Loner and Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 6-10
Chapter 6 – Model
(TLN: Karena karya ini banyak dialog dalam
hati maka diberi warna pink untuk Asakura, biru untuk Andou
dan orange untuk Asakura&Andou.)
“Untuk
pelajaran kesenian hari ini, kalian akan berpasang-pasangan dan melukis
pasangan kalian. Mungkin ini tiba-tiba, tapi carilah pasangan dan mulai
melukis.”
“““Hai~”””
Oke,
ini diaaaaaa~! Pelajaran paling mengerikan bagi penyendiri! ‘Kalau begitu,
mulai berpasang-pasangan-‘ SIAP, SENSEI! Apa yang akan dilakukan penyendiri
yang tidak punya pasangan?! (Andou)
Ini
mungkin agak aneh, tapi aku punya kuis. (Andou)
Ada 30
murid di dalam kelas. Pertanyaannya adalah apa yang terjadi kalau kami disuruh
mencari pasangan? (Andou)
… … …
Jawabannya adalah, aku akan ditinggal sendirian. (Andou)
Ehhh-?
Padahal jumlahnya genap, gimana bisa aku tidak dapat pasangan?! Itu karena, di
saat seperti ini pasti ada saja Riajuu yang bikin kelompok 3 orang! Akhirnya
aku pasti berpasangan dengan Sensei- (Andou)
(Riajuu
= orang dengan kemampuan sosial yang tinggi, yang suka berkelompok)
“Uh,
umm… Andou-kun!”
“Hmm?
Eh, Asakura-san. Ada apa?”
“Uh,
umm – Kalau tidak keberatan! Kalau tidak keberatan… kamu mau jadi pasanganku?”
“… …
… …”
Heeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!
Kenapa gadis tercantik di sekolah mau berpasangan dengan laki-laki penyendiri
sepertiku??!!! (Andou)
Y-ye-ye-yeeeeeeeeees!
Akhirnya, aku berhasil mengajak Andou-kun jadi pasanganku! Sampai sekarang, aku
cuma bisa melihatnya ditinggal sendirian dan berpasangan dengan Sensei, tapi
sekarang aku berbeda! (Asakura)
Meski
aku mendapatkan mimpi tadi pagi, pasti ga salah kalau itu petunjuk dari tuhan!
Aku yang di dalam mimpi mengatakan hal yang paling penting adalah mengumpulkan
‘keberanian’. Jadi dengan seluruh keberanian yang bisa kukumpulkan, aku akan
bicara dengannya! (Asakura)
“A,
Asakura-san. Kamu yakin ingin berpasangan dengan orang sepertiku?”
“I,
itu yang kukatakan, kan! Bukannya aku mengajak Andou-kun yang sering ditinggal
sendirian karena aku merasa kasihan! Ja-jangan salah paham!”
Eek,
begooo! Kata-kataku tadi sangat memalukan! Aku ngomong kaya karakter Tsundere
di light novel… itu artinya, Andou-kun… ah, umm… ini terdengar seperti aku
su-su-suka Andou-kun! (Asakura)
… … …
Ah, begitu! Dengan kata lain, Asakura-san merasa kasihan dengan orang
penyendiri sepertiku, jadi dia mengajakku menjadi pasangannya! Te-ternyata,
Asakura-san orangnya baik, ya. Entah kenapa, dia sering nyengir-nyengir tidak
jelas di bangkunya, goyang-goyang sendiri sambil memasang berbagai ekspresi,
kupikir dia gadis aneh yang cantik, aku minta maaf! (Andou)
“Ah…
kalau kamu tidak keberatan, mohon bantuannya.”
“Y-ya…
Kalau begitu, ayo langsung mulai!”
Tapi,
melukis… aku sama sekali tidak pandai melukis wajah. Tidak masalah kalau gambar
moe, tapi kalau aku melukis gadis tercantik di sekolah, seperti Asakura-san,
dengan gaya moe, pasti semua murid di sekolah akan marah dan kehidupan
sekolahku akan berakhir… kalau begitu, aku harus gambar dia dengan normal. (Andou)
Ah, eh?
Apa yang terjadi… Aku ingin gambar Andou-kun tapi malah jadi pangeran yang
biasanya muncul di ilustrasi LN Shoujo… (Asakura)
Tidak
mungkin! Kenapa menjadi gambar keren seperti ini! Asakura Yuka! Ayo gambar
Andou-kun dengan benar seperti yang dilihat matamu! Ayolah, lihat dia dengan
benar! Dia tidak memiliki wajah tampan seperti itu, ya kan? Dia itu penyendiri!
Apa lagi, ketika aku menggambar wajahnya seperti ini, dia terlihat sangat keren,
kenapaaaaaaaaaaa??!!!! (Asakura)
Woaaaah!
Gawat… aku menggambar kedua matanya terlalu besar. Dan juga, gambar apaan ini?
G-gremlin?? Kenapa? Padahal aku harus melukis wajah gadis tercantik di sekolah,
kenapa gambar di hadapanku terlihat seperti gremlin? Mungkin karena selain
menggambar dengan gaya moe, kemampuan menggambarku sangat menyedihkan. (Andou)
Ma, mau
bagaimana lagi… sudah terlanjur digambar, jadi lanjutkan saja dan ditambah
bunga mawar di belakangnya. Ayo gambar wajahnya sekeren mungkin! Setelah itu,
kalau aku mengatakan dengan bangga, “Oh, sepertinya bakat seniku sedang
menyala-nyala” apa dia akan percaya? (Asakura)
Te-terpaksa…
Sudah jadi begini, mau bagaimana lagi, aku akan lanjutkan menggambar gremlin. Supaya
ga ketahuan mirip gremlin, aku tambahkan pita imut di kepalanya… Oke! Seekor
gremlin dengan pita di kepalanya selesai! (Andou)
“A,
Andou-kun… Bagaimana? Kamu sudah selesai?”
“Ya!
Aku sudah selesai! Asakura-san juga sudah selesai?”
“Oh,
sebentar lagi aku selesai. Mungkin saja kita ini sangat cocok berpasangan, ya.
Cu-cuma bercanda…”
“H-huh?
Cocok…?”
“Ti-ti-tidak
kok! Kalau begitu, bareng-bareng kita tunjukkan gambar masing-masing ya?”
“Ya,
baiklah!”
““Satu,
dua, tiga!””
Setelah
itu, untuk pertama kalinya aku melihat Asakura-san menjadi sangat marah seperti
itu. (Andou)
Chapter 7 – Kencan
“Asakura-san,
aku ingin lihat-lihat ke rak light novel dulu?”
“Eh,
y, ya… ga apa-apa.”
“Kalau
begitu, rak light novel ada di sana, ayo!”
Kenapa
aku datang ke toko buku besar ini setelah sekolah bersama Andou-kun?
Jangan-jangan ini mimpi juga! Tidak, walaupun ini terasa tidak nyata, tapi ini
kenyataan… Ah! Apakah ini yang namanya ‘Kencan’!? Kyaaaa! Pergi kencan bersama
laki-laki yang bukan pacarku! Tidak boleh, tidak boleh, kalau aku terlalu
memikirkannya wajahku akan jadi merah dan aku tidak bisa menatap Andou-kun lagi…
(Asakura)
Asakura-san
terlihat tidak bersemangat. Sepertinya dia masih marah soal gambar gremlin berpita
kemarin? Yah, mau bagaimana lagi… Asakura-san menjadi marah dan memukul
kepalaku dengan lukisan wajahku yang dia gambar dengan keren sambil berkata
‘Andou-kun, baka!’… Yah, mungkin juga dia tidak mau pergi ke toko buku bersama
aku yang penyendiri ini. Tapi ini bukan ‘Kencan’, ini cuma caraku meminta maaf
soal gambar Gremlin— (Andou)
Beberapa
waktu yang lalu.
“Aku
minta maaf, Asakura-san!”
“Sudah,
tidak apa-apa… aku yang salah karena memukulmu dengan lukisan… dan, wajahku
pasti mirip seperti gremlin juga, ya kan.”
Memang
sih, waktu itu, Asakura-san hampir mirip Gremlin di Majimon… Tapi kalau aku
biarkan seperti ini, suasana hati Asakura-san tidak akan membaik. Dan mungkin
saja aku bakal dibunuh oleh semua anak laki-laki di sekolah. (Andou)
(Majimon=
game android jepang)
“Oh,
iya! Asakura-san sering baca light novel, kan?”
“… …
Eh, kamu tahu?”
“Ah,
ya. Maaf… Aku pernah melihatmu sedang baca novel di Syosetu pas istirahat.”
=========================================================
Dan
begitulah caranya aku mengajak Asakura-san ke toko buku langgananku pas pulang
sekolah, apa ini ide yang buruk ya?
(Andou)
“… …
… …”
“… …
… …”
Ah, i-iya.
Aku ingat sekarang! Kayanya Andou-kun bilang ‘light novel apa yang kamu suka…
yang manapun tidak masalah, akan ku belikan satu untukmu.’ Atau sesuatu yang
terdengar seperti Shenlong, dan entah karena aku terlalu senang karena bisa bicara
dengannya atau karena aku terlalu malu pas dia tahu kalau aku suka light novel,
karena terlalu bersemangat tanpa sadar aku langung mengiyakan… Tapi pas aku
tahu Andou-kun menyadari kalau aku suka light novel, dalam hati aku berteriak
‘Jadi dia lihat aku baca Syosetuuuuuuuuu~!’. Tunggu? Jangan bilang kalau sampai
sekarang dia sadar kalau aku suka light novel, dan dia mengabaikan fakta kalau
gadis tercantik di sekolah punya hobi yang sama dengannya. Apa-apaan itu,
ngeselin! (Asakura) (Shenlong= Naga di Dragon Ball)
Tapi,
sekarang, aku sedang bersama Asakura-san, meski dia adalah gadis aneh dengan
100 wajah dia masih gadis tercantik nomor 1 di sekolah… gadis dari kasta tertinggi
seperti dia tidak akan mau ngobrol santai dengan penyendiri dari kasta terendah
sepertiku… Baiklah kalau begitu, aku akan
langsung belikan dia light novel, dan tidak akan pernah bicara dengannya
lagi! Kalau tidak, perjaka sepertiku akan berakhir dengan kesalapahaman yang
aneh! (Andou)
“Asakura-san,
light novel mana yang kamu suka?”
“Oh,
oh iya! Yang mana ya---“
Oke!
Setelah beli buku untuknya, besok dan seterusnya aku bisa kembali menjadi teman
sekelas biasa! (Andou)
De-dengan
begini, aku bisa mengajaknya bicara lagi untuk seterunya… Ufufufu. (Asakura)
Chapter 8 – Perasaan
Karena
suatu hal, aku akan membelikan light novel buat Asakura-san. Apa sebainya aku
tanya judul novel yang dia suka ya? (Andou)
“Asakura-san,
ada light novel yang kamu ingin beli atau judul yang kamu suka?”
“Hmm,
buku yang aku mau belum keluar. Itu loh, serial yang baru-baru ini terkenal
‘Penipu Curang Dari Dunia Lain (Conman)’. Kalau sekarang belum ada yang aku
inginkan…
Ah
iya! Andou-kun, buku apa yang sedang kamu baca sekarang?”
Sebaiknya
kugunakan kesempatan ini untuk mencari tahu light novel kesukaan Andou-kun.
Kalau dia tidak keberatan, aku akan minta dia untuk membelikannya. Kalau
berhasil, setelah selesai baca buku itu kami bisa saling bertukar pendapat!
Lihat, kan! Aku ini jenius! (Asakura)
“A-aku?
Kalau sekarang aku sedang baca ini.”
“Yang
mana… Eh, ‘Saint of Greed’? Kalau ga salah, bukannya ini novel dari Syosetu
dengan tokoh utama wanita, ya kan?” (https://www.novelupdates.com/series/muyoku-no-seijo-wa-okane-ni-tokimeku/ )
“Yap,
meski ini cerita dengan tokoh utama wanita, ini lumayan menarik. Karena dia
tidak memiliki sedikit pun keserakahan, hidupnya sangat pendek dan dia mati
dengan penyesalan karena dia tidak bisa menghapus konflik yang ada di dunia.
Kali ini, demi menghapus konflik yang ada di dunia, dia direinkarnasi sebagai
raja iblis yang berkeinginan untuk merampas semua yang ada di dunia untuknya
sendiri dan membuat semua orang bahagia, ceritanya seperti itu.”
“Hee,
terdengar menarik… Ne! Apa ada yang
lain?”
“Uhh…
ah, umm…”
Eh?
Kenapa Andou-kun tiba-tiba panik? (Asakura)
Gawat…
Aku jadi gugup gara-gara Asakura-san tiba-tiba tersenyum. Penyendiri lemah
terhadap gadis cantik yang memperlakukan mereka dengan baik – Kalau seperti
ini, bisa-bisa aku jatuh cinta padanya… Walaupun aku jatuh cinta padanya, sudah
pasti tidak mungkin gadis tercantik di sekolah mau pacaran dengan orang
sepertiku… Sekarang aku harus menenangkan diriku dengan berpikir kalau itu
semua mustahil! (Andou)
Fuh,
tenanglah, diriku… Dia bukan gadis cantik. Benar, dia itu Gremlin. Gremlin,
Gremlin, dia itu Gremlin… … Yosh!
(Andou)
“Menarik,
kan?! Nah yang ini, aku baru saja baca novel ini, ceritanya menarik loh.”
Hmm?
Andou-kun kembali bersikap normal seperti biasa. Ada apa dengannya tadi?
(Asakura)
“Ini?
‘Penjahat Menjinakkan Pangeran dari Negara Musuh’ apa ini… Bukannya ini buku
porno……?”
“Ini
bukan buku seperti itu!”
“Maaf,
maaf, tapi judulnya…”
“Yah,
kuakui judulnya memang bikin salah paham. Tapi, karena ini buku untuk semua
kalangan, jadi ga ada adegan seperti itu… Ini cerita rom-com (Komedi Romantis)
tentang tokoh utama wanita yang direinkarnasi menjadi penjahat di dalam dunia
Otome-game (game perempuan). Untuk menghindari akhir yang buruk, dia harus menjinakkan
pangeran jahat dari negara musuh dengan cambuk, supaya berakhir dengan
bahagia.”
“Hee,
sepertinya menarik. Tapi, sepertinya Andou-kun suka baca novel perempuan, apa
kamu tidak malu?”
“Malu?”
“Andou-kun
sih nggak kelihatan malu… tapi, bukannya aneh baca light novel seperti ini di
sekolah? Beda halnya dengan light novel biasa, tapi dari semua buku yang dibaca
Andou-kun ada beberapa light novel yang ditunjukkan buat kalangan perempuan dilihat
dari gambar sampul bukunya. Di dalamnya juga ada ilustrasi manga shoujo, ya
kan? Maksudku, malu dilihat orang lain pas baca buku seperti itu… ya kan?”
Aku
sudah penasaran dari dulu… Malahan, itu alasan kenapa aku tertarik dengan
Andou-kun. Aku sangat malu mengakui kalau aku ini penggemar light novel jadi
pas di sekolah aku menyembunyikan hobi baca light novel-ku. Tapi pas aku
melihat Andou-kun pertama kalinya, dia dengan terang-terangan membaca light
novel dengan judul ‘Adik Perempuan akan Menikahi Onii-chan!’ dengan sampul
transparan. (Asakura) (Kira-kira ini https://en.wikipedia.org/wiki/Nakaimo_-_My_Sister_Is_Among_Them!)
Waktu
itu, aku terkejut pas melihatnya, dah kaya tersambar petir ‘Eh, kalau kamu
kasih sampul, kenapa sampul transparan!?’ ‘Lagipula, bukannya itu memalukan?’
dan lain-lain. Itu sebabnya aku ingin tahu kenapa dia baca light novel di kelas
terang-terangan seperti itu. (Asakura)
Walaupun
pertanyaan Asakura-san terdengar seperti sindirian… Kemungkinan besar, dia
tidak bermaksud seperti itu. Aku bisa tahu dari matanya. Caranya melihatku pas
baca light novel perempuan tidak seperti tatapan jijik kaya orang-orang normal
sampah itu. Malahan… Dia terlihat seperti cemburu denganku yang bisa baca
dengan terus terang. (Andou)
Jadi
aku harus jawab dengan jujur. (Andou)
“Tidak.
Aku sama sekali tidak menganggapnya memalukan.”
“… …
… …”
Aku
berhasil mengatakannya! (Andou)
“Kenapa?”
“Contohnya
--- Asakura-san baca ‘Hachinan Tensei’, kan? Apa itu menarik?”
“Y-ya.”
“Terus,
kalau ada orang yang bilang ‘Hachinan Tensei novel yang payah-‘, bagaimana
perasaanmu?”
“Akan
kuhajar dia sampai mati.”
“… …
… …”
Padahal
aku bertanya ‘bagaimana perasaanmu?’, dia jawab dari pertanyaan ‘apa yang akan
kamu lakukan?’. Gremlin memang luar biasa. (Andou)
“Ahaha…
tapi aku juga sama.”
“Eh.”
“Kalau
ada orang yang menertawakan light novel kesukaanku, mungkin akan kubalas
‘Jangan main-main denganku’. Maksudku, orang-orang itu sama sekali tidak tahu
betapa menariknya light novel, ya kan? Aku suka light novel. Maka dari itu,
menurutku penulis light novel itu ‘luar biasa’ dan aku tidak pernah merasa
‘malu’ ketika membacanya.”
“… …
… …”
“Lagi
pula, yang tahu betapa menariknya light novel itu cuma kita, pembacanya, jadi
kalau kita sendiri yang berpikir kalau itu ‘memalukan’ bukannya itu berarti
kita bersikap tidak sopan ke penulisnya, ya kan? Jadi aku membaca light novel
dengan terus terang. Seakan-akan berkata ‘Light novel yang kubaca sangat
menarik, kalian tahu! Ini sama sekali tidak memalukan!’ seperti itu.”
“… …
Kamu benar juga.”
Aku
penasaran seberapa malunya aku. Seperti yang dikatakan Andou-kun. Sampai
sekarang, demi mempertahankan harga diriku sendiri, aku selalu menutup-nutupi
kalau aku suka light novel. Hasil dari mempertahankan harga diri murahanku, aku
tidak pernah mengaku ke Andou-kun kalau aku suka light novel. Tapi, aku malah
mengabaikannya dan bersikap egois sambil berpikir seperti ‘Kenapa dia tidak
memperhatikan aku’ atau ‘Ayo bicara denganku!’… (Asakura)
“Ah!
Tentu saja, ini cuma pendapat egoisku, bukannya aku tidak paham orang yang
menyembunyikan hobi mereka! Lagi pula, kita semua punya permasalah kita
masing-masing, seperti status atau popularitas… Kamu tahu, karena aku ini
‘Penyendiri’, apa yang orang pikirkan tentang aku sama sekali tidak penting.”
“Tidak
apa-apa, Andou-kun.”
“Eh…?”
“Aku
sudah putuskan. Aku tidak akan menyembunyikannya lagi… Aku akan akui perasaanku
hanya ke kamu.”
“A,
Asakura-… san.”
Benar,
aku akan katakan dengan jelas kalau ‘Aku suka light novel’. Jadi aku bisa satu
posisi dengannya… Mantapkan diri dan dengan percaya diri katakan ‘Aku suka
light novel!’ (Asakura)
Jangan
khawatir… Aku pasti bisa. Aku sudah melatih kalimat ini setiap malam sebelum
tidur karena aku percaya aku pasti akan mengatakannya suatu hari nanti… ‘Aku
suka light novel, sama seperti Andou-kun!’ Yosh! (Asakura)
“Andou-kun.”
“Ah,
ya.”
O-okeee!
K-k-k-ka-katakan… ‘Aku suka light novel, sama seperti Andou-kun!’ ‘Aku suka
light novel, sama seperti Andou-kun!’ ‘Aku suka light novel, sama seperti
Andou-kun!’ (Asakura)
Ada apa
ini?! Tiba-tiba jadi serius begini, apa yang ingin dia katakan!? (Andou)
‘Aku
sangat menyukai Andou-kun!”
“… …
… … Eh?”
“… …
… … Nn?
Eh, tadi itu… apa?
(Asakura&Andou)
Chapter 9 – Yang dipikirkan Andou waktu itu
“Kalau
begitu, tunggu sebentar ya, Andou-kun. Aku ambil minuman dulu.”
“O,
oke.”
Begitu
kata Asakura-san ketika meninggalkan kamarnya.
…
Yang lebih penting, kenapa tiba-tiba aku ada di rumah gadis yang baru saja
menyatakan cintanya padaku?
“Tidak,
serius, kenapa aku bisa ada di rumah Asakura-san?!”
Tunggu,
tunggu, tunggu, selagi menunggu… di saat seperti ini, ayo berhitung untuk
menenangkan diri. 1, 2, 3… Apa itu bilangan prima? Tidak, bukan itu!
Pertama-tama,
ayo mengingat kembali apa yang terjadi selagi Asakura-san di dapur mengambil
minuman.
Seingatku—
***
Pe,
pertama-tama… tenangkan pikiran!!
Pas
aku pengen beli light novel buat Asakura-san, tiba-tiba dia menyatakan cinta
padaku.
Dalam
hati aku langsung berkata, ‘A-apa yang kamu katakan? Aku nggak ngerti!’. Aku
bahkan tidak tahu apa yang baru saja terjadi…
Kukira
aku sudah gila…
Mungkin
karena aku sendirian terlalu lama, atau mungkin aku berhalusinasi gara-gara
perjaka terlalu lama, tapi yang pasti bukan karena alasan aneh itu. Aku pernah
merasakan yang lebih mengerikan dari pada itu…
Hmm,
bahkan setelah kuingat-ingat semuanya terasa ambigu… jadi, Asakura-san memang—
“… …
Fueee! A-a-a-a-apa yang-- Tunggu! Itu salah! Aku salah ngomong, atau mungkin
karena aku kurang latihan… Ah! Tidaaaaak! Apa yang kukatakaaaaan!”
“A-asakura-san…
Aku paham kok, itu cuma salah ngomong, kan? Ti-tidak apa-apa! A-a-aku ini
penyendiri, jadi aku ga akan salah paham, kok! Da-dari awal juga, nggak mungkin
Asakura-san itu bisa menyukai penyendiri sepertiku! Ka-kalau begitu! Aku akan
pulang duluan—“
“Tu-tunggu,
tunggu dulu!”
“…
... Ya?”
“Andou-kun…
mampir ke rumahku dulu. Tidak apa-apa, rumahku dekat sini… Jadi, bagaimana
kalau kita ngobrol di rumahku???”
--
Lalu, seperti itu, dan berakhir dengan aku di dalam kamar Asakura-san.
… …
… Eh, jangan-jangan tadi itu aku beneran ditembak??!!
“Maaf
lama.”
Asakura-san
kembali ke kamar sambil membawa 2 gelas jus di nampan. Dia meletakkan 1 gelas
di depanku dengan suara ‘Bang!’ dan melototiku sambil berkata,
“Jadi,
gimana kalau kita ngobrol sebentar… …”
Oh,
ini beda. Ini bukan aura manis pas menyatakan cinta. Ah, mati aku.
Tatapan
mengerikannya membuatku merinding.
Chapter 10 – Apa yang dipikirkan Asakura waktu itu
“Aku
sangat menyukai Andou-kun!”
Beberapa
saat setelah itu, aku berguling-guling di lantai di dapur rumahku.
“UWAAAAAAAAAAAAH!
BAKA, BAKA, BAKAAAAAAA~~… kenapa, kenapa aku mengatakan itu.. Lebih parah lagi,
gara-gara panik aku malah ngajak Andou-kun mampir ke rumahkuuuuu~…”
Untung
saja orang tuaku sedang tidak ada di rumah sekarang, tapi Andou-kun ada di
kamarku. Aku bilang kalau aku mau ngambil minuman di bawah jadi aku harus
segera kembali… Tapi… Bagaimana bisa aku salah ngomong—tidak juga, aku sendiri
juga tahu alasannya.
Kata
yang ingin kuucapkan waktu itu adalah…
“Aku
sangat menyukai light novel, sama seperti Andou-kun!”
Tapi
karena waktu itu aku sangat gugup, kalimat itu berubah jadi –
“Aku
sangat menyukai (light novel, sama seperti) Andou-kun!”
Gara-gara
gugup, aku jadi menghapus kalimat di dalam tanda kurung!
Benar!
Itu semua karena aku gugup dan bicara terlalu cepat, dan ajaibnya aku
menghilangkan sebagian kata. Tentu saja yang kukatakan bukan perasaanku yang
sebenarnya, sudah pasti itu tidak mungkin! Maksudku, aku tidak menyukai
Andou-kun sebagai seorang laki-laki!
Benar!
Lagi pula, kalau soal cinta, seharusnya dia yang jatuh cinta padaku! Hanya
karena aku memutuskan untuk tidak menyembunyikan kenyataan kalau aku menyukai
light novel padanya, itu tidak ada hubungannya apakah aku menyukainya atau
tidak. Dari awal juga aku tidak jatuh cinta padanya. Jadi kalau aku bilang tidak
sudah pasti tidak mungkin! Tidak ya tidak!
“… …
Baiklah, kurasa aku sudah cukup tenang. Sekarang, aku punya tiga misi.”
Pertama,
aku harus membuat Andou-kun mengerti kalau kata-kataku di toko buku cuma
kesalahan walaupun harus dengan paksaan.
Dan
selanjutnya, setelah aku menghapus kesalahpahaman aku akan mengatakan kalau aku
menyukai light novel.
Yang
terakhir, aku tidak akan jatuh cinta padanya.
Bagus,
sempurna. Ah, aku lupa! Tadi aku bilang ingin ambil minuman, apa yang sebaiknya
aku bawa ya… Andou-kun, dia tidak alergi susu, kan? Tapi, mungkin dia tidak
suka… Kalau begitu, bagaimana dengan jus durian! Ah, yang ini aromanya terlalu
kuat, pasti ada yang lain… Kalau begitu, jus herbal? Gimana kalau tidak cocok
dengan selera dia. Apalagi sekarang dia sedang bertamu ke rumahku, aku ingin
menjamunya dengan baik… Eh! Ini tidak seperti aku peduli dengan apa yang dia
suka! Maksudku, a-aku sama sekali tidak peduli dengan dia! Oh, benar, buat
orang seperti dia sari apel murni juga sudah cukup!
Tapi,
aku penasaran kenapa aku ngajak Andou-kun ke rumahku ya?
Hm---mm…
Ah, aku ingat!
***
“… …
Fueee! A-a-a-a-apa yang- - Tunggu! Itu salah! Aku salah ngomong, atau mungkin
karena aku kurang latihan… Tidaaaaaaak! Apa yang kukatakaaaaaaaaaaaaaaaan!”
“A-asakura-san…
Aku paham kok, itu cuma salah ngomong, kan? Ti-tidak apa-apa! A-a-aku ini
penyendiri, jadi aku ga akan salah paham, kok! Da-dari awal juga, nggak mungkin
Asakura-san itu bisa menyukai penyendiri sepertiku! Ka-kalau begitu! Aku akan
pulang duluan—“
***
Ah,
benar, itu dia! Aku tidak tahu kenapa, tapi kata-katanya waktu itu ‘nggak
mungkin Asakura-san itu bisa menyukai penyendiri sepertiku!’ bikin aku kesel
banget. Dasar… setelah kupikir-pikir lagi, apa yang dia maksud dengan ‘Asakura-san
ITU’! Aku ini bukan karakter figuran murid A yang kadang-kadang muncul latar
belakang, tau! Sudah pasti, gara-gara kata-katanya aku jadi begini. Yep, pasti
itu. Sudah pasti karena itu.
Dan
setelah yakin dengan pilihanku, kubawa sari apel untuk kami berdua ke kamarku.
“Maaf
lama.”
Mengingatnya
lagi membuatku kesel.
Buat
melampiaskan amarahku, kutaruh gelas berisi sari apel di depannya dengan
‘Bang!’ dan membuka mulutku.
“Jadi,
gimana kalau kita ngobrol sebentar…”
Sudah
pasti, aku tidak jatuh cinta padamu!
Comments
Post a Comment