Loner And Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 29-30

Chapter 29 – kontak Fisik (Mempererat Hubungan Lewat Sentuhan)


“Tapi, belajar berdua di kamarku tidak sopan, jadi nggak apa-apa kan kalau di ruang keluarga?”
“Ya, tidak masalah.”
“Bagus kalau begitu. Jadi Asakura-san silakan duduk di sebelah sana!”

Sejujurnya aku ingin melihat kamar Andou-kun… tapi tidak pantas kalau aku mengatakan hal seperti itu. Ta-tapi… kalau berdua di kamar Andou-kun itu mustahil, setidaknya! (Asakura)

“A, Andou-kun! Ano… tempat aku duduk, boleh aku duduk di sampingmu?”
“Eh? Ke-kenapa?”

Apa! Apa? APA!? Apa yang salah denganmu, Asakura-san? Asakura-san yang biasanya aneh sekarang malah bersikap lebih aneh! (Andou)

“Ja-jangan salah paham! Aku tidak berpikir kalau duduk di sampingmu sangat menyenangkan, aku Cuma terbiasa melihat wajahmu dari samping karena mejaku di sebelahmu! Karena itu, du-du-duduk di sebelahmu dan melihat wajah Andou-kun dari sebelah seperti biasa membuatku santai, Cuma itu saja!”
“M-mm? Hmmmm??? O-okay…”

Fu-fuee… berhasil ga ya? Aku sedikit gugup, jadi ku jawab buru-buru, tapi yang ingin kusampaikan [sulit melihat catatan Andou-kun dari seberang] tersampaikan, kan? Aku memang hebat! Meski sedang gugup, aku masih bisa memikirkan alasan yang sangat bagus! (Asakura)

Apa? Apa yang dikatakan Asakura-san? Aku rasa dia mengatakan sesuatu seperti ‘aku selalu melihatmu dari bangkuku di sebelahmu’… …? Eh, Itu artinya Asakura-san selalu melihatku di kelas? WHY? Kenapa? Apa benar, Asakura-san, dia suka pada---- Tidaktidaktidaktidak! Jangan tertipu, Andou! Seorang penyendiri itu sangat jarang merasa bahagia, jadi begitu merasa sedikit saja bahagia, seorang penyendiri bakal loncat-loncat kegirangan karena salah paham… Jadi jangan pernah berharap! Jangan pernah sedikitpun! Kau harus percaya kalau semua yang baik itu  hanya omong kosong belaka!... … … Fiuh, aku sudah tenang sekarang. Asakura-san pasti gugup karena tiba-tiba diajak ke rumahku, karena itu yang dia ucapkan pasti tidak sengaja terucap karena sedang gugup. Aku rasa dia juga tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Kalau begitu, aku hanya perlu bersikap seakan-akan itu bukan apa-apa. (Andou)

“Kalau begitu, silakan… duduk di sebelahku.”
“Pe, permisi---.”
“… … … …”
“… … … …”

A-aku harus mengatakan sesuatu! (Andou & Asakura)

“Jadi, kita mulai dengan Matematika?”
“Ya. Tapi kau yang menjariku, aku tidak bisa mengajarimu apa-apa.”

Sekarang, misiku untuk belajar bareng ini adalah [melakukan kontak fisik dengan Andou-kun]… Tapi, bagaimana caranya? Nn~n, aha! Di saat seperti ini, bagaimana kalau pakai cara dari light novel yang pernah kubaca sevagai referensi? U~mm, berdasarkan perkembangan cerita light novel yang akhir-akhir ini kubaca, yang selanjutnya harus kulakukan… (Asakura)

“Kalau begitu, Asakura-san. Untuk sekarang, bagaimana kalau kita mulai me-review soal terakhir dari tes kemarin?”

Ini dia! Kalau di light novel, ini adegan ketika aku mendekatkan walahku ke wajah Andou-kun sambil bilang [eh, coba kulihat!], terus Andou-kun bilang [Eh, UWAH!] terkejut karena wajahku dekat dengannya lalu membuat jantungnya berdetak kencang! (Asakura)

“Eh, coba kulih--”
“Ah, penghapusku jatuh.”

Eh? Kenapa wajah Andou-kun tiba-tiba mendek— (Asakura)
Eh? Kenapa wajah Asakura-san sedekat in--- (Andou)

“Re-oga!” “Eh, guaah!”

Ow ow! Kenapa wajah Andou-kun sangat dekat… uu, gara-gara itu aku menyundul kepalanya dengan kuat… Kalau begini, bukannya jantungnya yang berdebar-debar, tapi kepalanya! (Asakura)

“A, Asakura-san, kamu baik-baik saja? Tadi itu sangat keras.”
“E-eh… Maaf. Mataku sedikit minus. Dari pada itu, apa kamu kesakitan? Tadi kepalamu terhantam keras, kan?”
“Aaa, tidak apa-apa. Gini-gini, Kepalaku lumayan keras, loh.”
“O-oh, begitu.”

Aku bodoh sekali. Aku tidak menyangka Asakura-san mendekat pas aku sedang menunduk. Tempat duduk kami sangat sempit buat dua orang. Padahal tubuh kami sangat berdekatan seperti ini, mulai sekarang aku harus extra hati-hati supaya tidak sengaja menyentuhnya… (Andou)

Uu… Gagal, tapi kali ini pasti berhasil! Aku yakin! Rencana kali ini adalah membuat tangannya menyentuh tanganku begitu tangannya di meja! (Asakura)

“Asakura-san, untuk pertanyaan ini—“

Ini dia! Sekarang jari Andou-kun mau menunjuk ke soal [nomor 8]! Oke, aku harus sama kan timing-ku dengannya dan meletakkan jariku di sana! (Asakura)

“Ah, soal ini, aku penasa—“
“Ah, ada typo di halaman ini!”

Eh, Andou-kun, kenapa malah menunjuk ke arah buku paket…? (Asakura)

“-ran!” *duk*

Aaaaaw! Gara-gara terlalu cepat telunjukku jadi membentur meja… Tapi, untungnya aku bisa berhenti—(Asakura)

*wuuuuuuush!*

“Eeeeeeeeh? A, Asakura-san!? Kenapa kamu memukul meja?”
“… … … … Tadi ada serangga.”
“Be-benarkah… Telunjukmu pasti kesakitan, kamu baik-baik saja?”
“… … … … Ti-tidak apa-apa.”

Ada apa dengannya? Kenapa tingkah Asakura-san hari ini sangat aneh? (Andou)

Selanjutnya aku pasti berhasil! Selanjutnya, aku akan…! Andou-kun, sesi belajar ini baru saja dimulai! Bersiaplah, sebelum berakhir, aku pasti akan menyentuh tubuhmu! Skill menghindarmu atau teknik melukai diriku, siapa yang akan menang! (Asakura)

Gimana bilangnya ya, padahal aku sudah berusaha supaya tidak menyentuh Asakura-san, kenapa dari tadi dia ingin menusukku dengan telunjuknya?! (Andou)

Chapter 30 – Masih Belum


“Di soal ini, kamu perlu mengganti angkanya terlebih dahulu. Habis itu, ini jadi persamaan sederhana.”

Kenapa ya… dari tadi aku merasa kalau Asakura-san mencoba sengaja menyentuhku… apa ini cuma perasaanku saja? Tapi aku merasakannya dari tadi. (Andou)

Tidak kusangka… Ternyata Andou-kun sangat tangguh! Dari tadi dia berhasil menghidari kontak fisik denganku. Tapi dari pada itu… (Asakura)

“Tunggu dulu! Andou-kun, kenapa kamu langsung menuliskan jawabmu sambil bilang ‘berubah menjadi persamaan sederhana’? Bagaimana dengan rumusnya…”
“Eh, bukannya repot kalau harus nulis rumusnya dulu?”
“Apa… katamu? Terus gimana kamu menghitungnya kalau begitu, bukan seharunya kamu harus nulis rumusnya dulu?”
“Nggak, kutunjukkin nih. Pertama, lihat soanya.”
“Oke.”
“Tentukan rumus yang cocok untuk menyelesaikan soal ini.”
“O-oke.”
“Setelah itu hitung dikepalamu.”
“Oke?”
“Terus tulis jawabannya di kertas. Jadi, karena aku sudah tahu jawabannya, ngapain nulis rumusnya…”
“Tunggu, tunggu, tunggu dulu! Andou-kun? Jadi kamu menyelesaikan semua soal pakai bayangan di kepalamu?”
“Benar.”
“Haaaaah? Tunggu, Andou-kun, coba perlihatkan kertas jawabanmu!”
“Kertas jawaban? Umm… ah! Ini dia.”

“Coba~~ uwaa…”

Be-benar! Kertas jawaban Andou-kun… Semua soal kecuali soal terakhir, dia menjawab mereka semua tanpa menuliskan rumusnya terlebih dahulu. (Asakura)

“Kamu pintar banget sampai bisa menghitung pakai bayangan tanpa sedikit pun salah…”
“Tentu saja. Kamu tahu, di matematika, begitu kamu tahu rumusnya, sisanya cuma tambah-tambahan dan perkalian. Tapi, di soal terakhir, aku harus tulis rumusnya walau aku merasa itu merepotkan.”
“Memang, di setiap tes, soal terakhirnya selalu [tulis rumus yang digunakan]--- eh, tunggu. Jangan-jangan itu…?”
“Un, sepertinya guru matematika berpikir [Karena Andou-kun selalu dapat nilai sempurna meski tidak menulis rumus, soal terakhir akan kubuat saaaaaaaangat susah setingkat dengan level Andou-kun. Tentu saja, nilainya bakal dikurangi kalau dia tidak menulis rumus yang dia pakai] dan membuat soal itu.”
“Heeee… Jadi, artinya alasan kenapa aku tidak pernah bisa dapat nilai sempurna karena aku selalu gagal di soal yang saaaaaaaaaaangat susah ini?”

Itu artinya, aku tidak bisa dapat nilai sempurna karena Andou-kun! Ga bisa dimaafkan! Andou-kun, aku tidak akan memaafkan--- (Asakura)

“Ga usah khawatir! Itu sebabnya aku mengajarimu matematika! Aku pasti akan membuatmu dapat nilai sempurna!
“YA!” *zykyuuuuuuun*

Uwaaaaaa…. Andou-kun keren banget! Eh… gawat! Aku malah terpesona sama Andou-kun. Curang, kenapa malah jantungku yang berdebar-debar! Pasti, aku bakal bisa kontak fisik dengan Andou-kun dan membuat jantungnya berdebar-debar… Oke, ayo istirahat sebentar buat kontak Inchou dan rapat strategi dengannya. (Asakura)

“Andou-kun, boleh pinjam toilet?”
“Nn, nanti langsung kelihatan pas keluar.”
“Oke, kalau begitu, sebentar y--- Ah.”

Si-sial… Kakiku kesemutan, banget… Ga-gawat, aku bakal jatuh…

“Kyaa!”
“Eh, Asakura-sa—Guah!”

Uu… kenapa, kenapa aku harus kesemutan dan jatuh sekarang… e-eh? Aku jatuh, tapi nggak sakit. (Asakura)

“Uuu…”
“Eh - - Andou-kun!?”

Bohong! Aku jatuh dan menimpanya!? Ah, tapi, ini dihitung kontak fisik, kan? Yes! Kalau begitu, aku berhasil menyelesaikan misi dari Inchou! (Asakura)

Apa---yang terjadi? Asakura-san terjatuh… Aa, itu sebabnya aku tertindih dibawahnya… Yah, selama Asakura-san baik-baik saja--- (Andou)

*Monyu*

Monyu… apa ini? (Asakura & Andou)

“… … … …?”
“… … … …?”

Tanganku--- (Andou)
Dadaku---? (Asakura)

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! Dasar, Andou-kun, MESUM!”

Sial! Bukannya ini payudara Asakura-san! Gawat… tanganku ga mau lepas dari payudara Asakura-san karena instingku mengambil alih… Benar-benar daya hisap yang kuat seperti vacuum cleaner! (Andou)

“Sa-sampai kapan kamu mau menyentuhnya!”
“Terima kasih… … Eh, salah! Asakura-san, tadi… GAH!” *PLAAK*

Tidaaaaaaaaaaaaaak! Andou-kun meremas… dadaku! Dadaku di… sama a, a, a, Andou-kun! Aku sangat malu sampai reflek menampar Andou-kun… (Asakura)

“A-aku mau ke toilet.”
“… … … ya.”

Itu… masih terlalu cepat! (Asakura)


Ke-kenyal banget… (Andou)

=========================================================



Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]