Kusoge chap 1 (14) vol 3 B. Indonesia

Chapter 1 (14)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel


Setelah persiapan selesai, mereka berdua bersama Tiolis pergi ke markas guild.

Di sekitarnya ada sekitar seratus anggota guild.

Dalam sistem guildnya, 'Sword & Magic Online' memiliki fitur pemungutan suara untuk memutuskan guildmaster baru.

Bukan melalui surat suara seperti di dunia nyata, tapi menggunakan sihir dari anggota guild yang disebut 'Sumpah kesetiaan untuk masterku', maka hal-hal ajaib terjadi dan orang yang mereka tunjuk menerima suara.

Namun, ada satu kesalahan fatal.

Tidak ada sihir dalam game ini.

Meskipun pernyataan ini sendiri tidak pernah menjelaskan banyak hal, ini hanya kesimpulan yang telah dicapai semua orang karena tidak ada satupun yang terlihat pernah menggunakan sihir.

Berkat bug---yang disebut sebagai 'fitur'---guildmaster harus tetap sama untuk selamanya.

Jadi apa yang harus diperbuat tentang itu, jawabannya adalah---

"Dewi-ku, guild 'Pursue the Brilliance of the Stars', kini telah bubar"

Tiolis berkata sambil menatap layar jendela yang melayang di depannya. Sasaraki dan Lizna tidak terlihat oleh pemain lain, jadi dia berbicara dengan suara kecil agar tak menimbulkan kecurigaan lingkungan.

"Jadi, apa nama guild barunya?"

"Ini 'The Real Pursue the Brilliance of the Stars'"*
[Pusing aku ngartiin nama guild mereka, kesannya konyol]

"Karena kau tidak bisa memilih nama guild yang telah digunakan sebelumnya, ya....?"

Metode untuk mengubah guildmaster adalah: Hapus guild lama, buat yang baru.

Sistem yang tidak terlalu hebat ini dikabarkan berada tercipta untuk membantu pembubaran guild.

"Itu semua adalah bagian dari kebenaran yang lebih dalam yang diberikan kepada kita oleh Dewi: Penghancuran dan penciptaan adalah satu"

"Kau bahkan memiliki pandangan dongeng yang optimis?!"

"Lagipula ini adalah fantasi"

"Dan apa yang kau banggakan, Lizna?!"

"Ini hanya fantasi~"

Tampaknya dia menyukai kesan dongeng semacam itu.

"Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa kau akan berpidato seperti politisi?"

"Yah, para kandidat diberi waktu tiga menit untuk berpidato, pemenangnya kemudian ditentukan oleh jumlah tepuk tangan yang mereka terima"

"Peradabannya sudah mundur sampai ditingkat ini, ya....?"

"Kami juga telah melakukan penelitian tentang bagaimana agar tepuk tangan menjadi lebih meriah. Rahasianya terletak pada memutar pergelangan tangan"

"Menggunakan surat suara akan jauh lebih mudah...."

"Ada kemungkinan besar item tersebut akan terkena bug lalu menghilang. Suara adalah pilihan yang paling bisa diandalkan"

Kelihatannya, dunia yang tidak masuk akal membutuhkan peradaban yang terbelakang.

"Kepalaku sakit"

"Eh? Apa kau baik-baik saja, Sasaraki? Ingin tengkorakmu dibedah?"

"Jangan membedah apapun"

Sementara mereka melakukan percakapan konyol, pidato sedang berlangsung.

Sebuah podium kayu setinggi pria telah disiapkan, masing-masing menyiapkan pidatonya.

Ada empat kandidat, Tiolis berada diurutan ketiga.

Calon nomor satu berdiri, membahas kesetaraan menyeluruh antara pria dan wanita di guild dan membuat semua orang tahu keyakinan kuatnya bahwa moral harus ditegakkan bahkan dalam game; itu terbukti sebagai poin populer di antara beberapa kalangan dan menimbulkan cukup tepuk tangan. Calon nomor dua tampaknya menjadi orang yang lebih agresif, dengan tegas menyatakan bahwa guild harus mengumpulkan lebih banyak item langka dan menjadi lebih kuat, dia benar-benar mendapat tepuk tangan meriah.

"Sasaraki-kun, ini sangat normal dan membosankan"

"Yah, karena ini pidato serius. Membosankan atau tidak, itu bukan masalah"

"Membuatmu berharap sebuah meteor jatuh dari langit dan meluluh-lantahkanya, ya kan?"

"Tidak"

Kata mereka, ketika tiba-tiba sebuah meteor jatuh dari langit. Diameternya sekitar sepuluh meter dan menghantam tanah tepat di pusat kerumunan penonton, membuat bumi bergetar dan menangkap semua orang dalam jangkauan ledakan. Jendela notifikasi {You Died} muncul beberapa kali.

Sasaraki mendengar seseorang berkata, 'Jadi, satu lagi jatuh', 'Kita mendapat banyak meteor hari ini, ya?'.

"Dan begitulah, Sasaraki-kun"

"Tunggu, bukankah itu aneh?"

"Meteor jatuh dari langit cukup sering di daerah ini, nabi-ku"

"Bahkan jika kau mengatakannya seolah ini semacam rumah berhantu....Apa-apaan zona bahaya ini?!"

"Nama guild kami, {Pursue the Brilliance of the Stars}, terinspirasi oleh meteor-meteor itu"

"Jadi, asal usulnya bahkan lebih bodoh dari yang aku duga!"

"Selanjutnya giliran Tiolis, kan?"

"Bisa-bisanya kau bertindak seolah-olah tak ada yang terjadi?!"

"Baiklah, Nabi, Dewi-ku, aku akan segera pergi!"

Tiolis melangkah ke podium, dengan penampilan lengkap.

Beralih ke penonton, dia menunjukkan sedikit senyum dan memulai pidatonya.

{Apa kalian percaya pada dewa?}

Nah, itu pembukaan yang aneh. Para penonton pun menjadi sedikit berisik.

{Jadi benar kalau Tiolis agak aneh akhir-akhir ini?}

{Dipikir-pikir, bukannya dia selalu aneh?}

{Yah, dia adalah gadis yang menjelajahi setiap inci sebuah gunung demi menemukan dungeon tersembunyi, yang bahkan orang-orang tak dapat buktikan keberadaannya}

{Tapi sisi aneh itu membuatnya imut, ya kan?}

{Kau benar}

"Dia benar-benar terkenal, ya?!"

Lizna berbisik ke telinga Sasaraki.

"Dengan cara yang buruk"

Tapi bahkan jika kami memang memilih orang yang salah, tak ada lagi yang bisa di andalkan untuk pekerjaan ini....

Pikir Sasaraki. Tiolis kemudian melanjutkan pidatonya.

{Dewa selalu mengawasi kita. Dewa pasti memperhatikan kita ketika meteorit menghantam tadi, dewa memperhatikan kita dalam diam dan tersenyum lembut ketika kita menghadapi tantangan tersebut. Bukankah itu hal yang meyakinkan untuk diketahui?!}

{Hei, ini lebih seperti Dewa memiliki kepribadian yang buruk, ya kan?}

{Kupikir Dewa lah yang melemparkan meteor barusan pada kita}

{Tidak, Dewa tidak akan membidik dan melempar meteor seperti itu}

{Alasannya?}

{Karena hal-hal sialan seperti meteor pasti ada bug-nya. Jadi tak mungkin Dewa bisa membuat keajaiban seakurat itu terjadi}

{Benar juga}

Sungguh titik persuasif yang aneh.

{---Guild kita harus mengikuti Dewa!}

Seperti itulah, Tiolis mengakhiri pidatonya.

Tepuk tangan yang diterimanya lebih riuh dari kandidat lain.

"....Kenapa bisa sepopuler itu?"

Sasaraki yang heran kemudian bisa mendengar perbincangan kecil di antara para penonton.

{Jika kita tidak bisa mendapatkan Yutanga, tak masalah siapa yang akan menjadi guildmaster, kan?}

{Kalau begitu aku lebih suka Tiolis daripada dua orang yang tua}

{Roknya sangat pendek, aku berharap dia akan berdiri lebih tinggi selama pidato....}

"Apa guild ini benar-benar baik-baik saja?!"

Beginilah guild penyerbu top di game ini. Apa orang-orang menjadi gila saat mereka memainkan game ini? Dia sangat cemas. Kemudian Tiolis kembali ke tempat Sasaraki dan Lizna.

"Bagaimana, Nabi, Dewi-ku?! Aku sudah mencoba yang terbaik!"

"Ya....Bagaimana mengatakannya, menurutku kau memasukkan banyak hal di pidato barusan, ya, banyak"

"Dengan asumsi pembicara terakhir tidak super populer, ini adalah kemenangan Tiolis, kan?"

"Seperti apa kandidat terakhir?"

"Ah, dia ada di sana"

Tiolis menunjuk seorang gadis muda dengan rambut pirang pendek.

"Eh?"

Sasaraki telah melihat wajah itu sebelumnya. Seperti halnya Lizna. Sebenarnya, itu adalah Kisara. Ekspresinya kaku. Gerakannya goyah. Seorang pendukung pria berdiri di sampingnya dan berkata, "Kau akan baik-baik saja, kami akan mendukungmu!"

Kenapa dia ada di sini?

"Dia bergabung kemarin, namanya Kisara"

Tiolis menjelaskan.

"Rupanya, namanya telah berubah menjadi sesuatu yang luar biasa karena bug"

Bahu Kisara terkulai dan tatapan matanya penuh kecemasan. Saat itu, matanya dan Tiolis bertemu. Dia tidak dapat melihat Sasaraki atau Lizna karena atribut 'tak terlihat' masih aktif. Kisara menatap Tiolis dan tampak seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak keluar.

Tiolis berjongkok dan tersenyum padanya.

"Halo, Kisara-san. Ada yang bisa kubantu?"

Kisara tetap diam untuk sebentar, namun akhirnya memutuskan dan berkata:

"....Aku ingin...."

"Kau ingin?"

"Aku ingin kau....mendengar ceritaku tanpa tertawa"

Tiolis berkedip karena terkejut. Lalu langsung tersenyum dan meraih tangan Kisara.

"Tentu saja. Meski kita adalah kandidat saingan sekarang, kita masihlah rekan"

"Ah...."

Kisara menatap tangannya dan tersenyum cerah.

Lalu dia perlahan membungkuk.

"Terima kasih....banyak"

Dia mengenakan jubahnya, berbalik, dan berlari ke podium.

Tiolis tertawa kecil dan menunjukkan senyum bahagia.

"Nabi-ku, gadis semurni dia jarang ada akhir-akhir ini, ya kan?"

"Ya"

Ini adalah pertama kali Sasaraki melihatnya berperilaku seperti itu.

Apa ada sesuatu yang terjadi ketika mereka tidak bersamanya?

"Ngomong-ngomong, kami akan sangat senang jika kau bisa akrab dengannya"

"Dimengerti. Aku akan mempersembahkannya sebagai korban hidup untuk dewi kita"

Tiolis menjawab dengan senyum yang menyegarkan seolah hal semacam itu sama sekali bukan masalah besar.

"Tidak, sangat jelas kau tidak mengerti apapun! Tunggu, kau cukup menakutkan!"

Apa barusan dia hanya berakting di depan Kisara?---Tidak, kupikir itu perasaan tulus. Ini lebih menakutkan.

"Tapi itu tugas dewi lokal kita untuk membunuh semua lelaki dan perempuan secara setara, kan?"

"Memang begitu adanya, tapi kau mengundang kesalahpahaman besar di sini!"

"Ah, sepertinya pidatonya sudah dimulai"

Perlahan Kisara berjalan ke mimbar. Para hadirin terdiam. Ratusan pasang mata terfokus padanya. Lengan dan kaki Kisara bergetar karena gugup. Dia mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Dan pidatonya pun dimulai dengan suara gemetar.

{Semua orang}

{Dunia menjadi gila}

{Gila---sampai tak bisa diperbaiki lagi}

Air mata mengalir di sudut matanya. Dia melanjutkan.

{Bahkan jika aku tidak makan, aku tidak akan lapar. Bahkan jika aku tidak tidur, aku tidak akan lelah. Jika aku melepas pakaian untuk berganti, orang-orang di sekitarku meledak. Jika Kisara bilanh itu aneh, orang-orang akan menjawab bahwa itu hanyalah bug, tak ada yang aneh tentang itu}

{Bug adalah hal biasa, kata mereka}

{Tidak ada gunanya mengurusi bug, kata mereka}

{Kenapa? Karena ini hanyalah 'game'}

{Kusoge kotor, paling busuk di dunia, kata mereka}

Kisara menutup matanya dan menunduk. Dia bergumam:

{Semua orang....}

{Semua orang....}

{SEMUA ORANG YANG HIDUP DI DUNIA INI!}

Saat itu, dia membanting tangannya ke podium.

Mengangkat kepalanya kembali, dia menatap ke arah penonton.

{APA KALIAN SEMUA HANYA AKAN MENERIMA---MENERIMA KEBOHONGAN JAHAT TERSEBUT?!?!?!}

Dia menjerit. Dan, oh, sungguh menggelegar.

{APA KALIAN MENERIMA BAHWA DUNIA DIMANA KITA HIDUP 'HANYALAH SEBUAH GAME'?!?!?!}

{APA KALIAN MENERIMA BAHWA DUNIA DIMANA KITA BERJUANG UNTUK BERTAHAN TERNYATA HANYA SEBUAH KEPALSUAN?!?!?!?!}

{Kisara takkan menerimanya}

{Kisara akan mempertaruhkan seluruh keberadaannya dan menolak untuk percaya kebohongan itu}

{Dunia ini adalah kenyataan}

{Bukan game bodoh, ini adalah kenyataan yang benar-benar ada}

Dia berhenti sesaat dan kemudian melanjutkan.

{Aku punya bukti. Aku melihatnya. Versi luar biasa dari dunia ini}

{Kisara berniat untuk bertarung}

{Kisara akan melawan para administrator durjana yang mengarahkan dunia kita menjadi 'hanya game'}

{DAN AKAN KUAMBIL KEMBALI!!!!}

{DUNIA KITA, PAPA, MAMA, AKU AKAN MENGAMBIL SEMUANYA KEMBALI!}

{Semua orang}

{kalian semua yang tinggal di dunia ini bersamaku}

{Tolong---Pinjami aku kekuatan dan bertarunglah bersamaku}

{Dunia kita bukan hanya kusoge bodoh}

{Tempat ini jauh lebih brilian---hal yang indah!}

{SEMUA ORANG, AYO BERJUANG!!!!}

{AYO BERJUANG DAN MENGAMBIL KEMBALI---DUNIA MILIK KITA INI!!!!!}

Pidatonya berakhir di sana. Kisara kehabisan nafas. Semua orang hanya menatapnya. Akhirnya, sesuatu berubah. Tepuk tangan. Hanya sedikit pada awalnya, tapi tak lama kemudian, banyak yang mengikuti, hingga berubah menjadi tepuk tangan meriah.

Wajah Kisara tersenyum dan air mata mengalir di pipinya.

"Terima kasih....Terima kasih, semuanya! Tolong bertarunglah bersamaku!"

Kisara berdiri di sana dengan tercengang sebentar, diiringi tepuk tangan yang tampaknya takkan berhenti. Sasaraki tentu saja terkejut bahwa Kisara telah memikirkan semua hal itu, namub yang paling mengejutkan adalah para pemain lain setuju. Apa mereka semua benar-benar telah terhubung dengan game ini?---.

Sambil merasa sedikit tersentuh, dia melihat sekeliling dan mendengar beberapa suara mengganggu.

{LUAR BIASA!!! DIA GILA!!!}

{BOCAH ITU SUDAH KEHILANGAN SEMUA AKALNYA!!! HEBAT!!!}

{Dia tidak bisa membedakan game dan kenyataan lagi, pikirannya hancur, ya?}

{Tiolis sudah sangat rusak, tapi anak itu berada ditingkatan lain, ya kan?!}

{Kau tidak bisa menjadi guildmaster kami jika kepalamu tidak sepenuhnya remuk, dia menang!}

"....Uwaah...."

Penilaian terhadapnya sangat kejam.

{Intinya menyerang para pengembang, kan? Itu ide yang bagus}

{Aku juga suka ide dimana aku terlibat dan menghajar mereka}

{Tapi bagaimana kita akan melakukannya? Apa itu bahkan mungkin?}

{Bagaimana dengan ini: Kita manfaatkan saja bug untuk membunuh para dewa dengan ciptaan mereka sendiri. Mantap, kan?}

{Kedengarannya seperti cerita dari game lama....}

Dan dengan itu, Sasaraki pun paham bahwa para pengembang sangat dibenci.

Ya, jadi itu sebabnya mereka setuju.... Di podium, diselimuti tepuk tangan tanpa henti, Kisara terus berbicara kepada para penonton sambil menangis, {Terima kasih, terima kasih
banyak karena percaya padaku!}

{AKU....DEWI REVOLUSI!!!!}

{UUUUOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOHHHHH!!!!}

Sasaraki kehabisan pemikiran. Kenapa semua malah berubah jadi seperti ini?

Lizna datang membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Ah, apa mereka akan membunuhku? Apa lebih baik jika mereka membunuhku?"

"Yah....entahlah...."

Kesampingkan membunuh, bagaimana para pemain bahkan bisa melawan para pengembang....?.
☆☆☆Chapter 1 berakhir disini☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]