Kusoge chap 2 (1) vol 3 B. Indonesia

Chapter 2 Tentang saat dimana putri kita memanggil dirinya sendiri sang penyelamat
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel


Segalanya berubah buruk.

Kisara dengan cepat bertindak. Atau lebih tepat dikata, bawahannya. Mereka menyebarkan isi pidatonya ke semua pemain di kota 'Start' dalam waktu 30 menit; seperti yang diharapkan dari guild penyerbuan tingkat atas.

Antusiasme mereka sungguh liar. Inti pesannya jelas,

{BUNUH PARA PENGEMBANG!!!}

Sasaraki dan yang lain sedang melihat statistik tentang jumlah anggota di antara guild di Layar Utama ruang debugging. Lebih dari 2000 pemain---dan terus bertambah---telah bergabung dengan guild 'Liberion' (alias. Against the Developers), dipimpin oleh Kisara.

"Dia punya bakat untuk ini, ya ...?"

"Yah, dia seorang 'Agitator', mereka seharusnya ahli dalam hal-hal semacam ini, kan?"

'Gadis kecil menjadi penjahat besar'---situasi semacam itu yang terjadi di sini memainkan peran dalam kesuksesannya juga, mungkin.

"Segalanya berubah menjadi sesuatu yang sangat menarik!"

Kata Alice dengan ekspresi ceria.

"Lebih dari 2000 orang bertindak sebagai satu---peristiwa yang sangat indah!"

"Yah, meskipun itu demi membunuh kita...."

Berkat pengakuan para saksi mata Kisara, keberadaan ruang debugging sekarang terkenal di kalangan pemain.

Anggota guild mereka sedang berjuang untuk 'Misi: Menemukan Ruang Debugging'.

"Mereka benar-benar terlihat bersenang-senang, ya?"

Sasaraki bergumam sambil menatap tontonan di Layar Utama. Terdapat 'Space-Time Rift', yang dihasilkan oleh bug, muncul di gang belakang kota. Menyentuhnya akan memindahkanmu ke suatu tempat. Lusinan orang baik lelaki dan perempuan telah berkumpul, terlibat dalam diskusi penuh semangat.

{Titik perpindahan bisa berubah tergantung pada senjata apa yang kau pegang saat menyentuhnya!}

{Jadi jika berhasil membuatnya memindahkan kita ke koordinat yang tidak ada, kita bisa berakhir di ruang debugging}

{Walaupun aku merasa kita hanya akan terjebak di batu atau sesuatu seperti itu....}

{Itu juga lucu}

{Sudah mencoba kapak, pedang, dan busur?}

{Aku akan mencoba sambil memegang mata uang yang tidak berguna ini}

{Ide yang bagus. Ayo lakukan}

{Kenapa?}

{Dari sudut pandang pemrograman, mata uang memiliki nilai numerik yang telah ditetapkan dan dapat kita manipulasi, benar kan?}

{Begitu ya! Kau pintar rupanya?!}

Mereka sungguh bersenang-senang.

"Apa mereka benar-benar bisa menemukan ruang debugging?"

Sasaraki bertanya. Alice meletakkan tangan ke dagunya, "Hmm".

"Bahkan jika mereka memiliki pemahaman kuat tentang cara kerja bug, itu akan sulit. Bagaimanapun juga, tempat ini terisolasi secara fisik"

"Jadi, usaha yang sia-sia?"

"Memasuki ruang debugging sekali saja akan menetapkan flag*...."
[Aku tidak tau maksudnya Flag disini apaan. Mungkin, kalau disimpulkan, "sudah mustahil dari awal"]

"Jadi tidak ada orang selain Kisara yang bisa masuk, ya?"

Menurut mata-mata mereka yang berhasil menyelinap ke guild tersebut (Tiolis), Kisara telah mengambil bagian bersama stafnya untuk bekerja meningkatkan jumlah sekutu. Kalau diteruskan, guild itu akan segera terisi oleh lebih dari setengah basis pemain.

"Antusiasme mereka luar biasa, tapi masalahnya adalah mereka akan cepat bosan, kan?"

"Kau punya rencana?"

Alice mengangguk, penuh percaya diri.

"Ayo lakukan dengan gaya RPG. Gamemaster yang baik memiliki pemikiran tipikal orang jahat dengan tujuan yang sangat mudah dipahami"

"Tipikal orang jahat?"

"Kekaisaran Pengembang yang jahat. Kita juga akan membuat mereka mengalahkan sesuatu seperti Empat Kaisar, bos mini kemudian bos terakhir"

Alice menggambar bagan organisasi di papan tulis. Puncaknya adalah 'Dewi Lizeltna', agak kebawah terlihat 'Pendeta Besar Sasaragon', dan di bawahnya lagi dia menggambar empat lingkaran. Mereka menuliskan nomor satu hingga empat Kaisar di dalamnya.

"Permisi, apa itu Sasaragon?"

"Nama penjahatmu. Keren, kan?"

Nilai penamaan Alice begitu bobrok.

Tapi, mungkin cocok dengan kusoge ini.

"Mereka harus berpetualang untuk menemukan titik lemah semua orang---itulah setting dari kita"

"Titik lemah apa?"

"Bahkan jika memutuskan untuk mengurus empat kaisar, kita tidak bisa menciptakannya. Jadi, untuk sekarang kita hanya perlu mengamati apa yang para pemain lakukan dan memutuskan selagi berjalan"

"Bukannya kita terlalu mengandalkan peluang di sini?!"

"Aku akan menyerahkannya pada kalian untuk berpikir bagaimana menunjukkan kelemahan masing-masing, ya?"

Sasaraki dan Lizna saling memandang, mereka mulai bertukar pikiran.

"Bagaimana tentang event kemunculan kita....? Haruskah memasukkan naskah kuno atau sesuatu tentang dewi?"

"Tapi Sasaraki-kun, kita tidak bisa membuat item baru"

"Ah, benar juga. Bagaimana kalau membuat suatu bos dungeon yang sudah dikalahkan menceritakan sesuatu tentang kita?"

"Monster yang sudah mati tidak bisa bicara"

"....Apa aku pergi sendiri saja ya, dan memberi tahu para pemain disaat mereka membunuh suatu bos dungeon?"

"Itu mungkin berhasil"

Lizna mengangguk mengakui, "Ya, ya...."

"Tapi meski begitu....Kisara mengatakan semua itu...."

Si gadis kecil telah menyebarkan berbagai hal. Dia berkata bahwa pengembang adalah makhluk mahakuasa, bahwa mereka bermain-main dengan para pemain sesuka hati, atau bahwa mereka memerintah semua aspek dalam game. Mungkin itulah yang terlihat di matanya— Sebenarnya, memang begitu.

Tapi dalam kenyataan, tidak seperti itu sama sekali.

Hal-hal yang bisa dilakukan oleh mereka berempat* sangat terbatas. Mereka berjuang untuk mengurus bug sepanjang waktu, dan hal-hal tidak pernah berjalan seperti yang direncanakan. Sasaraki berharap bisa menyampaikan itu pada Kisara.
[Maksud disini bukan empat kaisar, tapi Sasaraki, Lizna, Azrael, dan Alice. Sedangkan empat kaisar adalah bos yg rencananya mau diciptakan untuk menghadapi para pemain]

"Ngomong-ngomong, apa peninjauan AI berjalan baik?"

"Aku 80% selesai dengan laporan, pemrogramannya sudah lengkap. Azrael sedang melakukan sesuatu yang lain"

"Apa itu?"

"Dia bilang ingin mencoba yang terbaik untuk membuat sesuatu yang bisa dimakan"

"....Eh? Kita bisa melakukannya?"

"Aku tidak yakin"

Dia mengingat ekspresi Azrael. Sebelumnya, mereka berdua telah memeriksa bagaimana keadaan Kisara. Begitu Azrael melihat Kisara telah berteman di guild, dia tampak lega tapi kemudian nampak melamun sesaat.

Dia mungkin mempertimbangkan apa yang dia sendiri bisa lakukan untuk Kisara.

"Begitu ya~, Begitu ya~...."

Lizna menanam pantatnya ke lantai ruang debugging.

"Akan lebih bagus jika kita bisa menyampaikan perasaan Azrael pada putrinya, kan?"

"Ya"

"Tapi itu akan sulit"

"Dunia ini tempat yang keras, ya?~", ucap Lizna seolah baru menyadari sesuatu.

☆☆☆

Ke Halaman utama Kusoge Online (BETA)
Ke Bagian selanjutnya

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]