Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 7 : Soal Terakhir




"Takahashi-sensei, saya sudah bawa bahan penelitian yang sensei suruh."

"Terima kasih, Himeji-san."

“Sama-sama. Kalau begitu, saya taruh di sini ya?"


“SMA Dai-Nippon akan mengejar ketinggalan satu poin. Pemukul kali ini adalah Yamane, dan rata-rata pukulannya hingga sekarang adalah—"


"Eh? Apakah itu siaran baseball SMA?”

"Ya. Aku tidak terlalu mengerti baseball, jadi aku pakai siaran audio untuk belajar tentang baseball."

“Belajar tentang baseball? Takahashi-sensei benar-benar serius."

"Aku harus belajar lebih banyak tentang hal-hal yang tidak aku ketahui."

"Aku rasa begitu. Aku juga harus bekerja lebih keras..."

"Ayo berjuang bersama-sama."

"Ah, bicara soal tidak tahu, ada sesuatu yang saya tidak tahu soal baseball..."

"Apa itu?"

“Sensei tahu arti 'squeeze'? Sebelum saya datang ke sini, Akihisa-kun dan Sakamoto-kun sedang membicarakan ini, jadi saya agak bingung. Meski saya bisa mencari tahu nanti...”

"Tidak, lebih baik mencari tahu sebelum kamu lupa. Ini prinsip yang sangat penting untuk mereka yang haus ilmu pengetahuan."

"Terima kasih sudah mengingatkan."

"Yah, soal squeeze…--

(Squeeze: Pelari di base ketiga bekerja bersama dengan pemukul. pemukul akan bunt untuk membiarkan pelari dapat berlari kembali ke home base untuk mencetak skor.)

-- Aku tidak yakin… tapi kedengarannya seperti 'baju renang sekolah'."

“Ah, begitu. Jadi begitu ya? Terima kasih sensei. ”


"Dai-Nippon memutuskan untuk memakai squeeze (baju renang) kali ini, dan itu squeeze yang indah."

"Benar sekali, nomor 7, Yamane Kensaburo-kun baru saja memakai squeeze yang indah untuk membantu pelari mencetak angka."


"" ... ""

"Sensei, apa orang-orang harus memakai pakaian renang ketika bermain di pertandingan baseball SMA?"

"Mungkin itu kebiasaan ketika bermain di daerah yang sangat panas."

(TLN: Pesan moral, bertanyalah pada yang ahli.)

***

“—Perwakilan kelas juara satu sesekolah, kelas 3-D, mohon naik ke panggung!”

"Ya!"


Ketika turnamen baseball syokanju berakhir, festival olahraga berakhir dengan lomba estafet kelas. Setelah itu adalah upacara penutupan. Kami berbaris di gedung olahraga dengan rapih dan menyaksikan para perwakilan kelas naik panggung satu per satu.

Sebagai informasi, kelas kami berhasil mendapatkan peringkat empat di angkatan dan 13 di sekolah. Kami berusaha sangat baik sampai akhir, tapi kami tidak mendapatkan poin apa pun untuk lomba meminjam. Kami hanya bisa berusaha dengan baik di sini dan di ujian, jadi bagi kami kelas F, ini bukan sesuatu yang kami banggakan.


“Pertandingan persahabatan baseball syokanju guru vs murid. Tim yang menang adalah, kelas 2-F.”


(Sekarang kita bisa mendapatkan kembali harta kita!)

(Kepala sekolah sendiri yang janji! Kita akan mendapatkannya kembali!)

Meskipun peringkat kami di festival sangat buruk, semua orang berbisik dengan bahagia. Buku por — tidak, biar aku ulangi, buku-buku referensi kami yang penting akan dikembalikan kepada kami! Bagaimana mungkin kami tidak bahagia?

"—Dan itu menjadi akhir dari festival olahraga Akademi Fumitzuki."


Para perwakilan dari tiga besar mengatakan beberapa patah kata, dan di akhir dengan pidato kepala sekolah. Sekarang, kami berhasil menyelesaikan festival olahraga ini. Sementara kelas-kelas lain bersiap untuk pulang, kelas kami langsung berkumpul di sekitar Tetsujin.

"Baiklah, sekarang kita bisa mendapatkan harta kita kembali!"

“DVD! ALBUM FOTO! FOTO!"

“ALKITAB (BUKU PORNO)! HARTA (BUKU PORNO)! BUKU REFERENSI (BUKU PORNO)! "

Tetsujin hanya bisa menghela nafas ketika kami terus membuat keributan.

"...Kesepakatan adalah kesepakatan. Aku akan mengembalikan barang-barang sitaan ke kalian."

“"""YAY~ BANZAI~!!!""""

“Baiklah, tulis nama dan barang-barang kalian yang disita di sini. Aku akan mengurusnya dalam satu atau dua hari dan mengembalikannya kepada kalian."

"""OKE~ !!!"""

Kelas kami hanya akan menjawab dengan patuh di saat seperti ini. Tetsujin memberikan selembar kertas putih kepada kami untuk menulis nama dan barang-barang kami yang disita. Aku rasa Yuuji akan menulis kostum pernikahan yang sama sekali tidak cocok dengan penampilannya dan mengembalikannya ke Kirishima-san.


"Buku Porno, buku porno, buku porno..!"

"Album foto, album foto, album foto...!"

"Guling, guling, guling...!"


Gumaman penuh hasrat terdengar.

Aku tidak terlalu keberatan, tapi setelah melihat semua teman sekelasku menulis hal-hal seperti 'biarkan onee-san yang seksi *bip* kamu lalu *bip**bip**bip* kamu ', aku bertanya-tanya, bagaimana cara dunia akan memandang kami?

Ketika kami sedang menikmati suasana yang bahagia, kami mulai menulis nama-nama kami dan barang-barang kami yang disita di atas kertas. Tetsujin tampak kecut saat dia menyimpan seluruh tumpukan kertas di dalam kantong plastik dan menyelipkannya ke bawah ketiaknya.

"Oke. Semua barang-barang sitaan yang ditulis di atas kertas ini, aku akan mengirimkannya dalam beberapa hari ke depan lewat 'pos'."

Kata-kata Tetsujin membuat kami semua terdiam, tidak bisa bereaksi selama beberapa saat.

Eh ...? Pos…? Paket…?

“Penerimanya adalah orang tua atau wali kalian. Kalian semua, tunggu sampai paket itu tiba, oke?”

Pos? Wali? Ja-jangan-jangan…

"""HAAAAAAA!!!?"""

Apa itu berarti dia akan mengirim buku pornoku ke kakakku? A, A, APA YANG KAMU LAKUKAN? IBLIS! SETAN! MANUSIA BESI!!

“Kalian bermain dengan sangat bagus, dan para tamu dari luar negeri merasa puas. Bahkan kepala sekolah sangat senang sampai dia setuju untuk mengembalikannya pada kalian."

ITU SAMA SEKALI TIDAK BAGUS! KALAU DIA MERASA SANGAT SENANG, DIA AKAN MENGEMBALIKANNYA KEPADA KAMI, BUKAN!?

"Juga, kepala sekolah punya beberapa kata untuk kalian. ‘Sekolah akan mengembalikan barang-barang yang disita kepada kalian, tapi apakah benda itu pantas untuk kalian, aku serahkan penilaian itu kepada wali kalian’."

"""NENEK TUA SIALAN—!!"""

SIALAN, KALAU BEGINI, LEBIH BAIK TIDAK USAH DIKEMBALIKAN KE KAMI! KALAU BENDA-BENDA ITU DITEMUKAN, AKU AKAN DIMARAHI HABIS-HABISAN, DAN HARTA-HARTAKU AKAN DIBAKAR! ITU LEBIH PARAH!!

"Hau... gimana ini... kalau begini, ibu akan melihat gulingku..."

"Aku juga. Apa yang harus aku lakukan... kalau aku bilang itu bukan bantal tapi sandbag, mungkin aku bisa lolos..."

“San (tiga)...? Begitu... jadi Minami-chan, ini yang ketiga kalinya bagimu… Sebenarnya, kalau ketahuan, ini akan jadi yang ketiga kalinya juga bagiku..."

"Tunggu sebentar, Mizuki. Jangan seret-seret aku ke duniamu!"

Himeji-san dan Minami terlihat sangat sedih. Tampaknya barang sitaan mereka adalah sesuatu yang tidak ingin mereka perlihatkan kepada orang tua mereka. Seperti guling?

“Oke, acara sudah selesai. Buruan pulang, dan jangan main ke tempat lain."

"""Ah!"""

Karena kami tidak bisa mengubah keputusan kepala sekolah, Tetsujin langsung pergi kembali ke sekolah.

Uu... berakhir sudah... kalau begini ceritanya...

"SEMUANYA! KALAU BEGINI, KITA BISA HANYA MENYERBU RUANG GURU!!”

“BAGUS SEKALI, YOSHII! AKU JUGA MEMIKIRKAN ITU!”

"AKU JUGA! SEPERTINYA KITA SEPIKIRAN!”

Demi hari esok yang ceria, kami mulai merencanakan penyerbuan kami.

***

"—Jadi begitu. Sakamoto-kun sepertinya salah kira.”

"...Um, terima kasih sudah memberitahuku, Mizuki."

“Tidak perlu berterima kasih padaku. Aku tidak melakukan apa-apa. "

“...Tidak, kamu benar-benar membantuku. Karena Yuuji tidak akan mendengarkan penjelasanku apa pun yang terjadi."

"Benar. Sakamoto-kun sama sekali tidak akan mengerti atau mau mendengarkan."

"...Yuuji benar-benar tidak berguna dalam hal itu."

"Tapi dia bisa berpikir sangat cepat pada hal-hal lain. Itu sangat aneh."

"…Ya."

“...Tapi Shouko-chan. Sakamoto-kun akan meminta maaf kepadamu meski dia tidak akan mengatakan alasannya. Dan pada saat itu-"

"…Ya. Aku akan berterima kasih ke Yuu—"

"Tidak, itu bukan yang aku maksud. Shouko-chan, kamu harus pura-pura mengabaikan dia.”

“...Eh? Kenapa?"

"Dengar, Shouko-chan! Kamu harus berpura-pura tidak dengar lalu— ”

"…."

"Lalu, sebagai bukti permintaan maaf, kamu cium dia!"

"Eh!"

“Hm? Shouko-chan, ada apa?"

"…Aku baik-baik saja… Aku baik-baik saja."


"Baiklah."

"...Kamu terdengar seperti ahli strategi..."

"Itu tidak benar. Berpikir seperti ini itu normal."

"...Lalu, Mizuki akan menemukan kesempatan untuk mencium Yoshii?"

"..."

"...Mizuki?"

"Tidak, aku, yah... Aku mengusulkan ide itu dari sudut pandang orang ketiga, tapi pikiranku akan kosong begitu itu terjadi padaku, dan aku tidak bisa mengatakan apa-apa..."

"...Itu benar-benar seperti Mizuki."

"Aku, aku tidak peduli. Pokoknya ini adalah kesempatan yang sangat langka. Shouko-chan, berjuanglah!”

"…Ya. Aku akan melakukan yang terbaik."

"Shouko-chan... kamu gugup?"

"…Sedikit."


<<Prev                      Next>>

Comments

Popular posts from this blog

Kusoge Online (BETA) Bahasa Indonesia

Short Story: [Katanya Kalau Perjaka Sampai Umur 30 Kamu Bisa Jadi Penyihir!]