Short Story: “Bolehkan gadis jahat berakhir menjadi seperti ini?”

俗に言う悪役令嬢って、こんな感じで良いのでしょう?
Zokuniiu Akuyaku Reijō tte, Kon’na Kanjide yoi nodeshou?
“Bolehkan gadis  jahat berakhir menjadi seperti ini?”

RAW: http://ncode.syosetu.com/n2390cg/
Pengarang: Miyoshimi (三好)

------------------------------------------------------------------------

Tiba-tiba, aku direinkarnasi menjadi pemeran gadis yang jahat.

Seorang tokoh wanita yang terlahir dengan takdir bahwa dia akan bersaing untuk menghalangi ‘player’ mendapatkan salah satu target utama, yaitu Pangeran pertama kerajaan ini.

Aku teringat salah satu  Otome Game (Game Perempuan) yang pernah aku mainkan di kehidupanku sebelumnya. Setelah kupikir-pikir, karakter ini yang selalu membuat kepalaku sakit… Tapi, ini adalah kenyataan, jadi apa boleh buat.

Untuk sekarang, kupikir aku akan mencoba menempel pada Pangeran dan bersikap seperti gadis yang jahat! Dan karena gelarku adalah gadis yang jahat, aku bisa mengikuti pesta dansa untuk menemuinya!

…… Eeh? Karena aku masih kecil, jadi aku hanya boleh ikut Pesta Minum Teh? Tak apa selama ada Pangeran disana!

***

Maka dari itu, aku mencoba menggunakan jiwa liarku untuk mencari tahu hal-hal yang tidak disenangi anak laki-laki seusia Pangeran. Ah, itu dia.

Ketika aku sampai di kebun istana, aku menyapa Pangeran.

“Pangeran! Tolong lihat ini! Saya menemukan serangga aneh di kebun Istana.”

“Kyaaaaaa!!! Apa itu! Pangeran, tolong buang itu!”

“Hoo~ Ternyata ada yang seperti ini di kebun istana.”

Lalu aku dimarahi Ayahanda.

***

Kalau serangga saja tidak berhasil, bagaimana dengan yang lain… Tidak, masih banyak hal lain!

Karena ingin pertandingan ulang, aku pergi ke kebun istana sekali lagi.

“Pangeran~ Tolong maafkan saya untuk yang sebelumnya. Terimalah permintaan maaf saya ini, ini adalah katak yang cantik dari kolam kebun istana.”

“Hi~ii~ii~ii~! Pangeran, Anda akan tercemar jika menyentuh itu! Tolong buang itu!”

“Sangat cantik! Dulu, aku pernah melihatnya di buku gambar!”

Lalu pelayan pribadiku juga memarahiku.

***

Kemudian, setelah kupikir-pikir, sepertinya pengalaman cintaku sangat kurang. Aku terlihat seperti anak SD yang mengerjai gadis yang dia suka.

Ini tidak baik mengingat diriku adalah pemeran gadis yang jahat. Aku akan lebih hati-hati.

Reaksi Pangeran juga tidak terduga. Pangeran benar-benar orang yang luar biasa.

Seperti yang kuduga, menjadi karakter saingan yang dibenci semua orang itu… susah.

Terlebih lagi pangeran tetap terlihat tenang padahal aku yakin kalau itu semua bisa membuat dia kesal.

***

Hari ini, aku bersiap-siap untuk Pesta Minum Teh yang berikutnya. Aku tiba di kebun istana dengan berpenampilan yang berbeda dari biasanya.

Saat aku muncul, para pelayan istana di sekitar pangeran bersikap waspada seakan-akan mereka melihat musuh.

Ara? Sepertinya aku mulai terlihat seperti gadis yang jahat? Ini pasti hasil dari latihanku!

“Pangeran… Saya ingin bersulang untuk mata hijau zamrud yang indah milik pangeran, bagaikan hembusan angin menyegarkan yang bertiup di padang rumput!”

“Terima kasih, matamu juga sangat indah laksana pantulan cahaya laut yang tenang. Walaupun ini hanya teh, bersulang.’

Aku sudah memikirkan kalimat itu tiga hari tiga malam, tapi pangeran dapat membalasnya dalam sekejap. Aku benar-benar kesal.

***

Kemudian, aku sadar. Tentu saja dia lebih bermartabat daripada aku. Dia adalah Putra Mahkota Pertama negeri ini, orang yang kelak akan menjadi Raja kami.

Ayo ubah strategi!

Aku mengikuti Pangeran seperti sepasang kekasih. Tidak, itu terdengar sangat imut. Ungkapan yang berlebihan. Seakan-akan aku adalah pacarnya... Ini sangat merepotkan.

“Pangeran!”

“Ya?”

“Pangeran!”

“Ada apa?”

“Pangeran~~!”

“?”

***

Aku menempel sangat dekat, tapi Pangeran selalu saja menengok kearahku. Aku gagal.

Sepertinya Pangeran adalah orang yang murah hati… Di usianya yang sangat muda, raut wajahnya sama sekali tidak berubah ketika berhadapan dengan gadis yang selalu bersikap merepotkan.

Seperti yang diharapkan dari orang yang akan memikul negeri ini kelak. Luar biasa!

Karena kesetian dan rasa hormat pada keluarga kerajaan, aku merasa sangat malu karena menganggu Pangeran. Tapi aku adalah gadis yang jahat, maka dari itu aku harus bersikap seperti gadis yang jahat.

Kukuatkan mentalku, lalu aku tersenyum dengan anggun pada Pangeran dan mempersembahkan benda yang dari tadi kusembunyikan di balik punggungku.

“Pangeran, senyuman Anda laksana bunga mawar yang mekar dengan indah berkat anugrah dari alam…”

“Terima kasih, ini mawar yang sangat indah. Pelayan, taruh ini di vas.”

“Dimengerti.”

“Aa~ Tunggu! Aku ingin menyematkan bunga ini di rambut Pangeran.”

“Pria biasanya tidak memakai bunga di rambut mereka kan?”

“Jangan!”

***

Berkat itu aku dipanggil Ibunda.

Ketika putus asa atau terkejut, wajah Ibunda tetap terlihat cantik. Aah, seperti yang diharapkan dari garis keturunan kerajaan.

Kalau Pangeran, semakin sering kamu melihat wajah pangeran yang terhormat dan ramah, kamu akan semakin merasa telah melakukan kesalahan.

Tapi, daripada itu, aku lebih suka wajah Ayahanda yang keren dan bijaksana yang sedikit serius.Yah, itu mungkin karena aku lebih mirip dengan Ayahanda.

“Rivera, seorang pria tidak akan pernah menghias rambut mereka.”

“Eeh~ tapi, aku hanya sedikit…”

“Pangeran adalah orang yang lembut, tapi jika kamu terus-terusan bersikap seperti ini, kamu mungkin akan dibenci pangeran.”

“…Kalau begitu, rencanaku sama sekali tidak salah…?”

“Kamu bilang apa?”

“Tidak! Aku akan lebih berhati-hati, Ibunda.”

Terima kasih, Ibunda... Ibunda telah mengembalikan kepercayaan diriku!

***

Duduk bersebelahan dengan Pangeran, Aku mencoba bersikap genit dan tidak sopan sambil mengadah ke atas. Ini pasti bagus, dia pasti kesal padaku sekarang.

“Pangeran, saya, sepertinya mabuk…”

“Apa kamu mabuk karena minum teh?”

“Pangeran… Hari ini, saya tidak mau pulang.”

“Apa kamu lari dari rumah? Aku akan mendengarkan ceritamu dan membantumu baikan dengan keluargamu.”

“…..Haaaaai~~”

Meski aku tidak mengerti, tapi, Pangeran adalah orang yang sangat baik …!

Malamnya, Ayahanda datang menjemputku dengan mata berkaca-kaca.

Aku susah payah memperbaiki kesalah-pahaman ini dan menenangkan kedua orang tuaku. Aku sangat menyesal.

Karena itu, mulai sekarang aku akan lebih berhati-hati ketika memperlihatkan sosok jahatku.

***

“Aku merasa sama sekali tidak ada pencapaian!”

Beberapa tahun berlalu, seperti biasa, aku menghadiri Pesta Minum Teh dengan Pangeran yang lembut sambil dikelilingi para pelayannya yang mulai bersikap baik padaku, kemudian pulang ke rumah dengan perasaan puas sebelum kembali ke kamarku.

Tidak, tapi… Apa Pesta Minum Teh yang cuma dihadiri dua orang bisa disebut pesta… Tentu saja disana ada pengawal dan pelayan, dan aku yang menyebalkan?! Si gadis jahat?! Tapi karena aku telah diundang, aku harus menghadirinya.

Pokoknya, sebentar lagi Pangeran dan aku akan terjun ke dalam masyarakat sosial. Pesta Minum Teh akan naik pangkat menjadi Pesta Dansa dan akhirnya setting Otome game akan dimulai!

Tapi, beberapa tahun terakhir ini, walaupun kami ini seumuran, Pangeran memperlakukan aku seperti adik perempuanya. Pangeran memang orang yang sangat baik.

Ngomong-omong, dalam cerita aslinya peristiwa dimulai karena kebencian Pangeran pada ular. Haaaaah~ tapi sekararng sepertinya Pangeran malah menyukai reptil…

***

Kemudian, di hari berikutnya.

Aku dipanggil Ayahanda ke ruang kerjanya yang sangat jarang aku masuki sebelumnya dan dia tiba-tiba bilang aku akan menjadi tunangan Pangeran. Eh, kenapa? Sejak kapan?

Ketika aku bertemu dengan Pangeran untuk pertama kalinya, adik laki-lakiku lahir, maka dari itu tidak ada masalah soal pewaris keluarga… Tapi bukan itu masalahnya.

“Ayahanda, Ibunda, apa maksudnya?”

“Selamat Rivera, perasaanmu akhirnya tersampaikan.”

“Ini sungguh berita yang luar biasa yang dibawa oleh utusan resmi dari raja”

Mereka datang bukan untuk mendengar jawabanku, mereka datang sebagai utusan Raja untuk membawa titah Kerajaan… Apa?!

“Tapi seingatku Pangeran membenci…”

“Kamu bicara apa? Walaupun kamu berpikir seperti itu, tapi Pangeran sendiri yang memohon pada Raja dan Ratu untuk menikahimu.”

“Karena Rivera terlalu berlebihan mengungkapkan perasaanya, aku jadi takut Pangeran akan marah… Tapi sepertinya aku tidak perlu khawatir.”

“Eh, eh, eh.”

Hubungan kami berdua terlihat baik di mata orang lain?!

Aku tahu Pangeran adalah orang yang ramah, dan akhir-akhir ini aku bersikap tenang.

Tapi tidak pernah terpikirkan kalau mereka akan benar-benar memahami tingkah-lakuku hanya dengan melihatku. Dan sejujurnya, aku cukup senang aku bisa beriskap terus terang.

Sambil memeluk surat undangan Pesta Minum Teh yang dikirim bersamaan dengan berita itu, wajahku menjadi merah.

***

“U~um, Pangeran…”

“Rivera Mente, hari ini kamu terlihat sangat cantik.”

“Hyaa…!”

Dari dulu Pangeran selalu memujiku seperti itu! Pangeran sangat pandai dalam memuji! Pria baik yang mempesona! Dan setelah kusadari, sebenarnya sangat memalukan mendengarnya lagi!

“Itu, A, a, a, ah, Pangeran.”

“Aku tahu kok. Tentang pertunangan, kan?”

“I, iya.”

Walaupun ekspresinya murung, karena wajah mudanya, Pangeran tetap mempesona. Meskipun Pangeran belum memulai debut sosialnya, pangeran sudah terlihat sangat hebat… Jika Pangeran menjadi lebih mempesona lagi… Semua orang akan jatuh cinta padanya.

“Aku bahkan tidak menanyakan pendapatmu soal ini. Karena telah membuat keputusan yang mendadak ini… Aku minta maaf, aku minta maaf karena bersikap sangat tidak sopan.”

“Pangeran! Bu-Bukan itu.”

“Aku pikir masih ada waktu. Tapi ketika aku mendengar seseorang ingin melamarmu… Karena itulah aku jadi buru-buru.”

Aku berlum pernah dengar berita itu.

Mungkin Ayahanda menahan itu karena Ayahanda mengetahui perasaanku pada Pangeran.

“…Saya tidak tahu itu.”

“Tapi, aku ingin kamu selalu berada di sisiku. Aku tidak ingin wanita lain yang menduduki posisi Ratu, kecuali kamu. Aku tidak ingin melihatmu bersama pria lain.”

Aku sangat bahagia sampai hampir jatuh. Apa ada orang lain yang dengar? Cepat rekam!

Tapi, di sekeliling kami tidak ada siapapun, bahkan pengawal dan pelayan yang biasanya berdiri di dekat kami tidak terlihat.

“Ke, Kenapa, Pangeran… Memilih saya… Saya tidak pantas.”

“Kenapa?”

“Sa-saya sudah bersikap tidak sopan pada Pangeran… Semenjak kita masih kecil, setiap saat… Saya selalu menempel terlalu dekat dan menganggu Pangeran.”

Tenggorokanku terasa sangat kering, membuat suaraku sulit di dengar.

“Aku sebenarnya sangat senang.”

“!?”

“Saat bersamamu, hatiku merasa tenang. Hanya kamu yang menatapku dengan tulus. Perlahan-lahan aku ingin kamu memandangku bukan sebagai Pangeran... Tapi sebagai Alex Seed…”

“Pangeran… Bukan… Alex…”

“Maukah kamu melangkah bersamaku, Rivera?

“De-dengan senang hati…!”

***

Pada akhirnya, aku, Rivera Mente yang jahat, sama sekali tidak menjadi gadis yang jahat. Malah menjadi tunangan Pangeran yang menjalani hari-harinya berlatih untuk menjadi Ratu berikutnya.

Jadi, ketika debut Pesta Dansa pertama Pangeran tiba, pengumuman pertunangan Pangeran denganku mengejutkan semua orang. Tapi tidak ada yang keberatan, karena pertunangan ini adalah titah kerajaan dari Raja sendiri.

Di kejauhan, tokoh utama wanita yang lebih dulu memulai debut di masyarakat sosial, terlihat sedang sangat senang dan berpasangan dengan teman masa kecilnya yang seorang Kesatria.

***

“Saya tidak tahu bagaimana bilangnya, Pangeran… Seperti yang Pangeran ketahui, Rivera dari dulu sudah bersikap aneh.”

“Jutru aku bersyukur dengan Riveria. Karena sejak aku kecil, aku terobati oleh keanehannya.”

“Apa boleh buat~ Kalau begitu, saya mohon jaga baik-baik Riveria.”

“Ya, serahkan padaku.”

“Pangeran, maaf karena sudah membuat Anda menunggu!”

“Baiklah, Mari kita berangkat… Rivera?”

“Ah! Ya, Alex!”

Walaupun akan ada banyak kesulitan yang menanti, tetapi semua itu pasti akan berakhir baik-baik saja, ya kan?


-Tamat-

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]