World Teacher chap 15 B. Indonesia

Chapter 15 Pelatihan Gampang (Tergantung pada sudut pandang)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Bagian 1



Aku terang-terangan mengembalikan pengakuan Emilia.

Secara khusus, melontarkan perkataan 'Aku masih anak-anak sekaligus gurumu jadi aku tidak bisa menanggapi perasaanmu....', itu jawaban yang cukup buruk.

Dia depresi---atau lebih tepatnya, begitulah yang aku pikir selanjutnya akan terjadi.

"Perasaan ini adalah atas kemauanku sendiri, jadi jangan terlalu keberatan. Tolong tepuk kepalaku lagi dari sekarang"

Balasnya dengan senyuman lebar lalu kembali ke dalam rumah. Mungkin dia menyukaiku karena diriku merupakan penyelamat sekaligus orang yang bisa dia buat bahan sandaran. Meskipun itu bagian kuat dari perasaannya, aku pikir ini lebih seperti perasaan suka pada individu yang memperoleh suatu prestasi besar.

Singkatnya, perasaannya padaku tidaklah sempurna. Hm-Hm, ini masih aman.

Bersamaan dengan diriku yang sendirian dan menghela nafas kelegaan, Noel muncul sambil agak tertekan. Seakan dia telah menyaksikan peristiwa yang mengecewakan. Itu agak mengganggu jadi aku mencakar besi dirinya.

"Nya-Nyaaaa~~! K-Kerja bagus, Emi-chan~!"

Wow, kau masih bisa menyoraki Emilia saat menderita rasa sakit ya. Ketahananmu berkembang cukup pesat. Dan lagi, sesuai perkiraan, orang dibalik tingkah gadis itu adalah kau, kan? Aku akan mengurusmu secara menyeluruh hari ini.

Meninggalkan Noel yang jatuh kelelahan, sekarang tiba waktunya untuk sarapan.

Isi makanan pagi ini adalah Roti bakar Perancis yang dibuat oleh Dee. Erina dengan anggun mengambil dan mengunyah makanan, Dee mengangguk puas, Emilia yang menikmati sesuka hati, dan Reus bertingkah biasa. Sedangkan....Noel....oi, kau tergeletak di tanah beberapa saat lalu. Bukankah kau pulih terlalu cepat?.

Melihat dua saudara kandung makan seperti itu, Dee berbicara dengan nada senang.

"Bagaimana menurut kalian?"

"Sangat lezat. Ini pertama kalinya aku makan sesuatu selezat ini"

"Ini benar-benar lezat, kakak besar Dee. Sangat menakjubkan bahwa kau dapat membuat sesuatu seperti ini"

"Ini adalah hidangan yang diajarkan padaku oleh Sirius-sama"

""Apa?!""

Pada titik ini, wajah kedua anak yang menatapku dibagi menjadi dua jenis. Di satu sisi, wajah dengan mata berkilau dari ketakjuban, di sisi lain, wajah yang jelas-jelas menyatakan ketidaksenangan. Tidak perlu untuk menjelaskan siapa itu.

"Sebagian besar hidangan yang Dee buat diajarkan kepadanya oleh Sirius-sama"

"Benar. Dia memperkenalkan rasa dunia baru~"

"Sungguh menakjubkan, Sirius-sama"

"H-Hmph. Hal ini tidak enak sama sekali!!"

Baru saja dia mengatakan itu lezat, Reus tampaknya ingin memukul mundur diriku sepenuhnya. Tidak peduli seberapa rewel dia, itu masihlah kasar untuk orang yang membuatkan makanan, kan? Saat aku berpikir untuk memarahinya singkat, Noel mendahului selangkah di depanku.

"Hei! Mengatakan sesuatu seperti itu tidak sopan, Reus-kun"

"Uuuh...."

"Ini tidak diragukan lagi enak. Lebih enak lagi jika kau menuangkan madu di atasnya. Makanlah"

"....Hidangannya lezat"

"Benarkan~? Kau tidak akan bisa makan kalau bukan karena Sirius-sama dan Dee, jadi minta maaflah dengan benar"

"....Maafkan aku...."

"Hmm. Sebagai hadiah, aku akan membagikan bagianku denganmu"

....Siapa itu? Apa Erina menyamar dengan kulit Noel?

Saat aku sempat kaget dengan keterampilan yang membuat anak merajuk untuk meminta maaf, Erina diam-diam berbisik di telingaku.

"Meskipun dia biasanya kenakak-kanakan, dia sangat baik ketika berurusan dengan anak-anak. Terutama karena kedua bersaudara itu pergi melalui situasi yang mirip dengan dirinya"

Dia sangat terampil dalam urusan anak? Kalau dipikir-pikir, sampai sekarang, tidak ada orang yang lebih muda dari Noel kecuali diriku. Ini sesuatu seperti, karena aku tidak bertindak seperti diriku lebih muda, keahliannya hanya muncul setelah kedua anak itu datang ke sini.

Aku akan mengangkat evaluasi Noel walaupun hanya sedikit.

"Hmmm, kakak besar Noel. Kau tidak harus memaksakan diri jika itu akan membuatmu menangis"

"Tidak! Aku kakak, jadi aku bisa menangani kalau hanya segini!"

"....Apa kau ingin aku memasak lagi?"

""Iyyaayy~!""

....Mungkin seharusnya tidak.

Setelah selesai menikmati sarapan, kedua saudara dan aku datang ke halaman.

Pelatihan akhirnya dimulai hari ini. Semua pihak mengganti pakaian dengan sesuatu yang mudah untuk bergerak. Dan untuk pemula, kami bisa melakukan pemanasan.

"Dengar, Ini berbeda dari pertempuran, tapi sebelum latihan, kalian harus melakukan pemanasan"

"Kenapa begitu?"

"Karena jika tiba-tiba bergerak keras, kalian mungkin mengalami cedera. Untuk memahami tubuh, kau harus rajin berolahraga atau kecepatan reaksimu akan menjadi tumpul. Terlepas dari pertempuran, akan memalukan kalau kau terluka dalam pelatihan, benar kan"?

"Mengerti. Hei, Reus, lakukan seperti Sirius-sama katakan"

"....Baiklah"

Mereka meniru gerakan dan pereganganku berulang kali, kami berhenti ketika tubuh mulai memanas.

"Nah, mula-mula, aku ingin mendengar tentang kemampuan kalian berdua. Apa kalian memiliki pengalaman bertarung atau sebagainya?"

"Aku memiliki sedikit. Meskipun itu dari berburu dengan ayahku"

"Aku tidak. Tapi, aku yakin dalam pergerakanku!"

"Begitu ya. Kemudian, aku ingin menilai daya tahan kalian, ayo kita berlari di halaman untuk saat ini"

Aku mengalihkan perhatian ke halaman dan berlari mengitarinya.

Jika seseorang memutari bagian luar halaman ini pada kisaran jarak luas, dia akan menempuh sekitar satu putaran mengelilingi lapangan bermain Sekolah Dasar*.
[Tidak, aku sungguh tidak tahu seberapa lebar itu -_- .]

"Itu mudah"

"Jadi berapa lama kami harus melakukannya?"

"Sampai kalian pingsan"

""....Hah?""

"Ada apa dengan wajah terkejut itu? Berlarilah sampai kalian pingsan. Kalian tidak dapat melampaui batas kalau kalian tidak tahu batasan kalian sendiri. Jangan takut disini, akan ada seseorang yang mengurus jika kalian runtuh"

Seseorang yang akan menjaga mereka adalah Noel, aku berada di sini untuk bersiaga di ujung halaman, mempersiapkan minuman dan handuk.

Pengembangan pertama-tama adalah stamina. Stamina sangat penting untuk mengambil tindakan dan tiak ada alasan untuk tidak meningkatkannya. Aku menyadarkan diriku dari pemikiran itu dan memukulkan tangan bersama-sama di depan keduanya yang terfokus tanpa tergoyahkan.

"Di perjalanan, kalian juga harus berlari kencang beberapa kali. Jangan lengah karena aku akan mengikuti kalian"

"Potong omong kosongmu!! Bagaimana kau bisa tiba-tiba meminta kami untuk melakukannya sampai pingsan?!"

"Reus, kita akan pergi"

"Kakak?!"

Adiknya tidak bisa menyembunyikan keheranan pada ketetapan hati kakaknya. Dia menghadapi Emilia yang sedang dalam ekspresi serius.

"Aku memutuskan untuk mengikuti Sirius-sama. Aku akan berlari bahkan jika kau tidak pergi, Reus"

"Ugh....baiklah, aku juga akan pergi. Namun, aku masih tidak setuju dengan 'orang itu'!"

"Dia 'Sirius-sama', kan? Panggil dia dengan benar!"

"Sialan, yang aku maksud 'Sirius-sama'!"

Mengalihkan kemarahannya menjadi tenaga, Reus mulai melesat di halaman. Emilia berlari setelah dia sambil tersenyum masam pada kenakalannya.

Kecepatan mereka serampangan, tapi aku cukup menyukainya jadi aku membiarkan mereka melakukan itu. Lagipula, keduanya akan pingsan dan harus diurus dengan perlakuan yang sama.

"Hei hei, kau harus mengejar ketinggalan. Tempatkan lebih banyak kekuatan di kakimu"

"Si-Sialaaaannn!!!"

"Reus, menaikkan suara takkan berguna ketika berlari"

"Atur irama pernapasan dengan kakimu. Bahkan kalau ini sulit sekarang, akan lebih mudah dimasa depan kalau kau mengingatnya"

"Ya!"

"A-Aku bisa melakukan itu---!"

"Dan berlari kencang dari sini!!"

"Hah....Ya!"

"Hah....hah....K-Kau pasti bercanda"

"Kau melambat. Apa kau sudah mencapai batas?"

"....Hah....hah....aku masih.....bisa pergi!!...."

"Hah.....hah...."

"Berapa banyak sekarang, aku bertanya-tanya?"

"Ha....ha....hagh---"

"....Eh...."

Dan, dua mayat muncul di halaman.
Keduanya runtuh dengan napas lemah. Noel, yang berada disebelah mereka, merawat sementara mengipasi Emilia dan Reus.

"He-eh, aku bisa memahaminya, aku juga melalui hal yang sama. Kalian bukan orang-orang dengan masalah, Sirius-sama lah yang terlalu abnormal"

Sementara Noel berbicara sungguh-sungguh tentang diri tiga hari pengalaman dalam pelatihan, aku terus berlari. Keduanya mungkin tidak mampu menjawab, jadi aku berencana untuk berlari sampai nafas mereka menjadi tenang dan mampu berkata.

Setelah sepuluh menit, Noel melambaikan tangannya dan memanggilku.

"Sirius-samaaa~, Emi-chan dan Reus-kun sudah pulih"

"Mengerti. Aku akan melakukan satu putaran lagi"

Setelah berputar dengan segala kekuatan di akhir, aku berdiri di depan Emilia, yang dengan berat mengangkat tubuh bagian atas. Sedangkan Reus jatuh tanpa bisa bergerak.

"Bagaimana tentang hal itu? Apa kalian mengerti batas kalian? Ah, kalian tidak perlu memaksa diri untuk berbicara"

Emilia bernafas berat dengan wajah yang sangat merah, dia tidak khawatir tentang rambutnya yang tertempeli keringat dan terlihat linglung menuju kesini. Di sisi lain, Reus masih roboh dengan wajah pucat dan tak bergerak satu inci-pun. Seseorang akan bertanya-tanya apakah dia sudah mati. Yah, itu masih aman karena perutnya jelas-jelas bergerak naik turun.

"Saat ini tepat waktu untuk istirahat. Kalian akan berlari lagi sampai tiba waktu makan siang setelah benar-benar pulih"

Keduanya gemetar, menggigil dengan ucapan itu. Aku juga khawatir, namun aku takut bahwa ini merupakan batas mereka.

"Hmmm, Sirius-sama. Bukankah ini sedikit terlalu jauh? Aku pikir itu adalah...."

"Benarkah? Mereka memiliki istirahat yang stabil jadi tidak apa-apa, orang tak terduga akan kuat selama mereka memiliki kemauan"

"Itu tidak terdengar baik-baik saja sama sekali~!"

Jadi bisa dikatakan, dalam hidupku sebelumnya, aku tidak bisa melepas kewaspadaanku bahkan selama istirahat. Itu karena guruku telah terbiasa menargetkanku dengan peluru karet berlapis logam ketika diriku bersantai.

Oleh karena itu, sementara mengistirahatkan tubuh, kejadian ini hanya mendorongku untuk mengingat kerja fisik paksa. Aku akan mempertajam indra dan fisik mereka setidaknya minimum.

Intinya, untuk saat ini aku akan tetap menempatkan beban pada tubuh mereka dan menekan sampai batas. Aku sekarang agak mengerti tingkat stamina keduanya berkat lari.

Selanjutnya, mereka hanya harus mengulangi proses itu berulang-ulang dan bersungguh-sungguh. Masalahnya adalah menyesuaikan kesulitan sehingga kehendak mereka dapat bertahan dan tubuh tidak cedera. Mereka tidak akan bertahan lama kalau aku bertindak terlalu keras. Lagipula, dasar pendidikan adalah wortel dan tongkat.

Wortel, ya? Apa yang akan menjadi bagus untuk keduanya? Tentu saja, menikmati makanan lezat.

"Aku harus membuat sesuatu untuk makan siang. Apa yang kalian inginkan?"

"Aku memilih sandwich potongan daging yang kita makan dihari lain!"

"....Aku juga!"

"A-Aku juga...."

Kalian....terutama kedua yang meninggal di sana. Kalian bahkan tidak bisa menjawab beberapa saat lalu namun mampu menanggapi makanan? Untuk berpikir hanya makan akan cukup. Apa ras binatang terobsesi dengan hal-hal berbau kuliner?

Setelah itu, istirahat berakhir dan aku membuat kedua bersaudara berlari lagi. Kali ini, tujuannya adalah untuk tetap berlari sampai siang bukannya sampai jatuh. Aku menunjukkan mereka langkah bolak-balik, namun meskipun kecepatan berlari berkurang, kaki mereka tidak berhenti. Ini adalah pelatihan yang ditanamkan dalam tubuh dan meningkatkan kekuatan fisik saat bergerak.

Seseorang akan berpikir bahwa pelatihan tersebut keterlaluan sampai terasa tidak menyenangkan, namun jujur saja, mereka awalnya meremehkan ini dan sekarang harus terus bersabar. Terutama Reus, aku berpikir bahwa dia akan melayangkan protes karena ia masih menentangku, tapi setelah melihat kakaknya melanjutkan diam-diam, dia menjadi cukup taat. Dan, waktupun berlalu begitu saja, keduanya lalu kehilangan keseimbangan.

Dan dengan demikian, mereka berhasil melewatinya. Aku menghargai kedua sosok yang jatuh memuaskan.

"Terima kasih untuk makanannya!"

Seseorang biasanya akan kehilangan nafsu makan dari berlari, namun keduanya mengambil dua kali tiga porsi potongan roti. Masing-masing berminyak tebal, tetapi mereka serigala jadi ini bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Bagian penting adalah bahwa mereka tampaknya memiliki perut sekuat baja dan cukup sehat. Aku pikir anak-anak ini akan mampu makan dalam situasi apa pun.

Meninggalkan pembersihan setelah makan siang kepada orang lain, aku memegang beberapa minuman dan menyerahkan kepada keduanya yang tenggelam dalam rasa kekenyangan.

"Hmmm....apa hal-hal luar biasa berwarna-warni yang mengambang ini?"

Ada bintik-bintik benda hijau, putih dan kemerahan mengambang di suatu minuman misterius. Ini bisa dimengerti bagi Emilia untuk mempertanyakan hal itu.

"Suplemen gizi. Meskipun rasanya mengerikan, dengan ini kalian akan mendapatkan banyak nutrisi"

"Nu-tri-si? Apa itu?"

"Aku tidak tahu. Yang aku tahu kalau ini bagus untuk fisik jadi minumlah"

Ngomong-ngomong, aku memeras berbagai sayuran dan buah-buahan, memotong dan mencampur bagian-bagian yang cukup bergizi. Aku juga mencampurnya dengan madu, yang membuat rasanya hampir bukan minuman....mungkin. Wajah mereka yang meneguknya sampai habis cukup sulit dibaca. Yah, ini baik-baik saja karena aku juga meminumnya.

"Apa kalian ingin makan puding untuk menghapus rasa tidak enak itu?"

"""Iya~!"""

Meskipun satu orang ras binatang bertelinga kucing bercampur disana, baiklah, aku tidak keberatan. Seusai menikmati makanan penutup, aku memberikan arahan selanjutnya untuk kedua anak yang tampak puas.

"Berikutnya adalah tidur siang"

""Tidur?""

Emilia dan Reus melihat wajah satu sama lain.

Aku kira wajar saja untuk ragu ketika seseorang yang membuatmu berlarian hingga tergeletak beberapa saat lalu tiba-tiba mengatakan hal hangat semacam itu.

"Aku mengatakan 'tidur siang', tapi itu hanya tidur sebentar. Setelahnya, kalian akan diajarkan oleh Erina"

Meskipun penting untuk menempa kekuatan fisik, aku tidak mampu untuk mengabaikan pengetahuan. Tidak peduli seberapa kuatnya seseorang, itu tidak berguna jika ia tidak dapat berhitung dan berkomunikasi. Sebelumnya Erina mengatakan bahwa ia ingin mendidik petugas baru, yang membuatku berpikir tentang menggabungkannya dengan kursus mata pelajaran. Membiarkan mereka tidur sebentar adalah untuk memulihkan diri serta mencegah dari ketiduran.

"Kalian harus berbaring di sofa di sana selama satu jam"

Dikatakan bahwa segera tidur setelah makan akan membuat seseorang menjadi gemuk, tapi itu hal yang benar untuk keduanya karena mereka bertubuh kurus. Pertama-tama harus memberikan lemak kemudian mengubahnya menjadi otot.

"Berbaringlah, kau katakan? Itu cukup mendadak"

"Dengarkan saja dan berbaringlah. Dia mengatakan itu baik-baik saja untuk beristirahat sehingga kita harus melakukannya"

"Itu benar, istirahatlah selagi bisa. Aku akan duduk di tengah sofa, jadi aku ingin kalian tidur menghadapkan wajah kearah ku"

Setelah memiringkan kepala mereka dari perkataanku, keduanya melakukan seperti yang aku instruksikan. Duduk di tengah, ada kepala dua bersaudara berbaring di kedua sisi, tapi mereka tidak mencoba untuk tidur dan hanya melihat kemari.

"Ada apa, Reus? Tidak bisa tidur?"

"Seolah-olah aku bisa tidur dalam kondisi ini"

"Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan melakukan satu trik agar kau tertidur. Tutup matamu"

Meletakkan tangan di dada Reus, aku menekannya dengan jariku dalam irama teratur. Semakin dekat dengan irama detak jantungnya, semakin baik.

"A-Apa? Untuk apa kau menekan dadaku?"

"Tidak apa-apa. Berkonsentrasi saja pada jariku"

Meneruskan ritme jari seperti itu, lima menit kemudian....

"Zzzz...."

Begitu mudah. Di atas total kelelahan dari berlari keras, ada juga perasaan setelah makan dari perut kenyang sehingga itu alami.

Mereka diam-diam tertidur di sampingku, atau begitulah aku mengira, tapi kakaknya dengan pandangan senang hati melihat kemari. Ku pikir dia akan tidur tanpa harus disuruh karena dia merupakan anak yang baik dan patuh.

"Bahkan jika itu tidak menyenangkan untukmu, bergegaslah dan tidur. Kau sebaliknya tidak akan kehilangan kelelahan kalau terus begitu"

"Iya. Hmm....bisa kau menepukku?"

"....apa boleh buat"

"Hehehe...."

Ketika menepuk kepalanya sesuai permintaan, dia menutup mata dan tertawa dalam suasana hati yang puas. Anehnya, setelah beberapa detik, dia merebahkan diri dan mulai membiarkan keluar pernapasan tidur damai. Tanganku pasti menakjubkan....yah, seolah-olah.

"Ooh....itu seperti tangan ajaib. Keterampilan ini, aku ingin mempelajarinya juga"

"Kondisi tidur mereka sangat memuaskan, jadi ini hanya persoalan 'membuat mereka sedikit bersantai'. Nah, hal sungguhan berawal dari sini"

Aku meletakkan tangan di atas kepala keduanya dan menuangkan Mana diam-diam sehingga tidak mengganggu kondisi tidur. Dalam rangka untuk membuat aliran Mana masuk dengan nyaman, triknya adalah untuk membuat ini menyebar ke seluruh tubuh lewat osmosis*, dengan memberikan luka yang lemah dan dapat disembuhkan oleh aktivitas regenerasi ke seluruh tubuh, kekuatan penyembuhan saat tidur sangatlah berpengaruh.
[Singkatnya, dia ingin menyebarkannya dengan cara lewat sel-sel tubuh. Kalau kalian ingin lebih mempelajarinya, lihat Wiki]

Setelah berlangsung selama sekitar 30 menit, aku menjauhkan tanganku, dan beranjak dari sofa, lalu segera duduk di meja di mana beberapa teh hijau sudah disiapkan.

Sementara minum, mataku menangkap Erina yang sedang menunggu dengan senyuman.

"Terima kasih untuk kerja kerasmu. Setelah keduanya bangun, ini merupakan giliranku"

"Silakan lakukan apa yang harus. Dan karena aku ketat sampai beberapa saat yang lalu, mudahkan mereka, ya?"

"Tinggalkan kepadaku. Aku akan membuat mereka menjadi petugas bagus yang tidak akan membuat malu di manapun keduanya pergi"

"Tunggu, mereka belum menyetujui akan menjadi petugas, kan? Kau tidak perlu repot-repot pergi sejauh itu"

"Pendidikan petugas adalah pendidikan yang baik. Selain itu, tampaknya ini hanya masalah waktu, bukan?"

Erina mengalihkan pandangan ke arah dua bersaudara yang tidur, dan mengangguk dengan 'Hm' bersama-sama dengan Noel yang juga menatap.

"Terutama untuk Emi-chan, itu akan pasti terjadi cepat atau lambat. Diriku yang dulu juga sama, aku tidak bisa mengira dia mengambil jalan lain daripada ini~"

"Meskipun aku memahami di mana kau berasal, aku pikir gadis itu hanya mengidolakanku dan cintanya belumlah tumbuh. Setelah ini, jika dia terus berlatih, aku berpikir bahwa dia tidak akan punya waktu untuk jatuh cinta"

Ketika aku akan menambahkan pelatihan tempur, pelatihan sihir dan pelatihan lapangan untuk pengembangan fisik....Ini akan berdesak-desakan. Cinta sederhana gadis itu akan dengan mudah tersingkir, kan?

"Itu terlalu naif, cinta seorang gadis tak terbatas! Tidak peduli kondisinya, cinta akan menang~!"

"Kau membaca terlalu banyak cerita fiksi, Noel. Pokoknya, mental Emilia sudah tenang, masalahnya tinggal Reus"

"Benar. Aku telah bertanya tentang masalahnya, dan anak itu belum stabil"

"Eeh? Tidak stabil, kau katakan? Reus-kun tampaknya cukup energik~?"

Erina dan aku berbagi pikiran yang sama, dia menjelaskan kepada Noel sementara memasukkan pendapatnya sendiri.

"Apakah itu sungguh baik-baik saja? Kedua bersaudara itu mencoba untuk saling melindungi satu sama lain hanyalah relatif. Ini memang bagus, namun hanya jika kau tidak mengubah sudut pandangmu"

"Bukankah wajar? Itu bukti bahwa mereka menganggap satu sama lain penting, kan~?"

"Tapi, bagaimana jika sesuatu yang disesalkan terjadi pada salah satu dari mereka? Sebagai contoh, Reus. Seluruh titik hidupnya tidak diragukan lagi adalah kakaknya sendiri. Katakan saja kalau Emilia meninggal, Reus akan mati juga. Sementara keduanya saling mendukung, ini hubungan yang sangat tidak stabil dan akan runtuh sepenuhnya kalau satu sisi menghilang"

"Karena Emilia telah melampiaskan semua perasaan terpendamnya padaku, gadis itu akan mencoba untuk menemukan tujuan baru. Di lain sisi, Reus hanya memiliki kakaknya seperti sekarang"

Penolakan Reus terhadapku jelas-jelas merupakan kecemburuan. Untuk kakak yang dia cintai dan sayangi melihatku, itu mungkin tak tertahankan baginya.

"Anak itu masih terlalu muda. Dia bertindak tegar tetapi luka-luka dari kehilangan orangtua di dalam masihlah ada, dan akhirnya tanpa sadar bergantung pada kakaknya. Kita harus membuatnya menemukan tujuan lain"

"Itu benar, baiklah, untungnya, aman untuk saat ini. Dia berlatih rajin demi melindungi kakaknya, sehingga ia tidak dapat melakukan apa-apa kecuali menerima keadaan"

Masih ada dua tahun lagi sebelum kami diusir dari sini. Aku akan pergi ke sekolah, namun masalahnya, aku tidak tahu bagaimana keduanya akan tumbuh. Sehingga, sampai saat itu tiba, aku ingin entah bagaimana melakukan sesuatu.

Bersamaan dengan Erina dan aku yang cemas menatap wajah masing-masing, Noel menekan suaranya dan tertawa.

"Kalian berdua agak seperti seorang ibu dan ayah~"

"Hei hei, tidak mungkin dalam hal usia. Aku setidaknya bisa menjadi kakak"

"Dengan kata lain, aku ibu Sirius-sama? Indah sekali"

Meninggalkan Erina yang tiba-tiba diliputi emosi sendirian, kami menghabiskan waktu dalam suasana santai sampai keduanya bangun.

Anak-anak yang sedang berbaring, persis satu jam kemudian bangun.

Walaupun mereka tampak sedikit mengantuk, kekuatan fisik akhirnya pulih. Aku membuat mereka berlari ringan agar mata mereka terbuka lebar-lebar, dan pendidikan petugas Erina pun dimulai.

"Kita akan mempelajari tentang petugas. Ini agak sulit jadi ikutilah dengan penuh perhatian"

"Mengerti"

"Hm"

Mereka duduk bertatap muka di meja ruang tamu, aku melihat adegan itu sambil menaruh pantat di sofa. Ngomong-ngomong, Noel dan Dee tidak hadir karena sedang bertugas dan bersih-bersih.

Sejak Erina adalah pelayan yang ahli, dia sangat cocok dengan peran pengajar untuk bidang ini. Reus taat padanya juga, jadi tidak ada masalah tertentu dalam melanjutkan.

"Reus, hari ini aku gurumu. Hanya katakan 'Iya' bukan 'Hm'"

"Uh....I-Iya!"

'Pendidikan berbicara' segera dimulai. Sementara perubahan sikap biasanya lembut dan penyabar Erina cukup mengejutkan, tampaknya sesuai untuk meningkatkan ketaatan.

"Menjadi bawahan master, petugas, secara alami adalah orang yang mendukungnya dari bayang-bayang. Mengabdikan diri sampai ke hati sangat penting. Jika kebetulan bertemu master yang ingin kalian layani, aku percaya kalian pasti akan mengerti"

"....Ya!"

"Eeeeh?"

Kedua tatapan mereka masing-masing memiliki reaksi yang berbeda. Kesampingkan Emilia, wajah Reus tampaknya terang-terangan tidak senang. Erina segera berbalik mata tajamnya ke arah anak itu untuk kesalahannya yang jelas.

"Reus, alih-alih berbicara seperti itu, jawablah dengan 'Aku mengerti'"

"Tapi, aku tidak mengatakan akan menjadi seorang petugas....Maksudku, aku tidak mengatakan kalau aku akan melakukan itu. Apa ini---....apa arti dari ini*"
[Dia agak tergagap karena mencoba berbicara sopan]

"Itu benar, kau tentu tidak perlu menjadi seorang petugas seperti yang kau katakan dan mengurangi makna belajar tentang hal ini. Namun, belajar ini tidak akan merugikan. Misalnya, cara berbicara"

Erina tegas membalas perkataan masuk akal dari Reus, tapi ia tampaknya tidak memahami dengan baik dan memiringkan kepalanya heran.

"Cara berbicara sangat penting. Orang-orang berperingkat tinggi akan menghormati orang lain jika dia memberikan kesan yang baik dengan berbicara sopan, di atas semua, itu membuatmu tampak cerdas dan elegan. Reus, apakah kau ingat bagaimana kesan berbicara orang dewasa yang membodohimu?"

"....Aku tidak mengerti dengan baik, tapi itu sesuatu yang sangat kasar...."

"Itulah yang terjadi ketika seseorang tidak tahu cara berbicara yang sopan, sehingga latihlah dirimu sendiri. Atau kau ingin menjadi seperti itu?"

Menandakan sangat tidak ingin, Reus dengan panik menggelengkan kepalanya dengan wajah tidak senang.

"Oleh karena itu, mari kita belajar. Ikuti aku dan contoh kakakmu, lanjutkan dalam mengingatnya secara perlahan"

"Iya! Aku mengerti"

"Itu saja, anak yang baik"

Dia memuji Reus dan segera menepuk kepalanya. Meskipun itu adalah wortel dan tongkat sederhana, aku percaya itu sangat efektif untuk anak-anak seperti Reus. Bahkan, dia tersenyum sangat lebar. Kerja bagus Erina.

"Cara berbicaramu akan membaik seiring waktu, jadi untuk sekarang aku akan menampilkan beberapa gerakan petugas"

Berdiri tanpa suara, dia menunjukkan tingkah anggunnya didepan dua bersaudara itu.

Meskipun aku menyaksikannya setiap hari, melihat dengan lekat selagi lagi....aku berpikir itu benar-benar indah.

Cara berjalan yang anggun dan langkah kakinya nyaris tak terdengar, sudut bungkukan saat berjalan dengan nampan sekaligus air di atas kepala. Tak ada tetesan, bahkan itu tidak berguncang, teknik ini tentu bisa menjadi gerakan petugas yang ideal. Keduanya melihat kagum pada karakter seperti ibu lembut yang ia biasanya tunjukkan.

Dia mempertunjukkan berbagai gerakan. Setelah selesai, keduanya spontan bertepuk tangan.

Mereka memujinya tanpa disuruh, atau lebih tepatnya, itu sangat sempurna, bukan?

"Terima kasih. Ini sederhana karena hanya gerakan dasar. Untuk sekarang, akankah kalian mencobanya?"

""Ya!""

Dengan demikian, keduanya meniru gerakan barusan, tetapi secara alami tidak berjalan dengan baik, seperti yang diharapkan. Jejak mereka bising, sudut bungkukkan yang terlalu dangkal, ada hal-hal yang tak ada habisnya untuk disalahkan, namun Erina membuat mereka melakukannya lagi beberapa kali tanpa menyalahkan apapun kecuali untuk kecerobohan besar. Kebijakannya untuk memperbaiki hal-hal sedikit demi sedikit daripada memperbaiki semuanya sekaligus itu sangat tepat.

Aku juga ikut dalam pengajaran berjalan. Mereka memang terkejut pada kakiku yang memijak tanpa menggemakan satupun bunyi. Yah, ini bukan keterampilan petugas, melainkan keahlian seorang pembunuh. Namun sisanya bisa dicocokan sehingga aku sekaligus belajar pengetahuan itu, hanya untuk berjaga-jaga.

"Cukup untuk hari ini. Akumulasi pengalaman harian sangat penting, sehingga kalian harus berpikir kembali pada hal itu dengan benar sebelum tidur"

""Terima kasih banyak!""

Pendidikan petugas mengambil dua jam, cukup singkat. Aku membuat mereka berhenti karena sisanya bisa dilakukan di lain waktu, dan mempersiapkan pelatihan berikutnya.

Namun, sebelum itu....

"Kerja bagus, Erina. Ayo kita menikmati makanan ringan atau sesuatu saat mengambil istirahat"

Selama waktu luang, aku membuat roti panggang dan menaruhnya di meja dengan beberapa seduhan teh. Keduanya telah menunggu dengan mata berbinar pada Erina agar membiarkan duduk. Mereka tidak mencoba untuk makan tanpa izin berkat pendidikannya.

Erina duduk sambil berterima kasih kepadaku, dan pesta minum teh pun dimulai. Aku sadar bahwa seorang ras binatang bertelinga kucing telah bercampur disini, tapi aku tidak keberatan, ya, tidak keberatan sama sekali.

"Ini sangat renyah dan lezat. Kakak besar Noel, apa ini?"

"Aku tidak membuatnya jadi aku tidak tahu. Sirius-sama, ini adalah roti, kan~?"

"Ya, itu adalah jajanan yang terbuat dari roti disebut 'Rusk'*"
[Mungkin banyak dari kalian yg sudah pernah memakan ini. Bentuknya berupa roti kering yang seperti biskuit. Wiki. Gambar]

Ini jajanan yang dibuat dengan memotong roti menjadi seukuran satu gigitan dan digoreng dalam lautan minyak setelah melapisinya dengan gula. Ketika aku menjelaskan bagaimana membuatnya, mereka terkesan dengan tingkat perubahan yang dibuat untuk bahan umum dengan 'sedikit dimasak'.

"Faktanya adalah bahwa bahan-bahan umum bisa berubah dalam berbagai cara tergantung bagaimana kau menggunakannya. Kau tidak harus berhenti mempertimbangkan bagaimana memanfaatkan sesuatu hanya karena itu hal yang umum. Singkatnya, penting untuk terus mengembangkannya"

"Tapi ini hanya roti, kan? Tidak ada alasan untuk---Tidak ada alasan untuk mengembangkannya"

"Itu bukanlah artinya. Kau akan paham ketika umurmu bertambah, hanya pikirkan tentang itu untuk sekarang. Pada akhirnya kau akan mengerti"

"Aku tidak benar-benar memahaminya...."

Wajahnya pahit untukku seperti biasa, tapi tidakkah itu menjadi sedikit lebih baik? Seperti ini, tim perempuan melihat kami sambil tertawa.

"Noel-neesan, aku meminta diajarkan bagaimana cara menyeduh teh"

"Tentu, aku bahkan akan mengajarkan cara Sirius-sama membuat bir~"

"Ini hanya menambah sedikit cara asli pembuatan bir, itu tidak terlalu berbeda dari aku yang melakukannya secara pribadi"

"Itu tidak benar. Meskipun aku sudah yakin tentang cara pembuatannya, bir ciptaan Sirius-sama mengingatkan bahwa aku masih memiliki jalan panjang sebelum mencapai puncak"

"Apakah teh ini juga buatan Sirius-sama?"

"Benar sekali~. Teknik Sirius-sama melampaui milikku. Bagaimana mungkin kau menguasainya tanpa diajarkan bentuk keterangan dari tata caranya?"

"Aku hanya melihat dan belajar"

"""Haaaah?*"""
[Noel, Reus, Emilia]

Ada apa dengan wajah-wajah itu? Setidak percaya itukah kalian?

"Lalu bagaimana kalau aku menampilkannya seperti yang Erina lakukan? Erina, mastermu ini akan bertindak sesuai dirimu"

"Itu merupakan suatu kehormatan"

Dan, aku mempraktekkannya.

Dengan bungkukan elegan, menangani alat-alat makan tanpa suara, itu intervensi alami yang tidak mengganggu tindakan master. Ini semua adalah hal yang aku pelajari dengan mengamati gerakan Erina. Mengamati lawan adalah poin penting dan esensial dalam pertarungan. Jika kau berlatih dengan baik, tidak akan sulit untuk melakukan gerakan petugas. Namun, karena hanya meniru, akhirnya akan menumpul dari waktu ke waktu.

Akan kurang ajar untuk membandingkannya dengan orang yang mempelajarinya sampai meresap ke dalam tubuh dan dapat melakukannya secara spontan.

Ujungnya, aku menyeduh teh dan membungkuk, mengakhiri pertunjukkan.

"Sempurna. Tubuh dan jiwaku puas"

"Ugh, ada apa dengan kekalahan ini? Namun, Sirius-sama adalah tuanku, bukan saingan. Jadi ini baik-baik saja, ya kan Emi-chan?"

"....Sudut itu....Dan cara kaki berjalan....bukan?"

Dengan mata tertutup, Emilia bergumam sesuatu, mungkinkah bahwa dia melakukan latihan mengimajinasikan?

"Hah? Emi....chan?"

"Dia tampaknya serius entah bagaimana. Dia mungkin menyalipmu kalau kau ceroboh, Noel"

"Dalam hal ini, saatnya untuk pelatihan khusus. Kakak ini tidak dapat dikalahkan oleh seseorang karena dia berdiri di atas~!!"

Aku tidak tahu dan tidak peduli ke mana dia akan pergi, Noel bergegas keluar dari ruang tamu, penuh motivasi.

Ini aneh, aku merasa seperti ada terlalu banyak kebisingan di sini dan kami tidak benar-benar bisa beristirahat. Nah, dengan penyebab utama dari keributan itu sudah menjauh, harusnya suasana menjadi tenang.

"Kakak...."

Aku memutuskan untuk tidak melihat Reus yang bergumam sendiri.

Mengakhiri istirahat, kami memulai pengajaran berikutnya.

Membaca dan menulis, perhitungan sederhana, saatnya untuk memasukkan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup ke kepala dua anak ini. Itu akan diajarkan olehku yang bekerjasama dengan Erina.

"Nah, huruf dan aritmatika sangat penting. Kenapa begitu?"

"Hmm....Apa kau tahu, kakak?"

"Reus, bagaimana kita berakhir saat tidak mengetahui itu?"

"....Kita ditipu?"

"Benar. Singkatnya, kemungkinanmu ditipu akan berkurang jika kau tahu dua hal ini"

Pencurian dengan alasan palsu, kekurangan dokumen dan sebagainya, ada perangkap di mana-mana dalam masyarakat.

Misalnya, orang yang tidak dapat menggunakan aritmatika atau huruf, setelah menandatangani kontrak untuk mendapatkan pekerjaan 10 perak, hanya menerima 6 koin perak setelah menyelesaikannya. Meskipun dia tentu saja mengeluh, itu tertulis di kontrak ditandatangani 30% akan diambil sebagai biaya rujukan dan dia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menyerah. Selain itu, dia tidak mengerti arti dari 30% sehingga dia tidak bisa tahu satu koin perak telah digelapkan.

Mereka dapat lolos jika memahami pengetahuan dasar. Dalam rangka untuk menyadari ketidakadilan, seseorang perlu memiliki ilmu yang diperlukan demi menghindari penipuan.

"Namun, itu tidak akan menjadi masalah saat ini---....aku pikir, kalau aku menjadi kuat, itu tidak akan menjadi masalah"

"Apakah kau berniat untuk hanya menyerang dari depan seperti berandalan? Itu hanya membuat seseorang tampak seperti mangsa bagi pencuri. Dengar, tidak peduli seberapa kuat dirimu, kau masih menyetujui mengenakan {Kerah Penaklukan} tanpa menyadarinya. Jika kau belajar dengan sungguh-sungguh, kau bisa menyelamatkan diri dari kecurangan orang dewasa dan dapat membela sesama yang ingin kau lindungi. Itu benar, pengetahuan adalah kekuatan juga"

Di dunia yang fantasi, anak-anak masih benci belajar, ya?

Namun, dunia ini memiliki margin yang lebih rendah dari hidupku sebelumnya. Di sana, kau tidak punya pilihan kecuali menerima ajaran-ajaran penting dan untuk menanamkan rasa disiplin kedalam dirimu.

Ini juga wajar, karena satu-satunya hal yang ia rasakan adalah bagian bawah perbudakan.

"Erina-san! Tolong ajari aku seluruh perkataan Sirius-sama dari sekarang dalam bentuk huruf"

"Sepertinya kau terlalu terkesan"

"Ya, aku berpikir kata-katanya menakjubkan. Aku ingin menyelamatkan mereka, jadi aku ingin belajar huruf secepat mungkin"

"Baiklah. Aku sepenuhnya menulis dan mengumpulkan ucapan bijak masa lalunya sehingga, setelah ini, aku akan menunjukkan catatanku"

"Tolong lakukan!"

Tunggu sebentar, dia ingin mempelajari huruf untuk membuat kompilasi dari kutipanku, apa-apaan ini? Sebaliknya, kapan Erina bahkan menulis perkataanku? Aku tidak keberatan niat tingginya untuk belajar, tapi....sungguh, aku serius ingin mereka berhenti karena itu memalukan.

Aku membuat bagan sederhana dari huruf. Ketika menampilkannya, aku membandingkan nama-nama dari berbagai hal dengan grafik sementara mengajari mereka. Karena huruf dan rangkaian kata adalah hal-hal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan ketekunan dan waktu, seseorang akan mengingatnya.

Aritmatika maju dengan lancar. Mengajari mereka angka hingga 100, aku membuat mereka memahami digit tersebut dan menyuruh anak-anak ini mengulangi penambahan dan pengurangan satu digit.

Aku bahkan menguji mereka dengan membuat keduanya mengalami simulasi berbelanja setelah memberikan satu koin tembaga sebagai alat tukar-tambah. Aku membiarkan anak-anak ini membeli potongan sandwich daging yang tersisa dari makan siang, menjanjikan kalau mereka dapat memakannya hanya jika bisa membeli dengan hitungan yang benar. Berada di puncak usia pertumbuhan, Emilia dan Reus benar-benar berjuang untuk makanan.

"Katakanlah, satu unit potongan sandwich harganya tiga koin besi. Lalu, berapa banyak kembalian yang akan kalian dapat kalau membeli dua unit?"

"Nah....untuk satu koin tembaga, itu...."

Uang dari dunia ini semuanya dalam bentuk koin yang harganya diputuskan sesuai dengan bahan. Mengkonversinya ke perkiraan kasar dalam yen Jepang, seperti berikut :

>Satu koin batu adalah 1 yen*.
[0,008 $ > sekitar 120 rupiah]

>Satu koin besi adalah 50 yen*.
[0.41 $ > sekitar 6.000 rupiah]

>Satu koin tembaga adalah 500 yen*.
[4.13 $ > 60.000 rupiah]

>Satu koin perak adalah 5.000 yen*.
[41,36 $ > 600.000]

>Satu koin emas adalah 100.000 yen*.
[827,2 $]

Selain itu, tampaknya ada koin yang berperingkat lebih tinggi, yaitu koin emas putih dan koin naga emas. Namun aku menyerah karena tidak memilikinya.

Sebagai acuan, dengan sekelompok koin perak, empat keluarga bisa hidup sekitar satu bulan, aku kira? Karena harga yang tertera oleh perubahan barter tergantung pada lokasi, aku tidak bisa mengatakan itu bagaimana. Hanya saja kira-kira begitulah.

Sementara Emilia serius menghitung jumlah uang, Reus memberikan koin tembaga kepadaku dan berkata.

"Terserah padamu mau berapa itu. Karena aku mungkin makan lebih banyak"

Menerima koin tembaganya, aku memutuskan untuk menyertakan cakar besi lemah sebagai pertukaran.

"Haaah?! Kenapa aku menerima hal yang sama seperti Noel-neesan?! Hal-itu sedikit menyakitkan sehingga hentikan, tolong hentikan itu!!"

"Kau memiliki nyali untuk menyerah pada perhitungan. Ini adalah apa yang aku lakukan sekarang ketika kau melakukan hal-hal bodoh"

"Aku pikir seperti ini!....Hah? Ada apa Reus?"

"Jangan khawatir tentang hal itu. Jadi, berapa banyak kembalian untuk satu koin tembaga?"

"Empat koin besi"

"Benar, ini dia potongan sandwich-mu"

Ketika aku memisahkan tanganku dari Reus dan menyerahkan dua potongan sandwich, Emilia menyerahkan satu bagian kepada adiknya.

"Kakak, jawabanku salah...."

"Aku tidak memerlukan dua jadi tidak apa-apa"

Meskipun Reus melihat kemari, bersama-sama dengan Erina, aku menghadap ke tempat lain, pura-pura tidak tahu. Keduanya tersenyum sambil menggigit potongan sandwich mereka.

"Sangat lezat walaupun sudah mendingin. Kali ini, hitunglah dengan benar dan dapatkan satu, ya?"

"....Baiklah!"

Hubungan persaudaraan mereka sangat baik.

Erina dan aku terus menatap dengan tenang dan hangat.

---Namun.

"Baiklah, kita akan berlari di luar setelah kalian selesai memakan itu"

""Eeeeh?!""

Pelatihanku belumlah berakhir.

Setelah itu, aku terus berlari dengan keduanya sampai makan malam.

☆☆☆Chapter 15 berakhir disini☆☆☆

Catatan penerjemah=Kalian mungkib sadar, aku belum menyesuaikan cara memanggil Emilia dan Reus kepada Erina, Noel dan Dee. Seperti 'Noel-neesan' 'Noel-nee' atau 'Dee-niisan' 'Dee-nii' dan sebagainya, terkadang aku sering mencampurnya dengan 'Kakak Noel' 'Kakak besar Dee' dll. Tenang saja, aku berjanji akan menyesuaikannya setelah mengetahui panggilan yang cocok ^_^

Ke Halaman utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]