Baka to Test soal keenam vol 1 B. Indonesia

Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Soal Keenam

Jawablah soal berikut ini :
Tuliskan formula molekul dari Benzene.


Jawaban Himeji Mizuki:
"C6H6"

Komentar Guru:
Soal yang mudah, kan?


Jawaban Tsuchiya Kouta:
"Ben + zene = Benzene"

Komentar Guru:
Kau menghina kimia?


Jawaban Yoshii Akihisa:
"B-E-N-Z-E-N"

Komentar Guru:
Datanglah ke ruangan guru nanti, bersama Tsuchiya.

Syokanju Minami


☆☆☆☆

"Kerja bagus, teman-teman. Terima kasih untuk kerja keras kalian menghadapi semua ujian itu"

Yuuji berkata sambil berdiri di belakang podium dan meletakkan tangan di atasnya.

Sepanjang pagi ini kami telah mengerjakan Ujian dan baru saja selesai. Sekarang kami bersiap makan siang. Untuk mengisi kembali nilai yang hilang di semua mata pelajaran, jumlah ujian yang kami kerjakan sungguh mengerikan.

"Kita akan mulai Perang Ujian Syokanju dengan Kelas B siang ini. Apa kalian siap untuk membantai?"

"OOOO!!!!"

Moral juang kami masih tinggi, dan itu adalah satu-satunya senjata kelas kami.

"Tujuan Perang ini adalah untuk menahan musuh di kelas mereka. Untuk itu, kita tidak boleh kalah dalam pertarungan di koridor"

"OOOOOO!!!!!"

"Himeji Mizuki akan menjadi komandan di sana. Teman-teman, bersiaga dan bersiaplah untuk mati!"

"A-Aku akan melakukan yang terbaik!"

Dengan malu-malu Himeji berjalan keluar dari kerumunan. Mungkin dia tidak ingin berteriak seperti para murid laki-laki.

"OOOOOOOO!!!!!"

Semangat pasukan garis depan bertambah melampaui batas karena mereka bisa bertarung bersama seorang gadis cantik.

Kesimpulannya, kunci dari Perang ini adalah pertarungan di koridor. Jika kami kalah disana, semuanya akan berakhir. Karena itulah, dari 50 siswa Kelas F, kami mengirim 40-nya untuk bertarung di koridor. Pasukan ini akan dipimpin oleh Himeji, siswa terkuat di kelas F dan yang terkuat kedua di sekolah ini, jadi seharusnya kami bisa memenangkan pertarungan itu tanpa banyak kesulitan.

(suara bel)

Ketika bel yang menandakan selesainya istirahat siang berbunyi, perang melawan Kelas B akhirnya dimulai.

"Baiklah, ayo semua!! Target kita adalah meja-meja sistemasis itu!!"

""""SIAP, PAK!"""

Agar berhasil menahan musuh di kelas mereka sendiri, kami harus mengontrol setiap momentum.

Kami bergegas menuju koridor di depan Kelas B dengan kecepatan penuh.

Karena ada banyak siswa Kelas B yang menguasai pelajaran non-sains dan karena guru Matematika Hasegawa-sensei memiliki wilayah pemanggilan yang lebih besar, kami memilih Matematika sebagai mata pelajaran utama untuk bertarung. Dengan kata lain, jika ingin menyelesaikan pertarungan secara cepat, Hasegawa-sensei akan sangat diperlukan.

Di sisi kami juga ada guru Komposisi Inggris* Yamada-sensei dan guru Fisika Kimura-sensei. Kali ini, kami perlu meningkatkan jumlah guru pengawas dan mengalahkan musuh sesegera mungkin!
[Komposisi Inggris, mempelajari dasar menulis Bahasa Inggris]

"Aku melihat siswa Kelas B!"

"Mereka membawa Takahashi-sensei!"

Para siswa Kelas B berjalan perlahan menghampiri kami, tapi jumlah mereka hanya 10. Mereka pasti pasukan garis, dan tampak hanya ingin menguji kemampuan kami.

"Jangan biarkan mereka kabur hidup-hidup!"

Bersamaan dengan teriakan mengancam ini, perang melawan Kelas B secara resmi dimulai.

Kelas B, Nonaka Chounan VS Kelas F, Kondou Yoshimune

Nilai Total
1943 VS 764

Apa?! Dia terlalu kuat! Mereka seolaj berada di tingkatan yang sepenuhnya berbeda!!

Kelas B, Kaneda Ichiyuuko VS Kelas F, Mutou Keita

Matematika
159 VS 69

Kelas B, Satoi Mayuko VS Kelas F, Kimishima Hiroshi

Fisika
152 VS 77

Perbedaan kekuatan bertarung antara dua pihak terlalu besar. Pasukan garis depan kelas F terus menerus kalah. Jika kami tidak mengirim bantuan sebelum skor mereka mencapai 0, jumlah pasukan disini akan sangat berkurang.

Tepat ketika aku mencoba melihat apakah kami punya bala bantuan atau mungkin rute-nya telah dihalangi oleh musuh....

"A-Aku terlambat....M-maaf...."

Himeji yang hampir kehabisan napas tiba di medan perang. Kurasa dia berlari sepanjang jalan menuju garis depan.

"Himeji Mizuki di sini!"

Salah satu siswa Kelas B berteriak. Mungkin kah mereka sudah tahu kalau Himeji tidak memasuki ke Kelas A dan menyelidikinya?

Semua siswa Kelas B terkejut ketika mereka mendengar hal itu. Terlihat jelas kalau mereka takut sekali pada Himeji.

"Himeji, walaupun kau baru saja tiba, tapi bisakah....?"

"Y-Ya. Aku maju sekarang"

Himeji langsung menerjang ke pusat medan tempur. Melihatnya membuatmu merasa tenang. Aku benar-benar ingin memotretnya sekarang dan menyimpannya sebagai sufenir.

"Hasegawa-sensei, aku Iwashita Ritsuko dari Kelas B ingin menantang Himeji Mizuki dari Kelas F dengan Matematika!"

"Ah, Hasegawa-sensei. Aku Himeji Mizuki, senang bertemu dengan Anda"

Himeji langsung di targetkan oleh musuh. Apa mereka ingin menyingkirkannya secepat mungkin?

"Ritsuko, aku akan bantu!"

Seorang gadis lain dari Kelas B maju dan memanggil Syokanju-nya di saat yang bersamaan. Dua dari sepuluh musuh menantangnya. Kelihatannya mereka memang takut pada Himeji.

"Summon!"

Lingkaran sihir muncul setelah pemanggilan, dan Syokanju yang sudah sering terlihat muncul di hadapan kami.

Kedua Syokanju musuh mengacungkan pedang dan tombak mereka ke Syokanju Himeji, tapi miliknya yang menggenggam greatsword dan sudah pernah kami lihat sebelumnya masih tampak tenang.

Sekarang, ketiga Syokanju dengan wajah mirip pemilik masing-masing saling berhadapan. Hanya saja...

"Eh? Syokanju Himeji memakai aksesoris"

"Ah, iya. Itu karena nilai Matematikaku cukup bagus..."

"Kau bisa memakai aksesoris di pelajaran yang kau kuasai ya?"

Syokanju Himeji yang hanya setinggi dua kepala itu memakai gelang yang terlihat indah di tangan kirinya selain menggenggam greatword.

"I-Itu kan....?!"

"Dia bukan lawan yang bisa kita hadapi!!"

Para musuh mulai panik ketika menyadari keberadaan gelang itu.

Ah, ini mengingatkanku. Memakai gelang berarti....

"Emmm, aku akan menyerang"

Himeji mengepalkan tangannya. Mengikuti tindakan itu, Syokanju-nya melesat menuju musuh dari sisi kirinya.

"Tunggu sebentar!"

"Ritsuko! Hindari serangannya dulu!"

Kedua Syokanju mereka melompat ke samping dengan dramatis. Gelang di pergelangan tangan Syokanju Himeji mendadak memancarkan sinar terang.

(Beep!)

"Ahhh?!"

"Ri-Ritsuko!"

Seketika setelah tangan kirinya bersinar, salah satu Syokanju musuh yang tidak sempat menghindar langsung diselimuti api.

Kelas F Himeji Mizuki VS Kelas B Iwashita Ritsuko & Kikuiri Mayumi

Matematika
412 VS 189 &151

Jadi, memakai gelang berarti Syokanju itu bisa menggunakan kemampuan khusus? Meskipun aku lupa berapa jumlah nilai yang dibutuhkan untuk bisa memilikinya. Yang aku ingat, di suatu bagian peraturan menyebutkan bahwa siswa yang nilainya di atas jumlah tertentu bisa memakaikan gelang itu pada Syokanju-nya, dan membuat mereka mampu menggunakan kemampuan khusus. Peraturan ini tidak ada gunanya untukku, jadi aku melupakannya.

"Ma-Maaf. Aku tidak bisa lembut di dalam pertarungan!"

Syokanju Himeji menghampiri musuh yang kehilangan kontrol karena menghindari serangan tadi, kemudian membelah Syokanju sekaligus senjatanya, membunuhnya seketika dan memenangkan pertarungan.

"Iwashita dan Kikuiri telah gugur!"

"Apa?! Bagaimana mungkin?!"

"Himeji Mizuki lebih menyeramkan dari rumornya!!"

Kedelapan murid yang tersisa dari kelas B kelihatan sangat terkejut. Wajar saja jika mereka sampai begitu.

Ngomong-ngomong, Himeji, kau terlalu kuat.

"T-Teman-teman, tolong lakukan yang terbaik....!"

Himeji mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar seperti datang dari seorang komandan, tapi justru sangat efektif.

"Aku akan mengerahkan kekuatanku!!"

"Himeji yang terbaik!!"

Jumlah pemuja Himeji bertambah secara drastis.

"Himeji, kau bisa istirahat sekarang!"

"Ah, ya"

Semangat juang musuh sudah sangat jatuh. Lebih baik sekarang Himeji dibiarkan beristirahat. Kemampuan khusus memang dapat menyebabkan kerusakan yang besar, tapi juga menghabiskan banyak nilai. Saat ini, bahkan jika tidak ada Himeji, mengalahkan barisan depan musuh hanya masalah waktu saja.

"Gantikan mereka dengan pasukan utama sekaligus mundur! Jangan gugur di pertarungan!!"

Dan itu adalah suara dari musuh. Yang penting kami sudah mencapai misi. Biarkan musuh perlahan mundur, batasi gerak mereka hanya di wilayah Kelas B, ini semua harusnya membuat pertarungan mendekati akhir untuk hari ini. Semuanya berkat kemampuan bertarung Himeji yang luar biasa hingga rencana kami berjalan lancar, terima kasih banyak!

"Akihisa, aku akan kembali ke kelas sekarang"

"Hah? Kenapa?"

Hideyoshi menghampiriku ketika aku sedang mengamati seluruh situasi perang.

‘Kembali’? Apa sesuatu telah terjadi pada pasukan utama?

"Ketua Kelas B itu...."

"Siswa yang bernama Nemoto"

"'Nemoto'. Maksudmu Nemoto Kyouji?"

"Iya"

Laki-laki bernama Nemoto Kyouji punya reputasi yang sangat buruk. Menurut rumor, dia ahli melakukan trik kotor dan akan berbuat apa pun demi meraih tujuannya. Ada juga kabar yang beredar tentang 'Meracuni tim lawan dalam permainan bola', 'Membawa senjata ketika berkelahi dengan yang lain', dan sebagainya. Aku tidak terlalu percaya, tapi berhati-hati juga tak ada salahnya.

"Aku mengerti, kalau begitu lebih baik kita kembali secepatnya!"

"Meski kupikir Yuuji tidak akan terkena jebakannya, kita sebaiknya kembali untuk memastikan semuanya baik-baik saja"

Setelah memberitahu Himeji tentang ini, Hideyoshi dan aku membawa beberapa orang dan kembali ke kelas.



"Ap---, ini parah!"

"Aku tidak pernah membayangkan mereka benar-benar akan melakukan ini semua"

"Keterlaluan"

Ketika kembali ke kelas, kami tidak hanya melihat chabudai yang berlubang-lubang, tapi semua pensil dan penghapus kami juga rusak atau patah.

"Gawat. Sekarang kita tidak bisa mengisi ulang nilai dengan lancar"

"Ya, ini mungkin masalah kecil, tapi pasti akan mempengaruhi pengisian nilai kita"

Ngomong-ngomong, aku mulai berpikir Nemoto itu hanyalah seorang pengecut.

"Jangan terlalu khawatir. Walaupun akan memakan waktu untuk memperbaikinya, ini tidak banyak mempengaruhi rencana kita"

"Kalau begitu, Yuuji, kami akan akan mengikuti apa yang kau katakan"

Ada yang tidak beres.

"Kenapa kelas bisa jadi seburuk ini? Dan Yuuji, apa kau tidak tahu apapun tentang semua ini?"

Tak ada masalah di kelas sebelum istirahat makan siang, jadi pasti sudah terjadi sesuatu di waktu antara awal pertempuran dan sekarang. Hanya saja, seharusnya Yuuji berada di kelas saat itu dan bisa menghentikannya, kan?

"Kelas B ingin membuat kesepakatan. Jadi, aku memutuskan untuk pergi bernegosiasi dengan mereka. Saat itulah kelas menjadi kosong"

"Kesepakatan apa?"

"Yah, jika belum ada pihak yang menang sampai jam 4 sore, maka perang akan dihentikan dan dilanjutkan besok pagi jam 9. Dengan kata lain, hingga waktunya tiba, kedua kelas tidak boleh melakukan apapun yang berhubungan dengan Perang Ujian Syokanju"

"Begitu ya. Dan kau setuju?"

"Tepat"

"Tapi kalo sampai pada titik dimana 'stamina menentukan hasil', kita seharusnya punya keuntungan, kan?"

"Itu benar untuk kita semua kecuali Himeji"

....Ah, aku mengerti.

"Setelah memaksa musuh tetap di kelas mereka, Perang untuk hari ini akan berakhir. Pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai besok"

"Benar juga. Sepertinya kita memang tidak bisa mengalahkan mereka hari ini"

"Pada saat itu, kemampuan bertarung Himeji akan lebih penting dibandingkan seluruh kelas"

Itu artinya Perang akan terfokus pada area tertentu? Kalau begitu, ini akan sama seperti ketika melawan Kelas D dan membuat Himeji mengalahkan Ketua Kelas musuh, kan?

"Jadi itu alasan kau menerima tawaran mereka. Untuk membiarkan Himeji bertarung dalam kondisi sempurna?"

"Ya. Kesepakatan ini bagus untukku"

Benarkah? Baguslah kalau seperti itu.

Tapi, aku agak merasa aneh tentang hal ini. Mereka menghancurkan meja kami, lalu membuat kesepakatan yang menguntungkan kami di saat bersamaan. Aku pikir Nemoto Kyouji bukanlah orang yang naif.

"Akihisa, kita harus menuju garis depan sekarang. Mereka mungkin menggunakan cara kotor lagi"

Hideyoshi berlari keluar dari kelas setelah mengucapkan itu.

"Baiklah, Yuuji. Kami serahkan sisanya padamu"

"Oh, aku akan siapkan pensil dan penghapus baru"

Yuuji mengangkat tangannya dan melambai. Akupun berbalik, mengejar Hideyoshi.

Aku segera berhasil menyusulnya tanpa perlu berlari cepat.

"Aku terus berpikir kalau kita belum melihat yang sesungguhnya dari mereka!"

"Ya. Kurasa mereka tidak akan berhenti sampai disini. Lebih baik kita berhati-hati"

Trik kotor macam apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Sialan, kelas B memiliki kemampuan bertarung yang jauh lebih hebat, jadi kenapa mereka tidak langsung saja menghadapi kami?

Sambil memikirkan itu, kami hampir sampai di medan perang.

"Berhati-hatilah!"

"Kau juga, Hideyoshi!"

Setelah saling mengingatkan, kami kembali pada pasukan kami masing-masing.

"Yoshii! Akhirnya kau kembali!"

Yang menyambutku kembali adalah Sugawa. Hah? Bukannya yang mengendalikan pasukan harusnya adalah Shimada?

"Maaf membuat kalian menunggu! Bagaimana situasinya sekarang?"

"Sangat buruk"

"Hah?! Kenapa?!"

Pasukan utama musuh belum muncul lagi. Ditambah, kemampuan bertarung kami lebih unggul dari mereka. Jadi, kenapa malah situasi kami yang memburuk sekarang?

"Shimada tertangkap dan disandera"

"Apa?!"

Sekarang mereka menggunakan sandera?! Apa mereka yakin bisa menang dengan trik kotor??

"Musuh cuma tinggal 2 orang, tapi kita tidak bisa menyerang mereka sama sekali. Apa yang harus kita lakukan?"

Sekarang pasukanku dihadapkan pada masalah berkat insiden ini.

"Hmmm....biarkan aku melihat situasinya dulu sebelum mengambil keputusan"

"Kalau begitu lebih baik kita kesana sekarang. Mereka menghalangi kami di koridor itu"

Sugawa memimpin jalan, dan aku mengikuti di belakangnya.

Setelah melintasi pagar-pagar betis yang dibuat pasukanku, jelas terlihat kalau situasi di depanku tepat seperti yang Sugawa katakan: Shimada dan Syokanju-nya ditawan oleh 2 siswa Kelas B.

Dan ada guru remedial di sebelah mereka.

"Shimada!!"

"Yo-Yoshii!"

Kenapa ini terdengar seperti sinetron?

"Berhenti disana! Berani mendekat dan aku akan memberikan serangan terakhir ke Syokanju-nya untuk mengirim gadis ini ke Ruangan Remedial!"

Salah satu musuh yang menangkap Shimada maju dan membatasi tindakanku.

Mereka tidak hanya membuat siswa perempuan kelas kami yang berharga diambang gugur, tapi mereka juga sengaja menawannya untuk mengancam dan menurunkan semangat juang kami. Strategi yang sangat cerdas.

Jika kami membabi buta menerjang sebelum sempat mengalahkan musuh, mereka akan mengalahkan Shimada dan memanfaatkan fakta itu agar kami merasa bersalah karena telah mengirimnya ke Ruang Remidial.

....Hanya saja, ini tak ada apa-apanya.

"Semuanya, bersiaplah untuk menyerang!!"

"Ketua, kau yakin?!"

Tak ada jalan lain! Selalu ada pengorbanan dalam perang! Ini bukan balas dendam karena disiksa setiap hari, melainkan hanya satu keputusan yang harus diambil oleh seorang pemimpin!

"T-Tunggu, Yoshii!!"

Bahkan musuhpun menyuruhku berhenti. Sungguh tidak keren.

"Kau tidak ingin tahu kenapa dia bisa tertangkap oleh kami?"

"Karena dia idiot"

"AKU AKAN MEMBUNUHMU!!!!"

Heh? Apa? Kenapa Shimada terdengar lebih kuat dariku meskipun dia sedang disandera?

"Gadis ini mempercayai informasi palsu tentang kau yang terluka dan kemudian meninggalkan pasukannya sendiri untuk mencarimu di UKS"

Dia bilang apa?!

"Shimada...."

"A-Apa?"

Apa aku terlalu memikirkannya? Wajah Shimada terlihat sangat merah.

"Mencoba membunuhku saat aku terluka, apa kau iblis?!"

"Bukan itu alasannya!!!"

Benar-benar menakutkan. Sekarang aku tidak bisa tidur siang di UKS dengan tenang.

"Memangnya salah kalau aku ingin menjenguk dan melihat bagaimana keadaanmu!? Aku ini mencemaskanmu!!!"

Hah....?

"Apa itu benar, Shimada?"

"H-Hm. Tidak boleh?"

Shimada tampaknya sedikit marah lalu menoleh kesamping.

Benarkah? Dia, mencemaskan aku? Shimada yang itu....??

"Haha, kau sekarang mengerti, kan? Jadi, dengarkan aku dan jangan lakukan apapun"

"SEMUANYA, SERAAAANG!!!!!"

"KENAPAAAA?!?!?!"

Kenapa? Apa kau perlu menanyakan hal semacam itu??

"Dia bukan Shimada! Dia pasti musuh yang sedang menyamar!"

Kalian memilih orang yang salah untuk ditiru!! Shimada yang asli tidak akan pernah bersikap selembut itu! Kalau dia benar-benar yang asli, pasti gadis itu akan senang mengirimku ke neraka!

"Hei, tunggu sebentar!!! Orang ini adalah Shimada yang asli!!"

Para siswa Kelas B, betapa tidak kerennya kalian.

"Diam! Kalian masih ingin menggunakan trik kotor meskipun kami sudah menyadarinya? Busuk sekali!!"

"Aku cuma membertahumu, dia benar-benar asli....!!"

Kelas B Suzuki Jirou VS Kelas F Tanaka Akira

Penulisan Bahasa Inggris
33 VS 65

Kelas B Yoshida Takuo VS Kelas F Sugawa Ryou

Penulisan Bahasa Inggris
18 VS 59

Kalahkan kedua orang itu terlebih dahulu! Berikan serangan fatal ke Syokanju mereka!

"Aaah!!!"

"Tolong aku....!!"

Keduanya langsung dibawa pergi oleh Guru Remidial. Rasanya melegakan.

Dan kemudian, yang tersisa adalah....

"Semuanya, hati-hati!! Musuh bisa saja membuka samarannya dan mendadak menyerang kita!"

Dialah si palsu yang mencoba menyamar menjadi Shimada!!

"Y-Yoshii, kau kejam....Padahal aku sangat mengkhawatirkanmu..."

"Hentikan akting payahmu itu, dasar aktor kacangan!"

Shimada yang asli tidak akan pernah berkata seperti itu!

"Itu memang benar! Aku sangat mengkhawatirkanmu!"

"Kepung dia! Meski pun berasal dari Kelas B, dia takkan bisa melawan kita semua sekaligus"

"Aku serius!! Mereka bilang 'Yoshii melihat celana dalam Mizuki dan tidak bisa berhenti mimisan', itu membuatku benar-benar khawatir!!"

"Hentikan serangan!!! Dia Shimada yang asli!!"

Dialah satu-satunya orang yang akan percaya pada kebohongan bodoh semacam itu.

"Shimada, kau baik-baik saja?"

Aku mengulurkan tangan pada Shimada yang sedang terduduk di lantai. Sialan kalian, Kelas B! Berani-beraninya mereka menggunakan trik kotor seperti ini!!

"...."

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Aku mencemaskanmu"

"..."

"Beristirahatlah di kelas. Kau pasti sangat lelah"

"...."

"Ngomong-ngomong, orang-orang itu sungguh pengecut. Apa mereka tidak punya harga diri sebagai manusia?"

"...."

Shimada tidak bereaksi.

"Ah....Shimada. Sebenarnya...."

"....Apa?"

Akhirnya dia memalingkan wajahnya dan menatapku.

Aku memasang ekspresi menyesal dan melontarkan senyuman terbaik ke Shimada, yang sekarang sedang menatap langsung kearahku.

"Aku sudah tahu kalau itu adalah kau sejak awal!"

Shimada pun mengamuk.

☆☆☆☆

"....Dimana aku?"

Ketika tersadar, aku melihat langit-langit yang dipenuhi oleh debu. Ini....ah, kelas kami.

"Kau sudah sadar?"

Suara yang imut terdengar di sebelahku. Mungkinkah itu suara penyembuh milik Himeji?

"Aku mencemaskanmu, Yoshii. Kau terlihat seperti telah dihajar oleh seseorang kemudian didorong dari atas tangga"

Tepat sekali.

"Walaupun ini Perang Ujian Syokanju, tidak perlu melukai seseorang sampai begini kan?"

Tidak, daripada menyebutnya perang, yang lebih tepat adalah pembantaian sepihak....

"Jangan dipikirkan. Bagaimana dengan Perangnya?"

Aku mencoba duduk di tatami, lalu rasa sakit menjalar ke sekujur tubuhku.

"Berdasarkan kesepakatan, kita sekarang sedang gencatan senjata. Perang akan dilanjutkan besok"

"Dan situasi kita?"

"Kurang lebih kita sudah menyerang sampai ke depan kelas mereka sesuai rencana. Tapi, dampak yanh kita terima lebih besar dibandingkan perkiraan awal"

Yuuji membaca laporan kerugian di kertas satu per satu. Meski rencananya sudah berhasil, tapi ini menyisakan kerugian yang besar. Sepertinya kami tidak menang telak di koridor, dan karena mengirim sebagian besar pasukan ke sana, hasilnya tidak bagus untuk seluruh rencana kami.

"Beberapa hal tak terduga memang terjadi, tapi sepertinya semua sudah berjalan dengan lancar untuk sekarang kan?"

"Bisa dibilang begitu"

Namun, lawannya adalah si pengecut Nemoto Kyouji, dia pasti punya rencana rahasia.

(Ketukan di pintu)

"Oh, Muttsurini. Ada yang perlu dilaporkan?"

Sebelum aku menyadarinya, Muttsurini sudah ada disampingku.

Dia merupakan anggota tim intel hari ini, jadi dia tidak ambil bagian dalam pertempuran. Tugasnya adalah mengawasi dan melaporkan apapun yang terjadi di pasukan musuh.

"Hah? Ada yang aneh dengan Kelas C?"

"...." (mengangguk)

Menurut informasi Muttsurini, Kelas C sedang bersiap untuk Perang Ujian Syokanju. Jika mereka tidak berniat untuk menantang Kelas A, maka hanya ada satu alasan....

"Mereka sedang mengincar sasaran empuk. Benar-benar, para bajingan pengecut"

Sesuai perkataan Yuuji, kelas C berencana menyerang pemenang dari Perang ini. Benar juga, lebih mudah bertarung dengan lawan yang sudah kelelahan dan melemah.

"Yuuji, apa rencanamu?"

"Hmm, apa yang harus kulakukan....?"

Yuuji mendongak dan melihat ke arah jam. Sekarang jam 4:30---belum terlambat.

"Kita sebaiknya membuat kesepakatan dengan Kelas C juga. Kalau kita mengancam dengan menggunakam Kelas D untuk menyerang mereka, aku yakin orang-orang itu akan membuang ide menyerang kita"

"Terlebih lagi, mereka tidak yakin kita akan menang perang kan?"

Seharusnya tidak akan sulit membuat kesepakatan dengan Kelas C.

"Baiklah. Sekarang, ayo kita pergi!"

"Ya"

Aku mengerahkan kekuatan ke tubuhku yang sakit dan berdiri. Tapi kurasa badanku masih baik-baik saja.

"Sebagai rencana cadangan, Hideyoshi, tinggallah di kelas"

"Hah? Kenapa? Tidak apa-apa kan jika aku ikut dengan kalian?"

"Kalau wajahmu terlihat, strategi rahasiaku untuk keadaan darurat nanti tidak akan berhasil"

"Aku tidak terlalu mengerti, tapi kalau kau berkata seperti itu, baiklah!"

Hideyoshi duduk kembali dengan patuh. Tapi keadaan darurat apa yang dimaksud Yuuji?

"Kalau begitu, ayo berangkat! Mungkin akan sedikit berbahaya karena jumlah kita sedikit"

Kecuali Hideyoshi. Yuuji, Himeji, Muttsurini, dan aku berjalan menuju Kelas C.

"Yoshii, butuh waktu lama hanya untuk membersihkan darahmu dari jari-jariku. Aku akan membuatmu membayarnya nanti"

"Memangnya itu salah Yoshii?"

Ketika berada di koridor, kami melihat Shimada yang sedang mengelap tangannya menggunakan saputangan, dan Sugawa dengan tas di punggungnya.

"Ah, Shimada, Sugawa. Kebetulan sekali. Ayo pergi ke Kelas C"

Meskipun kurasa tidak akan terjadi apapun, tapi masih ada kemungkinkan siswa Kelas C akan menyerang kami. Pergi kesana hanya dengan beberapa orang akan berbahaya. Juga, kami butuh orang tambahan untuk melindungi Himeji. Aku terus berpikir seperti itu sambil memanggil kedua sahabat baikku.

Tentu saja, sebagai sahabat baik, mereka tidak akan menolak.

"Hmmm, baiklah"

"Tidak masalah untukku"

Sekarang aku punya bantuan yang bisa dipercaya.

"Cepatlah, atau Ketua Kelas C akan pulang duluan"

"Ya, ayo!"

Setelah Shimada dan Sugawa bergabung, kami berenam menuju Kelas C.

"Aku Ketua Kelas F, Sakamoto Yuuji. Siapa Ketua Kelas disini?"

Masih banyak siswa yang tinggal di Kelas C. Seperti yang dilaporkan Muttsurini, mereka bersiap-siap untuk Perang Ujian Syokanju dan menunggu sasaran yang lebih mudah muncul.

"Aku. Apa yang kau inginkan?"

Gadis yang maju di hadapan kami memiliki rambut yang pendek. Bukankah dia Koyama, bintang klub voli?

"Aku kesini mau bernegosiasi denganmu sebagai Ketua Kelas F. Kau punya waktu sekarang?"

"'Negosiasi' yah....?"

Walaupun aku tidak suka menjelek-jelekkan perempuan, Koyama sangat jauh dari kata lembut dan baik. Setelah mendengar apa yang Yuuji katakan, untuk suatu alasan dia tersenyum jahat.

"Ya, aku disini untuk mengusulkan sebuah perjanjian non-agresi"

"Perjanjian non-agresi....Bagaimana menurutmu, Nemoto?"

Koyama berbalik dan bicara pada sekelompok siswa di ujung kelas.

Hah? ‘Nemoto’?

"Tentu saja tidak. Itu tidak perlu, kan?"

"Apa?! Nemoto?! Kenapa ada Kelas B disini?!"

Orang yang mendekat kesini sambil membawa sekelompok orang itu adalah musuh kami sekarang. Ketua Kelas B, Nemoto Kyouji. Berambut pendek, dengan janggut yang belum dicukur di sekeliling mulutnya, dan mata yang terkesan busuk. Penampilannya sangat berbeda dengan Yuuji yang punya sorot mata tajam.

"Jahat sekali, Kelas F. Kalian melanggar perjanjian. Bukannya kita sudah sepakat takkan melakukan apapun yang berhubungan dengan Perang Ujian Syokanju?"

"Apa kau bilang....?"

"Kalian duluan yang ingkar janji kan? Aku hanya melakukan apa yang akan kalian lakukan!"

Setelah berkata seperti itu, sekelompok murid yang ada di balik punggungnya mulai bertindak. Orang dewasa yang bersembunyi di belakang mereka adalah Hasegawa-sensei, yang bertubuh pendek dan berada di medan perang tadi.

"Hasegawa-sensei! Yoshino dari Kelas B menantang---"

"Tidak secepat itu!! Sugawa dari Kelas F menerima tantangannya! Summon!!"

Tepat ketika Yoshino dari Kelas B hendak menyerang Yuuji secara tiba-tiba, Sugawa menerjang ke depan dan menerima tantangan itu untuk melindungi ketua kelas kami. Kerja bagus, Sugawa!!

"Kami tidak melanggar perjanjian!! Ini hanya persoalan di antara Kelas C dan Kelas F---"

"Tidak ada gunanya, Akihisa! Nemoto pasti akan menggunakan kalimat 'Apapun yang berhubungan dengan Perang Ujian Syokanju' sebagai alasan!!"

"Ya, dan memang itu yang akan kuperbuat~♪"

"Omong kosong!"

"'Omong kosong' adalah teori yang sangat berguna!"

"Akihisa, lari!"

"Sial!"

Meninggalkan Sugawa yang sedang bertarung di belakang, kami lari dari kelas C secepat mungkin.

Kelas B Yoshino Takayuki VS Kelas F Sugawa Ryou

Matematika
161 VS 41

"Jangan biarkan mereka lolos! Kalahkan Sakamoto!!"

Suara Nemoto dan bunyi derap kaki terdengar dari belakang.

Jujur saja, keadaan saat ini sangat berbahaya. Bukan hanya kami tidak bisa bertarung menghadapi Kelas B, tapi juga satu-satunya harapan kami, Himeji, telah menggunakan banyak nilai Matematika-nya. Nemoto pasti sudah mengetahui itu, jadi dia memanggil Hasegawa-sensei kesini. Trik yang kotor, tapi sangat efektif.

"Hah, hooh...."

"Himeji, kau baik-baik saja?"

Kami berlari di sepanjang koridor dengan kecepatan penuh, tapi Himeji semakin melambat. Dia tidak bagus dalam hal olahraga. Bagi murid dengan fisik lemah seperti dirinya, berlari seperti ini pasti sangat sulit.

"K-Kalian....duluan saja...."

Himeji mengatakan itu sambil terengah-engah. Kami tak bisa kabur dari musuh dengan keadaan seperti ini, namun kami juga tidak bisa meninggalkan Himeji. Kalau sampai kehilangan kekuatan tempurnya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada perang besok. Lagipula, aku tidak bisa kabur demi menyelamatkan nyawaku sendiri dan membiarkan gadis ini!

Apa tidak ada yang bisa kami lakukan sekarang....?

"Yuuji!"

"Apa, Akihisa?!"

"Serahkan ini padaku! Mundurlah bersama Himeji!!"

Aku berdiri dan menghadap ke belakang. Sedangkan Himeji dan Yuuji berlari melewatiku.

Aku tidak pernah mengira akan memiliki kesempatan untuk mengucapkan kata-kata keren seperti itu. Apa aku sudah terlihat keren atau bagaimana?

"Yo-Yoshii, jangan khawatirkan aku---"

"Mengerti. Kuserahkan padamu!"

Yuuji memotong ucapan Himeji, dan menyetujui saranku. Inilah Yuuji yang kukenal, tidak pernah membiarkan perasaan mempengaruhi penilaiannya sambil dengan tenang mengambil keputusan berdasarkan situasi.

"...." (berhenti berlari)

"Tunggu, Muttsurini, kau juga harus pergi. Kurasa kunci di pertarungan besok adalah dirimu"

Muttsurini berhenti bersamaaan denganku. Aku bersyukur atas tindakannya, tapi kurasa dia punya misi lain yang lebih penting untuk dicapai. Kami tidak bisa kehilangan dia di sini!

"Kalau begitu, sebaiknya aku juga tetap tinggal. Ya kan, Komandan?"

Shimada juga berhenti berlari, dan berdiri di sampingku.

"....Apa aku bisa mengandalkanmu?"

"Tentu saja. Serahkan semuanya padaku!"

"...." (semoga berhasil)

Muttsurini mengacungkan kedua jempolnya, dan langsung pergi menjauh dari tempat ini.

"....Apa yang harus kita lakukan sekarang? Komandan?"

"Ah, aku punya ide"

"Hah? Benarkah?"

Shimada menatapku tak percaya.

Ugh---kelihatannya dia tidak percaya padaku, sungguh wakil ketua yang tidak sopan.

"Aku tidak mau berakhir di Ruang Remidial, jadi serahkan saja padaku!"

"Ketemu! Itu mereka, Yoshii dan Shimada dari Kelas F!"

"Bunuh mereka!!"

Musuh mendekati kami dengan cepat. Hasegawa-sensei juga ada di sana.

"Siswa Kelas B! Berhenti!!"

Untuk menjatuhkan semangat juang musuh, aku sengaja membentak untuk menghentikan mereka.

"Nyalimu boleh juga. Kalian pikir bisa mengalahkan kami, hanya dengan berdua?"

"Tidak, sebelum kita bertarung, aku ingin mengatakan sesuatu pada Hasegawa-sensei"

Kalau kami menunjukkan kelemahan pada musuh, kami takkan mampu mengendalikan situasi ini, jadi aku harus terus menggertak mereka.

(Yoshii, apa yang kau pikirkan? Kau mau protes pada Hasegawa-sensei dan bilang kalau mereka lah yang merusak perjanjian?)

(Yah. Serahkan saja padaku, aku punya ide)

Bisikku lembut pada Shimada yang mulai khawatir. Ah, dia terlalu cemas.

"Ada apa, Yoshii?"

Hasegawa-sensei melangkah ke depan. Dia masih berusaha menarik napas, mungkin orang ini perlu lebih banyak berolahraga?

"Apa sensei tahu kalau Kelas B tidak mematuhi perjanjian?"

Jika memang dia adalah seorang guru, orang tersebut tidak akan berpihak pada siswa yang tidak mematuhi  peraturan. Itu sudah pasti untuk seseorang yang bertanggung jawab menjadi hakim.

(Si licik Nemoto pasti sudah memikirkan alasan yang bagus)

"Kudengar, kelompok yang mengingkari perjanjian adalah Kelas F, kan? Kalau mau protes karena diserang seperti ini, sebelum berkata sesuatu tentang perjanjian, kau seharusnya instropeksi diri dulu?"

Komentar guru sedikit kasar. Nemoto pasti telah memutar-balikkan fakta ketika menjelaskan situasi ini pada Hasegawa-sensei, seperti kata Shimada.

(Sesuai dugaan, jadi apa rencanamu selanjutnya?)

"...."

(Aku percaya pada strategimu, Yoshii)

Shimada mengedipkan sebelah matanya.

Dihadapkan oleh harapan gadis ini, aku menciptakan jawaban berikut.

"Tamatlah kita...."

"Orang ini idiot!!"

Kejam sekali.

☆☆☆☆

"Sakamoto! Yoshii....Apa....Apa dia akan baik-baik saja?"

"Tentu saja!! Aku tidak bisa menjamin orang lain, tapi dia pasti takkan mengalami kesulitan"

"Tapi...."

"Dia memang tidak mahir dalam hal pelajaran. Tapi, kalaupun nilaimu buruk, bukan berarti semuanya juga buruk ya kan?"

"M-Maksudmu?"

"Si Idiot itu....Dia bukan Kansatsu Shobunsha biasa"

☆☆☆☆

""""Summon!!!""""

Keempat musuh memanggil Syokanju masing-masing di waktu bersamaan.

Kami terus melarikan diri, tapi jalur koridor yang kami ambil dipenuhi jalan buntu. Ini hanya masalah waktu sebelum kami benar-benar masuk dalam area pertempuran.

"Yoshii, apa yang harus kita lakukan?"

"Kau bertanya padaku?"

"Lalu pada siapa lagi?! Apa pun boleh, pikirkan saja sesuatu!!"

Shimada dan aku berlari berdampingan sambil saling berteriak.

"Baiklah, aku mengerti! Shimada, kau cobalah hadapi mereka!!"

"Un, terus?"

"Kesempatan aku untuk melarikan diri akan jadi lebih tinggi"

"Aku pasti akan menghabisimu suatu hari nanti!"

Sekarang kami tiba di ujung koridor. Hanya ada dinding dengan jendela kecil di depan kami.

"Shimada, panggil Syokanju-mu sekarang"

"Memanggil disini?"

"Dan gunakan dia untuk menerima serangan menggantikanku"

"Mati saja kau!!"

"Wah?! Kenapa kau tiba-tiba mengamuk?! Memangnya kau Berserker?"

Aku terus berlari sambil menghindari serentetan pukulan dari Shimada.

Sialan. Sekarang kami benar-benar terjebak.

Aku menyandarkan punggungku ke dinding dan menoleh ke depan, melihat musuh semakin mendekat.

"Kalian pasti kelelahan setelah berlarian kesana kemari!"

"Ngomong-ngomong, apa kita memang harus mengejar mereka?"

"Apa boleh buat. Selagi kita bermain bodoh dengan mereka, kelompok Sakamoto berhasil lolos"

"Kalau begitu, ayo kita selesaikan ini lalu kembali!"

Ketika mereka sadar kami tidak bisa kabur lagi, mereka berempat yang terlihat sudah kehabisan tenaga karena kejar-kejaran ini, mulai mengobrol di hadapan kami.

Karena tak ada gunanya mengejar, kenapa kalian tidak biarkan saja kami pergi?

"Hei, sudah selesai ngobrolnya?!"

Shimada jadi marah dan membentak mereka ketika dia menyadari kalau para musuh sedang bersikap tidak sopan. Oh, bahkan di situasi seperti ini, dia masih sangat agresif.

"....Ah!"

"Apa?"

"Dasar, kalian memang kelas terburuk"

Beraninya dia mengatakan itu! Aku harus membalasnya!

"Kami bukan kelas terburuk! Para siswanya saja yang buruk!"

"Yoshii, diamlah!!"

Hah? Aku hanya mencoba untuk melawan, kenapa dia jadi sangat marah?

"Jangan rendahkan kami hanya karena kami dari Kelas F!"

"Ohh, benarkah? Memangnya Kelas F rendahan seperti kalian bisa apa?"

"Lihat saja sendiri! Syokanju, Summon!!"

Begitu gadis ini berteriak, muncullah Chibi Shimada yang sudah sering kulihat.

"Inilah yang akan kulakukan! Akan kubuat kau mengerti perbedaan tingkat kekuatan kita!!"

Lelaki Kelas B yang bertengkar dengan Shimada juga memanggil Syokanju-nya. Sambil menggenggam sebilah pisau, dia melesat ke arah kami. Meski musuh tidak bisa membuat gerakan rumit, dia punya kekuatan yang sudah cukup.

"Kau!"

Shimada juga membuat Syokanju-nya maju.

Kemudian, serangan hebat musuh mengenai Syokanju Shimada dan---

Kelas B Kudou Shinji VS Kelas F Shimada Minami

Matematika
159 VS 171

"Kau, apa kau benar-benar dari Kelas F?!"

Tidak mungkin, mereka setara! Apa yang sebenarnya terjadi?

"Hehe, ini salahmu karena memilih matematika. Untuk pelajaran ini, tidak akan masalah bahkan jika aku tidak mengerti kanji!"

Ohhh, Shimada sangat keren!!

"Ngomong-ngomong, Shimada. Berapa nilai Sastra Kuno-mu?"

"Cuma satu digit!"

Dia menjawab dengan yakin! Itu juga keren!!

"Kudou, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"

"Sial, tolong bantu aku!!"

Kudou menggigit bibirnya, merasa menyesal. Sungguh memalukan karena sampai meminta bantuan hanya untuk melawan Kelas F.

Situasinya menjadi buruk untuk Shimada. Kedua Syokanju bertarung menggunakan senjata masing-masing dan berjuang dengan segenap kekuatan. Tak ada di antara mereka yang bisa kabur sekarang. Jika jumlah musuh bertambah, Shimada pasti kalah.

"Shimada, perlu bantuan? Kau tidak mau dikirim ke ruang remidial kan?"

"Kau hanya akan menghalangiku!"

"Kejamnya!!"

Aku menyesalinya sambil menggigit bibirku. Dia benar-benar jahat!

Namun, sekarang bukan saatnya untuk bercanda. Tak peduli selelah apa diriku, aku tidak boleh kabur di situasi seperti ini. Sudah waktunya aku bergabung dalam pertarungan.

"Syokanju, Summon!!"

Lingkaran sihir yang akrab muncul di sebelahku. Syokanju yang memiliki kemampuan bertarung mirip dengan nilai Matematikaku, perlahan menunjukkan dirinya.

Wajahnya yang tampak kuat!

Tubuhnya yang kekar!!

Gerakannya yang cepat dan gesit!!!

Kekuatannya yang mutlak!!!!

"Jangan pedulikan Yoshii! Kau bisa lihat, dia hanya orang lemah!"

"Kembalikan! Kembalikan narasi ketampananku!"

"Menyingkirlah, Lemah!!"

"Shimada, apa kau benar-benar rekanku? Kenapa kau juga menghinaku?!"

Memang benar kalau Syokanju-ku cuma punya bokuto* di tangannya dan terlihat lemah.
[Pedang Kayu]

Sekarang aku dikepung oleh musuh (salah satunya adalah teman sekelasku sendiri)!.

"Kita dalam masalah"

Wajah Shimada sedikit mengkerut.

Meski tadinya bisa menang, tapi sekarang nilai mereka tidak terlalu berbeda. Jelas sekali kalau gadis ini telah menghabiskan banyak nilai.

"Selamat tinggal!"

Siswa Kelas B menggerakkan Syokanju-nya untuk menyerang. Syokanju Shimada takkan bisa menghindari itu. Ini waktunya aku tampil!!

"Rasakan tendanganku!"

Aku melesatkan Syokanju-ku, mengincar kaki Syokanju musuh dan membuatnya terjegal.

"Ah?!"

Karena meremehkan kemampuanku dan belum terbiasa mengontrol Syokanju-nya sendiri, musuh tersandung dengan mudah.

"Ini belum selesai!"

Aku mengayunkan bokuto-ku ke arah musuh, memukulnya hingga membuatnya terjatuh. Sekarang saatnya!!

"Guh---"

Dengan cepat, Syokanju-ku mencengkeram kepala bagian belakang Syokanju musuh, dan membantingnya ke lantai.

DAANGG!!!! Bunyi yang ditimbulkan sangat keras hingga menjalar di sepanjang koridor.

"Hah?"

Semua orang mengatakan secara bersamaan.

Hasik pertarunganpun langsung diputuskan.

Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa

Matematika
166 VS 51

Nilai kami baru saja muncul di udara.

Memalukan sekali!! Padahal nilainya tiga kali lipat nilaiku!

"Apa?! Nilainya Sanada lebih tinggi, kan? Kenapa dia bisa dikalahkan Syokanju lemah itu?"

Kudou dari Kelas B protes pada Hasegawa-sensei. Ini tidak ada hubungannya dengan guru, apa yang bisa kau dapat dari protes kepadanya?

"Hah? Syokanju-ku masih hidup?"

Syokanju yang sudah dihajar mulai berdiri, sepertinya kekuatanku tidak cukup....

"Yoshii, apa yang terjadi?"

"Ah....ini mungkin keuntungan dari menjadi Kansatsu Shobunsha?"

Dari yang kulihat sewaktu perang melawan Kelas D, aku sadar ternyata mengontrol Syokanju itu bukan tugas yang mudah.

Kekuatan luar biasa serta perbedaan ukuran membuat Syokanju lebih sulit dikendalikan. Karena itulah, semua siswa hanya menggunakan serangan menusuk atau teknik serangan yang sederhana, dan membiarkan nilai menentukan hasilnya.

"Apa maksudmu dengan 'keuntungan'?"

"Dengan kata lain, aku sudah terbiasa mengontrol Syokanju-ku!"

Sebagai Kansatsu Shobunsha, aku sudah memanggil Syokanju-ku berulang kali. Rasa sakit dan lelah yang disalurkan padaku, memberiku beberapa keuntungan---itu memaksaku untuk membuat Syokanju melakukan tindakan yang lebih rumit. Kalau cuma tahu gerakan sederhana seperti 'berlari' atau 'mengayunkan pisau', aku takkan pernah bisa mebyelesaikan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh para guru.

"Itu pasti kebetulan!"

Musuh mengacungkan senjatanya lagi dan mencoba menyerangku. Hanya saja, ekspresi takutnya membuatku sedikit senang.

"Ha!!"

Menghadapi pisau musuh, aku mengendalikan Syokanju untuk memblokir serangannya. Seperti yang tertera di nilai, perbedaan kekuatan kami sejauh tiga kali lipat. Kalau aku menahan serangannya secara langsung, bokuto-ku pasti akan patah. Aku hanya harus mengalihkan kekuatan serangan musuh.

"Ah!"

Pisaunya terlempar ke samping, membuat dirinya dipenuhi celah.

"HAAA!!!!"

Syokanju-ku melesat maju untuk memukul pinggang musuh, lalu melayangkan serangan lain ke kepalanya.

Kelas B Sanada Yuka VS Kelas F Yoshii Akihisa

Matematika
126 VS 51

Nilai yang ditampilkan sedikit berubah. Meski sudah menghajar musuh sampai seperti ini, tapi perbedaan kekuatan kami masih terlalu jauh. Syokanju-ku benar-benar lemah!

"Kita sebaiknya mulai serius sekarang!"

"Sebenarnya aku tidak mau menindas Kelas F. Tapi kita tidak bisa berdiri saja dan melihat kekacauan ini"

Dua siswa yang berada di belakang kini maju. Situasinya jadi semakin gawat, ya kan?

"Ah, tunggu dulu. Setidaknya bertarunglah secara adil, dua lawan dua!!"

"Yoshii, kau keliru. Ini bukan empat lawan dua lagi"

"Hah? Pasukan bantuan sudah tiba?"

"Sekarang lima lawan satu!"

"Kau berniat mengkhianatiku, Shimada?!"

Seberapa besar kebenciannya padaku?

"TERIMA INIII!!!!"

Seiring dengan teriakan tidak berguna, Syokanju musuh mulai bergerak. Aku menyuruh Syokanju-ku menunduk untuk menghindari serangan.

"Orang ini!!"

"Lelaki zombi ini!!"

Wah?! Jumlah Syokanju musuh yang menghadapiku baru saja bertambah dua!! Apa ini yang namanya Hukuman Mati karena Dicincang?!?!

Musuh berdiri berdampingan dan menerjang ke arahku. Aku tidak boleh terkepung sebelum diriku mengalahkan mereka.

"Seharusnya kita bisa mengalahkan dia dengan sekali pukul...."

"Tapi tak ada satupun serangan kita yang mengenainya...."

"Orang ini seperti Metal Slime*"
[Monster terlemah di game RPG]

Aku tidak selemah itu!!

"HIYAAA!!!!"

Dipenuhi kemarahan, aku melesat ke salah satu musuh dan meninju perutnya. Serangan telak!!

....Tanganku terasa sakit. Inilah akibat dari reaksi yang timbul*.
[Memukul musuh yang jauh lebih kuat dengan segenap tenaga. Mungkin rasanya kayak mukul tembok??]

"Haruskah kita mulai sekarang?"

"Sial!! Aku akan mundur untuk saat ini!!"

Kudo menyadari bahwa dia tidak bisa menang satu lawan satu, jadi dia memutuskan untuk mundur. Dia sudah menghabiskan banyak nilai di pertarungan barusan, mundur adalah pilihan yang tepat. Sekarang jadi tiga lawan dua---Tidak, Shimada juga sudah kehilangan banyak nilai, lebih tepat dikatakan....tiga lawan satu.

"Shimada, sekarang!!"

Aku memberikan instruksi kepada Shimada yang sedang tidak diserang oleh musuh dan memandangi tabung pemadam kebakaran yang pernah kugunakan sebelumnya.

"Roger!!"

Shimada mengambil tabung pemadam itu dan menarik pengamannya. Sekarang, kami harusnya bisa melarikan diri----

"...."

---tapi dia sama sekali tidak bergerak. Apa yang sedang terjadi?

"Shimada, cepat!!"

"Ah, apa yang harus kulakukan ya?"

Dari wajahnya, dia terlihat sangat sombong.

“Shi-Shimada! Apa yang kau inginkan?"

Shimada akhirnya menunjukkan sifat aslinya di situasi yang mengerikan! Sangat sulit bertarung melawan tiga musuh sekaligus!

"Apa yang kuinginkan? Ah, benar juga---"

"Aku akan lakukan apa pun yang kau minta!!!"

"Kalau begitu, pertama, ayo ganti cara kita memanggil satu sama lain!"

"AKU AKAN MELAKUKANNYA!!!!"

"Aku akan memanggilmu Aki, dan kau akan memanggilku Minami-sama"

"Mi-Minami-sama! Seperti itu?"

"Hari minggu besok, aku ingin pergi ke 'La Pedice' di depan stasiun, dan makan crepe di sana"

“Sialan!! Hidupku hanya bergantung pada Air Garam! Bagaimana bisa kau menciptakan ide mahal seperti itu---Ah!!! Baiklah, baiklah!! Aku akan mentraktirmu, Minami-sama!! Kumohon!!! Aku akan mentraktirmu!! Jadi jangan tinggalkan aku!!!"

"Bagus, dan yang terakhir"

"Ada lagi?! Ampunilah aku!!!"

Shimada terlihat sangat bahagia.

"Katakan kau akan mencintaiku selamanya"

Apa?! Ini seperti mencuri di rumah yang terbakar!! Akan aku ingat ini!!!

"KAU AKAN MENCINTAIKU SELAMANYAAA!!!!!"

Aku mengulangi apa yang dia ucapkan. Seharusnya tidak ada keluhan lagi, ya kan?

"IDIOOOOTTT!!!!!"

(Suara semprotan alat pemadam kebakaran)

Apinya sudah padam.

Sekujur tubuh kami tertutupi bubuk putih namun masih berhasil melarikan diri.

Tapi kenapa Shimada terlihat seperti sedang dalam suasana hati yanfg buruk?

☆☆☆☆

"Haahhh. Aku lelaaahhhh!!"

"Yo-Yoshi! Kau baik-baik saja?"

Himeji membuka pintu kelas dan melangkah keluar. Dadanya yang bergoyang benar-benar mempesona.

"Yeah. Ini tidak seberapa---- Ah, sakit!"

Shimada menginjak kakiku dengan keras. Entah kenapa dia terlihat sangat marah padaku hari ini.

"Humph!"

"Shi-shimada, apa aku memiliki salah padamu?"

(Tatapan Menakutkan!)

"Ah, bu-bukan, Minami...."

Tatapan membunuh itu terfokus padaku sekarang.

Meskipun dia secara khusus memberikan izin untuk menghapus tambahan '-sama', tapi nama panggilan yang sudah dia tetapkan untukku tak boleh diganti.

Aku belum terbiasa memanggilnya Minami dengan waktu sesingkat ini.

"Kenapa hubungan kalian menjadi sangat baik?"

"Hah? Maksudmu, kami?”

Jika hubungan kami baik, dia tidak akan menginjak kakiku sambil mengancamku di saat bersamaan, ya kan?

"Ah, kau sudah kembali? Terima kasih untuk kerja kerasnya"

"Kau terlihat baik-baik saja"

"Ya, aku kembali"

Yuuji dan Hideyoshi juga berjalan keluar kelas. Muttsurini sepertinya tidak terlalu mencemaskan kami, tapi dia sedikit mengangguk ke arahku.

"Kalau begitu, semuanya...."

"Hah?"

Yuuji menatap semua orang dan berkata.

"Inilah gambaran situasi kita sekarang. Tampaknya Kelas C adalah musuh kita. Mereka mungkin baru akan bergerak dan mendeklarasikan perang kepada kita segera setelah perang ini berakhir. Sejujurnya, kita takkan bisa bertahan jika sampai melawan Kelas C langsung setelah melawan Kelas B"

Mereka pasti memikirkan hal yang sama. Bahkan jika kami memenangkan perang ini, mereka tidak akan memberikan kelas F waktu untuk beristirahat, dan akan langsung menyerang kami.

"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Bahkan jika Kelas F memenangkan perang ini, kita hanya akan menjadi sasaran empuk untuk Kelas C, ya kan?"

"Itu benar...."

"Jangan khawatir"

Dihadapkan dengan keluhan semua orang, Yuuji menunjukkan tatapan semangat liarnya dan berucap.

"Karena mereka akan menyerang kita dengan cara seperti ini, aku akan membalas mereka dengan caraku sendiri"

"Caramu sendiri?"

"Yah, aku akan membalas mereka dengan balasan yang berlipat ganda besok"

Kamipun pulang setelah itu dan bersiap untuk perang keesokan harinya.

☆☆☆Soal keenam berakhir disini☆☆☆


Popular posts from this blog

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]