Kusoge chap 2 (3) vol 2 B. Indonesia

Chapter 2 (3)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel



Di langit di atas lantai pertama yang banjir.

Sasaraki menggunakan 'Master Ring' di jarinya dan menunjuk ke sebuah atap tanpa ada pemain di sekitar sana. Atap kayu itupun berubah dengan suara 'BOKONBOKON'.

Yang muncul kemudian adalah pintu masuk menuju 'Aula Master'

"Kelihatannya sudah selesai, ya?"

Ucap Lizna sambil mengambang di sebelahnya. Alice mengunci diri di sebuah ruangan demi 'manipulasi media'. Azrael berusaha melakukan sesuatu dengan pemrogramannya seperti biasa. Sedangkan Sasaraki dan Lizna bertugas mengumpulkan 'G Point'.

"Ayo cepat dan cari mangsa kita....maksudku, anak domba yang menyedihkan!"

"Kau mengkoreksinya dengan cara yang lebih aneh!"

"Siapa yang harus kita pilih, aku bingung~"

Lizna secara alami mengabaikan kata-kata Sasaraki.

"Ya ya, terserahlah, asal kau senang....Emm, kupikir ada beberapa pemain yang cocok"

"Begitu ya. Akan lebih baik kalau kau tahu para pemain yang ingin kau siksa, kan?"

"Aku berharap bisa menjadikanmu atau Azrael sebagai target...."

Menurut penjelasan selanjutnya, gamemaster tidak boleh dikenali oleh target {Happy Death}.

"Tapi Sasaraki-kun tidak punya teman, kan? Apa kau akan baik-baik saja?"

"Akhir-akhir ini, kekejamanmu jadi seperti kebiasaan ya, Lizna....? Aku punya teman"

"Tapi kau tahu, Alice-san bukanlah teman, dia tuanmu"

"Aku bilang aku punya teman, paham?!"

Memang tidak banyak, tapi mereka ada di sana.

Sasaraki mencarinya menggunakan 'Pencarian Pemain'.

Ini bukanlah fitur khusus gamemaster, pemain biasa juga bisa menggunakannya.

"Ah, lihat, dia ada di sana"

Di titik yang ia tunjuk adalah seorang gadis dengan rambut pirang panjang, tengah bertarung dengan seekor {Jaw}*.
[Monster Hiu di quest perburuan utk menghilangkan banjir]

"Namanya Rigel. Aku bertemu dengannya beberapa waktu yang lalu"

"Hmmm? Nama yang bagus untuk karakter minor yang ditakdirkan untuk mati"

"Kesan pertamamu pada namanya sangat aneh, kau tahu?!"

Sasaraki pun berdehem.

"Po-Pokoknya, aku akan memilih mereka untuk rencana kita"

"Yap. Kita lalu akan menghajar orang-orang itu selagi mereka tenggelam dalam kebahagiaan, kan?!"

Cara gadis ini menyimpulkan segala sesuatunya sangatlah aneh. Dia juga memasang senyum yang begitu berbahaya.

"Sasaraki-kun, target kita membentuk sebuah party"

"Sepertinya begitu ya"

Tampaknya party tiga orang. Seorang petarung jarak dekat mengenakan jubah dan topi penyihir, dan satu lagi yang sama-sama petarung jarak dekat memakai armor ringan. Bagaimana dia tahu mereka petarung jarak dekat? Karena tak ada sihir dalam game ini, jadi peralatan itu hanya untuk bergaya---mereka hanya bisa menjadi petarung jarak dekat.

"Ketiganya manis, ya? Sungguh layak untuk dibunuh, benar kan?!"

"Lizna, jangan pernah katakan itu di depan umum, mengerti?"

Kesampingkan itu, dia merasa pernah melihat kedua gadis tersebut. Jika ingatan Sasaraki benar, keduanya dipanggil Seshiriko dan Sarapi. Kelihatannya merekalah yang memutuskan membentuk party dengan Rigel.

"Kalau begitu, Sasaraki-kun, semoga sukses membunuh mereka, ya"

"Sudah kubilang, kata-katamu benar-benar aneh....Hah? Tunggu, kau tidak ikut?"

"Aku berperan sebagai dewi, bukannya akan buruk jika aku muncul?"

"Hm, begitu ya....Aku akan menhubungimu kalau ada sesuatu yang melenceng, ya?"

"Hm, berikan yang terbaik, tipu dan taklukan mereka, Sasaraki-kun"

Lizna terus mengatakan hal-hal yang tak masuk akal sampai akhir dengan wajah gembira.

Untuk berjaga-jaga, lelaki ini turun dari langit dan mendarat di atap yang agak terpisah dari kelompok Rigel. Kemudian dia merekatkan kakinya dengan 'Sepatu Ninja' yang telah disiapkan lebih dulu. Itu adalah item langka yang memungkinkanmu berjalan di atas air.

Kau bertanya kenapa dia 'merekatkan' dan bukan 'memakai'? Karena modelnya belum diimplementasikan. Jadi itu berbentuk seperti botol ramuan, dan seseorang tak bisa memasukkan kakinya ke dalam botol ramuan. Paling-paling, jari kaki kecil yang bisa masuk. Meskipun demikian, selama benda itu menyentuh kaki, sudah biaa dianggap sebagai 'dipakai'.

Kembali ke topik.

Dia mendekat ke Rigel, Sarapi, dan Seshiriko.

Pertempuran sengit terjadi antara para gadis dan 'Hyperspace Water Jaw.' Monster mirip hiu yang dinamai Lizna ini, sekuat lima petualang level 10....gadis-gadis itu tampaknya tidak beruntung. HP mereka semua sudah terpotong setengah.

"Apa yang harus kita lakukan?! Kita dalam keadaan terjepit, Seshiriko-chan! Gigi hiu itu terlihat sangat menyeramkan!"

"Tenang, Sarapi. Aku punya rencana"

"Luar biasa, Seshiriko-chan! Ngomong-ngomong, lewati bagian di mana kau mengabaikanku untuk kabur, ya?!"

"....Itulah rencanaku"

"Kejam sekali, Seshiriko-chan! Di mana kau, pangeranku di atas kuda putih, datanglah!"

"Kita di kelilingi air, jadi dia harusnya menunggang lumba-lumba. Triton mungkin"

"Begitu ya! Jadi, Triton-ku di atas lumba-lumba putih, datanglah!!"

"Kalian berdua! Berhentilah mengatakan hal-hal bodoh dan bertarunglah dengan seriuuuusssss!!"

Rigel dan kelompoknya bertengkar.

Dia mendekati posisi mereka sambil berpikir, bahwa ketiganya selalu membuat lelaki ini tersenyum.

"KSCHAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

"WAAAAAAAAH, INI DIA, INI DIA, INI DIA, INI DIA, INI DIA!!!!! TRITON-SAMA, DI MANA KAAUUUUU?!?!?!"

"Sekarang saatnya untuk memotong pelarian dan merangkul kematianmu, Sarapi"

"Tidak, kalian berdua tidak harus merangkul kematian, paham?! Hindari saja!!"

Saat itu, Sasaraki akhirnya tiba di lokasi mereka.

Dia memposisikan diri tepat di antara Jaw, yang sudah memperlihatkan gigi-gigi mengerikannya, dan ketiga gadis itu.

"Jadi untuk sekarang---HAAA!!!"

Pedangnya melintas satu kali. Gelombang kejut terlepas dari 'Sturdy Sword Alondite', pedang kelas terkuat yang telah tergeletak di ruang debugging---karena modelnya masih belum diterapkan, bentuknya pun tampak seperti 'Longsword' biasa---dan membelah Jaw jadi dua bagian. Monster bos pun lenyap sambil meninggalkan suatu efek.

Untuk saat ini, dia tampaknya telah menyelamatkan ketiga gadis itu. Sasaraki berbalik.

Mereka bertiga berdiri di sana dengan mulut ternganga ketika menatapnya.

"Oooh...."

Seshiriko menyuarakan keheranannya terlebih dahulu.

"Sarapi. Pangeran kita di atas lumba-lumba telah tiba"

"....Mu...."

Sarapi lalu menatap kaki Sasaraki.

"Apa yang harus kita lakukan, Seshiriko-chan? Dia adalah pangeran dengan botol potion yang tertempel di kakinya...."

"Seharusnya kau tidak terlalu sensitif pada selera berbusana orang lain. Meskipun itu benar-benar tidak keren"

"Tidak....Yah, itu benar-benar tidak terlihat keren, kan....?"

Sasaraki tertawa lemah, "Hahaha...."

"Tunggu, apa itu kau, Sasaraki?"

"Ah, ya, sudah lama tidak bertemu"

Rigel menyapanya, dia menoleh kesana dan mengangkat tangannya.

Dari sini bagian yang sulit. Aku harus memancing mereka bertiga ke dalam dungeon dengan cerdik.

"Terima kasih, kau menyelamatkan aku lagi. Kau sekuat dulu, ya?"

Rigel tersenyum. Lelaki inipun mendadak tersedak oleh kata-katanya.

Hmm, yah, aku kuat karena curang....Dia tidak bisa mengatakan itu.

"Rigel, kau kenal dengan si Pangeran Tertempel Potion?"

"Julukan macam apa itu....? Ya, aku kenal, dia menyelamatkanku saat login pertama kali"

"Dengan kata lain, dia pria pertama Rigel"

"Sungguh romantis!"

Tanpa sepatah kata pun, Rigel mengangkat tongkat kayunya ke atas dan melemparkannya dengan sekuat tenaga.

Itu mengenai Seshiriko dan Sarapi, tepat sasaran.

Butuh 30 detik untuk HP mereka habis, mati, dan hidup kembali.

"K-Kau kejam sekali, Rigel-chan...."

"Aku menentang kekerasan"

"Diam. Pelecehan seksual dilarang oleh Kode Perlindungan Remaja dan mengarah ke ban akun"

"Hahahaha...."

Ngomong-ngomong, keseluruhan dari apa yang mereka ucapkan takkan memicu Fury. Sebenarnya, cara Fury menangani Kode Perlindungan Pemuda sangat sewenang-wenang, jadi dia pada dasarnya tidak bergerak selama Sasaraki terlibat.

Menurut Fury, "Akan lebih menarik jika ada pelecehan seksual yang terlibat dengan Master ☆"

Dia berpikir bahwa peri itu jahat hingga ke inti busuknya.

"Ngomong-ngomong, Sasaraki, bukankah dewi menyebut namamu sebelumnya?"

"A-Aku?! E-Emm, pasti ada seseorang dengan nama yang sama di antara para pengembang, ya kan?!"

Karena dia harus membiarkan mereka mati dalam kondisi {Happy Death}, akan buruk jika kebenarannya terungkap.

"Bukankah menamai diri sendiri dengan nama karakter yang sudah ada itu dilarang? Padahal, ada orang-orang dengan nama seperti Cloud2 dan sebagainya karena itu...."

"Aku bisa memilih nama ini karena ada bug!"

"Mau bagaimana lagi kalau terkena bug, ya?"

Dia menghela nafas lega. Dalam game ini, alasan 'terkena bug' berlaku untuk hampir segala hal.

"Ngomong-ngomong, apa kau dan temanmu lenggang sekarang? Atau sibuk, mungkin?"

"Daripada sibuk, kami tidak melakukan apa pun selain memburu Jaw"

"Ini quest yang tidak masuk akal. Apa gunanya membanjiri kota?"

Seshiriko terus mengeluh, "Kami tidak bisa melakukan apapun, kami juga tidak bisa pergi ke dungeon manapun...."

"....Apa semuanya akan kembali seperti semula, ya....?"

Kata-kata yang Sarapi telah gumamkan tanpa maksud buruk, menusuk dalam-dalam ke hati Sasaraki.

Banjir ini adalah kesalahan Sasaraki (dan Azrael) yang belum mampu diputuskan apakah akan kembali normal.

Namun, dia menggelengkan kepala untuk melupakan kesalahannya. Dia tidak punya waktu untuk goyah.

"Jadi kenapa kau bertanya kami lenggang atau tidak? Apa kau mau mencoba PDKT? Seshiriko, bagaimana menurutmu?"

"Eh? Hmm, selain selera fashion, dia punya wajah imut, jadi kupikir tidak apa-apa jika kita ikut dengannya"

"Ketika sahabat yang kuhabiskan waktu lama dengannya berubah menjadi perempuan nakal...."

"Kau kan yang bertanya?!"

"....Jadi? Kau tidak mengincar kami, kan? Hal romantis dari awal sudah dilarang dalam game ini. Jadi apa alasannya?"

"Ya, kau tahu---"

---Lima menit kemudian.

Ketiganya berada di suatu atap rumah yang kebanjiran.

"Ini terlihat lebih menarik daripada perburuan hiu, ya?!"

"Sepertinya bukan sesuatu yang tidak menyenangkan"

"Heeh? Sebuah pintu masuk di atap? Game ini punya sisi unik yang tak terduga, benar kan?"

Ketika dia memberi tahu mereka bahwa dirinya menemukan dungeon baru, ketiga gadis itu segera bergabung dengannya.

Fakta bahwa Sasaraki adalah seorang gamemaster tidak harus diungkapkan kepada mereka. Dalam penjelasan itu dikatakan, {Jika para pemain tahu, 'G Points' akan dikurangi setengah}. Ini seharusnya semacam pengaturan tingkat kesulitan untuk para gamemaster.

Ketiga gadis itupun mengintai menuruni tangga yang letaknya di atas atap.

"Ho~? Disana terlihat seperti labirin batu"

Gadis dengan topi penyihir, Seshiriko, berkata.

"Yah, ini hanya rumah biasa, kan? Bagaimana bisa di dalam sana tampak begitu luas?"

"Rigel masih sangat polos. Ayo Sarapi"

"Distorsi ruang dan waktu adalah hal sehari-hari di sini"

"....Melampaui harapan, ya?"

Dan seterusnya mereka berbicara sambil turun ke gua yang redup.

Melihat mereka dari belakang, Sasaraki mengembangkan rencananya.

---Aku harus membuat mereka mati di kondisi {Happy Death}.

Dengan kata lain, membiarkan gadis-gadis ini bersenang-senang, lalu membunuh mereka.

Apa yang menyenangkan untuk ketiganya?

Pembunuhan bukan masalahnya disini, aku bisa membunuh mereka kapan dan di mana saja.

Tapi, aku tidak terlalu mengenal baik ketiga gadis ini, ya kan....?

Aku hanya berbicara sedikit dengan Rigel. Dia tampaknya seorang gadis yang masih memiliki akal sehat lurus. Yah, dibandingkan Azrael dan Lizna, karena keduanya agak (latau bisa bisa kau sebut, sangat) istimewa, dia mungkin hanya pemain biasa.

Tapi bukankah seharusnya ada kesamaan yang dimiliki seseorang?

Dia mengingat-ingat teori game yang Alice beritahukan kepadanya.

Sebelum lelaki ini pergi untuk membangun Master Dungeon, dia telah memberitahunya secara singkat....

"Bermain game dengan gembira pada dasarnya adalah kombinasi dari 'keputusan' dan 'hasil'"

"Keputusan....dan hasil?"

"Ya. Aku akan memberikan contoh game sederhana untukmu"

Alice menghasilkan sebuah sosok tiruan dan dungeon palsu. Jalan di dungeon itu bercabang dua, kiri mengarah ke peti yang dijaga oleh iblis dan kanan menuju peti yang tidak dijaga. Sosok seperti petualang itu berdiri di persimpangannya.

Alice memegang dadu 20 sisi dan menatap Sasaraki.

"Baiklah, begini penjelasannya. Sasaraki, kaulah petualang dan tujuanmu adalah keluar dari dungeon dengan harta karun sebanyak mungkin. Ada 100 emas di peti jalan kiri. Tapi jika aku melempar dadu di bawah angka tertentu, kau akan kalah melawan iblis---Dan inilah pertanyaannya...."

Alice berkedip, mengangkat dan menekuk dua jari secara bergantian.

"Apa kau akan pergi menuju peti kiri? Atau yang kanan?"

"Eh? Tunggu sebentar"

"Aku menunggu"

"Berapa banyak emas di peti kanan? Dan berapa 'angka tertentu' itu?"

"Fufufu...."

Alice menunjukkan senyum bangga.

"Takkan kuberitahu~"

"Eh....? Tidak, kalau begitu, aku tidak bisa memilih"

"Tentu saja kau tidak bisa, kan? Itu sebabnya aku memberimu tiga petunjuk"

Alice tertawa lagi "Fufu...." dan mengangkat tiga jarinya.

"Pertama, iblis ini besar sekali. Kedua, kau pernah bertarung dengan salah satu dari iblis-iblis itu sebelumnya, meskipun dengan warna yang lain, dan kau bisa menang dengan mudah. Ketiga, setidaknya ada 50 emas di peti kanan"

"Eh....? Hmm...."

Mampu menang dengan mudah, tapi dari warna yang berbeda. Setidaknya 50 emas di peti kanan.

"Jadi, jawabanmu? Kau harus mengambil keputusan dalam sepuluh detik. Sembiiilaann, delaapaaan, tuujuuuuh...."

"Eh? Tu-Tunggu sebentar!"

"Aku tidak akan menunggu kali ini. Eenaaam, liimaaaa...."

Sasaraki sedang mempertimbangkan. Bahkan jika dia mampu menang dari iblis sebelumnya, dia secara spesifik diberitahu kalau warnanya berbeda, jadi mungkin ada perbedaan dalam hal kekuatan. Jika disana setidaknya memiliki 50 emas di peti kanan, dia tidak akan mengambil risiko bertarung. Dan, tentu saja, dia juga tidak harus bersaing dengan siapa pun.

"Emmm, y-yang kanan!"

"Baiklah, kalau begitu yang kanan"

Alice membuka peti kanan. Ada banyak emas dan permata di dalamnya.

"Kau memperoleh 100 emas dan banyak perhiasan"

"Oooh!"

"Ngomong-ngomong, nomornya harus 19, jadi jika aku tidak memutarnya 20 kali, kau pasti sudah mati di jalan kiri"

"Eh....? Peluangnya hanya 5%?"

"Ya"

Jadi jalur lain pada dasarnya adalah pilihan tepat untuk dibuat.

Sasaraki menghela nafas lega dan tersenyum.

"Dan pertanyaan terakhir : Sejak kapan permainan yang kau lakukan barusan ini dimulai?"

"Eh? Hmmm....Sejak aku memilih antara kiri dan kanan?"

"Aku akan memberimu 25 poin untuk jawaban itu. Ini adalah proses memilih kiri atau kanan, dan memastikan kalau pilihanmu adalah yang benar"

Alice mengangkat satu jari dan melanjutkan penjelasannya.

"Pertama-tama, kau merenung apa harus memilih kiri atau kanan, benarkan? 'Mula-mula, apa tujuan utamaku?' Proses penilaian komprehensif---itulah salah satu faktor utama yang mengarah pada kesenangan bermain game, 'Keputusan'"

"Aku mengerti....Dan yang lainnya?"

"Keputusan selalu membuahkan hasil. Itu menjelaskan tentang benar-salahnya tindakan yang kau ambil. Kali ini aku sudah memberi tahu hasil dari opsi lain, tapi biasanya tujuan akhir game adalah---untuk memperoleh emas terbanyak melalui keputusanmu"

"Dan itu yang membuatnya menjadi sebuah game?"

"Aku benar-benar ingin menjelaskannya lebih rinci....Seperti distribusi sumber daya dan sebagainya. Tapi, yah, begitulah sebuah game tercipta"

"Hmm....kurasa aku agak mengerti dan agak tidak...."

"Yah, cobalah mempraktikkannya sebagai gamemaster. Hanya latihan yang bagus akan menghasilkan game yang bagus"

Alice memutar dadu di tangannya dan tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong, definisi kusoge adalah....---"

Dia melepaskan dadu dan menggelindingkannya---angka 20 muncul.

Dia menggelindingkannya sekali lagi---muncul angka 20 lagi.

"---game dimana kau benar-benar bisa memanipulasi dadu seperti ini"

"....Aku mengerti"

Kau akan berhasil apa pun yang kau lakukan. Terdengar seperti game yang membosankan.

---Sasaraki mulai merenung lagi sambil mengingat percakapan itu.

Singkatnya---aku sudah membiarkan mereka membuat 'keputusan dengan tingkat kesulitan sedang?'.

Masalah yang sederhana---bukan masalah yang bisa mereka selesaikan hanya dengan sedikit pemikiran, tapi masalah di mana mereka tak akan langsung tahu apa pilihan yang tepat. Dan pada akhirnya dia harus memberi tahu mereka apakah keputusan mereka sudah benar atau tidak. Rantai proses inilah menjadi permainan, itulah yang diajarkan Alice kepadanya.

Sasaraki memandangi gadis-gadis di depannya.

Masalah apa yang akan membuat gadis-gadis ini berpikir?

Masalah apa yang akan dinikmati gadis-gadis ini?

Pertama-tama, dia harus memahami itu.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita serbu dungeonnya! Ini dia, Rigel-chan!"

Kata Sarapi, mengangkat tangan ke atas, dan mencoba lari.

"Tunggu dulu, kita belum mengadakan pertemuan strategi. Sebenarnya, kenalkan dirimu dulu"

Rigel berkata sambil memegangi kerah Sarapi.

"GEFUU?!?!"

"Perkenalan diri....? Rigel seperti pemimpin kencan buta*"
[Pertemuan/kencan antara lebih dari satu laki2 dan perempuan]

"Contoh macam apa ini....? Kita semua anggota party yang berpetualang bersama, jadi harusnya sudah saling kenal, kan?"

"Hmm...."

Seshiriko menatap Sasaraki dengan wajah poker.

"Namamu Sasaraki, kan?"

Seshiriko berucap dengan nada datar. Cukup seperti itu.

"Aku tidak terlalu peduli siapa kau atau sebagainya, tapi...."

....Dan mendadak seluruh nadanya jadi tajam*.
[Ucapan Seshiriko tiba2 terkesan sinis atau seperti itulah]

"Bagaimana denganmu?"

"....Jika harus dikatakan, maka aku ingin tahu lebih banyak tentangmu"

"Kenapa?"

"Emmm...."

Lelaki ini tak bisa langsung berkata kalau dirinya ingin tahu cara agar gadis itu bisa bersenang-senang.

Setelah dipikir sebentar, dia membuka mulut....

"Dengar, emm, aku ingin lebih dekat denganmu"

"...."

Seshiriko menatap Sasaraki sekitar lima detik.

Kemudian dia berbalik ke Sarapi.

"Apa yang harus aku lakukan, Sarapi?"

"Ada apa, Seshiriko-chan?!"

"Jantungku berdebar sangat kencang barusan"

"Aku mengerti! Bisa saja itu cinta, Seshiriko-chan!"

"Kupikir itu niat membunuh"

"BAGAIMANA MUNGKIN?!?!?!"

"PDKT pada seorang gadis di pertemuan pertamamu....Mati sana, riajuu"

"Dengan alasan itu, kaulah yang duluan PDKT, jadi kau juga seorang riajuu, kan?"

"....Ah...."

Seshiriko menutup mulutnya sendiri dengan satu tangan seolah berkata, 'Sial'.

"Mumu....Kalau begitu, haruskah kita bunuh diri seperti yang sepasang kekasih lakukan?"

"Cintamu langsung jadi seekstrem itu?!"

"Hal bodoh macam apa yang kau bicarakan...."

Rigel berkata dengan takjub dan kembali ke topik.

"Gadis ini Seshiriko. Umurnya 14 tahun. Seperti yang bisa kau lihat, dia aneh"

"Aku tidak aneh. Sebenarnya, normal. Gadis magis* normal"
[Mahou shoujo/magical girl. Contohnya kayak Sailor moon, Card Captor Sakura, Pretty Cure, dsb]

"Kau benar-benar terlihat seperti gadis magis....Atau lebih seperti penyihir*, kan?"
[Lebih ke penyihir yg ada di film2 barat kayak Harry potter]

Seshiriko mengenakan topi lancip dan jubah, seperti penyihir. Rambutnya juga panjang.

Namun, dia membawa pedang besi, bukannya tongkat. Lagipula tidak ada sihir dalam game ini.

"Keren, kan? Aku, Seshiriko, akan menyelamatkan Sasaraki dengan pedang gadis magisku"

"Pedang gadis magis....Yah, terserahlah. Terima kasih dan ayo kita bergaul"

"Sasaraki, kau benar-benar tahu cara mengatasi semua jenis orang, ya....?"

Rigel berkata dengan takjub lagi. Sasaraki tersenyum dan mengangguk.

Jika kau pernah bersama Azrael dan Lizna, kau juga akan tahu bagaimana berurusan dengan gadis ini.

"Jadi, aku Sarapi! Semoga kita bisa akur, Sasaraki-kun!"

Dia mengenakan armor hijau ringan yang membuatnya tampak seperti Thief*. Rambutnya agak pendek.
[Pencuri, atau job di game dimana spesialisasinya adalah mengintai]

"Aku suka satu pukulan! Aku benci melarikan diri! Mottoku adalah, 'Aku mengambil kembali apa yang baru saja aku katakan!'"

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan tapi semoga kita bisa akur"

"Wow!"

Mata Sarapi berbinar saat dia bertepuk tangan.

"Apa yang harus aku lakukan, Seshiriko-chan?! Dia mengabaikan lelucon max-powerku?!"

"Sarapi, kau berisik. Tenanglah. Jangan berteriak ke telingaku"

"Aku tidak berisik! Sebaliknya, aku seorang pembunuh cantik sekaligus keren, tenang, tegas, tanpa belas kasihan dan tak tertandingi!"

Sepertinya Sarapi memakai skenario seorang pembunuh. Dia pikir itu sangat tidak masuk akal.

"Kenapa kau dengan dua gadis ini, Rigel?"

"Hmm, mereka mengundangku, dan...."

Rigel tersenyum sedikit.

"....Keduanya memang idiot, tapi entah bagaimana sangat menyenangkan ketika bersama mereka"

"AAPPWWAA?!"

Sarapi mengeluarkan teriakan misterius.

"Seshiriko-chan, ini salah satu momen langka sifat dere Rigel-chan!"

"Jantungku berdebar sangat kencang barusan"

"Itu cinta kan, Seshiriko-chan?!"

"Ya"

"Jadi kau dalam kondisi yuri*, Seshiriko-chan?!"
[Cewek suka sama cewek]

"Mungkin"

"....Menyenangkan sekali, ya?"

Jika kedua gadis itu ada, dia tidak bisa membayangkan situasi yang membosankan.

"Sekarang kita sudah selesai dengan perkenalan, ayo beralih ke pertemuan strategi"

Rigel mengarahkan mereka. Strategi pada dasarnya dimaksudkan untuk menetapkan peran dan memutuskan sebuah formasi.

Seperti pada kebanyakan RPG, berada di barisan depan itu berbahaya. Alasannya, kau akan menjadi orang pertama yang masuk perangkap....tapi yang paling penting adalah : Bug akan menghantam paling keras pada barisan depan. Peran ini bisa membuat orang cepat mati tanpa alasan tertentu.

Dan untuk menghindari bug semacam itu, kau perlu pengalaman.

"Bisakah kita mengandalkanmu sebagai garis depan, Sasaraki?"

"Ya....Ah, tunggu"

Akan lebih nyaman jika dirinya yang terakhir dan bisa mengawasi mereka dari belakang untuk membiarkan ketiganya bersenang-senang.

"Aku tidak benar-benar yakin mampu. Aku akan menjaga bagian belakang. Tidak bisakah seseorang dari kalian bertindak sebagai ujung tombak?"

"Sarapi-chan dengan sangat menolak, pembunuh seharusnya tidak menonjol!"

"Hukum telah menentukan bagi gadis magis untuk berada di tengah"

"Jadi, tinggal aku ya....? Yah, tidak masalah"

....Pada akhirnya, Sarapi di garis depan.

Berikutnya adalah penugasan peran. Padahal di game ini semuanya petarung jarak dekat tanpa ada sihir. Strategi tempur berkelompok tidak lebih dari 'pengeroyokan' Karena itu, yang tersisa adalah memutuskan 'siapa yang akan menerima serangan?' Dengan kata lain, siapa yang bertugas melindungi yang lain? Juga dikenal sebagai 'tank'*.
[Biasanya job ini punya banyak HP dan defense tinggi, skillnya juga kira2 tentang mendukung tim seperti membuat monster hanya menyerangnya, jadi anggota lain dpt leluasa menghabisi monster2 itu]

Meskipun kematian adalah rutinitas di dunia ini, tak ada banyak orang yang ingin mati dengan sengaja.

"Kami bisa menyerahkan tugas menjadi tank padamu, kan, Sasaraki?"

"Ya"

"Tunggu dulu!"

Sarapi tiba-tiba menyela mereka.

"Aku ingin kau menyerahkan tank ke pembunuh yang luar biasa bernama Sarapi ini!"

"....Bukankah pertahanan, level, dan tingkat penghindaranmu di bawah Sasaraki?"

Sarapi menunjuk Sasaraki dengan tajam dan membusungkan dadanya (yang kecil) dengan bangga.

"Aku akan menunjukkanmu tank bergaya backflip*-ku yang luar biasa!"
[Aku juga gk tau gaya tank macam apa itu]

"Tidak, tidak-tidak-tidak, kau tidak bisa melakukan itu"

Rigel menolak dengan datar.

"Seshiriko. Kau ucapkanlah sesuatu juga"

"Kau tahu...."

"Hmm?"

"Aku punya harapan tinggi untuk Tank Sarapi"

Sarapi menyiapkan pose untuk tos.

"Baiklaahhh!!"

Suara puas pun bergema dan kedua gadis saling berharap yang terbaik untuk keberuntungan mereka.

"Apa, TUNGGGGUUUUUUU!!!!"

"Sekarang jadi begini, Sarapi tak akan mau mendengarkan"

"Um, tapi, kau tahu, kita harus mempertimbangkan efisiensi, kan?"

Rigel masih gigih.

"Bahkan jika kita repot-repot dengan masalah efisiensi, itu takkan ada manfaatnya di kusoge ini"

"Uwaah...."

Itulah masalahnya, hanya saja gadis ini terlalu terang-terangan.

"Seshiriko. Itu tidak benar"

Rigel menyatakannya dengan kuat.

"Game ini benar-benar kusoge...."

"Ya. Dunia ini adalah kusoge yang tak tertandingi"

"Tapi, apa tidak apa-apa bagi kita untuk hanya menerimanya?"

Rigel memukul dadanya sendiri dan melanjutkan.

"Seorang pria hebat pernah berkata---Game-nya berakhir ketika kau menyerah!"

"....Jadi, kau orang yang suka bersaing, Rigel?"

"Itu agak cocok dengan citranya, kan ?!"

"Bahkan jika ini adalah sebuah kusoge, kita harus selalu memberikan yang terbaik!"

"Heeh....?"

Sasaraki merasakan dadanya memanas.

Dia mengerti bahwa Rigel secara proaktif dan sungguh-sungguh mencoba untuk menikmati game ini.

"Hmm...."

Seshiriko meletakkan tangan ke dagunya dan tenggelam dalam pemikiran.

"Bahkan jika kau mengatakan itu, dunia akan berakhir sebelum kita dapat membujuk Sarapi"

"Seburuk itu?!"

"Begitu memutuskan sesuatu, dia akan terus melakukannya meski dirinya bisa terbunuh. 'Karena dia seorang idiot'"

"Setidaknya, kita coba saja"

"Itu sia-sia. Akan kubuktikan"

Seshiriko menghunus pedangnya, mencengkeram dengan kedua tangan, kemudian mengayunkannya ke Sarapi dengan sekuat tenaga.

(ZUGAGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN~~!!!!)

Serangan Mendadak dan Tebasan Kritikal. Kerusakan : 80.

{Pemain Sarapi Meninggal. Penyebab : Satu tebasan pembelah dua dari Pemain Seshiriko}

30 detik kemudian, Sarapi dihidupkan kembali (respawn tepat di sebelah mereka).

"Apa yang kau lakukan, Seshiriko-chan?!"

"Sarapi, apa kau mau mempertimbangkannya kembali? Kau mati, tahu?"

"Kenapa kau malah bertanya padaku setelah membunuhku?! Aku tidak berniat mempertimbangkannya sama sekali sekarang, mengerti?!"

"Lihat?"

"Apa yang kau banggakan, Seshiriko....?"

Rigel memegangi dahinya dan menghela nafas.

"Rigel. Pikirkan hal ini secara berbeda"

"Berbeda bagaimana?"

"Kita tidak memainkan sebuah kusoge. Kita, party empat orang ini adalah kusoge"

"Kau tahu, berpikir seperti itu takkan menyelesaikan apapun, benar kan?"

"Kusoge adalah game yang tidak menyelesaikan apa pun"

Rigel menghela nafas sangat dalam dan menunjukkan ekspresi lelah.

"....Mengerti, aku mengerti....Bodohnya aku karena berharap kau bisa efisien"

Pada akhirnya, Rigel mengalah dan Sarapi menjadi tank.

Rigel menghela nafas takjub.

Kurasa diriku sudah agak paham tentang hubungan mereka satu sama lain....

Dan Sasaraki berpikir lelaki ini bisa sangat santai ketika bersama Rigel dan membuatnya melakukan semua tsukkomi.

☆☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]