Baka to Test soal ketujuh vol 1 B. Indonesia

Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Soal Ketujuh

Jawablah pertanyaan berikut :
Apa bentuk komparatif dan superlatif dari kata "good" dan "bad"?

Jawaban Himeji Mizuki :
"good — better — best
bad — worse — worst"

Komentar Guru :
Jawaban yang tepat


Jawaban Yoshii Akihisa :
"good — gooder — goodest"

Komentar Guru :
Aku terkejut kau membuat kesalahan yang sangat umum. Bentuk komparatif dan superlatif untuk good dan bad tidak hanya dengan menambahkan "er" dan "est". Lain kali, jangan lupakan itu.


Jawaban Tsuchiya Kouta :
"bad — butter — bust"

Komentar Guru :
Arti ketiga kata itu adalah 'buruk', 'mentega', 'payudara'.

Syokanju hideyoshi


☆☆☆☆

"Aku akan menggunakan strategi rahasia yang aku bilang kemarin"

Ini kalimat pertama yang Yuuji katakan saat dia datang ke sekolah keesokan paginya.

"Strategi? Ini masih belum waktunya untuk perang, kan?"

Waktu menunjukkan pukul 8:30, sedangkan perang baru boleh dilanjutkan pada pukul 9 pagi.

"Aku tidak menggunakannya untuk kelas B. Target kita adalah kelas C"

"Ouhh, begitu ya. Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku ingin kau mengenakan ini, Hideyoshi"

Setelah mengatakan itu, Yuuji mengambil seragam perempuan dari tasnya.

Memadukan hitam dan merah sebagai warna dasar, itu adalah mahakarya yang langka bagi masyarakat dan para siswa dari sekolah lain.

Kalau dipikir-pikir, Yuuji, bagaimana kau bisa mendapatkannya? Apa yang telah terjadi padamu??

"Tidak masalah, tapi kenapa kau ingin aku mengenakan itu?"

Hideyoshi, sebagai lelaki, kau seharusnya lebih memperhatikan dirimu.

Ngomong-ngomong, setelah mengenakannya, Hideyoshi tampak lebih seperti seorang gadis, hampir mirip saudari kembarnya di kelas A---

"Aku ingin kau bersikap seperti Kinoshita Yuuko, dan berpura-pura menjadi utusan dari kelas A"

Ohhh jadi begitu! Itu sebabnya dia ingin Hideyoshi memakai seragam perempuan!!

Hideyoshi punya saudari kembar di kelas A. Mereka terlihat sama persis, seperti kembar monozigotik*. Perbedaannya hanyalah nilai pelajaran dan cara berbicara.
[Monozigotik itu berarti kembar dari satu zigot yang sama. Padahal, kalau berbeda kelamin, bisa dipastikan kembar itu tidak berasal dari satu zigot]

Dengan kata lain, berpura-pura menjadi saudara perempuannya, dan menggunakan nama kelas A untuk menekan kelas C?

"Hideyoshi, cepat ganti seragammu"

"Yah, baiklah...."

Hideyoshi mengambil seragam dari Yuuji, dan mengganti bajunya dengan yang itu depan kami.

Apa-apaan ini? Perasaan aneh apa yang sedang mengisi dadaku? Meski dia laki-laki, aku tidak bisa mengalihkan tatapanku darinya!!

"...." (Suara kamera)

Muttsurini, dengan kecepatan yang hampir membuat jarinya terbakar, terus menerus menekan tombol di kamera.

Untung saja, bukan aku satu-satunya yang memperoleh perasaan aneh ini.

"Ok, aku sudah selesai. Hah? Ada apa dengan kalian?"

Ekspresi mungkin terlihat rumit?

"Apa yang harus kukatakan? Aku tidak terlalu yakin!"

"Kalian sangat aneh"

Tidak, penampilanmu lah yang aneh!! Kenapa kau terlihat begitu cantik?!?!

"Dengan begini, ayo ke kelas C!!"

"Ya...."

Yuuji keluar ruang kelas dengan Hideyoshi.

“Ah, aku juga ingin pergi.”

Aku segera mengikuti mereka.

Aku telah memikirkan ini sejak kemarin. Ada jarak yang sangat jauh antara kelas C dan kelas F. Meski ini kebanyakan akibat perbedaan ukuran tiap ruang kelas, aku masih berharap pihak sekolah mau membangunnya dengan lebih sederhana.

Kami terus berjalan, dan akhirnya berhenti di depan ruangan Kelas C.

"Maaf, Hideyoshi. Kau harus pergi sendirian"

Dia harus berpura-pura menjadi utusan dari Kelas A, jadi aku dan Yuuji yang merupakan murid kelas F tidak bisa berada disampingnya. Oleh karena itu kami berencana bersembunyi di suatu tempat sambil mengamati alur situasinya.

"Aku merasa ragu untuk pergi kesana...."

Hideyoshi tampak sangat tidak mau melakukannya. Ini dapat dimengerti, berpura-pura menjadi saudara perempuannya dan menipu musuh bukanlah sebuah pengalaman yang baik.

"Kami mengandalkanmu"

"Ah....apa boleh buat...."

"Maaf, tapi tolong provokasi mereka sebisamu. Buat mereka membenci kelas A sampai ke lubuk hati. Kau pasti mampu melakukannya"

Hideyoshi adalah orang jenius dalam dunia akting dengan julukan 'Bintang Klub Drama'. Walaupun dia tidak hebat dalam belajar, kemampuannya di bidang yang lain cukup menakjubkan.

"....Jangan terlalu berharap padaku...."

Hideyoshi menghela nafas dan berjalan gontai menuju kelas C. Dia terlihat sangat enggan. Apa dia bisa menipu mereka dengan kondisinya sekarang?

"Yuuji, kau yakin Hideyoshi baik-baik saja? Kupikir kita sebaiknya beralih menggunakan cara lain...."

"Seharusnya tidak ada masalah"

Benarkah? Aku terus merasa kalau Hideyoshi sama sekali tidak ingin melakukannya. Aku hanya berharap kemampuan beraktingnya tidak akan dipengaruhi oleh pikirannya yang tidak stabil.

"Aku jadi khawatir...."

"Shhhhhh! Hideyoshi akan masuk ke kelas"

Yuuji menaruh jari telunjuk di depan mulutnya. Kami begitu jauh. Seharusnya mereka tidak bisa mendengar kami. Tapi lebih baik main aman dan mengikuti saran Yuuji.

(Suara pintu dibuka)

Kami mendengar suara pintu yang dibuka Hideyoshi.

"KALIAN BABI-BABI JOROK, BERHENTILAH BERISIK!!!!"

....Wow

"Hideyoshi benar-benar sesuai julukannya"

"Ya, tidak ada cara lain yang lebih baik untuk memprovokasi mereka selain ini"

Bahkan jika dia tidak mengatakan apapun, kupikir kebencian Kelas C pada Kelas A akan meningkat secara dramatis, ya kan?

"A-APA KATAMU?!?!?!"

Teriakan itu pasti datang dari ketua kelas C, Koyama. Aku bisa merasakan amarah di teriakannya tanpa melihat wajahnya. Ini wajar saja, mereka dibentak seperti babi tanpa tahu apa yang sedang terjadi.

"Jangan bicara padaku!! Atau bau babimu yang menjijikkan akan menempel padaku juga!"

Kau sendiri yang mendatangi mereka lalu menyalahkan mereka karena mencium bau babi? Wow, apa kau tidak berlebihan?

"Kau Kinoshita dari Kelas A, kan?! Jangan pikir kau bisa begitu arogan hanya karena hasil ujianmu bagus!! Apa yang kau lakukan di sini di kelas kami?!"

Dalam hal kepopuleran di sekolah, Kinoshita Yuuko lebih terkenal dibandingkan Hideyoshi. Ditambah lagi, Hideyoshi sedang mengenakan seragam perempuan sekarang, jadi tidak mungkin mereka menyadarinya. Lagi pula, dia telah berhasil memprovokasi Kelas C, yang kemampuan berpikir mereka telah ditutupi oleh kemarahan. Ini sempurna.

"Bagiku, hal yang paling tidak dapat dterima adalah ruang Kelas A dibangun bersebelahan dengan ruangan jelek dan bau ini! Bagi orang-orang seperti kalian, kandang babi lebih dari cukup!!"

"APA?!?! MAKSUDMU KAMI SETINGKAT DENGAN KELAS F?!?!"

Hei, Koyama! Dia tidak pernah menyinggung apapun tentang kelas F!!

"Aku tidak ingin mengotori tanganku sendiri. Hanya saja, aku akan memberikan kalian sebuah tawaran spesial dan mengirim kalian langsung ke kandang babi"

Apa ini tingkat kemampuan minimal untuk memasuki klub drama? Atau sekolah kami yang memang terlalu aneh?

"Kalian sedang bersiap untuk Perang Ujian Syokanju, kan? Pastikan kalian benar-benar siap, karena nanti kami akan membersihkan kalian, para babi kotor!!"

Setelah Hideyoshi mengatakan itu, dia sengaja berjalan menghentak lantai ketika meninggalkan ruangan.

"Apa itu cukup?"

Dia menuju kami sambil terlihat segar.

"Ya, kau melakukannya dengan baik"

"KITA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK MELADENI LAWAN SEPERTI KELAS F!!!! SEMUANYA, BERSIAPLAH UNTUK PERANG DENGAN KELAS A!!!!"

Teriakan mengerikan datang dari ketua Kelas C, Koyama. Sepertinya rencana kami berlangsung dengan sangat mulus. Tapi, kenapa aku merasa sedikit bersalah?

"Misi telah berhasil. Kita juga harus mulai bersiap kita untuk berperang melawan kelas B"

"Yah, tentu saja"

Tidak waktu untuk memikirkan hal-hal sepele. Perang Ujian Syokanju akan dimulai dalam 10 menit.

Dengan segera, kami berjalan kembali ke ruang kelas F.

☆☆☆☆

"Manfaatkan pintu dan dinding dengan baik! Jangan biarkan wilayah pertempuran melebar!!"

Perintah Hideyoshi bergema di medan perang.

Tepat pukul 9, perang melawan Kelas B kembali dimulai. Kami melanjutkan dari posisi kami di pertempuran kemarin, tepat di depan ruangan Kelas B , dan mulai menyerang.

Berdasarkan instruksi Yuuji, tujuan kami adalah menjaga agar musuh tetap di ruang kelas.

Sementara kami mengikuti instruksi tersebut, datang masalah baru.

Ada yang tidak beres dengan Himeji.

Meski menjadi komandan, dia tidak memberikan instruksi sama sekali. Selain itu, sepertinya gadis ini tidak ingin mengambil bagian dalam pertempuran. Apa yang terjadi padanya?

"Coba gunakan hanya satu mata pelajaran pada satu waktu untuk mengalahkan musuh!! Waspadalah jika ada bala bantuan!!"

Karenanya, yang memimpin pasukan sekarang adalah wakil komandan, Hideyoshi. Dia mengikuti rencana Yuuji dan berhasil menyelesaikan beberapa misi hanya dalam beberapa jam.

“Pintu sebelah kiri sedang diserang balik oleh musuh!"

"Kami kekurangan tenaga Sastra Klasik! Kami perlu bala bantuan!!"

Pintu sebelah kiri sedang diawasi oleh Takenaka-sensei, kan?

Itu sama sekali tidak bagus. Ada banyak siswa di Kelas B yang pandai dalam bidang Sejarah. Jika kami tidak melawan dengan prajurit-prajurit terkuat kelas F, kemungkinan ini bisa memberikan mereka kesempatan untuk menembus pasukan kami.

"Himeji, tolong berikan dukungan ke sayap kiri!"

Di dalam rencana Yuuji, Himeji punya tugas penting di siang hari. Meski aku merasa tidak enak untuk mengganggu dirinya lebih awal, ini tidak dihindari.

"Ah, i-itu...."

Di saat genting seperti ini, Himeji tidak bergabung dalam pertarungan. Dia terlihat seperti akan menangis, panik sambil berjalan bolak-balik. Kelihatannya tidak bagus, musuh akan menembur barisan!

"HAAAA!!!!!"

Aku berteriak, menembus kerumunan, dan berlari menuju pintu sebelah kiri.

Setelah sampai di tempat tujuan, aku membisikkan sesuatu pada guru pengawas, Takenaka-sensei.

"Blablabla....jika ini di sebarluaskan....martabat Anda akan...."

"!!!"

Takenaka-sensei mendorong kepalaku ke bawah, dan mulai memperhatikan sekelilingnya.

Aku tidak pernah membayangkan kalau harus menggunakan informasi mengancam yang ku persiapkan bila keadaan darurat---versi Sastra klasik! Ini bukan bagian dari rencana.

"A-Aku perlu pergi sebentar!"

Tepat seperti yang kuperkirakan, kami bisa sebentar bernapas lega.

"Mereka yang masih memiliki nilai Sastra Klasik, pergilah ke pintu sebelah kiri! Mereka yang nilainya hampir habis, segera isi lagi!"

Ini hanya solusi sementara, tapi seharusnya bisa menyelesaikan masalah untuk saat ini.

Sekarang waktunya.

"Himeji, ada apa?"

Aku segera menanyai Himeji apa yang terjadi. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang salah dengannya. Tak mengetahui penyebabnya akan membuat kami berada dalam posisi tidak menguntungkan di medan tempur.

"A-Ah, aku baik-baik saja!"

Himeji menggelengkan kepalanya, rambut panjangnya juga berayun mengikuti gerakan itu. Tindakannya berlebihan.

Jelas-jelas ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

"Pasti ada sesuatu yang terjadi. Bisakah kau memberitahuku jika ada sesuatu? Mungkin apa yang kau katakan bisa mempengaruhi rencana kita"

"S-Sungguh, tidak ada apa-apa!"

Dia terus membantahnya, tapi ekspresi gadis ini masih terlihat seolah bisa menangis kapanpun. Pasti ada yang salah dengannya!

"Mata pelajaran di pintu sebelah kanan telah diubah ke Bahasa Jepang Modern!!"

"Apa yang terjadi dengan guru Matematika?!"

"Mungkin diculik Kelas B!"

Bahkan mata pelajaran sayap kanan pun telah diubah dengan Mata pelajaran yang dikuasai Kelas B, kami dalam masalah serius sekarang!

"Aku akan bertarung!"

Himeji dengan cepat berlari dan berniat bergabung dalam pertarungan setelah mengatakan itu. Tapi---

“Ah...”

Dia tiba-tiba berhenti bergerak dan menundukkan kepala.

Apa yang terjadi? sepertinya Himeji melihat sesuatu yang membuatnya bersikap seperti itu.

Aku melihat ke arah yang sedang dilihat Himeji.

Di ujung penglihatanku, ada seorang bajingan yang bersender di jendela dan melihat ke arah kami---Nemoto.

Apa yang lelaki itu lakukan?

Memang tidak jelas dari tempatku berdiri, jadi aku mulai melihat dengan teliti tapi tidak melihat sesuatu yang aneh---

"!!"

Tiba-tiba, sesuatu di tangannya menarik perhatianku.

Itu benda yang sangat normal. Tidak sulit untuk mendapatkannya, tapi bukan sesuatu yang bisa kau beli.

Benda di tangannya adalah---

Surat si Pemalu Himeji, yang ingin dia sembunyikan dariku 3 hari lalu.

"Jadi begitu ya!"

Aku heran ketika mendengar tentang perjanjian dengan Kelas B. Si licik dan busuk Nemoto tidak akan pernah membuat kesepakatan yang adil.

Sepertinya dia berencana melumpuhkan Himeji. Jika benar begitu, maka akan masuk akal jika dia menawarkan kesepakatan semacam itu. Jika Himeji tidak bisa bertarung, ini akan sangat berguna untuk Kelas B.

Benar-benar taktik yang bagus. Tak ada kerugian maupun resiko yang didapat.

"Himeji"

"Y-Ya...."

"Karena kau merasa tidak enak badan, jangan paksakan dirimu untuk bergabung dalam pertarungan. Perang belum berakhir, kau perlu memperhatikan kesehatanmu"

"Ya"

"Baiklah, ada sesuatu yang harus kulakukan. Jadi, aku perlu pergi sekarang"

"Ah...."

Meski Himeji terlihat ingin mengatakan sesuatu, aku tetap berbalik dan berlari menjauh dari medan perang. Ada sesuatu yang lebih penting untuk ditangani.

"Nemoto, kau telah melakukan sesuatu yang sangat menarik"

Aku tidak bisa menghentikan diriku untuk mengatakan itu.

Si bajingan ini, aku harus melenyapkannya bagaimana pun juga!!



"Yuuji!!"

"Hah? Ada apa, Akihisa? Apa kau kabur dari medan pertempuran? Jika iya, aku akan menusukmu dengan gunting"

Ketika aku bergegas kembali ke kelas F, Yuuji sedang menulis sesuatu di buku catatan. Melihat lebih dekat, isinya adalah seluruh info kekuatan yang tersisa, baik pihak musuh maupun kami.

"Aku ingin bicara denganmu"

"Kalau begitu aku akan berusaha mendengarkanmu!"

Aku tidak punya waktu untuk membalas leluconnya. Sepertinya Yuuji menyadari sikapku yang berbeda dari yang biasa. Dia menatapku dengan serius, jadi aku membalas tatapannya dengan serius juga.

"Aku membutuhkan seragam yang Nemoto pakai sekarang"

"Apa yang terjadi padamu?"

Si-Sial!! Ini terdengar seolah aku telah berubah menjadi orang mesum!!

"Ah, tidak, itu, hmm...."

Sebenarnya aku menginginkan surat di seragamnya, tapi aku tidak bisa mengatakan itu....Apa yang harus kulakukan? Jika tidak menjelaskannya, aku akan dicap sebagai orang mesum yang menginginkan seragam lelaki lain. Aku pasti akan menghadapi takdir serentetan pertanyaan yang kejam.

"Tentu, tidak masalah. Setelah kita memenangkan perang, aku akan memikirkan cara untuk mendapatkannya untukmu"

Dia setuju? Jangan berikan reaksi itu padaku! Ini seperti mengatakan 'Tidak mengherankan kalau kau sampai punya ketertarikan semacam itu!'

Di sisi lain, aku tidak bisa menjelaskan alasannya. Sial....Meski menyakitkan, aku hanya harus menerima kesalahpahaman ini. Setidaknya, untuk sekarang.

"Cuma itu?"

Yuuji menatapku dengan wajah kecewa. Tentu saja bukan hanya itu yang kumau.

"Aku juga ingin agar kau tidak mengirim Himeji untuk bertarung"

"Alasannya?"

"Aku tidak bisa bilang"

Meskipun nanti Himeji sendiri yang akan menceritakan itu, ini bukan sesuatu yang bisa kuberitahukan begitu saja padanya.

"Aku tidak boleh mengirimnya, apapun situasi yang terjadi?"

"Ya, tak peduli apapun situasinya"

Yuuji menggunakan satu tangan untuk menopang dagunya, tampak mempertimbangkan permintaanku.

Apa yang kuminta barusan sangat tidak masuk akal.

Tidak menggunakan Himeji untuk bertarung melawan Kelas B tidak hanya berdampak pada pengurangan drastis kekuatan tempur kami, itu juga merupakan tindakan bunuh diri. Kemungkinan besar kami akan kalah karena hal ini, dan Yuuji harus bertanggung jawab atas hasilnya.

"Aku memohon padamu, Yuuji!"

Aku membungkuk dengan sangat rendah di hadapannya.

Aku juga tahu kalau permintaan ini terlalu egois. Bukan hanya tidak memberikan keuntungan apapun pada Yuuji saat dia menerima permintaanku, dia juga harus menanggung bahaya yang sangat besar. Sejujurnya, jika aku jadi dia, aku akan menolak permintaan tak beralasan seperti ini tanpa adanya penjelasan.

"Aku bisa menyetujuinya dengan satu syarat"

"Syarat?"

"Kau harus menyelesaikan misi yang diberikan kepada Himeji. Aku tidak peduli bagaimana caramu melakukannya, kau harus berhasil"

Setidaknya Yuuji menerima permintaanku, dia benar-benar lebih nekat dariku.

"Tentu saja, serahkan padaku! Aku pasti akan menyelesaikan misinya!"

Ujung bibir Yuuji sedikit naik.

"Jadi apa yang harus kulakukan?"

"Serang Nemoto pada waktu yang tepat dengan mata pelajaran apapun"

"Ada bala bantuan?"

"Tidak ada. Jalan masuk kelas B harus diblokir"

"Permintaanmu sangat sulit dipenuhi!"

Aku dalam masalah besar sekarang.

Pertarungan sekarang dilakukan di kedua pintu masuk ruangan Kelas B. Karena lokasinya, pertarungan hanya bisa dilakukan satu lawan satu. Ini adalah langkah demi memperoleh lebih banyak waktu untuk keberhasilan rencana Yuuji. Untuk mendekati Nemoto, yang mengatur formasi di dalam ruangan kelas B, seseorang harus memiliki kemampuan bertarung yang sangat besar. Ya, seseorang dengan kekuatan setingkat Himeji, dan aku tidak punya hal semacam itu.

"Apa yang terjadi jika aku gagal?"

"Kegagalan bukanlah pilihan. Kau harus menyelesaikan tugas ini bahkan jika nyawamu taruhannya"

Dia bicara dengan nada yang sangat tegas, sangat berbeda dari biasanya. Sepertinya misi ini berkaitan erat dengan keseluruhan strategi.

Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caraku agar bisa menyelesaikan misi ini?

"Baiklah, aku mengandalkanmu sekarang"

Yuuji berdiri dan bersiap keluar ruang kelas F, meninggalkanku yang masih berpikir keras.

"Hah? Kau mau pergi kemana?"

"Aku akan ke Kelas D untuk memberikan mereka instruksi. Ini tentang kesepakatan yang sebelumnya"

Kelas D....Kemungkinan besar soal mesin AC di luar ruangan kelas mereka.

....Itu tidak penting. Apa yang harus kulakukan sekarang adalah menemukan cara agar bisa menyelesaikan misi untuk Himeji....

"Akihisa"

Sebelum Yuuji berjalan keluar kelas, dia membalikkan punggungnya ke arahku dan berkata.

"Hasil ujianmu sangat jelek. Namun, seperti Hideyoshi dan Muttsurini. Kau punya sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Itulah kenapa aku bisa sangat memercayaimu"

"Yuuji...."

"Lakukanlah dengan baik, aku tidak akan mengubah rencana"

Setelah mengatakan itu, dia meninggalkan kelas.

Apa keahlianku? Teknik mengendalikan Syokanju-ku tidak berguna bila bertarung di ruangan sempit.

"Ah!"

Walaupun ini sebenarnya bukan suatu kelebihan, aku masih punya satu teknik khusus. Ada sebuah cara untuk menyelesaikan misi yang hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang nilainya serendah diriku. Namun itu membutuhkan tekad baja.

"Ini pasti sangat menyakitkan!"

Hanya membayangkan apa yang akan terjadi saja membuat tubuhku dijalari rasa sakit yang aneh.

Hal yang menakjubkan adalah, aku mampu mengumpulkan tekadku dengan begitu mudah.

"Baiklah! Sekarang waktunya mengajari si brengsek itu satu pelajaran yang tidak akan terlupakan!"

Aku menampar pipiku beberapa kali untuk menyemangati diri.

Kini ada jalan. Dengan kemungkinan berhasil yang tinggi dan bisa dilakukan asalkan diriku punya keberanian! Aku tidak punya alasan untuk kabur. Konsekuensi? Siapa peduli!!

"Minami! Muto dan Kimishima! Ikutlah dan bantu aku sebentar!!"

Aku meneriaki ketiga orang yang tengah ujian untuk mengisi nilai mereka.

"Apa yang terjadi?"

“Untuk apa?”

"Aku sedang ujian sekarang"

Nilai mereka bertiga telah terkuras banyak saat pertempuran kemarin. Jadi, tugas mereka sekarang adalah mengerjakan ujian untuk mengisi ulang nilai.

"Hentikan ujiannya, datang dan bantu aku. Ini misi yang akan menentukan hasil perang"

"Kedengarannya sangat penting"

"Dari sekarang, kita harus sangat serius"

"Apa yang harus kulakukan?"

"Bertarung dengan Syokanju-ku"

☆☆☆☆

"Apa kalian berdua yakin?"

Pengawas pertempuran dari Kelas D---guru Bahasa Inggris, Endo-sensei mengingatkan kami lagi.

"Ya, tentu saja"

"Cepat atau lambat, aku akan bertarung dengan si Idiot ini"

Aku dan Minami saling menatap.

"Tapi tidak perlu datang jauh-jauh ke Kelas D dan bertarung di sini, kan?"

Tepat seperti yang dikatakan sensei, kami sengaja datang ke kelas D untuk bertarung. Selain kami berdua, ada juga para siswa kelas F lain di sekitar. Ini pasti situasi yang sangat aneh bagi Endo-sensei.

"Kami terpaksa, si Idiot ini adalah Kansatsu Shobunsha. Jika kami bertarung di Kelas F yang sudah bobrok, kekuatan Syokanju-nya mampu membuat seluruh ruangan jadi ambruk"

"Kalian berdua, tolong pertimbangkan sekali lagi!"

"Tidak, aku telah memutuskan. Jika aku tidak membalas perbuatannya padaku, aku takkan bisa tidur dengan nyenyak"

"Baiklah. Ada pepatah yang mengatakan: Dua orang mungkin akan lebih memahami satu sama lain setelah bertengkar, sepertinya ini juga bagian dari pendidikan"

Endo-sensei menghela nafas panjang dan menjauh dari kami setelah mengucapkan itu.

Kini, kami bisa memanggil Syokanju masing-masing.

Aku mengambil napas dalam-dalam, kemudian berteriak lantang.

"SYOKANJU, SUMMON---"

Syokanju yang akrab muncul di hadapanku. Meski ada banyak masalah saat menjadi Kansatsu Shobunsha, ini adalah pertama kalinya aku bersyukur karena mendapatkan julukan ini.

"MAJUUU!!!!!"

Syokanju Minami muncul untuk menjawab tantanganku. Kubuat diriku yang lain memegang erat bokuto-nya, begitu erat sehingga bokuto itu tampak hampir menyatu dengan cengkramannya, kemudian berlari menuju musuh.

Pergilah!

Menghadapi musuh yang berdiri memunggungi tembok, Syokanju-ku menggunakan dampak dari terjangannya lalu melayangkan serangan kuat.

(PONG!!)*
[Suara Syokanju menghindar dengan melompat]

"Sial!!"

Gerakan tadi terlalu jelas, musuh menghindarinya dengan mudah.

Setelah itu, nyeri dari pukulan Syokanju terpantul ke arahku.

"HAAHHH!!!!"

Aku memerintahkan Syokanju-ku untuk menyerang dengan pukulan yang lebih keras.

Musuh menghindar ke samping dengan mudah dan pukulan itu mendarat lagi di tembok yang keras.

"AARGH?!?!...."

Kepalan tanganku tertusuk nyeri yang lebih hebat.

Pukulan yang cukup untuk mengguncang keseluruhan kelas ini juga memiliki dampak yang besar. Ada rasa nyeri yang hebat menjalar dari pangkal kepala hingga ujung kaki dan itu membuatku merasa sakit.

"Aki, kita akan kehabisan waktu"

Kata Minami sambil memandang jam di dinding.

Kini 2:57 siang, tersisa 3 menit sampai waktu dimulainya misi.

"(Bukankah sudah waktunya bagi kalian untuk berhenti? Menggunakan begitu banyak orang untuk menutup pintu masuk kelas membuat ruangan ini sangat panas)"

Suara dari pemimpin Kelas B, Nemoto, terdengar dari kejauhan.

"(Apa? Si Pemimpin Pengecut dari Kelas B berencana menyerah sekarang?)"

Suara akrab yang menyahut itu milik Yuuji. Karena Himeji tidak bisa bergabung dalam pertempuran, jadi dialah yang menggunakan pasukan utama kami dan mengkomandoi mereka ya?

"HAA!!!!"

Syokanju bergerak lagi.

Gerakan besar itu masih gagal mengenai musuh.

Ini tampak seolah Syokanju-ku tidak pernah belajar dari kesalahan dan terus memukul tembok dengan kekuatan penuh. Sebelum nyerinya reda, nyeri baru langsung muncul.

"(Apa? Kau yang seharusnya menyerah, kan?)"

"(Itu bukan urusanmu)"

"(Benarkah? Meski pun kondisi penyelamatmu, Himeji, tidak terlihat bagus?)"

"(Untuk lawan sepertimu, tidak perlu memakai Himeji. Aku menyuruhnya untuk beristirahat di belakang)"

"(Hmph! Sepertinya kau lumayan pintar ketika berbicara, Pemimpin Kelas Pecundang)"

"(Pecundang? Jika yang kau maksud adalah Kelas F, kau akan menikmati perasaan itu tidak lama lagi)"

"HAAAAAAAA!!!!!!"

Ini serangan keempat.

Cairan hangat menetes dari tinjuku.

Ketika dilihat, sepertinya aku kehilangan cukup banyak darah. Ada kolam darah kecil di lantai sekarang.

"(Ada bunyi keras di dinding dari tadi, apa yang sedang terjadi?)"

"(Entahlah? Mungkin kau terlalu menjijikkan hingga membuat orang lain ingin memberi kalian masalah?)"

"(Hmph, bicaralah sesukamu, pemenang akan segera ditentukan. Semuanya, serbu bersama-sama!!)"

"(Atur ulang barisan!! Semuanya mundur dulu!!!)"

"(Apa? Setelah membual, kau kabur?)"

"Aki, sudah waktunya"

"Ya, aku tahu"

Aku memberikan sinyal pada teman-teman di sekelilingku menggunakam gerak mata.

Semuanya mengangguk diam-diam.

"Yoshii, Shimada, apa yang kalian rencanakan?"

Endo-sensei tiba-tiba berbalik dan memandangi kami.

Aku perlu menyelesaikan misi ini sebelum dia menyadari pertarungan palsu kami dan memanggil kembali para Syokanju.

"OOOOHHHHHHHH!!!!!!!!"



Aku menggunakan segenap kekuatanku sambil meraung.

Ini harus selesai di pukulan kelima!!! Tidak ada jalan mundur sekarang!!!!

"(KUSERAHKAN SEMUANYA PADAMU, AKIHISAAAAA!!!!!)"

Setelah memancing pasukan utama musuh menjauh, Yuuji menggunakan suara biasanya yang jelas untuk memberi tahuku.

Tepat pukul 3, misi dimulai!!!

"HAAAAAA!!!!!"

Aku memusatkan seluruh kekuatan Syokanju di kepalannya, dan menghantam dinding.

Tujuan kami sejak awal adalah tembok yang memisahkan Kelas D dan Kelas B. Pertarungan dengan Minami hanyalah alasan untuk memanggil Syokanju.

"GUHHGG?!?!?!"

Nyeri yang menjalar ke seluruh tubuh menusuk saraf-sarafku.

Namun, hanya aku yang bisa melakukan ini. Dibayar dengan menderita rasa nyeri akibat dampak pukulan yang dipantulkan kembali, Syokanju-ku memiliki kemampuan untuk menyentuh benda-benda fisik.

(Bunyi dinding ambruk)

Diiringi suara menggelegar, sebuah lubang besar terbuka menuju Kelas B.

"APAAA?!?!?!"

Di balik tembok yang roboh itu ada wajah Nemoto, tidak karuan karena terlalu terkejut.

Hampir seluruh pasukan musuh telah meninggalkan ruangan kelas untuk mengejar pasukan Yuuji.

Ini kesempatan yang sangat langka. Karena pasukan utama tidak ada, pertahanan di sekitar Ketua Kelas menjadi lemah, kini waktunya untuk menang!!

"Mati kau, Nemoto Kyouji---"

Kami menyerbu maju dan bersiap menantang Nemoto, yang masih terpaku karena perubahan situasi yang tiba-tiba.

"Endo-sensei!! Shimada Kelas F ingin---"

"Yamamoto Kelas B menerima tantangannya!! Syokanju, summon!!"

"Sialan! Itu kelompok pengawal pribadinya!"

Para pengawal pribadi yang tinggal di dalam kelas menghadang jalur kami.

Hanya ada jarak sekitar 20 meter dari Nemoto, namun berada dalam satu ruang kelas kecil membuat jarak ini terlihat sangat jauh.

"Ha-Hahaha!! Kalian benar-benar mengejutkanku!! Tapi sayang sekali! Rencana serangan kejutan kalian masih gagal!"

Nemoto Kyouji sengaja tertawa terbahak-bahak untuk menutupi ketakutannya tadi.

Memang benar kalau rencana serangan kejutan telah gagal. Para pengawal pribadi sedang mengelilingi Nemoto. Karena nilai kami lebih rendah, kami tidak bisa mencari jalan keluar dari keadaan ini dengan cepat. Namun....kami telah berhasil mencapai misi.

Aku tahu ini perubahan topik yang mendadak, tapi izinkan aku menjelaskan karakteristik tiap mata pelajaran.

Tiap mata pelajaran diajari oleh guru yang berbeda. Tergantung siapa guru pengawasnya, karakteristik ujiannya juga akan berbeda.

Contohnya, Kiuchi-sensei, si guru Matematika yang memberi nilai hasil ujian dengan sangat cepat.

Contohnya, Tanaka-sensei, si guru Sejarah Dunia yang sangat longggar dalam hal penilaian.

Contohnya, Endo-sensei, si guru Bahasa Inggris, yang kini ada di sini, cenderung 'memberikan' nilai tambahan ketika mengkoreksi hasil ujian.

Lalu, bagaimana dengan Pendidikan Kesehatan?

Guru Pendidikan Kesehatan tidak begitu cepat dalam menilai ujian, kriteria penilaiannya juga tidak terlalu longgar. Daerah pemanggilan juga tidak begitu lebar dan sang guru tidak berlari begitu cepat. Karakteristik dari guru Pendidikan Kesehatan, adalah---

(Suara orang-orang mendarat)

Jalan masuk dihadang. Ruang kelas terisi udara panas yang tak terbayangkan. Tiba-tiba, seorang siswa dan seorang guru muncul di tempat ini. Bunyi kaki yang memijak lantai dengan keras bergema ke seluruh sudut kelas.

Karena AC rusak, jendela-jendela dibuka agar udara mengalir masuk.

Kedua orang itu terjun dari atap menggunakan tali, lalu melompat ke dalam ruangan kelas dan mendarat tepat di depan Nemoto Kyoji. Ya, karakteristik guru Pendidikan Kesehatan adalah kemampuan luar biasanya untuk bergerak kesegala tempat.

"Tsuchiya Kouta, Kelas F---"

"Kau....Kau Bajingan!!!"

"---Akan menantang Nemoto Kyouji dari Kelas B dengan Pendidikan Kesehatan"

"Muttsurini---"

Karena pengawal pribadinya tengah bertarung dengan kami, Nemoto Kyouji tidak punya sisa orang untuk melindunginya. Sekarang, dia tidak punya jalan kabur.

"---Syokanju, summon"

Tsuchiya Kouta Kelas F VS Nemoto Kyoji Kelas B

Pendidikan Kesehatan
441 VS 203

Kodachi* di tangan Syokanju Muttsurini berkilat, dan langsung menewaskan musuh.
[Mirip katana, tapi lebih pendek]

Perang melawan Kelas B, secara resmi berakhir disini.

☆☆☆Soal ketujuh berakhir disini☆☆☆

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]