"Nama orang itu, usia, tanggal lahir, golongan darah, struktur keluarga?"
"E-ehh, tentang itu....hal Ini adalah cerita masa lalu, jadi...."
"Kau tidak akan mengatakan sesuatu seperti 'aku lupa', kan? Aku tidak tahu tentang akal sehat tapi aku mendengar bahwa gadis-gadis akan selalu menjaga kenangan tentang orang pertamanya. Oleh karena itu, tidak mungkin kau lupa begitu mudah, kan?"
"Umm...."
Untuk membalas senyum Shinonome, Aizawa hanya mampu meraih roknya dan menggigit bibir.
Oi oi. Sesuatu seperti ini....melihat Aizawa dibungkam, aku sembarangan mengeluarkan suatu jawaban mustahil.
"Apa yang kau maksud Aizawa....belum pernah berpacaran dengan laki-laki?"
"Hauuuu?!"
Pada saat itu, tubuh Aizawa menegang. Tak bergerak seperti patung dan penuh dengan keringat di dahinya. Reaksi ini mudah dimengerti.
"Hah?! Itu kebenarannya?!?!"
Aku tercengang oleh fakta mengejutkan. Aizawa Manaha, meskipun terlihat seperti pelacur, sebenarnya....
"Fufufu. Itu benar, dia masih murni. Dengan kata lain...."
Shinonome menyilangkan kaki dan tersenyum tipis.
"Perawan"
"Tidak~~~~~!!"
Aizawa menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan kedua tangan dan menggeleng keras, membuat saidoteru-nya* berkibar.
[Ini model rambut Aizawa. Dan yg dimaksud adalah kuncir sampingnya yg berkibar]
Shinonome berbicara dengan nada tenang.
"Tolong tenang Aizawa-san. Ini bukan hal yang seorang siswa harus merasa malu. Selain itu, aku sudah memikirkan ini sebelumnya. Seorang siswa dengan catatan yang sangat baik dapat masuk sekaligus didukung beasiswa dari pembebasan biaya sekolah, berkencan dengan banyak lelaki akan tak terduga"
"Eh, tunggu dulu Shinonome!! Tentang pembebasan biaya sekolah, aku yakin itu hanya untuk orang yang telah memasuki dua tempat teratas dalam ujian masuk...."
Di samping itu, sekolahku memiliki persyaratan yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lain. Jauh lebih sulit untuk mendaftarkan diri.
Penampilan Aizawa seperti gyaru mencolok yang terobsesi pada fashion kekinian. Di kelasku, ada gadis-gadis dengan penampilan sama, dan mereka semua mampu memasuki Urotan entah bagaimana meskipun catatan mereka tidaklah begitu bagus. Oleh karena itu, Aizawa harusnya sama dengan mereka.
"Fufu. Aizawa-san adalah murid dengan catatan baik, berada di sebelahku dalam ujian masuk. Juga dalam ujian tengah semester, namanya tepat di bawahku yang berada di tempat pertama"
"Hal seperti itu…?! Aizawa, kau...."
Sampai sekarang, setelah mendengar Aizawa adalah pelacur, aku selalu berpikir peringkatnya lebih rendah daripada diriku. Informasi ini merupakan kejutan besar.
Setelah itu, Aizawa melepas tangannya dan menatapku dengan wajah merah terang.
"M-Maaf. Hanya karena aku seorang murid dengan beasiswa...."
"Oh, bukan apa-apa....aku hanya terkejut karena kabar itu"
Meskipun begitu lembut ketika dia khawatir tentangku, bila dia marah, itu sangat menakutkan....alisnya yang tipis membuat bentuk terbalik dari ハ (ha), dan matanya yang besar melihat langsung ke arahku.
Kemudian, seakan menjadi kesal, Aizawa menghadap ke kejauhan.
"Nah, tentu semua orang akan terkejut. Karena aku tinggal di sebuah keluarga yatim, aku setidaknya ingin membuat ibuku hidup nyaman. Selama SMP, setelah aku tahu tentang program pembebasan biaya sekolah di Urotan, aku belajar sangat keras.....Segalanya seperti itu"
Aizawa berbicara tentang kisah hidupnya dengan wajah tetap merah seakan dia malu.
Apa ini? Walaupun gadis cantik, dia adalah anak yang benar-benar baik?
....Tidak, aku tidak akan tertipu.
Mustahil untuk seorang gadis semacam itu ada dalam realitas.
"E-Emm....Pada hari upacara masuk sekolah, Aizawa terlambat dan datang sekitar tengah hari. Aku mendengar bahwa kau sedang bermesraan di tempat tidur sampai siang dengan pacar kaya raya yang adalah seorang mahasiswa universitas. Jadi, cerita itu berarti bohong?"
"Itu....Itu tidak bohong"
"Aizawa-san. Kau datang kesini untuk berkonsultasi, sayangnya kami tidak mungkin dapat membantu jika kau terus berbohong, kau tahu?"
Dengan kritik Shinonome, Aizawa akhirnya mengangguk.
"....Pada hari itu, aku ingin mengenakan seragam untuk diperlihatkan kepada ibuku yang ada di shift malam, jadi aku pergi ke sekolah dari tempat kerjanya saat pagi hari untuk menghindari terlambat. Aku mampu tumbuh sebanyak ini berkat ibu. Tapi dalam perjalanan, aku malah menaiki kereta yang salah. Karena itulah, aku tidak bisa pergi ke sekolah sampai siang....I-Itulah yang terjadi!!"
Bukankah dia anak yang sangat baik?!
T-Tidak, ini fakta bahwa sifat gadis cantik sering berubah-ubah. Para pelacur yang melakukan hal-hal mengerikan padaku, Shinonome dan bahkan imouto-ku, semuanya gadis-gadis cantik.
Aizawa pasti sama.
"N-Nah, cerita tentangmu menjadi seorang perempuan penggoda akan menjadi kenyataan, kan? Kau selalu berbicara baik dengan banyak lelaki di kelas"
Seakan menyerah, Aizawa berbicara terus terang.
"Uuuu....Sejujurnya, aku tidak pandai mengobrol dengan laki-laki. Alasannya terkait pada ayahku....Ketika aku masih kecil, keluarga kami hidup bersama, tapi dia selalu minum sebelum pulang kerja dan menggunakan kekerasan padaku, jadi ibu memutuskan untuk bercerai"
Uh oh, aku merasa seperti telah mendengar sesuatu yang seharusnya tidak boleh didengar....
Karena dia tidak ingin mengingat itu, ekspresinya menjadi suram.
"Karena kekerasan ayahku, penampilanku buruk dan tidak manis. Oleh karena itu, aku memastikan untuk sering tersenyum. Meski begitu, kekerasannya luar biasa. Setelah itu, aku takut pada lelaki. Aku takut berbicara dengan mereka dan hanya memakai senyum dipaksakan setiap saat....A-Ahaha"
Senyumnya begitu menyedihkan hingga aku bahkan tidak bisa meragukan ceritanya.
"Sekarang kau menyebutkan itu, Aizawa sering berbicara dengan banyak laki-laki, tapi sepertinya aku tidak pernah melihatmu memulai percakapan dahulu dengan mereka"
"Benar. Apalagi ketika Aizawa-san sedang berbicara dengan para laki-laki, ekspresinya tidak terlihat seperti dia tersenyum"
Shinonome sambil berkata begitu, tersenyum misterius seakan melihat sesuatu.
"Namun, hanya beberapa saat yang lalu kau menunjukkan berbagai ekspresi wajah untuk Ikuno-kun. Kenapa ya?"
Hmm? Aku sadar ketika dia mengatakan itu. Aizawa selalu memiliki senyum dipaksakan pada wajahnya di depan laki-laki karena takut, tapi ketika dia berbicara denganku sebelumnya, ekspresinya berbeda.
"Hah? Benar juga....Aku tidak merasakan apapun ketika berbicara dengan Ikuno-kun. Ini pertama kali terjadi, aku juga heran"
Dia sedang berpikir untuk beberapa saat kemudian bertepuk tangan keras.
"Oh aku tahu. Itu pasti karena kau adalah seorang otaku"
"O-Otaku?!"
Terkejut, aku menatap Aizawa yang tertawa polos.
"T-Tunggu! Bagaimana Aizawa tahu tentang itu?!"
"Eh, bagaimana? Aku hanya merasakannya ketika melihatmu. Dan otaku tampaknya baik kepada perempuan jadi aku merasa seakan bisa bersantai"
KEBERATAN!!!!!
Tidak ada hal semacam itu!! Ketika suatu kejadian muncul, kau akan tahu betapa berbahayanya otaku, mereka tidak akan baik untuk anak perempuan lagi. (maaf, aku tidak bisa membantu)
Sementara tertegun karena kenaifan Aizawa....
"Semua orang di kelas kita tahu bahwa Ikuno-kun adalah otaku. Ngomong-ngomong, aku tidak mengatakan apa-apa. Hal ini dapat di sadari dengan mudah karena suasana di sekitar dirimu"
"M-Mustahil!!!....Mereka tahu aku seorang otaku, namun semua orang masih berhubungan biasa denganku?!"
Otaku adalah kehadiran yang tidak boleh diketahui. Itu sebabnya aku sudah bersembunyi, walaupun begitu....Yah, aku kira itu baik-baik saja, setidaknya aku tidak terasingkan seperti hari-hari di SD.
"Maaf, Aizawa-san. Ceritanya telah sangat menyimpang dari topik utama. Jadi, mungkinkah aku mendengar tujuan awalmu datang ke sini?"
"Hahaha. Itu mengingatkanku, aku datang ke sini untuk berkonsultasi"
Aizawa menatapku yang tak menyangka, tertawa senang kemudian memperbaiki napasnya. Menyadari ketegangan meningkat, bahuku kaku.
"Anu. Seperti yang kau sudah tahu, sejujurnya....Aku belum pernah pergi keluar dengan lelaki mana pun. Namun ada banyak teman dengan berbagai pengalaman di sekitarku. Malu pada diri sendiri karena tertinggal, aku mengaku kepada mereka bahwa aku juga memiliki pengalaman. Oleh karena itu…."
Aizawa melirikku, mengangguk seolah sudah memutuskan sesuatu, dan dengan wajah sedikit merona....
"I-Ikuno-kun!! Maukah, maukah kau menjadi pacar palsu-ku?!"
Dia menatap lurus ke arahku.
E-Eemm....kenapa bisa menjadi begini?
"....Aizawa, pertama-tama tolong jawab. Kenapa kau memintaku untuk menjadi pacar palsu-mu?"
"Yah, karena....Aku sudah mengatakan itu, bukan? Jadilah lebih perhatian....B-Baka*"
[Bodoh]
Dia menatapku dengan cemberut, wajahnya memerah sampai ke telinga. Aku dapat yakin ini bukan senyumnya yang dipaksakan.
"Yah, aku bertanya karena kurang mengerti. Lagipula, bahkan jika aku menjadi pacar palsu, aku tidak berpikir itu akan memecahkan masalahmu, ya kan?"
"Umm, bukan itu! Beberapa waktu lalu, seorang gadis di kelas sebelah memintaku 'Apa yang kau rasakan di kencan pertamamu dengan seorang laki-laki?'. Aku ragu karena tidak bisa menjawab dengan baik"
Apakah dia berbicara tentang gadis cantik dengan rambut cokelat yang benar-benar berbau seperti pelacur itu?
"Tapi, jika kau menjadi pacar palsu-ku, aku pikir bisa memahami perasaan itu. Pada awalnya aku akan meminta solusi dari Shinonome-san, tapi Ikuno-kun mudah untuk diajak mengobrol walaupun seorang laki-laki, itu sebabnya aku berpikir tentang hal ini....Jadi, tolong! Tolong bekerja sama lah denganku!"
Sementara tak mampu memahami makna dari apa yang dia ucapkan, dadaku seakan mengatakan 'Tidak bagus'.
Biasanya pada saat-saat seperti ini, pelacur akan menggunakan baik daya tarik seks mereka atau mata menengadah sebagai senjata. Tapi Aizawa meletakkan tangan di kedua lutut dan menunduk. Ini bentuk dasar ketika meminta seseorang. Sampai sekarang aku telah bertemu banyak gadis-gadis cantik tapi gadis seperti Aizawa adalah yang pertama melakukannya. Ini pasti karena pendidikan yang tepat dari ibunya.
Hanya saja, belahan dadanya terlihat....apa dia memang sengaja begitu?.
"Hmm, Shinonome. Tentang permintaannya, aku bertanya-tanya apa itu merupakan tanggung jawab kantor konsultasi OSIS ini?"
"Eh? A-Apakah kau mengatakan sesuatu Ikuno-kun?"
Hah? Baru saja, dia menatap terbelalak pada Aizawa, kan? Mungkin, dia marah karena sesuatu di depan matanya telah direnggut.
"Nah Shinonome, apa permintaan dalam kapasitas ini termasuk urusan kantor konsultasi OSIS?"
"Emm, tentang itu....kekhawatiran siswa ada berbagai macam, jadi ini juga harus ditanggapi---"
"Itu bagus! Kalau begitu, tolong bantu aku, Ikuno-kun!"
Kata-kata Aizawa dengan cepat menyela penjelasan Shinonome.
"Hanya sekali, aku akan mendengarkan apa pun yang kau katakan jika kau menjadi pacar palsu-ku! Dengan demikian, aku tidak akan takut kalau teman-teman menemukan kebohonganku....ini adalah satu-satunya cara!"
Saidoteru miliknya bergetar ringan saat dia menunduk lagi.
"Eh? Apapun yang aku katakan....? Kau benar-benar serius?!"
Mataku, yang akan memintanya untuk bergabung dengan klub sastra, harusnya terlihat berbahaya. Aizawa, merasa seperti kesucian dirinya sedang terancam, menahan dadanya erat.
"A-Apa pun selain hal-hal mesum!! Aku tidak punya pengalaman tentang itu....Lagipula, aku ingin pertama kali-ku dengan seseorang yang aku cintai"
Aizawa menatapku dengan wajah yang merah mendalam, aku bisa merasakan tekad yang kuat darisana.
Ini berarti, dia bukanlah seorang pelacur atau seorang perempuan penggoda.
Penampilannya mungkin terlihat menyebalkan, tapi sebenarnya hanyalah seorang gadis murni yang berusaha terbaik untuk ibunya....
Dengan pemikiran itu di kepalaku, mendadak kata-kata ini muncul. Rangkaian kata yang takkan terlupakan di sepanjang hidup seseorang.
"Aizawa, tolong bergabung dengan klub sastra-ku!!"
Satu kalimat tegas ini adalah titik awal kami.
Aku yang pada waktu itu tidak akan tahu, merasa gugup dalam menunggu jawabannya.
"Un, jika bagi Ikuno maka itu baik-baik saja!!"
Senyumnya kini, takkan pernah kulupakan sepanjang hidup.
☆☆☆Chapter 2 berakhir disini☆☆☆
Ke Halaman utama Bokubitch
Ke Chapter selanjutnya
Diterjemahkan oleh I-Fun novel
"Baiklah~. Terjemahan bahasa Jepang dari kalimat ini 'Nancy and Bob’s engagement was canceled without any contact'"
Selama periode pertama kelas bahasa Inggris, aku mulai tidak sabaran.
Memang menyusahkan untuk membantu dengan pekerjaan OSIS. Tapi itu masih baik-baik saja. Masalahnya adalah, pengumpulan 2 anggota resmi dalam waktu satu bulan.
Klub sastra yang aku buat tidak melakukan penulisan atau penguraian seperti klub sastra pada umunya.
Tempat ini didirikan hanya agar aku bisa mendapatkan ruang untuk menikmati budaya 2D.
Dengan kata lain, aktivitas dasar klub sastra-ku adalah 'Menggunakan barang-barang 2D'.
Oleh karena itu, teman sesama otaku lah yang lebih menyukainya.
....Namun, kesulitannya adalah tidak ada otaku disekitarku.
Aku sering meminjamkan beberapa manga populer (Shounen tentang pertempuran, dll) Untuk para lelaki di kelas, jadi bisa dikatakan bahwa aku telah mempertahankan posisi yang bagus.
Meskipun suka manga rom-com serta anime harem dan novel, usiaku masihlah sebagai remaja. Weekly Shounen termasuk favoritku. Oleh karena itu, aku dapat berbicara dengan teman-teman tentang itu semua, tapi tidak ada otaku sungguhan yang menikmati masterpiece gal-game (seperti Black Album 2*) atau anime larut malam.
[Plesetan White Album 2]
Apa yang harus dilakukan....
Lalu, mendadak aku mengingat alasan kenapa menjadi otaku.
Di tahun kedua SMP, aku menyukai seorang bishoujo berambut hitam. Dia membujukku sebagai rekan latihan untuk persiapan berkencan dengan pacarnya.
Ngomong-ngomong, waktu ketika aku sadar sedang dimanfaatkan adalah pada hari sebelum darmawisata sekolah. Akhirnya, aku malah berada di tempat tidur dalam kejutan berat tanpa dapat berpartisipasi dalam tur itu.
Hari berikutnya, aku merangkak keluar dan berjalan-jalan di pusat kota seperti hantu.
Di saat memasuki sebuah toko buku, takdir mempertemukanku dengan perwujudan dewi yang disebut Light Novel.
Mataku tertarik dengan sampulnya.
Terdapat gambar heroin, tersenyum lembut bagaikan seorang putri untuk melipur hatiku yang babak belur.
Aku mencoba melawan, tapi sebagai seseorang yang ingin dihibur oleh orang lain, aku membeli buku itu tanpa ragu-ragu. Meskipun disiksa dalam berbagai cara oleh si pelacur cantik, aku 'terlahir kembali' setelah melihat pesona asli dari gadis 2D dalam suatu karya.
Kemudian, membaca LN ditetapkan sebagai rutinitas. Menyaksikan anime larut malam setelah mendengar LN favoritku mendapatkan animasi. Dan secara bertahap berubah menjadi otaku.
Setelah membayangkan masa lalu, aku berpikir tentang sekarang.
Hmm, aku harus membuat poster perekrutan anggota, kan? Bagaimana dengan meminta klub mading untuk mengurus bagian perekrutan di mading sekolah? Tidak, tunggu dulu, bukankah itu ide yang buruk? Aku tidak bisa menulis sesuatu seperti 'merekrut otaku' di mading.
Aku juga seorang otaku sekaligus mahasiswa biasa di kelas C. Mereka merupakan penyendiri yang akan di jauhi, hingga lebih baik tidak dikenal.
Jika sifat sejatiku terungkap, ini akan menarik perhatian.
Contohnya di SD, aku menarik perhatian seorang gadis cantik dan menderita pengalaman pahit, di hindari selama tiga tahun sampai lulus. Apalagi kalau aku menonjol sebagai otaku....
Hanya Shinonome di sekolah ini yang mengetahui masa laluku dan kadang-kadang mengunjungi ruang klub.
Kenapa aku tidak suka menonjol? Kenapa aku membenci gadis-gadis cantik?
Dia terus melontarkan pertanyaan tersebut sehingga aku tidak bisa melakukan apa pun kecuali menjawabnya dengan enggan.
"Baiklah, sekarang tolong terjemahkan bagian selanjutnya, Ikuno-kun"
Nah, aku tidak mempunyai teman otaku dilingkungan sekolah. Jadi tak ada yang akan bergabung dengan klub.
Pada awalnya, bahkan otaku atau tidak, ini bukan situasi dimana aku bisa pilih-pilih.
"Ikuno-kun, kau bisa mendengarku?"
Jika terus begini, surgaku akan....Aku belum selesai menonton rekaman anime, LN dan manga. Ada juga beberapa gal-game yang belum selesai!!.
Hanya dengan hal-hal itu aku mampu lolos dari kehidupan terkekang oleh adikku sendiri.
Berpikir tentangnya, aku teringat kata-kata mengerikan yang dia ucapkan pagi ini.
'Nii-san, ada kabar baik. Hari ini, aku merasa horny*. Oleh karena itu, jika Nii-san tidak memelukku, aku akan merasa terlalu panas untuk tidur....'
[....aku gak tau cara nerjemahin ini....]
Itu bukan kabar bagus. Dan kenapa juga dia harus memberitahuku?! Aku harus memperlakukannya sebagai pesan spam dan mengabaikannya!!.
"Arrgghhh!"
"Ara ara~. Ikuno-kun, apa jam pelajaranku begitu membosankan sampai-sampai membuatmu menekan kepala seperti itu?"
"A-Aku tidak akan memelukmu!!"
"Heh, memelukku? Jangan~....Apa yang kau bicarakan, Ikuno-kun? Ufufufu~"
Tiba-tiba, aku mendengar suara yang akrab.
"Eh?....Hiiragi-sensei?"
"Hai, Hiiragi desu~*"
[Iya. Ini Hiragi~]
Wajah seorang kakak cantik muncul di depanku.
Memiliki rambut berwarna abu-abu panjang, dia seorang guru bahasa Inggris dan juga wali kelas kami.
Seorang guru muda dengan dadanya yang besar tersembunyi dibalik jersey hijau. Dua benjolan itu seakan memaksa tumpah keluar saat wanita ini berjalan.
Dia merupakan salah satu guru paling populer dan dicintai oleh para lelaki ataupun perempuan di sekolah.
"Ikuno-kun, aku bertanya-tanya apa yang kau mimpikan?"
"Anu, itu....aku....aku...."
Pagi ini, aku pergi ke sekolah sambil terhantam rasa kantuk. Sialan, tanpa sadar aku berkata sesuatu kepada sensei....
Hal ini membuatku menonjol. Karena trauma masa lalu yang bangkit, tubuhku gemetar dan berhenti berpikir. Tiba-tiba, aku mendengar suara tenang dari kursi belakang.
"Sensei, bolehkah aku mengatakan sesuatu?"
"Ara ara~. Shinonome-san, apa itu?"
Ketika menengok, gadis tersebut berdiri dengan wajah serius.
"Ikuno-kun tampaknya dalam kondisi fisik lemah sejak pagi. Jadi bisa aku menerjemahkan sebagai pengganti dirinya?"
Seakan memahami reaksiku, dia langsung memintanya.
Tampaknya ada siswa yang ingin terjun ke pernyataanku barusan karena dapat mengganggu moral masyarakat. Tapi proposal Shinonome membuat suara tidak senang mereka secara bertahap mereda.
"Apakah begitu? Maaf untuk tidak memperhatikan, Ikuno-kun. Kau harus mengunjungi UKS"
"I-Iya...."
"Ok, Shinonome-san, silakan~"
"Baiklah....Sementara Nancy dan Bob pergi ke gereja pada hari Minggu---"
Seakan tidak ada yang terjadi, Shinonome menerjemahkan bagianku dengan tampilan yang bermartabat.
Rambut hitam halus mengalir ringan melewati telinganya, membuatku mengawasi gadis itu dalam keadaan terpesona.
"Kerja bagus~. Lalu berikutnya adalah Aizawa. Silahkan~"
"Eh, aku?!....I-Iya....hmm....halaman, halaman yang mana?"
Berpikir tentang sesuatu, Aizawa tampak tercengang dan kelas pun tertawa terbahak-bahak.
"Oi, Shinonome. Terima kasih telah membantu. Kau menyelamatkanku"
Menanggapi ucapanku, ia mendekatkan bibirnya ke telingaku lalu berbisik dengan lembut.
"Sama-sama. Anggap saja kau berutang satu hal. Jangan lupakan itu"
Bau semerbak aroma bunga membuat wajahku panas.
Haha, lawannya dihitung sebagai pelacur berjenis rapi. Jelas, hal ini tidak gratis. Aku menertawakan diri sendiri untuk berpikir tentang hal itu.
Hutang, ya? Rubah ini akan memaksaku untuk menerima permintaan tidak masuk akalnya.
Tapi kali ini, aku jujur merasa bersyukur pada si pelacur.
Ketika aku berbicara dengannya setelah pelajaran usai....
"Biarkan aku menginjakmu"
"Kenapa mendadak....Apa?!"
Setelah memasuki ruangan klub di lantai dua dari bangunan khusus, aku secara refleks membalas kata-katanya.
Ini adalah bangunan yang dihubungkan oleh jembatan, menyambung ke lantai dua gedung sekolah utama. Pada dasarnya merupakan sebuah gudang untuk menempatkan peralatan ataupun alat-alat sekolah, dan ruang klub sastra-ku berada di salah satu bagiannya.
Meja dan kursi menumpuk di bagian belakang ruangan, ada juga beberapa kotak kardus tua tergeletak di mana-mana. Karena aku rajin bersih-bersih, disini tidak kotor.
"Aku bilang 'Biarkan aku menginjakmu'. Apa kau tidak mendengarnya?"
Duduk di sofa di tengah ruangan sambil menyilangkan kaki, Shinonome memasang senyum dingin sementara bermain-main dengan rambutnya.
"Haah....Kau ingin aku membayar hutang budi yang tadi?"
Aku juga duduk di sofa yang berlawanan dari meja.
"Ya, benar sekali"
Dengan menginjakku yang tidak taat kepadanya, dia bisa memuaskan keinginannya untuk penaklukan....Shinonome bekerja sebagai asisten OSIS, namun masih memiliki banyak waktu luang sehingga ia sering mengunjungi ruangan klub.
Dia menuntutku untuk memijat bahu dan melontarkan berbagai permintaan setiap kali dirinya datang tapi aku menolak semua itu. Meskipun tidak baik untuk mengecewakan seorang gadis cantik, akan merepotkan jika aku menerimanya.
Namun, hari ini pengecualian karena aku berutang satu hal.
"Aku mengerti. Aku akan melakukan apa yang telah kujanjikan"
"Fufu, tidakkah kau anehnya berperilaku baik? Babi yang lucu"
Hei, kau panggil aku babi? Pokoknya, lakukan saja dengan cepat sehingga ini bisa berakhir.
"Itu mata seorang pemberontak. Tapi biar kuperjelas, pemberontakan hanya membuat ini lebih menarik. Yah, saatnya untuk mengajarkan perbedaan antara posisiku dan kau. Berbaringlah"
Shinonome menunjuk dengan kakinya sambil masih duduk di sofa. Ada banyak hal yang aku ingin katakan, namun pada akhirnya menyerah dan berbaring menghadap ke atas.
Dia mulai melepaskan uwabaki* dan membentang kakinya yang indah.
[Kalian pasti tahu. Siswa di jepang memiliki dua jenis sepatu. Sepatu pribadi (untuk dipake diluar, olahraga dsb) dan sepatu yang khusus dipake dilingkungan sekolah, seperti pas di kelas, dsb (Uwabaki)]
"Ugh!"
Aku diinjak-injak pada bagian pipi.
"Fufu, sungguh ekspresi yang bagus"
Kakinya terasa hampir seperti tanpa memakai stoking, entah bagaimana sangat hangat dan lembut.
"Kau....guh---dari wajahmu, kau sepertinya menakmati ini....arghh---hampir seperti....Ugh---"
Biarkan aku menyelesaikan kalimatku!!
"Pria menyedihkan, diinjak-injak oleh seorang gadis. Kenapa orang seperti itu bisa mengetahui sifatku yang sesungguhnya?"
Shinonome seakan merasa senang karena aku mengerti dirinya, tersenyum gembira dengan pipi agak merona.
"Penampilan dan kepintaranmu dalam bidang pelajaran berada dibawah rata-rata, benar-benar seorang pria tanpa harapan"
"Si-Siapa yang dibawah rata-rata?! Meskipun terlihat begini, nilaiku berada diperingkat atas kelas kita. T-Tentang penampilan, aku memang tidak bisa memprotes, tapi....aku pikir tidak seburuk itu...."
"Hei ternak, dari mana asal kepercayaan itu keluar? Apa kau bercermin dengan benar? Meskipun aku sudah mengatakan hal ini, sebagian besar pria bodoh akan menunduk daripada menghadapiku"
Shinonome pastinya cantik, tapi dia juga memiliki bakat yang luar biasa hingga membuat banyak orang malu.
"Tapi, kau sedikit berbeda dari mereka yang bodoh. Oleh karena itu aku ingin menjadikanmu sebagai hewan peliharaanku"
"Apa? Hewan peliharaan....Kau bodoh, ya? Apa yang sedang kau bicarakan?"
Kemudian dia dengan lembut menepuk pipiku menggunakan bagian melengkung* dari kakinya.
[Bukan tumit. Ini bagian di dekat jempol kaki]
Aku punya firasat bahwa pipi Shinonome ini yang beralih merah terang.
"Ini pertama kali aku bertemu orang tolol yang menentang diriku. Bahkan guru akan mendengarkanku karena keluargaku yang mengurus sekolah ini. Kau terlalu canggung dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Oleh karena itu, aku memberikan beberapa saran. Patuh lah menjadi milikku"
Barusan, bukankah itu yang karakter Tsundere sering ucapkan sebelum memasuki rutenya di gal-game?
Namun, setelah banyak pertempuran melawan pelacur, aku telah tumbuh cukup untuk memahami kata-kata.
Dia juga pelacur berjenis rapi yang menyesatkan dan memanipulasi para lelaki.
"Hmm, kau hanya ingin mengubahku menjadi hewan peliharaan. Dengan kata lain, budakmu?"
"Oh, kau mengerti dengan baik"
Dia membelai rambutnya sambil melototiku bagaikan seorang Ratu.
"Kau penerus berikutnya konglomerat Shinonome. Tanpa pikiran yang kuat kau tidak akan bisa mengurus rumah tangga kami. Sejak kematian orang tuaku ketika aku masih muda, kakekku terus mengatakan itu setiap hari. Miliki pikiran kuat, hubungan seperti pertemanan tidak diperlukan. Namun, aku lebih suka memiliki hewan peliharaan"
Ini adalah pertama kali aku mendengar bahwa orang tuanya sudah meninggal.
Mungkin itu hanya kebohongan si jalang ini, tapi suasananya membuatku berpikir bahwa itu memang benar. Aku sedikit terkejut, tapi mampu sadar dengan cepat.
"Aku....aku tidak akan menjadi hewan peliharaan, menjadi milik Shinonome pun juga tidak!"
Setelah aku menyatakan suatu hal yang jantan, ia meletakkan jari di bibirnya dan tersenyum.
"Bagus, wajah itu. Wajah yang menentangku, masih sama. Meskipun hanya orang tolol yang menyedihkan, kau berbeda, dan itu membuatku lebih menginginkanmu....Fufu"
Shinonome terus menginjak-injak wajahku tanpa ekspresi, tapi itu tampak seperti dia lebih bersemangat dari sebelumnya.
Oi oi, apa gadis ini memang baik-baik saja?
Aku tahu bahwa dia S* sampai beberapa derajat, tapi reaksinya, entah kenapa itu tampak berbahaya.
[Sadist. Orang yang mempunyai 'Kesukaan' menyiksa orang lain]
"Hei sudah cukup, Shinonome. Kau menginjakku terlalu banyak mengingat itu hanya hutang budi kecil, aku juga datang ke sini untuk kegiatan klub. Ugh....karena itulah, berhenti!!"
"Fufu. Ditolak. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan kegiatan klub"
Dia menyesuaikan napas dan menatapku mahal.
"Pokoknya, klub-mu akan dibubarkan karena kau tidak bisa merekrut cukup anggota dalam waktu satu bulan. Oleh karena itu, selama satu bulan ini, aku akan tinggal di sini dan melatih dirimu untuk menjadi milikku. Dan mengubahmu menjadi asisten dari asisten OSIS, pada akhirnya akan menjadi hewan peliharaanku"
Pelacur ini....dia sudah merencanakannya sejauh itu? Seperti yang diharapkan dari kelicikan si pelacur berjenis rapi, salah satu dari 2 Pelacur Besar!
"Kuuu....Aku tidak akan membiarkannya! Aku masih ketua klub sastra ini! Bahkan jika Shinonome tetap di sini, dengan kekuatanku, aku bisa memaksa dirimu untuk pergi!!"
Namun, Shinonome tertawa dingin.
"Aku pikir kau akan mengatakan itu. Aku sudah membuat pembenaran hanya untuk berjaga-jaga"
"Pembenaran?"
"Memang. Apa kau ingat cerita pagi ini? Tentang membantu OSIS?"
"U-Un. Tentu saja aku ingat"
Aku punya firasat tidak menyenangkan saat terus menatapnya.
"Mulai hari ini, ruang klub sastra juga akan menjadi kantor konsultasi OSIS. Aku sudah mengirimkan aplikasi untuk OSIS dan telah dikonfirmasi. Selain itu, aku menjadi auditor untuk mengawasi apakah kau melakukan pekerjaan dengan benar. Dengan kata lain, aku dapat secara legal tinggal di sini meskipun bukan anggota"
"A-Apa?!"
Pikiranku terhenti, tapi aku langsung mengerti apa artinya.
"Yang berarti....ketika Shinonome di sini, aku tidak bisa melakukan aktivitas klub?!"
"Fufufu, tepat~"
SUDAH BERAKHIR. SEMUANYA SUDAH BERAKHIR....
Ini seperti situasi khas ketika teman sekamar otaku digantikan dengan orang normal, ruang di mana aku menikmati hobi hampir dibawa pergi. Tentu, aku jatuh dalam keputusasaan.
"Tidak....hal ini tidak dapat diterima!!!"
Sekarang, media 2D telah menjadi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya untuk berpikir tentang tidak dapat menikmati mereka di ruangan sendiri membuatku merasa tertekan.
....Eh? Jika itu hanya membaca LN atau menonton anime, aku dapat menggunakan perpustakaan, kan?
Untuk menggunakan perpustakaan, aku harus dilihat sebagai pembaca normal. Ketika kau membaca sesuatu seperti harem atau sekitar karakter favoritmu, apa yang biasanya kau lakukan?
Ya, kau terus membaca sambil menyeringai.
Menyeringai di perpustakaan membuatmu menonjol. Itu sebabnya ruangan pribadi diperlukan. Tidak ada kebebasan di rumah karena adikku, dan ruang klub sastra---surgaku---sekarang diduduki oleh si pelacur yang disebut Shinonome.
Tolong, seseorang bantulah aku....Siapapun boleh!!
Jika aku bisa merekrut beberapa anggota dan melindungi ruangan ini, aku bisa merombak ruangan ini dan mengubahnya menjadi ruangan pribadiku sendiri.
Tapi, tak ada satupun yang dapat direkrut.
"Fufufu, menyerah saja"
Sekali lagi, si pelacur dan gadis-gadis cantik, mereka terus merusak hidupku. Tapi sayangnya, aku tidak bisa melakukan apa-apa kecuali berdoa.
....Tolong, siapa pun! Siapapun boleh!!
---Tolong bantu aku....
Ketika protagonis 2D berada dalam keadaan darurat, seseorang pasti akan datang untuk membantu.
Namun, inilah kenyataannya. Tentu saja hal seperti itu tidak mungkin.
....Namun, mendadak sebuah keajaiban terjadi.
Seorang gadis berambut pirang dan berkulit putih muncul, berkata 'Pe-Permisi' dengan malu-malu sambil berdiri di pintu masuk.
Kemudian, ketika dia melihat diriku tergeletak di lantai....
"I....Ikuno-kun?"
Sepertinya Aizawa Mahana mengingat namaku.
Dia lalu segera bergegas ke sampingku. Saat aku memperhatikan, Shinonome sudah menjauh dariku.
"H-hei, apa yang terjadi? Apakah kau baik-baik saja?"
Dia berjongkok dan menatap wajahku dengan cemas.
"Eh? Oh, ya....Aku baik-baik saja"
"Kau tidak begitu sama sekali!! Hanya terus seperti itu!"
Aku ingin tahu apakah itu karena wajahku yang pucat dari keputusasaan sebelumnya.
Dengan wajah serius. Dia berteriak dan menempatkan dahinya pada dahiku, yang sedang berbaring.
Eh? Apa-apaan situasi ini? Seolah-olah wajar, dia tidak keberatan wajahnya yang terlalu dekat dengan wajahku sambil mengangkat poni di dahi untuk mengukur panas. Pupil besar bulat, bulu mata panjang (mungkin karena make-up) dan bibir lembut. Sebagai tambahan, karena postur yang mirip dengan pernapasan buatan, tonjolan besar dan lembut itu tertekan di dadaku.
"Hmm, suhumu normal. Bagaimana, mual? Atau apakah kau merasa pusing?"
Sementara memisahkan wajah kami, dia menatapku dengan cemas.
Biasanya bersifat kekanak-kanakan, namun ketika ditampilkan sebuah sisi keibuan sedemikian rupa....aku mengangkat tubuh sementara jantungku berbunyi "Dokidoki".
"Umm....Terima kasih Aizawa. Tapi aku sungguh baik-baik saja"
Aku mengganggapnya sebagai pelacur penuh nafsu. Tapi pada saat ini, dia seperti malaikat.
"'Aku baik-baik saja' kau katakan....tapi wajahmu masih merah. Juga, kenapa kau berbaring di lantai?"
Aizawa, sambil menatapku, duduk di tempat yang sama dengan kaki membentuk huruf V terbalik.
Kemudian, sudah memakai uwabaki entah sejak kapan, Shinonome berbicara dengan nada tenang.
"Aizawa-san. Kondisi Ikuno-kun belum banyak membaik sejak pagi ini"
"Ah?! Shinonome-san juga di sini? Maaf, aku begitu terfokus pada Ikuno-kun sampai-sampai tidak sadar kehadiranmu!"
Saat ia menyadari situasi ini, Aizawa membuka mata lebar-lebar karena terkejut. Tapi khawatir tentangku sampai sejauh ini, tidak menyadari sekitarnya bisa dimengerti.
"Fufu, aku tidak keberatan. Jadi jangan khawatir"
Senyum lembut palsu. Dari suasana antara Aizawa dan Shinonome, sepertinya dia tidak sempat melihat diriku yang diinjak.
"Dia tiba-tiba pingsan saat kami berbicara. Aku pikir dia demam. Bahkan wajahnya merah. Aku khawatir"
Bukannya ini karena dirimu?!
"Kau....mencoba bertindak keras baik-baik saja tapi situasi ini tidak baik. Jika kau demam, kau harus pergi pulang lebih awal. Tapi, pulang sendirian.....Bagaimana beristirahat di UKS?"
Aizawa selalu sebaik ini.
Apa Aizawa, kebetulan, seorang gadis yang memang baik? Tidak, ada rumor buruk tentang dirinya. Dan aku juga tidak tahu apapun tentang ekosistem pelacur penuh nafsu.
Ini diperlukan untuk berhati-hati dari semua aspek.
Meski begitu, mataku dengan alami terfokus pada titik tertentu.
Sebagai hasil dari kakinya membentuk huruf V terbalik, aku melihat sekilas celana dalam putih murni. Seorang gadis mencolok seperti Aizawa memakai celana dalam biasa? Juga bukankah itu tak terduga rapi dan bersih?
Selanjutnya, di tengah tempat itu ada sebuah tonjolan*.
[Maksudnya, dia bukan trap. Tapi tonjolan kecil di kelamin perempuan itu loh. Yg aku heran, kenapa si laki ini bisa ngeliat hal sekecil itu. Atau mungkin terjemahanku yg salah ?_?]
"Wa-Wajahmu memerah lagi....Kau yakin tidak demam?"
"Tidak, Aizawa-san. Dia hanya terlalu gembira melihat pakaian dalammu"
"Pakaian dalamku?!"
Terkejut, Aizawa berteriak dengan suara keras. Dia pasti telah memperhatikan tatapanku.
"Kyaaaa!!!"
Oh sial!! Aku tidak harus terpaku terlalu banyak! Dalam 2D, situasi seperti ini sudah akrab!.
Dan setelah ini, dijamin akan ada tamparan atau pukulan....Tetapi bahkan setelah beberapa saat, tidak ada yang terjadi.
"Mou! Kau tidak harus menatap celana dalam orang lain seperti itu!"
Memegangi roknya, Aizawa menatapku dan tersipu.
"Hah....? Kau tidak ingin memukulku?"
Tampilan berkemauan keras di matanya meningkatkan suasana kejantanan di sekeliling, dia tampak seperti tipe yang selalu siap untuk menggunakan kekerasan.
"Memukulmu? Aku tidak perlu pergi sejauh itu. Tentunya, terlihat seperti ini adalah memalukan, tapi itu karena posturku sendiri"
Malu sampai ke lubuk hatinya, wajah Aizawa sangat merah. Namun, tidak ingin mundur, dia menatapku tanpa mengalihkan pandangan. Dia tidak terlalu memperdulikannya karena ia telah tidur dengan banyak lelaki? Atau itulah bagaimana dia menangani lelaki? Pikiran seperti itu terus muncul di kepalaku.
"Kesampingkan itu. Ikuno-kun, kau benar-benar baik-baik saja?"
"Un, aku baik-baik saja. Ini bukan masalah besar....jangan keberatan"
"Aku mengerti"
Aizawa tersenyum senang. Kepribadiannya cukup berterus terang. Untuk sekarang, biarlah berlalu.
Dengan ini, aku agak mengerti kenapa Aizawa populer....
Khawatir tentangku dengan serius, senyumnya membuat wajahku semakin panas.
Tiba-tiba, tanganku yang menyentuh lantai terinjak oleh seseorang.
"Ara, aku minta maaf, Ikuno-kun~"
Minta maaf sementara menyeringai. Ini benar-benar sengaja, kan? Aku, sebagai kandidat hewan peliharaannya, terpesona oleh kebencian musuh. Dia mungkin marah. Aku ingin tahu apakah itu cemburu?
"Selain itu, Aizawa-san. Aku bertanya-tanya untuk apa kau datang ke sini?"
"Oh, aku hampir lupa!"
Aizawa berdiri. Aku juga mengikutinya sambil menepis debu di seragamku.
"Eto, Aizawa-san. Mungkinkah kau memiliki beberapa urusan dengan klub sastra?"
"Iya. Tapi itu sedikit berbeda....hahaha"
Terlihat seperti sulit baginya untuk berucap di depanku. Namun, Shinonome tersenyum seolah-olah dia tahu apa yang ingin Aizawa katakan.
"Aizawa-san. Kau berada di sini karena ini adalah kantor konsultasi OSIS, bukan?"
"Ehh?! Mustahil! Bagaimana Shinonome-san tahu?"
"Ini tidak mengherankan. Aizawa tidak memiliki hubungan dengan baik Ikuno-kun ataupun klub sastra. Dengan kata lain, itu pasti karena kau mendengar bahwa kantor konsultasi dipindahkan ke sini sehingga kau pergi untuk mengunjunginya. Ini kemungkinan yang paling cocok"
Seperti yang diharapkan dari si pelacur berjenis rapi. Dia terlalu pintar.
"Mengagumkan! Seperti yang diharapkan dari Shinonome-san. Hm, hm, itu persis apa yang aku ingin katakan!"
"Nah, senang mendengarnya, tapi aku minta maaf. Biasanya aku bertugas di kantor konsultasi, tapi disinilah tempat kerjanya sekarang"
Shinonome tersenyum masam dan menjelaskan bahwa klub sastra akan melakukan tugas-tugas kantor konsultasi.
"….Aku mengerti. E....eto. Tapi sulit untuk berbicara pada anak lelaki tentang....tidak, bahkan berbicara dengan gadis-gadis tentang hal itu akan sulit. Tapi, ketika aku melihat Shinonome-san pagi ini, bagaimana kau baik dan lembut mengurus masalah, aku serius berpikir untuk mencari nasihat darimu"
"Aku senang jika kau berpikir begitu. Karena kau datang ke sini sendirian, masalah itu pastinya sulit untuk dibicarakan dengan teman, kan?"
"Y-Ya. Ini adalah masalah yang aku tidak ingin bocorkan kepada orang lain. Itu sebabnya...."
Aizawa, yang menunduk, menatapku dan Shinonome penuh arti.
"Tidak apa-apa, Aizawa-san. Aku dapat menjamin kerahasiaan isi konsultasi ini. Selain itu, memperoleh kemudian mengekspos rahasia seseorang termasuk melanggar Hukum Pidana, Bagian Kedua, Pasal 4. Sanksinya adalah enam bulan penjara atau denda ¥ 100.000*"
[Sekitar 12 juta rupiah]
Shinonome mengancamku dengan tatapan sedingin es.
Dia memiliki kepribadian yang serius dan menghormati peraturan sekolah. Oleh karena itu, dia tidak akan mengungkapkan rahasia siapa pun, bahkan jika orang itu merupakan musuh yang dia benci hanya karena perasaan pribadi. Meskipun menyebalkan, kepribadiannya pantas sebagai penerus berikutnya Konglomerat Shinonome.
"Aizawa, aku berjanji untuk melindungi rahasiamu juga. Jadi tolong katakan padaku apa masalahmu"
"Fufu, kalau itu bocor maka pidana akan terlempar padaku atau Ikuno-kun. Aku tidak akan mengambil risiko dan menyebarkannya. Apakah itu cukup, Aizawa-san?"
Aizawa masih khawatir, tapi pada akhirnya mengangguk.
"Aku mengerti. Kalian sampai sejauh ini, aku tidak bisa mengatakan tidak, kan?"
Meski begitu, ada ekspresi kegelisahan di wajahnya.
Pertama-tama, aku harus mempersilakan Aizawa duduk di sofa sementara aku juga duduk di tempat berlawanan. Sedangkan Shinonome duduk di sebelahku.
"Seperti yang aku sudah sebutkan ini sebelumnya, Aizawa-san, aku seorang auditor. Oleh karena itu aku hanya dapat membantu sebagai pendukung Ikuno-kun. Kalau begitu Ikuno-kun, silakan mulai"
"Umm....aku tahu"
Jelas, aku masih enggan, daripada ini lebih baik melakukan kegiatan klub. Aizawa mungkin seorang gadis baik, namun aku masih tidak bisa mempercayai gadis-gadis cantik.
Oleh karena itu aku tidak ingin terlibat jika mungkin, tapi ini demi klub....
"Nah, bisa kau ceritakan semua masalahmu sekaligus?"
Ketika aku bertanya, Aizawa mulai gelisah.
"Hmm, kau benar-benar tidak akan tertawa, kan?"
"Tergantung pada masalahnya....tapi aku akan mencoba, mungkin"
"Hei! Jawabanmu membuatku cemas, kau tahu!!"
Aizawa memukul meja dengan kedua tangan, menyebabkan dadanya untuk bergoyang.
Entah bagaimana, aku membuat seorang gadis kekanak-kanakan marah.
"Maaf! Aku berjanji tidak akan tertawa, jadi tolong beritahu"
"Haa....Meskipun ini baru saja dimulai, aku sudah merasa super gelisah...."
Otaku sepertiku mendengarkan konsultasi riajuu adalah sesuatu yang tak terbayangkan. Tapi, untuk berpikir diriku tersandung begitu cepat....
Kemudian, Shinonome yang tak sanggup lagi melihat pemandangan ini, mulai berbicara.
"Entah bagaimana, aku pikir mengetahui apa yang ingin Aizawa-san konsultasikan"
"Hah? Kau tahu!?"
Aizawa melihatnya terkejut.
"Pagi ini, aku mendengar percakapanmu dengan teman-temanmu. Aku merasa konsultasi ini ada hubungannya dengan itu"
Mungkin, itu terjadi ketika aku sedang berbicara dengan Shinonome.
"Aizawa-san. Apa kau yakin bahwa memiliki banyak pengalaman dengan lelaki?"
"Te-Tentu saja! Hal ini bahkan tidak dapat dihitung hanya dengan kedua jari-jari tangan!!"
"Fufu. Pastinya menakjubkan. Ngomong-ngomong, sejenis apa lelaki pertamamu?"
"Emm....Dia tegap dan kuat, wajahnya bagus. Yah, dia lebih tua....dan juga memiliki banyak uang. Umm....Oh, benar, dia membeli segala sesuatu yang aku inginkan juga!"
Aku benar.
Dia tidak salah lagi pelacur penuh nafsu yang dalam hubungan fisik dengan laki-laki hanya untuk uang. Gadis-gadis cantik di dunia nyata semua seperti ini, tepat kan?
Aku membuat kesimpulan semacam itu. Namun, pembicaraan ternyata masih berlanjut.
"Nama orang itu, usia, tanggal lahir, golongan darah, struktur keluarga?"
"E-ehh, tentang itu....hal Ini adalah cerita masa lalu, jadi...."
"Kau tidak akan mengatakan sesuatu seperti 'aku lupa', kan? Aku tidak tahu tentang akal sehat tapi aku mendengar bahwa gadis-gadis akan selalu menjaga kenangan tentang orang pertamanya. Oleh karena itu, tidak mungkin kau lupa begitu mudah, kan?"
"Umm...."
Untuk membalas senyum Shinonome, Aizawa hanya mampu meraih roknya dan menggigit bibir.
Oi oi. Sesuatu seperti ini....melihat Aizawa dibungkam, aku sembarangan mengeluarkan suatu jawaban mustahil.
"Apa yang kau maksud Aizawa....belum pernah berpacaran dengan laki-laki?"
"Hauuuu?!"
Pada saat itu, tubuh Aizawa menegang. Tak bergerak seperti patung dan penuh dengan keringat di dahinya. Reaksi ini mudah dimengerti.
"Hah?! Itu kebenarannya?!?!"
Aku tercengang oleh fakta mengejutkan. Aizawa Manaha, meskipun terlihat seperti pelacur, sebenarnya....
"Fufufu. Itu benar, dia masih murni. Dengan kata lain...."
Shinonome menyilangkan kaki dan tersenyum tipis.
"Perawan"
"Tidak~~~~~!!"
Aizawa menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan kedua tangan dan menggeleng keras, membuat saidoteru-nya* berkibar.
[Ini model rambut Aizawa. Dan yg dimaksud adalah kuncir sampingnya yg berkibar]
Shinonome berbicara dengan nada tenang.
"Tolong tenang Aizawa-san. Ini bukan hal yang seorang siswa harus merasa malu. Selain itu, aku sudah memikirkan ini sebelumnya. Seorang siswa dengan catatan yang sangat baik dapat masuk sekaligus didukung beasiswa dari pembebasan biaya sekolah, berkencan dengan banyak lelaki akan tak terduga"
"Eh, tunggu dulu Shinonome!! Tentang pembebasan biaya sekolah, aku yakin itu hanya untuk orang yang telah memasuki dua tempat teratas dalam ujian masuk...."
Di samping itu, sekolahku memiliki persyaratan yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lain. Jauh lebih sulit untuk mendaftarkan diri.
Penampilan Aizawa seperti gyaru mencolok yang terobsesi pada fashion kekinian. Di kelasku, ada gadis-gadis dengan penampilan sama, dan mereka semua mampu memasuki Urotan entah bagaimana meskipun catatan mereka tidaklah begitu bagus. Oleh karena itu, Aizawa harusnya sama dengan mereka.
"Fufu. Aizawa-san adalah murid dengan catatan baik, berada di sebelahku dalam ujian masuk. Juga dalam ujian tengah semester, namanya tepat di bawahku yang berada di tempat pertama"
"Hal seperti itu…?! Aizawa, kau...."
Sampai sekarang, setelah mendengar Aizawa adalah pelacur, aku selalu berpikir peringkatnya lebih rendah daripada diriku. Informasi ini merupakan kejutan besar.
Setelah itu, Aizawa melepas tangannya dan menatapku dengan wajah merah terang.
"M-Maaf. Hanya karena aku seorang murid dengan beasiswa...."
"Oh, bukan apa-apa....aku hanya terkejut karena kabar itu"
Meskipun begitu lembut ketika dia khawatir tentangku, bila dia marah, itu sangat menakutkan....alisnya yang tipis membuat bentuk terbalik dari ハ (ha), dan matanya yang besar melihat langsung ke arahku.
Kemudian, seakan menjadi kesal, Aizawa menghadap ke kejauhan.
"Nah, tentu semua orang akan terkejut. Karena aku tinggal di sebuah keluarga yatim, aku setidaknya ingin membuat ibuku hidup nyaman. Selama SMP, setelah aku tahu tentang program pembebasan biaya sekolah di Urotan, aku belajar sangat keras.....Segalanya seperti itu"
Aizawa berbicara tentang kisah hidupnya dengan wajah tetap merah seakan dia malu.
Apa ini? Walaupun gadis cantik, dia adalah anak yang benar-benar baik?
....Tidak, aku tidak akan tertipu.
Mustahil untuk seorang gadis semacam itu ada dalam realitas.
"E-Emm....Pada hari upacara masuk sekolah, Aizawa terlambat dan datang sekitar tengah hari. Aku mendengar bahwa kau sedang bermesraan di tempat tidur sampai siang dengan pacar kaya raya yang adalah seorang mahasiswa universitas. Jadi, cerita itu berarti bohong?"
"Itu....Itu tidak bohong"
"Aizawa-san. Kau datang kesini untuk berkonsultasi, sayangnya kami tidak mungkin dapat membantu jika kau terus berbohong, kau tahu?"
Dengan kritik Shinonome, Aizawa akhirnya mengangguk.
"....Pada hari itu, aku ingin mengenakan seragam untuk diperlihatkan kepada ibuku yang ada di shift malam, jadi aku pergi ke sekolah dari tempat kerjanya saat pagi hari untuk menghindari terlambat. Aku mampu tumbuh sebanyak ini berkat ibu. Tapi dalam perjalanan, aku malah menaiki kereta yang salah. Karena itulah, aku tidak bisa pergi ke sekolah sampai siang....I-Itulah yang terjadi!!"
Bukankah dia anak yang sangat baik?!
T-Tidak, ini fakta bahwa sifat gadis cantik sering berubah-ubah. Para pelacur yang melakukan hal-hal mengerikan padaku, Shinonome dan bahkan imouto-ku, semuanya gadis-gadis cantik.
Aizawa pasti sama.
"N-Nah, cerita tentangmu menjadi seorang perempuan penggoda akan menjadi kenyataan, kan? Kau selalu berbicara baik dengan banyak lelaki di kelas"
Seakan menyerah, Aizawa berbicara terus terang.
"Uuuu....Sejujurnya, aku tidak pandai mengobrol dengan laki-laki. Alasannya terkait pada ayahku....Ketika aku masih kecil, keluarga kami hidup bersama, tapi dia selalu minum sebelum pulang kerja dan menggunakan kekerasan padaku, jadi ibu memutuskan untuk bercerai"
Uh oh, aku merasa seperti telah mendengar sesuatu yang seharusnya tidak boleh didengar....
Karena dia tidak ingin mengingat itu, ekspresinya menjadi suram.
"Karena kekerasan ayahku, penampilanku buruk dan tidak manis. Oleh karena itu, aku memastikan untuk sering tersenyum. Meski begitu, kekerasannya luar biasa. Setelah itu, aku takut pada lelaki. Aku takut berbicara dengan mereka dan hanya memakai senyum dipaksakan setiap saat....A-Ahaha"
Senyumnya begitu menyedihkan hingga aku bahkan tidak bisa meragukan ceritanya.
"Sekarang kau menyebutkan itu, Aizawa sering berbicara dengan banyak laki-laki, tapi sepertinya aku tidak pernah melihatmu memulai percakapan dahulu dengan mereka"
"Benar. Apalagi ketika Aizawa-san sedang berbicara dengan para laki-laki, ekspresinya tidak terlihat seperti dia tersenyum"
Shinonome sambil berkata begitu, tersenyum misterius seakan melihat sesuatu.
"Namun, hanya beberapa saat yang lalu kau menunjukkan berbagai ekspresi wajah untuk Ikuno-kun. Kenapa ya?"
Hmm? Aku sadar ketika dia mengatakan itu. Aizawa selalu memiliki senyum dipaksakan pada wajahnya di depan laki-laki karena takut, tapi ketika dia berbicara denganku sebelumnya, ekspresinya berbeda.
"Hah? Benar juga....Aku tidak merasakan apapun ketika berbicara dengan Ikuno-kun. Ini pertama kali terjadi, aku juga heran"
Dia sedang berpikir untuk beberapa saat kemudian bertepuk tangan keras.
"Oh aku tahu. Itu pasti karena kau adalah seorang otaku"
"O-Otaku?!"
Terkejut, aku menatap Aizawa yang tertawa polos.
"T-Tunggu! Bagaimana Aizawa tahu tentang itu?!"
"Eh, bagaimana? Aku hanya merasakannya ketika melihatmu. Dan otaku tampaknya baik kepada perempuan jadi aku merasa seakan bisa bersantai"
KEBERATAN!!!!!
Tidak ada hal semacam itu!! Ketika suatu kejadian muncul, kau akan tahu betapa berbahayanya otaku, mereka tidak akan baik untuk anak perempuan lagi. (maaf, aku tidak bisa membantu)
Sementara tertegun karena kenaifan Aizawa....
"Semua orang di kelas kita tahu bahwa Ikuno-kun adalah otaku. Ngomong-ngomong, aku tidak mengatakan apa-apa. Hal ini dapat di sadari dengan mudah karena suasana di sekitar dirimu"
"M-Mustahil!!!....Mereka tahu aku seorang otaku, namun semua orang masih berhubungan biasa denganku?!"
Otaku adalah kehadiran yang tidak boleh diketahui. Itu sebabnya aku sudah bersembunyi, walaupun begitu....Yah, aku kira itu baik-baik saja, setidaknya aku tidak terasingkan seperti hari-hari di SD.
"Maaf, Aizawa-san. Ceritanya telah sangat menyimpang dari topik utama. Jadi, mungkinkah aku mendengar tujuan awalmu datang ke sini?"
"Hahaha. Itu mengingatkanku, aku datang ke sini untuk berkonsultasi"
Aizawa menatapku yang tak menyangka, tertawa senang kemudian memperbaiki napasnya. Menyadari ketegangan meningkat, bahuku kaku.
"Anu. Seperti yang kau sudah tahu, sejujurnya....Aku belum pernah pergi keluar dengan lelaki mana pun. Namun ada banyak teman dengan berbagai pengalaman di sekitarku. Malu pada diri sendiri karena tertinggal, aku mengaku kepada mereka bahwa aku juga memiliki pengalaman. Oleh karena itu…."
Aizawa melirikku, mengangguk seolah sudah memutuskan sesuatu, dan dengan wajah sedikit merona....
"I-Ikuno-kun!! Maukah, maukah kau menjadi pacar palsu-ku?!"
Dia menatap lurus ke arahku.
E-Eemm....kenapa bisa menjadi begini?
"....Aizawa, pertama-tama tolong jawab. Kenapa kau memintaku untuk menjadi pacar palsu-mu?"
"Yah, karena....Aku sudah mengatakan itu, bukan? Jadilah lebih perhatian....B-Baka*"
[Bodoh]
Dia menatapku dengan cemberut, wajahnya memerah sampai ke telinga. Aku dapat yakin ini bukan senyumnya yang dipaksakan.
"Yah, aku bertanya karena kurang mengerti. Lagipula, bahkan jika aku menjadi pacar palsu, aku tidak berpikir itu akan memecahkan masalahmu, ya kan?"
"Umm, bukan itu! Beberapa waktu lalu, seorang gadis di kelas sebelah memintaku 'Apa yang kau rasakan di kencan pertamamu dengan seorang laki-laki?'. Aku ragu karena tidak bisa menjawab dengan baik"
Apakah dia berbicara tentang gadis cantik dengan rambut cokelat yang benar-benar berbau seperti pelacur itu?
"Tapi, jika kau menjadi pacar palsu-ku, aku pikir bisa memahami perasaan itu. Pada awalnya aku akan meminta solusi dari Shinonome-san, tapi Ikuno-kun mudah untuk diajak mengobrol walaupun seorang laki-laki, itu sebabnya aku berpikir tentang hal ini....Jadi, tolong! Tolong bekerja sama lah denganku!"
Sementara tak mampu memahami makna dari apa yang dia ucapkan, dadaku seakan mengatakan 'Tidak bagus'.
Biasanya pada saat-saat seperti ini, pelacur akan menggunakan baik daya tarik seks mereka atau mata menengadah sebagai senjata. Tapi Aizawa meletakkan tangan di kedua lutut dan menunduk. Ini bentuk dasar ketika meminta seseorang. Sampai sekarang aku telah bertemu banyak gadis-gadis cantik tapi gadis seperti Aizawa adalah yang pertama melakukannya. Ini pasti karena pendidikan yang tepat dari ibunya.
Hanya saja, belahan dadanya terlihat....apa dia memang sengaja begitu?.
"Hmm, Shinonome. Tentang permintaannya, aku bertanya-tanya apa itu merupakan tanggung jawab kantor konsultasi OSIS ini?"
"Eh? A-Apakah kau mengatakan sesuatu Ikuno-kun?"
Hah? Baru saja, dia menatap terbelalak pada Aizawa, kan? Mungkin, dia marah karena sesuatu di depan matanya telah direnggut.
"Nah Shinonome, apa permintaan dalam kapasitas ini termasuk urusan kantor konsultasi OSIS?"
"Emm, tentang itu....kekhawatiran siswa ada berbagai macam, jadi ini juga harus ditanggapi---"
"Itu bagus! Kalau begitu, tolong bantu aku, Ikuno-kun!"
Kata-kata Aizawa dengan cepat menyela penjelasan Shinonome.
"Hanya sekali, aku akan mendengarkan apa pun yang kau katakan jika kau menjadi pacar palsu-ku! Dengan demikian, aku tidak akan takut kalau teman-teman menemukan kebohonganku....ini adalah satu-satunya cara!"
Saidoteru miliknya bergetar ringan saat dia menunduk lagi.
"Eh? Apapun yang aku katakan....? Kau benar-benar serius?!"
Mataku, yang akan memintanya untuk bergabung dengan klub sastra, harusnya terlihat berbahaya. Aizawa, merasa seperti kesucian dirinya sedang terancam, menahan dadanya erat.
"A-Apa pun selain hal-hal mesum!! Aku tidak punya pengalaman tentang itu....Lagipula, aku ingin pertama kali-ku dengan seseorang yang aku cintai"
Aizawa menatapku dengan wajah yang merah mendalam, aku bisa merasakan tekad yang kuat darisana.
Ini berarti, dia bukanlah seorang pelacur atau seorang perempuan penggoda.
Penampilannya mungkin terlihat menyebalkan, tapi sebenarnya hanyalah seorang gadis murni yang berusaha terbaik untuk ibunya....
Dengan pemikiran itu di kepalaku, mendadak kata-kata ini muncul. Rangkaian kata yang takkan terlupakan di sepanjang hidup seseorang.
"Aizawa, tolong bergabung dengan klub sastra-ku!!"
Satu kalimat tegas ini adalah titik awal kami.
Aku yang pada waktu itu tidak akan tahu, merasa gugup dalam menunggu jawabannya.
"Un, jika bagi Ikuno maka itu baik-baik saja!!"
Senyumnya kini, takkan pernah kulupakan sepanjang hidup.
☆☆☆Chapter 2 berakhir disini☆☆☆
Ke Halaman utama Bokubitch
Ke Chapter selanjutnya
sip ganbare ikuno-kun
ReplyDelete