Kusoge chap 2 (4) vol 1 B. Indonesia

Chapter 2 (4)
Diterjemahkan ole I-Fun Novel


Dan karenanya Sarapi menjadi penyerang garis depan mereka untuk eksplorasi dungeon. Melihat melalui jendela yang menonjol, terdapat tangga mengarah ke bawah. Mereka melangkah ke sana, membungkuk sambil menuruni lorong kayu yang gelap. Sasaraki-pun berpikir....

Jadi....bagaimana cara agar aku bisa membuat gadis-gadis ini bersenang-senang?

Kali ini berbeda dari dungeon tutorial. Tata letak dungeon ini seharusnya sudah ditetapkan. Bahkan aku sendiri tak tahu pengaturannya. Ayo munculkan beberapa jebakan, peti, dan iblis untuk membiarkan mereka bersenang-senang sementara aku memeriksa isinya (meskipun mereka* akan sangat kuso).
[Aku kurang paham siapa/apa yg di disebut mereka dlm tanda kurung tepat diatas, mungkin gadis2 itu, atau mungkin juga jebakan, peti, dan monsternya. Intinya, kuso = bakalan absurd]

Dengan pemikiran ini di dalam hatinya, dia menuruni tangga masuk dan....mencapai jalan buntu.

"Tidak-tidak-tidak!"

Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, jalannya berhenti disini.

"Mungkin saja ada pintu tersembunyi?"

"Tidak ada belahannya!"

Jawab Sarapi sambil mengetuk dinding bata.

"Hm", Seshiriko mengangguk dan tiba-tiba mengangkat tangannya.

"Jadi begitu, ya? Terima kasih atas kerja sama kalian!"

"Kami menyelesaikan dungeon dalam tiga detik?! Ini rekor baru!"

"Tidak-tidak-tidak-tidak-tidak-tidak!"

Akan menjadi masalah bagi Sasaraki jika mereka menyelesaikan dungeonnya di titik ini.

Tung---....Apa-apaan ini?!

"Sasaraki-kun, bisakah kau mendengarku?"

Suara Lizna bergema di kepalanya. Sepertinya dia mengirim pesan.

Gadis itu telah mengawasi Sasaraki dan kelompoknya dari dalam ruang pemantauan ruang debugging.

"Aku melihat ke dalam dungeon dan kelihatannya tak ada yang lain selain pintu masuk"

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?!"

"Alice-san berkata kalau Sasaraki-kun hanya harus pergi dan membangun sesuatu"

"Jadi aku memiliki tugas mustahil baru dan menyegarkan, hah?!"

"Berikan yang terbaik! Aku percaya padamu!"

Ada batasan untuk apa yang bisa dicapai seseorang dengan berjuang hingga titik terakhir.

"Meski begitu....Kurasa tidak ada pilihan lagi selain mencoba...."

Tiga huruf besar 'B' dalam game ini adalah Belum diterapkan, Belum diuji, dan Belum diperbaiki. Sejauh ini, Belum diterapkan benar-benar sudah jadi hal biasa. Dan jika dirinya kalah hanya karena itu, sangat diragukan akankah dia bisa mengembangkan kusoge ini.

"Kau punya alat untuk konstruksi dungeon, kan?"

Dia melihat tangannya ketika Lizna mengatakan itu. Sekarang, Sasaraki memegang buku catatan grafik yang umumnya dari kelas matematika. Itu adalah item yang diperkenalkan bersama patch versi 38 dan khusus untuk gamemaster, 'Perangkat Super-Serbaguna Imajinasi menuju Realitas'.

Dengan ini, kau tampaknya dapat menciptakan dungeon hanya dengan memetakannya.

Seperti biasa, sebuah alat untuk pengembang yang sangat tak jelas, kau hanya bisa tertawa.

Ketika dia membuka buku catatannya, tangga muncul di salah satu kotak kertas grafik.

Selain tangga, kertas itu benar-benar kosong. Lautan putih kehampaan.

"Sasaraki, ayo kembali. Kita tidak beruntung kali ini"

Rigel berkata kepadanya. Namun, dia tidak bisa menyetujui mereka kali ini.

"Tu-Tunggu! Tunggu sebentar!"

"Ada apa?"

"Kau tahu, kita mungkin menemukan jalan tersembunyi atau semacamnya jika terus mencari denganvsedikit lebih keras!"

"Dia orang yang terlampau baik---terkesan mirip protagonis, ya kan?"

"Dikelilingi oleh tiga Heroine memang membuatnya terlihat seperti protagonis!!"

Jika kau berbincang dengan gadis-gadis ini, obrolan pasti akan melenceng.

"Ngomong-ngomong, ayo kita cari, semuanya! Yang pertama menemukannya menang!"

"Menang? Hanya saja....apa....?"

Bagaimanapun, dia tampaknya telah berhasil menipu mereka (meskipun secara paksa).

Sambil berpura-pura mencari pintu, Sasaraki menggambar di kertas grafiknya untuk membuat peta. Untuk sekarang, dia memperluasnya dengan sepuluh kotak ke arah utara mulai dari tangga. Setelah itu, (GOOOOOOOOOOOOOHH!), Bumi bergetar hebat, kemudian dinding di depan Sarapi-pun terpisah.

"Oooooh! Jalan tersembunyi, DIDAPATKAN! Sarapi menang!"

"... Tidak, yah, apa kau melakukan sesuatu barusan, Sarapi?"

"Dia hanya melamun dengan wajah bodoh, kan?"

"Jadi pemicunya adalah membuat wajah bodoh?"

"Kenapa semua orang mendadak sangat kejam?!"

Baiklah, agak dipaksakan, tapi kami berhasil!

Sementara keringat mengalir di punggungnya, Sasaraki diam-diam melakukan pose kemenangan.

Ayo lakukan dengan cara ini!

Sambil melanjutkan penjelajahan sepanjang struktur bata yang sederhana, dia memeras otak seolah-olah hidupnya tergantung padanya.

"Pertama-tama---Aku harus mengulur waktu!"

Aku sudah mengamankan sedikit waktu untuk penciptaan dungeon. Saat ini, giliran seekor monster? Tidak, akan mencurigakan jika diriku tak mengambil bagian dalam pertarungan. Itu akan jadi tugasku. Sementara itu, Seshiriko terus berjalan maju.

"U-Untuk saat ini....ada jebakan, mungkin?"

Dia menempatkan sebuah perangkap lubang di depan mereka untuk sementara waktu.

Yang perlu dilakukan hanya menulis 'perangkap lubang' di kertas grafik.

Tepat setelahnya, (BOSHUN!).

"FUGYAA?!?!"

Jeritan Sarapi bergema. Pinggulnya terkubur di tanah.

"Jebakan, ya....? Bukankah kau merasakannya?"

Rigel berkata dengan takjub.

Sarapi adalah seorang Assassin. Merasakan perangkap harusnya adalah spesialisasi gadis ini.

"I-Itu bukan salahku! Tidak ada apapun kecuali jalan normal di depan!"

"Sarapi, sungguh tak sedap dipandang"

"Aku bilang, bukan salahkuuu!!"

Sarapi menangis sambil merayap naik.

....Ah, ini mungkin bagus.

Memang menyakiti hatinya, tapi---pada saat yang sama terasa agak menyenangkan.

Bagaimana mengatakannya, serasa seperti dia melakukan sesuatu yang tabu.

Tunggu, aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal ini terlalu dalam, sekarang ada celah yang harus aku....

Sasaraki menulis di kertas grafik lagi.

"Oh, Sasaraki, apa itu?"

"GIKUUU?!?!?!"

Dia langsung melonjak kaget karena dipanggil oleh Rigel.

"Y-Yah, aku memetakan dungeon"

"Heeh....begitu ya, haruskah aku membantu?"

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa"

Aku sudah terbiasa berbohong sekarang, ya kan....? Dia mengagumi dirinya sendiri.

Bagaimanapun, mereka membantu Sarapi keluar dari jebakan dan maju lebih jauh. Sasaraki masih terus menggambar.

Emm....dungeon normal....mungkin akan membosankan, ya....?

Sekarang dia memiliki kesempatan untuk secara bebas menciptakan dungeon.

Jadi lelaki ink ingin membuat yang spesial hanya untuk mereka.

Sasaraki mengingat pengaturan sebelumnya dari ketiga gadis. Assassin. Gadis magis. Rigel tidak benar-benar memikirkan pengaturan khusus untuk dirinya sendiri, tapi 'Keterampilan Utama' nya terkait dengan naga. Mungkin dia bisa membuat quest yang secara khusus memanfaatkan ketiganya---?

Saat dia memikirkan hal itu, kertas grafik mulai bersinar keemasan.

{Sesuai permintaan anda, Master}

"Eh....?"

{Quest diimplementasikan}

Tampaknya peri yang tinggal di dalam kertas grafik memahami maksud Sasaraki.

Tepat setelahnya, Sarapi berteriak, "OOOOOHHHH!!!!"

"Semuanya, aku sudah menemukan sebuah penjara! Ini berbau Event! Siapa yang mau dipenjara?!"

"Jangan aku"

"Aku juga menolak. Tampaknya, seseorang sudah siap menghajar kita"

Rigel menunjuk ke bagian dalam sel yang dipisahkan oleh jeruji besi. Satu Skeleton ada disana. Melayang-layang di atasnya secara samar adalah hantu putih kebiruan, setengah transparan. Hantu itu tampak seperti pria berbaju kulit. Kelihatannya tidak memusuhi mereka dan hanya mengerang, {Oooh....}

Sasaraki-pun bingung, apa yang sedang terjadi---dia sendiri bahkan tidak tahu.

Alat ini sangat sembarangan dan hanya menerapkan apa pun yang diinginkannya.

Mungkin ada AI yang menyerupai Fury di dalamnya.

"Hantu! Ayo pukul dia sampai mati!"

"Kau tidak bisa membunuh apa yang sudah mati"

"Kalau begitu ayo kita kalahkan dia setengah mati!"

"Aku mengerti, rencana yang brilian!"

"Ayolah, hentikan omong kosong kalian. Dengarkan ceritanya, mengerti?"

Dia benar-benar bersyukur bahwa Rigel memiliki jawaban normal untuk mereka.

Ketika gadis itu dan yang lainnya mendekat, si hantu menatap Rigel.

Dia lalu mulai berbicara tentang sesuatu.

{Kalian....Kalian semua....Aku tidak pernah menyangka bahwa yang hidup akan datang ke sini....}

"Siapa kau? Di mana kami?"

"Itu pertanyaan standar, kan?! Jadi selanjutnya---"

"Sarapi, jangan berisik"

{Aku anggota serikat Assassin....dan ini adalah kastil serikat yang ditinggalkan....}

"Apa?! Ternyata ada! Serikat Assassin sungguhan ada!"

"Diamlah Sarapi"

"....Jadi, kenapa tempat ini ditinggalkan?"

{Penyihir jahat yang menungganggi naga....benar-benar telah menghancurkan serikat kami....}

"Apa? Jadi, gadis magis memang ada?"

"Tidak-tidak-tidak, tunggu sebentar!"

Rigel berseru dengan tampilan terkejut.

"Apa-apan pengaturan yang dipaksakan dan setengah-setengah ini?!"

"Sesuai yang diharapkan dari game ini!"

"Ha ha ha...."

Sasaraki memaksakan senyum kering.

Tidak bagus. Ini salahku, yang telah menyatakan keinginan dengan buruk.

Dan berkat cara kerja alat ini, tampaknya sudah menjadi amburadul.

{Tolong, redakan dendam kami....hancurkan penyihir dan naganya di dalam kastil kami....}

"Apa?! Membasmi seekor naga?! Jalan kerajaan fantasi!"

"Gadis magis jahat....Tanpa keragukan, dia musuhku"

"Aku sudah tidak tau lagi....Aku ingin pulang....!"

Rigel meletakkan tangan ke dahinya dan menatap langit-langit. Sasaraki pada dasarnya merasakan hal yang sama.

"Ta-Tapi kita jangan mundur dulu, untuk sekarang ayo maju lebih jauh, mau kan?"

{Ooh, aku bersyukur....Jika kalian membunuh mereka, kami akan menawarkanmu hadiah....}

"Hadiah apa?"

{Tanduk dan cakar naga....}

Rigel menunjukkan respons dan mengejang.

"....Eh? Maksudmu bahan baku untuk penempaan, tanduk dan cakar?"

{Tentu saja....Barang bagus yang jarang kau saksikan muncul di pasar....}

Sungguh hantu yang sangat baik.

Rigel mengejang lebih keras.

"H-Hmm, begitu ya, begitu ya...."

Tubuhnya agak gemetar dalam kegelisahan.

"Baiklah, semuanya, ayo bergerak"

"Inilah si Prajurit bayaran Rigel"

"Sangat cantik, ya kan?! Aku mencintaimu, Rigel-chan!"

"KYAAA!!! Tung---Jangan melekat padaku, heiii!!"

"Ha ha ha...."

Sasaraki tersenyum. Kali ini dengan tulus.

Sungguh pekerjaan yang terlampau sulit, hanya saja, mereka sepertinya bersenang-senang sekarang.

☆☆☆

Pada saat dia berbicara dengan mereka, Sasaraki memahami apa jenis petualangan yang mereka harapkan.

Sarapi menginginkan sensasi baru, Seshiriko kekacauan, dan Rigel dengan sesuatu yang logis.

Diapun mencoba mempraktikkan masing-masingnya.

"Uoh, monster baru, Seshiriko-chan!"

"Itu Pig Human Fighter* dengan warna berbeda, ya?"
[Intinya kayak Orc]

"Luar biasa, kan?! Aku terkesan!"

Sarapi sangat mudah ditangani.

"Uoooh, dia menembakkan sinar dari mata babinya, Seshiriko-chan!"

"Hooh, sungguh menarik"

Seshiriko juga cukup sederhana.

"Uoooh, Rigel-chan, di dahinya seolah tertulis, 'Jika kau tidak mengenai titik lemahku, aku takkan mati'!"

"Mahkluk itu menembakkan sinar dari mata, jadi....mungkin matanya adalah kelemahannya?"

"TEI, EYE CRUSHER! (Woosh), Uooou, meledak?!"

"Hooh, sangat menarik"

"Fufufu, berterima kasihlah kepadaku"

Rigel juga sesederhana keduanya.

Bagaimanapun, mereka menghabiskan tiga puluh menit seperti itu.

Dan sekarang mereka berdiskusi di depan ruang bos (atau lebih tepatnya, ruang yang ditetapkan Sasaraki sebagai ruang bos).

"Nah, sebagai tank, aku akan menyerang lebih dulu! Selanjutnya kalian!"

"Tunggu"

Rigel meraih kerah baju Sarapi.

"Kau tahu, tindakan itu memang sudah cukup untuk monster sampah, tapi tidak untuk bos. Serahkan bagian ini pada Sasaraki"

"Ehhh! Tidak mau, tidak mau, tidak mauuu!!"

"Kami belum tahu level berapa naga itu, apa kau ingin mati?"

"Jika harus memilih, aku lebih suka tidak!"

Hukuman karena mati dalam game ini terdiri dari pengurangan kecil XP dan kemungkinan kecil kehilangan item.

Selain XP, kehilangan item adalah sesuatu yang dibenci semua orang.

"Kemudian...."

"Tapi aku tidak mau"

Sarapi memasang ekspresi serius.

"Aku sudah berjuang sampai disini! Aku ingin tetap menjadi tank sampai akhir!"

"Sarapi, jangan terlalu suka jadi tank"

"Bagaimanapun juga, tidak mau!"

"Hmmm"

Kalah berdebat, Rigel memiringkan kepalanya dengan bingung.

Sasaraki juga tidak tahu harus berbuat apa. Alasan Rigel bagus.

Namun, dia juga mengerti bagaimana perasaan Sarapi. Dia tidak peduli tentang penyelesaian dungeon dengan cara logis.

Salah satu dari mereka harus berkompromi---

"Bagaimana menurutmu, Sasaraki?"

"Hmm...."

Setelah sedikit pertimbangan, lelaki ini berucap....

"Aku yang akan menjadi tank"

"Eehhh?! Kenapa?!"

"Yah, ketika kita membahas siapa yang seharusnya jadi tank sebelumnya, Rigel telah memutuskannya, kan?"

"Daripada memutuskan, aku menyerah...."

"Tapi tidak bagus memutuskan untuk begini terus, kau tahu?"

Dia menatap lurus ke mata Sarapi dan melanjutkan....

"Persahabatan---seharusnya tentang memberi dan menerima, itulah yang aku yakini"

"Hooh?"

"Hohe?"

Seshiriko dan Sarapi secara bersamaan menunjukkan keterkejutan.

"Eh....? A-Ada apa?"

"Aku kagum, kau seorang lelaki yang memiliki prinsip sendiri"

"Aku pikir kau hanya pecundang!"

"Hei, kalian terlalu kasar padanya!"

"Ya, tapi aku paham apa yang ingin dia katakan!"

Sarapi tersenyum cerah dan menunjuk tajam ke Sasaraki.

"Kita teman, kan?! Kali ini, akan kuserahkan padamu, Sasaraki-chan!"

Jadi sekarang mereka menambahkan '-chan' pada namanya. Dia sedikit senang.

"Kalau begitu, ayo kita susun strateginya. Pertama-tama, Sasaraki, gunakan semua Potion buff yang kau miliki dan serbu ke dalam. Sementara kau memfokuskan semua agro pada dirimu sendiri, Sarapi dan Seshiriko akan menyerang dari dua sisi. Sementara itu, aku akan mencari kesempatan untuk memanggil nagaku dengan keterampilan utamaku"

"Naga lawan naga! Sungguh romantis!"

"Tapi bukankah aku akan terjebak dalam pertarungan mereka dan terbakar menjadi abu karena semburan api masing-masing?"

"Aku akan memberimu sinyal tepat sebelum memanggilnya, lalu mundurlah"

"Baik"

Strategi merekapun selesai. Rigel tertawa "Fufu...."

"Fufufu, aku mulai bersemangat"

"Luar biasa, benar kan?! Strategi yang tak memiliki celah!"

"Kalau mengabaikan ini adalah kusoge, itu memang sempurna"

"Kalian....Ah, terserah! Sasaraki, semuanya, ayo pergi!"

"Baiklah! SERBUUUUUUU!!!!"

"Kenapa kau yang memberi perintah?"

Mengikuti teriakan Sarapi, Sasaraki terjun ke ruangan sang naga sebagai garis depan.

---Dan seperti yang dirinya duga, merekapun binasa.

☆☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]