World Teacher chap 48 B. Indonesia

Chapter 48 Satu Langkah Sebelum Mencapai Puncak
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel

☆Reus☆

Pedang yang dibuat oleh Grant-occhan, 'Silver Fang', lebih lebar dari pedang biasa, ini dibuat berat dan kokoh.

Karena pedang Jii-chan fokus pada kekuatan, tak diragukan lagi kalau bahkan mampu menghancurkan pedang normal. Inilah satu-satunya pedang yang bisa menahan kekuatan penuhku, rekan pentingku.

"Hiyaaaaaa!!!"

Karena sekarang senjataku disini, aku bisa melepaskan kekuatan yang tertahan sampai sekarang pada Dominique.

Aku menyerangnya sementara pihak lawan terguncang oleh adegan dimana golem besar hancur, tak seperti serangan pertama, Dominique benar-benar terhempas.

Hanya saja, sensasi dari menyerangnya terlalu dangkal. Mungkin dia sengaja terdorong kebelakang tanpa serius menerima tebasan dan mengurangi dampaknya.

"Oi oi, hanya dengan berganti senjata bisa sampai seperti ini ya. Aku memang mengerti, tapi ini sudah keterlaluan"

"Padahal barusan aku bermaksud memotongmu bersama senjatamu"

"Ohh, menakutkan. Tapi apa ini baik-baik saja? Jika kau menghabiskan lebih banyak waktu, apa yang akan terjadi pada temanmu ketika prajurit bayaran lainnya datang?"

"....Itu tergantung apa mereka datang atau tidak kan?"

Ini hanya sekedar intuisi, tapi kupikir prajurit bayaran dari luar arena tidak akan kemari.

Aroma samar darah bisa tercium dari senjataku. Biasanya takkan disadari, tapi aku tau karena sudah menggunakannya setiap hari. Orang yang menggunakan sobatku ini adalah Aniki, dia mengambil tindakan terpisah dari kami.

Singkatnya, aku menilai bahwa mungkin Aniki telah mengalahkan tentara bayaran di luar arena. Akan gawat jika bukan, tapi jika benar Aniki pelakunya, musuh sejumlah itu tampak seperti hal yang sepele.

"Percuma saja menunggu, tidakkah kau pikir ini aneh karena tak ada seorangpun yang muncul? Bukankah mereka sudah dikalahkan?"

"Cih....tidak mungkin. Apa itu ulah temanmu, yang juga mengalahkan golem barusan?"

"Bukan teman, dia Aniki-ku. Seperti yang kubilang tadi, dialah yang telah mengajariku segalanya"

Lagipula, jika Aniki serius, pertempuran ini sudah akan berakhir. Seandainya keadaan memburuk, Aniki akan menyelesaikan semuanya sebelum kami pergi ke arena namun itu tidak terjadi karena dia membiarkan kami memperoleh pengalaman.

Hal-hal memang tidak menjadi mudah, tapi dia masih mengawasi kami dengan penuh perhatian. Diriku sungguh bangga menjadi muridnya.

"Tapi, dia adalah orang yang tidak akan ikut campur terlalu jauh pada pertarunganku. Datanglah tanpa ragu seperti sebelumnya!"

Dukungan Aniki hanya muncul ketika situasinya memburuk, kecuali itu kami entah bagaimana harus mengurusnya sendiri. Kami tidak bisa bergantung padanya terus. Aku akan secepatnya mengakhiri ini bersama sobatku.

Ketika pedangku terangkat dan memasang postur {Tsuyoshi yabu itto-ryu • Kekuatan Surga}*, Dominique bertanya sambil tersenyum masam.
[剛天/Tsuyoshi Ten]

"Kesannya hampir tidak terasa, tapi apa kau ini mempelajari {Tsuyoshi yabu itto-ryu}?"

"Itu benar, jadi kau tahu?"

"Mungkin ada beberapa orang yang tidak mengetahuinya. {Tsuyoshi yabu itto-ryu} adalah gaya berpedang dari si Pedang Terkuat Lior. Hanya saja....si Pedang Terkuat harusnya tidak memiliki satupun murid, jadi apa kalian memiliki hubungan?"

"Aku hanya diajari oleh Lior-jiichan. Selain itu, satu-satunya guruku adalah Aniki"

"Hanya diajarkan ya, siapa kau sebenarnya?"

"Cuma orang biasa dari suku Serigala perak. Kau tidak perlu mengetahuinya lebih dalam karena kau akan dikalahkan olehku"

"Cih, nada bicaramu berubah setelah memegang pedang itu. Apa boleh buat, aku juga tidak punya pilihan selain melakukan ini"

Ketika aku pikir Dominique akan menyerah, dia mengeluarkan pil merah dari kantong di dada dan menelannya. Obat pemulihan....tapi bukankah terlihat aneh?

"Jadi kau sudah kewalahan sampai terpaksa menggunakan obat pemulihan?"

"Heh, ini bukanlah benda sesederhana itu. Ini adalah {Pil peningkat kehidupan}!"

{Pil peningkat kehidupan}?

Jangan-jangan....itu yang digunakan Erina-san? Efeknya kalau tidak salah meningkatkan kekuatan mereka hingga batas, tapi Aniki bilang ada efek samping yang parah setelahnya.

Semasa Erina dulu, Aniki tampaknya menyesuaikan efek dan menciptakan versi yang diencerkan namun obat itu membuat Erina-san, yang bahkan tak mampu berjalan menjadi sehat selama sehari.

Sebagai gantinya, Erina-san....

"Aku tidak tahu banyak tentang obat itu tapi kalau tidak salah efek menakutkan akan muncul setelah menggunakannya"

"Tepat sekali. Setelah menggunakan ini, tubuhku tidak akan bisa bergerak selama sekitar sebulan!"

Saat Dominique melemparkan kantong pil tadi, aku pikir matanya entah bagaimana menjadi merah dan otot-ototnya dengan cepat menggembung. Dia mengayunkan pedang besar, yang harusnya dipegang oleh kedua tangan, menggunakan satu tangan sambil meneteskan liur dengan napas tersengal-sengal.

"Di sisi lain, bahkan rasa sakit lenyap dan aku bisa mengeluarkan kekuatan luar biasa!"

Ketika aku mengira Dominique hendak berjongkok, dia ternyata melesat ke arahku hingga tanah yang dipijak tenggelam kemudian mengayunkan pedangnya. Aku cukup mampu mengatasinya sampai beberapa saat yang lalu, tapi....

"Cepat?!"

Pedangku juga terayun untuk menangkisnya tapi kalah dan terpental ke belakang. Aku mengatur ulang postur dan mendarat, namun tanganku menjadi mata rasa hingga hampir melepaskan gagang pedang ini hanya dari satu serangan tadi.

"Di mana kekuatan yang kau miliki barusan? Karena aku sudah sejauh ini, bertahanlah dan tunjukkan lebih banyak!!"

"Kau tidak perlu mengatakannya!!!"

Aku akan kalah jika hanya bertahan! Oleh karena itu aku melompat sebelum tertebas tapi seluruh serangan dicegah oleh pedangnya. Sial! Semua kemampuannya naik karena efek pil. Mana ku tinggal sedikit....tak ada pilihan selain menggunakan ini.

"{Boost}!!"

"Ha ha ha! Itulah semangat!!"

Aku mengalirkan mana ke seluruh tubuh untuk penguatan fisik dan menyerang Dominique lagi. Pedang kamipun saling bersilangan berkali-kali, tapi tampaknya Dominique lebih unggul daripada diriku yang bahkan ditingkatkan oleh {Boost}.

Meski begitu, aku masih bisa menahannya berkat pertarungan melawan Aniki dan Jii-chan.

Aniki adalah tipe yang menyerang dengan menggunakan banyak trik dan polanya tak mudah ditebak, sementara Jii-chan adalah tipe yang memfokuskan kekuatan pada satu tebasan mematikan. Aku yang entah bagaimana mampu bertahan adalah karena teknik Dominique lebih rendah dan tidak bisa dibandingkan dengan keduanya.

Tapi, aku pasti akan kalah jika pertarungan ini berlangsung lama. Sewaktu bersama Erina-san, obat itu telah disesuaikan hingga membuatnya bertahan selama sehari, tapi efek {Pil peningkat kehidupan} yang asli hanya berlangsung setengah hari. Tidak seperti Aniki, {Boost}ku tak mampu bertahan selama itu.

Apa dia tidak merasa kewalahan karena efek obat? Momentum Dominique tidak menunjukkan penurunan sama sekali yang membuat pertarungan ini condong ke satu sisi.

"Ayo ayo!! Percuma saja mempelajari {Tsuyoshi yabu itto-ryu} jika kau hanya bertahan!!"

"Itu tidak ada hubungannya!!"

"Itu berhubungan! {Tsuyoshi yabu itto-ryu} adalah sebuah seni yang menebas musuh dalam satu ayunan tanpa memikirkan pertahanan!!"

Memang benar itu adalah seni pedang Jii-chan, tapi aku sedikit berbeda karena mencampur teknik dari Aniki juga.

Selain itu....cara bertarung ini sudah menjadi pembicaraan masa lalu.

Jii-chan sekarang sedang mengevaluasi dirinya kembali setelah dikalahkan oleh Aniki. Faktanya teknik berpedang ini mengkhususkan diri untuk mengalahkan musuh dalam satu ayunan tanpa bertahan, jadi seseorang perlu bersiap menerima serangan ketika menggunakannya, hanya saja aku bisa menghindar dan menangkalnya.

"Aku sudah lama ingin melihat si Pedang Terkuat!! Melenyapkan kerumunan monster dalam satu tebasan hebat!! Kau harusnya paham betapa mengerikan teknik itu karena kau mempelajarinya juga!!!"

"Memang, benar!! Tapi, suatu hari, aku akan mengalahkan Jii-chan!!!"

Meski aku dengan putus asa mencegah serangannya, Dominique terus mengayunkan pedang sambil berbicara dengan lancar dan bahagia. Jika konsentrasiku lenyap bahkan hanya untuk sekejap, aku mungkin akan kehilangan {Boost}.

"Kau bilang akan mengalahkan yang terkuat?! Jangan bodoh!! Tak peduli seberapa banyak aku mengerahkan usaha atau seberapa lama aku mencari kekuatan, diriku saja masih di belakang yang terkuat!!!"

"Meski begitu, aku....!!"

"Jangan bermimpi!! Bahkan jika berusaha, itulah kenyataannya!! Tak peduli seberapa jeniusnya kau, kau takkan menang!!!"

"Apanya, yang jenius!!"

"Seperti yang kubilang!! Mustahil bagimu melampaui yang terkuat ketika sekarang terpojok hanya dengan kekuatan setingkat ini!! Bagaimana caramu mengalahkan 'monster' itu ketika kau bahkan tidak bisa menang melawanku?!?!"

"Guaaahhh?!?!"

Tanpa mampu menangkis serangan terakhir, diriku terhempas kencang dan menabrak dinding. Aku terpukul oleh rasa sakit di punggung karena efek {Boost} yang memudar namun Dominique hanya melihat sambil tertawa tanpa mengejarku.

"Bagaimana? Itulah kenyataannya! Akui saja dan ini akan menjadi mudah. Tak peduli sekeras apapun kau berjuang, kau tidak bisa menang melawan yang terkuat"

"....Yang Terkuat, kau keras kepala di bagian itu ya. Jangan memutuskan sendiri ketika kau bahkan tidak tahu apa-apa!!"

Tidak masalah, ini hanya goresan dibandingkan dengan waktu di labirin. Aku bisa merasakan darah di mulutku tapi....tubuhku masih bisa bergerak. Berdiri dengan dukungan pedang, aku menatap Dominique dengan perasaan tak akan kalah.

"Lagipula, aku tidak perlu menjadi yang terkuat. Untuk orang itu....sudah cukup kalau bisa menjadi yang nomor dua!"

"Setelah semua yang kau katakan, kau hanya mampu sejauh ini. Yah, memang tidak mungkin untuk mengalahkan si Pedang Terkuat"

"Salah! Yang terkuat adalah Aniki! Aku, aku akan mengalahkan Lior-jiichan dan....akan menjadi yang kedua!!"

Sudah cukup bagiku untuk berada di belakang Aniki. Mampu berdiri tepat di belakang dan mendukungnya! Hanya untuk itu, aku akan menjadi lebih kuat dan mengalahkan Lior-jiichan suatu hari nanti. Aku tidak boleh jatuh dibawah orang seperti dia.

Aku melepaskan {Boost} lagi dengan sisa mana, lalu berlari sekencang mungkin hingga pijakanku hancur.

"Aku tidak mengerti apapun yang kau katakan!!!"

"Selain itu....aku tidak ingin disuruh menyerah oleh orang busuk!!!"

Orang ini memang kuat tapi jika itu Lior-jiichan, dia akan mengakhirinya dengan mengiris tubuh bersama dengan pedangnya. Seorang pria yang tidak bisa melakukan hal tersebut....lebih lemah dari Jii-chan. Oleh sebab itulah, aku bisa menang. Aku memfokuskan seluruh pikiran pada pedangku dan mengangkatnya.

"{Tsuyoshi yabu itto-ryu • Kekuatan Surga}!!!!"

Dari awal aku telah berfokus pada teknik dasar {Tsuyoshi yabu itto-ryu}, yaitu {Kekuatan Surga} dan menggunakannya dengan segenap kekuatan pada pedang Dominique. Suara keras dari benturan bajapun bergema....dan pedangku mendorong Dominique.

Pedangnya terpental, dan ketika aku mencoba mengejar Dominique yang mundur dua atau tiga langkah, pada saat itu, seorang prajurit bayaran mendadak muncul dari samping. Orang ini kelihatannya telah dihempaskan oleh siswa lain dan karena dia jatuh, aku secara refleks melompat untuk menghindar.

Sementara diriku gagal mengatur ulang postur, Dominique yang ada di depan....

"Ha ha! Yang ini takkan bisa dihindari!!"

Tidak mungkin untuk mengelak tebasan Dominique yang mendekat dari samping ketika aku masih di udara. Itu sebabnya Jii-chan memberitahuku berkali-kali tak ada gunanya melompat tapi Aniki....Aniki?

Aniki....begitu ya!!

Aku memusatkan sisa mana untuk menjaga efek {Boost} pada kaki tetap aktif, lalu membuat perancah dengan {Air Step} di udara, menginjaknya dan terbang di atas Dominique. Aku tidak bisa melakukannya terus-menerus seperti Aniki, tapi aku bisa melakukannya jika hanya sekali.

Dominique mengayunkan pedang padaku yang melompat, sayangnya aku sudah keluar dari jangkauan serangan dengan mengelak ke samping. Saat Dominique mendongak kaget, pada saat yang sama aku bertemu matanya, mengacungkan pedang ke udara dan memotong lengan kanannya.

"Ap---?!""

"Itu sudah satu tebasan!!"

Aku mendarat lebih cepat dari lengan Dominique dan memukul bagian samping tubuhnya dengan gagang pedangku. Efek {Boost} lenyap, tapi dengan satu ayunan menggunakan kekuatan penuh telah meremukkan beberapa tulangnya dan mengirim Dominique terbang.

Dia terus berguling di tanah sambil terpental berkali-kali, menabrak dinding arena dan akhirnya berhenti. Pria itu tak bergerak seberapa lamapun aku melihatnya.

"Aku....berhasil?"

Terdapat luka di sekujur tubuhku, kekuatan fisik dan mana juga hampir mencapai batas, tapi bukankah diriku sudah mengalahkan orang itu?

Aku bisa menang....sendiri?

{Aah. Kerja bagus, Reus}

"....Aniki"

Jadi kau memang mengawasiku.

Aku hampir tidak sengaja menangis karena kegembiraan luar biasa dan nyaris kehilangan pegangan pedangku.

....Namun pertempuran belum berakhir. Meski situasi telah berkurang sedikit berkat Aniki yang mengalahkan golem besar, masih ada musuh di arena.

Tubuhku kewalahan tapi masih bisa mengayunkan pedang. Sebagian besar musuh telah dikalahkan sehingga pertempuran akan segera selesai.

Ayo cepat akhiri ini agar bisa dipuji oleh Aniki langsung!.

"Majulah!! Hadapi aku!!!"

☆☆☆

☆Emilia☆

Ketika semua golem besar dijatuhkan, suara Sirius-sama bergema di kepalaku.

{Aku akan mempercayakan ini padamu, Emilia. Dukunglah semua orang}

Aah....sungguh perasaan yang luar biasa.

Tuanku selalu mengawasi kami, bahkan sekarang dan jika situasinya berbahaya dia akan membantu.

Dipercaya oleh orang itu membuat hatiku terbang tinggi.

Tapi, tidak baik bertarung dengan perasaan linglung. Jika ceroboh, aku takkan bisa melakukan semuanya sampai akhir seperti waktu di labirin. Aib itu terlalu buruk untuk diterima dua kali....Meski aku tidak keberatan dirangkul dan tidur bersama dengan Sirius-sama berapa kalipun.

Ketika melihat Reese, dia penuh dengan motivasi. Apa kau menerima pesan dari Sirius-sama sepertiku? Bagi kami, kata-katanya adalah dukungan terbaik. Tentu saja, akan lebih bagus jika Sirius-sama yang datang sendiri.

"Tertawa saat bertempur! Apa kau bercanda?!"

Gawat, lelaki itu, Gregory....aku hampir lupa tentang dia.

Kami saling menembakkan sihir beberapa kali sejak tadi, namun haruskah aku berkata 'seperti yang diharapkan dari seorang mantan guru'? Atribut ganda dari api dan tanah, menembak {Flame Lance} ke arahku sambil menciptakan golem, menggunakan sihir atribut berbeda pada saat yang sama. Dia memang hanya penjahat sekarang, tapi kemampuannya patut diwaspadai.

Yah....aku sudah melihat semua pola orang ini.

Dia terutama menggunakan {Flame Lance} yang sudah pasti kuat, tapi kecepatannya lambat dan akan meledak ketika menghantam hal yang keras. Singkat kata, jika aku memukulnya menggunakan {Air Shot} dan membuatnya meledak, aku bisa mendapat kesempatan.

Kalau Sirius-sama, dia akan menembaknya saat musuh masih mengumpulkan mana, tapi ini adalah batasku dimana paling cepat adalah menghadapi sihir ketika baru terlepas.

Meski dia dengan marah melemparkan {Flame Lance} hingga sekarang, tapi aku bisa membalasnya tanpa takut. Selama waktu itu, aku juga mendukung siswa lain dengan melepaskan {Air Shot} pada golem.

"Lalu, bagaimana dengan ini! Wahai api, jadilah tombakku {Flame Lance}! Wahai perwujudan bumi, jadilah kekuatan dan lindungi aku, {Rock Golem}!"

Ada beberapa {Flame Lance} terwujud di sekitar Gregory dan tiga golem muncul di bawah kakinya untuk menyerangku pada saat yang bersamaan. Hasilnya takkan berubah bahkan jika jumlahnya meningkat. Aku menenangkan diri, berkonsentrasi dan menembakkan sihir.

"{Air Shotgun}! Ambil ini juga, {Air Impact}!"

{Air Shotgun} adalah versi {Air Shot} yang dilepaskan dalam jumlah banyak dan telah menembak tepat seluruh {Flame Lance}, sedangkan ketika golem tersentuh oleh {Air Impact} sihir kompresi angin berbentuk bola seukuran kepala, mereka langsung hancur.

Keduanya diatur untukku oleh sihir Sirius-sama dan ketika aku menunjukkan hasilnya, ini sangat dipuji oleh Sirius-sama.

Sementara itu, aku melempar pisau yang di ambil dari para prajurit bayaran tapi hanya mengenai lengan Gregory. Ya, perlu berlatih lebih banyak untuk melempar pisau.

"Bajingan! Hancurkan dia, golem!!"

Aku entah bagaimana berhasil menyerang lawan, tapi ada dua golem yang tersisa. Karena {Air Impact} memiliki konsumsi mana yang tinggi, aku harus menemukan formasi sihir dan membidik dengan {Air Shot}, beruntungnya aku tidak sendirian.

"Wahai air, aku memohon padamu! {Aqua Pillar}!"

Sihir yang Reese panggil dari belakang adalah sihir yang menyemburkan air dari tanah dibawah kaki musuh. Ini adalah sihir untuk mengirim musuh terbang jauh ke langit. Umumnya tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat golem batu tapi dalam kasus Reese, tekanan airnya jauh lebih kuat karena ada dukungan roh air. Ditambah lagi, dia dapat dengan terampil melepaskan dua serangan pada saat yang sama.

Para golem yang terkirim ke langit, tidak bisa menahan dampak jatuh karena beratnya sendiri dan hancur berkeping-keping. Meski tubuhnya hancur, formasi sihir terkadang masih ada, tapi tampaknya serangan barusan sudah merusak keduanya.

"Sepertinya semangatmu sedang memuncak, Emilia. Apa memang karena Sirius-san sedang mengawasi?"

"Tentu saja. Aku menampilkan kemajuanku karena ingin banyak ditepuk setelah ini. Aku tidak akan kalah dari Reus, kau tahu"

"Huhu, aku tidak akan kalah juga"

Ada banyak hal yang harus dilakukan, mendukung siswa dengan menjadi lawan Gregory dan mengamankan Golia di dekatnya agar tidak direnggut oleh musuh. Tapi tidak ada masalah jika aku bersama dengan Reese. Kami hidup dan berlatih bersama sehingga kerja sama kami sempurna.

Aku menembak {Air Shot} pada para prajurit bayaran yang menyerang siswa yang kehilangan senjata, dan Reese mengiris golem yang muncul lagi dengan {Aqua Cutter}. Sambil melindungi punggung masing-masing, Reese dan aku menjadi lawan Gregory dan terus memberi dukungan ke siswa terdekat.

Perkembangan pertempuran benar-benar condong ke arah kami, ada beberapa prajurit bayaran dan penyihir yang tersisa. Dukunganku sepertinya tidak lagi diperlukan dan mungkin tinggal masalah waktu saja sampai kami mendapatkan kontrol atas situasi.

Tapi, sepertinya Reus tersudut. Anak itu entah bagaimana terlihat mampu menangani dengan baik melawan serangan sengit musuh yang memiliki atmosfir aneh, wajar saja jika dia bisa kalah kapanpun. Meski mungkin aku perlu mendukungnya, tapi dia pasti ingin melakukannya sendiri dan akan marah jika dibantu. Oleh karenanya, aku takkan menolongmu tapi....kau harus bertahan. Itu karena kita telah memutuskan untuk hidup dan terus mendukung Sirius-sama.

Ketika aku dengan enggan mengalihkan pandangan dari Reus ke arah Gregory, dia terengah-engah dengan wajah pucat. Itulah tanda kelelahan mana, aku langsung paham karena telah mengalaminya berkali-kali.

"Haah....Haah....ini tidak mungkin. Kenapa manaku yang habis lebih dulu?"

"Ini perbedaan dalam efisiensi. Tak perlu lagi melanjutkan pertarungan"

Jujur saja, jumlah mana-ku tidak terlalu tinggi. Aku pikir bahkan lebih sedikit dari Reese yang disukai oleh roh dan Gregory sebagai orang dewasa. Tapi mana-ku sudah pernah habis beberapa kali dan sekarang telah membesar, aku juga mempelajari bagaimana agar mana tidak terbuang sia-sia dengan saran Sirius-sama.

Sederhananya, jika konsumsi mana pada sihir tingkat menengah, {Flame Lance} adalah dua puluh, konsumsi mana pada sihir tingkat dasar, {Air Shot} adalah lima. Dan aku mengurangi itu menjadi dua lewat pelatihan. Selain itu, Gregory juga menciptakan golem berkali-kali sehingga kecepatan konsumsi mana-nya benar-benar berbeda. Musuh pasti akan kewalahan lebih dulu.

Kami mengalami berbagai hal dari pelatihan Sirius-sama, itulah yang membuatku lebih paham cara bertarung daripada dirimu yang hanya duduk sebagai bangsawan. Kau harus menembakkan {Flame} agar serangamu tidak memiliki celah atau melemparkan sihir lainnya.

"Terpojok oleh subhuman yang mengikuti orang tidak kompeten. Sungguh memalukan"

"Tidak kompeten....berhentilah dengan sebutan itu! Sirius-sama bukan tidak kompeten!"

Sungguh, kesabaranku hampir mencapai batas. Sampai kapan kau ingin berbicara buruk tentang Sirius-sama? Jika aku membandingkanmu dengan orang yang menyelamatkan kami dan membuat kami lebih kuat, nilaimu tak lebih dari sebuah kerikil.

"Menyebut Sirius-san tidak kompeten, benar-benar bodoh. Jika kau punya waktu untuk membenci Sirius-san dan ras binatang, kenapa kau tidak melatih dirimu sendiri dengan benar?"

"Hmmm, kau ya. Meski aku menginginkanmu, kau malah berpindah ke kelas lain"

"Kau hanya memandangku berdasarkan gelar, siapa yang mau belajar di bawah bimbingan seseorang yang mentolerir penindasan?"

Aku marah tapi Reese tampaknya juga marah. Dia lebih kasar daripada biasanya.

"....Tapi, aku benar-benar perlu sedikit berterima kasih padamu. Berkat kau yang menyeretku ke kelasmu, aku bertemu Sirius-san dan menjadi muridnya"

"Jika bertemu dengan Sirius-sama, bukankah kau pikir itu entah bagaimana karena bertemu denganku?"

"Kupikir diriku tidak akan menjadi muridnya jika bukan karena itu juga. Aku ingin menjadi muridnya karena diriku saat itu berada di masa yang sulit dan sekarang....karena perasaan cinta pada Sirius-san yang mulai tumbuh"

Wajahnya sedikit memerah, Reese yang berbicara dengan puas tampak sangat imut.

Sayangnya, Sirius-sama benar-benar tidak terpana melihat Reese yang imut ini. Mungkin aku harus menggoda Sirius-sama bersama Reese lain kali?

"Hentikan itu! Revolusi ini adalah untuk mengusir subhuman dan orang-orang tidak kompeten! Bawa percakapan seperti itu ke tempat lain!!*"
[Maksud kalimat terakhir Gregory disini aku kurang ngerti. Di raw juga tertulis gitu, dia marah karena Reese sedang membicarakan cinta?? Aku bingung mau ketawa atau serius]

"Masalah ini tidak bisa dikatakan sebagai revolusi. Siapa sebenarnya kau yang melakukan diskriminasi pada ras binatang, yang bahkan tidak melakukan apa-apa?!"

"Diam! Jika tidak ada ras binatang dan orang tidak kompeten itu....ayah tidak akan mati!"

"Aku mengerti kesedihan itu, tapi jika kau ingin membenci, bencilah para pelakunya. Ini sudah keterlaluan ketika kau membawa konflik hanya demi menolak ras lain!!"

"Apa yang bocah sepertimu bisa mengerti?! Tak peduli apa yang dikatakan orang, akan kucapai revolusi ini!"

Sebenarnya, siapa yang masih anak-anak disini? Aku juga merasa jengkel, dan ingin membalasnya langsung. Tidak bagus, tidak bagus, aku harus tenang.

Pada saat itu, suara keras terdengar dari belakang dan ketika aku berbalik untuk melihat, prajurit bayaran yang bertarung dengan Reus runtuh dengan punggungnya di dinding.

Reus tampak sangat kewalahan namun masih bersikeras mengangkat pedangnya dan mengiris golem yang tersisa. Aah, meski terluka, apa yang dia lakukan?

"Ya ampun, dia bergerak terlalu ceroboh. Maaf Emilia, aku akan pergi sebentar untuk mengobatinya"

"Tolong ya, aku akan mengurus pria ini"

☆☆☆

Ketika melihat Reese berlari ke lokasi di mana Reus yang telah menjatuhkan golem ketiga, Gregory tampak kesal dan mengeratkan giginya sambil melihat prajurit bayaran.

"Sialan....disudutkan oleh subhuman setelah mengatakan hal-hal yang membanggakan"

"Itu karena ras manusia tidaklah superior, dan sama juga dengan yang lain. Kami sebagai ras binatang memiliki penampilan yang mirip manusia walau ada perbedaan kecil"

"Jangan bandingkan kami dengan subhuman! Ini belum berakhir, aku masih belum selesai!!"

Sementara Gregory berteriak, dia membidik kami dan menembakkan beberapa sihir tingkat menengah. Karena semua sihirnya menembak secara simultan, aku menyerah mencegatnya dan meraih Golia kemudian terbang kebelakang untuk menghindar. Ini aneh, Gregory tidak meneriakkan mantra sama sekali.

"Usahamu bagus! Tapi aku masih punya mereka yang setuju denganku!!"

Orang-orang yang muncul dari kursi penonton adalah para siswa bangsawan yang tidak menyukai kami. Jumlahnya sekitar sepuluh dan tidak memiliki kerah budak, jadi mereka memang mengikuti perintah Gregory dengan sukarela ya. Di antaranya ada seseorang yang pernah bertarung melawan Sirius-sama dan Reus, Alstro.

Mereka mungkin diperlakukan sebagai potensi perang, tapi....kalau sampai menggunakan para siswa, bukankah itu berarti dia sedang terpojok? Hanya saja, ini juga menandakan situasinya memburuk. Alur pertempuran condong ke arah kami, namun sekarang situasinya menjadi parah ketika jumlah mereka meningkat sepuluh sedangkan pihak kami kelelahan.

"Maju, kalian semua! Jika kalian menyerang bersamaan, subhuman itu takkan bisa bertahan"

"Oi, dimana tuanmu?! Buat dia segera keluar di depanku!"

"Apa dia ini subhuman? Dia tampak bermartabat meski hanya jelata"

"Kalau lawannya subhumans, bahkan kami yang adalah pelayan bangsawan saja sudah cukup!"

Aku mengerti dengan melihat mata mereka tapi siswa lain tidak memiliki alasan yang cukup selain membenci ras binatang. Mereka tidak memiliki kebencian yang mendalam seperti Gregory, mereka hanya ingin mengusir apa yang mereka tidak sukai. Aku tidak tahu apa kalian dicuci otak atau tidak, tapi aku ingin kalian berhenti melakukan hal-hal buruk. Apa tidak ada orang yang bisa serius menceramahi mereka?

Sementara diriku berpikir, masing-masing selesai melantunkan mantra. Nafasku tertahan ketika menyaksikan berbagai sihir tingkat menengah muncul di udara. Aku bisa berurusan dengan empat atau lima secara bersamaan, tapi tampaknya mustahil untuk menangani sepuluh sihir termasuk Gregory.

Sirius-sama—....Tidak, aku seharusnya tidak bergantung padanya! Aku tidak ingin dilindungi oleh Sirius-sama karena akulah yang akan mendukung orang itu. Aku tidak boleh menyerah pada kesulitan setingkat ini.

Pertama, biarkan mereka menargetkanku sepenuhnya sehingga kerusakan pada lingkungan sekitar bisa dikurangi. Setelah itu, aku akan menembak jatuh sebanyak mungkin sihir menggunakan {Air Shotgun} dan menghindari sisanya. Ini agak parah tapi....aku mampu melakukannya. Sekarang saatnya bagiku untuk menunjukkan hasil dari pelatihan Sirius-sama.

Ketika aku memfokuskan mana....golem besar tiba-tiba muncul di depan mataku.

Golem ini sepertinya menghadang untuk melindungiku dari serangan sihir, tapi apa masih ada seseorang yang memiliki energi ekstra untuk memanggil golem sebagai pendukung? Ditambah lagi, bentuk pemanggilannya luar biasa sempurna. Ini benar-benar berbeda dibanding dengan golem yang kami lawan beberapa waktu lalu, apa lagi....

"Jangan pedulikan, serang subhuman itu bersama dengan golem!!"

Ketika Gregory berteriak, semua sihir tertembak ke arah golem. Berbagai bunyi ledakan dan hancurnya tanah bergema, aku melihat ke arah golem ketika suara itu berhenti, tapi hanya beberapa bagiannya saja yang lenyap dan tubuhnya masih utuh. Lebih dari sepuluh golem identik muncul ketika aku melihat sekeliling, mereka berjalan di sekitar arena sambil melindungi siswa lain.

Golem-golem itu memiliki bagian tubuh luar biasa presisi, memegang perisai besar dan memakai armor yang sepertinya berbahan besi. Dari ukuran dan persendiannya, pasti dibuat pada saat yang sama ketika golem barusan dipanggil. Kupikir hanya penyihir atribut bumi hebat saja dengan kolam mana besar yang mampu menciptakan golem kuat seperti ini.

"Tidak apa-apa Emilia-kun"

"Eh? Magna-....sensei?"

"Ya, benar. Sekarang sudah aman karena aku telah datang. Serangan setingkat barusan takkan mungkin menghancurkan golemku"

"Magna! Bajingan, bagaimana bisa kau ada disini?!"

Dia adalah wali kelas kami, Magna-sensei yang muncul dengan menunggangi pundak sebuah golem berwarna abu-abu. Apa golem abu-abu itu seluruhnya terbuat dari besi? Aku memang mendengar kalau Magna-sensei adalah ahli sihir bumi, tapi tidak menyangkan akan sehebat ini.

"Aku memutuskan datang untuk mengalahkan kalian. Selain itu, aku tidak sendirian"

"Yah. Aku di sini juga, Gregory-sensei"

"Ah.....Ka---....Kau...."

Pemilik suara itu duduk di podium.

Meski mereka hanya mendengar suaranya, Gregory dan para siswa tanpa sadar mundur satu langkah.

Dia adalah kepala sekolah, sekaligus sang Master Sihir....Rodwell.

Rodwell berdiri dengan senyum tak kenal takut lalu menatap tajam pada Gregory dan yang lainnya.

"Sekarang....apa kau sudah menyiapkan dirimu?"

☆☆☆Chapter 48 berakhir disini☆☆☆

Catatan penulis : Ekstra....atau mungkin harus dikatakan, cerita alternatif?

Perbedaan antara Reus dan Lior

Segera setelah Dominique menelan obat {Pil peningkat kehidupan}.

"Di sisi lain, rasa sakitnya bahkan hilang dan aku bisa mengeluarkan kekuatan yang luar biasa!"

"Hebat kau, bocah!!

Beberapa detik kemudian....Dominique terbelah dua.

Catatan penerjemah : Aku jadi ingin mengganti nama jurus kekuatan surga ini. Kurang pas aja gitu. Btw, pertarungan Reus bagus juga.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]