Kusoge chap 2 (7) vol 2 B. Indonesia
Chapter 2 (7)
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Pokoknya, begitulah.
Keduanya sekarang di atas gerbang kastil lantai pertama. Tampaknya, ada sebuah dungeon dibagian bawah lantai terendah kastil. Karena semuanya banjir sekarang, seseorang tentu saja harus menyelam ke sana. Dan itulah sebabnya, mereka mengenakan pakaian renang---Apa semua ini sekarang benar-benar 'persoalan penting?' Sasaraki mulai meragukan perubahannya baru-baru ini dalam berpikir apa yang wajar dan tidak.
"Uuuuh...."
Azrael menyembunyikan dada besarnya dan menatap Sasaraki dengan perasaan malu. Tapi, percuma saja. Itu terlalu besar. Lagipula, pakaian renangnya adalah one-piece putih. Kita membahas Azrael yang tidak pernah mengenakan apa pun kecuali pakaian hitam atau gelap, tapi anehnya, putih juga cocok.
Kakinya semampai.
Dengan jari-jari kaki telanjang yang gemetar.
Terus terang---Ya, dia sangat cantik.
"Tung---Ja-Jangan menatapku terus...."
"Tidak....A-Aku akan terus menatap"
Sasaraki mengontrol detakan di dadanya sambil mengingat kata-kata Alice.
"Jadilah lebih jujur dan suarakan pikiranmu"
Dia tidak tahu apa yang gadis itu maksudkan, tapi....karena Alice yang mengatakannya.
Pasti ada makna di balik ucapannya. Lagi pula, dia memutuskan untuk mencoba.
"Aku....A-Aku rasa...."
(Dagdigdugdagdigdug).
"Kau rasa?"
"A-Aku rasa....Aku bukannya....tidak suka....sama sekali...."
"Hah....? Apa yang kau bicarakan?"
"Kurasa kau terlihat memukau", adalah apa yang dia coba katakan, tapi tidak bisa keluar.
Lelaki ini menghela nafas dalam pikirannya.
Aku cuma seorang pengecut.
"Aku hanya tidak mau dibenci oleh....Ti-Tidak, tidak jadi"
Azrael mendadak menoleh ke samping.
"Ini juga bukan berarti aku tidak....menyukaimu...."
"Eh?"
"Ah, ja-jangan salah paham! Bukannya aku menyukaimu!"
"Lalu, yang mana?"
"Terserah! Lupakan saja!"
Azrael bersikeras sementara dirinya menjadi tegang.
Kedua tangan gadis ini sangat gemetar.
"Ah, ja-jangan melihatku!"
"A-Aku akan berhati-hati dengan tindakanku! Kau jangan gemetaran begitu!"
"Aku tidak....Aaah, cukup! Aku sudah paham! Kenapa para lelaki sangat mesum?!"
"Ja-Jangan tanya aku!"
Keadaan jadi semakin kacau.
"Halo~, bisa kalian berdua mendengarku~?"
Suara Lizna bergema di kepalanya.
"Yah, kalian kan sedang berkencan, jadi kalian harus saling mengaitkan lengan, tahu~?"
"Ap---?!"
"Apaaaaa?!"
"Lakukan yang terbaik~. Ehehehe~"
Dan kemudian gadis diseberang memotong transmisi.
Setelah Azrael berdiri ditempat dengan gemetaran selama beberapa saat, dia tiba-tiba membuka matanya.
"Sasaraki!!"
"Siap!!"
"Kau harus, HARUS sekali tak boleh berpikir tentang ini, apa kau mengerti?!"
"Eh? Tidak boleh berpikir....? Apanya?!"
"Se-Segalanya tentang hal iniii!!!"
Sasaraki rasa itu sudah jadi tugas yang mustahil, tapi untuk sekarang, dia hanya mengangguk.
☆☆☆
Bagaimanapun, kencan mereka berlanjut.
Menyelam ke air bersama dengan Azrael berpakaian renang, mereka pun menuju ke kastil. Keduanya berenang melewati jendela kaca patri yang rusak dan segera mencapai ruang tahta yang luas. Karpet merah membentang dengan jarak lebih dari seratus meter dan berujung pada kursi singgasana.
Tak ada hal lain disini. Karena semuanya telah dicuri oleh para pemain. Juga, tak ada NPC yang terlihat. Ada rumor tersebar diantara pemain yang berbunyi, "Para pengembangnya teledor sampai-sampai tak menempatkan NPC tepat waktu". Daripada disebut rumor tak pasti, tanpa diragukan lagi itulah kebenaran absolutnya.
Namun---ada satu rahasia yang disimpan di ruangan ini.
"Alice bilang, harusnya ada tangga yang tersembunyi di balik singgasana"
"Sungguh klise ya....? Pokoknya, ayo kita lihat"
Dengan tangan yang masih terhubung, keduanya berenang ke belakang kursi singgasana.
Dari waktu ke waktu, sikunya mengenai sesuatu yang lembut. Mungkin itu hal yang Azrael katakan kepadanya untuk tidak dipikirkan. Meski ini adalah realitas virtual, tidak, malahan karena ini adalah realitas virtual, rasanya sangat lembut dan halus.
Terus terang, Sasaraki gelisah.
Bagaimana dengan Azrael....? Lelaki ini meliriknya.
Orang yang dimaksud sedang memperhatikan singgasana dengan pandangan serius. Sambil berjongkok, dia mengetuk secara acak bagian kursi dan area sekelilingnya.
Ini membuat si gadis tampak seperti binatang kecil imut dan membuat Sasaraki tergelak.
Azrael tampak menyadari tatapannya.
"....Apa yang kau lihat?! Pelecehan seksual!"
"Eh? Tidak, aku tidak bermaksud begitu...."
"Lalu apa maksudmu?"
"Yah....entah bagaimana, emm, menawan dan...."
"Itu namanya pelecehan seksual!"
Tidak, bukan. Tentu, dia cantik dan memiliki payudara besar, membuat jantungnya berdegup kencang, tapi bukan itu yang penting sekarang. Hanya saja, tindakannya ketika mencari lorong rahasia membuat Sasaraki serasa melihat seekor hamster yang mencari jalan keluar.
Jika dia mengatakannya sekarang, Azrael pasti akan marah, itu sebabnya dia berdalih.
Setelah begini dan begitu, mereka pun mencapai bagian belakang kursi.
"Bagaimana kita bisa menemukan jalur rahasianya?"
"Hmm, lakukan saja dengan berurutan"
Sasaraki memeriksa lantai, sedangkan Azrael kursi singgasana.
"Ada tombolnya, mungkin?"
"Aku tidak melihat satupun....Mungkin kita harus mendorong kursinya....Ah, ada lubang disini"
"Benarkah?"
Ketika Sasaraki berenang di sebelahnya, barulah dia melihat sebuah lubang gelap kecil dan panjang ada di sana. Itu mungkin hanya ornamen. Ketika dia memikirkan apa yang harus dilakukan dengan lubang ini, Azrael tampak memperoleh ide bagus.
"Aku bertaruh kita harus meletakkan item di sana yang telah diwariskan oleh keluarga kerajaan!"
Itu memang terdengar seperti konsep RPG.
"....Keluarga kerajaan? Apa ada sesuatu seperti itu ya....?"
Tak ada kisah latar belakang sama sekali untuk kastil lantai pertama.
Bahkan dari awal tak ada yang tahu apakah itu memang benar kastil raja atau hanya sebuah wahana.
"Jika tidak mencoba, kita tidak akan tahu!"
"Jadi apa yang kita harus lakukan?"
"Fufufu, aku punya ide"
Azrael menghunus {Magical Sword Gram}.
"Pedang ini kelihatan pas sekali, kan?"
"Ukurannya memang terlihat pas, tapi...."
"Jalur rahasia dimaksudkan untuk hanya membiarkan orang yang memiliki pedang legendaris memasuki dunia bawah tanah!"
"Dunia bawah tanah? Tapi ini hanyalah dungeon....kalau memang seperti itu, harusnya masalah ini lebih rumit kan?"
"Abaikan detailnya!"
Ditambah, dungeon yang berada di bawah singgasana itu terkesan sudah aneh.
Yah, inilah game di mana kau tak perlu mempermasalahkan detail.
"Akan kulakukan---Wahai pedangku yang kekal, lepaskan segel yang menghalangi jalanku---"
Si gadis mulai melantunkan mantra. Karena tak ada petunjuk lain, aku serahkan saja padanya---pikir Sasaraki, ketika dia melihat tombol kuning di ujung sandaran tangan. Mungkin mereka harusnya menekan itu.
"TAAHHHH!!!"
Azrael menusukkan 'Magical Sword Gram' ke lubang.
Dua detik berlalu. Lima detik berlalu. Tapi tak ada yang terjadi.
"...."
Sasaraki memutuskan sendiri dan menekan tombol kuning.
Setelah itu, (Srerererererereeeekkkk~~)
"KYA?!?!"
Tangga yang mengarah ke bawah pun muncul di depan kaki Azrael.
Setelah menunjukkan keterkejutan, wajahnya langsung berubah menjadi kegembiraan.
"Hei, kau lihat itu?! Kau lihat kan?! Aku benar!!"
"Eh?"
"Haa-Haa, hebatnya diriku ini! Aku seorang detektif cemerlang, ya kan?"
"Eh?"
Sasaraki berpikir selama beberapa detik, kemudian tersenyum.
"....Ya, kau hebat!"
"Muu? Untuk apa senyum pengertian itu?"
"Tidak, tidak ada, sungguh"
"Muu?"
Azrael tampak bingung, namun agak senang juga.
Dilihat-lihat, dia sangat menggemaskan.
☆☆☆
Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel
Pokoknya, begitulah.
Keduanya sekarang di atas gerbang kastil lantai pertama. Tampaknya, ada sebuah dungeon dibagian bawah lantai terendah kastil. Karena semuanya banjir sekarang, seseorang tentu saja harus menyelam ke sana. Dan itulah sebabnya, mereka mengenakan pakaian renang---Apa semua ini sekarang benar-benar 'persoalan penting?' Sasaraki mulai meragukan perubahannya baru-baru ini dalam berpikir apa yang wajar dan tidak.
"Uuuuh...."
Azrael menyembunyikan dada besarnya dan menatap Sasaraki dengan perasaan malu. Tapi, percuma saja. Itu terlalu besar. Lagipula, pakaian renangnya adalah one-piece putih. Kita membahas Azrael yang tidak pernah mengenakan apa pun kecuali pakaian hitam atau gelap, tapi anehnya, putih juga cocok.
Kakinya semampai.
Dengan jari-jari kaki telanjang yang gemetar.
Terus terang---Ya, dia sangat cantik.
"Tung---Ja-Jangan menatapku terus...."
"Tidak....A-Aku akan terus menatap"
Sasaraki mengontrol detakan di dadanya sambil mengingat kata-kata Alice.
"Jadilah lebih jujur dan suarakan pikiranmu"
Dia tidak tahu apa yang gadis itu maksudkan, tapi....karena Alice yang mengatakannya.
Pasti ada makna di balik ucapannya. Lagi pula, dia memutuskan untuk mencoba.
"Aku....A-Aku rasa...."
(Dagdigdugdagdigdug).
"Kau rasa?"
"A-Aku rasa....Aku bukannya....tidak suka....sama sekali...."
"Hah....? Apa yang kau bicarakan?"
"Kurasa kau terlihat memukau", adalah apa yang dia coba katakan, tapi tidak bisa keluar.
Lelaki ini menghela nafas dalam pikirannya.
Aku cuma seorang pengecut.
"Aku hanya tidak mau dibenci oleh....Ti-Tidak, tidak jadi"
Azrael mendadak menoleh ke samping.
"Ini juga bukan berarti aku tidak....menyukaimu...."
"Eh?"
"Ah, ja-jangan salah paham! Bukannya aku menyukaimu!"
"Lalu, yang mana?"
"Terserah! Lupakan saja!"
Azrael bersikeras sementara dirinya menjadi tegang.
Kedua tangan gadis ini sangat gemetar.
"Ah, ja-jangan melihatku!"
"A-Aku akan berhati-hati dengan tindakanku! Kau jangan gemetaran begitu!"
"Aku tidak....Aaah, cukup! Aku sudah paham! Kenapa para lelaki sangat mesum?!"
"Ja-Jangan tanya aku!"
Keadaan jadi semakin kacau.
"Halo~, bisa kalian berdua mendengarku~?"
Suara Lizna bergema di kepalanya.
"Yah, kalian kan sedang berkencan, jadi kalian harus saling mengaitkan lengan, tahu~?"
"Ap---?!"
"Apaaaaa?!"
"Lakukan yang terbaik~. Ehehehe~"
Dan kemudian gadis diseberang memotong transmisi.
Setelah Azrael berdiri ditempat dengan gemetaran selama beberapa saat, dia tiba-tiba membuka matanya.
"Sasaraki!!"
"Siap!!"
"Kau harus, HARUS sekali tak boleh berpikir tentang ini, apa kau mengerti?!"
"Eh? Tidak boleh berpikir....? Apanya?!"
"Se-Segalanya tentang hal iniii!!!"
Sasaraki rasa itu sudah jadi tugas yang mustahil, tapi untuk sekarang, dia hanya mengangguk.
☆☆☆
Bagaimanapun, kencan mereka berlanjut.
Menyelam ke air bersama dengan Azrael berpakaian renang, mereka pun menuju ke kastil. Keduanya berenang melewati jendela kaca patri yang rusak dan segera mencapai ruang tahta yang luas. Karpet merah membentang dengan jarak lebih dari seratus meter dan berujung pada kursi singgasana.
Tak ada hal lain disini. Karena semuanya telah dicuri oleh para pemain. Juga, tak ada NPC yang terlihat. Ada rumor tersebar diantara pemain yang berbunyi, "Para pengembangnya teledor sampai-sampai tak menempatkan NPC tepat waktu". Daripada disebut rumor tak pasti, tanpa diragukan lagi itulah kebenaran absolutnya.
Namun---ada satu rahasia yang disimpan di ruangan ini.
"Alice bilang, harusnya ada tangga yang tersembunyi di balik singgasana"
"Sungguh klise ya....? Pokoknya, ayo kita lihat"
Dengan tangan yang masih terhubung, keduanya berenang ke belakang kursi singgasana.
Dari waktu ke waktu, sikunya mengenai sesuatu yang lembut. Mungkin itu hal yang Azrael katakan kepadanya untuk tidak dipikirkan. Meski ini adalah realitas virtual, tidak, malahan karena ini adalah realitas virtual, rasanya sangat lembut dan halus.
Terus terang, Sasaraki gelisah.
Bagaimana dengan Azrael....? Lelaki ini meliriknya.
Orang yang dimaksud sedang memperhatikan singgasana dengan pandangan serius. Sambil berjongkok, dia mengetuk secara acak bagian kursi dan area sekelilingnya.
Ini membuat si gadis tampak seperti binatang kecil imut dan membuat Sasaraki tergelak.
Azrael tampak menyadari tatapannya.
"....Apa yang kau lihat?! Pelecehan seksual!"
"Eh? Tidak, aku tidak bermaksud begitu...."
"Lalu apa maksudmu?"
"Yah....entah bagaimana, emm, menawan dan...."
"Itu namanya pelecehan seksual!"
Tidak, bukan. Tentu, dia cantik dan memiliki payudara besar, membuat jantungnya berdegup kencang, tapi bukan itu yang penting sekarang. Hanya saja, tindakannya ketika mencari lorong rahasia membuat Sasaraki serasa melihat seekor hamster yang mencari jalan keluar.
Jika dia mengatakannya sekarang, Azrael pasti akan marah, itu sebabnya dia berdalih.
Setelah begini dan begitu, mereka pun mencapai bagian belakang kursi.
"Bagaimana kita bisa menemukan jalur rahasianya?"
"Hmm, lakukan saja dengan berurutan"
Sasaraki memeriksa lantai, sedangkan Azrael kursi singgasana.
"Ada tombolnya, mungkin?"
"Aku tidak melihat satupun....Mungkin kita harus mendorong kursinya....Ah, ada lubang disini"
"Benarkah?"
Ketika Sasaraki berenang di sebelahnya, barulah dia melihat sebuah lubang gelap kecil dan panjang ada di sana. Itu mungkin hanya ornamen. Ketika dia memikirkan apa yang harus dilakukan dengan lubang ini, Azrael tampak memperoleh ide bagus.
"Aku bertaruh kita harus meletakkan item di sana yang telah diwariskan oleh keluarga kerajaan!"
Itu memang terdengar seperti konsep RPG.
"....Keluarga kerajaan? Apa ada sesuatu seperti itu ya....?"
Tak ada kisah latar belakang sama sekali untuk kastil lantai pertama.
Bahkan dari awal tak ada yang tahu apakah itu memang benar kastil raja atau hanya sebuah wahana.
"Jika tidak mencoba, kita tidak akan tahu!"
"Jadi apa yang kita harus lakukan?"
"Fufufu, aku punya ide"
Azrael menghunus {Magical Sword Gram}.
"Pedang ini kelihatan pas sekali, kan?"
"Ukurannya memang terlihat pas, tapi...."
"Jalur rahasia dimaksudkan untuk hanya membiarkan orang yang memiliki pedang legendaris memasuki dunia bawah tanah!"
"Dunia bawah tanah? Tapi ini hanyalah dungeon....kalau memang seperti itu, harusnya masalah ini lebih rumit kan?"
"Abaikan detailnya!"
Ditambah, dungeon yang berada di bawah singgasana itu terkesan sudah aneh.
Yah, inilah game di mana kau tak perlu mempermasalahkan detail.
"Akan kulakukan---Wahai pedangku yang kekal, lepaskan segel yang menghalangi jalanku---"
Si gadis mulai melantunkan mantra. Karena tak ada petunjuk lain, aku serahkan saja padanya---pikir Sasaraki, ketika dia melihat tombol kuning di ujung sandaran tangan. Mungkin mereka harusnya menekan itu.
"TAAHHHH!!!"
Azrael menusukkan 'Magical Sword Gram' ke lubang.
Dua detik berlalu. Lima detik berlalu. Tapi tak ada yang terjadi.
"...."
Sasaraki memutuskan sendiri dan menekan tombol kuning.
Setelah itu, (Srerererererereeeekkkk~~)
"KYA?!?!"
Tangga yang mengarah ke bawah pun muncul di depan kaki Azrael.
Setelah menunjukkan keterkejutan, wajahnya langsung berubah menjadi kegembiraan.
"Hei, kau lihat itu?! Kau lihat kan?! Aku benar!!"
"Eh?"
"Haa-Haa, hebatnya diriku ini! Aku seorang detektif cemerlang, ya kan?"
"Eh?"
Sasaraki berpikir selama beberapa detik, kemudian tersenyum.
"....Ya, kau hebat!"
"Muu? Untuk apa senyum pengertian itu?"
"Tidak, tidak ada, sungguh"
"Muu?"
Azrael tampak bingung, namun agak senang juga.
Dilihat-lihat, dia sangat menggemaskan.
☆☆☆
Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Halaman selanjutnya
Comments
Post a Comment