Baka To Test: Volume 3 Soal Keenam, B. Indonesia
Diterjemahkan
oleh I-Fun Novel
Kata-kata
bijak hari ini
“Karena
aku sudah jatuh cinta! Dewa dan iblis pun akan kuhadapi!”
Selamat
membaca!
***
Soal Keenam
Tuliskan pendapatmu
mengenai training camp kali ini.
Komentar Himeji
Mizuki:
“Dengan belajar bersama murid dari kelas lain saya belajar banyak hal, dan
berhasil mendapatkan banyak tips bermanfaat dari beberapa buku pelajaran mata pelajaran yang sering membuat saya frustrasi, yang saya percaya akan membantu saya
ketika belajar. Mungkin agak berisik di malam hari, tapi itu masih
karakteristik sekolah kami. Juga, saya berhasil mendapatkan foto rahasia dari
seseorang, saya sangat senang!'
Komentar guru:
Nilai
Himeji-san untuk setiap mata pelajaran sangat mengesankan, dan sensei tidak
menyadari kalau kamu juga kesulitan dengan mata pelajaran tertentu; Sensei
benar-benar minta maaf soal itu. Namun, untungnya kamu menemukan cara untuk
memecahkan masalahmu. Belajar bersama dengan siswa kelas A sangat berguna
bagimu, jadi teruslah berusaha keras untuk ujian berikutnya. Juga, tolong
jangan terpengaruh oleh keributan yang disebabkan oleh orang-orang bodoh itu.
Komentar Shimada
Minami:
'Saya
tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi pada malam ketiga. Bagaimana ini? Saya
tidak bisa membicarakan ini dengan siapa pun, dan saya tidak dapat kesempatan untuk
berbicara dengan orang itu... Saya tahu tentang perasaan Mizuki, jadi apakah saya
telah mengkhianatinya? Tapi jika itu soal suka, saya sudah menyukainya sejak
tahun lalu, jadi tidak masalah kalau saya yang mulai duluan, kan? Arrgghh~! Saya
tidak tahu harus berbuat apa!'
Komentar guru:
Apa
yang terjadi? Tidak baik jika kamu bahkan tidak bisa mendiskusikannya dengan
teman-temanmu. Jika kamu mau, kamu bisa bicara dengan sensei. Karena sensei sudah
hidup lebih lama darimu beberapa tahun, aku seharusnya bisa membantu. Tapi mendengarmu
menyebutkan kata 'perasaan' di sini, sensei penasaran apakah itu berhubungan dengan
cinta?
Jika
demikian, sensei hanya bisa mengatakan ini. Jangan membuat keputusan gegabah
yang akan kamu sesali seumur hidup. Tanggung jawab seorang siswa adalah
berpikir, membuat kesalahan, dan tumbuh menjadi orang dewasa yang berprestasi.
Komentar Yoshii
Akihisa:
'Tidak
saya sangka begitu banyak hal merepotkan yang terjadi, ini sangat mengejutkan. Saya
pingsan pada hari pertama dan dibawa langsung ke hotel, jadi saya tidak
memiliki ingatan soal itu. Setelah itu, saya dicap sebagai tukang intip, dan
tatapan curiga di sekitar saya sangat mengganggu. Untuk melatih diri, saya
berusaha keras menerobos penghalang yang menghalangi saya untuk mengintip ke dalam
area pemandian perempuan, tapi apa ini benar-benar tidak masalah? Sebenarnya, saya
sangat khawatir. Training camp ini benar-benar membuatku berpikir mengenai
banyak hal.'
Komentar guru:
Betul.
***
"Hoaaaahm..."
Tanpa
berniat untuk menahan diri, aku menguap dengan lebar.
Aku
ingin tidur. Pokoknya, aku ingin tidur. Aku sangat mengantuk sampai-sampai
hampir jatuh. Aku akan tidur jika saja sekarang bukan waktunya sarapan yang
berharga.
"Aku
sangat mengantuk..."
Di
sampingku, Yuuji juga menggosokkan matanya.
Jelas
saja kami ingin tidur. Kami diceramahi oleh Tetsujin (dengan tinju) di pagi
buta. Sekarang sudah tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin kami tidak
ingin tidur.
"Kalian
benar-benar sial..."
Hideyoshi
berkata dengan nada menyesal. Apa dia merasa bersalah karena hanya kami berdua
yang dimarahi? Dia tidak perlu merasa bersalah karena dia saat itu sedang tidur.
"Walaupun
kami memang tidak beruntung, tapi ini terlalu — Hooooaaaahm~~"
Aku
tidak tahan lagi. Aku mencoba meregangkan punggungku. Hari ini adalah hari
terakhir, jadi kami bisa tidur selama waktu belajar mandiri...
"Percuma!
Melihat kalian seperti ini, untuk serangan malam ini, mungkin kita harus..."
"Kami
memang mengantuk, tapi Jika kami termotivasi, kami pasti akan bangun — Hoooooaaahm~~."
Menguap
begitu membuka mulut, sepertinya kondisi kami sangat parah. Untuk seberapa
parahnya, anggap saja ada irisan salmon dan makanan lezat di hadapanku, kemungkinan
besar aku akan tertidur.
"Aku
juga sama, aku tidak termotivasi sama sekali --- OOOHHHH!!"
"Waa,
ada apa denganmu, Yuuji?"
Yuuji
yang sempoyongan dan mengantuk tiba-tiba membelalakkan matanya setelah melihat
sesuatu. Apa? Apa yang dia lihat?
"...Sangat
efektif."
"Ah,
kamu di sini, Muttsurini. Selamat pagi."
Muttsurini
muncul di pintu dan berjalan ke arah kami. Dia sepertinya memegang sesuatu di
tangannya.
"Muttsurini,
apa yang baru saja kamu tunjukkan pada Yuuji? Dia terlihat sangat
bersemangat."
"...Foto
ajaib."
Sangat
jarang Muttsurini bicara dengan bangga sambil membusungkan dadanya.
"Oh?
Boleh aku lihat?"
"...(menjulurkan
tangan)"
Muttsurini
menyodorkan foto-foto di tangannya ke Hideyoshi dan aku.
"Foto
ajaib? Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kita ini murid SMA, bagaimana mungin
kami bisa termotivasi hanya karena foto —WOOOOOOW!!"
"Oh,
foto ini..."
Foto
pertama yang ditunjukkan Muttsurini adalah foto Himeji-san dan Hideyoshi dengan
yukata.
Smbil mengenakan yukata, Himeji-san dan Hideyoshi terlihat agak malu ketika melihat ke
arah kamera, dengan pose yang agak seksi, dan juga sekilas ada pemandangan payudara!
"Senang
rasanya hidup di dunia ini..."
Gambar
ini tidak memperlihatkan banyak kulit, tapi kenapa aku merasa bersemangat? Tapi,
aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan foto mereka berdua sedang mandi!
"Lihat
foto keduanya, Akihisa."
"Oke..."
Kuangkat
foto pertama. Ini adalah foto ganda Kirishima-san yang mengenakan yukata dan
Minami yang mengenakan celana pendek olahraga.
"Ini,
ini hebat! Muttsurini, foto ini diambil dengan sudut yang sempurna! Aku sangat
kagum padamu!"
"Itu
benar-benar luar biasa... ditambah bisa memotong foto Akihisa dan Yuuji,
bukannya ini sudah level profesional?"
Foto
ini tidak berbeda dengan foto artis yang dijual di toko! Meskipun sangat
disayangkan karena tidak semua orang mengenakan yukata, ini masih foto yang
sangat hebat. Mampu mengeluarkan sisi menarik Minami dengan cara yang sehat
seperti itu, aku hanya bisa mengatakan kalau kemampuan fotografi Muttsurini
sangat mendekati level dewa!
"Dan
foto ketiga?"
"Ah,
Mm! Foto ketiga adalah—"
Aku
mengeluarkan foto yang lain dari bawah. Foto ketiga yang muncul adalah —
bukannya ini foto aku dengan seragam pelaut?
"...Itu
diambil dengan sangat pas, jadi aku berusaha keras mempercantik hasilnya."
"LEPASKAN
AKU, HIDEYOSHI! AKU HARUS MEMENGGAL KEPALA SI IDIOT INI!!"
"Tenang
dulu, Akihisa! Bukannya foto ini sangat cantik?"
Hideyoshi
memelukku erat-erat, tidak membiarkanku mengeluarkan jurus mematikan.
Kapan
foto itu diambil?
"Itu
luar biasa, Muttsurini. Kapan kamu mengambil foto itu?"
Mata
Yuuji sudah mendapatkan kembali semangatnya saat dia tiba-tiba memuji
Muttsurini. Membuat Yuuji bereaksi seperti ini padahal dia sulit bereaksi terhadap gadis-gadis, kemungkinan besar orang-orang normal dari
kelas lain itu akan bereaksi lebih parah darinya.
"Sekarang
kita hanya perlu berdoa mendapatkan bala bantuan."
Hideyoshi
benar, tidak mungkin mereka akan goyah begitu saja ketika melihat foto-foto
ini. Sebagai seorang pria, aku paling mengerti ini, tapi...
"...Apa
kita benar-benar harus menunjukkan foto-foto ini pada yang lain?"
Ah~
jika memungkinkan, aku harap aku bisa memasukkan foto-foto ini langsung ke tasku.
"Akihisa,
jangan lupa tujuan awal kita. Kita tidak akan berhasil jika kita tidak mengikuti
seluruh rencana."
"Uu...
aku tahu itu..."
Aku
hanya merasa sangat disayangkan karena kami harus menunjukkannya kepada yang
lain!
Meski
begitu, aku tahu Yuuji benar. Tujuan kami bukan untuk mendapatkan foto-foto
ini, tapi supaya berhasil mengintip ke dalam area pemandian anak perempuan.
"Maaf.
Foto-foto ini adalah langkah untuk mencapai tujuan kita, jadi aku harus menjauhkan
diri dari pikiran seperti itu. Selain itu, aku akan meminta Muttsurini untuk
menyiapkan satu gross untukku, jadi aku hanya perlu bersabar." (1 gross =
12 lusin)
"Bukannya
itu kebanyakan?"
"Kamu
memang tidak pernah berubah!"
Biarkan
saja aku!
"Baiklah,
kalau begitu, selanjutnya—"
Yuuji
mengeluarkan pena entah dari mana, dan menulis beberapa kata berantakan di
balik foto-foto itu.
'Sebarkan
foto-foto ini ke semua anak laki-laki, dan jangan sampai para gadis atau guru
melihatnya! Jika ada yang mencoba mengambil foto-foto ini untuk mereka sendiri,
mereka akan dieksekusi oleh Sakamoto Yuuji!'
Jadi
begitu, kalau kami tidak menulis catatan ini, foto-foto ini kemungkinan akan
dicuri.
"Oi,
Sugawa, berikan ini ke semua orang-orang."
Yuuji
memberikan foto ke Sugawa-san, yang sedang sarapan di samping kami. Dia
menerima foto-foto itu dengan tatapan bingung.
"WAAAAHHH—"
Lalu
tiba-tiba, dia bangun.
"Oh
iya, Yuuji, kamu tidak memberikan fotoku juga, kan?"
"Tenang,
menyebarkan foto seperti itu hanya akan membuat mereka kehilangan semangat. Aku
sudah mengambil fotomu."
"Oke.
Bagus kamu mengambilnya."
Kalau
foto-foto itu tersebar, semua usahaku untuk menemukan pelaku pengirim surat
ancaman menjadi sia-sia.
"Eh?
Muttsurini, masih ada foto lagi?"
Hideyoshi
melihat Muttsurini masih memiliki foto di tangannya. Benarkah, apa yang dia
ambil?
"Coba
aku lihat, foto apa yang kamu ambil?"
"Ah,
aku juga ingin lihat!"
Aku
mengintip dari belakang untuk melihat foto yang diterima Hideyoshi dari
Muttsurini.
Apa
yang ada di foto itu — aku mengenakan seragam pelaut (versi celana dalam
kelihatan)
"...Aku
tidak tahan ingin mengambilnya."
"LEPASKAN
AKU, HIDEYOSHI! AKU HARUS PENGGAL KEPALA IDIOT INI DAN MENGINJAK-INJAKNYA!!!"
"AKU
TIDAK MELIHAT APA PUN! AKU TIDAK MELIHAT APA PUN, JADI TOLONG TENANG!!"
Pokoknya,
walaupun kami mengalami berbagai hal, semangat kami berada di titik tertinggi
sekarang berkat foto-foto itu.
***
Tida
tida — entah karena apa, suara yang dibuat oleh kedua tanganku menjadi sangat
keras. Dulu aku sama sekali tidak peduli soal itu, dan tanpa diduga, sekarang aku
mulai memperhatikannya.
"Akihisa,
jangan gugup tepat sebelum acara utama. Nilai kita sudah diisi ulang dan foto-foto
itu sudah disebar dan dilihat semua orang. Kita sudah melakukan yang terbaik
yang bisa kita lakukan, dan sekarang tinggal bertarung sampai darah penghabisan."
Tiduran
di sudut ruangan dengan mata tertutup, Yuuji memperingatkanku. Semakin kritis
situasinya, aku semakin memuji mental orang ini.
"Tiga
Kelas D, E dan F akan berpartisipasi dengan kekuatan penuh seperti kemarin,
jadi kita hanya akan melihat apakah ketiga Kelas A, B dan C bersedia
membantu."
Karena
kami harus fokus pada tes untuk mengisi kembali poin kami, kami tidak punya
waktu untuk berbicara dengan anak-anak dari kelas lain, jadi kami tidak tahu
seberapa efektif foto-foto itu sekarang. Kami hanya bisa melihat efeknya ketika
pertempuran.
"...Aku
harus balas dendam hari ini."
Bahkan
Muttsurini semakin terpompa. Mungkin karena dia puas dengan foto-foto yang dia
ambil sehingga dia berhasil menjawab cukup banyak pertanyaan dengan sangat
antusias selama tes hari. Sikap Muttsurini malam ini sangat mengerikan.
"Sudah
waktunya untuk bertempur, jadi mari kita lakukan briefing terakhir kita."
Membuka
matanya, Yuuji berjalan ke arahku, dengan Hideyoshi dan Muttsurini mengikuti di
belakangnya.
"Kita
sekarang berada di lantai tiga, dan kita harus menerobos empat area; lantai tiga,
lantai dua, lantai dasar dan lorong pemandian anak perempuan sebelum kita
berhasil mencapai tujuan akhir kita."
Berdasarkan
peta denah, lantai tiga akan ditangani oleh Kelas E dan F; lantai dua akan
ditangani oleh Kelas C dan D, Kelas A dan B untuk lantai dasar. Dengan kata
lain, lokasi kami adalah yang terjauh dari area pemandian anak perempuan.
"Orang-orang
dari Kelas E dan F akan membantu menekan musuh kita di lantai tiga, dan Kelas D
akan menangani musuh di lantai dua, tapi..."
"Sulit
untuk bertahan sepenuhnya tanpa Kelas C, kan?"
Para
guru juga akan mendistribusikan kekuatan sesuai dengan pasukan siswa, jadi
tanpa Kelas C, akan sulit untuk menembus lantai dua.
"Tapi,
pada akhirnya, hanya ini satu-satunya jalan."
"Itu
sudah pasti, dan setelah kita menembus lantai dua—"
"...Kita
harus menghadapi Takahashi-sensei."
"Itu
benar, sebagai Kepala Guru Angkatan, pasukan yang dipimpin oleh
Takahashi-sensei akan menjaga lantai dasar. Kurasa Shouko, Himeji dan Kudo Aiko
akan menunggu kita di sana."
Salah
satu rintangan terbesar dalam operasi kami hari ini adalah lantai dasar yang
dijaga oleh Takahashi-sensei. Apakah kami berhasil dalam operasi ini akan
sangat bergantung pada apakah kami dapat menembus pertahanan ini.
"Aku
berusaha membuat ruang supaya Akihisa dan Muttsurini bisa lewat. Tapi, lebih
baik siapkan mental kalian, karena aku tidak akan bisa menghentikan
Takahashi-sensei, Shouko dan yang lainnya untuk waktu yang lama."
Tidak
mungkin Yuuji bisa menghentikan ketiga orang itu sendirian, tidak, ketiga orang
itu bukan satu-satunya lawan kami. Gadis-gadis Kelas A mungkin akan membantu,
dan aku tidak berani membayangkan betapa sulitnya mencoba menghentikan mereka.
"Jika
kita tidak bisa menghentikan mereka..."
"Itu
benar, kita akan tamat begitu Akihisa dan Muttsurini terkepung, dan semuanya
akan berakhir. Sisa hidup yang kumiliki akan dicabik-cabik oleh Shouko, dan
Akihisa akan diperlakukan sebagai orang cabul seumur hidup."
"Meskipun
kita gagal, rasanya tidak akan ada yang berubah..." (TL: karena nasib
Yuuji dan Akihisa dari awal memang seperti itu.)
OMONG
KOSONG APA YANG HIDEYOSHI KATAKAN!?
"Bagaimanapun
juga, kita hanya bisa mencoba yang terbaik untuk menghentikan Takahashi-sensei.
Jika Kelas A dan B bersedia membantu, kita masih memiliki kesempatan untuk
menang."
"Uh
hm, ngomong-ngomong, lupakan soal Kelas A, seharusnya tidak ada masalah buat
anak laki kelas B untuk bergabung, kan? Anak laki mereka, tampaknya
tertarik dengan para gadis, terutama perwakilan kelas mereka. Foto-foto itu
seharusnya sedikit efektif."
"Ah
hahaha, mendengar Hideyoshi mengatakan itu, sepertinya ketua Kelas A itu homo."
"""..."""
Eh?
Kenapa semua orang berpaling dengan canggung?
"Begitu
kita melewati Takahashi-sensei, sisanya bergantung padamu. Akihisa, Muttsurini,
kalian tahu apa yang harus dilakukan?"
"…Aku
pasti akan mengalahkan Ooshima-sensei."
"Dan
aku harus menghadapi Tetsujin, kan?"
Dasar,
aku tidak pernah mendapatkan pertempuran yang sulit selama ini, karena ada berbagai
banyak faktor penentu yang tidak diketahui. Tapi...
"...Tidak
masalah. Kami pasti akan berhasil."
"Mn!"
"Sudah
kuduga."
"Betul."
"Ya."
Selama
kami bekerja bersama, kami pasti bisa melakukan sesuatu dan membuat yang tidak
mungkin menjadi mungkin.
—Hua hua!
Terdengar
nada dering. Ini adalah penanda pukul 8 malam, dan juga nada untuk menandakan kalau
pertempuran akan segera terjadi.
"Akhirnya, sudah saatnya. Sebaiknya kalian bersiap-siap untuk bertarung mati-matian!"
"""OOOSSSUU!!"""
"Tidak
peduli apakah lawan kita adalah para guru atau gadis-gadis, Kelas A atau Kelas
F, itu tidak masalah. SEBAGAI PRIA, KITA AKAN BUAT MEREKA MENGAKUI SEMANGAT
BERTARUNG KITA!!!"
"""OOOSSSUU!!"""
"INI
ADALAH KESEMPATAN TERAKHIR KITA! KITA BEREMPAT YANG MEMULAI INI, DAN TIDAK ADA
HASIL YANG PANTAS SELAIN KEMENANGAN!!!"
"""OOOSSSUU!!!"""
"MALAM
KEEMPAT TRAINING CAMP, PERTARUNGAN
AKHIR AKAN DIMULAI SEKARANG!!!"
"""YEAAAAAAAH!!!"""
Pukul
8 malam di malam keempat training camp.
Pada saat ini, pertarungan terakhir untuk mengintip dimulai.
***
"Mereka
terlihat! Mereka berempat adalah pelaku utama!"
"Hasegawa-sensei!
Ayo kita urus keempat orang itu!"
Saat
kami melangkah keluar dari kamar, kami langsung berhadapan dengan para gadis
yang dipimpin oleh guru wanita, Hasegawa-sensei. Sepertinya kami sudah diincar
dari awal.
"Huh,
apa kalian pikir ‘Ikan Teri’ seperti kalian bisa mengalahkanku? Summon!"
Menghadapi
dua gadis yang menerjang dari depan, Yuuji memanggil Syokanju miliknya tanpa ragu.
Mereka
seharusnya anak perempuan Kelas E, kan? Kalau itu Yuuji dua bulan yang lalu,
mereka masih punya kesempatan, tapi tidak kali ini.
Kelas E, Furukawa Ayumi, Matematika 83 poin
kelas E, Minamoto Ryoka, Matematika 77 poin
vs
Kelas F, Sakamoto Yuuji, Matematika 224 poin.
"Belajar
lagi sebelum menghadapiku!"
""WAAAAAAHHH—
""
Syokanju
Yuuji melesat dengan sangat cepat dan mengeluarkan beberapa pukulan kuat.
Hanya satu pukulan saja sudah cukup untuk menentukan pemenangnya, dan mustahil
bagi Kelas E untuk bertarung ketika mereka yang tidak memiliki pengalaman bertarung
melawan kami yang memiliki banyak pengalaman.
"Sakamoto-kun!
Berhenti di sana!"
Setelah
kedua gadis itu dikalahkan, pemimpin dari gadis-gadis ini, Hasegawa-sensei,
melangkah maju. Sayangnya beliau terlambat satu langkah.
"Maaf
Hasegawa-sensei, tapi kami tidak akan membiarkan sensei lewat."
Muncul
di antara kami dan Hasegawa-sensei adalah Sugawa-san dan pasukannya.
"Yoshii,
Sakamoto, serahkan ini pada kami! Cepat pergi! Summon!"
"""Summon!"""
Sugawa-san
dan yang lainnya memposisikan Syokanju mereka seperti tembok besi.
"Kami
serahkan ini pada kalian, Sugawa-san!"
"Tentu
saja! Tapi pastikan kamu mengalahkan Tetsujin! Atau kita tidak akan bisa
mengintip!"
"Oke!
Kita akan bertemu di area pemandian anak perempuan!"
Menyerahkan
area ini ke Sugawa-san, kami membalikkan punggung dan menuju ke arah sebaliknya,
dan para pejuang pemberani yang tidak gentar di hadapan seorang guru meneriakkan
semangat dari dalam hati mereka—
"
SHOUKO-SAN! SHOUKO-SAN! WAHAHAHAHAAAAAHAAA !!!"
"DADA
RATA MUNGIL SHIMADA!!!"
"HIMEJI-SAN,
MENIKAH DENGANKU!"
SEMUA
ORANG MENGGILA!
"Semangat
yang luar biasa! Kita bisa turun ke lantai dua sekarang."
"Ini
semua berkat kerjasama semua orang."
Ada
tiga orang yang menjaga lantai tiga, termasuk Hasegawa-sensei, tapi tidak
peduli apakah itu sensei atau gadis-gadis lain yang datang untuk membantu,
mereka akan berhadapan dengan anak laki dari Kelas E dan F, jadi lantai tiga
adalah zona aman.
"Tapi,
yang berikutnya akan sulit..."
"Benar!
Kita tidak tahu apakah Kelas C akan berpartisipasi atau Kelas D akan
melakukannya sendirian..."
Sepertinya
sedang terjadi pertempuran di lantai dua. Jika hanya kelas D yang
berpartisipasi, kami akan kewalahan untuk menghindari para guru. Jika kami
tidak berhasil menjatuhkan pasukan di lantai dua, kami akan babak belur jika nekat
tetap ingin menerobos lantai ini, dan usaha kami akan sia-sia.
"...Tidak
ada waktu untuk ragu."
"Kamu
benar. Ayo serang!"
Kami
berempat berlari menuruni tangga. Melompati langsung dua anak tangga sekaligus kemudian
menelusuri lorong, lalu pemandangan yang terbentang di depan kami adalah—
"Jangan
menghalangi kami untuk mengintip! Summon!"
"Sensei!
Bersiaplah!"
"Bah,
bahkan kalian juga ikut-ikutan..."
Guru kimia, Fuse Fumihiro, Kimia 663 poin
Vs
Kelas C, Kurosaki Tooru, Kimia 144 poin
Kelas C, Noguchi Isshin, Kimia 132 poin.
"Kelas
C! Kalian datang membantu!"
Itu
adalah bala bantuan yang sangat kami tunggu.
"KELAS
C, KELAS D! TERIMA KASIH UNTUK BANTUAN KALIAN! KAMI AKAN SERAHKAN LANTAI DUA
PADA KALIAN!"
Yuuji
meneriakan kata-kata penyemangat untuk mendorong semangat Kelas C dan D, yang
datang untuk tujuan yang sama.
"APA?
PADAHAL KAMI YANG MEMBANTU PERTAMA KALI!"
"KALAU
KITA TIDAK MENGINTIP, UNTUK APA TERLAHIR SEBAGAI PRIA!?"
"SEMANGAT
YANG BAGUS, TAPI JANGAN MENGHALANGI KAMI!"
Luar
biasa! Semua orang begitu bersemangat sampai-sampai mereka berteriak di
mana-mana. Tidak pernah kuduga kami menyatu dengan Kelas C dan D.
"Menurutku,
ini akan membuat semua orang bersemangat."
"Ya,
tidak ada yang bisa membuat kita lebih bersemangat dibandingkan menambah rekan kita."
Lawan
yang pernah kami hadapi ketika perang Syokanju sebelumnya sekarang berjuang
bersama kami melawan para guru dan gadis-gadis. Ini sangat mengharukan.
"Tapi
gadis-gadis yang menjadi rekan kita sekarang adalah musuh kita..."
"Jangan
pedulikan itu."
Ngomong-omong,
lantai dua sudah aman. Selanjutnya adalah lantai dasar dan musuh terkuat di
depan area pemandian.
"Dilihat
dari alur peperangan, sepertinya Kelas A dan Kelas B akan membantu!"
"Jangan
terlalu yakin. Siapa yang tahu kalau pertempuran ini akan berjalan dengan
mulus?"
Kami
turun ke lantai dasar yang ada di depan kami. Jika kedua
kelas tidak mau membantu, seharusnya kami tidak mendengar suara pertempuran...
"...Tolong...
kami... ..."
"...Baiklah baiklah... kamu menang..."
Bagus!
Sepertinya kami memenangkan taruhan! Terjadi kerusuhan di lantai dasar!
"Bagus!
Sepertinya kita bisa melewati lantai dasar—"
"Tidak,
tunggu! Ada yang tidak beres!"
Kami
bersembunyi di sudut yang gelap dan menganalisis situasi medan perang. Tapi apa
yang ada di depan kami adalah pemandangan menyedihkan aliansi para guru dan
gadis-gadis memojokkan anak-anak laki dari kelas B.
Kelas A, Kirishima Shouko, Mata Pelajaran gabungan4762
poin
Kelas F, Himeji Mizuki, Mata Pelajaran gabungan 4472
poin.
Vs
Kelas B, Kasai Shinichi, Mata Pelajaran gabungan 1692
poin.
Perbedaan
poin yang luar biasa menyebabkan kekuatan pasukan kami jatuh satu demi satu. Apa yang
sedang terjadi!?
"...Hanya
sampai sini, Yuuji."
"Akihisa-kun,
aku tidak akan membiarkanmu lewat."
"ITU
SHOUKO!"
"Himeji-san,
kamu..."
Kami
diblokir di tangga yang menuju ke bawah. Seperti yang diprediksi oleh Yuuji, di
sana ada kombinasi terkuat, Kirishima-san dan Himeji-san. Ada banyak Syokanju
yang gugur di sekitar mereka.
"Sepertinya
kelas A tidak ada di sini..."
Melihat
sekeliling, Hideyoshi dengan tidak senang mengatakan ini. Tidak peduli apakah
itu pertempuran mata pelajaran gabungan di depan kami atau pertempuran fisika di kejauhan, tidak ada tanda-tanda Kelas A. Jadi pada akhirnya, hanya kelas B yang
bersedia membantu...?
"Tidak
kusangka mereka akan mengatur formasi seperti itu, sialan!"
Yuuji
mengutuk formasi pertahanan di depan tangga. Berdiri tepat di depan tangga
adalah Takahashi-sensei, dan sepertinya dia tidak punya niat untuk menyingkir. Lalu
di dekatnya ada Himeji-san, Kirishima-san dan beberapa gadis lain dari kelas
A. Peran Takahashi-sensei kemungkinan besar adalah menjatuhkan mereka yang
mencoba melewati tempat ini. Selama sensei tidak menyingkir, sangat sulit untuk
melewati area ini.
"Yuuji,
bagaimana dengan rencana pertempuran kita?"
"Tidak
apa-apa untuk menggunakannya sekarang, tetapi kamu akan dikepung begitu turun
ke bawah tanah. Karena itu, kita perlu pasukan untuk menahan mereka di sini."
Peringkat
satu dan dua dari angkatan kami ada di sini, dan dipimpin oleh Takahashi-sensei
dengan poin yang dua kali lebih besar dari poin mereka. Kami juga tidak bisa
meremehkan gadis-gadis yang lain; situasi kali ini sangat genting. Sebagian
besar anak Kelas B ditahan oleh guru fisika, Kimura-sensei, yang berdiri di
tengah koridor, dan guru bahasa Inggris, Endo-sensei, jadi kami tidak dapat
mengharapkan bantuan apa pun dari mereka.
"...Yuuji.
Ambil ini."
"Ugh!
Perisai Nemoto!"
"Sa,
Sakamoto! Apa ini caramu memperlakukan sekutu yang bersedia membantumu?"
Kelas A, Kirishima Shouko, Mata Pelajaran gabungan 4762
poin.
Vs
Kelas B, Nemoto Kyoji, Gabungkan subjek 1931 poin.
Tidak
mungkin! Syokanju Kirishima-san terlalu kuat. Perwakilan Kelas B, Nemoto, tanpa
ampun tewas dengan cepat.
"Akihisa-kun,
tolong menyerah dengan tenang."
Himeji-san
perlahan berjalan ke arahku dengan Syokanju di depannya, dan di dekatnya, Yuuji
sedang terpojok oleh Kirishima-san.
"Percuma...
bagaimana kita bisa melewati Himeji, Kirishima, dan Takahashi-sensei?"
"Kalau
Himeji dan Kirishima tidak berada di area pemandian, tidak ada gunanya
mengintip..."
Dua
anak laki-laki yang tersisa dari kelas B mengatakan ini dengan sedih.
"BAGAIMANA
KITA BISA MENYERAH BEGITU SAJA!? KINOSHITA YUUKO DAN MINAMI TIDAK ADA DI SINI,
JADI MEREKA PASTI SEDANG MANDI! ITU SAJA SUDAH CUKUP!"
Bagaimana
mungkin gadis-gadis ini tidak mandi? Ngomong-ngomong, para gadis yang tidak ada
medan perang seharusnya masih mandi sekarang!
Melihat
aku semakin bersemangat, Hideyoshi terkejut, dan bertanya,
"Akihisa,
siapa pun dapat melihat kalau situasinya sangat tidak menguntungkan kita, jadi kenapa
kamu masih tidak mau menyerah? Kamu adalah 'Kansatsu Shobusa', semua rasa sakit
yang diterima Syokanju milikmu akan dikirim ke tubuhmu. Walaupun kamu ingin
mendapatkan kembali foto-foto itu, apa perlu sampai berkorban seperti itu?"
Pada
akhirnya, tidak ada yang akan mengubah pendapat mereka mengenaimu — tambah
Hideyoshi.
Bukan
hal bodoh jika Hideyoshi mengatakan ini, karena rasa sakit yang diderita oleh Syokanju
dari 'Kansatsu Shobusa' akan diteruskan kembali ke pengendalinya. Selain itu,
situasinya sudah sangat tidak menguntungkan. Lebih baik menyerah sebelum
hukumannya memburuk, kan? Tapi-
"—Dengarkan,
Hideyoshi. Ini tidak seperti itu."
"Tidak
seperti itu?"
Hideyoshi
salah paham. Alasan kenapa aku melakukan ini bukan hanya untuk foto-foto itu.
"Memang
benar kalau aku hanya berpikir untuk mengambil foto-foto itu dan menangkap
pelaku sesungguhnya untuk menghapus kesalahpahaman bahwa aku adalah tukang intip.
Tapi setelah melihat rekan-rekan kita jatuh satu per satu, dan ketika kita
terus maju, akhirnya aku menyadari sesuatu."
"Apa
maksdumu, Akihisa?"
Benar.
Saat ini, aku sudah memahami segalanya. Sampai sekarang, aku selalu berbohong
pada diriku sendiri dan membuat beberapa alasan mulia untuk menyembunyikan
niatku yang sebenarnya.
Tapi
tidak peduli seberapa keras aku berpura-pura, aku sebenarnya hanya punya satu
tujuan. Semua yang kulakukan sampai sekarang adalah untuk menutupi keinginan
yang tidak tergoyahkan itu.
"—Sekali
pun ini adalah dosa yang tidak termaafkan, aku tidak bisa menipu diriku sendiri
lebih lama lagi. Pada dasarnya, aku — HANYA INGIN MENGINTIP KE KAMAR MANDI
PEREMPUAN UNTUK MEMUASKAN NAFSUKU!!!"
"KAMU
SUDAH KELEWATAN IDIOT!"
Ini
tidak ada hubungannya dengan pemerasan, tidak peduli siapa pelaku sebenarnya.
Saat ini, satu-satunya keinginanku adalah maju dan mengintip surga manis seperti
gadis-gadis di foto itu.
"Akihisa-kun,
jadi kamu ingin mengintip Minami yang sedang mandi sekarang dan bukan aku...
Aku tidak akan memaafkanmu! Mengintip adalah kejahatan!"
Himeji-san
menggerakkan Syokanjunya. Bahkan jika aku tidak bisa mengalahkannya, aku akan
bertarung dengan memegang teguh keyakinanku sampai akhir!
"Ini tidak ada
hubungannya dengan pandangan masyarakat! Tidak peduli apa yang orang lain pikirkan,
aku harus hidup dengan jujur pada perasaanku."
Aku
memanggil Syokanju milikku dan mengambil posisi untuk menghadapi Himeji-san.
Tapi
kemudian—
"Kata-kata
yang bagus, Yoshii Akihisa-san!"
Suara
yang sepertinya kukenal terdengar di seluruh koridor.
"Siapa,
siapa itu?"
Momentumku
terpotong di tengah-tengah, dan Himeji-san menghentikan gerakan Syokanju miliknya saat
dia melihat sekeliling untuk menemukan sumber suara itu.
"Maf,
kami membuatmu menunggu, Yoshii-san. Kata-katamu yang penuh dengan segenap perasaanmu,
aku menerimanya."
Suara
ini, cara berbicara ini, tidak mungkin salah... dia pasti—
"Kubo-kun!
Kamu akhirnya di sini!"
"Maaf
aku terlambat. Aku tidak bisa mengambil keputusan, jadi aku terlambat
mempersiapkan ini semua... tapi setelah mendengar kata-kata motivasimu, aku akhirnya
memutuskan untuk mengambil bagian."
"Kamu
bilang kamu memutuskan, itu berarti..."
"Itu
benar, mulai saat ini, 24 anak laki-laki dari Kelas A akan membantu Yoshii
Akihisa untuk mengintip dengan segenap kekuatan mereka! SEMUA ANGGOTA KELAS A, APA
KALIAN DENGAR? PANGGIL SYOKANJU KALIAN DAN BUKA JALAN UNTUK YOSHII AKIHISA!
"
"""WOOOOOOOOHHH!!!"""
"APA
YANG KAMU KATAKAN? APA KALIAN SUDAH GILA?”
"Kubo-kun,
terima kasih banyak! Aku tahu kalian akan membantu kami!"
Saat
ini, semua anak laki Kelas A akhirnya menjadi kawan kami. Dengan ini, semua
siswa kelas dua Akademi Fumitzuki berpartisipasi dalam pertempuran ini. Tidak
ada yang lebih menggembirakan dari pada ini!
Apa
yang sedang terjadi? Kenapa tiba-tiba aku merinding?
"Tidak,
akulah yang harus berterima kasih. Seperti yang kamu katakan, aku
tidak akan membohongi diriku lagi — bahkan jika itu adalah cinta terlarang yang tidak
akan diterima di masyarakat, mau bagaimana lagi. Karena aku sudah jatuh cinta!"
"Kubo-kun,
tolong jangan halangi aku."
"Itu
tidak akan berhasil, Himeji-san. Kami sudah memutuskan untuk membantunya
mengintip. Satu-satunya kesatria yang bisa mengalahkan Nishimura-sensei tidak boleh
gugur di sini."
Kubo-kun
dan anak-anak Kelas A lainnya melangkah ke depan untuk melindungiku. Sekarang
kesempatannya!
"Yuuji!"
"Aku
tahu! Akihisa, Muttsurini, maju!"
Bala
bantuan mengelilingi Kirishima-san dengan kecepatan yang mengerikan, dan Yuuji
sendiri berlari ke arah Takahashi-sensei, denganku dan Muttsurini di belakangnya.
"Tidak
kukira kalau anak laki dari Kelas A akan ikut membantu, tapi tidak apa-apa,
karena tidak ada yang bisa melewatiku — Summon!"
Syokanju
Takahashi-sensei muncul di depan kami. Mimpi buruk kemarin muncul kembali di
pikiran kami, tapi sekarang bukan waktunya untuk ragu.
"Maaf
Takahashi-sensei, tapi kami harus lewat! Ayo mulai - aktifkan!"
Atas
perintah Yuuji, gelang platinum yang didapat dari Turnamen Syokanju kemarin
diaktifkan. Kekuatan gelang Yuuji adalah untuk menciptakan arena pertarungan.
Dengan kata lain- (TL: Hadiah gelang dari festival budaya di vol 2)
"Interferensi?
Bagus, Sakamoto-san..."
"Cepat
pergi, Akihisa! Kalahkan Tetsujin, dan pimpin kami ke Surga Impian!"
"Serahkan
padaku!"
Mengaktifkan
dua arena yang berbeda pada saat yang bersamaan akan menyebabkan kedua arena
tersebut dibatalkan. Jadi, tidak ada Syokanju yang dipanggil di sini. Dengan
begitu, lawan hanyalah seorang gadis biasa, dan karena itu, tidak sulit untuk
melewatinya.
"MAJU!
IKUTI YOSHII!"
Anggota
pasukan yang lain mengikutiku.
"Sialan!
Meskipun Yoshii dan Tsuchiya berhasil lolos, aku tidak bisa membiarkan kalian
para berandalan melewatiku!"
Kemudian,
Takahashi-sensei memanggil Syokanjunya lagi.
"Mampu
berpikir dengan cepat, seperti yang diharapkan dari Takahashi-sensei."
Suara
rendah Yuuji bisa terdengar. Sepertinya Takahashi-sensei langsung memanggil
area pemanggilannya, begitu area pemanggilan Yuuji lenyap, sensei langsung memanggil Syokanjunya
lagi. Sekarang, Yuuji tidak akan bisa menyusul. Karena Yuuji harus menggunakan poinnya
untuk mengaktifkan gelang platinum, dia tidak bisa menyalakan atau mematikannya
dengan mudah, jadi hanya Muttsurini dan aku yang melanjutkan.
"Muttsurini,
kamu akan menghadapi Ooshima-sensei."
"...Mengerti."
Kami
buru-buru menuruni tangga yang lebih panjang dari tangga yang lain, dan
sekarang, ini adalah jarak yang tersisa untuk menuju Surga Impian kami.
Setelah
berlari menuruni tangga, seperti prediksi Yuuji, Ooshima-sensei — tidak, ada
satu orang lagi yang menunggu di sana.
"Muttsurini-kun,
aku menunggumu cukup lama. Aku bahkan berpikir kalau kamu tidak akan bisa
sampai kesini."
"Ku,
Kudo-san."
Bisa
dibilang kalau kehadirannya di sini tidak terduga. Jalannya tidak lebar di
sini, jadi kami pikir hanya ada satu guru yang menjaga di sini.
"Kudo-san,
bisakah kamu membiarkan kami lewat? Kami tidak ingin menjadi lawanmu."
"Eh?
Kamu meminta itu? Kamu tidak datang untuk ini?"
Setelah
mengatakannya, dia mengeluarkan tape recorder dari sakunya.
"Itu
tidak penting. Kami punya tujuan lain yang ingin kami capai."
"Aku
mengerti... tapi bahkan jika kamu mengatakan itu, aku tidak bisa membiarkan
kalian lewat. Tidak peduli bagaimana pun juga, aku seorang gadis, jadi aku harus
mencegahmu untuk mengintip. Bukankah begitu? "
Kupikir
kami bisa membujuknya, tapi tampaknya situasinya jauh lebih sulit sekarang.
"Terpaksa.
Muttsurini, aku akan membantumu di sini!"
Kalau
itu adalah pertempuran yang melibatkan mata pelajaran Pendidikan Kesehatan, ketidakberuntungan
jelas terlihat. Tetapi bahkan jika Muttsurini kuat, dia tidak mungkin menghadapi
mereka Berdua, kan?
"—Tetap
jalankan rencana, serahkan ini padaku."
"Eh?"
Tidak
aneh kalau aku merasa salah dengar.
Berhenti bercanda, bagaimana cara dia mengalahkan mereka berdua sendirian?
"...Aku
harus menyelesaikan urusan dengan mereka berdua."
Tapi
tidak ada keraguan di mata Muttsurini. Dia benar-benar berpikir kalau dia bisa mengalahkan
mereka berdua, mengalahkan pasangan yang terdiri dari seorang siswa dari kelas
elit dan seorang guru.
"Apa
kamu akan baik-baik saja, Muttsurini?"
"...Tentu,
tidak ada masalah."
Muttsurini
memberiku senyuman santainya. Orang ini benar-benar berpikir kalau dia memiliki
kemampuan untuk mengalahkan mereka, dia tahu kalau dia pasti tidak akan kalah.
Karena
dia sudah mengatakan ini, bagaimana mungkin aku, sebagai partner, meragukannya?
"Aku
mengerti, kalau begitu kuserahkan mereka berdua padamu! Tapi, aku pasti akan
mengalahkan Tetsujin juga!"
Meninggalkan
Muttsurini di belakang, aku menuju ke ujung koridor. Di belakangku, Kudo-san
dan Ooshima-sensei sepertinya tidak ingin menghentikanku.
"Karena
Muttsurini-kun yang memintanya, aku akan membiarkanmu lewat."
Sambil
lewat, aku sepertinya mendengar Kudo-san mengatakan itu.
Jangan
kalah, Muttsurini!
***
"Tsuchiya,
kamu benar-benar mengecewakanku. Kamu pikir kamu bisa mengalahkan seorang guru..."
"Ooshima-sensei,
sensei tidak perlu ikut bertarung. Aku yang akan mengurus Muttsurini-kun."
"Benarkah?
Kalau begitu aku akan menyerahkannya padamu. Tapi, aku akan memanggil Syokanjuku
juga dan menyaksikan kemampuanmu dari belakang."
"Ya,
serahkan padaku, sensei!"
"...Siapa
yang berhak memutuskan siapa yang menjadi lawanku?"
"Hm?
Apa yang kamu katakan, Muttsurini-kun?"
"...Siapa
yang bilang kalau seorang siswa tidak bisa mengalahkan seorang guru?"
"Oh?
Muttsurini-kun memang menarik. Tapi, jika kamu ingin mengalahkan sensei, kamu harus
melewati aku, tahu? Summon!"
"...Summon."
Guru Pendidikan Kesehatan, Ooshima Takeshi, Pendidikan
Kesehatan 501 poin
Kelas A, Kudo Aiko, Pendidikan Kesehatan, 383 poin
vs
Kelas F, Tsuchiya Kouta, Pendidikan Kesehatan, 774 poin.
"Eh?
Muttsurini-kun... Apa-apaan nilaimu?"
"…Hanya
dengan keyakinan, bahkan manusia dapat membelah laut."
"774
poin? Bagaimana mungkin? Aku tidak pernah dengar ada murid yang bisa
mendapatkan nilai setinggi itu!"
"(Menatap),
Tsuchiya, sejak kapan kemampuanmu meningkat setinggi itu?"
"...Jangan
buang-buang waktu. Kalian berdua, maju dan lawan aku."
***
Aku
merasa ada Syokanju yang muncul di belakangku. Sepertinya Muttsurini akan
bertarung.
Kami
sudah sampai sejauh ini, aku hanya bisa memercayainya. Lagi pula, dari pada
memikirkan pertarungan orang lain, masih ada yang harus kulakukan.
"Semuanya,
terima kasih..."
Ketika
aku memikirkan perjuangan kami, kata-kata ini mengalir keluar dari mulutku.
Awalnya
kupikir ini adalah pertarungan yang tidak mungkin bisa dimenangkan. Tapi dengan
bantuan dari semua orang, kami bisa menciptakan peluang.
Sekarang,
semuanya akan berakhir jika aku menang.
Ada
tebing tinggi yang harus kupanjat...
Sekarang
pukul 20.15, dan waktu yang tepat untuk melancarkan rencana kami. Aku berhasil
sampai di sini di waktu yang tepat, dan ini semua berkat rekan-rekan kami yang
membantu. Berkat kalian semua, kita dapat menciptakan keajaiban.
"Aku
harus berhasil sampai tujuan!"
Ini
adalah rintangan terakhir. Beberapa langkah lagi, dan kami dapat mencapai Surga
Impian yang diidamkan oleh setiap laki-laki.
"...Jadi
kamu benar-benar datang, Yoshii."
Bos
terakhir yang berdiri di depan pintu masuk perlahan-lahan membuka matanya, dan
mengambil posisi bertarung tanpa bersuara.
"AYO SELESAIKAN URUSAN KITA, TETSUJIN! AKAN KUTUNJUKKAN KEKUATANKU YANG SESUNGGUHNYA!!"
Akhirnya,
pertarungan terakhir di malam keempat training camp
dimulai.
Comments
Post a Comment