Loner and Juliet Bahasa Indonesia, Chapter 31-35

Chapter 31 – Tanggung Jawab


“Jadi sekarang, kita bahas pertanggung jawabanmu tentang yang tadi?”
“… … … … ya.”

Hal pertama yang Asakura-san katakan setelah kembali dari toilet adalah ini… Ah, kehidupan masa SMA-ku hancur sudah. Sebagai pencapaian terakhir dalam hidupku, aku berhasil merasakan kenikmatan.
Ahh, aku tidak punya penyesalan sama sekali. (Andou)

Sejujurnya, itu semua murni kecelakaan. Ta-tapi… meski itu kecelakaan, Andou-kun meremas dadaku untuk pertama kalinya dalam hidupku… Da-da-dadaku diremas loh! Kalau tidak ada yang bertanggung jawab, aku tidak akan bisa menyingkirkan perasaan bahagia dan malu dari dalam diriku, tahu! (Asakura)

“Asakura-san, tidak apa-apa… meski aku menganggap ini ketidaksengajaan, tapi aku me—mmm… oke? Karena aku yang melakukannya, sebagai seorang laki aku harus bertanggung jawab!”
“Eh.”

A-apa yang kamu maksud dengan… bertanggung jawab? (Asakura)

“Asakura-san, silakan katakan apa pun! Sebagai bentuk tanggung jawab atas apa yang terjadi, aku akan… mendengarkan semua permintaanmu!”

Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhhh! (Asakura)

“A-a-a-Andou-kun… Barusan kamu bilang ‘apapun’?”
“Ya! Laki-laki tidak akan menarik kata-katanya! Supaya kamu memaafkan aku, aku akan melakukan apapun yang kamu mau!”

Gi-gi-gi-gimana ini! Apapun yang dia maksud… adalah ‘apapun’, ya kan?
Kyaaaaaaa--! Gimana ini! Apa yang harus kupinta! Andou-kun akan melakukan ‘apapun’ yang kukatakan… I-itu… memangnya itu nggak masalah!? Be-beneran nih!? (Asakura)

“Andou-kun… A-aku boleh pinta apapun?”
Anything you want!”

Fuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah! Di-dia serius! Ini bukan mimpi, ya kan!? (Asakura)

Jadi, Asakura-san. Permintaan seperti apa yang kamu inginkan…? Aku sudah meremas dadanya jadi kemungkinan dia bakal pinta sesuatu yang kejam… seperti ‘kalau begitu, biarkan aku memukulmu sampai aku puas’ atau semacamnya itu masih mending, tapi ‘kalau begitu, mulai sekarang kamu dilarang membaca light novel di sekolah’ atau yang mirip seperti itu, aku bakal mati kebosanan di sekolah… atau mungkin sesuatu seperti ‘kalau begitu, sebagai kompensasi kamu harus membelikanku 1 set lengkap keluaran terbaru Sla*ers!’ tabunganku langsung ludes… Tapi aku harus bertanggung jawab atas perbuatanku! Lagipula, lagipula! Aku telah menyentuh sesuatu yang lebih ‘bernilai’ dari semua ituuuuuuuuuuu! ‘Dada Asakura-san’ bagaikan ‘tanah perjanjian’ bagi semua anak laki-laki yang mengenalnya, ya kan! Sialan! Untuk menebus dosa ini, seberapa pun beratnya, aku akan lakukan apapun yang dia katakan! (Andou)

Gimana nih! Gimana nih! ‘APAPUN’? ‘Apa-pun’ ‘apapun!’ Andou-kun bilang dia akan melakukan apapun yang kukatakan tapi… Andou-kun cuma menyentuh dadaku saja, tapi aku boleh pinta apapun…? Tapi, karena kamu yang bilang, aku akan bersikap egois—
Gimana kalau aku bilang ‘kalau begitu, sebagai hukuman, jemput aku di rumah besok!’? Mungkin itu terlalu egois…? Aku merasa kasihan meminta dia repot-repot datang ke rumahku. Ah kalau begitu! ‘Andou-kun! Sebagai hukuman kamu harus mengantarku pulang besok!’ atau seperti itu? Tapi tapi, selain itu—aku bisa saja bilang ‘sebagai hukuman, kamu harus makan siang bersamaku besok!’ atau… mungkin ini! ‘jadi… sebagai hukuman, kamu harus mengelus kepalaku…?’ kyaaaaaaaaaaaaaaaah! Aku tidak bisa mengatakan hal seperti itu! emang aku idiot apa!??(Asakura)

“… … … …”
“… … … …”

A-apa yang dipikirkan Asakura-san. Dari tadi dia terus berpikir dengan gelisah… a-apa dia sedang memikirkan hukuman yang mematikan! (Andou)

“Sudah kuputuskan!”
“Y-ya!”

Sudah kuputuskan, aku akan katakan hal yang paling aku inginkan! (Asakura)

“Atas nama Asakura! Andou-kun, jika aku berhasil mendapatkan nilai 100 di matematika, kamu harus memberikan aku ‘hadiah’!”
“… … … … Eh?”
“H-huh? Apa aku kurang jelas? Ha-hadiah! Hadiah! Kalau aku dapat nilai 100 di matematika kamu harus memberikanku hadiah! Tentu saja, hadiahnya harus kamu yang pilih! Tidak boleh meminta bantuan Inchou atau orang lain, oke!?”
“… … … …”

HADIAH….? (Andou)

Andou-kun, jadi tegang. Karena cuma menyentuh dadaku, apa itu tidak sepantar? (Asakura)

“Eh, Asakura-san… hadiah, itu saja? Kamu tidak masalah cuma itu saja?”
“Iya!”
“Tapi kalau kamu tidak mendapatkan nilai 100 itu tidak ada gunanya, ya kan?”

Kalau seperti itu, itu tidak dihitung sebagai permintaan maaf- (Andou)

“Apa yang kamu katakan? Tentu saja ada!”
“Eh”
“Karena, kamu… menyesal telah menyentuh da-dadaku, ya kan?”
“Te-tentu saja!”
“Dan kamu ingin minta maaf, kan?”
“Sudah pasti!”
“Kalau begitu, supaya aku berhasil mendapatkan ‘hadiah’ permohonan maafmu, kamu harus mengajariku dengan serius, ya kan? Dan karena aku akan mendapatkan ‘hadiah’ kalau berhasil mendapatkan nilai sempurna, aku jadi bersemangat belajar!
Aaaah~ aku penasaran ‘hadiah’ seperti apa yang akan kudapatkan~~ jadi nggak sabar~~” *lirik*

Aah… begitu, jadi Asakura-san tidak berniat menyalahkan aku. Itu sebabnya dia… (Andou)

“Ahaha, benar juga. Jadi, demi mendapatkan ‘hadiah’ luar biasa dariku, kita harus belajar matematika dengan serius.”
“Ya, benar!”

Fufufu… sempurna! Selain membuat janji, aku juga jadi sangat bersemangat belajar buat tes! Ditambah, memikirkan ‘hadiah’ pemberian Andou-kun yang dia pilih untukku seorang membuatku dua kali… tidak, tiga kali lipat lebih bersemangat! Terlebih, bukan cuma ‘hadiah’ yang akan kudapatkan…
Yang akan kudapatkan adalah perjuangan Andou-kun untukku! Memikirkan diriku! Memilih untuk diriku! Sebuah ‘hadiah’ yang penuh dengan perasaan Andou-kun!
Hahahahaha! Dengan begini sudah pasti aku akan berhasil dia ujian matematika!
Aku menang… Gahahaha! (Asakura)

=========================================================



Chapter 32 – Ingin Tahu


“Andou-kun, istirahat dulu yuk?”
“Ahh, benar. Tidak terasa sudah satu jam kita belajar… kamu tahu, sebenarnya aku tidak pernah belajar selama ini di luar kelas.”
“Tidak pernah belajar selama ini… Andou-kun, itu sebabnya nilaimu kecuali matematika rendah semua. Kamu tidak pernah belajar?”
“Kalau aku punya waktu buat belajar aku lebih memilih membaca light novel!” *terus terang*

Aku paham banget! Tapi, aku sendiri yang rajin belajar tidak bisa mendapatkan nilai 100, ini tidak bisa diterima kalau Andou-kun yang tidak belajar bisa dapat nilai sempurna… (Asakura)

“Eh, kalau kamu tidak belajar sama sekali, terus bagaimana dengan PR? Kalau kamu tidak pernah belajar, bagaimana bisa kamu dapat nilai 100?”
“Nn, PR? Kalau PR langsung aku kerjakan pas kelas.”
“EH! Pas kelas? Ma-maksudmu gimana?”
“Yaah, PR matematika itu selalu seperti, pertanyaan yang muncul di bab ini akan muncul di bab selanjutnya, ya kan? Itu sebabnya, ketika belajar di kelas, aku sudah memahami isi materi yang disampaikan dari materi minggu lalu, jadi pas kelas aku mempelajari materi minggu depan. Jadi, di buku paketku semua pertanyaan buat materi minggu depan selalu aku selesaikan duluan.”
“Jadi singkatnya… pas kelas kamu mempelajari materi hari itu dan materi minggu depan di tambah me-review materi dan mengerjakan PR?”
“Ya, seperti itu.”
“Andou-kun… kamu berusaha seberat itu buat matematika, tapi sama sekali tidak belajar buat mata pelajaran yang lain?”
“Yaah~ aku buruk dalam menghapal, jadi ya.”
“Bukannya matematika juga menghapal?”
“Tidak tidak, matematika itu [hitungan]”
“Benarkah? Hm… tapi kamu baca light novel, tapi masih buruk di Bahasa Jepang.”
“Ahaha… aku tidak masalah kalau membaca tapi kanji dan satra jepang itu mustahil!”
“Ufufu, benar.”

Awalnya kukira Andou-kun lebih ke tipe seni, tapi tidak disangka dia tipe sains. Aku tidak akan pernah bisa membayangkan hal seperti itu dulu ketika aku hanya menatapnya dari kejauhan. Haa… sebelumnya, aku cuma ingin membicarakan light novel dengan Andou-kun, tapi sekarang – (Asakura)

“Aku, ingin mengenal lebih jauh tentang Andou-kun…”
“Eh.”
“Heh?!”

Apa yang dikatakan Asakura-san barusan!? Ingin mengenalku lebih jauh? Kenapa… Mungkinkah-!! (Andou)

Oh tidak! Kenapa aku mengatakan itu kencang-kencang… Ah, Andou-kun pasti mendengarnya!? (Asakura)

“Asakura, yang tadi…”
“Ka-kamu salah! Andou-kun, tadi itu… hahahaha.”

*Cklek*

““?””

Suara itu… Eh, sudah jam segini! (Andou)

Tidak mungkin! Ada yang datang! Jangan-jangan itu… (Asakura)

*thud!*

Tadaima~… Huh? Ada tamu?”

“A, Andou-kun! Ada yang datang… apa itu, orang tuamu?”
“Tidak, yang datang jam segini… kemungkinan, adik perempuanku.”

… … … … Eh!? (Asakura)

“Adik perempuanmu?”

=========================================================



Chapter 33 – Imouto


“Onii-chan~? Ada orang di rumah?”

“Aaah… Andou-kun punya adik!?
“Ya, setahun lebih muda, dia kelas satu di sekolah kita. Dia anggota klub tennis, jadi dia sering pulang jam segini karena latihan.”

“Onii-chan~? Di mana~? Ada di rumah, kan~?”
“Iya, di sini – sorry, hari ini aku pakai ruang tamu buat belajar bareng teman buat ujian nanti!”

Te-teman! Baru saja, ANdou-kun menyebutku teman, ya kan? Jadi Andou-kun menganggapku temannya! (Asakura)

Sejujurnya, aku tidak tahu apakah orang sepertiku pantas menyebut Asakura-san temanku, tapi kami sudah pernah berkunjung ke rumah masing-masing, jadi aku harap Asakura-san juga menganggapku [teman]-nya sedikit… (Andou)

“… … … …” *lirik*
“… … .. …” *lirik*

Te-teman… (Andou & Asakura)

“Haa-? Onii-chan ketahuan banget boongnya! Mana mungkin kamu belajar. Lagi pula, Onii-chan nggak mungkin punya teman, kan-?”

“… … … …”
Guha-!

Adik sialan ini… (Andou)

Oh tidak… dia mengatakannya. Langkah kakinya semakin dekat. Aku penasaran seperti apa adiknya Andou-kun? (Asakura)

“Onii-chan, ketemu juga. Jadi, siapa temanmu…”
“Ha-halo. Uhm… Aku temannya Andou-kun, Asakura.”

“…itu!? Eeeh, a,a,a,a, Asakura-senpai!? EH! O,  Onii-chan, apa maksudnya ini! Kenapa Asakura-senpai ada di rumah ktia? Temannya Onii-chan – AH! Jangan-jangan, penculikan…?”
“Hei! Emangnya aku kriminal yang cuma tahu caranya menculik?”
“Eh, emangnya Onii-chan berani ngajak Asakura-senpai ke rumah kita?”
“… … … … Kamu benar juga.”
“Andou-kun, seharusnya kamu membantah itu!”

Oh iya, setelah kupikir-pikir, kemungkinan Asakura-san ada di rumahku hampir mustahil ya kan. Sepertinya aku jadi sedikit pede karena pernah ke rumah Asakura-san waktu itu. (Andou)

“Malahan, hei, kamu. Kamu manggil Asakura-senpai, tapi emangnya kamu kenal Asakura-san? Apa kamu kenalannya atau semacamnya?”
“Haa, ini sebabnya penyendiri sepertimu… Onii-chan, kalau kita ngabahas Asakura-senpai, sudah pasti semua orang tahu siapa dia. Malahan yang paling aneh, kenapa Asakura-senpai bisa sama Onii-chan di sini… Onii-chan, apa benar temanmu adalah Asakura-senpai? Bukan cuma khayalan Onii-chan aja?”
“Kamu pikir Asakura-san yang ada di depan matamu ini adalah khayalan buatanku?”
“Aku, bukan khayalan loh. Aku beneran.”
“Bukan, aku tidak meragukan keberadaan Asakura-senpai di sini. Tapi Onii-chan menganggap Asakura-senpai [teman] cuma [khayalan] Onii-chan saja, ya kan? Atau mungkin seperti yang di TV? Yang [Itu cuma anggapanmu saja, padahal bukan-]”
“Oi, hentikan. Aku mulai kehilangan kepercayaan diri!”
“Andou-kun, jangan kehilangan kepercayaan diri! Kita adalah [teman], kan?”

Hu-huh…? Aku pikir tidak mungkin Onii-chan bakal punya teman perempuan, tapi… dari respon Asakura-senpai… Eh, apa itu benar? (Imouto)

“A-aku pikir ini tidak mungkin, tapi… Asakura-senpai, kamu beneran temannya Onii-chan?”
“Y-ya.”
“Kamu tidak diancam atau semacamnya, ya kan? Kamu tidak dibayar, kan?”
“Hei, memangnya kamu pikir abangmu itu apa? Abangmu tidak mungkin berani atau punya uang untuk itu, kamu adiknya pasti tahu itu, ya kan?”
“Ah, benar juga.”
“Hei! Kenapa aku yang membantah!? Andou-kun juga, bilang dengan jelas kalau aku ini [teman]-mu, buruan!”
“Ah, ya… maaf, Asakura-san. Menyebut gadis cantik sepertimu [teman]-ku… aku jadi sangat bahagia.”
“Apha! Apapapapa-apa yang kamu katakan! A-aku tidak malu disebut teman oleh Andou-kun, oke!”
“A, Asakura-san!”
“… … … …” *jiiiiiiii*

Houhou, lihat itu… aku pikir mustahil awalnya, tapi tidak disangka Onii-chan lumayan juga! Apa lagi, ini tangkapan super besar kalau dilepas kamu pasti bakal menyesal seumur hidup! (Imouto)

“Hei, Onii-chan. Kalau mau belajar, dari pada ruang tamu, belajar di kamarmu lebih kan! Kenapa tidak di sana saja?”
“Hah, kenapa kamu tanya itu? Asakura-san itu seorang gadis jadi kamarku tidak pantas!”
“-!”
“Haaa…”

Se-se-seorang gadis! Aku, aku diperlakukan seperti seorang gadis oleh Andou-kun! (Asakura)

Oh, Onii-chan, kamu ini sudah berhasil mengajak perempuan ke rumahmu, tapi masih belum berani ngajak dia ke kamarmu… (Imouto)

“Dasar, Onii-chan baka! Idiot! Sukapontan! Dasar Otaku light novel!”
“Tunggu dulu! Kenapa tiba-tiba aku dihina oleh adikku sendiri!? Dan juga, jadi otaku light novel tidak ada hubungannya, ya kan!”
“Ini sebabnya kenapa Onii-chan selalu bermental [penyendiri]… Asakura-senpai datang jauh-jauh ke mari, jadi sudah jelas kalau dia juga ingin melihat kamarmu, ya kan!”
“Aph-!”
“Eh, yang benar?”

Gawat! Aku memang berpikir seperti itu tapi tidak mungkin aku mengatakannya kencang-kencang! (Asakura)

“I-itu-“
“Itu benar, ya kan-? Asakura-senpai! Bahkan senpai juga penasaran dengan kamar temanmu sendiri, ya kan?”

Nn? Oh benar, bahkan jika bukan lawan jenis, siapapun pasti penasaran dengan kamar teman sekelas mereka, ya kan? (Asakura)
“—ya, benar! A-aku saaaaangat ingin lihat kamar Andou-kun!”
“EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHH!?”
“Nah kan, Onii-chan! Lihat, kalau sudah mengerti, ayo buruan tunjukin kamarmu sekarang, Onii-chan!”
“O-ooh… ka-kalau begitu, Asakura-san. Mau ke… kamarku?”
“Yep!”
“Selamat bersenang-senang!”
“… … … …” *lirik*

Pe-perasaanku… apa adiknya sudah tahu—(Asakura)

Fufufu, Asakura-senpai… kuserahkan Onii-chan padamu♪ (Imouto)

Ya, kelihatanya dia sudah tahu! (Asakura)



=========================================================




Chapter 34 – Rak Buku


“Jadi ini kamar Andou-kun.”
“Walaupun kamu bilang ingin lihat kamarku, tapi tidak banyak yang bisa dilihat selain light novel.”
“Benar sih, huh. Uwah, rak bukunya besar banget… Hei Andou-kun, ada berapa banyak buku di sini?”
“Hmmmm, aku sering jual yang tidak pernah kubaca lagi di Akiba, jadi aku tidak terlalu yakin berapa… tapi mungkin, di rak buku ini ada 200 volume.”
“200 buku!? Tidak mungkin, punya saja tidak sampai sepertiganya!”
“Yah, punyamu juga lumayan. Biasanya kamu baca di website Syosetu, ya kan? Jadi, wajar kalau bukumu cuma sedikit.”
“Ah, benar juga. Tapi bukannya Andou-kun juga baca Syosetu?”
“Ya, kadang-kadang. Tapi, kalau ceritanya dilisensi dan dibukukan aku tetap baca versi bukunya. Lihat, barisan ini isinya kebanyakan dari [Syosetu].”
“Wah, iya! Yang ini cerita isekai tentang perang makanan dengan protagonist yang suka lomba makan, [Isekai Esophagus]
Yang ini, bukannya ini cerita tentang seorang pria yang melarikan diri dari UUD buruh ke isekai, terus dia membuat peraturan pekerja boleh bekerja seperti biasa [Isekai Izakaya ‘Wata’]
Yang ini, cerita tentang protagonist yang bekerja sebagai Apoteker di Jepang yang direinkarnasi ke isekai dengan membawa pengetahuan mored dan membuka apotik, memonopoli pasar [Isekai Toko Obat: Matsumoto]!”

“Ahaha, pengetahuan Syosetu Asakura-san memang luar biasa.”
“Bukannya Andou-kun juga banyak tahu, ya kan?”
“Yah, kebanyakan aku cuma baca yang populer atau yang dijual di toko buku, dan tidak cuma Syosetu, aku juga baca berbagai macam light novel berbeda akhir-akhir ini.”

Oh iya, rak buku Andou-kun isinya berbeda-beda tipe setiap baris… yang atas kira-kira dari Syosetu. Yang tengah [Ero no Tsukaima], [Nekokami], [Tidak mungkin kakakku seimut ini]… Begitu,mungkin ini judul terkenal dulu? Dan yang di bawahnya yang baru-baru ini. Nn? kenapa yang di bawah semuanya diisi kamus… ini- oh begitu! Andou-kun, jadi ini semua kamus yang kamu pakai untuk mencari tahu bacaan dari kanji yang kamu tidak ketahui di light novel ya! (Asakura)

“Andou-kun, kamus-kamus di bawah ini-“
“I, i, i, itu cuma kamus biasa oke! cuma kamus biasa yang kupakai buat cari huruf kanji jadi tidak ada yang istimewa tentang itu, oke!”
“Ara, jadi begitu. Tapi, kenapa ada banyak sekali.”
“itu, itu, itu karena ya begitu lah! Tidak seperti light novel biasa beberapa ada yang pakai kanji-kanji aneh dan sulit dan yang lain-lain jadi untuk mencari huruf itu aku butuh kamus, makanya aku mengumpulkan berbagai macam kamus!”

Ahh, begitu! Bahkan di Syosetu ada kata yang di tulis [] (Shikkoku) tapi dibaca [] (yami) atau [] (Honou) yang dibaca [] (Honou). (Asakura)

“Tapi, mereka terlihat masih bagus. Boleh aku lihat sebentar?”

Aku penasaran seperti apa kamus yang disukai Andou-kun. (Asakura)

Sial! Asakura-san, itu sesuatu yang tidak boleh kamu lihat! (Andou)

“Asakura-san, tunggu – ah!”

Ah, kakiku... (Andou)

Eh, kenapa Andou-kun lompat ke mari… (Asakura)

“Fue… Kyaah!”

“Guah!”

Ow ow ow… kakiku kepeleset karena bergerak terburu-buru dan menabrak Asakura-san jatuh ke lantai… ta-tapi, kali ini aku berhasil menaruh tanganku di lantai, jadi aku berhasil tidak menyentuh tubuh Asakura-san… terutama dadanya! Meski sedikit mengecewakan… (Andou)

“Asakura-san, maaf aku tiba-tiba jatuh… kamu baik-baik saja?”
“Awawawa…”
“Asakura-san?”

Huh? Kenapa… kenapa aku ditindih sama Andou-kun? Tidak mungkin, jangan-jangan ini yang namanya [Yukadon]! A, a, a, a, aku di-[yukadon] sama Andou-kun! Apa yang akan terjadi setelah ini!? Mungkin – Tidak boleh! Meski dadaku sudah disentuh olehnya… setidaknya – (Asakura) (TLN: Yukadon, hampir sama dengan kabedon, tapi bukan di tembok tapi di lantai)

… …? Kenapa Asakura-san menutup matanya dan memonyongkan bibirnya? Apa kepalanya terbentur? Kalau begitu aku harus segera bangun! (Andou)

“Mu--!”
“Asakura-san, maaf! Aku akan bang-“
“Asakura-senpai! Aku bawakan minum—an, aaAAh!? Onii-chan, apa yang kamu lakukan!?”

APPUAAA!? Kenapa adik perempuan ini masuk di saat yang tidak tepat! Gawat! (Andou)

“Ti, tidak! Ini salah paham!”
“O, Onii-chan mesum! Jorok! Erogappa! Dasar otaku light novel!” (TLN: Erogappa istilah jadul mesum)
“Sudah kubilang, kenapa otaku light novel, haaaaaaaaaaah!?”

A, Andou-kun… kenapa kamu belum melakukannya? (Asakura)

=========================================================



Chapter 35 – Keraguan


“ – Jadi gitu ceritanya.”
“Begitu… Aku paham. Terima kasih, Andou-kun. Dan juga, apa kesalahpahaman adikmu juga sudah diselesaikan?”
“Kira-kira begitu. Tapi aku dipaksa buat beli puding mahal di konbini buat kompensasi… Nee, Inchou?”
“Apa?”
“Kenapa aku harus melaporkan padamu bagaimana sesi belajar bareng kami?”

Dasar, kenapa dia repot-repot memanggilku pagi-pagi begini dan memintaku ke perpus dan menanyai apa yang terjadi kemarin pas belajar bareng. (Andou)

“Itu karena, meski kamu menyebutnya belajar bareng, dilakukan di rumahmu, ya kan? Meski kalian adalah pelajar, tapi kalian itu laki dan perempuan, jadi tentu saja sebagai ketua kelas aku harus memastikan kalau tidak ada kejadian tidak terduga.”

Yah, alasan terbesarnya sih supaya aku bisa memantau perkembangan hubungan kalian berdua, dan malah aku berharap terjadi kejadian tidak terduga. (Inchou)

“Owh ya, ngomong-ngomong soal kejadian, atau bisa dibilang kecelakaan, apa pendapatmu?”
“Uuu…”

Jadi ini soal aku yang tidak sengaja menyentuh dada Asakura-san, ya? (Andou)

“Tapi, tidak ada gunanya aku memberitahumu, bisa saja aku berbohong?”
“Tidak masalah. aku akan menanyai Asakura-san soal kemarin lewat telepon.”
“Kalau begitu, ga ada gunanya aku memberitahumu, ya kan?”
“Penting untuk mendapatkan sudut pandang dari kedua pihak.”

Cuma kalian berdua saja sudah bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman… untuk mengetahui pemikiran kalian berdua, kalau aku tidak tahu pendapat kalian aku kesulitan mencari jalan keluar.
Tapi, padahal Asakura-san amatiran soal kontak fisik dan bersentuhan – tapi dia membiarkan dadanya disentuh… lumayan juga. (Inchou)

“Jadi, meski kamu bilang itu tidak sengaja, bagaimana rasanya ketika kamu menyentuh dada Asakura-san?”

Dengan begini, kalau aku bisa membuat Andou-kun memandang Asakura-san sebagai lawan jenis maka – (Inchou)

“Sejujurnya, itu membuat jantungku berdebar-debgar.”

Oh? Ini… (Inchou)

“Apa itu karena Asakura-san cantik? Yah, itu sudah pasti. Lagipula, buat laki-laki normal sepertimu berduaan dengan Asakura-san itu – “
“Itu… aku tidak yakin.”
“ – Heh?”

Apa-apaan itu? (Inchou)

“Maksudmu tidak yakin?”
“Hm, gini… gimana jelasinnya. Pada dasarnya, sampai sekarang aku ini selalu menjadi [penyendiri] jadi itu pertama kalinya aku menyentuh dada seorang gadis.”
“Ya, memang benar.”
“Karena itu, [Jantungku berdebar-debar ketika menyentuh dada Asakura-san] yang kurasakan waktu itu, apakah berdebar-debar karena [Asakura-san], atau karena [menyentuh dada gadis], aku tidak tahu! Hei, Inchou? Apakah yang kurasakan ini adalah [cinta] pada Asakura-san? Atau [nafsu], apa pendapatmu!?”
“Aku pikir sebaiknya kamu mati saja.”

Haaa… aku tidak percaya ini, tidak kusangka Andou-kun ternyata penyendiri yang tidak bisa membedakan antara [cinta] dan [nafsu], ini diluar ekspetasiku… tapi, meski cuma sedikit, dia harus menyadari [ketertarikannya] pada Asakura-san. Jadi, aku harus membuatnya menyadari itu… (Inchou)

“Haa, terpaksa.”
“Inchou?”
“Andou-kun, kamu tidak [menyukai]-ku sebagai lawan jenis, ya kan?”
“Haa, apa yang kamu omongin? Tentu saja. Inchou, kamu terlalu ge-er atau apa?”
“… Boleh aku menonjok mukamu?”
“Kenapa!? Kamu sendiri yang nanya, kan!”
“Haa.. yah, bodo amat. Kalau begitu, Andou-kun. Silakan sentuh [dadaku].”

“HAAAA?!”

=========================================================


Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]