Kusoge chap 2 (6) vol 2 B. Indonesia
Chapter 2 (6)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Di atas kastil dari bagian terdalam kota pertama, 'Start'. Sasaraki dan Azrael menatap celah besar itu. Berbagai retakan hitam menyebar di langit biru, dari sana airpun terus mengalir jatuh bagaikan air terjun. Inilah jurang langit.
Mereka sudah selesai dengan menumpuk karung pasir di lantai kedua. Sekarang, rencananya adalah mengisi lubang yang tidak bisa dijangkau dari sana. Dan untuk melakukan itu, mereka harus entah bagaimana berada di sebelah retakan.
---Caranya?
Dalam game ini, langit bertindak sebagai atap dan perbatasan lantai pertama setinggi 300 meter. Bangunan tertinggi di dunia ini, yaitu 'Arc Start Castle' memiliki ketinggian 50 meter. Sebenarnya, jarak 250 meter itu bisa langsung ditutup dengan teleportasi atau terbang.
Namun, seperti sekarang, Sasaraki tak bisa dengan bebas menggunakan kekuatan gamemaster-nya. Terbang akan mengkonsumsi 1 'G Point' per detik, sedangkan teleportasi memiliki harga 100 poin. Dia telah mengumpulkan 500 'Poin G' sebelumnya. Jumlah yang hampir tidak cukup untuk memunculkan sejumlah besar karung pasir yang dibutuhkan. Lelaki ini harus berhemat.
Dan tindakan yang dilakukan Sasaraki dan Azrael adalah---
"Kenapa membawa potion sebanyak ini, Sasaraki?"
Azrael menyuarakan keluhan dengan sejumlah besar botol yang dimasukkan ke dalam ranselnya.
"Sebelumnya, aku sudah membelinya"
"Lalu?"
"Kita akan naik ke langit membawa itu semua"
"Naik....Apa yang kau bicarakan?"
"Yah, kau bisa dengan leluasa menaruh benda-benda di game ini, kan?"
"Ya, benar"
"Sedangkan tinggi satu potion adalah 10 sentimeter, kau tahu?"
"Baiklah, lalu"
"Dan jika ditumpuk, kau perlu 2.500 potion agar bisa sampai 250 meter"
"....Dengan kata lain?"
"Kita akan membangun menara potion sekarang"
"Lihat? Seperti ini". Ucap Sasaraki, mulai menumpuk botol. Setelah sekitar sepuluh tumpukan, itu menjadi sebuah menara yang cukup besar hingga mencapai pinggulnya. Dia kemudian melompat ke puncak potion.
Sasaraki menyeimbangkan diri di atasnya seperti aktor sirkus berpijak di sebuah tongkat panjang.
"Tunggu tunggu tunggu!! Bukankah akan terlalu sulit menjaga keseimbangan seperti itu?!"
"Jangan cemas, potion-potion ini sangat menempel di tanah daripada yang terlihat"
Jawabnya sambil tersenyum. Menara itu bahkan tidak runtuh.
Item yang telah ditempatkan sekali, pada dasarnya tak akan bergerak.
Akrobatik semacam ini menjadi mungkin dengan memanfaatkan karakteristik tersebut.
Bug yang ditemukan Sasaraki beberapa minggu lalupun berubah jadi penggunaan praktis.
"....Intinya, kita menggunakan potion sebagai pijakan untuk memanjat?"
"Ya. Item lain juga boleh, tapi potion adalah yang paling mudah digunakan. Tak ada sistem fisika bagus dalam game ini yang bisa membuat menaranya runtuh, jadi tidak apa-apa"
Kau bisa menempatkan benda dengan cara apa pun. Bahkan orang bodoh bisa duduk di atas jarum-jarum yang berdiri.
"Tapi kelihatannya mengkhawatirkan"
"Tak perlu khawatir, karena dari awal tidak ada yang tidak mengkhawatirkan dalam game ini"
"Itu sama saja dengan berbahaya!!"
Azrael mengeluh, tapi dia juga tidak punya rencana yang lebih baik.
Merekapun kemudian beralih ke tugas masing-masing.
Menempatkan botol di atas botol lain. Dan lebih dari itu. Azrael menyerahkan potion ke Sasaraki untuk ditumpuk. Setelah sekitar 30 tumpukan, si lelaki sudah tidak bisa mencapai puncaknya lagi, jadi dia menempel ke menara dengan tangan kiri.
Kegiatan ini---sama seperti menumpuk batu di 'The Children's Limbo'---terus-terusan. 2400 potion tersisa.
"Sasaraki....apa yang sedang kita lakukan ini....?"
Tanya Azrael dengan mata basah sambil bergelantungan pada menara potion.
"Tentu saja, hal-hal Gamemaster"
"Jadi tugas seorang gamemaster adalah menumpuk potion hingga mencapai ketinggian surga?!"
"Aku juga merasa ini agak salah"
"Bukan 'agak' lagi, ini jelas-jelas salah!"
"Uuh", Azrael menangis.
Pekerjaan semacam ini sepertinya tidak membuatnya suka.
"Tapi, yah, alasan kita melakukan ini kan itu juga karena ..."
"Hau~!"
Gerakan Azrael berhenti.
"Aku-Aku memang merasa harus bertanggung jawab, tapi....kita tetap harus bercerai!"
"Yah....Baiklah, dan itu salahku, kan?"
"Tepat sekali!!"
Dia memelototinya dengan mata menghina.
Gadis ini lalu memeluk tubuhnya sendiri seolah-olah menyembunyikannya.
"Ha-Hanya orang yang saling mencintai yang boleh menikah!"
"Hmm, itu benar"
Meskipun menikah di kusoge lebih seperti bermain rumah-rumahan.
Walau demikian, tampaknya hal itu sangat mengganggu Azrael.
"Uuh....Bagaimana aku akan menjelaskannya kepada mama dan nenek...."
"Yah, akan lebih baik jika kau tidak melakukannya"
"Tidak mungkin! Penting untuk memberitahu keluarga hal ini, kan?!"
Dia ternyata anggota keluarga yang tak terkira sangat bersemangat.
Setelah satu jam begini, begitu, dengan banyak gerutuan Azrael....
Mereka akhirnya mencapai lubang hitam yang menganga di langit biru.
"Fuwa....Pemandangan disini....benar-benar mengesankan, ya?"
Bentangan ladang rumput dan kota kecilnya menyebar di bawah mata mereka.
Rumah-rumah yang banjir berkilauan.
Dan Azrael mengarahkan mata pada pemandangan luas ini.
---Cantik, pikir Sasaraki.
Melihat gadis ini seperti itu, sesuatu terlintas di dalam benaknya.
"Hei, Azrael. Apa kau ingin mencoba menyumpal lubang itu?"
"Eh?"
"Jika aku berbagi hak khusus denganmu, kau bisa melakukannya"
Azrael mendongak ke langit. Sebuah lubang hitam berukuran 5m² menganga di sana, dengan air yang tanpa henti mengalir jatuh seperti air terjun. Rencana awal adalah agar Sasaraki mengisinya dengan karung pasir. Harusnya sudah cukup jika dia memunculkan sekitar 5000 karung.
Dia seharusnya yang melakukan itu, tapi malah berpikir untuk menyerahkannya pada Azrael.
Menggunakan 'Layar Utama', dia bisa mentransfer hak khusus pemunculan item pada gadis ini.
"Apa ada gunanya melakukan itu?"
"Tak ada"
Sasaraki tersenyum.
"Seorang malaikat yang menyumpal lubang di langit---tidakkah kau merasa itu akan jadi lukisan yang bagus?"
Begitu dia mengatakannya, Azrael berkedip linglung.
Tampak mengunyah saran Sasaraki di benaknya.
Kemudian....
"H-Hmm? Yah, bukan berarti aku tertarik....mungkin?"
Itu sangat menarik bagimu, kan....?
Mata Azrael berbinar.
Mengingatkan si lelaki pada seekor hamster yang memegang kudapannya, benar-benar imut.
Jadi, Azrael-pun berdiri di atas potion. Menggunakan jari kakinya*. Sasaraki menatap dari samping. Menggunakan plat akrilik transparan yang dia selipkan di antara dua potion. Azrael tampak seperti sedang melantunkan sesuatu.
[Bayangin aja jinjit pake ujung jari kaki/pake tumit di atas tongkat. Bener2 kayak sirkus]
{....Wahai roh yang lebih tebal daripada senja....!}
Suaranya terdengar seperti dia memang bersenang-senang.
Dari mana dia tau mantra itu....?
{Kembalikan dunia---melalui tanganku!! TAAHH!!!}
Azrael menebas dengan pedangnya.
Pada saat yang sama, gadis ini mengoperasikan 'Layar Utama' yang Sasaraki lemparkan padanya dengan tangan kanan. ゴゴゴゴ*, bunyi itu berasal dari retakan gelap, dimana air yang mengalir semakin dipersempit. Akhirnya, celah besar di atas kepala Azrael tertutup.
[Dibaca "GOH-GOH-GOH-GOH", efek suara ketika sesuatu yang tak bagus terjadi / gemuruh keras]
Tugas mereka---tahap pertama---sudah selesai.
"Aku berhasil, Sasaraki!! Ah---"
Segera setelahnya....
Gelombang kejut yang luar biasa menerpa mereka. Mungkin reaksi dari celah yang menutup. Itu tidak berpengaruh pada menara potion. Tapi berpengaruh pada Azrael, dampak tersebut mengangkatnya, membuat si gadis tampak mirip malaikat sungguhan.
Dan....membuatnya jatuh.
250 meter.
Azrael tak bisa terbang, jadi dia hanya melaju lurus ke tanah.
Ditambah lagi, jika seseorang jatuh lebih dari lima meter, game ini akan memberikan 10 damage per meter pada pemain.
Sambil mengingat semua itu, Sasaraki mendengar 'pam!' dari bawah.
{Pemain Azrael Meninggal. Alasan : Damage Jatuh}
"...."
Sasaraki tak merasa ingin berucap apapun dan hanya bersusah payah untuk turun menara. Begitu dia berhasil tiba, Azrael yang hidup kembali sudah menunggunya. Pipi gadis ini memerah, dia menggertakkan gigi sambil merasa malu.
Ketika mata mereka bertemu dan si lelaki tak tahu bagaimana harus bereaksi, Azrael adalah orang yang memecahkan kebekuan.
"Itu berjalan sesuai rencana"
Dia tertawa, "Fufun" (dengan keringat membasahi pipi).
"Kau menginginkannya seperti ini?"
"Ya. Seorang malaikat kehilangan sayapnya begitu tugasnya selesai"
"Begitu ya"
"Aku serius"
"Ya, aku mengerti"
"Aku bilang aku serius!"
"Aku bilang aku mengerti"
Dia kurang lebih mengerti.
Nah, kau bisa beralih dari kasus khusus ini ke keadaan yang lebih umum : Azrael memang begini.
Dan Sasaraki pikir itu bagus, seperti fakta bahwa dia adalah bagian dari cerita ini.
☆☆☆
Pekerjaan menyenangkan membangun-menara-potion-dan-memanjatnya sudah selesai, Sasaraki dan Azrael pun kembali ke ruang debugging. Alice memperhatikan kota yang banjir di monitor dengan tangan terlipat dan bergumam "Hm, hm...."
"Hm? Ah, kalian sudah kembali? Terima kasih untuk pekerjaan kalian"
"Ya, kami berhasil menyelesaikannya. Selanjutnya apa?"
"Kau sudah menyumbat semua lubang itu, jadi yang berikutnya adalah mengeringkan airnya"
"Terdengar seperti kita sedang di bak mandi...."
Ucap Sasaraki lalu melihat ke Layar Utama. Para pemain menatap langit dan mengatakan hal-hal seperti, "Langitnya kembali! Sedikit lagi!" atau "Jadi, kapan airnya akan hilang?" Yang terakhir adalah apa yang dia harap bisa ketahui juga.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kondisi perburuan 'Hyperspace Water Jaw'?"
"Hebat!"
Lizna menjawab, dan dalam sekejap dia menampilkan situasi mereka sekarang di layar sebelah kanannya.
"Umm, jadi 668 Jaw telah dibunuh. 3820 pemain meninggal. Rasio pembunuhan sekitar 6:1 (enam pemain mati untuk menumbangkan seekor Jaw), ini benar-benar membuatku merasa sangat gembira♪"
Seperti biasa, gadis ini bersenang-senang ketika berbicara tentang matinya pemain.
"Tapi dengan kecepatan ini, bukankah mereka bisa membunuh semua Jaw sebelum kita mengeringkan air?"
"Hmm, begitu ya....Bagaimana kalau aku memberi mereka sedikit dorongan?"
Lizna berputar dan berganti penampilan menjadi dewi.
Dia kemudian mengoperasikan 'Layar Utama', gambar dirinya pun muncul di langit.
"Semuanya, kalian semua tampak telah berusaha yang terbaik, ya?! Dua pertiga dari Jaw telah tumbang!"
"Ah, itu Dewi Lizeltna, ya kan?"
"Jangan tertipu oleh senyumnya, dia adalah dewi kegelapan"
"Dia dewi idiot, berhati hitam, namun imut"
Rupanya, para pemain sudah memperoleh citra dirinya yang seperti itu.
"Teruslah berjuang---itulah yang ingin kukatakan, tapi kita punya sedikit masalah!"
"Masalah? Bukankah game ini masalahnya?"
"Apa gunanya para Jaw ini?"
"Aku yakin tidak ada gunanya, bung"
Mereka kasar. Tapi benar. Hal ini adalah sesuatu yang mengkhawatirkan.
"Umm....baiklah! Jaw akan sepuluh kali lebih kuat mulai sekarang!"
"Woi?"
"KENAPA?!"
"....Apa?"
Sekelompok pemberi tsukkomi.
"Eh? Alasannya? Jaw, umm, terbakar balas dendam atas teman-teman mereka yang terbunuh!"
"Tidak, mereka tidak terbakar"
"Tidak ada api, kan?"
"Lagipula mereka mahkluk akuatik"
Sekelompok pemberi tsukkomi, lagi.
"Po-Pokoknya, semua orang, tolong berikan yang terbaik!! Lizeltna pergi!!"
"Dia menyerah berdebat"
"Dia mengabaikannya"
"Dewi Kapitulasi"
(woosh).
Lizna memotong transmisi dan menghela nafas.
"Bagaimana aku, Sasaraki-kun?!"
"....Ya, kau sudah berusaha keras!"
Dia bahkan tidak ingin menambahkan tsukkomi.
"Umm, kalau begitu masalah selanjutnya yang harus diatasi adalah....strategi drainase atau pengeringan kita, kan?"
Azrael dan Lizna saling mengangguk.
"Bagaimana kita akan melakukannya?"
"Itu akan cukup kalau kalian melakukan hal yang sama seperti sebelumnya"
Kata Alice.
"Artinya?"
"Dapatkan beberapa TP, pergi ke bagian bawah lantai pertama, dan potong tanah dengan 'Potongan Kue Pertama'"
"....Eh?"
Si lelaki bertukar pandang dengan Azrael, mereka berdua berkedip bingung.
Wajah mereka lalu memerah secara bersamaan seolah terbakar.
"Ah, tu-tunggu sebentar!"
"Aku menunggu sebentar"
"Bukankah kami hanya bisa menggunakannya sekali saja?!"
"Sebenarnya tidak ada batasan seperti itu. Kalian bisa menggunakannya sebanyak yang kalian mau"
Kalau begitu apa arti dari kata 'pertama' di judul teknik itu? Penamaannya sendiri sudah gila.
Meskipun, kurangnya konsistensi antara nama dan efek skill lebih dari hal umum dalam game ini.
Rahang Azrael terjatuh.
"Bagian bawah lantai pertama....Dan tidak apa-apa jika kami merobek tempat itu?"
"Ya. Secara desain, data yang melewati bagian bawah lantai pertama akan muncul kembali di lantai teratas"
"Ada apa dengan fitur seperti NES* lama ini....? Dan lantai paling atas adalah?"
[Game-game lawas konsol Nintendo Nes. Misalnya Bomberman, Contra, Super Mario bros, dan tipe 8 bit lainnya]
"Disini"
Alice menunjuk langit-langit ruang debugging.
"Jadi tidak apa-apa selama kita membuat jalur air yang akan mengarahkan banjir ke mesin penghancur"
"Aku mengerti....Kalau begitu, ini terdengar seperti akan berhasil, tapi...."
Dia melirik sekilas ke Azrael. Jantungnya mulai berdetak kencang. Jadi mereka berdua memang harus melakukan hal-hal seperti itu lagi....Yah, bukan berarti dia membenci ide tersebut.
Namun, Azrael terlihat begini. Setelah satu insiden itu, dia menjadi benar-benar tak ramah pada Sasaraki.
"Dan kalau sudah seperti ini. Azrael, ganti pakaian renang"
Sementara Sasaraki masih berpikir, Alice menuntut hal lain yang tak masuk akal.
"Bagaimana pembahasan kita sampai di pakaian renang?!"
"Kita tidak memiliki cukup TP sampai sekarang, kan? Jika kalian berdua melakukan kencan baju renang saat pergi ke bagian bawah lantai, kalian bisa mendapatkan banyak poin"
Alice menjentikkan jari, kemudian sejumlah besar manekin tumbuh naik dari lantai. Semuanya adalah boneka perempuan. Masing-masing mengenakan pakaian renang yang berbeda. Model kaki jenjang, bikini, hitam, putih---terus berjajar secara keseluruhan seperti itu.
"Yang mana yang kau suka?"
"Kenapa menanyaiku?"
"Eh? Kau tahu, jika gadis ini tidak memakai sesuatu yang kau suka, poinnya akan dipotong setengah"
"Siapa yang memprogram sistem canggih tapi tak berguna iniiii?!"
"Tentu saja, mantan Master Fury-chan☆"
Dia yang terburuk seperti biasa.
"Jadi, Sasaraki-kun? Yang mana?"
"Eh? Tunggu, yah....hmmm...."
Dia goyah didorong oleh wajah Lizna yang tersenyum.
"Jujur saja pada Lizna-oneesan, ya?"
"Ba-Bahkan jika kau bilang padaku untuk jujur...."
"Bagaimanapun juga, pasti bikini, kan? Karena itu yang paling menekankan dada. Atau mungkin one-piece yang terkesan polos? Atau apapun yang menunjukkan banyak kulit? Bagaimana dengan warna? Merah muda manis? Hitam dewasa? Kuning bersemangat? Perak? "
Lizna menghujaninya dengan pertanyaan. Tunggu, kau terlalu dekat. Terlalu dekat! (Dagdigdug-dagdigdug).
"Tidak, aku---Bagaimana mengatakannya---"
Dia mengalihkan pandangan dari Lizna dan melihat sekeliling. Kemudian, satu manekin menangkap matanya. Itu memakai one-piece putih halus. Untuk sesaat, dirinya lumpuh. Bagaimana jika Azrael mengenakan ini? Pasti akan membuat jantungnya berdebar kencang.
"Aku mengerti, one-piece putih itu, kan?"
"Aah!"
Dia menyadarinya.
"Jadi, Azrael-san, kalau kau mau"
"'Kalau kau mau' apanya?!"
"Tentu saja, menyediakan layanan baju renang"
"Aku tidak akan melakukannya, paham?!"
"Hmmm...."
Lizna melanjutkan, senyum sama dari sebelumnya masih ada di wajah gadis ini.
"Kalau begitu kita tidak bisa melakukan Pemotongan Kue, dan lantai pertama akan tetap banjir"
"Guh!"
"A~ah. Ini sangat mengerikan. Semua orang akan tetap basah kuyup, ya~?"
"Guuuh!"
"Hei, Alice-san, siapa yang bertanggung jawab untuk semua ini?"
"Siapa lagi, Azrael, kan?"
"Hauuh!"
Azrael gemetar dengan mata berkaca-kaca.
"I-I-Ini memang tanggung jawabku, tapi....!"
"Ya, kalau begitu kalian berdua pergilah berkencan"
"Dan selagi kalian di sana, pergi ke bagian terdalam lantai pertama dan buatlah lubang"
"Auuuhh...."
Azrael memandangi pakaian renang itu dengan perasaan malu ketika membayangkan dirinya mengenakannya.
"Dan Sasaraki?"
"Apa?"
Alice dengan tajam menunjuknya.
"Lebih jujurlah dan ungkapkan pemikiranmu selama kencan ini"
"Eh? Kenapa?"
"Ucapkan perasaanmu, jadi kau akan bisa mengambil langkah mundur dan mendapat gambaran yang lebih jelas dari pemikiranmu, begitulah...."
Alice menunjukkan senyuman puas.
"....ini akan jadi sangaaat menyenangkan, kau tahu?"
☆☆☆
Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Di atas kastil dari bagian terdalam kota pertama, 'Start'. Sasaraki dan Azrael menatap celah besar itu. Berbagai retakan hitam menyebar di langit biru, dari sana airpun terus mengalir jatuh bagaikan air terjun. Inilah jurang langit.
Mereka sudah selesai dengan menumpuk karung pasir di lantai kedua. Sekarang, rencananya adalah mengisi lubang yang tidak bisa dijangkau dari sana. Dan untuk melakukan itu, mereka harus entah bagaimana berada di sebelah retakan.
---Caranya?
Dalam game ini, langit bertindak sebagai atap dan perbatasan lantai pertama setinggi 300 meter. Bangunan tertinggi di dunia ini, yaitu 'Arc Start Castle' memiliki ketinggian 50 meter. Sebenarnya, jarak 250 meter itu bisa langsung ditutup dengan teleportasi atau terbang.
Namun, seperti sekarang, Sasaraki tak bisa dengan bebas menggunakan kekuatan gamemaster-nya. Terbang akan mengkonsumsi 1 'G Point' per detik, sedangkan teleportasi memiliki harga 100 poin. Dia telah mengumpulkan 500 'Poin G' sebelumnya. Jumlah yang hampir tidak cukup untuk memunculkan sejumlah besar karung pasir yang dibutuhkan. Lelaki ini harus berhemat.
Dan tindakan yang dilakukan Sasaraki dan Azrael adalah---
"Kenapa membawa potion sebanyak ini, Sasaraki?"
Azrael menyuarakan keluhan dengan sejumlah besar botol yang dimasukkan ke dalam ranselnya.
"Sebelumnya, aku sudah membelinya"
"Lalu?"
"Kita akan naik ke langit membawa itu semua"
"Naik....Apa yang kau bicarakan?"
"Yah, kau bisa dengan leluasa menaruh benda-benda di game ini, kan?"
"Ya, benar"
"Sedangkan tinggi satu potion adalah 10 sentimeter, kau tahu?"
"Baiklah, lalu"
"Dan jika ditumpuk, kau perlu 2.500 potion agar bisa sampai 250 meter"
"....Dengan kata lain?"
"Kita akan membangun menara potion sekarang"
"Lihat? Seperti ini". Ucap Sasaraki, mulai menumpuk botol. Setelah sekitar sepuluh tumpukan, itu menjadi sebuah menara yang cukup besar hingga mencapai pinggulnya. Dia kemudian melompat ke puncak potion.
Sasaraki menyeimbangkan diri di atasnya seperti aktor sirkus berpijak di sebuah tongkat panjang.
"Tunggu tunggu tunggu!! Bukankah akan terlalu sulit menjaga keseimbangan seperti itu?!"
"Jangan cemas, potion-potion ini sangat menempel di tanah daripada yang terlihat"
Jawabnya sambil tersenyum. Menara itu bahkan tidak runtuh.
Item yang telah ditempatkan sekali, pada dasarnya tak akan bergerak.
Akrobatik semacam ini menjadi mungkin dengan memanfaatkan karakteristik tersebut.
Bug yang ditemukan Sasaraki beberapa minggu lalupun berubah jadi penggunaan praktis.
"....Intinya, kita menggunakan potion sebagai pijakan untuk memanjat?"
"Ya. Item lain juga boleh, tapi potion adalah yang paling mudah digunakan. Tak ada sistem fisika bagus dalam game ini yang bisa membuat menaranya runtuh, jadi tidak apa-apa"
Kau bisa menempatkan benda dengan cara apa pun. Bahkan orang bodoh bisa duduk di atas jarum-jarum yang berdiri.
"Tapi kelihatannya mengkhawatirkan"
"Tak perlu khawatir, karena dari awal tidak ada yang tidak mengkhawatirkan dalam game ini"
"Itu sama saja dengan berbahaya!!"
Azrael mengeluh, tapi dia juga tidak punya rencana yang lebih baik.
Merekapun kemudian beralih ke tugas masing-masing.
Menempatkan botol di atas botol lain. Dan lebih dari itu. Azrael menyerahkan potion ke Sasaraki untuk ditumpuk. Setelah sekitar 30 tumpukan, si lelaki sudah tidak bisa mencapai puncaknya lagi, jadi dia menempel ke menara dengan tangan kiri.
Kegiatan ini---sama seperti menumpuk batu di 'The Children's Limbo'---terus-terusan. 2400 potion tersisa.
"Sasaraki....apa yang sedang kita lakukan ini....?"
Tanya Azrael dengan mata basah sambil bergelantungan pada menara potion.
"Tentu saja, hal-hal Gamemaster"
"Jadi tugas seorang gamemaster adalah menumpuk potion hingga mencapai ketinggian surga?!"
"Aku juga merasa ini agak salah"
"Bukan 'agak' lagi, ini jelas-jelas salah!"
"Uuh", Azrael menangis.
Pekerjaan semacam ini sepertinya tidak membuatnya suka.
"Tapi, yah, alasan kita melakukan ini kan itu juga karena ..."
"Hau~!"
Gerakan Azrael berhenti.
"Aku-Aku memang merasa harus bertanggung jawab, tapi....kita tetap harus bercerai!"
"Yah....Baiklah, dan itu salahku, kan?"
"Tepat sekali!!"
Dia memelototinya dengan mata menghina.
Gadis ini lalu memeluk tubuhnya sendiri seolah-olah menyembunyikannya.
"Ha-Hanya orang yang saling mencintai yang boleh menikah!"
"Hmm, itu benar"
Meskipun menikah di kusoge lebih seperti bermain rumah-rumahan.
Walau demikian, tampaknya hal itu sangat mengganggu Azrael.
"Uuh....Bagaimana aku akan menjelaskannya kepada mama dan nenek...."
"Yah, akan lebih baik jika kau tidak melakukannya"
"Tidak mungkin! Penting untuk memberitahu keluarga hal ini, kan?!"
Dia ternyata anggota keluarga yang tak terkira sangat bersemangat.
Setelah satu jam begini, begitu, dengan banyak gerutuan Azrael....
Mereka akhirnya mencapai lubang hitam yang menganga di langit biru.
"Fuwa....Pemandangan disini....benar-benar mengesankan, ya?"
Bentangan ladang rumput dan kota kecilnya menyebar di bawah mata mereka.
Rumah-rumah yang banjir berkilauan.
Dan Azrael mengarahkan mata pada pemandangan luas ini.
---Cantik, pikir Sasaraki.
Melihat gadis ini seperti itu, sesuatu terlintas di dalam benaknya.
"Hei, Azrael. Apa kau ingin mencoba menyumpal lubang itu?"
"Eh?"
"Jika aku berbagi hak khusus denganmu, kau bisa melakukannya"
Azrael mendongak ke langit. Sebuah lubang hitam berukuran 5m² menganga di sana, dengan air yang tanpa henti mengalir jatuh seperti air terjun. Rencana awal adalah agar Sasaraki mengisinya dengan karung pasir. Harusnya sudah cukup jika dia memunculkan sekitar 5000 karung.
Dia seharusnya yang melakukan itu, tapi malah berpikir untuk menyerahkannya pada Azrael.
Menggunakan 'Layar Utama', dia bisa mentransfer hak khusus pemunculan item pada gadis ini.
"Apa ada gunanya melakukan itu?"
"Tak ada"
Sasaraki tersenyum.
"Seorang malaikat yang menyumpal lubang di langit---tidakkah kau merasa itu akan jadi lukisan yang bagus?"
Begitu dia mengatakannya, Azrael berkedip linglung.
Tampak mengunyah saran Sasaraki di benaknya.
Kemudian....
"H-Hmm? Yah, bukan berarti aku tertarik....mungkin?"
Itu sangat menarik bagimu, kan....?
Mata Azrael berbinar.
Mengingatkan si lelaki pada seekor hamster yang memegang kudapannya, benar-benar imut.
Jadi, Azrael-pun berdiri di atas potion. Menggunakan jari kakinya*. Sasaraki menatap dari samping. Menggunakan plat akrilik transparan yang dia selipkan di antara dua potion. Azrael tampak seperti sedang melantunkan sesuatu.
[Bayangin aja jinjit pake ujung jari kaki/pake tumit di atas tongkat. Bener2 kayak sirkus]
{....Wahai roh yang lebih tebal daripada senja....!}
Suaranya terdengar seperti dia memang bersenang-senang.
Dari mana dia tau mantra itu....?
{Kembalikan dunia---melalui tanganku!! TAAHH!!!}
Azrael menebas dengan pedangnya.
Pada saat yang sama, gadis ini mengoperasikan 'Layar Utama' yang Sasaraki lemparkan padanya dengan tangan kanan. ゴゴゴゴ*, bunyi itu berasal dari retakan gelap, dimana air yang mengalir semakin dipersempit. Akhirnya, celah besar di atas kepala Azrael tertutup.
[Dibaca "GOH-GOH-GOH-GOH", efek suara ketika sesuatu yang tak bagus terjadi / gemuruh keras]
Tugas mereka---tahap pertama---sudah selesai.
"Aku berhasil, Sasaraki!! Ah---"
Segera setelahnya....
Gelombang kejut yang luar biasa menerpa mereka. Mungkin reaksi dari celah yang menutup. Itu tidak berpengaruh pada menara potion. Tapi berpengaruh pada Azrael, dampak tersebut mengangkatnya, membuat si gadis tampak mirip malaikat sungguhan.
Dan....membuatnya jatuh.
250 meter.
Azrael tak bisa terbang, jadi dia hanya melaju lurus ke tanah.
Ditambah lagi, jika seseorang jatuh lebih dari lima meter, game ini akan memberikan 10 damage per meter pada pemain.
Sambil mengingat semua itu, Sasaraki mendengar 'pam!' dari bawah.
{Pemain Azrael Meninggal. Alasan : Damage Jatuh}
"...."
Sasaraki tak merasa ingin berucap apapun dan hanya bersusah payah untuk turun menara. Begitu dia berhasil tiba, Azrael yang hidup kembali sudah menunggunya. Pipi gadis ini memerah, dia menggertakkan gigi sambil merasa malu.
Ketika mata mereka bertemu dan si lelaki tak tahu bagaimana harus bereaksi, Azrael adalah orang yang memecahkan kebekuan.
"Itu berjalan sesuai rencana"
Dia tertawa, "Fufun" (dengan keringat membasahi pipi).
"Kau menginginkannya seperti ini?"
"Ya. Seorang malaikat kehilangan sayapnya begitu tugasnya selesai"
"Begitu ya"
"Aku serius"
"Ya, aku mengerti"
"Aku bilang aku serius!"
"Aku bilang aku mengerti"
Dia kurang lebih mengerti.
Nah, kau bisa beralih dari kasus khusus ini ke keadaan yang lebih umum : Azrael memang begini.
Dan Sasaraki pikir itu bagus, seperti fakta bahwa dia adalah bagian dari cerita ini.
☆☆☆
Pekerjaan menyenangkan membangun-menara-potion-dan-memanjatnya sudah selesai, Sasaraki dan Azrael pun kembali ke ruang debugging. Alice memperhatikan kota yang banjir di monitor dengan tangan terlipat dan bergumam "Hm, hm...."
"Hm? Ah, kalian sudah kembali? Terima kasih untuk pekerjaan kalian"
"Ya, kami berhasil menyelesaikannya. Selanjutnya apa?"
"Kau sudah menyumbat semua lubang itu, jadi yang berikutnya adalah mengeringkan airnya"
"Terdengar seperti kita sedang di bak mandi...."
Ucap Sasaraki lalu melihat ke Layar Utama. Para pemain menatap langit dan mengatakan hal-hal seperti, "Langitnya kembali! Sedikit lagi!" atau "Jadi, kapan airnya akan hilang?" Yang terakhir adalah apa yang dia harap bisa ketahui juga.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kondisi perburuan 'Hyperspace Water Jaw'?"
"Hebat!"
Lizna menjawab, dan dalam sekejap dia menampilkan situasi mereka sekarang di layar sebelah kanannya.
"Umm, jadi 668 Jaw telah dibunuh. 3820 pemain meninggal. Rasio pembunuhan sekitar 6:1 (enam pemain mati untuk menumbangkan seekor Jaw), ini benar-benar membuatku merasa sangat gembira♪"
Seperti biasa, gadis ini bersenang-senang ketika berbicara tentang matinya pemain.
"Tapi dengan kecepatan ini, bukankah mereka bisa membunuh semua Jaw sebelum kita mengeringkan air?"
"Hmm, begitu ya....Bagaimana kalau aku memberi mereka sedikit dorongan?"
Lizna berputar dan berganti penampilan menjadi dewi.
Dia kemudian mengoperasikan 'Layar Utama', gambar dirinya pun muncul di langit.
"Semuanya, kalian semua tampak telah berusaha yang terbaik, ya?! Dua pertiga dari Jaw telah tumbang!"
"Ah, itu Dewi Lizeltna, ya kan?"
"Jangan tertipu oleh senyumnya, dia adalah dewi kegelapan"
"Dia dewi idiot, berhati hitam, namun imut"
Rupanya, para pemain sudah memperoleh citra dirinya yang seperti itu.
"Teruslah berjuang---itulah yang ingin kukatakan, tapi kita punya sedikit masalah!"
"Masalah? Bukankah game ini masalahnya?"
"Apa gunanya para Jaw ini?"
"Aku yakin tidak ada gunanya, bung"
Mereka kasar. Tapi benar. Hal ini adalah sesuatu yang mengkhawatirkan.
"Umm....baiklah! Jaw akan sepuluh kali lebih kuat mulai sekarang!"
"Woi?"
"KENAPA?!"
"....Apa?"
Sekelompok pemberi tsukkomi.
"Eh? Alasannya? Jaw, umm, terbakar balas dendam atas teman-teman mereka yang terbunuh!"
"Tidak, mereka tidak terbakar"
"Tidak ada api, kan?"
"Lagipula mereka mahkluk akuatik"
Sekelompok pemberi tsukkomi, lagi.
"Po-Pokoknya, semua orang, tolong berikan yang terbaik!! Lizeltna pergi!!"
"Dia menyerah berdebat"
"Dia mengabaikannya"
"Dewi Kapitulasi"
(woosh).
Lizna memotong transmisi dan menghela nafas.
"Bagaimana aku, Sasaraki-kun?!"
"....Ya, kau sudah berusaha keras!"
Dia bahkan tidak ingin menambahkan tsukkomi.
"Umm, kalau begitu masalah selanjutnya yang harus diatasi adalah....strategi drainase atau pengeringan kita, kan?"
Azrael dan Lizna saling mengangguk.
"Bagaimana kita akan melakukannya?"
"Itu akan cukup kalau kalian melakukan hal yang sama seperti sebelumnya"
Kata Alice.
"Artinya?"
"Dapatkan beberapa TP, pergi ke bagian bawah lantai pertama, dan potong tanah dengan 'Potongan Kue Pertama'"
"....Eh?"
Si lelaki bertukar pandang dengan Azrael, mereka berdua berkedip bingung.
Wajah mereka lalu memerah secara bersamaan seolah terbakar.
"Ah, tu-tunggu sebentar!"
"Aku menunggu sebentar"
"Bukankah kami hanya bisa menggunakannya sekali saja?!"
"Sebenarnya tidak ada batasan seperti itu. Kalian bisa menggunakannya sebanyak yang kalian mau"
Kalau begitu apa arti dari kata 'pertama' di judul teknik itu? Penamaannya sendiri sudah gila.
Meskipun, kurangnya konsistensi antara nama dan efek skill lebih dari hal umum dalam game ini.
Rahang Azrael terjatuh.
"Bagian bawah lantai pertama....Dan tidak apa-apa jika kami merobek tempat itu?"
"Ya. Secara desain, data yang melewati bagian bawah lantai pertama akan muncul kembali di lantai teratas"
"Ada apa dengan fitur seperti NES* lama ini....? Dan lantai paling atas adalah?"
[Game-game lawas konsol Nintendo Nes. Misalnya Bomberman, Contra, Super Mario bros, dan tipe 8 bit lainnya]
"Disini"
Alice menunjuk langit-langit ruang debugging.
"Jadi tidak apa-apa selama kita membuat jalur air yang akan mengarahkan banjir ke mesin penghancur"
"Aku mengerti....Kalau begitu, ini terdengar seperti akan berhasil, tapi...."
Dia melirik sekilas ke Azrael. Jantungnya mulai berdetak kencang. Jadi mereka berdua memang harus melakukan hal-hal seperti itu lagi....Yah, bukan berarti dia membenci ide tersebut.
Namun, Azrael terlihat begini. Setelah satu insiden itu, dia menjadi benar-benar tak ramah pada Sasaraki.
"Dan kalau sudah seperti ini. Azrael, ganti pakaian renang"
Sementara Sasaraki masih berpikir, Alice menuntut hal lain yang tak masuk akal.
"Bagaimana pembahasan kita sampai di pakaian renang?!"
"Kita tidak memiliki cukup TP sampai sekarang, kan? Jika kalian berdua melakukan kencan baju renang saat pergi ke bagian bawah lantai, kalian bisa mendapatkan banyak poin"
Alice menjentikkan jari, kemudian sejumlah besar manekin tumbuh naik dari lantai. Semuanya adalah boneka perempuan. Masing-masing mengenakan pakaian renang yang berbeda. Model kaki jenjang, bikini, hitam, putih---terus berjajar secara keseluruhan seperti itu.
"Yang mana yang kau suka?"
"Kenapa menanyaiku?"
"Eh? Kau tahu, jika gadis ini tidak memakai sesuatu yang kau suka, poinnya akan dipotong setengah"
"Siapa yang memprogram sistem canggih tapi tak berguna iniiii?!"
"Tentu saja, mantan Master Fury-chan☆"
Dia yang terburuk seperti biasa.
"Jadi, Sasaraki-kun? Yang mana?"
"Eh? Tunggu, yah....hmmm...."
Dia goyah didorong oleh wajah Lizna yang tersenyum.
"Jujur saja pada Lizna-oneesan, ya?"
"Ba-Bahkan jika kau bilang padaku untuk jujur...."
"Bagaimanapun juga, pasti bikini, kan? Karena itu yang paling menekankan dada. Atau mungkin one-piece yang terkesan polos? Atau apapun yang menunjukkan banyak kulit? Bagaimana dengan warna? Merah muda manis? Hitam dewasa? Kuning bersemangat? Perak? "
Lizna menghujaninya dengan pertanyaan. Tunggu, kau terlalu dekat. Terlalu dekat! (Dagdigdug-dagdigdug).
"Tidak, aku---Bagaimana mengatakannya---"
Dia mengalihkan pandangan dari Lizna dan melihat sekeliling. Kemudian, satu manekin menangkap matanya. Itu memakai one-piece putih halus. Untuk sesaat, dirinya lumpuh. Bagaimana jika Azrael mengenakan ini? Pasti akan membuat jantungnya berdebar kencang.
"Aku mengerti, one-piece putih itu, kan?"
"Aah!"
Dia menyadarinya.
"Jadi, Azrael-san, kalau kau mau"
"'Kalau kau mau' apanya?!"
"Tentu saja, menyediakan layanan baju renang"
"Aku tidak akan melakukannya, paham?!"
"Hmmm...."
Lizna melanjutkan, senyum sama dari sebelumnya masih ada di wajah gadis ini.
"Kalau begitu kita tidak bisa melakukan Pemotongan Kue, dan lantai pertama akan tetap banjir"
"Guh!"
"A~ah. Ini sangat mengerikan. Semua orang akan tetap basah kuyup, ya~?"
"Guuuh!"
"Hei, Alice-san, siapa yang bertanggung jawab untuk semua ini?"
"Siapa lagi, Azrael, kan?"
"Hauuh!"
Azrael gemetar dengan mata berkaca-kaca.
"I-I-Ini memang tanggung jawabku, tapi....!"
"Ya, kalau begitu kalian berdua pergilah berkencan"
"Dan selagi kalian di sana, pergi ke bagian terdalam lantai pertama dan buatlah lubang"
"Auuuhh...."
Azrael memandangi pakaian renang itu dengan perasaan malu ketika membayangkan dirinya mengenakannya.
"Dan Sasaraki?"
"Apa?"
Alice dengan tajam menunjuknya.
"Lebih jujurlah dan ungkapkan pemikiranmu selama kencan ini"
"Eh? Kenapa?"
"Ucapkan perasaanmu, jadi kau akan bisa mengambil langkah mundur dan mendapat gambaran yang lebih jelas dari pemikiranmu, begitulah...."
Alice menunjukkan senyuman puas.
"....ini akan jadi sangaaat menyenangkan, kau tahu?"
☆☆☆
Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya
Comments
Post a Comment