Loner and Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 31-35
Chapter 31 – Tanggung Jawab
“Jadi
sekarang, kita bahas pertanggung jawabanmu tentang yang tadi?”
“… …
… … ya.”
Hal
pertama yang Asakura-san katakan setelah kembali dari toilet adalah ini… Ah,
kehidupan masa SMA-ku hancur sudah. Sebagai pencapaian terakhir dalam hidupku,
aku berhasil merasakan kenikmatan.
Ahh,
aku tidak punya penyesalan sama sekali. (Andou)
Sejujurnya,
itu semua murni kecelakaan. Ta-tapi… meski itu kecelakaan, Andou-kun meremas
dadaku untuk pertama kalinya dalam hidupku… Da-da-dadaku diremas loh! Kalau
tidak ada yang bertanggung jawab, aku tidak akan bisa menyingkirkan perasaan
bahagia dan malu dari dalam diriku, tahu! (Asakura)
“Asakura-san,
tidak apa-apa… meski aku menganggap ini ketidaksengajaan, tapi aku me—mmm… oke?
Karena aku yang melakukannya, sebagai seorang laki aku harus bertanggung
jawab!”
“Eh.”
A-apa
yang kamu maksud dengan… bertanggung jawab? (Asakura)
“Asakura-san,
silakan katakan apa pun! Sebagai bentuk tanggung jawab atas apa yang terjadi,
aku akan… mendengarkan semua permintaanmu!”
Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhhh!
(Asakura)
“A-a-a-Andou-kun…
Barusan kamu bilang ‘apapun’?”
“Ya!
Laki-laki tidak akan menarik kata-katanya! Supaya kamu memaafkan aku, aku akan
melakukan apapun yang kamu mau!”
Gi-gi-gi-gimana
ini! Apapun yang dia maksud… adalah ‘apapun’, ya kan?
Kyaaaaaaa--!
Gimana ini! Apa yang harus kupinta! Andou-kun akan melakukan ‘apapun’ yang
kukatakan… I-itu… memangnya itu nggak masalah!? Be-beneran nih!? (Asakura)
“Andou-kun…
A-aku boleh pinta apapun?”
“Anything you want!”
Fuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!
Di-dia serius! Ini bukan mimpi, ya kan!? (Asakura)
Jadi,
Asakura-san. Permintaan seperti apa yang kamu inginkan…? Aku sudah meremas
dadanya jadi kemungkinan dia bakal pinta sesuatu yang kejam… seperti ‘kalau
begitu, biarkan aku memukulmu sampai aku puas’ atau semacamnya itu masih
mending, tapi ‘kalau begitu, mulai sekarang kamu dilarang membaca light novel
di sekolah’ atau yang mirip seperti itu, aku bakal mati kebosanan di sekolah…
atau mungkin sesuatu seperti ‘kalau begitu, sebagai kompensasi kamu harus
membelikanku 1 set lengkap keluaran terbaru Sla*ers!’ tabunganku langsung
ludes… Tapi aku harus bertanggung jawab atas perbuatanku! Lagipula, lagipula!
Aku telah menyentuh sesuatu yang lebih ‘bernilai’ dari semua ituuuuuuuuuuu!
‘Dada Asakura-san’ bagaikan ‘tanah perjanjian’ bagi semua anak laki-laki yang
mengenalnya, ya kan! Sialan! Untuk menebus dosa ini, seberapa pun beratnya, aku
akan lakukan apapun yang dia katakan! (Andou)
Gimana
nih! Gimana nih! ‘APAPUN’? ‘Apa-pun’ ‘apapun!’ Andou-kun bilang dia akan
melakukan apapun yang kukatakan tapi… Andou-kun cuma menyentuh dadaku saja,
tapi aku boleh pinta apapun…? Tapi, karena kamu yang bilang, aku akan bersikap
egois—
Gimana
kalau aku bilang ‘kalau begitu, sebagai hukuman, jemput aku di rumah besok!’?
Mungkin itu terlalu egois…? Aku merasa kasihan meminta dia repot-repot datang
ke rumahku. Ah kalau begitu! ‘Andou-kun! Sebagai hukuman kamu harus mengantarku
pulang besok!’ atau seperti itu? Tapi tapi, selain itu—aku bisa saja bilang
‘sebagai hukuman, kamu harus makan siang bersamaku besok!’ atau… mungkin ini!
‘jadi… sebagai hukuman, kamu harus mengelus kepalaku…?’ kyaaaaaaaaaaaaaaaah! Aku tidak bisa mengatakan hal seperti itu!
emang aku idiot apa!??(Asakura)
“… …
… …”
“… …
… …”
A-apa
yang dipikirkan Asakura-san. Dari tadi dia terus berpikir dengan gelisah… a-apa
dia sedang memikirkan hukuman yang mematikan! (Andou)
“Sudah
kuputuskan!”
“Y-ya!”
Sudah
kuputuskan, aku akan katakan hal yang paling aku inginkan! (Asakura)
“Atas
nama Asakura! Andou-kun, jika aku berhasil mendapatkan nilai 100 di matematika,
kamu harus memberikan aku ‘hadiah’!”
“… …
… … Eh?”
“H-huh?
Apa aku kurang jelas? Ha-hadiah! Hadiah! Kalau aku dapat nilai 100 di
matematika kamu harus memberikanku hadiah! Tentu saja, hadiahnya harus kamu
yang pilih! Tidak boleh meminta bantuan Inchou atau orang lain, oke!?”
“… …
… …”
HADIAH….?
(Andou)
Andou-kun,
jadi tegang. Karena cuma menyentuh dadaku, apa itu tidak sepantar? (Asakura)
“Eh,
Asakura-san… hadiah, itu saja? Kamu tidak masalah cuma itu saja?”
“Iya!”
“Tapi
kalau kamu tidak mendapatkan nilai 100 itu tidak ada gunanya, ya kan?”
Kalau
seperti itu, itu tidak dihitung sebagai permintaan maaf- (Andou)
“Apa
yang kamu katakan? Tentu saja ada!”
“Eh”
“Karena,
kamu… menyesal telah menyentuh da-dadaku, ya kan?”
“Te-tentu
saja!”
“Dan
kamu ingin minta maaf, kan?”
“Sudah
pasti!”
“Kalau
begitu, supaya aku berhasil mendapatkan ‘hadiah’ permohonan maafmu, kamu harus
mengajariku dengan serius, ya kan? Dan karena aku akan mendapatkan ‘hadiah’
kalau berhasil mendapatkan nilai sempurna, aku jadi bersemangat belajar!
Aaaah~
aku penasaran ‘hadiah’ seperti apa yang akan kudapatkan~~ jadi nggak sabar~~” *lirik*
Aah…
begitu, jadi Asakura-san tidak berniat menyalahkan aku. Itu sebabnya dia…
(Andou)
“Ahaha,
benar juga. Jadi, demi mendapatkan ‘hadiah’ luar biasa dariku, kita harus
belajar matematika dengan serius.”
“Ya,
benar!”
Fufufu…
sempurna! Selain membuat janji, aku juga jadi sangat bersemangat belajar buat
tes! Ditambah, memikirkan ‘hadiah’ pemberian Andou-kun yang dia pilih untukku
seorang membuatku dua kali… tidak, tiga kali lipat lebih bersemangat! Terlebih,
bukan cuma ‘hadiah’ yang akan kudapatkan…
Yang
akan kudapatkan adalah perjuangan Andou-kun untukku! Memikirkan diriku! Memilih
untuk diriku! Sebuah ‘hadiah’ yang penuh dengan perasaan Andou-kun!
Hahahahaha!
Dengan begini sudah pasti aku akan berhasil dia ujian matematika!
Aku
menang… Gahahaha! (Asakura)
=========================================================
Chapter 32 – Ingin Tahu
“Andou-kun,
istirahat dulu yuk?”
“Ahh,
benar. Tidak terasa sudah satu jam kita belajar… kamu tahu, sebenarnya aku
tidak pernah belajar selama ini di luar kelas.”
“Tidak
pernah belajar selama ini… Andou-kun, itu sebabnya nilaimu kecuali matematika
rendah semua. Kamu tidak pernah belajar?”
“Kalau
aku punya waktu buat belajar aku lebih memilih membaca light novel!” *terus
terang*
Aku
paham banget! Tapi, aku sendiri yang rajin belajar tidak bisa mendapatkan nilai
100, ini tidak bisa diterima kalau Andou-kun yang tidak belajar bisa dapat nilai
sempurna… (Asakura)
“Eh,
kalau kamu tidak belajar sama sekali, terus bagaimana dengan PR? Kalau kamu
tidak pernah belajar, bagaimana bisa kamu dapat nilai 100?”
“Nn,
PR? Kalau PR langsung aku kerjakan pas kelas.”
“EH!
Pas kelas? Ma-maksudmu gimana?”
“Yaah,
PR matematika itu selalu seperti, pertanyaan yang muncul di bab ini akan muncul
di bab selanjutnya, ya kan? Itu sebabnya, ketika belajar di kelas, aku sudah
memahami isi materi yang disampaikan dari materi minggu lalu, jadi pas kelas
aku mempelajari materi minggu depan. Jadi, di buku paketku semua pertanyaan
buat materi minggu depan selalu aku selesaikan duluan.”
“Jadi
singkatnya… pas kelas kamu mempelajari materi hari itu dan materi minggu depan
di tambah me-review materi dan mengerjakan PR?”
“Ya,
seperti itu.”
“Andou-kun…
kamu berusaha seberat itu buat matematika, tapi sama sekali tidak belajar buat
mata pelajaran yang lain?”
“Yaah~
aku buruk dalam menghapal, jadi ya.”
“Bukannya
matematika juga menghapal?”
“Tidak
tidak, matematika itu [hitungan]”
“Benarkah?
Hm… tapi kamu baca light novel, tapi masih buruk di Bahasa Jepang.”
“Ahaha…
aku tidak masalah kalau membaca tapi kanji dan satra jepang itu mustahil!”
“Ufufu,
benar.”
Awalnya
kukira Andou-kun lebih ke tipe seni, tapi tidak disangka dia tipe sains. Aku
tidak akan pernah bisa membayangkan hal seperti itu dulu ketika aku hanya
menatapnya dari kejauhan. Haa… sebelumnya, aku cuma ingin membicarakan light
novel dengan Andou-kun, tapi sekarang – (Asakura)
“Aku,
ingin mengenal lebih jauh tentang Andou-kun…”
“Eh.”
“Heh?!”
Apa
yang dikatakan Asakura-san barusan!? Ingin mengenalku lebih jauh? Kenapa…
Mungkinkah-!! (Andou)
Oh
tidak! Kenapa aku mengatakan itu kencang-kencang… Ah, Andou-kun pasti
mendengarnya!? (Asakura)
“Asakura,
yang tadi…”
“Ka-kamu
salah! Andou-kun, tadi itu… hahahaha.”
*Cklek*
““?””
Suara
itu… Eh, sudah jam segini! (Andou)
Tidak
mungkin! Ada yang datang! Jangan-jangan itu… (Asakura)
*thud!*
“Tadaima~… Huh? Ada tamu?”
“A,
Andou-kun! Ada yang datang… apa itu, orang tuamu?”
“Tidak,
yang datang jam segini… kemungkinan, adik perempuanku.”
… …
… … Eh!? (Asakura)
“Adik
perempuanmu?”
=========================================================
Chapter 33 – Imouto
“Onii-chan~?
Ada orang di rumah?”
“Aaah…
Andou-kun punya adik!?
“Ya,
setahun lebih muda, dia kelas satu di sekolah kita. Dia anggota klub tennis,
jadi dia sering pulang jam segini karena latihan.”
“Onii-chan~?
Di mana~? Ada di rumah, kan~?”
“Iya,
di sini – sorry, hari ini aku pakai ruang tamu buat belajar bareng teman buat
ujian nanti!”
Te-teman!
Baru saja, ANdou-kun menyebutku teman, ya kan? Jadi Andou-kun menganggapku
temannya! (Asakura)
Sejujurnya,
aku tidak tahu apakah orang sepertiku pantas menyebut Asakura-san temanku, tapi
kami sudah pernah berkunjung ke rumah masing-masing, jadi aku harap Asakura-san
juga menganggapku [teman]-nya sedikit… (Andou)
“… …
… …” *lirik*
“… …
.. …” *lirik*
Te-teman…
(Andou & Asakura)
“Haa-?
Onii-chan ketahuan banget boongnya! Mana mungkin kamu belajar. Lagi pula,
Onii-chan nggak mungkin punya teman, kan-?”
“… …
… …”
“Guha-!”
Adik
sialan ini… (Andou)
Oh
tidak… dia mengatakannya. Langkah kakinya semakin dekat. Aku penasaran seperti
apa adiknya Andou-kun? (Asakura)
“Onii-chan,
ketemu juga. Jadi, siapa temanmu…”
“Ha-halo.
Uhm… Aku temannya Andou-kun, Asakura.”
“…itu!?
Eeeh, a,a,a,a, Asakura-senpai!? EH! O,
Onii-chan, apa maksudnya ini! Kenapa Asakura-senpai ada di rumah ktia?
Temannya Onii-chan – AH! Jangan-jangan, penculikan…?”
“Hei!
Emangnya aku kriminal yang cuma tahu caranya menculik?”
“Eh,
emangnya Onii-chan berani ngajak Asakura-senpai ke rumah kita?”
“… …
… … Kamu benar juga.”
“Andou-kun,
seharusnya kamu membantah itu!”
Oh
iya, setelah kupikir-pikir, kemungkinan Asakura-san ada di rumahku hampir
mustahil ya kan. Sepertinya aku jadi sedikit pede karena pernah ke rumah
Asakura-san waktu itu. (Andou)
“Malahan,
hei, kamu. Kamu manggil Asakura-senpai, tapi emangnya kamu kenal Asakura-san?
Apa kamu kenalannya atau semacamnya?”
“Haa,
ini sebabnya penyendiri sepertimu… Onii-chan, kalau kita ngabahas Asakura-senpai,
sudah pasti semua orang tahu siapa dia. Malahan yang paling aneh, kenapa
Asakura-senpai bisa sama Onii-chan di sini… Onii-chan, apa benar temanmu adalah
Asakura-senpai? Bukan cuma khayalan Onii-chan aja?”
“Kamu
pikir Asakura-san yang ada di depan matamu ini adalah khayalan buatanku?”
“Aku,
bukan khayalan loh. Aku beneran.”
“Bukan,
aku tidak meragukan keberadaan Asakura-senpai di sini. Tapi Onii-chan
menganggap Asakura-senpai [teman] cuma [khayalan] Onii-chan saja, ya kan? Atau
mungkin seperti yang di TV? Yang [Itu cuma anggapanmu saja, padahal bukan-]”
“Oi,
hentikan. Aku mulai kehilangan kepercayaan diri!”
“Andou-kun,
jangan kehilangan kepercayaan diri! Kita adalah [teman], kan?”
Hu-huh…?
Aku pikir tidak mungkin Onii-chan bakal punya teman perempuan, tapi… dari
respon Asakura-senpai… Eh, apa itu benar? (Imouto)
“A-aku
pikir ini tidak mungkin, tapi… Asakura-senpai, kamu beneran temannya
Onii-chan?”
“Y-ya.”
“Kamu
tidak diancam atau semacamnya, ya kan? Kamu tidak dibayar, kan?”
“Hei,
memangnya kamu pikir abangmu itu apa? Abangmu tidak mungkin berani atau punya
uang untuk itu, kamu adiknya pasti tahu itu, ya kan?”
“Ah,
benar juga.”
“Hei!
Kenapa aku yang membantah!? Andou-kun juga, bilang dengan jelas kalau aku ini
[teman]-mu, buruan!”
“Ah,
ya… maaf, Asakura-san. Menyebut gadis cantik sepertimu [teman]-ku… aku jadi
sangat bahagia.”
“Apha!
Apapapapa-apa yang kamu katakan! A-aku tidak malu disebut teman oleh Andou-kun,
oke!”
“A,
Asakura-san!”
“… …
… …” *jiiiiiiii*
Houhou,
lihat itu… aku pikir mustahil awalnya, tapi tidak disangka Onii-chan lumayan
juga! Apa lagi, ini tangkapan super besar kalau dilepas kamu pasti bakal
menyesal seumur hidup! (Imouto)
“Hei,
Onii-chan. Kalau mau belajar, dari pada ruang tamu, belajar di kamarmu lebih
kan! Kenapa tidak di sana saja?”
“Hah,
kenapa kamu tanya itu? Asakura-san itu seorang gadis jadi kamarku tidak
pantas!”
“-!”
“Haaa…”
Se-se-seorang
gadis! Aku, aku diperlakukan seperti seorang gadis oleh Andou-kun! (Asakura)
Oh,
Onii-chan, kamu ini sudah berhasil mengajak perempuan ke rumahmu, tapi masih
belum berani ngajak dia ke kamarmu… (Imouto)
“Dasar,
Onii-chan baka! Idiot! Sukapontan!
Dasar Otaku light novel!”
“Tunggu
dulu! Kenapa tiba-tiba aku dihina oleh adikku sendiri!? Dan juga, jadi otaku
light novel tidak ada hubungannya, ya kan!”
“Ini
sebabnya kenapa Onii-chan selalu bermental [penyendiri]… Asakura-senpai datang
jauh-jauh ke mari, jadi sudah jelas kalau dia juga ingin melihat kamarmu, ya
kan!”
“Aph-!”
“Eh,
yang benar?”
Gawat!
Aku memang berpikir seperti itu tapi tidak mungkin aku mengatakannya
kencang-kencang! (Asakura)
“I-itu-“
“Itu
benar, ya kan-? Asakura-senpai! Bahkan senpai juga penasaran dengan kamar
temanmu sendiri, ya kan?”
Nn?
Oh benar, bahkan jika bukan lawan jenis, siapapun pasti penasaran dengan kamar
teman sekelas mereka, ya kan? (Asakura)
“—ya,
benar! A-aku saaaaangat ingin lihat kamar Andou-kun!”
“EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHH!?”
“Nah
kan, Onii-chan! Lihat, kalau sudah mengerti, ayo buruan tunjukin kamarmu
sekarang, Onii-chan!”
“O-ooh…
ka-kalau begitu, Asakura-san. Mau ke… kamarku?”
“Yep!”
“Selamat
bersenang-senang!”
“… …
… …” *lirik*
Pe-perasaanku…
apa adiknya sudah tahu—(Asakura)
Fufufu,
Asakura-senpai… kuserahkan Onii-chan padamu♪ (Imouto)
Ya,
kelihatanya dia sudah tahu! (Asakura)
=========================================================
Chapter 34 – Rak Buku
“Jadi
ini kamar Andou-kun.”
“Walaupun
kamu bilang ingin lihat kamarku, tapi tidak banyak yang bisa dilihat selain
light novel.”
“Benar
sih, huh. Uwah, rak bukunya besar banget… Hei Andou-kun, ada berapa banyak buku
di sini?”
“Hmmmm,
aku sering jual yang tidak pernah kubaca lagi di Akiba, jadi aku tidak terlalu
yakin berapa… tapi mungkin, di rak buku ini ada 200 volume.”
“200
buku!? Tidak mungkin, punya saja tidak sampai sepertiganya!”
“Yah,
punyamu juga lumayan. Biasanya kamu baca di website Syosetu, ya kan? Jadi,
wajar kalau bukumu cuma sedikit.”
“Ah,
benar juga. Tapi bukannya Andou-kun juga baca Syosetu?”
“Ya,
kadang-kadang. Tapi, kalau ceritanya dilisensi dan dibukukan aku tetap baca
versi bukunya. Lihat, barisan ini isinya kebanyakan dari [Syosetu].”
“Wah,
iya! Yang ini cerita isekai tentang perang makanan dengan protagonist yang suka
lomba makan, [Isekai Esophagus]!
Yang
ini, bukannya ini cerita tentang seorang pria yang melarikan diri dari UUD
buruh ke isekai, terus dia membuat peraturan pekerja boleh bekerja seperti
biasa [Isekai Izakaya ‘Wata’]!
Yang
ini, cerita tentang protagonist yang bekerja sebagai Apoteker di Jepang yang
direinkarnasi ke isekai dengan membawa pengetahuan mored dan membuka apotik,
memonopoli pasar [Isekai Toko Obat: Matsumoto]!”
“Ahaha,
pengetahuan Syosetu Asakura-san memang luar biasa.”
“Bukannya
Andou-kun juga banyak tahu, ya kan?”
“Yah,
kebanyakan aku cuma baca yang populer atau yang dijual di toko buku, dan tidak
cuma Syosetu, aku juga baca berbagai macam light novel berbeda akhir-akhir
ini.”
Oh
iya, rak buku Andou-kun isinya berbeda-beda tipe setiap baris… yang atas
kira-kira dari Syosetu. Yang tengah [Ero no Tsukaima],
[Nekokami],
[Tidak mungkin kakakku seimut ini]…
Begitu,mungkin ini judul terkenal dulu? Dan yang di bawahnya yang baru-baru
ini. Nn? kenapa yang di bawah semuanya diisi kamus… ini- oh begitu! Andou-kun,
jadi ini semua kamus yang kamu pakai untuk mencari tahu bacaan dari kanji yang
kamu tidak ketahui di light novel ya! (Asakura)
“Andou-kun,
kamus-kamus di bawah ini-“
“I,
i, i, itu cuma kamus biasa oke! cuma kamus biasa yang kupakai buat cari huruf
kanji jadi tidak ada yang istimewa tentang itu, oke!”
“Ara,
jadi begitu. Tapi, kenapa ada banyak sekali.”
“itu,
itu, itu karena ya begitu lah! Tidak seperti light novel biasa beberapa ada
yang pakai kanji-kanji aneh dan sulit dan yang lain-lain jadi untuk mencari
huruf itu aku butuh kamus, makanya aku mengumpulkan berbagai macam kamus!”
Ahh,
begitu! Bahkan di Syosetu ada kata yang di tulis [漆黒] (Shikkoku) tapi dibaca [やみ] (yami)
atau [炎] (Honou) yang dibaca [焔] (Honou). (Asakura)
“Tapi,
mereka terlihat masih bagus. Boleh aku lihat sebentar?”
Aku
penasaran seperti apa kamus yang disukai Andou-kun. (Asakura)
Sial!
Asakura-san, itu sesuatu yang tidak boleh kamu lihat! (Andou)
“Asakura-san,
tunggu – ah!”
Ah,
kakiku... (Andou)
Eh,
kenapa Andou-kun lompat ke mari… (Asakura)
“Fue…
Kyaah!”
“Guah!”
Ow
ow ow… kakiku kepeleset karena bergerak terburu-buru dan menabrak Asakura-san
jatuh ke lantai… ta-tapi, kali ini aku berhasil menaruh tanganku di lantai,
jadi aku berhasil tidak menyentuh tubuh Asakura-san… terutama dadanya! Meski
sedikit mengecewakan… (Andou)
“Asakura-san,
maaf aku tiba-tiba jatuh… kamu baik-baik saja?”
“Awawawa…”
“Asakura-san?”
Huh?
Kenapa… kenapa aku ditindih sama Andou-kun? Tidak mungkin, jangan-jangan ini
yang namanya [Yukadon]! A, a, a, a, aku di-[yukadon] sama Andou-kun! Apa yang
akan terjadi setelah ini!? Mungkin – Tidak boleh! Meski dadaku sudah disentuh
olehnya… setidaknya – (Asakura) (TLN:
Yukadon, hampir sama dengan kabedon, tapi bukan di tembok tapi di lantai)
… …?
Kenapa Asakura-san menutup matanya dan memonyongkan bibirnya? Apa kepalanya
terbentur? Kalau begitu aku harus segera bangun! (Andou)
“Mu--!”
“Asakura-san,
maaf! Aku akan bang-“
“Asakura-senpai!
Aku bawakan minum—an, aaAAh!? Onii-chan, apa yang kamu lakukan!?”
APPUAAA!?
Kenapa adik perempuan ini masuk di saat yang tidak tepat! Gawat! (Andou)
“Ti,
tidak! Ini salah paham!”
“O,
Onii-chan mesum! Jorok! Erogappa! Dasar otaku light novel!” (TLN: Erogappa istilah jadul mesum)
“Sudah
kubilang, kenapa otaku light novel, haaaaaaaaaaah!?”
A,
Andou-kun… kenapa kamu belum melakukannya? (Asakura)
=========================================================
Chapter 35 – Keraguan
“ – Jadi
gitu ceritanya.”
“Begitu…
Aku paham. Terima kasih, Andou-kun. Dan juga, apa kesalahpahaman adikmu juga
sudah diselesaikan?”
“Kira-kira
begitu. Tapi aku dipaksa buat beli puding mahal di konbini buat kompensasi… Nee,
Inchou?”
“Apa?”
“Kenapa
aku harus melaporkan padamu bagaimana sesi belajar bareng kami?”
Dasar,
kenapa dia repot-repot memanggilku pagi-pagi begini dan memintaku ke perpus dan
menanyai apa yang terjadi kemarin pas belajar bareng. (Andou)
“Itu
karena, meski kamu menyebutnya belajar bareng, dilakukan di rumahmu, ya kan? Meski
kalian adalah pelajar, tapi kalian itu laki dan perempuan, jadi tentu saja
sebagai ketua kelas aku harus memastikan kalau tidak ada kejadian tidak
terduga.”
Yah,
alasan terbesarnya sih supaya aku bisa memantau perkembangan hubungan kalian
berdua, dan malah aku berharap terjadi kejadian tidak terduga. (Inchou)
“Owh
ya, ngomong-ngomong soal kejadian, atau bisa dibilang kecelakaan, apa
pendapatmu?”
“Uuu…”
Jadi
ini soal aku yang tidak sengaja menyentuh dada Asakura-san, ya? (Andou)
“Tapi,
tidak ada gunanya aku memberitahumu, bisa saja aku berbohong?”
“Tidak
masalah. aku akan menanyai Asakura-san soal kemarin lewat telepon.”
“Kalau
begitu, ga ada gunanya aku memberitahumu, ya kan?”
“Penting
untuk mendapatkan sudut pandang dari kedua pihak.”
Cuma
kalian berdua saja sudah bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman… untuk
mengetahui pemikiran kalian berdua, kalau aku tidak tahu pendapat kalian aku
kesulitan mencari jalan keluar.
Tapi,
padahal Asakura-san amatiran soal kontak fisik dan bersentuhan – tapi dia
membiarkan dadanya disentuh… lumayan juga. (Inchou)
“Jadi,
meski kamu bilang itu tidak sengaja, bagaimana rasanya ketika kamu menyentuh
dada Asakura-san?”
Dengan
begini, kalau aku bisa membuat Andou-kun memandang Asakura-san sebagai lawan
jenis maka – (Inchou)
“Sejujurnya,
itu membuat jantungku berdebar-debgar.”
Oh? Ini…
(Inchou)
“Apa
itu karena Asakura-san cantik? Yah, itu sudah pasti. Lagipula, buat laki-laki
normal sepertimu berduaan dengan Asakura-san itu – “
“Itu…
aku tidak yakin.”
“ –
Heh?”
Apa-apaan
itu? (Inchou)
“Maksudmu
tidak yakin?”
“Hm,
gini… gimana jelasinnya. Pada dasarnya, sampai sekarang aku ini selalu menjadi
[penyendiri] jadi itu pertama kalinya aku menyentuh dada seorang gadis.”
“Ya,
memang benar.”
“Karena
itu, [Jantungku berdebar-debar ketika menyentuh dada Asakura-san] yang
kurasakan waktu itu, apakah berdebar-debar karena [Asakura-san], atau karena
[menyentuh dada gadis], aku tidak tahu! Hei, Inchou? Apakah yang kurasakan ini
adalah [cinta] pada Asakura-san? Atau [nafsu], apa pendapatmu!?”
“Aku
pikir sebaiknya kamu mati saja.”
Haaa…
aku tidak percaya ini, tidak kusangka Andou-kun ternyata penyendiri yang tidak
bisa membedakan antara [cinta] dan [nafsu], ini diluar ekspetasiku… tapi, meski
cuma sedikit, dia harus menyadari [ketertarikannya] pada Asakura-san. Jadi, aku
harus membuatnya menyadari itu… (Inchou)
“Haa,
terpaksa.”
“Inchou?”
“Andou-kun,
kamu tidak [menyukai]-ku sebagai lawan jenis, ya kan?”
“Haa,
apa yang kamu omongin? Tentu saja. Inchou, kamu terlalu ge-er atau apa?”
“… Boleh
aku menonjok mukamu?”
“Kenapa!?
Kamu sendiri yang nanya, kan!”
“Haa..
yah, bodo amat. Kalau begitu, Andou-kun. Silakan sentuh [dadaku].”
“HAAAA?!”
=========================================================
Comments
Post a Comment