World Teacher chap 21 B. Indonesia
Chapter 21 Erina
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Ini adalah suatu kontribusi tambahan untuk merayakan penerbitan LN jilid 1.
Aku minta maaf, karena jika dibandingkan dengan LN jilid 1, ada poin dimana dialognya sedikit berbeda.
Namun dasarnya tidak berubah, jadi jangan khawatir*.
[Itu dari penulisnya. Bukan aku]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Erina.
Aku terlahir sebagai orang biasa yang miskin.
Setiap hari dijalani tanpa mengetahui apakah diriku bahkan bisa makan atau tidak. Namun aku mampu bertahan karena memiliki orang tua yang lembut.
....Sayangnya, mereka meninggal karena sebuah wabah, dan meninggalkanku sendirian.
Tanpa satupun kerabat, ataupun kelompok yang bisa diandalkan....akupun berjuang untuk tetap hidup, tidak ingin tergeletak hingga mati begitu saja.
Suatu hari ketika aku sudah cukup dewasa untuk dilihat sebagai seorang wanita....titik balikpun datang.
Seorang bangsawan tertentu melihatku bekerja di kota dan mengundangku untuk menjadi petugasnya.
Pekerjaannya termasuk pergi ke kamar tidur. Tak ada alasan untuk ragu ketika ditawari sebuah posisi yang menjanjikan sejumlah besar uang sekaligus makanan, yang sudah sangat sulit diperoleh di zaman sekarang.
Dan....itulah bagaimana diriku menjadi seorang pelayan bangsawan, terus berkembang sambil belajar berbagai hal.
Beberapa tahun kemudian....ketika aku sudah terbiasa tidur bersama majikanku dan memperoleh posisi yang layak di mansion....suatu penyakitpun datang menimpa.
Nyawaku memang berhasil diselamatkan. Hanya saja, fisikku mulai melemah dan meninggalkan efek yang bahkan lebih mengerikan.
Tubuh ini kemudian menjadi tidak mampu lagi melahirkan seorang anak yang seharusnya menjadi satu-satunya keluarga bagiku, yang telah kehilangan orangtuanya.
Bagaikan menambahkan penghinaan pada luka, aku diusir dari mansion.
Tidak memiliki kekuatan fisik yang cukup bahkan untuk datang ke kamar tidur, akhirnya aku benar-benar ditinggalkan.
Diusir dari rumah tanpa dapat melahirkan, membuatku kehilangan harapan dalam segala hal. Semuanya mulai kuanggap sebagai hal yang tak penting.
Terduduk di sudut kota sambil memeluk barang-barangku dan hanya terdiam tanpa peduli apakah aku akan diserang oleh orang jahat atau semacam itu....tak lama kemudian, seorang gadis mendekat dan berbicara denganku.
"Hei, onee-san, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?"
Itulah pertemuanku dengan Aria-sama.
Yang menyelamatkanku dari gelapnya keputusaan....seakan menjadi sebuah perjumpaan yang telah ditakdirkan.
☆☆☆☆
Setelah itu, diriku menjadi petugas Aria-sama sambil menyaksikan pertumbuhannya.
Aria-sama merupakan seorang berhati lembut, tak pernah melenceng dari kata maupun sikap. Kami terus bersama seiring aku yang mulai memikirkannya sebagai adik kecilku.
Selanjutnya, Aku bertemu dengan Dee, mengenal Noel, dan terus tinggal bersama....bahkan sampai keluarga bangsawan Eldrand runtuh.
Lalu....Aria-sama memperoleh benih dari pria yang sangat kubenci....
"Aria-sama! Tolong....lihatlah! Kau mempunyai seorang bayi laki-laki!!"
"Aa....syukurlah. Dia sudah terlahir dengan aman....aku akan....mempercayakannya padamu...."
"Bertahanlah, Aria-sama!! Apakah kau tidak ingin memeluknya?!?!"
Aku memanggil dirinya sambil memegangi bayi yang baru saja lahir. Namun, kondisi perempuan itu hanya semakin memburuk.
Setelah semua, melahirkan dengan kekuatan fisiknya saat ini terlalu beresiko.
Hanya saja....aku tidak bisa menghentikannya.
---Karena diriku bisa memahami Aria-sama, yang bersikeras ingin melahirkan---
"Aria-sama! Tolong....demi anak ini....demi kita...tolong hiduplah Aria-sama!!!"
Aku tahu bahwa api kehidupannya akan segera tertiup dan lenyap.
Orang tuaku....dan Aria-sama yang menyelamatkan diriku.
Semua yang sangat kusayangi....pergi dan meninggalkanku sendiri.
"Aku tidak menginginkan ini. Aku tidak ingin....kehilangan orang yang berharga bagiku lagi...."
"....Apa....yang kau katakan? Kau tidak kehilangan....siapapun"
"Tapi, Aria-sama....!!"
Dia yang mengambil bayi itu dariku, tersenyum sambil menunjukkan wajah putranya.
"Ini, lihatlah lebih dekat. Suatu kehidupan....baru...."
"....Apa?"
"Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini adalah anak semua orang. Jadi....rawatlah dia dengan baik...."
"Tidak, hal itu harus dilakukan dengan Aria-sama! Dengan semua orang....ayo besarkan dia bersama-sama!!"
"....Itu mungkin benar, aku juga....aku juga ingin membesarkannya....mungkin akan mustahil, walaupun hanya untuk sesaat, ya kan?"
....Tolong berhenti.
Aku tidak....menginginkan ini....
"Namamu adalah Sirius....Anakku Sirius, aku mencintaimu. Hiduplah jujur dengan penuh kepercayaan diri dan tanpa terikat apapun. Itu keinginanku sebagai ibumu....Dan Erina, aku akan meninggalkan sisanya padamu. Berikan dia cinta....menggantikan diriku"
Dan setelah mempercayakan Sirius-sama padaku, dia....
"Aria-sama?! Aria-....sama...."
....Segalanya telah selesai. Dia sangat bahagia sampai dirinya pergi....
Yang tertinggal adalah diriku, penuh kepiluan dan linglung....juga Sirius-sama, yang baru saja lahir.
Aria-sama hanya menginginkan keluarga dan orang disekitarnya bahagia....Lalu, kenapa....jadi seperti ini.
"(Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini adalah anak semua orang. Jadi....rawatlah dia dengan baik....)"
Pada saat itu, tangisan dan kehangatan bayi ini membuatku kembali tersadar.
Tegaslah....aku tidak punya waktu untuk meratap.
Hal penting yang ditinggalkan Aria-sama....hanya diriku yang dapat melindunginya.
"....Aku akan membesarkan dengan baik Sirius-sama....Tolong awasi kami darisana"
Dan Ini adalah pertemuanku dengan Sirius-sama.
Salah seorang yang membawa kebahagiaan padaku....perjumpaan dengan sosok yang sangat berharga.
☆☆☆☆
Sebulan kemudian.
Ketika semua orang tertinggal di rumah seusai kematian Aria-sama, diriku terserap dalam kelucuan Sirius-sama.
Tangan mungil yang akan meraih ketika kuulurkan jari, mata bulat yang diperoleh dari ibu kandungnya....setiap bagian begitu menggemaskan.
Aku telah mengurus beberapa bayi di masa lalu, hanya saja Sirius-sama tidak rewel sama sekali. Jika disuapi makanan, dia akan mengunyahnya dengan cara yang rapi.
Seolah-olah, dia memahami kata-kataku. Rasanya seperti dia akan makan sendiri jika aku menyerahkannya sendok.
"Meski begitu, Sirius-sama makan terlalu bersih, kan?"
"Sirius-sama itu spesial"
Perkembangkannya sangat cepat bila dibandingkan dengan bayi lain. Dia benar-benar putra Aria-sama.
Awalnya Noel memiringkan kepala dengan heran, lalu menyerah berpikir tentang hal itu karena kelucuan Sirius-sama.
Setelah itu, gadis ini meminta agar dirinya dipanggil 'Onee-chan' oleh Sirius-sama. Itu sudah sering kudengar, tapi....kenapa aku merasa selain diriku, Sirius-sama juga merasa takjub?.
Aku senang dia tumbuh dengan cepat. Hanya saja....aku juga berharap agar dia tumbuh sedikit lebih lambat.
....Namun, itu merupakan perasaan seorang ibu. Suatu perasaan yang tidak seharusnya diriku genggam.
Aku adalah petugas Aria-sama, mengawasi perkembangan Sirius-sama saja sudah cukup.
☆☆☆☆
Diriku lalu runtuh karena penyakit air.
Tanpa bisa merasakan sensasi tubuh karena demam dan kesadaran yang mulai meredup, aku mengerti bahwa kematianku sudah mendekat.
"Aria-....sa....ma...."
Aku....masih belum....melakukan segala hal yang harus dilakukan....
Akankah diriku berakhir....hanya sejauh ini?
....Aria-sama....maaf.
....Meskipun aku bersumpah untuk melindungi anakmu....aku....sungguh meminta....maaf....
"Minum saja! Aku takkan memaafkanku kalau kau tidak melakukannya!!"
Rambut hitam ini....Aria-sama?
Aku mengerti. Jika itu adalah....perintahmu....
Sesuatu mendekat, dan ketika mulutku benar-benar meminumnya....akupun menyadari hal yang berbeda.
Suara dan tangan ini tidak mirip dengan Aria-sama....melainkan Sirius-sama?
"Tidur"
....Aa....Sirius-sama.
Kau telah berkembang hingga....mampu memerintahkan diriku.
Tumbuhlah....lebih banyak seperti ini....
☆☆☆☆
"Dimana....ini?"
Aku masih hidup.
Meski kelelahan masih ada, namun demam yang menyiksa tubuhku telah lenyap tanpa jejak, penyakit air ini sudah sembuh total.
Ketika diriku melihat sosok Sirius-sama yang sedang tertidur dalam posisi tidak benar dan bersandar di kasur....aku mengingatnya.
Hidupku telah diselamatkan oleh dirinya.
Tatapan serius saat mencoba menyelamatkanku itu mirip dengan Aria-sama.
Aku tidak tahu tentang asal-usul obat....persoalan itu seakan menjadi masalah sepele ketika melihat wajah tidurnya yang polos.
Tanpa dapat menahan rasa kasih sayang yang memuncak, aku mengulurkan tangan pada Sirius-sama dan membelai kepalanya.
"Erina?!"
"Ya, aku disini...."
Setelah aku mengatakan kebenaran tentang ibunya, Sirius-sama mengutarakan alasan di balik pertumbuhannya yang abnormal.
Tampaknya mustahil dan sulit dipercaya. Namun jika dia berucap demikian, maka itu harusnya benar.
....Tidak, kebenaran bukanlah hal yang penting bagiku sekarang.
Dia telah berkembang sedemikian rupa hingga aku bisa menghormatinya sebagai masterku.
Mulai sekarang aku akan menjalani sisa hidup ini, bukan sebagai petugas Aria-sama, melainkan sebagai petugas Sirius-sama.
☆☆☆☆
Sirius-sama berkembang pada kecepatan yang tidak masuk akal.
Sampai di hari yang lain, dia bertarung dengan Dee, bekas seorang petualang ditambah memiliki postur lebih besar, dan berakhir sebagai kemenangan Sirius-sama.
Sekarang ia memainkan peran sentral bagi kami, tumbuh sebagai master hebat yang mampu memberikan mimpi dan harapan tidak hanya untukku, namun juga untuk Noel dan Dee.
....Pertumbuhan ini bisa dikatakan 'luar biasa'.
Kemampuannya dapat dengan mudah mengambil nyawa seseorang.
Dari perspektif orang yang tidak mengetahui apapun, ia merupakan eksistensi mengerikan.
Tapi, Sirius-sama mengerti bagaimana untuk menggunakan kekuatannya. Orang yang memanggil kami keluarga ini, memiliki banyak kebaikan sekaligus kepedulian.
Aku tidak berpikir dia sebagai individu yang harus ditakuti, bahkan tidak sedikitpun.
Dia merupakan anak kami yang berhar---....tidak, dia adalah tuanku yang berharga.
Suatu hari Sirius-sama pulang sambil membawa anak-anak dari ras serigala perak.
Kampung halaman sekaligus orang tua mereka telah lenyap oleh monster, kakak beradik itupun tidak mempunyai satupun tempat untuk dituju.
Terus terang, kami tidak mampu lagi menyediakan makanan untuk tambahan dua orang. Namun, jika Sirius-sama menginginkannya, satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah menanggapi itu.
Lagipula....ini adalah pertama kalinya dia mengatakan sesuatu yang egois, aku tentu ingin memenuhinya.
"....Aku lebih ingin ditepuk...."
"Ya, ya, Reus adalah anak yang baik"
"Un...."
Sementara Sirius-sama merawat bekas luka Emilia, aku menempatkan Reus ke tempat tidurnya.
Dia terlelap dengan ekspresi polos dan lucu, tapi tetap saja wajah tidur Sirius-sama yang terbaik.
Ngomong-ngomong, kapan terakhir kali aku melihat tidur wajah Sirius-sama?
Dia bangun lebih awal daripada kami, jadi aku tidak memiliki kenangan tentang menyaksikannya sampai beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan Sirius-sama adalah hal yang menggembirakan, hanya saja aku juga berharap dia akan menjadi sedikit lebih egois sesuai usianya seperti Reus.
Malam itu, diputuskan bahwa Sirius-sama akan akhirnya tidur di kamarku.
Dia tampak berpikir keras tentang sesuatu, tapi wajah seriusnya juga menggemaskan.
Meskipun beberapa waktu yang lalu dirinya masih kecil....dia telah tumbuh dengan sangat baik.
"....Hei....aku cemas kalau ditatap terlalu lama, jadi...."
"Aku sangat menyesal. Hanya saja, aku tidak bisa tidur jika tidak menghadap ke sisi ini"
"Jangan berbohong"
"Tidak, hanya untuk hari ini, aku tidak bisa tidur jika tidak menghadap ke sisi ini"
Memiliku momen yang menyenangkan, aku tidak bisa menyia-nyiakannya dengan terlelap.
☆☆☆☆
Beberapa hari setelah itu, Emilia dan Reus menyadari kehebatan Sirius-sama, dan mengabdikan loyalitas kepadanya.
Terutama Emilia, dia mungkin akan menjadi petugas yang tidak akan pernah berhianat.
Artinya, dia mungkin bisa meneruskan jejakku.
Aku....tidak memiliki sisa umur yang panjang....
....Akhir-akhir ini tubuhku sulit untuk digerakkan. Hari-hari tanpa bisa menangani pekerjaan jika tidak beristirahat beberapa kali telah meningkat.
Masalahnya adalah umur. Aku tidak bisa mendukung Sirius-sama selamanya.
Membuat penggantiku....dengan kata lain, mempercayakan perasaanku kepada gadis kecil itu. Ini hanyalah keegoisanku sendiri.
Ini bukan hanya tindakan yang membuat Emilia membawa beban tak terlihat, namun juga tindakan yang mampu mengubah masa depannya.
Jika perasaan satu sisi ini diutarakan terlepas dari keputusannya....
"Aku memutuskan untuk hidup demi Sirius-sama! Jadi, tolong ajarkan aku semua keterampilan seorang petugas secara penuh, Erina-san!!"
....Dia ternyata menerimanya dengan penuh semangat.
Sirius-sama, kau menemukan seorang gadis yang sungguh baik.
Akan kupastikan untuk mengasuhnya menjadi petugas yang hebat, sesuai untukmu.
Mungkin ini akan menjadi tugas terakhirku.
Jadi, tolong....
....Aku ingin mampu bertahan....sedikit lebih lama.
☆☆☆☆
Tampaknya aku sudah mencapai batas.
Untunglah semua curahan ini masih sempat kupercayakan kepada Emilia.
Aku hanya harus memberikan ucapan terakhir untuk semua orang....Hanya saja, Sirius-sama mulai marah padaku.
"Aku akan mendengarnya. Tapi aku ingin kau mengutarakan perasaan sejatimu....kaa-san"
Dan....dia memanggil diriku sebagai 'kaa-san'.
Meskipun aku bukan wanita yang melahirkan dirimu.
Tidak apa-apakah walaupun aku bukan ibu kandungmu?
Tidak apa-apakah aku menjadi ibumu?
Perasaan yang seharusnya tidak pernah kumiliki mengalir deras. Akupun menjadi tidak mampu menahan luapan air mata ini.
"....Apa kau yakin akan hal itu?"
"Aku sudah terlanjur menganggap Erina hanya sebagai seorang ibu. Jadi tolong katakan, kalau tidak aku akan membencimu, kaa-san"
"Sirius-sama....tidak, Sirius. Aku tidak ingin dibenci jadi aku akan melakukan apa yang kau inginkan"
Aku lalu menyampaikan kepada semua orang setiap tetes dari untaian lubuk hatiku yang sesungguhnya.
Untuk Reus agar menjadi lebih sopan.
Untuk Dee agar dirinya semakin berani.
Untuk Noel agar dia terus tersenyum cerah.
Untuk Emilia agar gadis itu juga memperhatikan dirinya sendiri.
Dan untuk Sirius, seperti ucapan terakhir dari Aria-sama....agar kau bisa menjalani hidup....dengan bebas.
"Boleh aku....dipanggil kaa-san lagi?"
"Berapa kalipun itu, kaa-san"
"Lagi"
"Kaa-san!"
"Lebih keras"
"Kaa-san!!!"
"Aku ingin kau memanggilku mama"
"Ya ya, mama!"
"Sudah kuduga, kaa-san lebih baik"
"....Baiklah, kaa-san"
"Fufu, ini pertama kalinya aku melihat air matamu....Kau menangis untukku?"
"....itu sudah jelas....kan"
Aku tidak bisa merasakan tangan yang kau berikan padaku karena pengaruh obat, namun kehangatanmu telah tersampaikan.
Sejak dirinya lahir, aku tak pernah menyaksikan Sirius membiarkan air matanya mengalir.
Anak yang tidak menangis bahkan setelah mengetahui bahwa Aria-sama sudah tiada....meneteskan perasaan tulusnya untukku.
"Aku juga.....merasa bahagia....bisa bersamamu, kaa-san"
Aku....telah sungguh menjadi ibumu, ya?
"Sirius-ku....Aku mencintaimu"
"....Aku juga mencintaimu, kaa-san"
"Aah....ucapan itu sudah cukup, Sirius....---"
Mendadak....kenangan dari masa laluku mengalir.
Sejak menerima kehidupan di dunia ini, aku berulang kali mengalami suka duka.
Setelah kehilangan orang tua, hari-hariku di isi sebagai seorang pelayan bangsawan yang lebih mirip dengan menjual diri, menghabiskan setiap waktu penuh hal-hal melelahkan.
Dan begitu diriku tertular penyakit parah, aku pun mulai putus asa disaat mengetahui tubuhku menjadi tidak mampu lagi untuk melahirkan.
Namun....Aku yang kehilangan alasan untuk hidup, diselamatkan oleh Aria-sama.
Seusai kehilangan dirinya juga, waktu ketika aku hendak jatuh kedalam gelapnya keputusasaan sekali lagi....aku bertemu denganmu.
Ketika mengangkat dirimu, bayi yang ditinggalkan oleh Aria-sama dalam pelukanku untuk pertama kalinya....aku menegaskan segala hal.
'Aku akan....hidup untuk melindungi anak ini'
Itu lucu....sambil mencintai dirimu....aku ada untuk melindungimu, bahkan jika harus membuang segala sesuatunya.
Ada juga hal yang sulit dan menyusahkan, tapi aku tidak takut pada apapun jika memikirkanmu.
Karena itulah alasanku untuk hidup.
Disebut 'kaa-san' olehmu, seluruh hal serasa berharga.
Memberikan impian untuk Noel dan Dee, menjadi tujuan masa depan Emilia dan Reus....demi keluarga....kau adalah kebanggaanku.
Karena adanya dirimulah, aku disini.
Karena adanya dirimulah, duniaku dipenuhi cahaya terang.
Oleh karena itu....aku ingin memberitahumu di akhir.
Sirius ku yang tercinta....
....Untuk terlahir....---
....
☆☆☆Chapter 21 berakhir disini☆☆☆
Catatan penerjemah = .........................(nangis lagi di pojokan).....................
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Catatan Penulis
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Ini adalah suatu kontribusi tambahan untuk merayakan penerbitan LN jilid 1.
Aku minta maaf, karena jika dibandingkan dengan LN jilid 1, ada poin dimana dialognya sedikit berbeda.
Namun dasarnya tidak berubah, jadi jangan khawatir*.
[Itu dari penulisnya. Bukan aku]
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Erina.
Aku terlahir sebagai orang biasa yang miskin.
Setiap hari dijalani tanpa mengetahui apakah diriku bahkan bisa makan atau tidak. Namun aku mampu bertahan karena memiliki orang tua yang lembut.
....Sayangnya, mereka meninggal karena sebuah wabah, dan meninggalkanku sendirian.
Tanpa satupun kerabat, ataupun kelompok yang bisa diandalkan....akupun berjuang untuk tetap hidup, tidak ingin tergeletak hingga mati begitu saja.
Suatu hari ketika aku sudah cukup dewasa untuk dilihat sebagai seorang wanita....titik balikpun datang.
Seorang bangsawan tertentu melihatku bekerja di kota dan mengundangku untuk menjadi petugasnya.
Pekerjaannya termasuk pergi ke kamar tidur. Tak ada alasan untuk ragu ketika ditawari sebuah posisi yang menjanjikan sejumlah besar uang sekaligus makanan, yang sudah sangat sulit diperoleh di zaman sekarang.
Dan....itulah bagaimana diriku menjadi seorang pelayan bangsawan, terus berkembang sambil belajar berbagai hal.
Beberapa tahun kemudian....ketika aku sudah terbiasa tidur bersama majikanku dan memperoleh posisi yang layak di mansion....suatu penyakitpun datang menimpa.
Nyawaku memang berhasil diselamatkan. Hanya saja, fisikku mulai melemah dan meninggalkan efek yang bahkan lebih mengerikan.
Tubuh ini kemudian menjadi tidak mampu lagi melahirkan seorang anak yang seharusnya menjadi satu-satunya keluarga bagiku, yang telah kehilangan orangtuanya.
Bagaikan menambahkan penghinaan pada luka, aku diusir dari mansion.
Tidak memiliki kekuatan fisik yang cukup bahkan untuk datang ke kamar tidur, akhirnya aku benar-benar ditinggalkan.
Diusir dari rumah tanpa dapat melahirkan, membuatku kehilangan harapan dalam segala hal. Semuanya mulai kuanggap sebagai hal yang tak penting.
Terduduk di sudut kota sambil memeluk barang-barangku dan hanya terdiam tanpa peduli apakah aku akan diserang oleh orang jahat atau semacam itu....tak lama kemudian, seorang gadis mendekat dan berbicara denganku.
"Hei, onee-san, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?"
Itulah pertemuanku dengan Aria-sama.
Yang menyelamatkanku dari gelapnya keputusaan....seakan menjadi sebuah perjumpaan yang telah ditakdirkan.
☆☆☆☆
Setelah itu, diriku menjadi petugas Aria-sama sambil menyaksikan pertumbuhannya.
Aria-sama merupakan seorang berhati lembut, tak pernah melenceng dari kata maupun sikap. Kami terus bersama seiring aku yang mulai memikirkannya sebagai adik kecilku.
Selanjutnya, Aku bertemu dengan Dee, mengenal Noel, dan terus tinggal bersama....bahkan sampai keluarga bangsawan Eldrand runtuh.
Lalu....Aria-sama memperoleh benih dari pria yang sangat kubenci....
"Aria-sama! Tolong....lihatlah! Kau mempunyai seorang bayi laki-laki!!"
"Aa....syukurlah. Dia sudah terlahir dengan aman....aku akan....mempercayakannya padamu...."
"Bertahanlah, Aria-sama!! Apakah kau tidak ingin memeluknya?!?!"
Aku memanggil dirinya sambil memegangi bayi yang baru saja lahir. Namun, kondisi perempuan itu hanya semakin memburuk.
Setelah semua, melahirkan dengan kekuatan fisiknya saat ini terlalu beresiko.
Hanya saja....aku tidak bisa menghentikannya.
---Karena diriku bisa memahami Aria-sama, yang bersikeras ingin melahirkan---
"Aria-sama! Tolong....demi anak ini....demi kita...tolong hiduplah Aria-sama!!!"
Aku tahu bahwa api kehidupannya akan segera tertiup dan lenyap.
Orang tuaku....dan Aria-sama yang menyelamatkan diriku.
Semua yang sangat kusayangi....pergi dan meninggalkanku sendiri.
"Aku tidak menginginkan ini. Aku tidak ingin....kehilangan orang yang berharga bagiku lagi...."
"....Apa....yang kau katakan? Kau tidak kehilangan....siapapun"
"Tapi, Aria-sama....!!"
Dia yang mengambil bayi itu dariku, tersenyum sambil menunjukkan wajah putranya.
"Ini, lihatlah lebih dekat. Suatu kehidupan....baru...."
"....Apa?"
"Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini adalah anak semua orang. Jadi....rawatlah dia dengan baik...."
"Tidak, hal itu harus dilakukan dengan Aria-sama! Dengan semua orang....ayo besarkan dia bersama-sama!!"
"....Itu mungkin benar, aku juga....aku juga ingin membesarkannya....mungkin akan mustahil, walaupun hanya untuk sesaat, ya kan?"
....Tolong berhenti.
Aku tidak....menginginkan ini....
"Namamu adalah Sirius....Anakku Sirius, aku mencintaimu. Hiduplah jujur dengan penuh kepercayaan diri dan tanpa terikat apapun. Itu keinginanku sebagai ibumu....Dan Erina, aku akan meninggalkan sisanya padamu. Berikan dia cinta....menggantikan diriku"
Dan setelah mempercayakan Sirius-sama padaku, dia....
"Aria-sama?! Aria-....sama...."
....Segalanya telah selesai. Dia sangat bahagia sampai dirinya pergi....
Yang tertinggal adalah diriku, penuh kepiluan dan linglung....juga Sirius-sama, yang baru saja lahir.
Aria-sama hanya menginginkan keluarga dan orang disekitarnya bahagia....Lalu, kenapa....jadi seperti ini.
"(Memang bukan Erina yang melahirkannya....tapi bayi ini adalah anak semua orang. Jadi....rawatlah dia dengan baik....)"
Pada saat itu, tangisan dan kehangatan bayi ini membuatku kembali tersadar.
Tegaslah....aku tidak punya waktu untuk meratap.
Hal penting yang ditinggalkan Aria-sama....hanya diriku yang dapat melindunginya.
"....Aku akan membesarkan dengan baik Sirius-sama....Tolong awasi kami darisana"
Dan Ini adalah pertemuanku dengan Sirius-sama.
Salah seorang yang membawa kebahagiaan padaku....perjumpaan dengan sosok yang sangat berharga.
☆☆☆☆
Sebulan kemudian.
Ketika semua orang tertinggal di rumah seusai kematian Aria-sama, diriku terserap dalam kelucuan Sirius-sama.
Tangan mungil yang akan meraih ketika kuulurkan jari, mata bulat yang diperoleh dari ibu kandungnya....setiap bagian begitu menggemaskan.
Aku telah mengurus beberapa bayi di masa lalu, hanya saja Sirius-sama tidak rewel sama sekali. Jika disuapi makanan, dia akan mengunyahnya dengan cara yang rapi.
Seolah-olah, dia memahami kata-kataku. Rasanya seperti dia akan makan sendiri jika aku menyerahkannya sendok.
"Meski begitu, Sirius-sama makan terlalu bersih, kan?"
"Sirius-sama itu spesial"
Perkembangkannya sangat cepat bila dibandingkan dengan bayi lain. Dia benar-benar putra Aria-sama.
Awalnya Noel memiringkan kepala dengan heran, lalu menyerah berpikir tentang hal itu karena kelucuan Sirius-sama.
Setelah itu, gadis ini meminta agar dirinya dipanggil 'Onee-chan' oleh Sirius-sama. Itu sudah sering kudengar, tapi....kenapa aku merasa selain diriku, Sirius-sama juga merasa takjub?.
Aku senang dia tumbuh dengan cepat. Hanya saja....aku juga berharap agar dia tumbuh sedikit lebih lambat.
....Namun, itu merupakan perasaan seorang ibu. Suatu perasaan yang tidak seharusnya diriku genggam.
Aku adalah petugas Aria-sama, mengawasi perkembangan Sirius-sama saja sudah cukup.
☆☆☆☆
Diriku lalu runtuh karena penyakit air.
Tanpa bisa merasakan sensasi tubuh karena demam dan kesadaran yang mulai meredup, aku mengerti bahwa kematianku sudah mendekat.
"Aria-....sa....ma...."
Aku....masih belum....melakukan segala hal yang harus dilakukan....
Akankah diriku berakhir....hanya sejauh ini?
....Aria-sama....maaf.
....Meskipun aku bersumpah untuk melindungi anakmu....aku....sungguh meminta....maaf....
"Minum saja! Aku takkan memaafkanku kalau kau tidak melakukannya!!"
Rambut hitam ini....Aria-sama?
Aku mengerti. Jika itu adalah....perintahmu....
Sesuatu mendekat, dan ketika mulutku benar-benar meminumnya....akupun menyadari hal yang berbeda.
Suara dan tangan ini tidak mirip dengan Aria-sama....melainkan Sirius-sama?
"Tidur"
....Aa....Sirius-sama.
Kau telah berkembang hingga....mampu memerintahkan diriku.
Tumbuhlah....lebih banyak seperti ini....
☆☆☆☆
"Dimana....ini?"
Aku masih hidup.
Meski kelelahan masih ada, namun demam yang menyiksa tubuhku telah lenyap tanpa jejak, penyakit air ini sudah sembuh total.
Ketika diriku melihat sosok Sirius-sama yang sedang tertidur dalam posisi tidak benar dan bersandar di kasur....aku mengingatnya.
Hidupku telah diselamatkan oleh dirinya.
Tatapan serius saat mencoba menyelamatkanku itu mirip dengan Aria-sama.
Aku tidak tahu tentang asal-usul obat....persoalan itu seakan menjadi masalah sepele ketika melihat wajah tidurnya yang polos.
Tanpa dapat menahan rasa kasih sayang yang memuncak, aku mengulurkan tangan pada Sirius-sama dan membelai kepalanya.
"Erina?!"
"Ya, aku disini...."
Setelah aku mengatakan kebenaran tentang ibunya, Sirius-sama mengutarakan alasan di balik pertumbuhannya yang abnormal.
Tampaknya mustahil dan sulit dipercaya. Namun jika dia berucap demikian, maka itu harusnya benar.
....Tidak, kebenaran bukanlah hal yang penting bagiku sekarang.
Dia telah berkembang sedemikian rupa hingga aku bisa menghormatinya sebagai masterku.
Mulai sekarang aku akan menjalani sisa hidup ini, bukan sebagai petugas Aria-sama, melainkan sebagai petugas Sirius-sama.
☆☆☆☆
Sirius-sama berkembang pada kecepatan yang tidak masuk akal.
Sampai di hari yang lain, dia bertarung dengan Dee, bekas seorang petualang ditambah memiliki postur lebih besar, dan berakhir sebagai kemenangan Sirius-sama.
Sekarang ia memainkan peran sentral bagi kami, tumbuh sebagai master hebat yang mampu memberikan mimpi dan harapan tidak hanya untukku, namun juga untuk Noel dan Dee.
....Pertumbuhan ini bisa dikatakan 'luar biasa'.
Kemampuannya dapat dengan mudah mengambil nyawa seseorang.
Dari perspektif orang yang tidak mengetahui apapun, ia merupakan eksistensi mengerikan.
Tapi, Sirius-sama mengerti bagaimana untuk menggunakan kekuatannya. Orang yang memanggil kami keluarga ini, memiliki banyak kebaikan sekaligus kepedulian.
Aku tidak berpikir dia sebagai individu yang harus ditakuti, bahkan tidak sedikitpun.
Dia merupakan anak kami yang berhar---....tidak, dia adalah tuanku yang berharga.
Suatu hari Sirius-sama pulang sambil membawa anak-anak dari ras serigala perak.
Kampung halaman sekaligus orang tua mereka telah lenyap oleh monster, kakak beradik itupun tidak mempunyai satupun tempat untuk dituju.
Terus terang, kami tidak mampu lagi menyediakan makanan untuk tambahan dua orang. Namun, jika Sirius-sama menginginkannya, satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah menanggapi itu.
Lagipula....ini adalah pertama kalinya dia mengatakan sesuatu yang egois, aku tentu ingin memenuhinya.
"....Aku lebih ingin ditepuk...."
"Ya, ya, Reus adalah anak yang baik"
"Un...."
Sementara Sirius-sama merawat bekas luka Emilia, aku menempatkan Reus ke tempat tidurnya.
Dia terlelap dengan ekspresi polos dan lucu, tapi tetap saja wajah tidur Sirius-sama yang terbaik.
Ngomong-ngomong, kapan terakhir kali aku melihat tidur wajah Sirius-sama?
Dia bangun lebih awal daripada kami, jadi aku tidak memiliki kenangan tentang menyaksikannya sampai beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan Sirius-sama adalah hal yang menggembirakan, hanya saja aku juga berharap dia akan menjadi sedikit lebih egois sesuai usianya seperti Reus.
Malam itu, diputuskan bahwa Sirius-sama akan akhirnya tidur di kamarku.
Dia tampak berpikir keras tentang sesuatu, tapi wajah seriusnya juga menggemaskan.
Meskipun beberapa waktu yang lalu dirinya masih kecil....dia telah tumbuh dengan sangat baik.
"....Hei....aku cemas kalau ditatap terlalu lama, jadi...."
"Aku sangat menyesal. Hanya saja, aku tidak bisa tidur jika tidak menghadap ke sisi ini"
"Jangan berbohong"
"Tidak, hanya untuk hari ini, aku tidak bisa tidur jika tidak menghadap ke sisi ini"
Memiliku momen yang menyenangkan, aku tidak bisa menyia-nyiakannya dengan terlelap.
☆☆☆☆
Beberapa hari setelah itu, Emilia dan Reus menyadari kehebatan Sirius-sama, dan mengabdikan loyalitas kepadanya.
Terutama Emilia, dia mungkin akan menjadi petugas yang tidak akan pernah berhianat.
Artinya, dia mungkin bisa meneruskan jejakku.
Aku....tidak memiliki sisa umur yang panjang....
....Akhir-akhir ini tubuhku sulit untuk digerakkan. Hari-hari tanpa bisa menangani pekerjaan jika tidak beristirahat beberapa kali telah meningkat.
Masalahnya adalah umur. Aku tidak bisa mendukung Sirius-sama selamanya.
Membuat penggantiku....dengan kata lain, mempercayakan perasaanku kepada gadis kecil itu. Ini hanyalah keegoisanku sendiri.
Ini bukan hanya tindakan yang membuat Emilia membawa beban tak terlihat, namun juga tindakan yang mampu mengubah masa depannya.
Jika perasaan satu sisi ini diutarakan terlepas dari keputusannya....
"Aku memutuskan untuk hidup demi Sirius-sama! Jadi, tolong ajarkan aku semua keterampilan seorang petugas secara penuh, Erina-san!!"
....Dia ternyata menerimanya dengan penuh semangat.
Sirius-sama, kau menemukan seorang gadis yang sungguh baik.
Akan kupastikan untuk mengasuhnya menjadi petugas yang hebat, sesuai untukmu.
Mungkin ini akan menjadi tugas terakhirku.
Jadi, tolong....
....Aku ingin mampu bertahan....sedikit lebih lama.
☆☆☆☆
Tampaknya aku sudah mencapai batas.
Untunglah semua curahan ini masih sempat kupercayakan kepada Emilia.
Aku hanya harus memberikan ucapan terakhir untuk semua orang....Hanya saja, Sirius-sama mulai marah padaku.
"Aku akan mendengarnya. Tapi aku ingin kau mengutarakan perasaan sejatimu....kaa-san"
Dan....dia memanggil diriku sebagai 'kaa-san'.
Meskipun aku bukan wanita yang melahirkan dirimu.
Tidak apa-apakah walaupun aku bukan ibu kandungmu?
Tidak apa-apakah aku menjadi ibumu?
Perasaan yang seharusnya tidak pernah kumiliki mengalir deras. Akupun menjadi tidak mampu menahan luapan air mata ini.
"....Apa kau yakin akan hal itu?"
"Aku sudah terlanjur menganggap Erina hanya sebagai seorang ibu. Jadi tolong katakan, kalau tidak aku akan membencimu, kaa-san"
"Sirius-sama....tidak, Sirius. Aku tidak ingin dibenci jadi aku akan melakukan apa yang kau inginkan"
Aku lalu menyampaikan kepada semua orang setiap tetes dari untaian lubuk hatiku yang sesungguhnya.
Untuk Reus agar menjadi lebih sopan.
Untuk Dee agar dirinya semakin berani.
Untuk Noel agar dia terus tersenyum cerah.
Untuk Emilia agar gadis itu juga memperhatikan dirinya sendiri.
Dan untuk Sirius, seperti ucapan terakhir dari Aria-sama....agar kau bisa menjalani hidup....dengan bebas.
"Boleh aku....dipanggil kaa-san lagi?"
"Berapa kalipun itu, kaa-san"
"Lagi"
"Kaa-san!"
"Lebih keras"
"Kaa-san!!!"
"Aku ingin kau memanggilku mama"
"Ya ya, mama!"
"Sudah kuduga, kaa-san lebih baik"
"....Baiklah, kaa-san"
"Fufu, ini pertama kalinya aku melihat air matamu....Kau menangis untukku?"
"....itu sudah jelas....kan"
Aku tidak bisa merasakan tangan yang kau berikan padaku karena pengaruh obat, namun kehangatanmu telah tersampaikan.
Sejak dirinya lahir, aku tak pernah menyaksikan Sirius membiarkan air matanya mengalir.
Anak yang tidak menangis bahkan setelah mengetahui bahwa Aria-sama sudah tiada....meneteskan perasaan tulusnya untukku.
"Aku juga.....merasa bahagia....bisa bersamamu, kaa-san"
Aku....telah sungguh menjadi ibumu, ya?
"Sirius-ku....Aku mencintaimu"
"....Aku juga mencintaimu, kaa-san"
"Aah....ucapan itu sudah cukup, Sirius....---"
Mendadak....kenangan dari masa laluku mengalir.
Sejak menerima kehidupan di dunia ini, aku berulang kali mengalami suka duka.
Setelah kehilangan orang tua, hari-hariku di isi sebagai seorang pelayan bangsawan yang lebih mirip dengan menjual diri, menghabiskan setiap waktu penuh hal-hal melelahkan.
Dan begitu diriku tertular penyakit parah, aku pun mulai putus asa disaat mengetahui tubuhku menjadi tidak mampu lagi untuk melahirkan.
Namun....Aku yang kehilangan alasan untuk hidup, diselamatkan oleh Aria-sama.
Seusai kehilangan dirinya juga, waktu ketika aku hendak jatuh kedalam gelapnya keputusasaan sekali lagi....aku bertemu denganmu.
Ketika mengangkat dirimu, bayi yang ditinggalkan oleh Aria-sama dalam pelukanku untuk pertama kalinya....aku menegaskan segala hal.
'Aku akan....hidup untuk melindungi anak ini'
Itu lucu....sambil mencintai dirimu....aku ada untuk melindungimu, bahkan jika harus membuang segala sesuatunya.
Ada juga hal yang sulit dan menyusahkan, tapi aku tidak takut pada apapun jika memikirkanmu.
Karena itulah alasanku untuk hidup.
Disebut 'kaa-san' olehmu, seluruh hal serasa berharga.
Memberikan impian untuk Noel dan Dee, menjadi tujuan masa depan Emilia dan Reus....demi keluarga....kau adalah kebanggaanku.
Karena adanya dirimulah, aku disini.
Karena adanya dirimulah, duniaku dipenuhi cahaya terang.
Oleh karena itu....aku ingin memberitahumu di akhir.
Sirius ku yang tercinta....
....Untuk terlahir....---
....
☆☆☆Chapter 21 berakhir disini☆☆☆
Catatan penerjemah = .........................(nangis lagi di pojokan).....................
Ke Halaman utama World Teacher
Ke Catatan Penulis
Kuatkan dirimu penerjemah-san T_T
ReplyDeleteIkutan nangis di pojokan juga ah,,,
ReplyDelete2 chapter buat nsangis doang T_T
ReplyDeleteAku gak nangis... 😂😂😂
ReplyDeleteBeli tisu lagi sono....Udah numpuk...
DeleteBaru kena kombo tadi, *Hiks...
ReplyDeleteLangsung kena Kritikal di ni chapter T_T
Uhh, sedih sekali T_T
ReplyDeletejleb......
ReplyDeleteT-T
ReplyDeletebjir dikasih bwang lagi T_T
ReplyDelete