Kusoge chap 1 (8) vol 3 B. Indonesia

Chapter 1 (8)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel


"Jadi ini buah dari cinta Sasaraki-kun dan Azrael-san?!"

Lizna meneriakkan omong kosong itu ketika menyambut mereka kembali ke ruang debugging.

Dengan mata berbinar, dia berjongkok dan menatap Kisara yang terkejut. "Uwaa~, uwaa~, matanya sama, hidungnya juga~!" gumamnya dengan suara pelan, lalu memeluk gadis kecil itu dengan erat.

"Sakit, aku tak bisa bernapas!"

"Ah, maaf!"

Ucap Lizna gugup dan melepaskan Kisara.

"Maaf, aku tak bisa menahan diri dan sering berakhir membunuh"

"Membunuh?! A-Apa itu kiasan?"

"Tidak, aku membantai sekitar 10.000 orang kemarin"

"10.000?! Pembantaian?!"

Mata Kisara menjadi cukup besar hingga tampak seolah akan terlepas dari wajahnya. Lizna menggaruk kepala karena malu.

"T-Tunggu, Lizna! Kata-katamu!"

"Ah, yah! Itu hanya ketidaksengajaan kecil!"

"Kau membunuh 10.000 orang cuma karena tak sengaja?!"

"Apa boleh buat"

"Papa, apa maksudnya ini?! Dan ke mana Mama pergi?!"

"Azrael mencapai batas log-in---Maksudku, dia pulang untuk tidur. Lagipula, yah, Lizna mungkin bisa dibilang telah membunuh, tapi itu semua hanya di dalam game, semua orang akan hidup lagi setelahnya, jadi tidak masalah"

"Kau tahu kalau semua ini sangat aneh, kan?!"

Ya, memang aneh. Sebenarnya, Sasaraki mungkin sudah mengatakan terlalu banyak pada gadis kecil ini. Selain itu, Azrael keluar pada saat yang dibutuhkan. Tak ada yang bisa diprotes karena batas waktu log-in sendiri terkait dengan hukum....dia telah memberi Kisara namanya dan Kisara sendiri lebih terikat pada Azrael daripada Sasaraki.

Setelah berbagai hal, Alice akhirnya bergabung.

"Hm, begitu, jadi ini anaknya, ya....? Hmm...."

Alice mengikuti gerakan Lizna, membungkuk di depan Kisara dan menatap matanya. Tatapan yang serius, seolah-olah sedang menganalisa kemampuannya. Kisara memiringkan kepala seolah berkata "ada apa dengannya?".

Akhirnya, Alice tersenyum lembut.

"....Yah, jika sesuatu yang buruk terjadi, kau bisa datang padaku untuk bicara"

Gumamnya bercampur sedikit peringatan. Kisara mengangguk.

"Tak masalah, aku putri Azrael. Apa pun yang terjadi, aku bisa menanggungnya!"

"Bagus, gadis baik, seperti yang aku bayangkan dari putri Azrael-san!"

"HYAUU?!?! To-Tolong menjauhlah dariku!"

"Arere~?"

Tampaknya pandangan Lizna saja sudah cukup untuk mengejutkannya.

"Ki-Ki-Kisara sama sekali tidak enak!"

Kisara gemetar dengan mata berair sambil mengarahkan pedangnya ke Lizna. Tindakan tersebut agak imut, sungguh.

"Papa, yang berambut merah muda itu murni jahat!"

"Tidak, kubilang, kau salah paham, Lizna ini adalah orang baik"

"T-T-Tapi aku tak merasa kalau dia bisa jadi sekutu dalam usahaku untuk mengalahkan raja iblis jahat dan menyelamatkan dunia!"

"Sudah kubilang tak ada raja iblis. Kami adalah gamemaster"

Kisara gemetaran dan mulai marah, "Masih membahas lelucon itu?!".

"Papa, seriuslah! Kisara bukan anak-anak!"

"....Hmm, kau benar-benar tidak percaya padaku, ya?"

Jadi, apa yang bisa kulakukan agar dia percaya? Tak peduli apa yang aku katakan, kurasa hanya akan sia-sia. Semakin kucoba membuktikan sesuatu, semakin juga terasa betapa sulitnya hal ini.

Ngomong-ngomong, dia seharusnya menjadi 'Karakter Meta', tapi sepertinya tidak juga.

Mungkin terkena bug lagi atau semacamnya.

"Bukankah lebih baik jika kau mati, Sasaraki-kun?"

"Kenapa kau tiba-tiba menyarankan sesuatu yang meresahkan?!"

"Bukan begitu. Maksudku, tidakkah akan cukup jika kau menunjukkan padanya bagaimana orang mati lalu respawn?"

"Tidak tidak tidak, kau jangan seenaknya berkeliling dan membunuh orang-orang seperti itu---....yah, tapi kau boleh pergi berkeliling dan mati sendiri di sekitar sini...."

Lelaki ini merasa bahwa bukan ide yang baik untuk menunjukkan hal semacam itu kepada seorang gadis semuda Kisara.

"Ah, benar, kita tunjukkan saja padanya spesifikasi game"

Dia menyerahkan file tebal kepada Kisara, 'Buku Aturan - Sword & Magic Online,' yang dia terima dari Alice ketika pertama kali memasuki ruang debugging. Kisara menerima dengan ekspresi curiga di wajah, lalu membukanya.

"Harusnya ada bukti di bagian tengah bahwa dunia ini telah dirancang dan dibuat oleh orang-orang"

"Dikatakan di sini, 'Dunia ini tidak memiliki cetak biru. Dewa yang akan merancangnya'"

"Baiklah, itu aneh, biar kulihat"

Ketika Sasaraki mengintip buku aturan, disana memang tertera dalam huruf-huruf sederhana yang melompati semua penjelasan seperti belut di darat.

Sisa halamannya kosong.

"Sasaraki, tak banyak rencana di balik game ini, jadi tak ada yang bisa disebut spesifikasi sungguhan"

"Jadi, ini hanya lelucon Papa"

"Tunggu! Biarkan aku menunjukkan sesuatu yang lain!"

Dia mengambil 'Dokumen Spesifikasi Pengujian' dari sebuah sudut di ruang debugging.

Kisara membalikkannya. Itu hanya kertas fotokopi putih. Benar-benar kosong.

"Tak ada pengujian, jadi tak ada spesifikasi pengujian, kau tahu?"

"Benda ini tak memiliki kekuatan persuasif sama sekali!"

"Lelucon Papa benar-benar tak lucu"

"Tidak tidak tidak, harusnya ada semacam bukti di sini...."

Ketika Sasaraki berada di tengah-tengah kegaduhannya, isi dari sebuah email terbentang di Layar Utama.

Itu dari presiden studio pengembangan game ini, Kirine.

{Tolong Selamatkan Aku, Alice (Untuk Yang Ke 72 Kali 15 Jam Setelah Terakhir Kali)

Ini aku, Kirine.

Alice, ada sedikit masalah.

Maaf, itu bohong. Bukan sedikit, ini adalah masalah besar.

Tampaknya keinginanku untuk melarikan diri dari kenyataan kejam ini membuatku berbohong.

Maaf. Maafkan aku. Maafkan diriku yang lemah, Alice. Aku tak bersalah. Maaf, maksudku aku bersalah.

Sekarang karena sudah minta maaf, aku akan kembali ke topik. Kau memaafkanku, kan?

Umm, ternyata dunia kita akan dilakukan sebuah inspeksi oleh Kementerian Informasi Digital. Alasannya adalah, seorang mantan karyawan melapor dan memberi tahu mereka bahwa ada AI ilegal. AI yang super, super canggih tanpa perangkat keamanan logis ada di dalam game kita.

Mungkin yang melakukannya adalah Suzuki. Aku akan membunuh Suzuki. Apa kau tahu cara melakukan kontak dengan Golgo the Third, Alice-san? Selain itu, kau harus mengalihkan perhatian mereka. Seperti yang kau tahu, tak banyak hal legal tentang dunia kita.

Lebih tepatnya, kita mengabaikan hal-hal seperti pemerintah atau hukum. Terutama karena tak punya uang untuk bermain sesuai aturan.

Itu sebabnya inspeksi adalah berita buruk.

Berita super buruk.

Begitu juga dengan AI super, super canggih dan mereka akan mengetahui rahasia kita.

Inspeksi dilakukan dalam seminggu. Harap singkirkan semua jejak sebelum itu.

Tidak peduli apa yang kau lakukan, tidak peduli bagaimana kau melakukannya, tolong selesaikan saja.

Jika, kebetulan, kau tak bisa, aku akan membunuh auditornya.

....Maaf, aku hanya pura-pura berani, dan ternyata memang tidak mungkin bagiku. Pemerintah menakutkan ya.

Bagaimanapun, akan kulakukan segala yang kumiliki untuk mendukungku. Aku tidak pandai menembak orang, tapi aku sangat pandai menembak (alkohol). Aku mencoba memikirkan sesuatu yang bisa dilakukan untuk membantu, tapi tak ada ide yang muncul, maaf.

Aku sangat menyesal. Aku hanya Kirine yang payah. Maafkanlah diriku.

Itu semua ocehanku.

Ku tinggalkan dunia kita di tanganmu, Alice. Tolong, lakukan yang terbaik. Aku juga akan berusaha.

Demi memperoleh yang terbaik dari diriku, aku akan pergi dan membeli beberapa kotak coklat terlebih dahulu.

Kita berbincang lagi nanti!

Dengan hormat,

Watarai Krine

Presiden, EastEnd Games}

Email ini adalah pembawa kekacauan parah.

Sementara semua orang masih tercengang, Kisara gemetar ketika bergumam.

"Papa! Aku bisa merasakan kegelapan yang tak terduga dari surat ini!"

"Ya, kupikir lebih ke kegelapan dalam pengertian semacam masa depan perusahaan"

"Sungguh mengerikan! Sikap dingin hati ini! Dengan tenang mengancam pembunuhan seperti itu!"

"Yah, dia menyerah pada detik berikutnya...."

"Perubahan kepribadian mendadak ini persis seperti yang dilakukan bos rahasia musuh!"

"Kurasa itu karena dia punya banyak hal untuk diurus, kau tahu?"

Wajah Kisara sudah merah, emosinya semakin meningkat.

"Dan siapa Alice yang diandalkan oleh bos rahasia itu?!"

"Dia"

Ketika Sasaraki menunjuk ke arah Alice, Kisara tampak terkejut.

"Sekarang aku mengerti, ini sudah menjadi sangat jelas....gadis berambut perak ini adalah bos terakhir, kan?"

"Tidak, aku sudah bilang sebelumnya, dia seorang rekan gamemaster"

"Papa, pikirkan, pikirkanlah dengan saksama!"

Dengan mata serius, Kisara menunjuk tajam ke dokumen spesifikasi kosong.

Lizna membisikkan sesuatu pada Alice.

Dan Kisara mulai memohon pada Sasaraki dengan air mata.

"Kertas-kertas spesifikasi yang buruk ini. Kertas-kertas spesifikasi pengujian yang kosong ini. Kau ditipu, Papa. Dunia yang kau lihat dengan matamu sekarang, semua hal yang kau dengar dengan telingamu sekarang, bagaimana semua ini bisa menjadi sesuatu yang seseorang dengan sikap setengah hati dapat ciptakan hanya dari ujung jari mereka, bukankah kau setuju?! "

Kisara mencoba membujuk dengan matanya yang menyala-nyala oleh kesungguhannya.

Bocah ini benar-benar marah padanya, dia sangat mengerti.

"Atau Papa akan menerimanya jika dunia kita hanyalah produk setengah jadi?!"

Pertanyaan tersebut membuat Sasaraki berpikir. Apa dia baik-baik saja dengan dunia mereka yang masih amburadul?

Jawabannya segera datang.

Itu adalah kusoge parah yang menakutkan.

Namun, dirinya telah bertemu orang-orang seperti Azrael dan Kisara di sini.

Karena untuk alasan itulah, Sasaraki melakukan banyak hal seperti menjadi seorang gamemaster---.

"Akan kulakukan. Lagipula, ini---"

"Kau tidak boleh!"

Kisara menyela penjelasan Sasaraki.

"Kisara, biarkan aku melanjutkan---"

"Kau harusnya tidak boleh menerimanya! Papa, kau....kau pasti sudah dicuci otak!"

Kisara terhuyung.

"Tunggu, Mama, di mana Mama?"

"Sudah kubilang, dia logout dan sedang beristirahat di kehidupan nyata"

"Papa! Kau ditipu!"

Dia benar-benar mirip Azrael---dalam hal mengabaikan perkataan orang lain.

"Dia mungkin dikurung di suatu tempat dan di-dilecehkan secara seksual!"

"APA-APAAN JALAN PEMIKIRANMU ITU?!?!?!"

"Ini adalah pecahan dari ingatan Mama!"

Pengetahuan Azrael tampaknya tak memiliki banyak dampak baik pada perkembangan kepribadian Kisara.

Gadis kecil itu menyeka air matanya dengan tangan, lalu penuh semangat menoleh lagi ke Alice.

"Rambut perak! Kisara pasti! Sangat pasti!! Akan membawa Papa dan Mama kembali!!!"

Alice menunjuk dirinya sendiri.

"Eh? Aku?"

"Kau adalah bos terakhir! Bahkan pakaianmu terlihat seperti bos terakhir!!"

"Logikamu melompat menjadi permainan detektif yang menyenangkan ya"

"Kisara pasti akan melenyapkan efek cuci otakmu!"

Alice meletakkan tangan ke dagunya, "Hmm....". Dia memiringkan kepala, tampak gelisah.

"Yah, kalau begitu, tunjukkan padaku apa yang kau bisa?"

"Hargai sikap tenangmu itu selagi kau masih bisa!!"

Kisara bergegas ke pintu keluar ruang debugging, persegi sihir.

Membiarkan jubahnya berkibar, dia berbalik dan melakukan pengumuman terakhir.

"Papa, aku pasti akan datang untuk membawamu kembali....kembali ke dunia kita!!"

Dan kemudian menghilang.

(Woooosh)

Angin dingin bertiup dari suatu tempat.

"Dia tidak mendengarkan apa yang orang mau ucapkan...."

"Sama seperti Azrael, kan? Tapi kita harus membuatnya mengerti entah bagaimana...."

"Mengerti apa?"

"100 Aturan Menjadi Gamemaster, aturan nomor 7---"

Setelah Alice tersenyum penuh percaya diri, dia menunjuk ke Sasaraki.

"---Kau akan mengerti, bahwa game dan kenyataan adalah dua hal yang berbeda!"

☆☆☆
Ke
Ke

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]