World Teacher chap 45 B. Indonesia

Chapter 45 Sementara sang iblis pergi
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel




Beberapa hari setelah keributan di istana.

Tepat setelah Reese sekali lagi dapat bersekolah, dia pindah ke pondok berlian.

"Aku masih belum kompeten, tapi tolong perlakukan aku dengan baik"

Bukannya aku tidak mengerti dia sedang tegang karena akan tinggal di bawah satu atap denganku, tapi dia mengucapkannya seolah-olah kami adalah pengantin baru. Meski aku sekarang merupakan kenalan Lifell-hime dan sang Raja, kami tidak berpacaran maupun bertunangan.

Ketika Reese menggumamkan kata-kata itu, entah kenapa Emilia berkata dengan sedikit marah padaku.

"Sirius-sama! Untuk seorang gadis, tinggal di bawah atap yang sama itu sangat penting!"

Yah, tidak mungkin Reese meniru keterampilanmu dalam mengontrol cinta, dia mungkin dimabukkan oleh romansa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Gadis ini berada di usia dimana dirinya terlalu sensitif, jadi aku harus memaklumi kata-kata yang dia lontarkan.

"Maaf maaf. Ngomong-ngomong, saat berganti pakaian atau semacamnya, berhati-hatilah dan lakukan di tempat yang tidak mudah dilihat. Aku akan pastikan untuk berhati-hati juga"

"Sirius-sama tidak perlu berhati-hati. Silahkan, ini kunci kamar kami"

"Kenapa kau memberikannya padaku, aku kan punya kunci utama?"

Karena aku mirip manajer untuk pondok berlian, kunci utama dipegang olehku. Dan karena itu, tak ada gunanya memberiku kunci kamar mereka.

"Itu karena....kami akan selalu menunggu jika kau ingin menyelinap ke kamar kami"

Pipinya merona merah saat tersipu, kemudian berlari sambil membuat semacam teriakan gembira. Aku berterima kasih kepada kaa-san* karena telah mengajarkan berbagai hal kepadanya, tapi dia tidak perlu mengajarkan 'hal itu' juga kan? Usianya masih terlalu muda, kau tahu.
[Masih ingat siapa yg dimaksud? Ini Erina]

Karena aku bahkan tidak punya niat untuk melakukannya, aku dengan sopan mengembalikan kunci tersebut.

Tidak seperti sebelumnya, sekarang semua murid tinggal disini, jauh lebih mudah bagi masing-masing untuk mengkoordinasikan jadwal harian kami.

Khususnya Emilia, bebannya mulai berkurang. Sejak tinggal denganku, suasana hatinya menjadi sangat baik. Pelatihannya juga menjadi semakin giat, akhir-akhir ini dia memperoleh sihir angin baru.

Pertempuran palsu dengan Reus juga telah berubah secara substansial. Aku sudah mulai menyerang dari segala penjuru, dan dengan berbagai cara. Dalam pertarungan yang sebenarnya, musuh tidak hanya menyerang dari depan, sehingga sangat penting agar dia belajar untuk berurusan dengan tipuan dan serangan mendadak.

Reese berada dalam kondisi puncak setelah berdamai dengan ayahnya. Dia sering tersipu dan memalingkan wajah setiap kali mata kami bertemu, namun tetap melatih diri dengan bantuan perangkat sihir yang kukembangkan. Setiap harinya dipenuhi oleh kesenangan, diikuti dengan percakapan ceria setiap makan malam.

Bersama para murid seperti biasanya, aku berdiri di halaman pondok berlian dan bersiap memulai latihan pagi.

"Kita akan lari hari ini. Tujuannya adalah puncak gunung itu, berangkat!"

"""Ya!!"""

☆☆☆

Sementara pelatihan terus berlanjut, tiga tahunpun berlalu sejak pertama kali kami menginjakkan kaki di akademi.

Para siswa tahun ajaran baru telah berkumpul disekolah, mereka telah menyelesaikan ujian dan wawancaranya. Ketika melihat siswa-siswi baru yang datang dari berbagai ras, mengenakan jubah baru dan berkumpul di depan auditorium, aku merasakan nostalgia, meskipun hanya tiga tahun sejak kami pertama kali tiba.

Namun bersamaan dengan nostalgia itu, masalah juga mengikuti selama penerimaan siswa baru.

"Senang bertemu denganmu, Senior. Ini memang mendadak, tapi maukah kau berlatih tanding denganku?"

"Bukankah kau tidak kompeten? Aku tidak peduli metode pengecut macam apa yang kau gunakan, orang yang tidak kompeten seharusnya berada di bawah"

"Si tidak kompeten ini yang terkuat? Gelar terkuat lebih pantas untuk nama keluargaku"

....Siswa baru mencoba dominasi dengan pamer kekuatan.

Kenapa aku, orang yang dikenal tidak berwarna mendapatkan perlakuan semacam ini?

Itu karena ada rumor yang beredar bahwa aku adalah orang terkuat di sekolah. Sudah tersebar ke sekitar bahwa diriku telah bertarung dengan bangsawan demi Reese, tapi aku tidak pernah menunjukkan banyak kekuatan.

Menurut bawahan dari Reus, tampaknya rumor itu menyebar dengan sendirinya.

Penyebabnya adalah Emilia dan Reus yang selalu berada di sisiku, entah bagaimana mereka menonjol.

Emilia dianggap sebagai satu dari dua siswa teratas di sekolah berkat kecantikan, kemampuan fisiknya yang tinggi, dan belum lagi bakat sihirnya. Selain itu, karena perilaku sopan dan pesonanya, dia sangat populer di kalangan lelaki dan perempuan yang tidak mendiskriminasi ras binatang. Gambaran seorang gadis yang sempurna.

Sementara itu, Reus telah mengalahkan setiap lawan yang menantangnya, termasuk yang dianggap sebagai top di kelas masing-masing dalam hal kekuatan, dan sekarang dia disebut pendekar pedang terkuat di sekolah.

'Meskipun tanpa warna, orang macam apa dia yang bisa membawa keduanya?'....dan begitulah rumor terbentuk.

Dikabarkan bahwa akulah yang melatih kedua bersaudara, ceritanya kemudian mulai dilebih-lebihkan, sampai terasa benar-benar fiktif, melahirkan lebih banyak hal, dan akhirnya gagasan bahwa aku adalah yang terkuat di sekolahpun tercipta.

Bahkan ada pembicaraan aneh tentang berdiri di atas sekolah jika mereka bisa mengalahkanku. Tahun lalu, tantangan yang ditunjukkan padaku serasa tak memiliki ujung dari siswa baru, dan itu berlangsung selama hampir setengah bulan.

Itu sebabnya, para siswa baru yang tertipu oleh rumor ini juga datang untuk menantangku, tapi....

"Kalian, jangan pikir bisa menantang Aniki sebelum melewatiku!"

Aku tak perlu bicara karena Reus yang bertarung menggantikanku. Dia menerima tantangan para siswa baru, pergi ke pusat pelatihan, lalu menghajar mereka dalam waktu singkat, dan berakhir.

Menilai bahwa tidak mungkin untuk menyerang dari depan, mereka mencoba serangan mendadak dari jarak jauh. Namun, semuanya dimentahkan oleh sihir Emilia dan dibalas dengan {Air Shot}, mereka yang terkena langsung dikirim ke ruang medis.

"Siapa pun yang berani macam-macam pada Sirius-sama akan dihukum"

Karena kedua bersaudara mengurus semua orang yang mencoba melawanku, kredibilitas rumor itupun meningkat.

Secara kebetulan, aku juga menjadi sasaran ketika sendirian, mereka akan membawaku ke tempat-tempat yang jauh dari mata publik, dan itu malah membuatku bisa menghajar mereka tanpa ragu. Aku akan bersembunyi di sudut, lenyap dari pandangan kemudian menyelinap ke bagian belakang selama mereka kebingungan dan memukul leher untuk melumpuhkan anak-anak itu.

'Sekolah adalah tempat yang ganas setelah kau masuk'....itulah yang dikatakan kepala sekolah padaku tanpa sedikitpun rasa kasihan di suaranya. Dia meratapi penurunan kualitas para siswa baru, dan pada akhirnya tertawa karena menganggap tantangan yang ditujukan pada kami adalah suatu dorongan.

Ngomong-ngomong, Reese tidak melakukan apa-apa. Yah, lagipula tak ada tempat baginya untuk ikut campur.

"Makan malam hari ini kari, ya? Aku akan membantu"

Dia mulai mampu berkata hal-hal yang dia inginkan dan menghabiskan waktu untuk meningkatkan keahlian memasaknya.

Yah, para siswa baru memandangnya dengan kesan baik, siswa lain juga menyukainya, jadi tidak ada masalah.

Emilia selalu berbicara sopan dan disukai karena rasa peduli pada teman-teman sekelas dan rekannya. Reus kuat, namun tidak pernah membanggakan diri. Karena bersifat rendah hati dan tulus, mudah bersosialisasi dengannya. Setiap lawan yang dia kalahkan menjadi bawahannya, dan ini telah membentuk sebuah geng aneh.

Meskipun diriku ditakuti sebagai master dari keduanya, aku tidak dibenci karena tak melakukan sesuatu yang buruk. Mark tidak berubah dan masih ramah padaku, jadi akupun menghabiskan kehidupan sekolah dalam damai.

Namun, dapat dimengerti bahwa ada orang yang tidak berpikir baik tentangku. Terutama para bangsawan yang merupakan bekas murid Gregory.

Aku akan dipelototi oleh mereka ketika berpapasan di koridor, dan jika mengkonsentrasikan pendengaran, aku dapat mendengar mereka bergumam hal-hal semacam 'si tidak kompeten' atau 'subhuman'. Terutama istilah 'subhuman', aku punya dua orang disini yang tidak tahan dengan sebutan itu. Ketahuilah ini, aku harus bekerja keras menarik leher Reus dan Emilia demi mencegah mereka menyerang setiap kali gumaman itu muncul. Kalian akan dihajar jika aku tidak menghentikan mereka, mengerti?

Hanya saja, melegakan karena para bangsawan hanya menatap kami. Mata yang melihat kami bukan hanya terisi rasa jijik, entah kenapa aku merasa seolah mereka sedang merencanakan sesuatu dibalik tatapan itu.

Sekolah memang terasa normal di permukaan, namun ada lapisan masalah yang tersembunyi di bawahnya.

☆☆☆

"....Jadi begitulah, tidakkah anda berpikir situasi di sekolah agak aneh belakangan ini?"

Kembali ke awal, aku bertanya kepada kepala sekolah tentang situasi lingkungan sekolah hari ini sambil memberinya puding. Orang itu sendiri mengangguk dengan puding dimulutnya.

"Yah....meskipun kue selalu enak, kadang-kadang puding juga terasa nikmat. Aku senang karena tidak pernah bosan dengan rasanya"

"Permisi. Tentang jawaban untuk pertanyaanku...."

"Seperti yang kau katakan. Para bangsawan memang terlihat aneh....khususnya mantan siswa Gregory. Mereka menjadi lebih mencurigakan akhir-akhir ini"

"Sesuai dugaanku. Setiap kali kami berpapasan, tatapan mereka sangat mengganggu. Tapi ini sudah cukup lama sejak hal-hal yang terjadi tiga tahun lalu"

Kekalahan mereka setelah {Trade} tentang Reese tiga tahun yang lalu sudah dikenal, tapi selain dari bertarung dengan Alstro, aku menyembunyikan kekuatanku. Gregory yang dicap sebagai kriminal dan melarikan diri juga merupakan akibat perbuatannya sendiri, jadi kenapa mereka masih menatap benci padaku?.

"Kurasa bukan tentang kejadian tiga tahun yang lalu. Lebih mungkin, kali ini adalah tentang Emilia-kun dan Reus-kun. Orang-orang itu adalah sejenis yang memandang rendah ras binatang, dan terlalu menjunjung tinggi manusia. Sirius-kun dikucilkan karena kau adalah orang yang melatih keduanya padahal kau sendiri tidak berwarna"

Banyak hal mendalam yang terjadi di masa lalu antara ras manusia dan ras binatang. Meskipun kerajaan Elysion secara umum toleran terhadap ras lain, kenyataannya banyak bangsawan yang diperbudak oleh kebanggaan terlampau tinggi.

"Hasilnya, Reus menghajar siswa yang dikenal karena ketidaksukaannya terhadap ras binatang. Mereka tidak suka gambaran tentang ras binatang yang dihormati, tapi karena hal-hal bisa menjadi buruk jika mereka salah dalam bertindak, mereka tidak bisa melakukan apa pun selain melotot. Ya ampun, padahal kesenjangan antara ras manusia dan ras binatang hanyalah masalah yang sepele...."

Di masa lalu terdapat faksi yang menyarankan Raja untuk mengusir seluruh ras binatang dan membuat Elysion bersatu sebagai negerinya umat manusia. Terlepas dari penampilan fisik diantara kedua ras yang hampir sama, status negara bisa lebih berkembang karena kemampuan fisik dari para ras binatang.

Tentu saja, Cardeas tidak akan mengijinkan hal seperti itu. Dia menyelidiki ketidakadilan ini, dan mengusir para pelaku ke teritori terjauh. Dia mungkin bertindak memalukan di sekitar anak-anaknya, namun masihlah raja yang hebat. Sekarang dia bukan hanya orangtua yang konyol.

Mungkin terlihat seolah diskriminasi terhadap ras binatang telah menurun, tapi itu tidak pernah benar-benar lenyap. Gregory hanyalah satu diantara seluruh pelaku diskriminasi tersebut.

"Gregory adalah orang yang paling mudah dipahami di antara kelompok pendiskriminasi ras binatang. Orang seperti itu memilih siswanya sendiri. Merupakan hal yang alami jika pembenci ras binatang berkumpul, sebagian besar yang melototimu adalah siswa Gregory"

"Mengerti. Aku tidak berpikir mereka akan bergerak segera, tapi aku akan memberitahu kedua bersaudara untuk hati-hati"

"Yah, bersabarlah. Sebenarnya, perilaku bermasalah mereka bukan hanya itu. Begitu Gregory pergi, guru-guru lain harus menggantikan posisinya di kelas. Sayangnya, baru-baru ini para siswanya secara serius berkata bahwa mereka tidak ingin mengambil pelajaran bersama ras binatang"

Astaga, ini hanya bisa disebut sebagai keegoisan anak-anak. Aku ingin memberi tahu mereka untuk tidak masuk sekolah jika tidak ingin belajar dengan tekun, tapi ada berbagai keadaan berdasarkan masing-masing orang. Sepertinya sia-sia saja mengurusinya, untuk sekarang kami hanya perlu menjauh dari situasinya.

"Tidakkah lebih baik jika ini dilaporkan kepada orang tua mereka?"

"Beberapa mungkin bisa, tapi ada banyak siswa yang kebenciannya terhadap ras binatang dipelajari dari orang tuanya sendiri. Ini situasi menjijikkan, dimana perasaan buruk orangtua dipaksakan pada anaknya"

".....Sungguh merepotkan"

Seseorang berhak memiliki kesan pribadi pada suatu hal, tapi itu sudah salah jika memaksa orang lain untuk melihat pada sudut pandang yang sama.

Sulit untuk mengubah keyakinan setelah berakar. Orangtua mungkin sudah terlanjur membenci dari lubuk hatinya, tapi kurasa anak-anak masih dapat mengubah pola pikir itu karena mereka masih muda.

Seolah mampu menebak pemikiranku, Rodwell beralih dari ekspresi kesulitan ke wajah yang dipenuhi kepercayaan diri.

"Sebenarnya, aku sudah merencanakan acara yang dimaksudkan untuk mengubah pola pikir para siswa tersebut. Ini akan menjadi obat yang kira-kira mampu mengubah kesadaran...."

Dia tidak sepenuhnya menjelaskan, tapi dirinya jelas sangat yakin dengan metode itu. Meski ucapan, perilaku, dan penampilannya memberi kesan lembut, namun Rodwell juga berdarah dingin hingga dia pernah ingin berurusan dengan 'Dragon of Fresh Blood' sendiri sebagai retribusi. Jika dia sampai berkata bahwa rencananya kali ini akan menjadi obat, aku hanya bisa merasa bahwa situasi sudah melaju ke arah yang penting.

"Ngomong-ngomong, aku baru saja mengingat ini. Kenapa Gregory memperlakukan ras binatang dan aku....tidak, orang-orang tanpa warna sebagai musuhnya?"

"Aku tidak benar-benar ingin membicarakannya, karena itu privasi....namun kau memiliki hak untuk tahu setelah semua yang dia lakukan kepadamu. Gregory telah membenci ras binatang sejak awal, ada kejadian dimana ayahnya dibunuh oleh seorang pria tanpa warna dan seorang dari ras binatang. Sejak saat itu, dia sangat membenci keduanya"

"Dendam....ya? Bukannya aku tidak mengerti, tapi kupikir itu tidaklah adil kalau dia menyerang orang lain hanya karena mereka sejenis dengan yang dia benci"

"Kau benar. Yah, begitulah. Sejujurnya, lokasi Gregory akhirnya dikonfirmasi beberapa hari yang lalu. Aku mendapat informasi bahwa dia sedang bersembunyi di sebuah kota yang agak jauh dari sini"

Aku tak memiliki petanya, tapi aku mengetahui kota itu. Jaraknya sekitar satu hari jika menaiki kereta berkuda.

"Akhirnya ya. Dia adalah pria yang telah menumpahkan banyak darah, keputusan yang salah jika anda meninggalkannya"

"Aku tahu. Kejahatan itu semuanya akan kuurus. Aku akan menyelesaikannya dengan tanganku sendiri"

Meski tersenyum, dia terlihat sangat marah, sampai ke titik di mana kekuatan sihirnya terasa bergejolak. Itu adalah tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah, dan dirinya ingin menjadi orang yang memberikan keadilan kepada Gregory. Dengan demikian, Rodwell memutuskan untuk pergi ke tempat persembunyiannya sendiri.

"Aku telah menyelesaikan persiapan, dan akan berangkat ke lokasi itu lusa. Aku juga mengikutsertakan Magna-sensei, kami akan pergi selama satu atau dua hari....Sebenarnya, aku punya permintaan, Sirius-kun"

"Akan kulakukan jika bisa"

"Ini bukan hal yang terlalu sulit. Tolong buatkan kue yang bisa bertahan selama beberapa hari. Setelah itu...."

Ternyata soal kue ya?

Untuk sekarang, aku memutuskan untuk memberinya perangkat sihir seperti kulkas yang ada kue di dalamnya.

☆☆☆

Setelah sekolah berakhir dan menyelesaikan banyak permintaan di Perusahaan Galgan, kamipun kembali ke pondok berlian. Di sana, kami menghabiskan waktu di ruang tamu dengan bersantai setelah makan malam.

Emilia sedang merajut, Reus dan Reese bermain Reversi, sedangkan aku mengukir formasi sihir di Magic Stone.

Aku mengukirnya menggunakan peralatan khusus, namun penyesuaiannya sulit karena batu itu sangatlah kecil. Mungkin ada beberapa kekeliruan, bahkan ketika ukiran berhasil terbentuk dan sudah mencoba berkali-kali, hasilnya masih nihil. Hari ini juga....

"....Tak berguna. Ini gagal"

Formasi sihir yang tergambar adalah sihir asliku {Call}, tapi tetap gagal. Memang dapat digunakan, hanya saja ini memiliki kekurangan yang fatal. Berapa banyak Mana Stone yang telah aku pakai sekarang? Aku cukup kaya, tapi setelah menghabiskan banyak uang untuk batu-batu ini, tabunganku menurun drastis.

Ketika aku menjatuhkan bahu, murid-murid menghentikan apa yang mereka lakukan dan mendekatiku.

"Tolong jangan berkecil hati, Sirius-sama. Bagaimana kalau minum agar sedikit tenang?"

"Aah, ya. Ternyata membuat formasi sihir baru adalah hal yang sulit"

"Itu bukan hanya sulit! Jika berhasil, namamu akan tertera dalam sejarah"

"Tidak masalah kalau itu Aniki! {Impact} tempo hari juga sangat mengagumkan, apa yang Aniki ukir kali ini?"

"{Call}. Sejauh ini, hanya ucapanku yang berhasil dikirim, tapi jika digunakan dengan benar, suara kalian harusnya dapat mencapaiku juga"

"Benarkah?!"

Emilia yang mengambil jus buah, berseru keras. Dia meletakkan cangkir tanpa suara, lalu menatap lekat Mana Stone yang aku pegang.

"Sirius-sama! Dengan ini, suaraku bisa mencapaimu dimanapun aku berada, kan?

"A-Aah....ya, benar. Itu bisa digunakan, namun masih ada kekurangannya...."

"Bisakah kau meminjamkannya jika itu tidak berbahaya?!"

Tanpa berpikir panjang, aku menyerahkan mana stone setelah melihat kegembiraannya. Dia memegang mana stone di dadanya dengan gembira, dan berlari cepat ke kamarnya sendiri setelah mendengar cara pemakaian.

Ngomong-ngomong, metode untuk memakainya adalah dengan hanya bicara sambil menuangkan mana ke dalam batu. Jika bisa, aku ingin membuatnya dapat digunakan dengan mana dari alam tanpa harus terus-menerus menyediakannya menggunakan mana-ku, tapi aku bahkan belum mampu menyempurnakannya. Pokoknya, perbaikan selesai.

Ini adalah produk gagal, tapi masih harus diuji, jadi aku bersyukur. Aku menunggunya untuk mencapai kamarnya, lalu memanggil dengan {Call}.

"Bisakah kau mendengarku, Emilia?"

"(---? Ah iya. Aku bisa mendengarmu, Sirius-sama!)"

"Hmm?"

"Eh?"

"Katakan sesuatu dengan segera"

"(Ya, Sirius-sama! Hari ini, tidur bersama di kasurmu....)"

Komunikasi terputus di tengah-tengah pengakuannya.

Ketika aku menoleh ke sisi, Reus memiringkan kepalanya dan Reese sedikit memerah. Singkatnya, begitulah.

"Aniki, kenapa aku mendengar suara Nee-chan?"

"Aku juga? Namun, Emilia sungguh berani. Tapi, apa itu perlu....aku jadi penasaran?"

"Sebenarnya, aku ingin membuat dimana hanya aku dan si penerima tertuju yang dapat mendengar transmisinya. Kegagalan dalam desain ini adalah, siapa pun di dekatnya dapat mendengarkan juga"

Sekarang, benda ini lebih seperti speaker yang mengeraskan suara seseorang dari jauh. Meski dapat bermanfaat tergantung pada situasinya, saat ini masih tidak berguna.

Kami pergi ke kamar Emilia karena komunikasi terputus, kemudian masuk atas izin Reese....

"....Aku menginginkannya~...."

Disana terdapat sosok Emilia yang berbaring di tempat tidur dalam posisi yang aneh, kehabisan mana.

Seperti yang diduga, karena benda ini menggemakan suara tanpa pandang bulu, takkan aneh kalau konsumsi mana-nya besar. Jarak efektif batu ini hanya sekitar kebun pondok berlian, meskipun begitu Emilia yang sudah terbiasa melatih mana-nya pun kewalahan dengan dua balasan saja.

Sebagaimana yang dibuktikan oleh hasil di depanku, hal ini masih tidak praktis untuk penggunaan umum. Aku memahami penyebabnya, di mataku ini hanyalah prototipe gagal.

"Kau baik-baik saja, Emilia? Ayo, berbaringlah disini"

"Auu....Sirius-sama~...."

Aku mengumpulkan mana stone itu, dan meletakkan kepalanya di pangkuanku saat dia sedikit terbangun. Ini adalah hadiah karena bekerja sama dengan eksperimen.

Apa dia menyadari kalau kepalanya sedang beristirahat di pangkuanku bahkan dengan mata setengah terpejam? Ekornya melambai. Mungkin aku akan tetap seperti ini untuk sementara waktu.

"Enaknya Emilia. Sirius-san, tolong biarkan aku ikut dalam eksperimen juga"

"Selanjutnya giliranku, Aniki. Aku sudah terbiasa pingsan!"

"Ini bukan alat untuk pingsan"

Meskipun formasi sihir yang baru tergambar tidaklah bagus, hari ini pun pondok berlian melewati waktunya dengan damai.

☆☆☆

Dua hari setelah itu. Kepala sekolah dan Magna-sensei pergi lebih awal di pagi hari. Dalam laporan resmi, mereka akan memeriksa pengembangan tempat pelatihan baru. Tentu saja kebenarannya ditutup-tutupi karena misi ini berhubungan tentang penangkapan kriminal.

Meski demikian, tak ada banyak perubahan di sekolah karena para siswa jarang berinteraksi dengan kepala sekolah.

Adapun kelas kami, terdapat guru berbeda di podium untuk menggantikan Magna-sensei, kecuali itu tidak ada perubahan lain.

"Sihir beratribut angin tingkat lanjut jauh lebih kuat, ini bahkan bisa mengubah gelombang medan perang---...."

Ketika menatap guru yang sedang mengajari sihir tingkat lanjut untuk setiap atribut, aku mendengar derap langkah di kejauhan. Aku melihat ke sisi, kedua bersaudara juga merasakan sesuatu karena telinga dan hidung mereka berkedut.

"Aniki....ada yang aneh"

"Aku pikir juga begitu. Ada bau yang tidak dikenal, tapi....ini terasa buruk"

"Jangan lupakan perasaan itu, dan jika sesuatu terjadi, jangan langsung bergerak. Tunggulah kesempatan"

Sambil menguatkan pendengaran, aku memindai sekolah dengan {Search}....muncul reaksi dari banyak orang lebih dari biasanya. Aku merasakan mereka berlarian, tidak hanya di ruang kelas namun juga di koridor, bahkan ada reaksi pertarungan di beberapa ruang kelas.

Sejumlah reaksi semakin dekat ke ruang kelas kami.

"Jangan bergerak!!"

Ruang kelas di sekolah ini hanya memiliki satu pintu masuk. Dari pintu masuk itu, beberapa pria bergegas ke kelas kami. Guru yang merasakan situasinya pun mulai melantunkan mantra.

"Terlalu lambat!"

Salah satu pria dengan cepat mendekati dada si guru, dan secara paksa menekan pisau ke tenggorokannya untuk menyegel semua gerakan. Bahkan jika spesialisasi seseorang adalah sihir, tidak ada yang bisa diperbuat jika mantranya dihalangi. Para penyusup ini sudah terbiasa berurusan dengan penyihir.

Mereka mengenakan pakaian petualang, dipersenjatai dengan pisau dan pedang. Pertama menyandera guru, yang merupakan orang paling berpengaruh dan kemudian siswa barisan paling depan yang dilanda kebingungan, mereka mengancam kami untuk tidak bergerak.

Aku mengenal baik alur peristiwa semacam ini, mereka bukanlah petualang biasa. Dari penampilan dan gerakan, apa mereka prajurit bayaran?

Sementara semua orang terdiam, pria lain muncul dan berdiri di podium guru. Perawakannya tampan, dengan pakaian yang terlalu bagus untuk seorang petualang. Daripada tentara bayaran dia mungkin bangsawan.

"Kalian tidak boleh bergerak. Jika ada yang melakukan sesuatu, gurumu di sini akan menjadi mayat, dan salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya"

Pada kata-kata 'salah satu dari kalian akan menjadi yang berikutnya', para siswa yang mulai melantunkan sihir dalam perlawanan, berhenti dan duduk lagi. Seiring itu, para penyusup mulai menyebar ke dalam kelas. Ada enam totalnya, termasuk si bangsawan.

"Sekarang, aku akan menjelaskan pada kalian yang belum memahami apa yang terjadi. Sekolah ini sekarang ditempati oleh pemimpin kami, Gregory-dono"

Mendengar nama Gregory, para siswa mulai bergumam dan berbicara tentang pendudukan sekolah. Si bangsawan tampak jengkel karena keributan itu, namun sebelum sesuatu yang lebih jauh bisa terjadi, Mark berdiri di depan kelas dan berbicara lantang agar sekitar bisa mendengar.

"Semuanya, tenanglah. Apa boleh buat kalau kita kebingungan karena tidak mengetahui apapun. Jadi, mari dengarkan cerita mereka terlebih dahulu"

"Ternyata ada anak yang mampu tenang di antara kalian. Namun, aku membenci anak sejenis ini"

"Aku merasa terhormat dipanggil demikian oleh para penyusup"

"Cih. Bagaimanapun, ruang kelas lain juga diambil alih seperti kelas ini. Hentikan perlawanan tak berguna kalian dan duduklah"

Bangsawan itu meludahkan ketidaksenangan dari lubuk hati dan menyuruhnya duduk, namun Mark tetap berdiri menghadap si bangsawan. Dalam situasi semacam ini kau tak bergeming dan masih menyuarakan pendapatmu, seperti yang diduga dari kebanggaan bangsawan.

"Berhenti bercanda! Apa kau berpikir hal seperti pendudukan sekolah diizinkan?! Ini adalah pemberontakan terhadap negara!"

"Ini bukan pemberontakan melainkan revolusi! Ketika pendudukan sekolah berakhir, berikutnya adalah pendudukan istana. Ya, hal-hal yang dilakukan di sini hanyalah pijakan untuk tujuan mulia kami"

Sia-sia saja.

Mata itu telah dibutakan terhadap kebenaran apa pun kecuali tentang revolusi yang dia percayai. Ini mirip dengan fanatik religius yang begitu setia pada dewanya hingga tidak mau menerima pendapat dari luar, musuh semacam inilah yang merepotkan.

Si bangsawan yang mabuk atas keyakinannya sendiri, mengangkat kedua tangan dan terus memberikan pidato seolah-olah bangga tentang itu.

"Gregory-dono menolak ras binatang bodoh dan mengusulkan untuk menjadikan Elysion sebagai surga bagi umat manusia. Kalian bisa menjadi saksi atas perbuatan mulia ini. Merasa terhormatlah!"

Mendengar pidato barusan merusak suasana hatiku.

Ras binatang bodoh? Surga bagi umat manusia? Ucapannya terlalu menjijikkan. Tak peduli bagaiman aku melihat, dialah yang bodoh. Sesuatu seperti menyingkirkan ras binatang dan membuat surga bagi umat manusia adalah mustahil. Bahkan jika berhasil, itu akan segera runtuh.

Berkata bahwa dia tidak suka anak-anak, padahal orang itu sendiri lebih kekanak-kanakan.

"Aku akan memberi kalian instruksi lebih lanjut ketika waktunya tiba. Duduklah dengan tenang sampai saat itu, mengerti?!"

Si bangsawan melihat sekeliling kelas, lalu duduk di kursi dan menyeka keringat menggunakan lengan bajunya. Guru dan siswa yang menjadi sandera diikat dan ditinggalkan di lantai, seorang tentara bayaran mengawasi mereka.

Meskipun tidak dapat bergerak dengan bebas, aku masih menganalisa situasi sambil mengkonfirmasi posisi musuh melalui {Search}.

Sebelumnya aku pernah mendengar tentang isu revolusi dari Zack di perusahaan Galgan.

Revolusi atau tidak, ini hanyalah keegoisan, dan aku tidak yakin mereka dapat menguasai istana hanya dengan menduduki sekolah.

Jika dipikir-pikir, bukankah mereka menahan anak-anak bangsawan ini sebagai sandera?

Namun demikian, risiko menargetkan sekolah di mana ada banyak siswa itu tinggi. Dalam kondisi sekarang, tampaknya semua berjalan baik karena mereka menyewa tentara bayaran, namun meskipun masih anak-anak, para siswa mampu menggunakan sihir. Jika seseorang di kedua sisi membuat sedikit saja kesalahan, ini dapat dengan mudah berpindah ke situasi kekerasan.

Meski begitu, alasan meluncurkan taktik ini....sementara kepala sekolah tidak hadir? Ketika dipikirkan, informasi tentang Gregory yang bersembunyi di kota tetangga pastinya palsu.

Bertujuan disaat kepala sekolah yang merupakan orang paling kuat tidak ada, tampaknya ini memang kejahatan yang direncanan. Tidak seperti para bangsawan bodoh yang kulihat hingga sekarang, revolusi ini merupakan pertimbangan Gregory sendiri. Aku tak boleh ceroboh.

Agak gegabah ketika bertindak disaat informasinya kurang.

Si bangsawan di depan kami tak berguna dan terlihat tidak tahu hal-hal penting....jadi haruskah aku bergerak secepatnya?

"Emilia, Reus"

Aku berusaha mengeluarkan suara yang hanya bisa didengar oleh diriku sendiri tanpa menggerakkan mulut, namun keduanya masih bereaksi dan menoleh kesini.

Aku menggunakan isyarat tangan di bawah meja untuk menunjuk target masing-masing, mereka menyentuhkan ekornya padaku sebagai tanda mengerti.

Sekarang....dia berkata untuk berhenti dengan perlawanan yang sia-sia, tapi jangan berpikir kalau yang ini sia-sia, ya?

Aku perlahan berdiri.

☆☆☆Chapter 45 berakhir disini☆☆☆

Ke Halamam utama World Teacher
Ke Chapter selanjutnya

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]