Baka to Test soal pertama vol 1 B. Indonesia
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Prolog
"Um...."
"Ada apa?"
"....Yuuji, kapan reformasi Taika?"
"Kita sudah kelas tiga sekarang dan kau masih belum tahu? Kau sungguh bodoh, Shouko"
"Kita belum diajarin sampai sana. Kau saja yang terlalu pintar"
"Untuk menghafalnya sangat mudah. Ingat saja 'Reformasi Tanpa-Kecelakaan'"
"....'Tanpa-Kecelakaan'?"
“Karena tidak ada kecelakaan yang terjadi pada saat itu. Ingat ya!”
"Baiklah"
"Reformasi itu terjadi di tahun 625"*
['Tanpa kecelakaan' dalam bahasa jepang bisa dilafalkan sebagai 'Mujiko'. Mujiko juga bisa berarti angka 625 atau 645. 'Mu' itu 6, 'Ko' itu 5, sedangkan 'Ji' antara 4 atau 2. 645lah yg benar]
"Baiklah, sudah kuhafal"
"Bagus. Pastikan kau mengingatnya"
"Jangan khawatir, aku tidak akan lupa"
SOAL PERTAMA
Jawablah soal berikut ini.
Untuk mengurangi massa panci penggorengan, unsur magnesium digunakan dalam proses manufakturnya. Akan tetapi hal ini dapat memicu hal yang tidak diinginkan ketika digunakan dalam memasak. Deskripsikan sesuatu yang tidak diinginkan tersebut, dan sebutkan nama logam campuran yang dapat digunakan untuk menggantikan magnesium tersebut.
Jawaban Himeji Mizuki :
Reaksi kimia keras akan terjadi ketika magnesium berhubungan langsung dengan api dan menyebabkannya terbakar. Duralumin dapat digunakan untuk menggantikan magnesium.
Komentar Guru :
Benar. Pertanyaannya dengan jelas menanyakan 'nama logam campuran', jadi jika menjawab "besi" jelas akan salah. Baguslah kau tidak terjebak.
Jawaban Tsuchiya Kouta :
Tagihan gasnya belum dibayar.
Komentar Guru :
Tidak relevan dengan pertanyaannya.
Jawaban Yoshii Akihisa :
Futuranium dapat digunakan ( <- Nantinya akan sangat keras).
[Futuranium = Future + Uranium, arti literalnya ; 'Zat Besi Masa Depan']
Komentar Guru:
Ini belum ditemukan, kan?
Sekarang adalah musim semi keduaku di Akademi Fumizuki.
Seolah menyambut siswa baru, kedua sisi lereng yang mengarah ke akademi dipenuhi pohon sakura dihiasi tak terhitung bunga yang mempesona. Aku bukan tipe orang yang elegan dan berkelas, yang biasanya berhenti sebentar untuk menikmati keindahan. Hanya saja, pemandangan ini terlalu indah untuk dilewatkan.
Meski itu terjadi hanya untuk sesaat.
Pikiranku dipenuhi dengan hal-hal berbau musim semi, tapi bukan tentang bunga sakura. Aku sangat tidak sabar ingin tahu dimana kelas baruku dan siapa teman-teman seperjuangan, yang akan berbagi suka dukanya dengaku untuk satu tahun ke depan.
☆
"Yoshii, kau telat"
Suara yang tidak ramah menyapaku begitu sampai di gerbang sekolah. Aku menolehkan kepala dan mencari asalnya. Seorang pria berotot dengan kulit kecoklatan dan rambut pendek berdiri di sana.
“Ah, Tetsu- Maksudku, Nishimura-sensei, selamat pagi!”
Aku menundukkan kepala sedikit ketika menyapanya. Bagaimanapun juga, dia adalah guru super galak, Nishimura-sensei. Disaat dia memanggil namamu, artinya kau berada dalam masalah besar.
"Kau barusan ingin memanggilku 'Tetsujin' kan?*"
[Tetsujin--Manusia besi]
"Haha, sensei mungkin salah dengar"
"Oh, benarkah?"
Nyaris sekali, aku hampir memanggilnya seperti yang biasa kulakukan.
Ngomong-ngomong, dia dipanggil "Tetsujin" karena hobinya ikut lomba triatlon. Tentu saja, kebiasaannya memakai baju lengan pendek bahkan di musim dingin juga berperan penting dari terciptanya nama itu.
"Hmm, kau tidak hanya akan menyapaku, kan?"
"Oh, maaf. Sensei kelihatan agak... hitam hari ini"
"....Kamu lebih mempedulikan warna kulitku daripada meminta maaf dengan sopan karena terlambat?"
"Ahh, jadi itu maksudnya. Maaf, aku terlambat"
"Ya ampun….Kau tidak pernah belajar"
Dia bergumam sambil menghela napas. Dari apa yang dia bilang, kedengarannya aku yang paling sering terlambat.
"Sensei, biasanya aku tidak terlambat, kan?"
Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya tahu sudah berapa kali aku telat datang ke sekolah.
"Lupakan itu. Ini, ambillah"
Dia mengambil sebuah amplop dari dalam kotak kardus dan menyerahkannya padaku. Namaku, Yoshii Akihisa, tertera dengan jelas di sana.
"Terima kasih"
Aku menunduk dengan sopan dan mengambil amplopnya.
"Kenapa pihak sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang merepotkan? Bukankah akan lebih mudah jika menempelnya di mading?"
Kelihatannya bagiku tampak sangat tidak praktis, menyerahkan hasil tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara pribadi.
"Kami akan melakukan itu jika sekolah kita merupakan sekolah biasa. Tapi ini adalah sekolah pertama di dunia yang menggunakan sistem ujian tercanggih. Inilah alasan kenapa kita membagikan hasilnya langsung ke setiap individu"
"Begitu rupanya...."
Kujawab sambil membuka amplop. Kelas mana yang akan kutempati? Aku tidak sabar ingin mengetahuinya.
Siswa kelas dua dan tiga di Akademi Fumizuki akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas terpisah. Mulai dari kelas A hingga kelas F, pembagiannya berdasarkan hasil ujian. Singkat kata, di Kelas A ada anak-anak jenius, dan anak-anak yang paling idiot berada di Kelas F, begitu juga dengan kelas lain diantara kedua kelas. Tingkat kecerdasan akan menentukan di kelas mana seserang berada. Untuk melindungi harga diriku sebagai lelaki, aku akan melakukan apapun agar tidak berakhir di Kelas F.
"Yoshii, sesungguhnya..."
"Hmm?"
Amplopnya dilem terlalu kuat, aku masih berusaha membukanya.
"Setelah setahun penuh mengamatimu, aku selalu bertanya-tanya : Apakah Yoshii orang idiot?"
"Sensei jelas salah. Aku hampir menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila sensei serius tentang itu"
Aku tidak sedang berusaha untuk menyombongkan diri. Aku memang tidak banyak belajar saat ujian kemarin, tapi merasa cukup lancar mengerjakannya. Pastinya, beliau sudah mengubah opini tentangku ketika melihat hasilku.
"Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa kelirunya aku dulu"
"Aku senang mendengarnya, Sensei"
Ini masih tidak bisa dibuka. Sepertinya aku harus merobek bagian atasnya.
Di kelas mana aku akan berada? Kelas D? Atau kelas C?
"Berbahagialah, Yoshii. Kecurigaanku padamu sudah berakhir"
Aku membuka selembar kertas di dalamnya, dan membaca tulisan di permukaannya :
{Yoshii Akihisa--Kelas F}
"Kau MEMANG idiot"
Demikian, hidupku di kelas terparah dimulai.
☆☆☆Soal pertama berakhir disini☆☆☆
Catatan penerjemah : karena terlalu panjang, si penerjemah menaruh pengertian Triatlon disini. Triatlon adalah sebuah kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga, yaitu renang, balap sepeda, dan lari yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu perlombaan. Triatlon adalah kompetisi kecepatan waktu di mana peserta harus dapat membagi tenaga dalam setiap tahapnya. Dan event pertama triatlon modern jarak jauh adalah Triatlon Ironman Hawai. Penulis memakai nama Ironman/Tetsujin mengacu pada hal ini.
Prolog
"Um...."
"Ada apa?"
"....Yuuji, kapan reformasi Taika?"
"Kita sudah kelas tiga sekarang dan kau masih belum tahu? Kau sungguh bodoh, Shouko"
"Kita belum diajarin sampai sana. Kau saja yang terlalu pintar"
"Untuk menghafalnya sangat mudah. Ingat saja 'Reformasi Tanpa-Kecelakaan'"
"....'Tanpa-Kecelakaan'?"
“Karena tidak ada kecelakaan yang terjadi pada saat itu. Ingat ya!”
"Baiklah"
"Reformasi itu terjadi di tahun 625"*
['Tanpa kecelakaan' dalam bahasa jepang bisa dilafalkan sebagai 'Mujiko'. Mujiko juga bisa berarti angka 625 atau 645. 'Mu' itu 6, 'Ko' itu 5, sedangkan 'Ji' antara 4 atau 2. 645lah yg benar]
"Baiklah, sudah kuhafal"
"Bagus. Pastikan kau mengingatnya"
"Jangan khawatir, aku tidak akan lupa"
Chabudai : Meja kecil jepang
SOAL PERTAMA
Jawablah soal berikut ini.
Untuk mengurangi massa panci penggorengan, unsur magnesium digunakan dalam proses manufakturnya. Akan tetapi hal ini dapat memicu hal yang tidak diinginkan ketika digunakan dalam memasak. Deskripsikan sesuatu yang tidak diinginkan tersebut, dan sebutkan nama logam campuran yang dapat digunakan untuk menggantikan magnesium tersebut.
Jawaban Himeji Mizuki :
Reaksi kimia keras akan terjadi ketika magnesium berhubungan langsung dengan api dan menyebabkannya terbakar. Duralumin dapat digunakan untuk menggantikan magnesium.
Komentar Guru :
Benar. Pertanyaannya dengan jelas menanyakan 'nama logam campuran', jadi jika menjawab "besi" jelas akan salah. Baguslah kau tidak terjebak.
Jawaban Tsuchiya Kouta :
Tagihan gasnya belum dibayar.
Komentar Guru :
Tidak relevan dengan pertanyaannya.
Jawaban Yoshii Akihisa :
Futuranium dapat digunakan ( <- Nantinya akan sangat keras).
[Futuranium = Future + Uranium, arti literalnya ; 'Zat Besi Masa Depan']
Komentar Guru:
Ini belum ditemukan, kan?
☆☆☆☆
Sekarang adalah musim semi keduaku di Akademi Fumizuki.
Seolah menyambut siswa baru, kedua sisi lereng yang mengarah ke akademi dipenuhi pohon sakura dihiasi tak terhitung bunga yang mempesona. Aku bukan tipe orang yang elegan dan berkelas, yang biasanya berhenti sebentar untuk menikmati keindahan. Hanya saja, pemandangan ini terlalu indah untuk dilewatkan.
Meski itu terjadi hanya untuk sesaat.
Pikiranku dipenuhi dengan hal-hal berbau musim semi, tapi bukan tentang bunga sakura. Aku sangat tidak sabar ingin tahu dimana kelas baruku dan siapa teman-teman seperjuangan, yang akan berbagi suka dukanya dengaku untuk satu tahun ke depan.
☆
"Yoshii, kau telat"
Suara yang tidak ramah menyapaku begitu sampai di gerbang sekolah. Aku menolehkan kepala dan mencari asalnya. Seorang pria berotot dengan kulit kecoklatan dan rambut pendek berdiri di sana.
“Ah, Tetsu- Maksudku, Nishimura-sensei, selamat pagi!”
Aku menundukkan kepala sedikit ketika menyapanya. Bagaimanapun juga, dia adalah guru super galak, Nishimura-sensei. Disaat dia memanggil namamu, artinya kau berada dalam masalah besar.
"Kau barusan ingin memanggilku 'Tetsujin' kan?*"
[Tetsujin--Manusia besi]
"Haha, sensei mungkin salah dengar"
"Oh, benarkah?"
Nyaris sekali, aku hampir memanggilnya seperti yang biasa kulakukan.
Ngomong-ngomong, dia dipanggil "Tetsujin" karena hobinya ikut lomba triatlon. Tentu saja, kebiasaannya memakai baju lengan pendek bahkan di musim dingin juga berperan penting dari terciptanya nama itu.
"Hmm, kau tidak hanya akan menyapaku, kan?"
"Oh, maaf. Sensei kelihatan agak... hitam hari ini"
"....Kamu lebih mempedulikan warna kulitku daripada meminta maaf dengan sopan karena terlambat?"
"Ahh, jadi itu maksudnya. Maaf, aku terlambat"
"Ya ampun….Kau tidak pernah belajar"
Dia bergumam sambil menghela napas. Dari apa yang dia bilang, kedengarannya aku yang paling sering terlambat.
"Sensei, biasanya aku tidak terlambat, kan?"
Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya tahu sudah berapa kali aku telat datang ke sekolah.
"Lupakan itu. Ini, ambillah"
Dia mengambil sebuah amplop dari dalam kotak kardus dan menyerahkannya padaku. Namaku, Yoshii Akihisa, tertera dengan jelas di sana.
"Terima kasih"
Aku menunduk dengan sopan dan mengambil amplopnya.
"Kenapa pihak sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang merepotkan? Bukankah akan lebih mudah jika menempelnya di mading?"
Kelihatannya bagiku tampak sangat tidak praktis, menyerahkan hasil tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara pribadi.
"Kami akan melakukan itu jika sekolah kita merupakan sekolah biasa. Tapi ini adalah sekolah pertama di dunia yang menggunakan sistem ujian tercanggih. Inilah alasan kenapa kita membagikan hasilnya langsung ke setiap individu"
"Begitu rupanya...."
Kujawab sambil membuka amplop. Kelas mana yang akan kutempati? Aku tidak sabar ingin mengetahuinya.
Siswa kelas dua dan tiga di Akademi Fumizuki akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas terpisah. Mulai dari kelas A hingga kelas F, pembagiannya berdasarkan hasil ujian. Singkat kata, di Kelas A ada anak-anak jenius, dan anak-anak yang paling idiot berada di Kelas F, begitu juga dengan kelas lain diantara kedua kelas. Tingkat kecerdasan akan menentukan di kelas mana seserang berada. Untuk melindungi harga diriku sebagai lelaki, aku akan melakukan apapun agar tidak berakhir di Kelas F.
"Yoshii, sesungguhnya..."
"Hmm?"
Amplopnya dilem terlalu kuat, aku masih berusaha membukanya.
"Setelah setahun penuh mengamatimu, aku selalu bertanya-tanya : Apakah Yoshii orang idiot?"
"Sensei jelas salah. Aku hampir menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila sensei serius tentang itu"
Aku tidak sedang berusaha untuk menyombongkan diri. Aku memang tidak banyak belajar saat ujian kemarin, tapi merasa cukup lancar mengerjakannya. Pastinya, beliau sudah mengubah opini tentangku ketika melihat hasilku.
"Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa kelirunya aku dulu"
"Aku senang mendengarnya, Sensei"
Ini masih tidak bisa dibuka. Sepertinya aku harus merobek bagian atasnya.
Di kelas mana aku akan berada? Kelas D? Atau kelas C?
"Berbahagialah, Yoshii. Kecurigaanku padamu sudah berakhir"
Aku membuka selembar kertas di dalamnya, dan membaca tulisan di permukaannya :
{Yoshii Akihisa--Kelas F}
"Kau MEMANG idiot"
Demikian, hidupku di kelas terparah dimulai.
☆☆☆Soal pertama berakhir disini☆☆☆
Catatan penerjemah : karena terlalu panjang, si penerjemah menaruh pengertian Triatlon disini. Triatlon adalah sebuah kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga, yaitu renang, balap sepeda, dan lari yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu perlombaan. Triatlon adalah kompetisi kecepatan waktu di mana peserta harus dapat membagi tenaga dalam setiap tahapnya. Dan event pertama triatlon modern jarak jauh adalah Triatlon Ironman Hawai. Penulis memakai nama Ironman/Tetsujin mengacu pada hal ini.