Baka To Test: Volume 3 Soal Kedua, B. Indonesia

Diterjemah kan oleh I-Fun Novel
Soal Kedua


Tulislah pengalamanmu selama hari pertama Training Camp?


Pengalaman Himeji Mizuki:
Setelah turun dari kereta, aku merasakan pusing yang lumayan. Aroma pepohonan dan pemandangan yang berbeda, perbedaan kualitas udara dibandingkan kota, seperti membawa pertanda sesuatu yang bagus akan terjadi.

Komentar Guru:
Seperti perubahan suasana adalah stimulus yang bagus. Sensei harap Himeji mendapatkan pengalaman dan kenangan yang berharga selama di kelas 2 SMA.



Pengalaman Tsuchiya Kouta: 
Setelah turun dari kereta, aku merasa sangat pusing. Apa penyebabnya?

Komentar Guru:
Itu namanya mabok darat.


Pengalaman Yoshii Akihisa:
Di pemberhentian kereta, aku menghirup udara, terasa manis, tapi asam. Aroma yang aneh, dan aku berpikir kalau aroma ini adalah ciri khas dari kota ini.

Komentar Guru:
Sensei yakin kalau Tsuchiya tidak muntah di sampingmu, kamu pasti punya pendapat yang berbeda tentang kualitas udara kota ini.

***

Menikmati pemandangan dari jendela bus, aku akhirnya meninggalkan kota yang sudah lama kutempati ini, dan berangkat menuju daratan tinggi yang dipenuhi dengan keindahan.

"Sepertinya kita akan naik kereta ini selama 2 jam."

Himeij-san yang sedang di seberangku meletakkan ponsel-nya ke kantong. Pasti dia habis melihat peta rute.

"Masih ada 2 jam lagi, tapi aku tidak ingin tidur. Ngapain ya~"

Karena ruang di dalam kereta kecil, cuma sedikit yang bisa kami lakukan. Game kami disita, jadi tidak bisa dibawa. Jadi sangat sedikit yang bisa kami lakukan.
Aku berbalik dan melihat ke arah Yuuji, yang sedang melihat keluar. Juga karena bosan, dia menguap.

"Yuuji, ada yang menarik?"

"Di toilet ada kaca, kan? Kamu bisa memandanginya sampai pecah."

"Eh? Jadi kamu bilang wajahku menarik?"

"Tidak, kamu salah. Kubilang wajahmu--- sama sekali tidak bisa bikin orang tertawa."

"Apa maksudmu tidak bisa bikinorang tertawa!? Emangnya wajahku segitu jeleknya sampai-sampai orang tidak bisa tertawa!?"

"Maksudku, yang menarik itu roh penjagamu."

"Roh penjaga? Kamu bisa melihatnya?"

"Mm, bisa. Penuh darah, rambut hitam panjang berantakkan, seperti itu roh penjagamu."

"Tidak mungkin, makhluk seperti itu mana mungkin melindungiku, ya kan?"

Itu yang dipanggil setan penunggu, ya kan?

"Santai aja, aku cuma setengah bercanda."

"Ah, kirain, bikin takut saja."

"Sebenarnya, rambutnya bewarna seperti kopi hitam."

"Itu ga penting!"

Kukira dia bercanda dari awal, aku jadi takut. Kalau aku mendengarkan dia lagi, kami jadi membahas tentang hantu. Tapi seingatku, keberuntunganku akhir-akhir ini sangat buruk, mungkin saja roh gentayangan benar-benar menempel di tubuhku... Lupakan itu, siapkan saja garam buat mengusir dia.

"Oh, Minami, apa yang kamu baca?"

Di seberang Yuuji, Minami sedang membaca buku yang kira-kira sebesar buku catatan. Sangat jarang melihat minami membaca padahal dia tidak pandai dengan kanji. Apa itu buku tentang perhiasan?

"Hm? Maksudmu ini? Ini buku Psikotes. Aku beli ini karena harganya cuma 100 yen, tapi tidak kukira akan semenarik ini."

Psikotes? Terdengar menarik untuk menghabiskan waktu.

"Ohh~ sepertinya menarik. Coba kasih aku pertanyaan, Minami!"

"Baiklah."

Setelah mengatakan itu, Minami membalik beberapa halaman.

"Kalau begitu kita mulai. 'Pilih seseorang yang berbeda gender yang cocok dengan warna berikut'."

Oh, makna warna? Kira-kira aku harus memilih orang yang menurutku cocok dengan warna, ya kan?



" ‘Hijau, Oranye, Biru' Sebutkan nama orang yang cocok dengan warna di atas."

Oooo~ Hijau, oranye, dan biru?

"Erm--- Minami, kenapa kamu menatapku seperti itu? Setidaknya biarkan aku berpikir dulu sebelum menjawab pertanyaan."

"Ti-tidak! Berhenti membuat alasan dan buruan jawab!"

"Hm~... Kalau begitu, Hijau (Minami), Oranye (Hideyoshi) dan Biru (Himeji-san), atau kira-kira begitu."

PLACK---Minami mengeluarkan suara mengerikan.

"Mi, Minami-san... Kenapa bukunya dirobek?"

"KAMU TANYA KENAPA?"

"Eh?"

"KENAPA WARNAKU HIJAU DAN MIZUKI BIRU? JELASKAN?"

Waaaaa! Walaupun aku tidak tau kenapa, tapi dia sangat kesal! Marah hanya karena Psikotes, apa aku melanggar peraturan?

"Ka, kalau kamu tanya kenapa, aku..."

Karena kamu pakai celana dalam hijau daun---dia pasti bakal melempar aku keluar jendela kalau aku jawab seperti itu, ya kan?

"Aku tidak akan marah, jadi jawab."

"Karena kamu pakai celana dalam hijau daun."

"SAKAMOTO, BUKA JENDELANYA!"

"KAMU INGIN MELEMPARKU KELUAR!? KAMU INGIN MELEMPARKU KELUAR, YA KAN!!?"

"Shimada, dilarang buang sampah lewat jendela!"


"Terima kasih sudah menghentikan Minami, tapi Yuuji, kamu baru saja bilang kalau aku itu sampah, ya kan?"

"Itu tidak penting, karena kamu bukan sampah, tapi bajingan."

"Apa-apaan ini~, aku tidak pernah diperlakukan begitu kejam seperti ini seumur hidup."

"Seharunya kamu buang bajingan ke tampat sampah organik."

"Apa-apaan kalian semua!"

Kenapa aku selalu diperlakukan seperti ini!?

Ketika aku sedang melawan perlakuan tidak manusiawi ini, Yuuji langsung mengambil buku Psikotes (Atau setengah bagiannya) dari tangan Minami.

"AH! Apa yang kamu lakukan!?"

"Coba kita lihat! Hijau artinya 'teman, oranye artinya 'sumber motivasi' dan biru artinya---oh. Begitu rupanya."

Yuuji melihatku dan Minami berkali-kali sebelum memasang senyum bodohnya. Aku selalu kesal setiap kali dia pasang wajah seperti itu.

"Sa, Sakamoto! Kembalikan itu!"

"Oh, maaf, maaf. Karena menarik, jadi aku ingin lihat."

Pipi Minami menggelembung karena marah saat merasa Yuuji mempermainkannya.

"Ngomong-ngomong, Yuuji juga ingin ikutan?"

"Benar. Shimada, aku boleh ikut?"

"Baiklah,  baiklah...tapi, biar kuperjelas, tidak arti apa pun dari pertanyaan tadi, oke?"

"Oke, oke. Aku mengerti."

Apa yang tertulis di buku itu?

"Aku juga boleh ikut?"

Tiba-tiba Hideyoshi bergabung. Dia duduk bersama Muttsurini di belakang kami, sepertinya dia juga bosan.

"Baiklah."

Minami terlihat sedikit tidak senang, sepertinya dia cemburu dengan Hideyoshi.

"Oke, makasih. Ah, Akihisa, soal pertanyaan tadi..."

"Pertanyaan apa?"

"Pertanyaan tentang 'pilih warna untuk orang yang berbeda gender'. Siapa yang kamu pilih untuk warna oranye?"

"Kamu, Hideyoshi."

"...Aku senang mendengarnya, tapi aku sedikit merasa terganggu..."

Hideyoshi menundukkan kepalanya sambil bicara. Ada apa?

"Ngomong-ngomong, Muttsurini tidak ikutan?"

"Sepertinya dia tertidur. Kudengar dia terlalu banyak menginvestigasi."

Kudorong kepalaku untuk melihat ke belakang bangku, Muttsurini pasti sedang tidur.

"Sebaiknya kita tidak ganggu dia."

"Kau benar."

Kasihan kalau membangunkan dia ketika sedang tetidur.

"Ehm, maaf. Boleh aku ikutan?"

Duduk di seberang kami, Himeji-san mengangkat tangannya.

"Kalau begitu, semuanya ikutan."

Aku menjawab Himeji-san karena Minami masih terlihat tidak  senang. Lagipula, dia tidak keberatan kalau Himeji-san ikut main juga.

"Oh iya, Minami, warna biru tadi, artinya apa?"

"...Aku tidak akan menjawabnya, sekali pun aku mati."

"Ke, kenapa begitu..."

Mata Himeji-san terlihat ingin menangis. Gara-gara mata ingin menangis itulah begitu mendengar kata biru aku langsung membayangkan Himeji-san .



"Ah, lupakan saja. Langsung ke soal berikutnya."

Minami menghela nafas dan membalikkan halaman buku Psikotes yang robek. Seberapa kuat Minami, sampai-sampai bisa merobek buku menjadi dua?

"Dari 1 sampai 10, pilih dua angka yang kamu pikirkan."

"Aku 5 dan 6."

Kata Yuuji.

"Hm, aku 2 dan 7."

kata Hideyoshi.

"Aku 1 dan 4."

Jawabku.

Kalau begitu aku 3 dan 9."

Himeji-san menjawab terakhir.

Setelah mendengar jawaban kami, Minami membalik halaman buku di tangannya.

"Coba kulihat. 'Nomor pertama adalah gambaran orang lain terhadap dirinya'. Kalau begitu---"

Yuuji-- Keren dan Macho

Hideyoshi-- Tenang dan Bijaksana

Aku-- Mati sana!

Himeji-san--- Perhatian dan Peduli

Minami membacakan hasilnya.

"Oh, begitu."

"Dibilang bijaksana, aku jadi senang."

"Erm~ Kenapa aku doank yang dibentak?"

"Jadi aku lembut dan perhatian, ya~"

Kami semua mengutarakan pendapat kami.

"Selanjutnya, 'nomor kedua menggambarkan kepribadian tersembunyi dalam dirimu'. Jadi, biar kulihat---"

Sama seperti tadi, Minami menunjuk semua orang bergantian.

Orang yang adil dan lembut - Yuuji

Orang yang sangat menarik - Hideyoshi

Pergi dan mati saja sana! - Aku

Orang dengan pendirian teguh - Himeji

"Hideyoshi sangat menarik."

"Himeji adalah gadis yang berkemauan keras, ya?"

"Erm ~ Kenapa aku doank yang lebih buruk?"

"Sakamoto-kun memancarkan aura lembut."

Percakapan kami mulai berputar sekitar psikotes, dan semua orang bersenang-senang. Setelah itu, Minami memberikan lagi soal psikotes ke kami semua. Kemudian,

"... (tap tap)."

"Ah, pagi, Muttsurini."

"Kamu sudah bangun."

"... Bangun karena lapar."

"Oh? Sudah waktunya?"

Aku mengeluarkan ponsel untuk mengonfirmasi waktu, dan waktu yang ditampilkan di layar saat ini adalah pukul 1:15. Biasanya, ini waktunya makan siang.

"Pas sekali. Kenapa kita tidak makan bersama sekarang saja?"

"Kamu benar. Kita tidak akan bisa menghabiskan makan malam jika terlambat makan siang."

Makanan adalah sumber nutrisi yang sangat penting. Aku tidak akan mengatakan kalau aku sudah makan sekarang; itu akan sangat sia-sia.

"Ah, sudah waktunya makan siang, kan? Kalau begitu---"

Saat ini, Himeji-san meraih tangannya ke dalam tas di sampingnya, mencari sesuatu, dan aku punya firasat buruk tentang ini.

"Sebenarnya, aku membuat banyak sekali bekal, jadi mungkin..."

Firasatku tepat! Himeji-san mengeluarkan kotak bekal yang besar!

Aku benar-benar bersyukur untuk niat baiknya, tapi sayangnya, makanan yang dia buat bukan hanya sebuah karya kreatif, itu adalah racun kuat yang dapat mengancam nyawa seseorang.

"Maaf Himeji, tapi aku membawa bekalku sendiri."

"Maaf, aku juga."

"...Aku juga."

Yuuji, Hideyoshi dan Muttsurini semua mengeluarkan bekal mereka untuk membuktikannya, sepertinya mereka sudah siap sedia.

"Karena itu, Akihisa, tolong temani Himeji makan siang."

Yuuji memasang ekspresi bahagia melihat kesialanku. Mereka pasti berpikir karena aku miskin, aku tidak akan bisa menyiapkan bekalku sendiri.

Hoho, kamu terlalu naif jika berpikir seperti itu.

"Maaf. Sebenarnya, aku sudah bawa roti."

"Oh maaf! Tanganku tergelincir!"

(Menepuk tanganku)

"...kakiku tergelincir."

(Menginjak roti)

"ARGHHH! ROTIKU! ROTIKU!"

Setelah Yuuji membuatku menjatuhkan roti ke lantai, Muttsurini langsung menginjaknya berkali-kali.

Sial! Kerjasama kalian terlalu sempurna! Aku tidak bisa mencegahnya!

Meski begitu, aku tidak begitu lemah lalu menyerah hanya karena rotiku diinjak berkali-kali.

"Hahaha, kalian sama sekali tidak berhati-hati. Ya ampun, kalian harus menghargai makanan."

"---Kau benar. Kita harus menghargai makanan. Aku akan menghabiskan roti benyek ini, jadi Akihisa, makan saja bekal Himeji."



"" ...... (saling menatap satu sama lain) ""



"Ah maaf Yuuji. Tanganku kepeleset..."

"Aku akan menangkapmu supaya tidak kepelset."



"" ...... (saling menatap satu sama lain) ""



"Kalau begitu Akihisa-kun, jika kamu tidak keberatan-"

Himeji-san dengan malu-malu menawarkan bekalnya di hadapanku. Aku benar-benar, benar-benar sangat bahagia, tapi setelah melihat isi bekal, aku bahkan tidak berani menyentuhnya.

"Ah ~ Yah, ini ..."

"Aki, kamu mau makan bekalku juga?"

Di saat aku bersiap-siap menggunakan jurus special 'serangan sakit perut'-ku, tiba-tiba Minami memberiku rute pelarian. Ini adalah satu dari satu juta kesempatan!

"Terima kasih Minami! Kalau begitu, bagaimana kalau semuanya makan bersama? Lalu kita semua bisa berbagi!"

Yuuji menatapku dengan tatapan 'ide brengsek macam apa ini?'. Aaah, ini membuatku merasa sangat senang punya sahabat sejati.

"Yah, kalau begitu, Muttsurini dan aku akan kembali ke tempat kami dan makan."

"...(menganggukkan kepala dengan semangat)."

Oh, jadi Hideyoshi dan Muttsurini sama-sama berniat melarikan diri, ya? Tidak masalah, dari awal targetku hanya Sakamoto Yuuji!

"Tidak perlu, selain itu, aku punya roti Akihisa di tanganku."

Meskipun wajah Yuuji terlihat selembut biasanya, tatapannya serius.

"Jangan bicara begitu, Yuuji ..."

"Begitu rupanya, jadi kamu ingin makan bekalku juga! Silahkan, makan sepuasnya!"

"GUUH!!"

Mulutku disumpal sampai penuh. Yuuji sepertinya memasukkan sandwich ke dalam mulutku untuk mencegahku mengatakan apa pun. Apa aku boleh bicara lagi?

Dengan panic, aku mengunyah makanan lalu menelannya. Huh! Sandwich gaya Amerika ini sangat lezat! Ayam panggang dengan bumbu khusus di atasnya.

(Menelan)

"---Lezat!"

Lapisan mentega dioles di atas permukaan roti panggang untuk mencegah roti menjadi lembab, hanya daun selada yang digunakan, selada dipakai untuk membungkus tomat dan ayam untuk mencegah uap air keluar, dan ayam diolesi saus wasabi dan mayones...

"Oi Yuuji, apa kamu yang membuat ini sendiri?"

"...Kenapa memangnya?"

Bagaimana bilangnya? Sandwich yang dia buat ternyata sangat enak, sangat mengejutkan. Orang ini bukan sembarang amatir, dia selalu memiliki caranya sendiri ketika melakukan sesuatu.

"Kalau begitu, coba juga punyaku."

Kali ini, Minami meletakkan bekal di depanku. Ooohh, bekal sekolah biasa. Bola daging goreng, siomai dan asparagus gulung semuanya berbaris dengan cantik di kotak bekal. Dia masih menawarkan aku ini meskipun dia mood-nya buruk ketika permainan psikotes, sungguh, Minami gadis yang lembut! Aku harus melihatnya dari sudut pandang yang berbeda mulai dari sekarang.

"Baiklah, kalau kamu tidak keberatan."

Sekarang, apa yang aku makan? Aku menjadi bingung karena aku sudah lama tidak makan makanan sungguhan. Oh~ baiklah, kalau begitu aku akan coba siomai! Meskipun tidak sopan, aku menggunakan tanganku untuk mengambil satu dan memasukkannya ke dalam mulutku.

"Aki, itu, um... aku mencoba mengumpulkan keberanianku untuk mengatakan ini! Sebenarnya, aku bermaksud memintamu makan siomai itu---"

"Hm? Apa?(Mengunyah)"

"Karena di antara 2 siomai itu, salah satunya berisi wasabi."

"APA KAU BODOH!?"

PEDAS!! AKU AKAN MATI KEPEDASAN!! LIDAHKU MATI RASA !!

"Akihisa, kamu mungkin beruntung dalam arti tertentu."

Yuuji menepuk-nepuk bahuku ketika aku sedang mencari air.

APANYA YANG BERUNTUNG... oh iya! Karena indera pengecapku rusak, mungkin aku bisa makan bekal beracun Himeji-san! Karena itu, aku harus mempertahankan ‘Invincible Mode’ ini dan---

"Aku coba bekalmu, ya, Himeji-san?"

"Ah, ya. Silahkan ambil yang banyak."

"Selamat makan--"



?



Ketika bangun, aku menemukan diriku sedang berada di sebuah ruangan yang tidak kukenal.

"Ah, Akihisa, kamu sudah bangun? Bagus... sepertinya sengatan listrik itu efektif!"

Yuuji menunjukkan sebuah benda yang tampak seperti tongkat listrik di tangannya, memasang ekspresi yang terlihat seperti dia akhirnya bisa menarik napas lega.

APA KAU GILA? APA AKU HAMPIR MATI TADI MATI?

"Ngomong-ngomong, di mana ini?"

"Ah, ya. Sekolah kita kaya, itu sudah pasti. Jadi, kudengar hotel ini dibeli oleh sekolah kita untuk dipakai sebagai asrama untuk training camp kita."

Tempat ini dimodifikasi menjadi asrama untuk training camp kami? Dengan kata lain, kami bisa memanggil Syokanjudi sini?

--Ini Akademi Fumitzuki, oke!? Tapi, karena mereka rela menghabiskan uang untuk apa pun yang mereka mau, kuharap sekolah juga bersedia menyediakan makan siang gratis.

"Oh, Akihisa! Kamu baik-baik saja!? Syukurlah... ketika aku mendengarmu mengigau menyesali semua perbuatanmu di masa lalu, kupikir kamu sudah bersiap pergi..."

Hideyoshi, yang masuk ke ruangan, meletakkan tangannya di dada.

Untung aku selamat.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Kamar Hideyoshi di sini juga?"

"Ya, dan Muttsurini, kita berempat akan menginap di sini."

Sepertinya kamar ini cukup luas untuk 8 orang tidur di sini, tapi mungkin karena pembagian kamar dilakukan per kelas, kami berempat dapat kamar yang besar... apa mereka memutuskan untuk menempatkan kami, para siswa bermasalah, di satu tempat?

Saat ini, aku menyadari kalau ada satu orang terakhir yang seharusnya tinggal bersama kami di ruangan ini, tapi tidak ada di sini.

"Ke mana Muttsurini pergi? Apa dia pergi keluar untuk mengintip?"

"Menurutku tidak baik mengatakan itu tentang temanmu..."

Kachang. "...Aku kembali."

Kebetulan sekali, Muttsurini kembali.

"Oh, kamu kembali, Muttsurini."

"...Untung kamu baik-baik saja, Akihisa."

"Ah, jadi kamu khawatir tentangku? Maaf."

"...Berkat itu, informasi yang kucari dengan susah payah tidak akan sia-sia."

"Informasi? Maksudmu tentang permintaanku dan Akihisa? Kamu benar-benar cepat!"

Yuuji langsung bereaksi saat dia mendengar kata 'informasi'. Ah, kami memintanya untuk mencari pelaku yang mengambil foto aku (yang sedang memakai kostum Maid yang memalukan) dan merekam suara Yuuji (deklarasi pernikahannya).

"...Aku menemukan jejak alat yang digunakan pelaku."

"Ohh, seperti yang diharapkan dari Muttsurini."

"...Dari modus operandi pelakunya, aku berasumsi bahwa pelaku dari kedua kasus adalah orang yang sama."

"Aku mengerti. Tapi tidak banyak orang yang akan melakukan hal seperti ini. Karena kamu merasa seperti ini, kurasa itu benar."

Meski begitu, bukankah ini berarti kami punya dua orang dengan kemampuan yang sama (pelaku dan Muttsurini) di angkatan kami? Itu sangat aneh.

"Jadi, siapa pelakunya?"

"... (Geleng kepala)"

Setelah ditanya, Muttsurini menggelengkan kepalanya dengan tatapan minta maaf.

"Ah, jadi kamu tidaktausiapa pelakunya?"

"...Maaf."

"Kenapa kamu minta maaf? Kamu bersedia membantu kami, seharusnya kami yang berterima kasih."

Betul. Kami meminta tolong padanya kemarin, jadi bagaimana kami bisa mengharapkan dia menemukan pelakunya hari ini? Semuanya tidak sesederhana itu.

"...Aku hanyataukalau 'pelakunya seorang gadis, dan punya luka bakar dipantatnya'."

"Sebenarnya apa yang kamu selidiki?"

Biasanya orang akan mencari nama pelakunya, bagaimana penampilannya atau sesuatu? Siapa yangtaukalau ada luka bakar di pantat atau tidak!? Aku benar-benar ingintaubagaimana orang ini menemukan petunjuk itu.

"... Aku memasang jaringan di seluruh sekolah."

Pada saat dia mengatakannya, Muttsurini mengeluarkan mesin kecil. Apa itu?

"...Sebuah perekam mini. Aku menyadap seluruh sekolah dengan ini."



Bip - <selamat datang.>



Setelah tombol ditekan, campuran suara yang keras bergema di seluruh ruangan.

"Kualitas suaranya agak buruk."

"…Terpaksa. Karena kita mencari di seluruh sekolah, sulit untuk menjaga kualitas dan akurasi suara."

"Meskipun jelas itu suara seorang gadis, tapi kami tidak bisatausiapa itu."



<…Aku ingin minta deklarasi pernikahan Yuuji lagi...>



Setelah itu, terdengar suara seorang gadis. Seperti sebelumnya, kami tidak bisa menebak suara siapa itu, tapi cara bicara unik ini, dan kontennya, siapa pun bisa menggunakan dengkul mereka untuk menebak siapa ini.

"ITU, ITU SHOUKO!! GADIS ITU, DIA SUDAH MULAI?"

"Dia benar-benar tidak sabar soal ini."

Sebenarnya apa yang Kirishima-san suka dari orang ini?



<Terima kasih atas dukungannya. Karena ini yang kedua kalinya, aku akan menjualnya padamu dengan harga lebih murah.>

<...Harga tidak masalah, cepat dan berikan padaku.>

<Seperti yang diharapkan dari seorang ojou-sama, langsung ke intinya. Bagaimana kalau besok? Inginnya seperti itu, tapi training camp dimulai besok, jadi aku hanya bisa menyerahkannya padamu senin depan.>

<...Aku mengerti. Aku akan menunggu.>



"Hoo, tadi itu sangat berbahaya... untung saja training camp menyelamatkan hidupku..."

"Jadi itu ditunda sampai senin depan."

Meski begitu, kami tidak bisa mencari pelaku di akhir pekan, jadi sebenarnya, kami hanya punya 4 hari lagi.

"...Dan percakapan lainnya termasuk identitas pelakunya."

Muttsurini mengoperasikan mesin itu lagi.



<Tetap saja, ini foto yang mengerikan. Bukankah kamu akan dihukum sangat berat kalau orang-orangtaukalau kamu diam-diam mengambil foto-foto ini?>

<Yah, sebenarnya, aku pernah ketahuan oleh ibuku sendiri sebelumnya.>

<Lalu, apa kamu baik-baik saja?>

<Dia membakar pantatku. Sungguh, mendapat hukuman seperti itu, memangnya kita hidup di jaman pra-sejarah?>



Apa yang terjadi selanjutnya adalah pembicaraan bisnis yang sangat membosankan.

"...Hanya itu yang kita ketahui untuk saat ini."

"Aku mengerti, jadi itu alasan kenapa kamu mengatakan bahwa pelakunya memiliki luka bakar di pantat."

"Dari percakapannya, sepertinya pelakunya seorang gadis."

"Orang itu kedengarannya agak sombong, tapi sepertinya dia juga seorang gadis."

Kami khawatir dengan kualitas suaranya, itu mungkin sangat buruk jadinya kami tidak dapat mendengar percakapannya dengan jelas, tetapi karena itu adalah ‘girls talk’, jika mereka bukan perempuan, itu pasti kerjaannya Hideyoshi.

"Ini informasi yang sangat bermanfaat bagi kita, tetapi luka bakar di pantat... bahkan jika kita mengangkat rok para gadis, kita mungkin tidak dapat menemukan pelakunya. Ah~ hum …"

"Kita juga tidak bisa menemukan bekas luka bakar sekali pun kita menggunakan kamera infra merah..."

Di sampingku, Yuuji memasang ekspresi serius yang menunjukkan kalau dia sedang memikirkan cara untuk mengintip pantat seorang gadis.

"Jadi apa yang kalian bicarakan dari tadi?"

Melihat kami semua sedang berpikir dengan serius, Hideyoshi memiringkan kepalanya sedikit ketika dia mengatakan ini. Itu benar, kami belum memberitauHideyoshi apa yang terjadi.

"Hideyoshi, sebenarnya ---- pssss, pssss, psss."

Aku memberinya penjelasan singkat tentang apa yang terjadi pada kami. Jika kami menjelaskannya dengan jelas, Hideyoshi pasti bersedia membantu kami.

"Aku mengerti. Tapi kalau bagian yang terbakar itu ada di pan..."

Hideyoshi memasang ekspresi manis saat dia memikirkan cara untuk membantu kami.

"Ah, tapi sebentar lagi adalah jadwal mandi. Kita minta Hideyoshi untuk memeriksa siapa yang memiliki bekas luka bakar di pantatnya?"

"Akihisa, kenapa kamu ingin aku masuk ke area pemandian perempuan?"

Astaga, ideku sangat cerdas! Dengan begini tidak ada masalah.

"Tidak mungkin bisa, Akihisa."

Namun,Yuuji meredam semangatku. Apa ada sesuatu di jadwal pelatihan?

"Kenapa tidak mungkin?"

"Yah, sudah jelas, karena aku seorang pria."

"Baca saja halaman 3 dari panduan training camp."

Kuikuti instruksi Yuuji dan membaca halaman ke-3. Melihatnya------



~Lokasi dan jadwal mandi~

Siswa Kelas A, B, C - 20: 00 ~ 21: 00 Kamar mandi besar (Pria)

Siswa Kelas D, E, F - 21: 00 ~ 22: 00 Kamar mandi besar (Pria)

Siswi Kelas A, B, C - 20: 00 ~ 21: 00 Kamar mandi besar (Perempuan)

Siswi Kelas D, E, F - 21: 00 ~ 22: 00 Kamar mandi besar (Perempuan)

Kelas F, Kinoshita Hideyoshi - 20: 00 ~ 21: 00 Kamar Mandi Pribadi



"Sialan! Sekarang kita tidak bisa meminta Hideyoshi membantu kita."

"Sepertinya begitu."

"Kenapa hanya aku yang dapat kamar mandi pribadi?"

Dan kupikir ini rencana yang sempurna. Sayang sekali!

Ketika kami berempat sedang bergumam dan memikirkan rencana.


-----DA-BOOM !!


"LETAKKAN TANGAN DIKEPALA DAN TIARAP!!!"

Pintu kamar kami didobrak, dan beberapa gadis berlari masuk.

"Ap, apa yang terjadi?"

"Kemari, Kinoshita! Kalian bertiga di sana, jangan berpikir untuk melakukan perlawanan!"

Berdiri di posisi paling depan, Minami segera melesat ke jendela untuk mencegah kami melarikan diri. Bagus, seperti yang diharapkan dari Minami!

"Kenapa kalian langsung lari ke jendela?"

Ini bukan masalah, ya kan?

"Sekarang aku ingintaukenapa kalian datang mendobrak kamar kami?"

Setelah menutup jendela, Yuuji menanyai para gadis. Muttsurini dan aku juga meletakkan tas kami yang sangat berat dan berbalik menghadap mereka.

"Dan kamu berani bersikap seperti tidak bersalah. Kami sudahtaukalau kalian adalah pelakunya!"

Menunjukkan sikap yang berkuasa dan kuat saat berjalan melewati Minami adalah perwakilan kelas C, Koyama-san. Di belakangnya semua gadis melipat tangan mereka dan mengangguk setuju.

"Pelaku? Apa yang kamu bicarakan?"

"Ini."

Koyama-san melemparkan sesuatu di depan kami. Apa itu?

"...Kamera CCD dan mikrofon mini."

Memiliki pengetahuan tentang hal-hal semacam ini, Muttsurini menjawab.

Oh begitu. Jadi ini dipasang di dalam ruang ganti perempuan---

"Eh? Bukankah itu untuk mengintip? Siapa yang akan melakukan hal seperti itu?"

"Berhenti berpura-pura bodoh! Siapa yang akan melakukan hal semacam ini selain kalian?"

Mendengar ini, Hideyoshi melangkah masuk dan menghadapi Koyama-san.

"Bukan seperti itu. Kami tidak melakukan hal seperti ini! Cara pengecut seperti ini---"

Untuk membuktikan bahwa kami tidak bersalah, Hideyoshi sangat cemas sampai-sampai suaranya menjadi serak tanpa ada yang menyadarinya. Aku harus menanggapi kepercayaannya.

"Itu benar, kami tidak melakukan hal seperti ini!"

"...(Mengangguk dengan keras)."

Sementara Hideyoshi membantah, Muttsurini dan aku bergerak maju, hanya untuk dipelototi oleh Koyama-san.

"Cara pengecut seperti ini?"

"...Aku ...tidak bisa membantahnya ..."

"APA? TINGKAT KEPERCAYAAN ANTARA KITA HANYA SEBATAS INI?"

Hideyoshi menganggap kalau Muttsurini dan aku setingkat? Aku jadi ingin menangis...

"Aku benar-benar tidak berpikir kalau Yoshii-kun, kalian... akan benar-benar sampai sejauh ini..."

Di antara kerumunan gadis-gadis dengan aura pembunuh, Himeji-san mengatakan ini dengan suara ragu tidak percaya. Mendengar dia mengatakan ini, sepertinya kami mengkhianati kepercayaannya, itu sangat menyakitkan. TAPI AKU TIDAK INGAT MELAKUKAN HAL-HAL TERSEBUT !!

"Aki... Aku memercayaimu, kenapa kamu melakukan hal yang sangat tercela...?"

"Minami, jika kamu benar-benar mempercayaiku, kamu tidak akan menyiapkan alat-alat interogasi itu, kan?"

Untuk catatan, aku tidak merasakan sedikit pun kepercayaan darinya.

"Himeji-san, kamu salah! Kami benar-benar...!"

"Aku marah! Kamu ingin mengintip kami sementara perut kami penuh dengan makan malam— pinggangku biasanya tidak sebesar ini, pinggangku jauh lebih kurus!"

Jadi itu alasanmu marah?

"Pa, payudaraku tidak sebesar biasanya, tahu!?"

"Itu bohong."

"SEMUA ORANG, KASIH DIA PELAJARAN!!"

"Aku, aku minta maaf!! Aku tidak sengaja mengatakan isi pikiranku dengan keras!"

Para gadis langsung mengelilingi kami, memaksa Muttsurini dan aku untuk berlutut dengan balok batu di atas paha kami. Gawat! Satu-satunya orang yang bisa kami minta bantuan sekarang adalah---

" YUUJI, BANTU KAMI!! CEPAT SELAMATKAN KAMI!!"



"...Aku tidak akan memaafkanmu karena ingin mengintip tubuh wanita lain."

"Tunggu, Shouko! Tenangkan dirimu sebentar, GYYYYYYYYYYYAAAAAAAHHHHHHHH!!!"



"Sebelum kamu mengakui perbuatanmu, kami akan mencintaimu sampai puas!"

Sekarang Minami akhirnya menunjukkan kepribadian sadisnya. Kami akan mati jika tidak memperbaiki suasana hatinya! Aku tidak suka berbohong, tetapi kami harus memuji dia sedikit.

"Yah, aku pernah melihat payudara besar Minami, GYYYYAAAHHH !!"

"Sekarang untuk balok pertama."

Aku memujinya! Dia tetap menjatuhkan balok berat itu di pahaku bahkan setelah aku mencoba memujinya!!

"Yoshii-kun, jadi kamu telah melihat payudara Minami-chan...?"

"Ah ha ha ha. Tidak tidak. Himeji-san yang lembut tidak akan tega menjatuhkan sesuatu yang berat seperti itu di AHHOOOOWWWW!!"

"Kamu harus menjawab pertanyaan dengan benar, kamu tahu?"

Saat ini, aku merasa ada sesuatu yang lebih di senyuman Himeji-san daripada senyuman biasa.



?



Sepertinya hari ini aku lebih dekat dengan kematian daripada biasanya.

Setelah 30 menit interogasi, kami dibebaskan karena tidak cukup bukti.

"Ini hanya hukuman tambahan... ngomong-ngomong, kenapa hanya aku yang diperlakukan seperti korban?"

"Ya, ini cuma akan menyebabkan kesalahpahaman."

"...Dari awal juga tidak ada bukti yang terlihat."

Muttsurini, kata-katamu mungkin akan membawa kita kembali ke neraka!

Oh iya, Yuuji seharusnya baik-baik saja, kan? Kenapa dia sama sekali tidak bersuara?

"Yuuji, kamu baik-baik saja? Kenapa kamu tidak mengatakan sesuatu?"

Saat aku bertanya, Yuuji tiba-tiba berdiri seolah telah membuat keputusan besar.

"...Bukannya ini sempurna?"

Suara berat penuh marah menggema di seluruh ruangan.

"Eh? Ada apa denganmu, Yuuji?"

"Karena mereka tidak bisa diyakinkan bahkan dengan semua ini, kenapa kita tidak kabulkan saja keinginan mereka?"

Matanya berkobar dengan tekad seperti terbakar.

"Apa kamu berpikir ..."

"Ya, itulah yang aku pikirkan. Karena mereka telah memfitnah kita pengintip, KENAPA KITA TIDAK INTIP SAJA MEREKA!!"

"Yuuji, jika kamu benar-benar ingin melihat tubuh telanjang Kirishima-san, kenapa tidak kamu minta saja?"

Kami berencana mengintip mereka di saat mereka sedang waspada. Bodoh juga ada batasnya.

"Ap, apa kamu bodoh? Aku tidak tertarik dengan tubuh telanjang Shouko!"

Katakan yang sebenarnya dengan tegas, Yuuji, aku sangat tertarik.

"Uh huh, apa kamu berpikir untuk mencari pelaku dengan luka bakar di pantatnya?"

"Itu benar. Aku merasa sangat terhina, tapi karena mereka menuduh kita tanpa bukti apa pun, tidak perlu dipikirkan lagi. KITA AKAN MENGINTIP MEREKA SAMBIL MENANGKAP PELAKUNYA!!"

Yuuji benar. Karena kami sudah diperlakukan seperti pengintip, kami punya hak untuk melakukannya. Selain itu, jika aku tidak, foto-foto memalukanku itu akan tersebar di seluruh dunia!

"...Kamera dan mikrofon barusan adalah model yang sama dengan yang dipakai si pelaku untuk mengancam kalian berdua."

"Apa? Apa itu benar, Muttsurini?"

"...Tidak diragukan lagi."

"Benarkah? Hah, itu fakta yang sangat berharga."

"Ya."

"...(mengangguk)."

Mereka bertiga melipat tangan mereka dan menjawab serentak. Eh, soal itu---

"Maaf... tapi bagaimana situasinya sekarang?"

"Akihisa masih Akihisa. Kamu bahkan masih belum mengerti situasi seperti ini. Pada dasarnya, ini…" Yuuji mengeluarkan selembar kertas dan mulai menggambar.




"Orang yang memerasmu dan aku menggunakan kamera dan mikrofon yang sama seperti yang ada di dalam ruang ganti perempuan. Jadi, jika pelaku ini memiliki luka bakar di pantatnya---"

"Ah, aku mengerti! Selama kita bisa menemukan pelaku dengan bekas luka bakar di pantatnya, semua masalah akan terpecahkan!"

Meskipun mengintip bukanlah sesuatu yang patut dipuji, kami tidak punya pilihan selain melakukannya. Ini untukku, Yuuji dan masa depan kami yang cerah! Jadi, kami harus MENGINTIP!

"Tapi ngomong-ngomong, semua yang masalah yang melibatkan Kirishima-san, Yuuji akan sangat termotivasi. Aku jadi  curiga, apa harus bertindak sampai sejauh ini?"

Itu sangat bertolak belakang dengan sikap pemalasnya.

"...Sebenarnya, beberapa waktu lalu, aku dibius oleh Shouko dan pingsan."

"Aku minta maaf, aku lupa soal itu. Pasti sangat sulit bagimu."

"Saat aku bangun, aku menemukan diriku diculik ke rumahnya."

Jadi Yuuji diculik ke rumah Kirishima-san. Karena Yuuji tidak terlalu peduli, dia menggunakan metode nekat seperti itu, ya? Kirishima-san sama sekali tidak pernah menyerah.

"Heee~ jadi kamu sudah menyapa orang tua Kirishima-san?"

"Tidak, bukan itu, di rumahnya—"

Jangan bilang bukan cuma orang tuanya, bahkan kakek dan neneknya juga tinggal bersamanya?

"---sudah disiapkan kamar untukku."

Jadi Yuuji tinggal mengambil langkah terakhir, ya?

"Kalau anggota keluarganya mendengar lamaranku, aku, masa depanku akan................"

Sepertinya aku mulai terbiasa melihat Yuuji yang hancur seperti ini, tapi, Yuuji yang rusak sedikit unik. Hum, itu lumayan menghibur.

"Eh, kalau kita tidak cepat-cepat, waktu mandi untuk para gadis akan berakhir."

"...(mengangguk)."

"Eh? Hideyoshi dan Muttsurini akan membantu kami?"

"Tentu saja. Temanku dalam masalah, bagaimana bisa aku hanya duduk dan menonton?"

"...(Mengangguk dengan keras)."

Seperti yang diharapkan dari sahabat sejatiku; sekalipun aku mendapatkan catatan kriminal, bahkan jika itu benar-benar sulit dan sama sekali tidak penting, mereka masih bersedia membantu kami.

"Dan aku juga bertanggung jawab soal lamaran Yuuji..."

Oh ya, ada alasan lain soal itu. Tapi orang yang memaksa Yuuji mengatakan lamaran itu adalah aku, jadi Hideyoshi tidak perlu merasa bersalah karenanya.

"...Aku sudah mengkonfirmasi lokasi area pemandian perempuan."

Muttsurini keluar dari ruangan, kakinya melangkah tanpa ragu sama sekali.

"Yosh! Yuuji, cepat bangun! Kita akan mengintip! (Menepak kepala Yuuji)"

"Ughaapa yang terjadi?"

"Sekarang Akihisa semakin terampil mengobati Yuuji."

Kemungkinan besar karena Yuuji sudah pindah ke dunia lain tanpa alasan.

"...Sekarang ada 40 menit tersisa untuk kelompok selanjutnya."

Muttsurini memeriksa jam tangannya untuk konfirmasi.

"Tidak ada waktu lagi, kita harus buru-buru."

"Kamu benar, ayo lari!"

"Mengerti!"

Kami tidak memakai sepatu atau sandal ruangan, kami hanya mengenakan kaus kaki saat berlari di koridor. Tentu saja, supaya langkah kaki kami tidak terdengar.

Mungkin karena waktu mandi anak laki-laki dan perempuan sama, kami tidak bertemu siapa pun di koridor.

"...Setelah berjalan melewati tangga dan turun sedikit, itu akan menjadi area mandi para gadis."

Muttsurini berhenti di depan tangga.

Dengan kata lain, begitu kami turun dari tangga dan jalan di koridor, kami akan mencapai area mandi perempuan. Karena lokasinya di bawah tanah, kami tidak bisa mengintip dari luar, dan harus turun ke bawah.



"Baiklah, kita tidak punya banyak waktu yang tersisa. Jadi ayo terobos pertahanan terakhir!"

"Tujuannya sudah di depan mata." Kata Yuuji.

"""... (mengangguk)"""

Kami bertiga menganggukkan kepala tanpa bersuara dan berlari menuruni tangga dengan kecepatan yang menakutkan.

Melompati 2 anak tangga sekaligus, kemudian bergerak menyusuri koridor menuju area pemandian perempuan...

"Aku mendengar seseorang memasang kamera di ruang ganti, jadi aku datang untuk berjaga-jaga. Aku tidak menduga pelakunya benar-benar datang."

Kami mencari pemilik suara di sekeliling koridor, yang muncul di depan kami adalah guru laki-laki. Dia adalah guru kimia, Fuse-sensei.

"Bagaimana sekarang, Yuuji? Ada Fuse-sensei."

"Jangan khawatir, kita hanya hanya perlu menonjoknya."

"Kamu seharusnya khawatir, Sakamoto! Aku masih seorang guru, loh!"

"Baiklah, kita akan menyelesaikannya dengan sekali pukul!"

"Apa yang kamu lakukan, Yoshii?"

Ini untuk membela ketidakbersalahan kami. Begitu kamitausiapa pelakunya, semua orang akan memaafkan kami! Itu benar, kami memperjuangkan kebenaran! Keadilan akan selalu berada di pihak yang benar!

"---Namun, aku akan membuatmu merasakan semua kemarahan yang aku pendam karena kelas remedial!"

"ITU NAMANYA BALAS DENDAM YANG EGOIS!"

Tinju besi keadilanku terkunci untuk Fuse-sensei, siap untuk diluncurkan setiap saat.

"GGGYYYAAA! Su, summon!"

Tiba-tiba, sebuah tubuh kecil muncul di depanku dan menahan tinjuku.

"Syokanju?"

Aku dengan cepat melompat ke belakang dan mempertahankan jarak aman.

Sebuah lingkaran sihir familiar muncul di samping kaki sensei. Saat ini, apa yang muncul di depanku adalah Syokanju dengan level tingkat tinggi, beberapa kali lebih kuat daripada Syokanju tingkat rendah. Jika itu adalah Syokanju guru, Syokanju ini pasti memiliki kekuatan yang tidak terukur.

Tapi, Syokanju normal seharusnya tidak dapat menyentuh manusia atau benda fisik.

"Sialan! Jadi Syokanju para guru bisa menyentuh benda fisik?" Yuuji bergumam dengan pahit.

Seperti yang kami lihat, tinjuku ditahan oleh Syokanju Fuse-sensei. Dengan kata lain, Syokanju sensei dapat menyentuh benda fisik.

"Ho, jadi aku akhirnya berhasil melawan? Sebelum Yoshii ditunjuk sebagai 'Kansatsu Shobusha', kami, para guru, harus mengalaminya sendiri, jadi Syokanju kami dapat menyentuh benda-benda fisik. Selain itu, apa yang menjadikan kami guru? Terkadang kami harus turun tangan dan hentikan anak muda supaya tidak merajalela." (Murid dibawah pengawasan)

Kalau begini, Fuse-sensei pasti sudah terbiasa mengendalikan Syokanju. Sial, situasi ini semakin sulit untuk ditangani.

"Tapi bukannya ini terlalu berlebihan! Karena sensei sendiri yang membuat pertanyaan, bukankah Syokanjumu terlalu kuat!?"

Syokanju siapa yang terkuat, tentu saja Syokanju sensei yang membuat soal! Jika kami bertarung melawan orang dengan tingkat seperti itu, kami pasti berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan berakhir gagal.

"Tidak, ini bukan pertarungan sungguhan, jadi kulakukan tidak salah. Lagipula, kalian duluan ingin menghajarku duluan, kan?"

Orang dewasa benar-benar tercela, selalu memikirkan cara untuk menipu kami.

"Selain itu, para guru perlu mengambil tes. Tes kami dibuat oleh guru dari tingkat lain."

"Eh, benarkah?"

"Yah, karena filosofi kepala sekolah adalah bahwa 'guru itu harus berada pada tingkat yang cukup kompeten untuk mendidik siswa."

Serius? Melihat kepala sekolah biasanya bersikap santai, dia sungguh-sungguh sebagai seorang pendidik.

"Baiklah, waktunya bagi kalian menurut, oke?"

Syokanju Fuse-sensei beralih ke posisi bertempur, dan bertarung melawan Syokanju yang jauh lebih kuat daripada manusia biasa, kami tidak punya kesempatan untuk menang jika kami tidak melawan dengan kekuatan yang sama…

"Baiklah, kita hanya perlu melawan dengan semua yang kita miliki dan mengalahkan Syokanju Fuse-sensei."

"Itu baru namanya semangat! Aku akan menyerahkannya padamu, Yuuji!"

Menggunakan Yuuji sebagai perisai, aku segera berlari menerjang kea rah sensei.

"Tunggu dulu!"

Kerah bajuku tiba-tiba ditarik. Apa? Aku ingin cepat-cepat ke area pemandian perempuan.

"Berapa nilai kimiamu?"

Astaga, ya ampun. Jangan-jangan kamu berpikir kalau kamu tidak punya kesempatan tanpa bantuanku? Heh, terpaksa...

Ujian kimia. Hampir berhasil, sayang sekali... hanya satu digit, ya, jika aku bisa mendapatkan satu digit lagi---

"---Dengan satu angka lagi, aku bisa mendapatkan skor dua digit."

"Cepat menyingkir dari sini, dasar sampah yang tidak berguna!!!"

Bu, bukan seperti itu! Aku cuma salah menjawab pertanyaan di kolom jawaban berikutnya! Bukan karena otakku jelek!

"Jika lawan adalah seorang guru, akan sulit menghadapinya sendirian. Jadi aku akan tinggal, Akihisa, Muttsurini, cepat pergi!"

Sekalipun itu Yuuji, tidak mungkin dia bisa mengalahkan seorang guru, jadi Hideyoshi memutuskan untuk tetap tinggal dan membantunya. Jika mereka bekerja sama, seharusnya tidak ada masalah.

"Kalau begitu aku akan mengandalkanmu, Hideyoshi. Ayo, summon!"

"Demi membersihkan nama teman-temanku, ini bukan apa-apa. Summon!"

Yuuji dan Hideyoshi memanggil Syokanju mereka, dan mekanisme Syokanju yang diatur di dalam hotel bereaksi terhadap panggilan mereka, menyebabkan lingkaran muncul di lantai.

Dalam sekejap mata, kedua monster yang dipanggil Hideyoshi dan Yuuji muncul.

"Muttsurini, sesuai rencana, serahkan ini pada Yuuji dan Hideyoshi. Kita akan pergi — APA YANG TERJADI, MUTTSURINI MENGHILANG!?"

Muttsurini sudah mempercepat langkahnya seperti seorang ninja saat dia bergerak menuju area pemandian perempuan. Gerakan yang luar biasa; Aku harus mengejar!

"Oi, kalian berdua! Tsuchiya, Yoshii! Tunggu!"

"Maaf, Fuse-sensei, tapi aku tidak akan membiarkanmu menghentikan mereka."

"Karena itu, tolong tetap di sini dan bermain dengan kami."

Aku bisa mendengar Yuuji dan yang lainnya berbicara, tetapi Muttsurini dan aku berlari ke depan tanpa menoleh ke belakang. Akan tetapi---

"Tahan di sana."

Ada guru pria lain yang menghadang kami.

"Ooshima-sensei." Muttsurini mengeluarkan erangan kesakitan.

Sudah ketebak dia akan bereaksi seperti itu, karena bagi Muttsurini, lawan ini seperti seorang grand master! Orang yang ada di depan kami, Ooshima-sensei, bertanggung jawab atas mata pelajaran Pendidikan Kesehatan dan Jasmani.

Tetapi karena lawannya adalah guru Pendidikan Kesehatan, itu mungkin keberuntungan dalam arti tertentu. Meskipun Mutsurini benar-benar seorang idiot tingkat nasional yang langka ketika berhadapan dengan mata pelajaran lain, kemampuannya dapat sebanding dengan guru di depan kami. Sepertinya kami akan mendapatkan pertandingan seru antara keduanya.

"Muttsurini."

"...(mengangguk)."

Muttsurini terlihat serius saat mengangguk, lalu aku berjalan menuju Ooshima-sensei.

"...Ooshima-sensei."

"Apa."

"...Ini bukan mengintip."

Bersiap-siap untuk memanggil, Ooshima-sensei langsung terdiam.

Sepertinya Muttsurini tidak berniat bertarung sejak awal, tapi mencoba meyakinkan Ooshima-sensei. Ini sangat jarang terjadi.

"Kalau begitu, kalau bukan mengintip, lalu apa?"

Sepertinya taktik Muttsurini bekerja untuk Ooshima-sensei. Mungkin lebih mudah untuk meyakinkannya daripada Tetsujin? Aku harus melihat ini.

"... Ini adalah---"

Meskipun pelan, suara Muttsurini terdengar jelas di telingaku.

"---Praktik Pendidikan kesehatan."

"Summon."

Sayangnya, usahanya untuk meyakinkan sensei gagal.

"Aku akan menyerahkannya padamu, Muttsurini!"

"...Summon."

Muttsurini terlihat tidak senang saat memanggil Syokanjunya. Apa dia serius berpikir kalau dia bisa meyakinkan Ooshima-sensei dengan itu? Jika dia benar-benar berpikir demikian, aku hanya bisa mengatakan kalau dia adalah pria yang penuh teka-teki.

"Aku akan pergi, Muttsurini! Kita akan bertemu setelah kamu mengalahkan sensei!"

Setelah meninggalkan Muttsurini dengan kata-kata ini, aku menerjang ke depan.

"Jadi kamu pikir kamu bisa melawanku? Kamu anak nakal, dengarkan baik-baik, jangan pernah MEREMEHKAN GURUMU!!!"



Guru Pendidikan Kesehatan, Ooshima Takeshi, Pendidikan Kesehatan 663 poin

Kelas F, Tsuchiya Kouta, Pendidikan Kesehatan 424 poin



"... eh?"

Aku terus berlari, tetapi berhenti karena terkejut.

Apa aku melihat poin Ooshima-sensei dengan benar sebelum pergi? 663 POIN... BAGAIMANA MUNGKIN BISA? PASTI ADA YANG SALAH!

"Apa mereka mengubah sistem penilaian atau semacamnya...?"

"Bodoh, kami para guru pasti tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu!"

Gumaman pelanku dijawab dengan nada akrab. Ini, suara ini---

"JADI KAMU MUNCUL JUGA, TETSUJIIIIIIIIIIIN!"

"PANGGIL AKU NISHIMURA-SENSEI!"

Berdiri di sana, dengan punggung menghadap area pemandian perempuan, lawanku adalah Tetsujin, juga dikenal sebagai Nishimura-sensei. Tubuhnya yang berotot dan kekar menghalangiku.

"Sungguh, kurasa kalian tidak tahu, tapi kami para guru harus belajar juga! Supaya kami para guru bisa menjadi profesional!"

"Ah, aku mengerti. Pasti sulit bagimu~"

"Itu benar, kehidupan seorang pendidik itu sangat sulit." Tetsujin bergumam dengan nada berat pada dirinya sendiri.

Meskipun aku tidak pernah melihatnya, sepertinya itu sangat sulit.

"Penasaran saja, berapa yang Nishimura-sensei dapatkan?"

"Aku sibuk membantu mantan guru wali kelas, jadi aku tidak punya waktu untuk mengikuti tes, jadi aku tidak punya nilai."

"Aku mengerti, jadi dengan kata lain, kamu tidak punya nilai sekarang, kan? Seperti yang diharapkan dari Nishimura-sensei idiot yang cuma punya otot dan tidak berotak."

"Yoshii, untuk jaga-jaga, aku akan menanyakan ini padamu - apa golongan darahmu?"

Apa ini cuma firasatku? Kenapa aku merasa seperti dia akan memukuliku sampai mati sebelum aku diberikan transfusi darah?

"Ah, pokoknya, aku harus lewat! Minggir! Summon!"

Aku akan sampai di tujuan selama aku bisa melewati Tetsujin! Aku harus lewat, bagaimana pun juga!



Guru remedial, Nishimura Sochi, mata pelajaran gabungan TIDAK ADA

Kelas F, Akihisa Yoshii, mata pelajaran gabungan 929 poin



"AYO!"

Menghadapi Syokanjuku, Tetsujin hanya mengepalkan tinjunya dan memasang kuda-kuda bertarung.

Eh? Tinju? Apa dia tidak akan memanggil Syokanju?

Sejauh yang aku tahu, kekuatan Syokanju beberapa kali lebih kuat dari manusia biasa, jadi hanya Syokanju yang bisa bertarung melawan Syokanju yang lain. Tapi sepertinya Tetsujin tidak akan memanggil Sokanju.

"Jadi sensei, apakah kamu lupa kalau monster panggilanku dapat menyentuh benda-benda fisik?"

Biasanya, Syokanju siswa biasa tidak akan bisa menyentuh manusia, jadi Tetsujin hanya bisa mengabaikan keberadaan Syokanju dan mengejar siswa. Tapi, Syokanjuku memiliki kemampuan 'Kansatsu Shobusha', yang memungkinkannya menyentuh manusia dan menggunakan kekuatannya yang luar biasa untuk mengalahkan Tetsujin dengan mudah. Jadi untuk menghentikan aku melakukan apa pun yang aku inginkan, Tetsujin harus memanggil Syokanju untuk melawan.

"Dasar idiot. Bagaimana bisa aku melupakan kemampuan yang dimiliki Syokanju dari siswa paling bermasalah dalam sejarah sekolah kita?"

"Tapi meski begitu..."

"Bukankah aku sudah mengatakannya sebelumnya, aku tidak punya nilai."

Tetsujin menjawab dengan nada tidak tertarik.

Jadi tanpa nilai, dia tidak bisa memanggil? Kalau begitu, ini adalah kesempatan langka sekali dalam satu juta.

"Kalau begitu, dengan semua kebencian yang aku kumpulkan sampai sekarang— TERIMA INI, TETSUJIIIIIIIIIIIIIN!"

Syokanju mengincar Tetsujin dan menerjang. Aku akan membuatnya berpikir kalau aku akan  menyerang dari depan sebelum melompat ke samping dan melempar pedang kayuku ke titik butanya---

"HUMPH!!!"

Sebelum aku bisa melemparkan serangan mematikanku, Tetsujin mengayunkan tinjunya ke bawah.

"... Eh?"

Pedang kayu yang kulempar mengeluarkan bunyi keras saat mendarat di lantai.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi! Manusia biasa mengalahkan Syokanju...!"

Pasti ada yang salah. Aku seharusnya tidak menggunakan senjata yang tidak biasa kugunakan, jika aku menggunakan kekuatan Syokanju milikku untuk bertarung, aku pasti sudah mengalahkannya sekarang!

"Yoshii, apa kamutaukenapa aku tidak membatalkan hak pemanggilanmu sampai sekarang?"

Tetsujin langsung menendang Syokanju milikku dengan ringan.

"GWWAH!!"

Dia hanya menendang Syokanjuku dengan ringan, tapi ditendang tinggi ke udara. Apa dia benar-benar sudah membaca pergerakanku?

"Ya ampun, untungnya kamu Kansatsu Shobusa. Jika hanya memukul Syokanju, maka itu tidak dianggap sebagai hukuman fisik, ya kan?"

Terpental tinggi ke udara, Syokanjuku tidak berdaya di depan Tetsujin.

"Eh? Aku selalu menganggap ini hukuman fi---"

"BERSIAPLAH UNTUK MATI!!"

Dalam sekejap, aku terkena tinjunya 5 kali.

"GUAH!!!"

Rasa sakit yang tajam menyebabkan penglihatanku menjadi gelap bergema di seluruh tubuhku.

Bagaimana, bagaimana bisa ada pukulan konyol seperti itu? Getaran dari pukulannya saja sudah cukup untuk membuatku muntah...

"Namun, karena kamu menyerang dengan gagah berani, aku tidak akan mengeluarkanmu dari sekolah. Mendapatkan Nishimura-sensei  yang baik hati dan lemah lembut menjadi lawanmu, bukannya kamu sangat beruntung?"

Tetsujin menggeretakkan jari-jarinya saat berjalan menuju menuju Syokanju milikku.

Buruk, ini sangat buruk. Seorang guru yang baik hati akan membubuhku di sini!

"Ya ampun, aku bukan iblis. Aku akan memlepaskanmu begitu kamu menerima kelas konselingku — dan itu berlaku untuk ketiga orang itu juga."

"Eh?"

Melihat ke arah tatapan Tetsujin, Yuuji, Hideyoshi, dan Muttsurini sudah tertangkap.

"Baiklah. Pertama, kalian akan menulis surat penyesalan dalam bahasa Inggris. Jika ada kata atau alfabet yang salah, kalian harus menulis ulang, tidak peduli berapa kali! Mereka yang selesai dapat kembali tidur."

Dengan demikian, kami berempat berakhir dengan nasib harus berlutut di koridor dan menulis surat penyesalan dalam bahasa Inggris.

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]