Baka to Tesuto to Syokanju:Volume2 Soal Terakhir, B. Indonesia
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Soal Terakhir
Untuk soal terakhir, mari kita mengubahnya sedikit dan
beralih ke pertanyaan bahasa Inggris.
Mohon isi kolom '(1)' dan '(2)'.
"Tanpa '(1)', kata 'Mother' akan menjadi '(2)' (orang
asing)"
Jawaban Himeji Mizuki:
"Tanpa 'M', kata 'Mother' akan menjadi 'other' (orang
asing)"
Komentar guru:
Benar, mengambil 'M' dari kata 'Mother' akan menjadi kata
'Other' (orang asing). Ini merupakan cara yang mudah untuk mengingat kata.
Jawaban Tsuchiya Kouta:
"Tanpa 'M', kata 'Mother' akan menjadi 'S' (orang
asing).
Komentar guru:
Apakah ibu Tsuchiya dipanggil 'MS' atau 'SM', sensei sungguh
tidak tahu harus berkata apa.
Jawaban Yoshii Akihisa:
"Tanpa 'money', kata 'Mother' akan menjadi
'menghancurkan hubungan keluarga' (orang asing)"
Komentar guru:
Ini tidak ada hubungannya dengan bahasa Inggris, bukan?
***
"Ooowww... aku kena cukup parah..."
"Dasar Tetsujin. Apa dia tidak tahu kata menahan
diri?"
Pada akhirnya, Yuuji dan aku tidak bisa kabur dari
cengkraman Tetsujin dan tertangkap. Awalnya, aku pikir karena kami membuat
keributan seperti itu—paling tidak kami akan diskors, dan yang terburuk adalah
kami akan dikeluarkan. Tapi tidak disangka, kami hanya mendapatkan peringatan
(Tapi karena si Tetsujin yang menghukum kami, kami juga dapat memar-memar di
wajah kami).
"Sepertinya, ini berkat si nenek tua."
"Maksudmu tentang hukuman yang tadi? Yah, kalau tidak,
kita tidak mungkin dilepaskan begitu saja."
"Dan si nenek tua selamat. Walaupun dia masih tidak
menunjukkan sedikit pun rasa terima kasih."
"Kita menyelamatkan Kepala Sekolah, jadi Kepala Sekolah
menolong kita sebagai gantinya."
Juga, alasan lain kenapa kami langsung dilepaskan juga
karena Kantor Dekan Sekolah. Berkat insiden kembang api yang mendarat di dalam
kantornya, mereka menggunakan alasan memperbaiki kantor untuk melakukan
investigasi di dalam kantor Dekan. Karena sekarang berakhir seperti ini, Kepala
Sekolah kemungkinan akan melakukan investigasi terhadap Dekan Sekolah dan
menangkap atas perbuatan kotornya. Sangat tidak terduga, Kepala Sekolah
berhutang satu pada kita.
Walaupun begitu, aku masih harus berterima kasih ke Kepala
Sekolah. Walaupun aku tahu ini bagian dari kesepakatan, kami tidak bisa
melupakan bantuan yang Kepala Sekolah berikan.
"Oh, akhirnya kalian datang juga. Kalian telat."
"...Kami sudah mulai."
"Ah, maaf. Kami mendapatkan sedikit masalah dengan
Tetsujin."
Seperti rencana, semua murid Kelas F sudah berkumpul di
taman terdekat. Ini merupakan pesta kesuksesan kami yang tidak butuh reservasi
khusus, cuma beberapa cemilan dan minuman bisa. Ada keunikan tersendiri, dan
kami tidak perlu mengeluarkan uang banyak.
"Sekarang semua orang di sekolah tahu tentang kalian
berdua."
"...(menggaguk)"
"...itu bukan berarti aku ingin berurusan dengan orang
ini."
"Itu seharusnya kalimatku..."
Kesan buruk tentangku terus menyebar ke seluruh penjuru
sekolah. Mungkin sekarang aku tidak bisa dapat pacar di SMA.
"Setelah apa yang kalian lakukan, dan kalian juga tidak
diskors atau dikeluarkan, tentu saja ada beberapa rumor aneh yang menyebar. Aku
pun juga ingin tahu."
Minami menuangkan jus buah ke dua buah gelas dan
menyerahkannya kepadaku dan Yuuji.
"Ah, terima kasih."
Aku berterima kasih padanya saat menerima gelas itu,
menenggak isinya ke dalam mulutku. Terasa jus jeruk di dalam mulutku, tapi
terasa pahit. Apakah karena ini jus murah atau ada sesuatu?
"Oh iya. Bagaimana dengan penghasilan tokonya?"
Aku bertanya ke Minami, yang tidak bergerak setelah
memberikan minuman kepedaku. Dia bagian dari panitia acara, jadi dia semestinya
tahu tentang ini.
"Yah, walaupun tidak banyak, itu tidak buruk."
Minami menyerahkan buku yang biasa digunakan untuk mencatat
penghasilan kedai. Itu tidak banyak, tapi untuk pekerjaan dua hari, itu
bukanlah jumlah yang kecil.
"Ooo, berapa banyak...?"
Pada saat itu, kepala Yuuji muncul dari belakang.
"Kita tidak bisa beli meja dan kursi dengan ini,
mungkin beberapa tikar tatami dan meja teh, tapi cuma itu."
"Hm... kelihatannya dampak akibat ulah Duo Toko-Natsu
sangat besar."
Untuk sebuah Kedai Teh, tidak peduli berapa banyak orang
yang datang, ada batas untuk berapa banyak meja yang bisa kami sediakan, dan
itu, itu batasan untuk kami. Sungguh, itu sangat sia-sia ketika ada tempat yang
kosong.
"Maaf, aku terlambat~"
Pada saat itu, terdengar suara merdu dari belakang.
Sepertinya Himeji-san juga terlambat.
"Ah, Mizuki, bagaimana situasinya?"
"Yes! Otou-san menyetujuinya! Ini semua berkat
Minami!"
Aku menahan diri untuk tidak berteriak 'HOREE!'.
Akhirnya, kami telah berhasil mencegah Himeji-san pindah
sekolah. Ini luar biasa...
"Ini pasti sangat sulit untukmu, Himeji-san."
"Ah, Yoshii-kun..."
Ketika melihat wajahku, Himeji-san mengeluarkan ekspresi
lembut. Walaupun aku sedikit terpesona, aku kembali sadar. Apa aku terlalu
memikirkannya?
"Maafkan aku, tapi boleh aku minta segelas air? Tadi,
aku bicara banyak sekali, dan jadi haus."
"Ah, tentu saja, kau boleh meminumnya."
Kuberikan gelas kertasku, dan bagaimanapun juga tidak
seorang pun yang takut untuk minum jus jeruk.
"Terima kasih."
Himeji-san menerima gelas dan meminum isinya hingga
habis.
"Ah...!"
Ketika melihatnya, Minami mengeluarkan sebuah teriakan.
"Hm? Ada apa, Minami?"
"Eh? apa gelas ini milik Minami?"
Himeji-san memiringkan kepalanya dan mengeluarkan ekspresi
kebingungan. Lagipula ini bukan gelas Minami, ini adalah gelas jus buahku dari
awal.
"Bukan, bukan, bukan itu. Itu..."
Minami menjawab dengan nada gagap.
"Apa Minami juga mau minum?"
"Minum juga...? Itu, itu benar! Maaf Himeji, apa aku
boleh minum juga?"
"Ah, maaf, aku meminum semuanya. Aku akan mengambil
gelas baru, jadi tunggu di sini ya."
Himeji-san berlari ke tumpukan botol jus buah. Dia sungguh
wanita yang pekerja keras.
"...percuma saja mengambil gelas baru..."
Aneh, Himeji-san pergi untuk mengambil gelas lain, tapi
Minami tetap merajuk. Apa yang membuatnya tidak senang?
"Oh iya, Aki, ada sesuatu yang harus kukatakan."
"Hm? Ada apa?"
"Kemarin, ketika kau menyelamatkanku dari orang-orang
aneh, itu..."
Minami malu-malu menurunkan kepalanya. Melihatnya wajahnya
sangat merona seperti itu, apa yang dia ingin katakan?
"Itu... ketika kau teriak 'Berani-beraninya kau
melakukan itu pada Minami!', aku sangat bahagia..."
"Eh? Ah...tidak...itu...eem...!"
"Aku cuma ingin mengatakan itu! Itu saja!"
Setelah mengucapkan itu, Minami berlari dengan cepat. Ap,
apa? Ada apa dengan suasana yang luar biasa ini?
"Kya!"
Di saat aku sedang kebingungan, cukup jauh di belakang,
Himeji-san menjerit kecil. Aku berbalik dan melihat Himeji-san yang terjatuh ke
tanah sambil memegang kaleng jus. Akan buruk kalau dia terluka.
"Kau baik-baik saja, Himeji-san?"
"Ah, ya, aku baik-baik saja."
"Sungguh? Kalau begitu pegangan yang erat."
Hm? Ada apa denganku?
"Ya, aku akan pegangan erat sekarang..."
"Hii, hii, hii, Himeji-san?"
Dia tidak berpegangan ke tanganku, tapi ke pinggangku.
Dengan pose seperti ini, aku merasa ada sesuatu yang lembut yang menyentuhku!
"Akihisa-kun wanginya enak~"
Himeji-san membenamkan wajahnya ke dadaku, kalau begini
terus, nanti akan ada masalah. Dan masalah apa yang akan terjadi, aku tidak
tahu tapi itu bisa membuat jantungku berdetak dengan cepat.
"Ada apa denganmu, Himeji-san?"
Aku langsung tahu kalau dia tidak terlihat normal, bahkan
matanya juga buram. Dia terlihat seperti baru saja mabuk.
"Hm? Apa kau mabuk?"
Pada saat itu, aku teringat minuman tadi, rasa pahit itu.
Jangan-jangan—seseorang di kelas kita membeli jus buah dengan kandungan
alkohol!
"Akihisa-kun, aku marah kau tahu?"
Dia menggelembungkan pipinya dengan marah. Dia marah, apa
aku melakukan sesuatu yang salah? Aku pusing dengan semua kejadian yang terjadi
baru-baru ini, tapi aku hanya tidak ingat apa-apa.
"Uuu~ kau bahkan tidak tahu alasan kenapa aku
marah!"
"Satit! Ako sodang sicara!"
Dia menggoyang paksa wajahku kiri dan kanan.
"...Janji."
"Janji?"
"Janji yang kau buat denganku setelah kembali dari
turnamen Syokanju."
Janji apa? Kalau kupikir-pikir, sepertinya aku mengingat
sesuatu...
"AH! Dibelakang sekolahl!"
"Aku telah menunggumu disana, dan ternyata kau lupa
tentang itu. Kau sungguh terlalu!"
Gara-gara aku mengejar Duo Toko-Natsu, aku lupa tentang itu!
Tentu saja siapapun akan marah gara-gara ini.
"Aku sungguh, sungguh minta maaf. Walaupun aku tidak
bisa mengatakan alasannya, ada banyak hal yang terjadi..."
Aku memandang mata Himeji-san sambil minta maaf. Jika aku
tidak sedang dipeluk, aku akan berlutut dan meminta maaf.
"Uuu...! Aku tidak akan memaafkanmu!"
"Tolong mengertilah!"
"Tidak akan!"
Kelihatannya amarah Himeji-san tidak akan reda dengan cepat.
Aku tidak mengira kalau dia punya sesuatu yang penting yang mau dia bicarakan
denganku. Kelihatannya aku telah melakukan dosa besar...
"—cuma bercanda~."
"Huh?"
Tiba-tiba, kalimat yang tidak terduga ini membuatku
tercengang.
"Sebenarnya, seseorang sudah memberitahuku alasan
kenapa Akihisa-kun tidak bisa menepati janjinya."
"Eh? siapa?"
Ini sangat mengejutkan. Siapa di bumi ini yang memberitahu
Himeji-san tentang hal itu?
"Jadi, alasan kenapa aku marah—adalah karena diriku
sendiri."
Dia melihat ke arah tanah.
"Akihisa-kun sudah berusaha sangat keras untukku, tapi
aku marah hanya karena kau tidak menepati janji."
"Ah, ini tidak seperti itu. Ini karena Himeji-san tidak
tahu kebenaranya..."
"Ini tidak ada hubunganya dengan mengetahui
kebenaranya.Aku benar-benar tidak bisa memaafkan diriku karena telah menyakiti
seseorang yang telah berusaha begitu keras untukku. Karena---"
Mengambil nafas dalam-dalam, Himeji-san mengangkat wajahnya,
dan mata kami saling bertemu.
"Itu karena aku tahu dari dulu kalau Akihisa-kun adalah
orang yang benar-benar lembut."
"Yahh, kau tidak perlu terlalu serius
memikirkanya".
Ditatap langsung seperti ini, tidak sengaja kualihkan
pandanganku.
"Sama seperti waktu Perang Syokanju, dan kali ini juga
sama. Aku selalu dibantu oleh orang lain, tapi aku tidak tahu bagaimana aku
harus berterima kasih..."
Himeji-san mengambil kaleng yang berada di tanah. Itu adalah
kaleng yang belum pernah kulihat, tapi ada tulisan 'Jus jeruk khusus dewasa' di
atasnya---Itu adalah bir tidak peduli bagaimana pun kau melihatnya!!! Siapa
yang menganggapnya Jus Jeruk dan membawanya kemari!!!
"Erm, Himeji-san minuman itu, aku kira lebih baik kalau
kau tidak--"
Aku tidak mampu menghentikanya, dan aku mendengar desisan
ketika penutupnya ditarik.
"Jadi aku ingin mengucapkan terima kasih pada
Akihisa-kun".
Setelah itu, dia meminum seluruh isi kaleng itu. Aargh!
Apakah itu benar tidak apa-apa?
"...Jadi Akihisa-kun".
"Ya, ya."
Apa aku terlalu memikirkannya? Aku merasa kalau aku sedang
ditatap cukup lama.
"Tolong lepaskan pakaianmu."
"Kenapa?"
Sekarang dia bicara ngelantur. Kelihatanya dia benar-benar
mabuk.
"Karena aku akan berterimakasih padamu sekarang! Tolong
jangan melawan."
"Tu, tunggu sebentar! Itu sudah jelas kalau ada sesuatu
yang salah dengan ini!."
"Tidak ada sesuatu yang salah, semua orang
melakukannya!."
Sementara aku dipeluk, kancingku sedang dilepas satu
persatu. Aku tidak bisa menyingkir darinya dalam jarak sedekat ini. Ini tidak
baik!.
"Oh~Akihisa sepertinya kau sedang bersenang-senang
sekarang."
Yuuji berjalan dengan botol di tangannya. Waktu yang tepat.
"Yu, Yuuji! Kebetulan sekali. Tarik Himeji-san!"
"Hm, baiklah... tapi kurasa tidak baik jika aku
menghentikannya..."
Yuuji, tersenyum licik, sudah jelas kalau dia tidak ingin
menolongku. Dasar sialan...!
"Kalau begitu, aktifkan saja Gelang Platinum! Biar
kuurus sisanya!"
"Oh, begitu? Oke--- Aktifkan!"
Yuuji mengaktifkan Gelang Platinum untuk menciptakan Wilayah
Pemanggilan. Dengan begini, siapapun yang berada di dalam jangkauannya bisa
memanggil Syokanju. Dipikir-pikir, Yuuji langsung setuju melakukannya, padahal
ini bisa mengurangi nilai. Sepertinya dia sedang mabuk.
"Ha! Untung saja Syokanjuku bisa menyentuh manusia.
Ayo---summon!"
Tubuh miniku muncul disampingku dan berniat menjauhkan
Himeji-san dariku. Walaupun kelihatan imut, tapi dia berkali lipat lebih kuat
dari manusia normal. Ini kemenanganku!
"Uuu... menyebalkan! Summon!"
--Whoosh!
Tubuh Syokanjuku dalam sekejap berubah menjadi abu.
"Panas!!! Panas!!! Tubuhku kebakar!!!"
"Itu karena kau memakai baju, Akhisa-kun!"
Bukan, ini jelas-jelas karena Syokanju Himeji-san. Serangan
balasannya terlalu kuat, sampai-sampai aku tidak bisa pingsan!
"Pokoknya, aku tidak akan kalah dari Minami! Dari
sekarang, aku akan memanggilmu 'Akihisa-kun'!"
Kata-kataku tidak sampai ke Himeji-san lagi. Himeji-san
sangat lemah dengan alkohol.
"Dan --- suatu hari---aku akan pacaran ---
Akihisa-kun---"
Suara Himeji-san tiba-tiba melemah. Apa yang akan dia
lakukan padaku suatu hari nanti?
"Himeji-san, kau masih bangun?"
"...selalu... bersama..."
Irama nafasnya terdengar sampai ke telingaku; sepertinya dia
tertidur. Aku tidak pernah menyangka kalau dia lemah tehadap alkohol;
sepertinya aku harus waspada, jangan sampai dia dekat-dekat dengan alkohol.
Lagipula, sangat berbahaya tidur di depan laki-laki seperti ini.
"...Aku pergi sebentar, dan lihat apa yang kau lakukan
dengannya sekarang..."
"Eh? Mi, Minami!!! Bukan begitu! Aku tidak melakukan
apa pun, Himeji-san..."
Sepertinya Minami juga mabuk, karena dia memukuliku dengan
membabi buta.
***
"Selamat pagi~"
"Ah, selamat pagi, Himeji-san."
Keeseokan harinya, aku bertemu Himeji-san di jalan menuju
sekolah. Bertemu dengannya sepagi ini, kebetulan yang sangat indah. Aku sangat
beruntung.
Oh iya. Sekarang waktu yang tepat untuk menanyakannya.
"Himeji-san, ada yang ingin kutanyakan."
"Ya. Apa?"
"Kemarin, kau bilang ' Dan--- suatu hari--- aku akan
pacaran--- Akihisa-kun', apa maksudnya?"
Kata-katanya mungkin hanya berisi janji yang pernah kubuat,
mungkin... ada sesuatu yang lebih penting dari kata-katanya. kenyataan yang
anehnya membuat jantungku berdegup kencang tanpa kusadari. Apa maksud
sesungguhnya dari kata-kata itu...?
Untuk sesaat, Himeji-san tidak mengatkan apa pun. Kemudian,
dia berkata dengan gugup,
"Maaf, sepertinya aku tidak ingat tentang peristiwa
kemarin."
"Eh?"
Di saat aku sedang gugup, jawabannya membuatku sedikit
kecewa. Kalau begitu, itu artinya dia
sangat mabuk, jadi itu sama sekali tidak aneh.
"Ah, be, begitu rupanya. Himeji-san sangat lemah dengan
alkohol, ya?"
"Maafkan aku, aku tidak ingat apa pun,
Akihisa-kun."
"Hahaha, tidak, tidak, itu tidak ma----"
Hm??? Aihisa-kun???
"...Yuuji, Formulir Pernikahannya ditolak. Sayang
sekali..."
"Tentu saja ditolak. Kalau kau bisa berpikir dengan
jernih, aku baru saja berumur 17."
"...Jadi aku akan menyimpannya hingga tahun depan.
Sekarang, kita adalah pasangan yang akan menikah."
"Shouko, boleh aku mampir ke rumahmu kapan-kapan?"
"...Boleh, tapi Formulir Pernikahannya tidak ada di
rumah, ada di pengacara."
"Kau menjaganya terlalu berlebihan!!!"
Suara yang kukenal terdengar entah dari mana. Itu pasti
Kirishima-san dan Yuuji. Sungguh, sudah waktunya bagi Yuuji untuk menyerah.
Akan tetapi, dia terus terang menolak tiket preminum yang diberikan kepala
sekolah.
"Ngomong-ngomong, harus kuapakan tiket itu?"
Yuuji bilang, akan sangat berbahaya kalau dia menerimanya,
jadi pada akhirnya dia memberikannya padaku. Kalau kupakai tiket ini untuk
pergi kencan dengan seseorang...
"Hm? Ada apa?"
"Ah, tidak. Tidak ada apa-apa."
Sepertinya tanpa sengaja aku menatap wajah Himeji-san.
Akan tetapi, aku tidak yakin apakah akan berguna kalau aku
memakai tiket ini. Bahkan ini mungkin bisa membuat keadaan makin berantakan...
"Baiklah, aku harus menyerahkan ini untuk yang paling
membutuhkan."
"Yang paling membutuhkan? Apa yang kau bicarakan?"
"Ayo anggap ini sebagai hadiah untuk pria tidak jujur
itu dan wanita yang tergila-gila padanya."
"???"
Wajah Himeji-san terlihat kebingungan. Walaupun aku
menyayangkannya, ayo berikan tiket ini untuk Kirishima-san sebagai hadiah.
Untukku... Aku senang dengan keadaanku saat ini.
"Oh ya, aku dipanggil ke ruangan guru. Maaf, aku
duluan, ya?"
"Ah, oke, hati-hati!"
Himeji-san langsung jalan dengan cepat. Pada saat itu---
"---Suka kamu, Akhisa-kun."
Sepertinya dia mengatakan sesuatu dengan pelan, aku tidak
bisa mendengarnya ketika suaranya tertimpa oleh suara-suara hiruk pikuk di pagi
ini.
***
Catatan Penerjemah :
Karena berbagai alasan, aku memutuskan untuk menerjemahkan Baka to Test dari Volume 7, mengikuti serial anime.
Maka dari itu, untuk para pembaca, mohon pengertiannya.
Comments
Post a Comment