Loner and Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 11-15
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel, -MrStar-
Chater 11 – 3 Prinsip Penyendiri
(TLN: Karena karya ini banyak dialog dalam hati maka
diberi warna pink untuk Asakura, biru untuk
Andou dan orange untuk Asakura&Andou.)
“…
…. … …”
“… …
… …”
Ca-canggung banget…
(Asakura&Andou)
“Andou-kun,
kenapa tidak diminum airnya?
“Eh,
aa! Itadakimasu!”
“Gi-gimana?
“Eh…?
“Sari
buahnya. Enak?”
“Eh,
ya, ini enak.”
“… makasih.”
Syukurlah.
Sepertinya cocok dengan selera Andou-kun! (Asakura)
Uwaaaa-
gara-gara gugup ga terasa apapun di lidah. (Andou)
“Ngomong-ngomong,
Andou-kun. Di toko buku… … Itu, yang kukatakan di sana…”
“Ya!”
I-ini
diaaaa! Sudah kuduga, Asakura-san ngajak aku ke rumahnya karena itu. (Andou)
“Itu
cuma… A-aku tidak bermaksud mengatakan itu!”
“Ya!
Tidak apa-apa! Aku paham kok! Sangat paham! Itu cuma keselip lidah dan ga ada maksud
apa pun soal perasaan Asakura-san, kan?!”
“Kamu
salah! Eh… huh?”
“Nn?
Eh, he…?”
H-huh?
Kenapa aku bilang [salah]?! Sekarang aku terdengar seperti benar-benar jatuh
cinta padanya! (Asakura)
I-itu
bohong kan? Mungkin Asakura-san memang benar-benar… Tapi, tidak! Itu tidak mungkin!
(Andou)
“A-Andou-kun!
“Y-ya!”
“Itu…
saah.”
“S-saah???”
“Ah,
salah… itu salah.”
“Sa-salah?”
“Ya,
itu [salah]… ngerti?”
“Umm…
maksudnya kata yang tadi kamu ucapkan? Atau yang di toko—“
“Bo-bodo
amat, yang penting itu [salah]! Dasar,
pasti ngertilah! Semuanya yang kuucapkan tadi dan yang di toko buku, semuanya
‘salah’!”
Benar!
Aku jatuh cinta dengan Andou-kun itu ‘salah’! Itu nggak mungkin! (Asakura)
AKU.NGGAK.NGERTI.LAGIIIII!
Aaargh, dasar, yang mana yang benar? (Andou)
Tunggu,
di saat seperti ini aku harus mengingat 3 Perinsip Penyendiri supaya tenang.
(Andou)
1. [Jangan
pernah menengok ketika dipanggil!]
Kalau
kamu menengok dan ternyata bukan kamu yang dipanggil, kamu akan merasa malu.
Karena tidak ada orang yang mau menyapa penyendiri. (Andou)
2. [Jangan
pernah membuka hatimu ketika bicara dengan lawan jenis]
Penyendiri
tidak bisa jatuh cinta. Kamu akan dicampakkan kalau kamu nembak dia, jadi
jangan pernah berharap dari awal. (Andou)
3. [Kalau
seseorang bicara denganmu, jangan salah sangka dengan niat baik mereka]
Orang
yang bicara denganku pasti karena ada maunya. Tidak mungkin ada orang yang mau
bicara dengan penyendiri sepertiku tanpa alasan. (Andou)
Jadi,
sekali lagi, kalau aku menilai sikap Asakura-san berdasarkan ketiga perinsip
itu… Ah, gitu rupanya! Aku menemukan kebenarannya! (Andou)
Aku
pasti tidak mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Asakura-san di toko
buku! (Andou)
Jadi
perkiraanku adalah otak penyendiri yang menyedihkan milikku ini pasti mengartikan
kata-kata Asakura-san seenaknya saja. Itu sebabnya Asakura-san mengatakan
[Salah] berkali-kali kepadaku. Benar, itu benar… itu [Salah] karena yang dia
katakan berbeda dengan apa yang ditangkap. Tapi apa yang ingin Asakura-san
katakan waktu itu? (Andou)
Hmm,
pikirkan, pikirkan lagi, Asakura-san memang benar bicara denganku. Yang pasti
bukan perasaan cinta tapi [sesuatu] yang lain. [Sesuatu] yang bisa dia dapat
dariku dan kesamaan antara aku dan Asakura-san adalah… [light novel]? (Andou)
Ah,
begitu! Dengan kata lain, Asakura-san bicara denganku kaya begitu karena dia
ingin membicarakan [light novel] denganku! Waktu itu, Asakura-san mengatakan
ini, (Andou)
[Aku
sangat menyukai Andou-kun!]
Itu
salah! (Andou)
[Aku
sangat menyukai (light novel, sama seperti) Andou-kun!]
Itu
dia! Sudah pasti gara-gara otak penyendiriku ini mengabaikan kata di dalam
tanda kurung. Oooh… Hampir saja aku salah paham kalau Asakura-san menyukaiku! Memang
tanpa sadar, tapi bisa salah paham tentang perasaan Asakura-san sampai
segininya, emangnya aku sudah jatuh cinta dengan Asakura-san tanpa kusadari?
Yah, itu masuk akal juga sih… Mau bagaimana lagi, Asakura-san adalah gadis
tercantik di sekolah. Bagaimana dengan yang sekarang?? [Gadis aneh yang
cantik]? Meski aku berpikir seperti itu, yang sebenarnya paling aneh itu
pikiranku sendiri. (Andou)
“—Andou-kun?
Andou-kun!”
“…
Uwaa! Asakura-san!”
“Jangan
‘Uwaa’! … Ada apa? Kamu tiba-tiba bengong.”
Sudah
kuduga, dia tidak suka sari apel. (Asakura)
Asakura-san
terlihat khawatir, sekarang dia menatap ke bawah… Ga-gawat! Begitu sadar kalau
aku jatuh cinta dengan Asakura-san, tiba-tiba dia terlihat sangat manis!
(Andou)
“Ti-tidak
ada apa-apa! Dari pada itu, sekarang aku mengerti! Yang dikatakan Asakura-san
di toko buku… Pas kamu bilang [suka], yang kamu maksud bukan aku tapi hal lain,
kan?”
“Itu
benar!”
Eh,
tidak mungkin! Andou-kun tahu kalau itu cuma keselip lidah? (Asakura)
Untung
saja! Ya kaaaaan, aku salah dengar! (Andou)
“U-um…
kata yang kuucapkan tadi dan sebelumnya juga salah.”
“Hu uh…”
“Ta-tapi…
aku suka [light novel]!”
“Nn!”
A-aku
mengatakannyaaaaa! (Asakura)
Sudah
kuduga, pasti itu! Lega rasanya… tapi sekarang, aku baru sadar kalau aku ada di
kamar Asakura-san. Setelah kupikir-pikir lagi, kamar gadis pertama yang
kumasuki adalah kamar gadis tercantik di sekolah… apa itu light novel? (Andou)
“Bagaimana
bilangnya ya, ini pertama kalinya aku masuk ke kamar perempuan… dan ada rak
buku juga.”
“Hyaa!
Ja-jangan dillihat!”
Be-benar
juga, aku ngajak dia masuk ke kamarku tanpa pikir panjang. Ma-malu bangeeeet!
(Asakura)
Kupikir
kamar perempuan bakalan penuh dengan boneka imut dan harum, tapi kamar
Asakura-san cuma ada rak buku, terlebih lagi rak bukunya penuh dengan light
novel… Tidak ada hal lain selain buku, ini bikin aku serasa ada di kamar
sendiri. (Andou)
“Tapi,
yang menarik di sini cuma ada light novel genre Isekai Cheat.”
“Kyaaaaa!
A-aku maluuuuuu! Jangan lihat-lihat rak bukuku seperti itu!”
“Eh,
malu?!”
“Kalau
aku tidak malu aku sudah mengatakannya dari dulu kalau aku suka light novel!”
Sial…
Asakura-san terlihat manis kalau lagi malu. (Andou)
Moooh! Cu-cuma Andou-kun doang yang tahu sisi memalukan
diriku… Hah! A-apa ini yang disebut ‘rahasia kita berdua’?! (Asakura)
“Tadaimaa~”
““Eh!””
Seseorang…
pulang ke rumah Asakura-san? (Andou)
“Oh,
tidak! Jangan-jangan!
“Ada
orang di rumah~?”
“A-Asakura-san,
jangan-jangan…”
“Gawat…
Mama sudah pulang!”
“Mama?
Kenapa gawat!?”
Langkah
kakinya semakin dekat! (Andou)
Sial!
Mama sudah dekat! (Asakura)
*Krieeek*
“Ara, nee, apa dia temanmuuu~??”
““Ah!””
“Ara, ara, ara, ara, ufufufu.”
Di-dia…
Ibunya Asakura-san?! (Andou)
“Nee,
siapa anak itu~?”
“Te-temanku…
Andou-kun.”
“Ara, ara, ara, ara, ufufufu.”
“Moooooou!
Mama kenapa sih! Kalau mau ngomong sesuatu, buruan katakan!
“Ara, ara, ara, ara, ara, ara, ara, ara.”
“Se-selamat
siang! Nama saya Andou!”
“Ara ara sopannya… Halo, aku ibunya anak
ini. Ufufu.”
Ibunya
Asakura-san sangat muda! Aku hampir mengira dia kakaknya! O, oi… [Dada]-nya! (Andou)
“Ara, ara, ara…” *boi~ng*
Gede
banget! Oppainya gede banget! Apa-apaan tiu!? E!? F!? Ta-tapi! Dibandingkan
itu… (Andou)
“…Hei,
ada apa Andou-kun?” *petan*
Sangat
normal… Mungkin B. (Andou)
“--!
Ma-mama, buruan keluaaaaaaaaaaaaaaaaar!!”
“Ara, ara… ufufufu.”
Chapter 12 – Cuaca
“Baiklah,
kelas selesai.”
“… …
… …”
“… …
… …”
Ding-dong-dang-do~ng
Ini dia! Jam
istirahat! (Asakura&Andou)
Ke-kemarin
tanpa sengaja aku mengatakan hal yang aneh… Tapi akhirnya! Akhirnya, aku
berhasil mengatakan pada Andou-kun kalau aku suka [light novel]… Ja-jadi!
Sekarang, aku bisa ngobrol tentang light novel dengannya tanpa ragu— (Asakura)
[Aku
sangat menyukai Andou-kun!]
-- Uhh,
salah~! Itu cuma keselip lidah doang! Aku sudah pasti tidak jatuh cinta
padanya! (Asakura)
Gawat…
Gara-gara kemarin aku sadar kalau aku menyukai Asakura-san, sekarang aku tidak
bisa berhenti melirik ke arahnya. Jangan lupa! Dia cuma suka [light novel] jadi
tidak mungkin dia tertarik dengan penyendiri seperti aku— (Andou)
[Aku
sangat menyukai Andou-kun!]
-- Oi,
salah! Dia cuma salah ngomong! Mustahil dia menyukaiku! (Andou)
Meski
begitu… Kenapa jadi begini! Jantungku berdebar-debar! (Asakura)
Tapi…
Bagaimana bisa! Jantungku berdebar kencang! (Andou)
“Ah,
um… Andou-kun?”
“Fueh!
Y-ya!?”
“Uhm…
Cuacanya cerah ya hari ini?”
“Be-benar!”
“… …
… …”
“… …
… …”
Ding-dong-dang-do~ng
Gawaaaat! Aku
terlalu malu buat ngomong! (Asakura&Andou)
“Yoshida!
Hari ini ga jadi latihan, gara-gara hujan.”
“Beneran?!
Oke, deh. Makasih, Sawatari!”
Chapter 13 – Absen
“Hari
ini Asakura tidak bisa hadir karena demam.”
Kata
wali kelas kami pas jam kelas pagi, seluruh anak laki-laki di kelas berteriak
[Eeeeeh!] dengan kecewa ketika mendengar berita itu.
Asakura-san,
demam…
Seperti
dugaanku, kalau tidak ada Asakura-san, gadis tercantik di sekolah, suasana
kelas berubah menjadi suram.
“Asakura-san
kena demam.”
“Seriuuus?!”
“Bukannya
itu parah?”
“Kasihaaan.”
“Teman-temannya
pasti khawatir.”
Meski
reaksi anak perempuan lebih sedikit dibandingkan anak laki-laki, mereka masih
membisikkan kekhawatiran mereka untuk Asakura-san. Itu karena Asakura-san tidak
hanya populer di antara anak laki-laki tapi juga anak perempuan. Kalau aku yang
sakit, ga bakalan ada yang peduli.
Rasanya
hari ini… sangat tenang.
Seperti
biasa dan tidak ada yang berubah. Tapi, cuma karena tidak ada Asakura-san di
sampingku… aku merasa [sedikit kesepian].
Penyendiri
itu terbiasa sendirian. Meski begitu, merasakan [sedikit kesepian] ini mungkin
pertanda kalau aku menyukai saat-saat ketika Asakura-san bicara denganku.
“-dan
sensei ingin minta tolong, apa ada yang mau ke rumah Asakura-san untuk
menyerahkan selembaran ini?”
“Oi,
kenapa tidak kamu saja.” *bisik* *bisik*
“Bego,
aku ga tahu rumanya di mana.” *bisik* *bisik*
“Oh
iya, ngomong-ngomong, rumahnya Asakura-san di mana? Kamu tahu, Mika?” *bisik*
*bisik*
“A-aku?
Aku… Hei, aku ada klub setelah sekolah.” *bisik* *bisik*
“Aku
juga ada rapat… sorry, ga bisa.” *bisik* *bisik*
“Oooooi,
ada yang bisa--?”
Jadi,
pada akhirnya berakhir seperti ini.
“Ah,
ummm… Sensei, aku yang akan pergi.”
Berharap
bisa bertemu dengannya hari ini, aku mengangkat tangan.
Chapter 14 – Mimpi
=========================================================
“U-um…
kata yang kuucapkan tadi dan sebelumnya juga salah.”
“Uh
huh…”
“Ta-tapi…
aku suka [light novel]!”
“Nn!”
=========================================================
“…
Mimpi itu lagi.”
Itu
percakapanku sebelumnya dengan Andou-kun di sini… tadi itu cuma mimpi, tapi nyata!
Pada
akhirnya, aku berhasil mengatakan kalau aku suka light novel ke Andou-kun. Dan
di saat yang bersamaan juga aku mengatakan sesuatu yang gila, tapi setelah meluruskan
semuanya, itu tinggal sejarah.
“Dengan
begini, ketika bertemu Andou-kun lagi, kami bisa ngomongin light novel
sepuasnya!”
…
Seharusnya sih begitu.
Tapi
sekarang, aku malah sedang terbaring di kasur.
Kenapa,
kenapa aku kena demaaaaaaaaam!
“Sepertinya
demamku sudah reda setelah tidur seharian… dengan begini, aku bisa pergi ke sekolah
besok!”
Kalau
begitu, besok aku pasti bisa bertemu Andou-kun—
“Kamu
sudah bangun~? Gimana kondisimu?”
Kemudian,
mama-ku masuk ke kamar sambil bersih-bersih.
“Ya,
ma. Ga apa-apa. Aku sudah tidur seharian jadi sepertinya sudah mendingan.”
“Ara-
begitu… kalau begitu, kamu bisa bertemu Andou-kun besok, ya ka~~n”
“Hya!
Ke-kenapa harus Andou-kun!”
“Ara
ara~ Meski kamu menyembunyikannya, mama sudah tahu lo~~h”
“Ma,
mama ga tahu apa-apa! Hentikan! A-Andou-kun itu cuma teman, bukan berarti aku
menyukainya!”
“Ara
ara ara~~ ufufufu.”
“Kenapa…?
“Mama
cuma ngomong kalau punya teman baik itu menyenangkan. Tidak ada maksud lain…
Tapi mama penasaran kenapa malah jadi topik [suka atau tidak suka] hmm~~?”
“Funya-!
I-itu…”
“Ara
ara ara ara…”
“Be-berisik-!
Mama buruan keluar! Nanti ketularan!”
“Mama
sih nggak apa-apa~~ Tapi, jangan bikin temanmu ketularan kalau mereka
menjengukmu, oke? Mereka mungkin bakal ketularan kalau kamu terus-terusan
berteriak seperti itu.”
“Biarin.
Cuma demam biasa, nggak bakalan ada yang mau menjenguk. Apa lagi dijenguk itu
memalukan.”
“Ara
ara~~ Anak jaman sekarang-. Ah, tapi, kalau Andou-kun yang datang, apa kamu akan
senang?”
“Kan
sudah kubilang, kenapa harus Andou-kun!”
“Yah,
mama cuma kenal Andou-kun~~ Tapi, kalau Andou-kun yang datang menjenguk, kamu
akan senang, kan?”
“Uu…
Y-yah! Tidak harus Andou-kun sih! Siapa pun yang datang menjenguk karena
khawatir, tentu saja aku akan senang!”
“Ara
ara ara ara~”
“Moooh,
sudah selesai, kan!”
“Oke,
oke, mama akan keluar sekarang~”
“Haaah…
Akhirnya pergi juga.”
Kemudian,
begitu mama keluar kamar, sambil menghadap ke luar mama mengatakan,
“Jadi
Andou-kun~~, silakan masuk.”
“Ha?”
“A-Asakura-san…
Hai.”
Kemudian,
Andou-kun masuk ke kamar.
“… …
… … … … … Jangan-jangan, aku masih mimpi?”
Chapter 15 – Kesadaran Diri
“… …
… …”
Andou-kun
ada di kamarku. Umm, kenapa? (Asakura)
“A-Asakura-san?”
Apa ini
mimpi? Ouch. Tapi pas kucubit pipiku rasanya sakit. Itu artinya… ini nyata? Eh,
ini kenyataan!? (Asakura)
“Mofyo!”
“Eh!
Mo… Apa? Ada apa, Asakura-san?”
Asakura-san,
tadi tiba-tiba diam, sekarang bersuara aneh, apa kondisinya masih buruk?
“Ti-ti-ti-tidak
apa-apa kok! A-aku cuma terkejut melihat Andou-kun saja! Yang terpenting,
kenapa Andou-kun ada di sini!”
“Eh,
aa, ah, iya. Maaf karena aku datang tiba-tiba. Sebenarnya, aku datang buat
ngasih selembaran dari sekolah dan sekalian, aku juga ingin menjenguk
Asakura-san.”
“Fueee…
Andou-kun menjenguk aku?”
“Y-ya...”
Sudah
kuduga, meski aku datang menjenguknya, tidak pantas aku masuk ke kamarnya--…
Tapi di pintu masuk, ibunya Asakura-san [Ara… ara, ara, ara, ara, araaaaaaaa~~]
dan ketika tanpa henti mengatakan [ara ara], beliau bilang [sudah pasti kamu
boleh menjenguknya, karena pasti bakal lebih menarik—Maksudku, anak itu pasti
akan senang~], karena itu aku naik ke atas tapi…
Andou-kun
datang menjenguk? Sendirian? Terlebih, dia mengatakannya seakan-akan itu hal
yang pasti! Aa, aku tahu… pasti dia mengeria aku sedang sekarat. (Asakura)
“Jadi,
penyakitku sangat parah dan aku cuma punya waktu sebentar lagi… Karena tidak
mungkin [penyendiri] seperti Andou-kun datang menjenguk.”
“Tidak,
Asakura-san. Bahkan orang sepertiku bisa menjenguk orang yang sakit.”
… …
Sepertinya Andou-kun memang ingin menjengukku… tidak dapat dipercaya. Wow, apa
ini yang disebut [kekuatan orang sakit]? (Asakura)
Bagaimana
bilangnya ya, Asakura-san tanpa ragu menyindir aku [penyendiri]?
“Ngomong-ngomong,
Asakura-san, gambar beruang pink kecil itu… aku
tidak pernah mengira kamu suka piyama imut seperti itu.”
“He…
Kyaaaaaaaaaaaa! Aku masih pakai piyama! Tidaaaaaaaaaaak! Jangan lihat aku!”
Uwa!
Begitu sadar kalau masih pakai piyama, Asakura-san langsung masuk ke dalam
selimut. Kenapa dia harus malu? Lagi pula, cuma aku yang lihat.
Tidak
mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin! Kenapa aku menunjukkan penampilan seperti
ini di hadapan Andou-kun! Kalau teman yang lain sih aku tidak akan malu seperti
ini, tapi… ini Andou-kun! Aku benci ini! Cuma di depan dia saja aku selalu
tampil sempurna… Eh, kenapa aku harus berpenampilan seperti itu di depan
Andou-kun! Itu karena… … Ah! Karena kalau Andou-kun, satu-satunya rekan pecinta
light novel, jadi kecewa lalu tidak mau
bicara lagi tentang light novel denganku, itu bakal menyedihkan.
(Asakura)
Ah,
kepalanya nongol dari bawah selimut.
“Ma,
maaf… Aku kehilangan kendali.”
“Y-ya.”
“Terima
kasih… karena sudah menjenguk aku.”
“Um,
bagaimana kodisimu? Sudah membaik?”
“Eh,
kira-kira aku sudah bisa pergi sekolah besok.”
“Begitu.
Kalau begitu, syukurlah. Sebenarnya hari ini, aku ingin memberikan ini ke
Asakura-san.”
“Itu…
Light novel? Dan ada dua.”
“Nn,
karena… Waktu kita di toko buku, bukannya aku berniat ngasih light novel
untukmu? Tapi situasi tidak mendukung…”
Uu…
Benar juga. Waktu itu, bukan cuma aku mengatakan hal yang aneh tapi aku juga
menyeret dia ke rumahku, makanya aku gagal mendapatkan light novel dari
Andou-kun… Eh, jangan bilang kalau ini--- (Asakura)
“Jadi
ini light novel buat Asakura-san yang tidak sempat kubelikan kemarin. Waktu itu
kamu bilang ingin baca light novel kesukaanku, jadi aku belikan light novel
kesukaanku.”
“… …
Andou-kun.”
Genre
isekai buat pilihan aman karena dia menyukainya, tapi aku juga belikan genre
non-isekai buat jaga-jaga kalau dia sudah baca yang satu lagi.
Aku
sangat bahagiaaaaaaa—Wohoooooooooo! Andou-kun masih ingat janjinya! Apa lagi,
dia memberikan 2 novel! Aku sangat bahagia! Sangat bahagia! Benar-benar sangat
bahagia! (Asakura)
“U-um,
aku sangat senang menerimanya!”
“Nn,
aku juga senang bisa memberikannya padamu.”
“Hm,
light novel apa ya? Judulnya [e!?: Aho kara hajimeru isekai sekatsu]…?”
(Re:Zero)
Oh!
Dari reaksinya, sepertinya Asakura-san belum baca novel itu!
“Ya!
Ini genre isekai dari Syosetu yagn sangat aku rekomendasikan. MC mendapatkan
kemampuan [Kembali dari kematian] jadi [ketika dia mati, waktu akan diputar
mundur], tapi setiap kali kemampuan ini digunakan, MC menjadi [bodoh]. Jadi
sekalipun MC perlahan-lahan menjadi [bodoh], dia terus-terusan mati dan menjadi
bodoh demi menyelamatkan wanitanya!”
“Ooo~
begitu… Jadi ini cerita dilemma yang memaksa MC buat menggunakan kemampuan yang
sangat kuat dengan pengorbanan besar. Aku suka ini. Dan yang ini… [Sonata no
shinzou wo tabetai’? Eh, bukannya ini novel sastra?”
“Yup!
Ini novel sastra di Syosetu yang sangat jarang ada.”
“Eh!
Ini pertama kalinya aku mendengar novel sastra di Syosetu!”
“Kalau
novel ini bercerita tentang seorang MC yang seorang murid SMA naif dan
membosankan yang jatuh cinta pada gadis tercantik di sekolahnya.”
Eh…
[murid SMA naif dan membosankan]? [Gadis tercantik di sekolah]? Bukannya itu
hampir sama dengan situasi kami sekarang? (Asakura)
“Tapi
sebenarnya, wujud asli gadis cantik itu adalah vampir, mengetahui kenyataan itu
MC tetap—“
Itu,
itu artinya… … Bagian tentang [MC yang jatuh cinta dengan heroine] artinya---…!
(Asakura)
Ja-ja-ja-ja-ja-jangan-jangan,
Andou-kun! Memberikan novel yang situasinya hampir sama dengan kami… karena dia
ingin memberitahu kalau dia punya perasaan terhadapku! Tidak mungkin?! Tidak,
tapi, ini… A-a-a-a-apa yang harus kulakukan! Aku, aku sedang ditembak oleh
laki-laki! (Asakura)
Ya~~h.
Novel ini adalah salah satu novel yang paling kusuka di antara semua novel yang
kubaca belakangan ini! Dan karena Asakura-san bilang dia ingin membaca novel
kesukaanku juga, begitu dia selesai membacanya, kami bisa membicarakan tentang
novel itu! Tapi, cerita ini, kenapa terasa familiar ya…?
“A-a-aku…
sangat senang menerimanya.”
“Ya!”
Apa
yang harus kulakukan… apa sebaiknya aku menjawabnya? Kalau aku salah paham aku
akan mengulang kesalahan yang sama seperti di toko buku – untuk sekarang, ayo
jawab dengan aman! (Asakura)
“Andou-kun,
terima kasih sudah menjenguk aku hari ini. Sejujurnya, aku merasa sedikit
kesepian tadi. Tapi, berkat Andou-kun… aku tidak merasa kesepian lagi.”
“Asakura-san.”
Ah,
iya. Asakura-san saat ini sedang demam. Tapi aku datang bukan karena khawatir,
melainkan…
“Maaf…
yang kukatakan tadi, aku datang berkunjung karena aku khawatir dengan
Asakura-san, sebenarnya itu bohong.”
“Eh?”
“Asakura-san
tadi bilang [Aku akan bahagia kalau ada yang datang menjengukku, siapa pun
itu], ya kan…”
“Ya.”
Ah,
sudah kuduga ini cuma mimpi. Aku yakin dia akan bilang [Sejujurnya aku datang
karena disuruh Sensei] dan membangunkanku dari mimpi ini. Aku yakin ini pasti
[mimpi], tidak mungkin aku salah. Maka dari itu, jangan nangis, diriku!
(Asakura)
“Sejujurnya,
aku datang ke rumah Asakura-san karena ada niat lain.”
“Niat...
lain? Ah, maksudmu ini, kamu datang untuk memberikanku light novel!”
“… …
Bukan.”
Eh…
Ja-jangan bilang, kalau dia akan mengatakan [Aku datang untuk menemui ibumu!]…???
Jangan! Hentikan itu! Aku benar-benar pengen nangis mendengarnya! (Asakura)
“Ja-jadi…
apa tujuanmu?”
“… …
… …”
Katakan!
Aku akan minta maaf ke Asakura-san! Kalau tidak, ini jadi tidak sopan ke
Asakura-san yang saat ini sedang terbaring di kasur karena demam!
“Sejujurnya—[Karena
tidak bisa bertemu dengan Asakura-san, aku merasa kesepian], jadi demi
keegoisanku aku datang menjenguk Asakura-san!”
Ini
dia, sudah kuduga ini pasti mimp—eh. (Asakura)
“… …
… … Hae.” *zukyuuuuuuun!* (sesuatu
menembus hati Asakura)
“Aku
minta maaf! Aku tahu Asakura-san sedang sakit tapi aku cuma mementingkan diriku
sendiri dan datang menemuimu… karena Asakura-san sedang demam, aku pasti
merepotkanmu, ya kan?”
Eeeeeeeeh!
Tunggu dulu! Tunggu tunggu tunggu tunggu! Ini bohong, kan? Apa-apaan ini,
perasaan hangat dalam dadaku? Aa gawat! Kata-katanya membuatku sangat bahagia
sampai-sampai aku tidak bisa berhenti tersenyum! (Asakura)
Asakura-san
menarik kepalanya masuk ke selimut. Yah, itu wajar… kalau ada orang yang datang
karena niat baik tiba-tiba mengatakan kalau dia datang dengan alasan gombal
[karena ingin bertemu denganmu], dan membuatmu terkejut, wajar kalau jadi marah.
“Aku
minta maaf, aku pamit pulang.”
Andou-kun,
sudah pulang… (Asakura)
[Karena
tidak bisa bertemu dengan Asakura-san, aku merasa kesepian]
Sejujurnya,
aku mengerti perasaanya. Tapi, aku takut untuk mengakui [Itu] dan menyimpannya
demi menjaga [harga diri]-ku. Tapi, baru saja, penyamaranku hancur oleh
kata-kata Andou-kun. Dan sekali lagi, aku kembali menyadari perasaanku yang
sebenarnya. (Asakura)
“Bagaimana
ini… aku jatuh cinta dengan Andou-kun.”
Chapter
Extra – Valentine>>>
Comments
Post a Comment