Short Story : Gosip! Pangeran Dan Naga, Pasangan Memalukan Itu (Chapter 11-15)


[Chapter 11]

Naga muda dan aku tidak punya uang sama sekali.

Kuberikan semua delapan koin perak milikku.

Ditambah, paras cantik naga muda.

Ya, dunia ini begitu kejam.

Aku bilang ke boss kalau aku ingin berhutang padanya, lalu si boss memanggil keamanan.

Si naga muda bilang ke boss kalau dia yang akan berhutang padanya, lalu boss dengan lapang dada menerimanya dan memberikan sekantung kue osamanthus.

Aku menatap tajam naga muda di sampingku.

Dia berkedip, "Nee-san sudah lapar? Sebentar lagi kita sampai."

Aku marah.

Apa aku ini tipe orang yang suka marah-marah?

Aku...

Aku... Aku melihatnya mengeluarkan sebuah kue osamanthus dan memberikannya padaku.

"Ini, nee-san. Untukmu, aku tidak lapar."

...

Baiklah...

Memang benar, aku ini tipe yangmudah marah.

Oh, kue osamanthus ini sangat enak.

Kutatap kue osamanthus di tanganku dan berjalan mendekati naga muda.

"Tadi kamu bilang, ketika kita bertemu pangeran, aku harus pasang ekspresi apa, supaya aku terlihat lebih baik di depannya?"

Naga muda menarik lengan bajuku.

Aku bingung sambil memiringkan wajahku, "Ada apa?"

Dia mendekatkan kepalanya dan berbisik, "Pangeran ada di belakang Nee-san."

???

Apa???

Aku langsung berbalik, dan di belakangku ada seekor kuda dan penunggangnya.

Oh.

Dia sangat terlihat seperti seorang pangeran.

Dia terlihat tampan dengan alis yang tajam bagaikan pedang. Badannya tinggi dan tegap, dan dipinggangnya tergantung sebilah pedang yang terlihat sangat mahal.

Kudanya juga terlihat sangat bagus.

"Nee-san," Naga muda berbisik di sampingku, "Ada remah kue di wajah nee-san."

"..."

Aku berbalik sebentar dan membersihkan wajahku dari remah kue.

Berdeham.

Mengeluarkan suara 'a, a~' dan jatuh ke tangan naga muda dan berteriak, "tolong!"

Naga muda mengerti maksudku dan menangkapku, dengan sedikit kuat melingkarkan tangannya di pinggangku dan berkata dengan sedikit kasar, "Jangan teriak!"

Melihat pangeran turun dari tunggangannya membuatku merasa puas.

Dia mendekat.

Akan tetapi dia menarik pedangnya.

Oh tidak, tidak akan kubiarkan dia menyakiti naga muda.

Aku akan pura-pura berusaha melepaskan diriku, lalu melempar tubuhku ke pelukan pangeran dan memberikan kesempatan buat naga muda untuk bersembunyi.

Akan tetapi, yang terjadi adalah pangeran mengulurkan tangannya, menggenggam kerah bajuku dan menghempaskan diriku ke samping.

???

??????

EH???

Setelah itu pangeran mengeluarkan sapu tangan dan melap tangannya yang barusan menggenggam kerah bajuku, lalu membuang sapu tangannya. Kemudian dengan lembut memeluk naga muda.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

"..."

[Chapter 12]

Aku mulai meragukan dunia ini.

Ni hao.

Aku di sini.

Pangeran, apa kamu melihatku?

Ada tuan putri di sini.

Aku sengaja berdeham dua kali dan berkata, "Aku adalah seorang tuan putri."

Pangeran memasang wajah terkejut.

Sialan.

Dia memasang wajah yang sama seperti naga muda ketika mengetahui kalau aku seorang tuan putri.

Sekali lagi aku diremehkan.

Menyebalkan.

"Mengapa kamu menatapku seperti itu? Aku seorang tuan putri sungguhan."

Pangeran cemberut tidak percaya.

Aku menunjuk naga muda, "Jika kamu tidak percaya, tanya dia."

Naga muda mengangguk, "Ya, beliau tuan putri yang sangat baik."

Aku yakin pangeran percaya sekarang.

Akan tetapi, sikap pangeran tetap tidak berubah dan memalingkan wajahnya, "bukan urusanku."

Kemudian dia mengangkat naga muda, dan dengan hati-hati menaruhnya di atas kuda seakan-akan sedang memegang sesuatu yang sangat rapuh.

"Apa kamu masih ingat padaku? Kita sering bermain ketika kecil."

Naga muda terlihat sedikit malu dan telinganya berubah menjadi merah, "Aku ingat, kamu sekarang jauh lebih tinggi."

Pangeran tersenyum, dan tatapan tajam ketika menatapku meleleh menjadi mata air musim semi yang sejuk.

"Aku merindukanmu. Senang melihatmu lagi. Maukah kamu tinggal di istana beberapa hari?"

Bulu mata naga muda bergoyang-goyang mengikuti matanya yang berkedip-kedip, "Aku tidak akan mengganggumu?"

Pangeran membungkuk, "Tentu saja, sebagai tamuku yang terhormat, ini adalah suatu kebahagiaan bagiku."

"..."

Aku terkejut menyaksikan percakapan mereka, dan mencoba menunjukkan keberadaanku sebagai seorang tuan putri.

"Hallo..."

Naga muda teringat dan mengenalkan aku pada pangeran, "Ini adalah tuan putri yang perlu kamu selamatkan."

Pangeran bahkan tidak menatapku dan langsung menjawab, "Tidak akan."

Naga muda menatapku dengan bingung.

Pangeran dengan lembut menyentuh kepala naga muda, dan mengalihkan tatapan naga muda ke dirinya.

"Kenapa kamu selalu menatapnya? Bukankah kamu selalu menyukaiku semenjak kita kecil?"

Naga muda menjawab, "Tidak, aku selalu menyukaimu."

...

Haa, apa kamu melihatnya? 

Masih ada seseorang di sini.

Annyeonghaseyo?

[Chapter 13]

Tentu saja, berkat pertemananku dan naga muda, aku diundang ke istana bersamanya.

Meski aku diundang atas permintaan naga muda.

Tapi, tidak masalah.

Pokoknya, aku akan kembali setelah tugas ini selesai.

Apa yang mengejutkan aku adalah ketika aku masuk ke dalam istana bersama pangeran dan naga muda, banyak orang yang tiba-tiba muncul dari berbagai arah.

Mereka berlarian sambil membawa bunga dan berteriak ramai.

Mereka sorak, "Lihat! Pangeran membawa seorang tuan putri yang sangat cantik."

"Oh tuhan, apa itu tuan putri dari legenda? Sangat cantik!"

"Negara kita telah kedatangan tuan putri paling cantik di dunia."

Mendengar pujian-pujian ini, aku mendongakkan kepalaku dengan bangga, memasang postur terhormat layaknya seorang ratu dan melambaikan tanganku  sambil tersenyum dan berkata, "Tidak perlu heb... OH."

Aku tergencet oleh sekerumunan orang, dan berdiri mematung di tempat sambil melihat mereka mengelilingi pangeran dan naga muda.

Aku menunjuk ke arah pangeran dan naga muda, ke arah diriku sendiri dan menganga tidak percaya.

"..."

Tidak.

Apa semua orang ini buta?

Tuan putri yang asli berdiri di sini, tahu?

Di saat aku masih terkejut, seorang pengawal datang ke arahku.

Baiklah, baiklah. Setidaknya di negara ini masih ada orang yang waras, pikirku.

Pengawal berdiri tepat di depanku, dan aku bersiap menghentikan penghormatannya dan berterima kasih atas penglihatannya yang bagus.

Akan tetapi, yang kudengan malah "Apa kamu pelayan baru? Kenapa kamu mengenakan baju lusuh seperti itu?"

'Kenapa kamu mengenakan baju lusuh seperti itu?'

'Baju lusuh.'

???

Kutatap bajuku, yang memang sedikit lusuh. Ada bercak minyak berbentuk  tangan di dadaku, lalu aku melihat pangeran yang terhormat dan naga muda dengan pakaian bagus, dan terdiam.

Ugh.

Ini hari yang penuh dengan penghinaan.

[Chpater 14]

Aku tinggal dengan naga muda di kastil pangeran selama sebulan.

Hidup di sini sangat menyenangkan.

Pangeran membawa naga muda jalan-jalan di taman bunga.

Aku memberi makan ikan di kolam istana.

Pangeran membawa naga muda jalan-jalan ke danau.

Aku memberi makan ikan di kolam istana.

Pangeran membawa naga muda jalan-jalan dengan kuda.

Aku memberi makan ikan di kolam istana.

Pangeran membawa naga muda ke pesta dansa.

Aku memberi makan ikan di kolam istana.

Pangeran mengantar naga muda pulang ke kampung halamannya.

Aku... aku sedang membaca novel.

Oh, kamu tanya bagaimana dengan ikannya?

Mati tersedak.

Awalnya aku berencana ke kolam lain dan memberi makan mereka, tapi pelayan di istana memegangi kakiku dan berteriak, "Tolong jangan beri makan mereka lagi. Biarkan mereka hidup."

Kutepuk bahu pelayan dan berkata dengan jujur, "Kamu salah. Ikan-ikan itu tidak  mati karena aku, mereka mati tersedak karena kesalahan mereka sendiri."

Pelayan berteriak semakin histeris, "Apa bedanya?"

"Tentu saja ada bedanya, mereka tidak mati tersedak oleh pakan ikan, tapi mati tersedak karena makanan anjing." (Orang cina biasa menyebut jombol sebagai 'Anjing Kesepian' dan ketika ada pasangan yang sedang bermesraan, mereka seakan-akan memberikan makanan anjing untuk menghina anjing yang kesepian.)

Tidak cuma ikan.

Aku pikir aku akan mati tersedak juga.

Si pangeran sampah ini bersikap lebay banget sambil merayu naga muda dan si naga muda, bunga rapuh yang kecil, melempar dirinya ke pelukan pangeran.

Kata-kata menjijikan pangeran makin hari makin menjijikan.

Pangeran : "Aku tidak bertemu denganmu selama beberapa tahun, apa kamu tidak merindukan aku?"

Pangeran : "Hatiku keras bagaikan batu, dan tidak akan pernah berubah."

Pangeran : "Kamu adalah cinta sejatiku."

Pangeran : "Sayang, maukah engkau menikah denganku?"

...

Heh, semua laki-laki itu BABI.

Tapi babi sampah satu ini bisa dibilang lumayan, karena dia bisa bersikap lebih baik kepada semua orang karena naga muda.

Di hari-hari terakhirku tinggal di sini, aku menghadiri pernikahan mereka.

Si naga muda cantik dan rapuh ini akhirnya menetap di negara besar ini.

Ketika aku akan pergi, dengan mengabaikan tatapan tidak senang pangeran, aku memeluk naga muda, dan dengan lembut mencium kening di antara kedua alisnya.

"Jika suatu hari nanti, si babi bajingan ini tidak memperlakukan kamu dengan baik, datang padaku. Negara Nee-san akan selalu menerimamu."

Mata naga muda masih terlihat begitu indah, biru bagaikan laut gelap yang memantulkan cahaya bintang di langit malam.

Dia membalas tatapanku dan berkata dengan serius, "Nee-san akan menjadi ratu yang paling kuat."

Kuangkat daguku dan tersenyum, "Tentu saja!"

Setelah itu, kunaiki kudaku, melambaikan tanganku, dan kembali ke kerajaanku tanpa membalikkan badanku lagi.

[Extra - Chapter 15 : Sudut pandang naga muda]

Aku adalah seekor naga.

Orang tuaku sangat menyayangiku, dan hanya memilikiku putra sematawayang mereka. Biasanya mereka sangat mencintaiku, dan mau memberikan aku semua emas, perak, dan permata, tapi hanya pada satu hal ini saja, mereka begitu keras kepala.

Mereka bilang kalau aku harus menemukan seorang tuan putri atau seorang pangeran dan membawanya pulang ketika tahun baru.

Kepalaku pusing, dan tidak ada cara lain selain melakukan perjalanan mencari tuan putri atau pangeran.

Di jalan, aku mendengar ada sebuah negara yang memiliki seorang pangeran yang sangat rapuh, yang suka menatap langit lalu menangis, yang suka menatap bunga dan mengeluh. Aku pikir dia adalah orang yang aku cari, dan berencana terbang dengan santai ke sana.

Di pertengahan jalan, aku kehausan. Tapi aku tidak bisa membuka penyumbat botol airku, jadi aku mencoba mencari seseorang yang bisa membuka penyumbat botol ini untukku.

Tapi semua rakyat kota ini ketakutan ketika melihatku, untungnya, ada seorang gadis di atas tembok.

Dia menatapku dengan ekspresi aneh, seakan-akan menatap manakan lezat. Aku merasa sedikit ketakutan, tapi aku tetap mencoba meminta bantuannya.

Wajahnya terlihat kesal ketika membuka penyumbat botolku, dan terlihat seakan-akan ingin membunuh seseorang.

Aku sangat ketakutan sampai ingin pergi.

Dia bilang kalau dia adalah seorang tuan putri, dan memintaku membantunya menyelesaikan tugasnya.

Aku merasa dia adalah orang yang baik, jadi aku menemaninya mencari pangeran.

Dia adalah gadis yang canggung tapi juga lembut. Dia bersedia menggendongku dan jalan, dia bisa berburu dan memanjat pohon. Dia sangat luar biasa.

Dia juga seorang tuan putri yang memiliki mimpi dan ambisi, dan memiliki pandangan yang unik terhadap rakyat dan pemerintahan, dan dia tidak puas hanya sebagai ratu.

Dia sangat sedih karena tidak pernah ada tuan putri yang menjadi seorang raja, aku menyemangatinya untuk menjadi seorang raja, dan menemukan seorang pangeran untuk menjadikannya ratu. Matanya berubah penuh semangat dan wajahnya bersinar dengan indah.

Setelah itu dia menjadi seorang raja.

Seperti yang kubayangkan, dia adalah raja yang baik.

Kekasihku dan aku pergi mengunjunginya.

Kekasihku adalah pangeran yang telah kukenal semenjak aku kecil, tapi kami berpisah sementara. Dia selalu bersikap dingin di depan semua orang, tapi ketika menatapku, dia sangat nempel dan selalu memintaku memanjakannya.

Ketika aku ingin mengunjungi tuan putri, dia memelas, "Sayang, mungkinkah engkau sudah tidak mencintaiku lagi? Waktu itu, kamu ingin menculiknya dan bukan aku. Apa kamu tidak mencintaiku lagi?"

Aku hanya bisa tersenyum pasrah, dan mengecup bibirnya dan berkata, "Aku mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu."

Setelah mendengarnya, dia dengan senang hati pergi bersamaku.

Tuan putri terlihat sangat senang bertemu kami, dan tertawa, "Akhirnya aku bisa memberi kalian makanan anjing juga."

Aku menatapnya dengan terkejut.

Dia menarik seorang pangeran tampan dari balik tirai.

Setelah berbincang, kami mengetahui kalau dia adalah pangeran yang tidak bisa tidur karena kacang tangan di bawah kasurnya yang dulu ingin kuculik.

Dengan ragu aku berkata, "Jadi sekarang kamu..."

Si pangeran tersenyum dan tertawa riang, "Waktu itu karena suatu alasan, aku terpaksa mengenakan pakaian wanita dan mengubah perilakuku untuk bersembunyi. Mempermalukan diriku sendiri."

Tuan putri dan pangeran saling bertatapan, dan aura di sekitar  mereka begitu indah dan lembut.

Senangnya.

Semua orang menemukan pasangan mereka dan hidup bahagia.

-The End-



Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]