Kusoge chap 2 (4) vol 3 B. Indonesia

Chapter 2 (4)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel


"Dan itulah yang terjadi"

Ketika tiba waktunya untuk berteleportasi, dia melaporkan semua yang terjadi pada Alice.

"Begitu ya, prosedur yang sama setiap harinya, paham?"

"Apa tidak apa-apa mengabaikannya sekarang?"

"Dia hanya bermain-main denganmu, tidak ada kekerasan sungguhan yang terjadi. Jangan khawatir"

Alice sepertinya tidak merasa terganggu sama sekali.

Sudah pasti tak ada gunanya khawatir, tapi---Sasaraki tidak bisa menahan hal tersebut untuk membebani pikirannya.

"Baiklah, Sasaraki-kun, aku meninggalkan teleportasi dan pengamanan padamu!"

Kata Lizna. Tugas Sasaraki adalah mengawasi para penonton sementara Lizna berpidato.

Alice dan Azrael akan tinggal di ruang debugging untuk menangani apa pun yang mungkin bisa terjadi.

"Ya....Baiklah, ayo kita pergi"

"Hm, tapi, Sasaraki-kun!"

Lizna dalam gaun putihnya yang berkibar-kibar, tersenyum manis sambil berpose kemenangan.

"Banyak yang telah terjadi, tapi ayo lakukan yang terbaik bersama!"

"Lakukan yang terbaik....? Apanya?"

"Tentu saja---agar semua orang bersenang-senang!"

"Fufufufu~", Lizna terkekeh tanpa sedikitpun kecemasan.

"Lagipula, itulah intinya menjadi seorang gamemaster"

Ucapnya sambil mengedipkan mata. Sasaraki sedikit paham apa yang dia maksudkan. 'Semua orang', dia mungkin menyiratkan bahwa itu juga termasuk Kisara. Jadi kesimpulannya adalah, 'Ayo buat game yang bisa kita nikmati bersama dengannya!'.

Itu benar-benar hal yang paling penting.

Meskipun lelaki ini tak memiliki ide sedikit pun tentang bagaimana mencapainya.

Keduanya saling membenturkan tinju dan tersenyum satu sama lain.

"Kalau begitu, kita berangkat. Azrael, jika sesuatu terjadi, aku akan menghubungimu, aku mengandalkanmu untuk mengurusnya jika memang terpaksa"

"....Ya...."

Azrael telah memperoleh kembali sedikit energinya dan mengangguk lemah lembut.

Setelah itu, Sasaraki memindahkan mereka ke alun-alun di pusat kota. Meskipun hologram dewi akan ditampilkan di mana-mana, sebagian besar pemain menunggu di alun-alun. Alasannya adalah, hologram itu sendiri memiliki massa, berada di ruang sempit bersama sosok tersebut akan menimbulkan peluang para pemain ditekan sampai mati.

Terakhir kali, lebih dari seratus pemain tewas seperti itu. Ada yang menyebut fenomena ini 'Tekanan Sang Dewi'.

Jadi, pemain yang tidak memiliki fetis 'dipeluk sampai mati oleh dewi' berkumpul di alun-alun.

Sasaraki melihat sekeliling tempat itu. Rasanya seolah ada festival di tempat besar seluas seratus meter persegi ini. Para pemain telah mendirikan berbagai kios. Ketika Sasaraki memeriksa salah satunya sambil keheranan dengan barang apa yang dijual, 'Magical Dagger 5 BD' terpajang disana.

"Yo, Onii-chan, mau membelinya?"

Pria penjaga toko bertanya melalui janggutnya dalam suasana yang tampak baik.

"Apa artinya '5 BD'?"

Kalau dilihat, kios-kios lain juga memiliki barang-barang bertuliskan 10 atau 8 BD. Ini pasti mata uang. Berkat glitch penduplikatan emas, ekonomi moneter masyarakat telah hancur sejak lama, yang berimbas pada ekonomi sekarang harus didasarkan pada barang dagang.

"Apa kau pemain baru? BD (Black Dice) adalah mata uang kita sekarang, kau tahu?"

Penjaga toko menggulung sesuatu di telapak tangannya. Itu adalah benda hitam pekat berukuran sekitar satu sentimeter. Yah, Sasaraki tidak bisa memastikan apa objek tersebut. Sama sekali tidak memantulkan cahaya, seperti lubang hitam, tampak seperti kegelapan murni. Tapi memiliki bentuk dadu.

"Apa itu?"

"Belum pernah melihat ini sebelumnya? Benda-benda ini muncul ketika kehilangan item"

Dipikir-pikir, Sasaraki telah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya. Dia sempat mengira benda ini adalah sampah yang tidak berguna saat itu.

"Tunggu, kau menggunakan itu, bukannya koin?"

"Ini bukan lelocon, kawan. Kau bisa membuatnya dari barang-barang jelek, jadi bukan berarti kau membuang-buang sesuatu, memproduksi barang ini juga butuh waktu lama jadi agak jarang. Tapi yang paling penting, jika kau membawa banyak barang, itu akan membuat karaktermu tidak stabil dan rentan terhadap banyak bug!"

"Dan bagaimana baiknya berurusan dengan bug?"

"Mungkin bagus jika kau ingin menghadapi para pengembang"

"....Wow"

Sasaraki menghela nafas dalam hatinya. Dunia terjerumus ke dalam kekacauan jauh lebih cepat daripada yang dia pikirkan. Meski---melihat sekeliling, dunia tampak berkembang berkat semua ini. Kemampuan adaptasi para pemain sangatlah luar biasa.

Hanya saja, kekuatan pendorong bukanlah pemain itu sendiri, melainkan adalah Kisara.

Aku penasaran dimana dan apa yang dia pikirkan sekarang.
"Ini sedikit berbeda....d-dari yang ku harapkan"

Kata suara yang dia kenal dengan baik.

Ketika berbalik, tentu saja, disana ada gadis berambut pirang, Kisara edisi rambut panjang. Dia dikelilingi oleh para pengikutnya yang sudah dewasa dan tampak belum menyadari keberadaan Sasaraki. Sambil memutar 'Black Dice' di telapak tangan, ekspresi bingung terpampang di wajahnya.

"BD bukan singkatan dari 'Black Dire' ya?*....ini terlihat menakutkan...."
[Leluconnya disini, Kisara awalnya mengira BD adalah Black Dire (Situasi atau Peristiwa Mengerikan, disini merujuk pada dunia gim mereka). Ternyata malah Black Dice (Dadu hitam, secara harfiah). Kisara pun melihatnya sebagai perkembangan peristiwa yg menakutkan (Black Dire)]

"Itu adalah item Bug, jadi pastinya menakutkan"

"Ini masalah lain! Kita harus memperbaikinya, pasti! (Suara gesekan pena secara cepat)"

"Juruselamatku, benda apa itu?"

"Ini buku catatan dengan rencanaku tentang bagaimana menyelamatkan dunia!"

Kisara tertawa kekanak-kanakan, "Fufu ~ n", dan membuka catatannya. Tertulis disana hal-hal seperti, {Beri para monster nama-nama menakutkan}, {Pastikan untuk menggali jebakan satu meter lebih dalam}, {Membuat es krim yang tidak meledak di mulut ketika dimakan},---dan di bawah semua itu adalah, {Ciptakan koin yang cantik}.

"Jadi ini daftar perbaikan yang akan kita lakukan setelah mengalahkan para pengembang?"

"Kita akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bersama dengan semua orang!"

"Tapi aku tidak berpikir kusoge bisa diubah semudah itu...."

Kata pengikutnya, ekspresi Kisara pun berubah, "Muuu...."

"....Aku lupa menuliskan hal yang paling penting"

Si malaikat kecil dengan paksa menambahkan sesuatu ke bagian bawah daftar.

{Bawa kembali kewarasan semua orang}

Matanya melihat catatan tersebut penuh percaya diri kemudian mengangguk beberapa kali.

"Yap, memang tugas penting!"

Pikirannya tampak sudah memutuskan sesuatu. Sasaraki memperhatikannya dan memiringkan kepala.

"Kenapa dia begitu keras kepala dalam keyakinannya?"

Lelaki itu merasakan hal yang sama ketika Kisara berpidato, kepercayaannya terhadap 'dunia kita adalah kenyataan' sangatlah kuat. Pada awalnya, Sasaraki menganggap bahwa gadis kecil ibi hanya berpikir seperti itu karena disinilah dunia tempat dia dilahirkan, tapi kalau begitu, Fury pun sama dan dia tidak menunjukkan perilaku tersebut sama sekali. Hanya saja, Fury adalah kasus khusus.

Sulit membuktikan bahwa dunia ini adalah sebuah permainan, namun membuktikan bahwa itu adalah kenyataan harusnya sama sulitnya.

Tapi, Kisara adalah orang yang sangat percaya.

Dia mengatakan bahwa kristal video kemarin membuktikan bahwa dunia mereka bukanlah gim, tapi Sasaraki merasa tidak hanya itu. Pasti ada alasan lain untuk keyakinannya. Dan jika lelaki ini mengerti alasan tersebut---mereka mungkin bisa saling memahami sedikit lebih banyak.

"Ngomong-ngomong, Juruselamatku, rambut panjang cocok untukmu"

"Tentu saja! Malaikat harus berambut panjang!"

Kisara berkata dengan gembira, lalu disaat berikutnya....

Rambutnya yang panjang mendadak terpotong sendiri dan kembali menjadi pendek.

"AAAAAHHH?!?! Efeknya telah hilang lagi!!"

Dia menjadi panik lalu mengambil sesuatu dari sakunya. Itu baguette, atau bagian yang tersisa.

"Hauu....Hanya tersisa sedikit...."

'Harus hemat, harus hemat', gumamnya dan dengan hati-hati memasukkan potongan itu ke dalam saku seolah-olah sesuatu yang berharga.

"Level terkuras hanya untuk mengubah gaya rambut....Ini adalah skema lain dari sang Dewi!"

Kisara mengepalkan tangannya dan menatap langit.

Disaat itu....

{U-Umm, bisakah kalian semua mendengarku?~}

Suara yang akrab bergema di awan. Kerumunan berisik langsung terdiam, semua orang memandang ke arah langit. Mereka melihat proyeksi raksasa dewi, Lizeltna. Sasaraki cemas apakah mereka akan menghadapinya dengan permusuhan, tapi tampaknya itu ketakutan yang tak berdasar.

Lelaki ini bisa mendengar bisikan di sekelilingnya.

"Hei, menurutmu bagaimana dia akan membunuh kita kali ini?"

"Terakhir kali adalah air, jadi mungkin api?"

"Nah, dia punya gaya elemen untuk mengubur kita, jadi pasti berupa tanah longsor"

"Begitu ya, kau pintar"

"(Terlihat sangat bangga)"

Cara mereka memperlakukan Lizna agak mirip dengan dewi yang terkenal buruk, semacam namahage.

Tidak, yah, ini mungkin lebih baik daripada situasi canggung seperti ditakuti.

{Halo semuanya! Ini aku, Lizeltna!}

{Hari ini, anu, umm, apa ya....? Ah, benar!}

{Aku sudah memutuskan untuk mendeklarasikan perang terhadap kalian semua}

Setelah hening sejenak, lingkungan mulai membuat keributan.

"Pengembang mendeklarasikan perang terhadap para pemain? Ini hal baru"

"Baru? Aku bertaruh seseorang pernah punya ide ini sebelumnya tapi tidak berani memutuskannya"

{Alasannya, yah, bukan karena aku benci kalian atau semacam itu}

{Bahkan, aku sangat menyukai kalian semua, aku mencintai para pemain kami. Percayalah}

{....Kalian percaya padaku, kan?}

{Kalian tidak akan pernah meragukanku, kan?}

{Eh? Ada apa, Alice-san....? Ah, maaf, itu tidak dimaksudkan sebagai ancaman atau apapun!}

{Percaya atau tidak, para pemain sangat kami sayangi}

{Aku tidak akan meledakkan kalian tanpa alasan. Aku juga tidak akan secara paksa menghapus akun kalian}

{Tapi, umm, semua yang ada di sini terkena bug, jadi mungkin saja itu terjadi secara kebetulan}

{Jika ya, aku meminta maaf sebelumnya!}

{Maafkan aku (membungkuk)}


Lizna membungkuk canggung. Semua orang di sekitarnya menggigil.

"Luar biasa, dia seperti akan menghabisi kita disaat kita berbicara balik....tapi dia manis, jadi aku memaafkannya"

"Kau terjebak dalam perangkapnya, tahu?"

{Maaf, aku keluar topik. Ayo bicara tentang perang}

{Kami dapat memusnahkan kalian semua sampai tak ada yang tersisa}

{Tapi kami akan memberi kalian kesempatan}

{Aku akan menunggu di lantai dua, di dungeon dalam air}

{Dengan mengalahkan Empat Kaisarku, kalian dapat membuka jalan menuju padaku}

{Tolong, bagaimanapun, datanglah, aku tidak akan berperilaku remeh pada kalian, tapi aku akan menyambut kalian}

{Pada catatan yang tidak terkait: 'Berperilaku remeh pada seseorang' dan 'menyambut seseorang' memiliki kesan yang sama, ya kan?}

{....Maaf, hanya lelucon, tapi kurasa itu tidak lucu?}


Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak.

{Terima kasih banyak! Baiklah, semuanya....}

Akhir tapi bukan yang terakhir, Lizna tersenyum manis dan mengedipkan mata.

Dia menunjukkan senyum terbaik dan melakukan gestur seolah sedang memeluk sesuatu dengan lembut.

{Lakukan yang terbaik, ya?!}

Pengumuman berakhir, sosoknya pun menghilang. Semua orang dilingkungan itupun bersemangat sekaligus.

"....Ha, ha, d-dia melakukannya!!"

Sasaraki mendengar tawa tak kenal takut. Itu dari Kisara. Ketika dia melihat ke arah kios tempat si gadis kecil berada, dia sudah memanjat meja dan berdiri di atasnya. Kakinya yang kecil terlihat seperti gemetaran. Apa dia takut?

"DENGARKAN AKU, SEMUANYA!!!"

Mendengar teriakan tersebut, semua orang berbalik ke arah Kisara.

"BARUSAN ADALAH DEKLARASI PERANG YANG SECARA TERANG-TERANGAN MENGEJEK SETIAP ORANG DI DUNIA KITA!!!"

"KALIAN TIDAK BOLEH MEMAAFKAN PARA PENGEMBANG JAHAT ITU!!!"

"KITA PASTI....TIDAK AKAN KALAH DARI MEREKA!!!"

"APA PERKATAANKU INI KELIRU, SEMUANYA?!?!"

Terdengar tepuk tangan yang bertebaran dan akhirnya menjadi semakin keras diiringi teriakan serempak 'JURUSELAMAT!!!'.

☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]