Loner and Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 16-26
Diterjemahkan oleh I-Fun Novel, -MrStar-
Chapter 16 – Tatapan (Pertanda)
(TLN: Karena karya ini banyak dialog dalam hati maka
diberi warna pink untuk Asakura, biru untuk Andou, orange untuk
Asakura&Andou, hijau untuk Inchou (Ketua kelas) dan ungu
untuk Inchou & Andou.)
“U-umm…
Andou-kun… Selamat pagi.”
“Ah,
nn. Selamat pagi, Asakura-san.”
Ada apa? Kenapa
Asakura-san terlihat aneh hari ini? (Andou)
Gimana nih? Padahal
dari kemarin aku bisa menyapanya dengan biasa… tapi begitu aku menyadari kalau
aku [jatuh cinta] pada Andou-kun, menyapanya saja membuatku merasa sangat malu.
(Asakura)
Hmm, kira-kira ada apa
dengan Asakura-san, ya… oh, jangan-jangan? Dia lagi kebelet? (Andou)
Semuanya… gara-gara
Andou-kun memberikan novel ini. (Asakura)
I-itu [Sonota no Shinzokuwo tabetai] yang kubeli untuk Asakura-san kemarin. Asakura-san, tiba-tiba dia
tersenyum pas mengluarkan novel itu… sepertinya dia sangat menyukainya! Aku
jadi tidak sabar ingin mendengar pendapatnya tentang novel itu. (Andou)
Dari buku yang dia
berikan padaku dan kata-katanya ketika menjenguk, aku yakin kalau Andou-kun
punya perasaan padaku. Tapi… aku kurang berani. Aku tidak ingin membuat
kesalahan yang sama dengan yang di toko buku, karena itu… kalau bisa, aku ingin
mendekatinya dengan menunjukkan perasaanku secara tidak langsung supaya Andou-kun
menembakku duluan. (Asakura)
Hmm, kenapa? Tiba-tiba,
Asakura-san memeluk novel sambil menatapku dengan tatapan lembut, tapi… (Andou)
Andou-kun… novel ini
adalah harta karunku. Karena itu, kamu akan menyadari perasaanku kalau aku
memeluknya seperti ini, kan? (Asakura)
Asakura-san, kelas mau
dimulai loh, ga apa-apa nih ga ke toilet? (Andou)
*Jiiiiii------*
Dia menatapku dengan
serius… (Andou)
*Jiiiiii------*
… Nn? Apa mungkin dia berharap
aku mengatakan sesuatu? Eh, jangan-jangan…? (Andou)
“U-umm…
Asakura-san?”
“Y-YA!
Ada apa, Andou-kun!?”
Uuwa! Entah kenapa
caranya menjawab terdengar sangat bersemangat! (Andou)
Mungkinkah, dia
menyadari perasaanku! (Asakura)
“Errr…
novel itu… Gimana?”
“Ya!
Aku sangat tersentuh dengan ceritanya, aku sampai menangis!”
“Ya,
kan! Aku juga sama!”
[Aku juga sama!] dengan
kata lain, kami memiliki [perasaan yang sama]!? (Asakura)
Aaaaaah... Ternyata dia
cuma pengen bertukar pendapat soal novel, ya… (Andou)
Ufufu… Cuma masalah
waktu sampai kami mulai berpacaran! (Asakura)
Aku ini penyendiri di
sekolah, tapi sepertinya aku sudah [berteman] dengan Asakura-san! (Andou)
===========================================================
Chapter 17 – Perpustakaan
“Ah,
Andou-kun, hai. Kamu main ke perpustakaan lagi hari ini?”
“Inchou,
hai. Heh, bukannya Inchou juga main ke perpustakaan melulu pas istirahat makan
siang?”
“Karena
aku anggota perpustakaan, jadi ga masalah. Tapi Andou-kun selalu datang ke sini
walaupun bukan anggota, ya kan?”
“Yah,
karena aku tidak punya kerjaan pas istirahat…”
“Kalau
begitu, kenapa tidak ngobrol atau main dengan teman sekelas saja?”
“Inchou…
kamu tahu kan aku ini [penyendiri]?”
“Tentu
saja aku tahu. Lalu?”
“Terus
kenapa kamu tanya itu?”
“Sebagai
ketua kelas, aku harus menasihatimu supaya berteman dengan teman sekelasmu.”
“Tidak,
terima kasih.”
Inchou suka ikut campur
seperti biasa. Dia terlihat seperti ketua kelas dengan rambut dikepang dan
kacamatanya membuatnya terlihat dewasa, tapi sebenarnya dia sangat tajam. Dia
bukan tipeku, tapi kami sering bertemu di perpustakaan pas istirahat makan
siang jadi mau-nggak-mau kami sering ngobrol.
“Jadi
Inchou, apa yang kamu baca?”
“Ini
[Roujo Senki] yang baru saja diterbitkan Bakugeki Bunkou.”
“Aaaah-,
serial perang dengan ahli strategi yang sangat cerdas itu ya? Inchou suka novel
berat dengan gaya lama seperti itu, ya.”
“Yah,
lebih tepatnya, dari pada light novel, aku membaca hampir semua karya sastra
dan novel ringan. Sedangkan Andou-kun, kamu lebih suka light novel yang berbau
fantasi, ya kan?”
“Yaaah,
aku baca berbagai macam buku… tapi akhir-akhir ini aku lebih banyak baca dari [Syosetu].”
“[Syosetu]
--- malah aku jarang baca. Ah! Tapi, aku tertarik dengan [Sonata no Shinzou woTabetai] yang akhir-akhir ini sedang jadi trending
topic.”
“Aah,
itu! Novel itu sangat menarik jadi aku sarankan untuk dibaca.”
“Begitu…
Kalau begitu, karena Andou-kun yang menyarankan, kamu mau belikan untukku?”
Andou-kun, dari dulu
selalu sendirian di kelas jadi dia selalu terlihat murung, tapi setelah bicara
dengannya seperti ini dia ternyata sangat berbeda. Tapi, kalau soal lawan
jenis, sejujurnya dia [bukan] tipeku. Karena aku suka laki-laki yang mirip seperti
[Red Butler]!
Ah, tapi… kalau seperti
ini, mungkin jawabannya [iya] karena aku sudah jadi teman bicaranya? (Inchou)
“Andou-kun,
terima kasih untuk rekomendasinya. Kalau kamu menyebarkan sifat baikmu ke teman
sekelas, bahkan [orang sepertimu] bisa
mendapatkan teman.”
“Oke,
oke, Inchou juga, terima kasih sudah ikut campur seperti biasa. Kalau kamu
perbaiki sikap [suka ikut campur]-mu itu, mungkin kamu sudah mendapatkan pacar sekarang.”
“Ufufufu…”
“Ahahaha…”
Dasar sialan…
(Andou&Inchou)
“… …
… …”
Andou-kun… Dia siapamu?
(Asakura)
*****************************************************************************************
(Tatapan Asakura)
===========================================================
Chapter 18 – Asakura-sa vs Inchou
“… …
… …”
*Jiiiiiii---*
Aku ga tahu kenapa…
tapi sekarang, gadis tercantik di sekolah, Asakura-san, sedang menatapku dari
tadi… (Inchou)
Tidak pernah kuduga.
Tidak mungkin, Andou-kun punya hubungan dekat dengan gadis lain selain aku… dan
gadis itu adalah ketua kelas. (Asakura)
E-e… emangnya aku punya
salah dengan dia? Kalau aku jadi musuh Asakura-san, gadis dengan posisi paling
tinggi di antara semua gadis, kehidupan sekolahku akan berakhir! (Inchou)
Kalau sudah seperti
ini, tidak ada gunanya ragu-ragu! Seorang wanita akan selalu menghabisi semua
musuhnya! (Asakura)
“Inchou…
bisa bicara empat mata denganmu?”
“Eh,
Asakura-san! Ya! Ka-kalau itu maumu…”
Kyaaaa! Kenapa aku dipanggil
Asakura-san?! Apa kehidupan sekolahku yang damai sebagai ketua kelas akan
berakhir!? (Inchou)
“Me-memangnya
apa yang mau kamu bicarakan, Asakura-san?”
“Um…
I-inchou, kamu akrab dengan Andou-kun?”
“Eh?
Andou-kun…? Aku tidak akrab dengannya, sama sekali tidak.”
[Tidak akrab]!? Bo-bohong…
Itu bohong, ya kan! Tadi Inchou habis ngobrol dengan Andou-kun di perpus,
bagaimana mungkin [tidak akrab]! Lagi pula, waktu itu, dilihat dari mana pun
mereka terlihat seperti teman dekat! (Asakura) *salah*
Eh? Asakura-san, kenapa
dia tiba-tiba nanyain tentang Andou-kun? Aku cuma sering ngobrol sedikit
dengannya di perpustakaan dan sama sekali tidak dekat… dari pada [teman] lebih
tepat seperti [teman sekelas]. (Inchou)
“Inchou,
percuma kamu bohong! Aku melihatnya kemarin. Di perpus, Inchou ngobrol akrab
dengan Andou-kun!”
Benar! Waktu itu,
mereka berdua sedang ngobrol dengan bahagia! (Asakura) *salah*
Di perpustakaan…
Kemarin? Aa, Asakura-san lihat itu. Tapi, kenapa dia peduli soal itu? (Inchou)
Waktu itu, aku sadar…
Waktu Inchou sedang ngobrol dengan akrab bersama Andou-kun, dia [tersenyum]!
Dengan kata lain, Inchou [jatuh cinta] pada Andou-kun, pasti ga salah!
(Asakura) *salah*
Eh…? Ja, jangan-jangan,
Asakura-san suka Andou-kun!? Haaaaa? Mustahil! Gimana bilangnya, ya? Begitu
tahu, aku langsung membayangkan [Si Cantik dan Buruk Rupa] berubah menjadi [Si
Cantik dan Penyendiri]. Haa~~ aku ga boleh meremehkan Andou-kun eh~~… eh,
tunggu dulu! (Inchou)
“… …
… …!!” *grrrrr*
“… …
… …” *merinding*
Inchou! A-aku nggak
akan kalah!
Ja, jangan-jangan…
Asakura-san menganggap aku saingan cintanyaaaa!? (Inchou)
*****************************************************************************************
grrrrrrr
===========================================================
Chapter 19 – Ketidakberuntungan Inchou
“Kalau
begitu, bisa kita ngobrol di perpustakaan?”
“Y-ya…
Tidak apa-apa.”
Memang benar kalau kami
tidak bisa ngobrol dengan tenang di koridor, tapi tidak kuduga dia akan memilih
perpustakaan… aku mengerti, dia memanfaatkan kandangnya sebagai senjata untuk
perang! (Asakura)
Uwaaaah~~ kenapa
karakter ketua kelas sepertiku diincar oleh Asakura-san, gadis kasta paling tinggi~~?!
Karena aku tidak ingin dilihat oleh gadis lain aku mengajak Asakura-san ke
perpustakaan, tapi kayaknya dia memikirkan sesuatu yang aneh. (Inchou)
“A-Asakura-san!
Itu salah paham! Itu karena Andou-kun sering datang ke perpustakaan dan aku
adalah anggota perputakaan jadinya kami sering ngobrol!”
Ayolah! Andou-kun
bahkan bukan tipeku, dan dibenci oleh Asakura-san karena alasan sepele seperti
itu, ketua kelas biasa sepertiku pasti akan dijauhi oleh semua gadis di
sekolah, ya kan!? Sekali pun Asakura-san tidak berniat untuk menghancurkan aku,
di dunia wanita kalau yang teratas menganggap seseorang sebagai musuhnya, maka
itu akan dianggap keputusan seluruh wanita! (Inchou)
“Intinya,
Andou-kun dan aku tidak ada hubungan apa pun!”
“Itu
artinya… Ketika istirahat makan siang, kamu janji temu dengannya…”
Salaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!
(Inchou)
“Asakura-san,
tenang dulu! Itu cuma ngobrol santai dengan teman sekelas [seperti biasa]!”
“GUFU!”
*bakyu~n*
[Seperti biasa]… ‘Itu
cuma ngobrol santai dengan teman sekelas [seperti biasa]’ katanya…!? Itu
artinya, dia bilang kalau semua usaha yang kulakukan untuk bicara dengan
Andou-kun sampai sekarang cuma [hal biasa] baginya…? (Asakura)
“Apalagi
yang aku bicarakan dengan Andou-kun cuma tentang buku, ga ada yang lain!”
“GAHA!”
*bakyu~n*
“AH!
Pas ketemu Andou-kun di perpustakaan, bukan tentang buku… kami cuma ngomongin
[light novel], ga ada yang lain.”
“GYAFUN!”
*zuka~n*
A-apa-apaan… Wanita
ini, semua usaha yang sudah kulakukan sampai sekarang, dia anggap hal sepele…
(Asakura)
“Oke,
aku ngerti! Inchou! Kamu musuhku!”
“Kenapaaaaaaaaaaaaa!!!???”
Hiiiiiiiiiii! Ya-yang
kutakutkan jadi kenyataan! (Inchou)
“Asakura-san,
tunggu dulu! Tolong dengarkan aku. Dengarkan aku dulu! A-Asakura-san… [suka]
Andou-kun, ya kan?”
“Hau~~!
A, a, a, apa yang kamu bilang---?”
Uwaaa~ Gampang banget
kebaca, dia langsung salah tingkah… Ternyata Asakura-san payah berbohong.
(Inchou)
Haauuuu~~! Ke, ke, ke,
kenapa Inchou tahu perasaanku! Padahal aku belum ngasih tahu rahasiaku ke siapa
pun! (Asakura)
“Ja-jangan
salah paham! Bu-bukannya aku suka Andou-kun… Cuma, aku cuma ingin bisa ngobrol
santai dengannya pas istirahat, doang!”
“Eh,
hee~~…”
Ditambah, apa-apaan
dengan karakter tsundere yang gampang kebaca ini… Tapi, kalau situasinya
seperti ini kalau aku bisa mengarahkannya dengan tepat, aku tidak akan jadi
musuhnya. (Inchou)
“Tidak
apa-apa, Asakura-san. Tenang saja, karena aku sama sekali tidak tertarik dengan
Andou-kun yang kuanggap seperti kutu air, malahan, sebagai ketua kelas aku
ingin mendukung hubungan Asakura-san dengan Andou-kun!”
“Fue…
Inchou, benarkah?”
“Tentu
saja! Aku pernah berpikir bagaimana jadinya kalau Andou-kun punya seseorang
yang ceria di sampingnya! Karena itu, aku ingin membantu Asakura-san supaya
bisa dekat dengan Andou-kun!”
“Membantu…?”
“Un!”
“Inchou…
membantu hubunganku dengan Andou-kun?”
“Un,
un!”
“Tapi,
Inchou tidak keberatan kalau aku dekat dengan Andou-kun?”
“Tentu
saja! Ah, aku akan katakan ini berapa kali pun, Andou-kun bukan tipeku! Laki-laki
yang kusuka yang seperti [Red Buttler]!”
“Retto
Batora--?”
“A-Asakura-san
tidak tahu… Umm, dia karakter dari novel kesukaanku.”
Jadi kesimpulannya,
Inchou sama sekali tidak mengincar Andou-kun… sebaliknya, dia akan membantuku…
(Asakura)
“Inchou!
Kamu orang yang sangat baik! Maaf sudah meragukanmu!”
“Tidak
masalah. Karena kita teman sekelas, kan?”
Aku selamaaaat--! Yes!
Ditambah, dengan membantu percintaan Asakura-san, aku bisa dekat dengan gadis
kasta paling atas dan posisiku di antara para gadis jadi lebih kuat, rencana
yang bagus! Meski Asakura-san menyukai Andou-kun itu di luar perkiraanku, tapi
buat gadis paling cantik di sekolah hanya dengan menggodanya sedikit saja,
penyendiri seperti Andou-kun langsung tidak berdaya.
“Kalau
begitu, Inchou! Apa yang harus kulakukan supaya tidak gugup pas ngomong dengan
Andou-kun?”
“… …
… …HA?”
“So-soalnya…
Sejujurnya aku jatuh cinta dengan Andou-kun baru-baru ini… tapi karena sekarang
aku tahu kalau perasaan ini adalah [cinta], aku tidak bisa menatap wajah
Andou-kun jadi aku tidak bisa ngobrol dengannya…”
Apa--, kita mulai dari
situu--? Eeeeeh, Asakura-san, gadis paling cantik di sekolah, ternyata levelnya
cuma segini? (Inchou)
“Uhmm,
kalau begitu, anggap saja wajahnya seperti kentang, gampang kan?”
“Kalau
bisa aku nggak akan kerepotan seperti ini! Moooh!”
Uwaaaah, nyusahiiin--…
Eh, tunggu, kenapa aku malah jadi konselor buat masalah nyusahin seperti ini?
(Inchou)
“Uhmm…
Asakura-san, kelas sudah mau dimulai jadi kita lanjutkan lain waktu, ya?”
“A-ah,
benar! Inchou, maaf sudah mengganggumu, kita bicara lagi nanti! Aku nantikan
nasihatmu!”
“Ah,
un, YA!
Fuh… Akhirnya
Asakura-san pergi. (Inchou)
“Oh,
Inchou.”
“A,
Andou-kun.”
Bagaimana kalau
rumornya tersebar. Ngomong-ngomong, ada urusan apa dia di jam segini. (Inchou)
“Barusan
aku bertemu Asakura-san di koridor. Ternyata Inchou sangat dekat dengan
Asakura-san, ya.”
“Ahahahaha…
ki, kira-kira begitu~”
Kamu pikir ini salah
siapa, sialan! (Inchou)
===========================================================
Chapter 20 – Pendekatan
“Andou-kun,
selamat pagi.”
“Selamat
pagi, Asakura-san.”
“… …
… …”
“… …
… …”
Aku ingin makan siang
bersama Andou-kun!
Apa yang harus kulakukan…
Andou-kun selalu pergi entah kemana selama istirahat makan siang, dan istirahat
makan siang punya waktu istirahat yang panjang. Kalau bisa, aku ingin ngobrol
tentang light novel sambil makan siang bersama Andou-kun! Tapi, kalau aku yang
ngajak Andou-kun, apa dia akan terima… tidak
tidak, ini bukan waktunya jadi pengecut! Inchou sendiri yang menjamin
[Yup, menurutku tidak ada satu pun anak laki yang bakal menolak ajakan dari
Asakura-san]! Kalau begitu, aku akan mulai mendekatinya dengan percaya diri!
(Asakura)
“A-Andou-kun!”
“Eh,
ada apa, Asakura-san?”
“Ummm…”
Mengajak langsung buat
makan siang bareng… kayanya terburu-buru banget, ya? Kalau begitu, aku coba
ajak ngobrol santai dulu! (Asakura)
“Andou-kun,
pas makan siang biasanya ke mana?”
“Ahaha~~
apa, soal itu---…”
Hentikaaaaaaaaaan! Jangan,
aku mohon, jangan tanyakan hal itu ke penyendiri! Asakura-san, itu pertanyaan
yang jangan pernah kamu tanyakan ke [penyendiri] di seluruh dunia! Dengar, oke?!
Menjadi penyendiri itu artinya ketika orang-orang normal sedang bersemangat
ketika istirahat makan siang, [penyendiri] harus mencari tempat setiap hari,
tempat yang bisa membuat mereka sendirian! Lebih detilnya, ketika istirahat
makan siang aku pergi ke mini-market dan beli makanan seperti onigiri lalu membaca
light novel di tempat parkir yang sepi… tidak mungkin aku jawab seperti itu ke
Asakura-san! (Andou)
“A-ahaha…
Umm- Aku pergi ke mini-market atau jalan keliling sekolah…”
“Oh
begitu~~ tapi, kenapa kamu tidak makan di kelas saja?”
“Karena
waktu istirahat makan siang mejaku selalu menghilang…”
“Andou-kun…”
“… …
… …”
Kasihan sekali…
(Asakura)
Sialan! Karena ini aku
benci topik seperti ini! Kenapa orang-orang normal di kelas selalu saja
mengambil meja orang tanpa izin! (Andou)
“Ka-kalau
begitu---“
“Nn?”
“Kalau
meja Andou-kun menghilang, kamu boleh pakai mejaku!”
“… …
EH? Itu…”
“--!
Ja-jangan salah paham! Aku melakukannya karena aku ingin berterima kasih untuk
novel pemberianmu, tidak ada alasan spesial lainnya, sama sekali tidak ada!”
“Be-benar!
Tidak mungkin Asakura-san mau menemani [penyediri] sepertiku!”
Kyaaaaaa! Kenapa,
kenapa aku mengatakan kalimat tsundere seperti itu lagi! Gawat, perasaanku pada
Andou-kun bisa ketahuan! (Asakura)
Tadi nyaris sekaliiiii!
Aku hampir mengira Asakura-san mungkin [menyukai]-ku! Ya, dia cuma ingin
mengungkapkan rasa terima kasih untuk novel pemberianku… pasti itu! Dilihat
dari mana pun, gadis paling cantik di sekolah punya perasaan padaku itu…
(Andou)
“… …
E-ehehe.”
“… …
A-ahaha.”
Ma-malu banget…
(Asakura & Andou)
“… …
… …”
Dari tadi pagi, aku
selalu memperhatikan tingkah Asakura dan Andou-kun karena aku khawatir sebagai
ketua kelas, tapi… apa-apaan dengan aura pink-pink itu?
Meledak saja sana…
(Inchou)
===========================================================
Chapter 21 – Surat
“Sebenarnya…
Uhm, tolong jangan ketawa, tapi sebenarnya! A, a, a, Andou-kun, aku ingin makan
siang bareng kamu!”
“Eh…
Asakura-san.”
“Y-ya…?”
Ayo, aku sudah
memantapkan hatiku! Apapun jawabannya, aku terima! (Asakura)
“Uhmm—Kenapa
kamu mengatakan itu ke aku? Aku bukan Andou-kun, aku ketua kelas.”
“Tapi,
ngajak Andou-kun itu rasanya sangat memalukaaaaaaaaaan! Inchou, kamu sendiri
yang bilang kalau kamu mendukung hubunganku, ya kan?! Nee, Kumohon! Ayo pikirkan bagaimana caranya mengajak Andou-kun
makan siang bareng, onegaiiiiiiii~!”
Ah--- aku ngerti. Akhirnya
aku ngerti kenapa Asakura-san tiba-tiba manggil aku ke perpustakaan. (Inchou)
“Hmmm,
gimana ngomongnya ya… kenapa tidak katakan saja yang tadi kamu katakan ke
Andou-kun?”
“Kalau
bisa aku ga bakalan kerepotan, tahu--!”
“… …
AH, BENAR JUGA YAAA---!”
Uwaa---, ngerepotin
bangeeet-- (Inchou)
“Ka-kalau
begitu… gimana kalau pakai surat?”
“ITU
DIA!”
Ding,
dong, dang, do~ng
Fufufu… Andou-kun. Hari
ini, kamu akan makan siang dan ngobrol tentang light novel bersamaku sambil
membuat bunga-bunga di taman bermekaran! Untungnya mejaku di sebelah Andou-kun!
Sebelum itu, aku perlu menulis surat!
“Dan,
rumus ini akan keluar di tes selanjutnya. Dan juga, sedikit bocoran, pertanyaan
nomor 3 dari buku akan keluar saat tes. Jadi kalau kalian ingin mendapatkan
nilai bagus pelajari soal itu---“
Kalau begitu, tinggal
kirim surat ini ke Andou-kun! (Asakura)
“Andou-kun,
Andou-kun…”
“Eh,
Asakura-san?”
“I-ini…”
“Ini…
surat?”
“Ya.”
*ngangguk*
*ngagguk*
Horeeee~! Andou-kun
menerima suratku! Jadi setelah ini--- (Asakura)
Apa ini? Surat dari
Asakura-san…? Karena aku [penyendiri], aku tidak pernah mengirim surat di kelas
seperti ini, tapi untuk sekarang aku harus mengoper ke orang di depanku, ya
kan? (Andou)
Eh, eeeeeeeeeeeeeeeh!
Aaa, Andou-kun, kenapa kamu oper ke depanmu?! Lihat, orang yang dapat surat itu
juga kebingungan… dan sekarang itu dioper keliling kelaaas--! Hentikaan--!!
Kalau surat itu dibaca oleh orang lain selain Andou-kun, aku akan malu banget
sampai mau matii----! (Asakura)
“… …
… …”
Entah kenapa surat
Asakura-san dioper keliling kelas dan sampai ke mejaku… dari tadi aku mengamati
mereka berdua dari samping, tapi karena cuma tertulis [Dari Asakura], tidak ada
yang tahu surat untuk siapa ini, jadi mereka tidak bisa membuka suratnya,
makanya terus dioper. Tentu saja, kalau ada orang yang buka surat dari
Asakura-san, itu bakal bikin canggung, makanya aku ngerti kenapa surat ini
terus dioper… ngomong-ngomong, Andou-kun hebat banget, kamu seharusnya sadar
surat ini untukmu. (Inchou)
“Kira-kira
apa yang ditulis Asakura-san…” *buka*
[Kepada
yth,
Andou-sama.
Maafkan
aku karena tiba-tiba mengirim surat.
Terima
kasih karena selalu membalas sapaanku setiap pagi. Hanya mendengar suaramu saja
membuat jantungku berdebar-debar dengan cepat bagaikan genderang dan dadaku
terasa panas.
Sebenarnya,
hari ini kudengar kantin sekolah menambahkan menu baru yang menggunakan banyak
kol.
Kalau
Andou-sama tidak keberatan, apakah kamu mau mencoba menu baru ini bersama-sama?
Aku
menantikan jawaban bagus darimu.
Asakura]
… … … Bukannya ini
surat cinta? (Inchou)
===========================================================
Chapter 22 – Cemburu
“A, Andou-kun.”
“Nn,
ada apa, Asakura-san?”
Sekarang istirahat
ketiga. Sebentar lagi istirahat makan siang! Karena Andou-kun bakal pergi entah
ke mana pas makan siang… aku harus mengajaknya sekarang! (Asakura)
“Um…
kamu-“
“Sa~ku~ra~♪!
Hei, kamu tahu?”
“Kyaaa!!
Eh, Momo?”
Kukira siapa yang
tiba-tiba peluk aku… ternyata cuma Momo! Dasar! Sekarang aku sedang fokus
ngajak Andou-kun makan siang, jadi jangan ganggu aku! (Asakura)
Ah, bukannya dia gadis
tercantik kedua di sekolah, Momoi-san? Kalau Asakura-san gadis cantik yang
ramping dan menawan, Momoi-san gadis cantik yang ceria dan aktif dengan rambut
kepang. Tapi dia lumayan tinggi untuk seorang gadis dan dadanya juga besar…
(Andou)
“Pelajaran
tadi! Rambut palsu Nakanishi-sensei hampir jatuh, lucu banget kan?”
“Ya,
ya, itu lucu. Jadi, kalau sudah selesai, bisa pergi sekarang?”
“Nani~, kamu dingin banget~, ada apa?
Sakura… apa kamu lagi ngobrol dengan Andou-kun? Oh iya, akhir-akhir ini kalian
berdua sering ngobrol bareng… Nee,
apa yang kamu bicarakan?”
“Ti-tidak
ada, cuma ngomongin…! Tidak ada yang spesial!”
“Fu—n,
jadi kamu tidak mau kasih tahu… kalau begitu!”
““Eh.””
“Aku
tanya saja Andou-kun.”
““Hei!””
Uwaaaa! Momoi-san
tiba-tiba memeluk lenganku! Eh, apa-apaan ini! Kenapa bisa jadi seperti ini!
Dadanya! Aku bisa meraskan dadanya menempel di lenganku! Jangan-jangan aku
bakal mati hari ini!? (Andou)
Gyaaaaaaaaaaa! Tunggu,
Momo, apa yang kamu lakukan pada Andou-ku! Menyingkir darinya, dasar kucing
pencuri! Grrrrrrrrrrrrr! (Asakura)
“Nee,
nee, Andou-kun. Kamu ngomongin apa sama Sakura?”
“U-ummm…
…”
“Tunggu,
Momo…”
Gi-gimana cara jawabnya!
Sebaiknya aku tidak bilang tentang light novel, ya kan? Tapi, dada besarnya…
apa ya, hmm… tidak boleh tentang buku! Dan sensasi dadanya sangat berbahaya!
Selain itu… (Andou)
Andou-kun! Aku suka
light novel itu rahasia kita berdua! Jangan katakan padanya! Tapi dari tadi
mata Andou-kun melihat ke arah dada Momo terus! Sudah kuduga, Andou-kun suka dada
yang besar! Menjijikan! Andou-kun menjijikan! (Asakura)
“Ka-kami
ngomongin toilet… sepertinya.”
“He…
to-toilet? Puhahahaha! Apa-apaan itu, Andou-kun sangat menarik~!”
“Eh,
be-benarkah…?”
“… …
… …” *kesal*
Itu sama sekali tidak
menarik! (Asakura)
“Aahahaha~!
Haa-, Andou-kun ternyata lucu juga kalau diajak ngomong! Yaaah- sepertinya aku
tahu kenapa Sakura sering bicara dengan Andou-kun pas istirahat akhir-akhir
ini~ kalau begitu, aku kembali ke bangkuku dulu karena kelas sudah mau dimulai.
Andou-kun, kapan-kapan ngomong lagi, ya?”
“Eh,
ah, ya…”
Momoi-san orangnya
seperti badai… (Andou)
“Oh!
Asakura-san, tadi mau ngomong apa-”
“Ga
ada.”
“Eh…
Tapi-”
“Ga
ada.”
“Tapi-”
“Ga
ada, ya ga ada.”
“… …
Oke, kalau kamu bilang begitu.”
Apa-apaan itu!? Aku tidak
mengatakan apapun soal light novel, tapi kenapa dia marah!? (Andou)
Huh! Aku ga peduli lagi
soal Andou-kun!! (Asakura) *marah*
“… …
… …”
Apa yang harus
kulakukan? Mereka berdua… (Inchou)
“Ketua
kelas, apa yang sedang kamu lakukan? Kelas sudah mau dimulai.”
“Ah,
ya, saya akan bersihkan papan tulisnya.”
===========================================================
Chapter 23 – Rencana (1)
“Ini,
Andou-kun, [aaa~♥]”
“… …
… …”
“Lihat,
kamu sudah membuat Asakura-san yang cantik menyuapi penyendiri sepertimu…
kenapa tidak menyerah saja?”
Saat ini, seluruh anak
laki-laki di kantin menatapku dengan tatapan membunuh… Inchou memegangi pundakku,
Asakura-san mencoba menyuapiku sambil bilang [aaa~]…
Kenapa bisa berakhir
seperti ini? (Andou)
---
Beberapa saat yang lalu ---
Ding,
dong, dang, do~ng
“A-“
“… …
… …” *grasak-grusuk*
Oke, waktunya makan
siang! Ayo pergi ke mini-market. (Andou)
Eh! Andou-kun mau
kabur! Cepat banget! Tungguuuu! Andou-kun, come
back to me! (Asakura)
“Andou-kun,
bisa bicara sebentar?”
“Eh,
Inchou! Ada apa? Kenapa kamu menghadang di pintu…”
Eh, Inchou!? Kenapa
Inchou mau ngobrol dengan Andou-kun di kelas? (Asakura)
“Kamu
tahu, hari ini di kantin sekolah ada menu baru [paket kol gulung isi & sup
kol] yang jarang ada?”
“Apa-apaan
paket mewah yang kedengaran seperti paket vegetarian itu… aku tidak tahu soal
itu, lalu?”
“Kalau
begitu, ayo makan bareng di kantin sekolah!”
“Eh!”
“???”
Hieeeeeeee! I-Inchouu--! Kamu, kamu menipuku! Kamu bilang kamu
tidak menyukai Andou-kun! Jahat! Padahal kamu tahu kalau aku susah payah ngajak
Andou-kun makan siang bareng, tapi kamu malah rebut kesempatan itu di depanku…
Inchou! Kamu Iblis! Setan! Moooh,
dasar super Satanachia!
Inchou, aku salah
menilaimu--- (Asakura)
“Sekalian,
kalau kamu tidak keberatan ayo makan bareng Asakura-san juga!”
“Kalau
begitu, ayo pergi bareng!”
“Ha!”
Inchou, Maji Tenshi!
Terima kasih Inchou-sama! Aku sangat memercayaimu! Setengah jiwaku tertolong
berkat kebaikan Inchou, dan sekarang akhirnya aku berhasil! (Asakura)
“Tunggu
dulu, Inchou! Ke-kenapa aku harus makan bareng kamu? Tidak ada gunanya kamu…”
Ya, itu dia! Sudah
berapa kali aku kebingungan buat ajak Andou-kun makan siang bareng… Gimana, apa
alasan Inchou mengajak Andou-kun…? (Asakura)
“Eh,
kenapa aku butuh alasan? Karena kita teman sekelas, emangnya ga boleh?”
““Eeeeeeeeeeeeeh!””
Kamu bercanda… ya kan?
Eh, jadi teman sekelas bisa makan siang bareng tanpa alasan? Karena aku ini
[penyendiri], sampai sekarang [teman] adalah makhluk asing bagiku, jadi meski
kau bilang begitu… aku sama sekali tidak paham, tahu? (Andou)
Tidak mungkin… jadi
tidak apa-apa ngajak orang tanpa alasan, benar-benar fakta yang mengejutkan.
Seperti yang diharapkan dari Inchou! Dia bisa melakukan apa yang tidak bisa
kulakukan! (Asakura)
“Eh…
Kamu bercanda, kan? Inchou, apa-apaan alasan itu?”
“Ya
kan, Asakura-san?”
“Y-ya!
Benar! Tidak perlu alasan buat ngajak teman sekelas makan siang. Itu hal yang
wajar, ya kan?”
“Uh,
bukannya kamu tadi terkejut juga…?”
“Emang…?
Andou-kun tidak mau makan siang bareng kami? Padahal ini kesempatan langka bisa
makan siang bareng Asakura-san loh?”
“Uh…
yah tidak peduli, aku selalu makan di luar sekolah…”
“Ngomong-ngomong,
aku tidak ingin mendengar alasan, oke? Ini perintah ketua kelas.”
“Kalau
begitu, kenapa tadi kamu nanya?”
Fufufu, setidaknya ini
berhasil, aku berhasil mengajak Andou-kun dan Asakura-san makan siang.
Aku sudah menyadarinya!
Kalau aku jadi konselor cinta Asakura-san pakai cara biasa, kemungkinan
hubungan mereka tidak akan berkembang sama sekali. Itu artinya sesi konsultasi
cinta Asakura-san bakalan bertambah dan bertambah seiring waktu. Kalau begitu
ceritanya, aku sendiri yang perlu membantu mereka semakin dekat, dan beban ini
akan hilang. Kalau berhasil, aku akan mendapatkan kepercayaan Asakura-san dan
posisiku di kelas akan semakin kuat. Rencana ini sangat sempurna! Fufufu…
kalian berdua, persiapkan diri kalian untuk acara makan siang bersama ini, oke?
(Inchou)
Berhasil! Akhirnya aku
akan makan siang bersama Andou-kun! Aku sudah tidak sabar! Enaknya bahas apa
ya? (Asakura)
Sial… Makan siang bareng
Inchou yang lumayan populer saja aku sudah mengumpulkan agro dari teman
sekelas, ditambah, makan siang bareng gadis tercantik di sekolah, aku bakalan
mendapatkan agro dari seluruh anak laki
di sekolah... Aku ga bakalan kuat… (Andou)
Agro
adalah istilah yang digunakan dalam game MMORPG yang artinya [menjadi agresif
terhadap pemain]. Dalam hal ini, Andou-kun menganggap semua orang di sekitarnya
adalah monster dan mereka semua menganggap Andou-kun sebagai target.
===========================================================
Chapter 24 – Rencana (2)
“Itadakumasu~♪”
“Itadakimasu.”
“…
Itadakimasu.”
Dari sebelah kanan, [Wafu
Spageti] Asakura-san, [paket Udon dan Inari Sushi] milik Inchou, dan [Anakake
Chachan] milikku… (Andou)
(Wafu spageti)
(Udon)
(Inari Sushi)
(Anakake Chachan)
“GA
ADA YANG PESAN MENU BARU!”
“Ada
apa, Andou-kun? kalau kamu berteriak, kamu bakal mengganggu yang lain loh!”
“Tapi
itu karena Inchou yang bilang [Aku ingin coba menu baru jadi ayo ke kantin♪]! Tapi
kenapa kamu malah makan udon?!”
“Nggak
kok, aku cuma ngomong [Ada menu baru, ayo makan bareng?], aku nggak bilang [Aku
ingin coba menu baru]!”
“Tetap
saja!”
“Udah,
udah, Andou-kun, tenang oke?”
“Asakura-san
juga! Kenapa malah pesan spageti bukannya menu baru? Kamu makan di kantin
karena ada [menu baru] juga, kan?”
“I-itu…”
Ga-gawat… Aku datang ke
kantin bukan karena mau coba [menu baru], tapi karena ingin makan
[Andou-kun]--- Eh, bukan, bukan! Tujuanku ingin makan bareng [Andou-kun]… lagi
pula, kalau kami makan menu baru [paket kol isi dan sop kol], aroma kuahnya
bakal tercium ke mana-mana, bikin aku tidak nyaman. Apalagi makanan kesukaanku
adalah hamburger dan kare, aku jadi ragu memesannya karena takut Andou-kun
mengira aku kekanak-kanakan. Makanan yang membuatku terlihat elegan ketika
makan pasti spageti, tapi tidak mungkin aku mengatakannya. (Asakura)
(Kare)
(Hamburger)
“Andou-kun,
pahami perasaan Asakura-san.”
“Inchou?”
“Hei,
Inchou!”
“Lihat,
di sana, Yamada-kun lagi makan menu baru, coba lihat dia!”
“… …
… …” *jiii~*
“… …
… …” *jiii~*
“Oho--!
Jadi seperti ini [paket kol gulung isi dan sup kol] yang banyak diomongin itu?
Itadakimasu~! Hum hum… Ketika aku menggigit kol, samar-samar rasanya mulai
terasa di lidah, perlahan-lahan seluruh mulutku terasa seperti penuh dengan
kol… supnya… dipenuhi kaldu kol, rasanya seperti makan kol pakai air panas… … …
… Kenapa aku pesan ini…”
“Nah,
kamu ingin coba menu baru setelah melihat itu?”
“Kalau
begitu, kenapa kamu ngajak aku!?”
“Seperti
yang kukatakan di perpustakaan. Karena Andou-kun adalah [Penyendiri], sebagai
ketua kelas, aku berkewajiban mencarikan [teman] yang cocok untukmu, ya kan?”
“Itu
bukan urusanmu… dan juga, siapa [teman] yang cocok itu, hah?”
“Kamu
ngomong apa?? Bukannya dia sudah ada di sini? Asakura-san.”
““Hah??””
===========================================================
Chapter 25 – Rencana (3)
“Ngomong-ngomong,
Momoi-san manggil Asakura-san [Sakura], tapi nama depanmu bukan [Sakura], kan?”
“Ya,
itu nama panggilanku. Aku manggil dia Momo, yang diambil dari [Momoi] tapi
tanpa huruf [I]. Momo juga manggilku [Sakura] tanpa huruf [A] dari nama
keluargaku [Asakura].”
“Hee~,
ja-jadi begitu ya…”
“Ya…”
“… …
… …”
“… …
… …”
“Nggak
berguna. Kalian berdua terlalu polos. Ngobrol lagi.”
“Kenapa!
Bukannya aku sudah bersikap [seperti teman, dan mengajak dia ngobrol akrab]
dengan Asakura-san, seperti yang kamu bilang?!”
Kenapa Inchou jadi aneh
terus bilang [Supaya akrab dengan Asakura-san, buruan bersikap seperti teman,
dan ajak dia ngobrol dengan akrab]?
“I-Inchou!
Sepertinya, lebih dari ini, aku juga…”
Gawat! Aku nggak bisa
ngebahas topik light novel di depan Inchou, dan aku juga nggak bisa ngobrol
dengan benar karena malu dilihat lagi makan sama Andou-kun! (Asakura)
“Kalian
ngomong apa? Kalian berdua sering ngobrol akhir-akhir ini sampai-sampai aku
penasaran [kalian ini berteman?]. Terus kalian berdua menjawab [Eh, nggak
tahu…], makanya aku bilang [Ayo mulai ngobrol dan menjadi teman!]”
“Err,
karena itu… sejak kapan aku jadi temannya Asakura-san?”
“Kalau
begitu aku tanya kamu, Andou-kun. Dari sudut pandangku, apa kamu dan
Asakura-san sudah cukup dekat untuk disebut [teman]?”
““Eh!?””
“Kenapa
kalian berdua terkejut… Aku sendiri juga penasaran, kenapa kalian berdua tidak
mau mengakui kalau kalian sudah [berteman].”
“Uu…
…”
“Muu…
…”
Yah, karena Asakura-san
adalah gadis tercantik di sekolah yang berada di tingkat yang berbeda dengan
diriku yang penyendiri ini… atau lebih tepatnya, seseorang sepertiku berani
menyebut Asakura-san adalah [teman]-ku itu… (Andou)
Itu, itu karena…
Andou-kun menganggap aku cuma teman sekelas yang cantik… tapi, a-aku melihat
Andou-kun sebagai lawan jenis. Orang dengan maksud tersembunyi seperti itu
memanggil Andou-kun sebagai seorang [teman] itu… (Asakura)
Mu-mustahil… (Asakura
& Andou)
“… …
A-hahahaha”
“… …
E-hehehehe”
Err, dilihat dari mana
pun, kalian berdua… terlihat sangat cocok. (Inchou)
“Haaa,
ini sebabnya…”
Tapi, ini alasannya kenapa
aku membantu mereka! Apa yang pasangan polos ini butuhkan adalah… Ah! Itu dia!
(Inchou)
“Hei,
gimana kalau kalian berdua main game untuk mempererat hubungan kalian?”
Apa?! Game…?! (Andou)
… Game? (Asakura)
“Fufufu,
kamu menantang seorang penyendiri main game? …Inchou, kamu sadar kalau game itu
keahlian para penyendiri, karena mereka sering menghabiskan waktu bermain
sendiri, ya kan? Oke, kuterima tantanganmu! Akan kuselesaikan dalam sekejap,
tidak peduli apa pun permainannya!”
“Inchou,
permainan seperti apa itu?”
“Kita
baru saja selesai ujian mid-semester, ya kan? Kalian berdua akan suit. Pemenang
boleh memilih mata pelajaran apa yang mereka mau, dan yang punya nilai tertinggi
adalah pemenangnya. Ngomong-ngomong, yang kalah harus disuapi [aaaa~] oleh
pemenang.”
“Tunggu,
tunggu, tunggu!”
“Kenapa?
Kamu bilang kamu akan menyelesaikannya dalam sekejap?”
“Tidak,
tidak, tidak! Itu bukan game namanya! Ini mah [Batsu game], nggak peduli menang atau kalah, sama saja! Dan
juga, mana mungkin Asakura-san mau main permainan seperti itu—“
“Ayo
main!”
“Eeeeeeeeeh?”
Kenapa Asakura-san sangat
bersemangat?! (Andou)
Menyuapi Andou-kun
dengan [aaa~]… Menyuapi Andou-kun dengan [aaa~]… Menyuapi Andou-kun dengan
[aaa~]… Menyuapi Andou-kun dengan [aaa~]… Menyuapi Andou-kun dengan [aaa~]…
Menyuapi Andou-kun dengan [aaa~]… (Asakura)
Uooo! A-Asakura-san
terlihat sangat serius… Meski Andou-kun terlihat sangat membencinya, tapi game
hukuman, siapa pun yang menang atau kalah akan menyuapi atau disuapi gadis
tercantik di sekolah sama sekali tidak buruk, ya kan? (Inchou)
“Ngomong-ngomong
Andou-kun, kalau kamu menolak, aku akan menolak semua daftar light novel yang
kamu tulis untuk buku-buku baru di perpustakaan.”
“Guh!
Menggunakan trik licik seperti itu… Dasar Iblis! Bukan, Satan! Lebih cocok,
Satanachia!”
“Haaa…
aku anggap itu sebagai pujian. Lihat, Asakura-san sudah tidak sabar, buruan
mulai!”
“Y-ya!
Terima kasih, Inchou!”
“Asakura-san,
kenapa kamu berterima kasih ke Iblis ini?”
“A-Andou-kun,
kita mulai!”
““Jankenpon!””
“Yes!
Aku menang… mata pelajaran [Bahasa Jepang]”
“[Bahasa
Jepang], ya? Kalau begitu, Andou-kun dan Asakura-san, nilai kalian berapa?”
“96!”
“…
46”
“Pemenangnnya
Asakura-san!”
“Eh,
Andou-kun… kamu buruk di Bahasa Jepang?”
“Nggak…
Nilaiku standar.”
“S-[Standar]…?
Cuma [standar], padahal kamu baca light novel?”
“Aku
pandai membaca kalimat, tapi Kanji dan Sastra sangat mustahil…”
“Oke,
karena Andou-kun kalah, kamu harus disuapi [Aaaa~] oleh Asakura-san.”
“Hei!
I-Inchou! Kenapa kamu memegangi pundakku?! Aku nggak bisa kabur kalau begini!”
“Makanya
aku memegangi pundakmu! Oke, Asakura-san, jangan pikirkan aku dan suapi
Andou-kun sekarang!”
I-Inchou! Kamu
menolongku sampai segitunya…! (Asakura)
Sekarang, Asakura-san!
Aku sudah membantumu sampai sini jadi jangan sia-siakan! Dobrak saja tembok
bernama [Pertemanan] itu, dan buat dia jatuh cinta padamu! Dan bebaskan aku
dari posisi sebagai konselor cintamu! (Inchou)
“Ini,
Andou-kun, [aaa~♥]”
“… …
… …”
“Lihat,
kamu sudah membuat Asakura-san yang cantik menyuapi penyendiri sepertimu…
kenapa tidak menyerah saja?”
Sekarang, aku jadi target
tatapan membunuh dari semua laki-laki di kantin… Inchou memegangi pundaku dari
belakang, dan Asakura-san sedang menyuapiku sambil bilang [aaa~]…
Kenapa semua berakhir
jadi seperti ini? (Andou)
“Ayo…
Andou-kun, [aaa~♥]”
He-hentikaaaaan----!
(Andou)
===========================================================
Chapter 26 – Rencana (4)
“… …
… …”
“Ini,
Andou-kun, [aaa~♥]”
Kenapa
Asakura-san bisa menyuapiku dengan senang sambil bilang [Aaa~] padahal ini
adalah batsu game? Biasanya orang bakal merasa jijik melakukan hal seperti ini
ke lawan jenis kalau tidak ada rasa suka! Mungkin… Asakura-san menyukaiku…
tidak tidak tidak! Aku sudah memikirkan hal itu berkali-kali, tapi semakin ke
sini semakin aku yakin kalau itu [salah]! Karena yang kita bicarakan adalah Asakura-san.
Asakura-san tidak mungkin bersandiwara seperti gadis yang sedang jatuh cinta,
itu mustahil! (Andou)
Gi-gi-gi-gimana
nih! Bukannya aku terlihat sangat… berani!? Kalau begini, perasaan cintaku pada
Andou-kun bakal ketahuan… ta-tapi, aku ingin dia menyadari perasaanku, walaupun
hanya sedikit… (Asakura)
“A,
Andou-kun? Ayo… buruan… [Aaa~]”
“… …
… …” *nyam*
“Gi-gimana?”
“Enak…”
Dia
menyuapi aku Ankake Chachan, makanan kesukaanku, sudah pasti enak. Tapi dengan
begini, batsu game selesai--- (Andou)
“Kalau
begitu, ayo mulai ronde keduanya~”
“Eh,
lagi? Inchou, aku masih harus ikut permainan mengerikan ini lagi?”
“Karena
kalian berdua belum akrab banget. Kita akan terus melakukannya sampai aku bisa
melihat kalian bersikap layaknya seperti seorang [teman].”
Tidak
tidak tidak, ini bukan lagi [teman] tapi lebih mirip seperti [sepasang kekasih]…
(Andou)
“A,
Andou-kun… Ayo janken sekali lagi!”
“Kenapa
Asakura-san sangat bersemangat memainkan ini!?”
Ronde kedua
““Jankenpon!””
“Aku
menang! Kalau begitu, mata pelajaran [IPA]!”
“Berapa
nilaimu?”
“91~”
“67”
“Pemenangnya
adalah Asakura-san!”
“Oke,
Andou-kun [Aaa~]”
“Grrrrrrr…”
*nyam*
Ronde ketiga
““Jankenpon!””
“Aku
menang lagi! Kalau begitu, [Bahasa Inggris]”
“Berapa
nilai kalian?”
“92~”
“… …
… … 12” *bisik* *bisik*
“… …
… … Pecundangnya adalah, Andou-kun!”
“Kenapa
kamu harus pakai kata [Pecundang].”
“Semangat,
Andou-kun! Kamu tidak akan gagal di ujian semester, kan? Oke, [Aaa~]”
“Bu…
bunuh aku sekarang…”
*nyam*
Ronde keempat
““Jankenpon!””
“Aku
menang lagi! Kalau begitu, [IPS]!”
“Nilaimu?”
“98~”
“34”
“Oke,
pemenangnya Asakura-san~~”
“Inchou,
berhenti pasang wajah [ah, sudah pasti]”
“Andou-kun,
[Aaa~]”
“… …
… … [Aaa---]” < dengan mata ikan mati
*nyam*
Ronde kelima
“Andou-kun…
bukannya kamu payah banget main Janken?”
“Itu,
karena aku tidak pernah menang di Janken!”
“Tidak,
dari pada itu, Inchou, aku rasa masalahnya ada pada nilai Andou-kun…”
“Ka-kalau
begitu! Andou-kun, ayo main ronde kelima!” *tersenyum*
“Hei,
Inchou. Apa kita masih harus lanjut?”
“Ah,
kamu benar. Aku sudah cukup puas, jadi ini yang terakhir, oke?”
“Oi,
apa kamu bilang?”
Sudah
waktunya mengakhiri ini. Sepertinya perasaan mereka sudah mulai kebas karena
sudah terbiasa dengan permainan ini. (Inchou)
““Jankenpon!””
“Aku
menang lagi! Kalau begitu, yang terakhir [Matematika]!”
“Nilai?”
“96~”
“100”
“… …
… …”
“… …
… …”
Eh
(Asakura)
Haah?
(Inchou)
“A,
Andou-kun… tadi, apa yang kamu katakan?”
“100,
tapi…”
“Tunggu
dulu, Andou-kun. Hanya karena kamu terus-terusan kalah, bukan berarti kamu bisa
berbohong lebay kaya gitu di depanku, sang ketua kelas… Lagi pula, Asakura-san
itu juara satu di sekolah di tes kepintaran, tahu!”
“Emangnya
itu ada hubungannya? Aku cuma juara satu di matematika… juga, Inchou, kamu
kasih ide main game ini padahal kamu sudah tahu kalau Asakura-san bakalan
menang?”
Tidak
mungkin, Andou-kun dapat nilai 100? Andou-kun yang [penyendiri] dapat nilai
lebih tinggi dariku!? Eh, aah! Kebetulan ada guru matematika di sana! Pas
banget. Akan kutanyakan apa benar Andou-kun dapat nilai 100—(Asakura)
“Oh,
Andou-kun. Sensei kaget melihatmu makan di kantin.”
“Ah,
sensei. Selamat siang.”
“Kali
ini kamu dapat nilai 100 [lagi] di matematika. Pertahankan di ujian semester
nanti, oke?”
“Terima
kasih.”
“… …
… …”
“… …
… … Eh, jadi itu beneran? Dan juga [Lagi]?”
“Nn,
aku selalu dapat 100 di Matematika.”
“Lu-luar
biasa, Andou-kun… A-aku ga pernah dapat nilai 100, sama sekali.”
“Eh!
Tapi Asakura-san peringkatnya sangat tinggi, ya kan!”
“Itu,
karena aku sering bikin kesalahan kecil di mata pelajaran apapun, jadi aku
tidak pernah dapat nilai sempurna… lagi pula, Matematika, pertanyaan terakhirnya
selalu sangat sulit.”
“Benarkah…
kalau begitu, kamu mau aku bantu belajar supaya dapat nilai 100?”
““Eh?””
“Kalau
kamu tidak keberatan, aku mau mengajarimu Matematika. Kamu gagal di soal
terakhir, kan? Kalau begitu, aku akan ajari sedikit supaya kamu bisa dapat
nilai 100 di matematika…”
“YA,
MOHON BANTUANNYA!”
“Uwa!”
La-langsung
dijawab!? Asakura-san, segitunya kamu mau dapat nilai 100? (Andou)
Belajar
bareng Andou-kun? Tidak mungkin, apa ini mimpi? (Asakura)
“Tunggu
tunggu… dari pada itu, sekalian saja, Asakura-san, kamu bantu Andou-kun
belajar. Kamu dapat merah di Bahasa Inggris, kan?”
“Ka-kalau
begitu! Aku akan mengajarimu pelajaran lain, sebagai ganti mengajariku
matematika!”
“Ah,
kamu tidak perlu---“
““Jangan
menolak!””
“Ah,
oke…”
“Fuuuh,
kalau begitu, tinggal Andou-kun menyuapi [Aaaa~] Asakura-san sebelum istirahat
makan siang berakhir.”
““Eh!?””
“Err,
kenapa kalian terkejut… Dari awal juga peraturannya, yang menang harus menyuapi
yang kalah, kan?”
Fufufu…
Nilai 100 Andou-kun memang ga disangka, tapi pada akhirnya semua berakhir
dengan kejutan tidak terduga ini, ufufufu! (Inchou)
“U-ummm…
Inchou? Tapi, kita hampir kehabisan waktu.”
Mungkinkah,
aku akan disuapi [Aaa~] sama Andou-kun!? Eh, aku tidak masalah kalau aku yang
menyuapi, tapi aku sama sekali belum siap mental kalau aku yang disuapi oleh
Andou-kun--- (Asakura)
Haaa,
sama seperti tadi, semua anak laki di sekitarku memancarkan aura mambunuh. Ayo
buruan selesaikan ini dengan cepat. (Andou)
“Oke,
Asakura-san. Ayo buruan selesaikan ini dan balik ke kelas.”
“Eh,
Andou-kun, kenapa tiba-tiba jadi bersemangat!?”
“Oke,
Asakura-san, bilang [Aaa~]”
“—Aku?
Eh… Andou-kun itu.”
Itu!
Bukannya itu Chachan yang dimakan Andou-kun tadi! Itu juga sendok yang dia
pakai! Bu-bukannya ini ciuman tidak langsung!? Bagaimana bisa Andou-kun
bersikap tenang soal ini!? (Asakura)
Kenapa
Asakura-san tiab-tiba diam? Bahkan Inchou sedang menahan tawa, entah kenapa…
Oh, mungkin dia malu karena sekarang peran kami ditukar dan sekarang aku yang
menyuapinya. (Andou)
“Eh,
ada apa?”
“Tidak…
yaaah…”
“Andou-kun,
buruan.”
“Ayo,
Asakura-san, buka mulutmu dan bilang [Aaa~]? Jangan bilang, setelah menyuapiku
seperti ini, sekarang kamu yang merasa malu pas giliranmu, ya?”
“I-itu…
karena…”
“BURUAEAEAEEN!
“Inchou,
berisik! Aa, bodo amat! MOOH, aku
ngerti! Aku cuma perlu makan, kan!”
*nyam*
Enak…
Jadi ini rasa Andou-kun, Chachan Andou-kun dan juga, f-first k-kiss… Ehh!??
(Asakura)
“… …
… …” *kyaaaaaaaa!*
“A,
Asakura-san, wajahmu jadi merah banget, kamu baik-baik saja…”
H-huh?
Bukannya reaksinya terlalu berlebihan? (Andou)
“Pemenangnya
adalah Andou-kun!”
=========================================================
Comments
Post a Comment