Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 9 : Soal Kedua
Jawablah pertanyaan
berikut ini.
Tuliskan hasil yang didapatkan apabila cairan pentahidrat
tembaga sulfat dan barium klorida dicampur dan dipanaskan. Anggap pentahidrat tembaga
sulfat dan barium klorida saling bereaksi satu sama lain.
Jawaban Kirishima
Shouko
"Barium Sulfat, Temabag klorida, air"
Komentar guru
Benar. rumus kimia reaksi ini adalah
CuSO4+BaCl2->BaSO4+CuCl2
tapi sebelumnya, dengan tambahan cairan pentahidrat tembaga,
akan ada reaksi tambahan
CuSO4•5H2O->CuSO4+5H2O
jadi air juga terbentuk pada hasilnya.
Jawaban Yoshii
Akihisa
Tabel garam
Komentar guru
Kenapa kamu berpikir ini akan jadi garam? Terkadang
sensei sama sekali tidak bisa mengerti pola pikir Yoshii-kun sama sekali.
Jawaban Himeji Mizuki
Saus Cokelat.
Komentar Guru
.......................................EH?
***
"Sakamoto, guru sudah datang!"
"Oke! Kita akan ganti dari bahasa Inggris ke Sastra
Klasik. Himeji, kamu siap?"
"Ya!"
Himeji berdiri di pintu masuk di depanku, bersiap untuk
bertarung. Begitu guru Sastra Klasik datang, dia memanggil.
"Sensei, setelah pertarungan ini, izinkan saya ambil
bagian dari pertarungan Sastra Klasik. Summon!"
Kelas C, Murada Nana, Sastra Klasik, 97 poin.
Vs
Kelas F, Himeji Mizuki, Sastra Klasik, 415 poin.
Himeji kecil muncul di tengah-tengah lingkaran cahaya
menjawab panggilan Himeji - status syokanju miliknya seperti yang bisa dilihat,
dia tidak akan kalah dalam poin.
"Dia datang, itu Himeji! Ikuti instruksi!"
Suara yang terdengar sepertinya berasal dari murid laki-laki
yang terlihat seperti komandan musuh.
"""Mengerti!"""
Dua syokanju muncul di depan syokanju Himeji dan menahan
serangan Himeji. Meski nilai Himeji luar biasa, dua syokanju Kelas C mampu
menahan serangan Himeji.
Saat ini, syokanju ketiga lawan mundur, menghindari
Himeji dan menyerang Sugawa yang bersiap melarikan diri di belakangnya. Cih,
ini gawat.
"Tidak akan kubiarkan!"
Himeji langsung bereaksi dan menggunakan tangan syokanju
miliknya untuk menahan serangan lawan ketiga. cahaya merah terlihat bersinar
dari gelang di tangan syokanju Himeji ketika dia menangkis serangan lawan.
"Ugh!"
Lawan menggunakan
perisai yang terlihat sangat kuat, tapi tidak dapat menahan kekuatan Himeji dan
terpental. Kemudian Himeji menggunakan kekuatan gelang untuk menahan musuh dan
berdiri di tengah-tengah, melindungi Sugawa dari lawan. Berkatnya, Sugawa
berhasil melarikan diri dari medan pemanggilan.
Kini, hanya Himeji satu-satunya yang berdiri di medan
pemanggilan menahan semua musuh. Semua lawan melarikan diri begitu Himeji
menumbangkan salah satu dari mereka.
"Kalau begitu, sekarang waktunya mata pelajaran
sastra klasik!"
"""Summon!"""
Mata pelajaran berubah menjadi Sastra Klasik, kedua kubu
memanggil syokanju mereka sekali lagi. Aaah, kami berhasil bertahan.
"Kerja bagus, Himeji. Kamu sangat membantu."
"Beruntung aku berhasil menghentikannya tepat
waktu."
Begitu selesai, aku mengatakannya itu pada Himeji, yang
sedang bernafas lega. Dari pertarungan barusan, kekuatan kami akan berkurang
lebih banyak kalau Sugawa sampai gugur. Aku sangat bersyukur dengan kecepatan
berpikir Himeji.
"Untu selanjutnya, aku akan serahkan padamu kalau
begitu."
"Oke."
Himeji kembali ke guru untuk mengambil ujian isi ulang.
Dia telah menggunakan kemampuan gelang berkali-kali untuk melindungi Sugawa,
dan sepertinya nilai dia tidak akan cukup jika tidak mengambil ujian isi ulang.
"Ini ketiga kalinya kita sudah ganti mata
pelajaran..."
Karena ini ketiga kalinya, lawan kurang lebih sudar sadar
dengan rencana kami. Dilihat dari cara mereka berdua bertahan dari serangan
Himeji dan menyerang Sugawa adalah buktinya. Mereka memang gagal, tapi cara
mereka berdua meninggalkan medan pemanggilan begitu Himeji menyerang orang
ketiga mereka sangat menggangguku. Mereka tidak melawan Himeji dengan serius.
Kalau mereka benar-benar berniat mengikis kekuatan kami sedikit demi sedikit,
itu akan berdampak sangat buruk bagi kami.
"Waktunya ganti rencana... Hideyoshi!"
"Apa, Yuuji?"
Aku melihat daftar nilai di tanganku dan memanggil
Hideyoshi. Kalau lawan mengambil cara itu, kami juga harus mengganti rencana
kami.
"Kita ganti rencana. Kamu akan berpartisipasi di
pertarungan sastra klasik. Aku harap kamu bisa membantu Himeji ketika kita
mengganti mata pelajaran."
"Membantunya...? Apa yang harus kulakukan?"
"Kalau ada orang yang muncul menghentikan Himejii
tahan orang itu dari samping. Dan kalau bisa, kalahkan dia. Dengan nilaimu,
kamu pasti bisa."
"Hmm... Baiklah."
Sebenarnya, Hideyoshi mendapatkan nilai 110 di sastra
klasik kali ini, yang berarti dua kali lipat dari biasanya. Dia pasti bisa
bertarung melawan kelas C dengan nilainya.
"Ujian isi ulang kali ini adalah soal yang paling
menguntungkan buat aku."
Ujian isi ulang kemarin adalah cerita Genji, dan klub
drama sepertinya mengangkat cerita Genji untuk pertunjukan mereka berikutnya.
"Aku akan tampil sebagai Genji kali ini, dan itu
adalah karakter laki-laki yang sudah lama sekali tidak kudapatkan, jadi aku harus
bekerja sangat keras...!"
Dia mempelajari Genji begitu serius - saking seriusnya
sampai mempelajari kepribadiannya. Itu yang terjadi jika ada orang idiot yang
sangat serius dengan drama. Karena itu, aku tahu seberapa besar Hideyoshi
mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk drama.
"Tapi itu bukan satu-satunya alasanku bekerja
keras."
"Hm? Benarkah?"
"...Aku ingin bersamamu dan Akihisa."
Sangat sulit jika kalian berhasil naik ke kelas 3 A, gumam
Hideyoshi. Memang sangat sulit bagi orang lain untuk menyadarinya karena
ketidakpedulian mereka, tapi rata-rata nilai Akihisa sudah dianggap lebih
tinggi dari standar Kelas F. Kalau kami ingin tetap satu kelas, kami hanya bisa
meningkatkan peringkat kami.
"Aku sangat senang jika bersama kalian."
"Yah, itu karena ada orang idiot yang tidak akan
membuat segalanya membosankan."
"Meski kamu memasang wajah tidak peduli, kamu juga
bagian dari kelompok."
Hideyoshi sangat senang sampai tertawa ringan. Kalau
begitu, kami harus memasukkan Muttsurini ke peringkat para idiot. Aku sangat
merasa jengkel karena aku harus setingkat dengan mereka.
...Akan tetapi, bagaimana bilangnya ya...
"Hideyoshi. Jangan katakan itu di depan yang lain."
"Aku tahu. Karena kamu memandangku sebagai laki-laki
makanya aku mengatakan itu."
"Bagus..."
Dasar, orang ini terlahir sebagai penakluk laki-laki.
Bakalan muncul keributan lain kalau ada yang mendengarnya.
"Oke, sebaiknya kita hentikan percakapan ini. Berapa
lama lagi kita bisa bertahan? Kita tidak akan bisa menang jika seperti
ini."
"Maaf, tapi kita hanya bisa mengisi ulang nilai
terus menerus sampai kita bisa mendapatkan kekuatan yang cukup."
"Kekuatan yang cukup?"
Tanya Hideyoshi bingung. Memang benar kalau mustahil
memahami seluruh taktik hanya dengan mendengarkan.
"Kalau kamu perhatikan, Kelas C sangat waspada
padaku, Himeji dan Muttsurini."
"Pasti, karena kalian bertiga punya poin yang cukup
untuk mengalahkan Koyama."
Dari seluruh perang Syokanju yang kami menangkan, Mutsurini
dan Himeji yang mengalahkan ketua kelas, dan performa Himeji hari ini sangat
tinggi, jadi wajar jika mereka sangat waspada.
"Koyama belum muncul sama sekali. Kemungkinan semua
orang yang tidak ikut menyerang Kelas F bertugas melindungi dia."
"Supaya mencegah kita menyergap mereka."
Kalau begitu, kami tidak boleh membiarkan Himeji atau
Muttsurini menyerang sendirian karena ada banyak orang yang melindungi Koyama.
"Jadi kali ini, kita akan bikin kelompok penerobos
paling kuat dari kelas kita, termasuk mereka yang diwaspadai."
"Penerobos terkuat? Aku nggak yakin itu cukup buat
mengalahkan Koyama-san."
Memang benar jika kami bisa menang seperti itu, itu
berarti kerjasama kami lebih kuat dari lawan. Tapi setelah keributan kemarin,
Kelas F sangat berantakkan, dan Kelas C yang selalu memiliki keuntungan sudah
pasti memiliki kerjasama yang lebih tinggi.
"Kelompok penerobos terkuat itu bukan untuk
mengalahkan ketua kelas lawan, tapi memancing perhatian lawan."
"Memancing lawan?"
"Ya, kita akan kepung pasukan lawan lalu mengalahkan
Koyama."
"Hm... lalu siapa yang akan mengalahkan
Koyama?"
"Sisa murid Kelas F yang lain. Kalau lawan bisa
menang 1 lawan 1, kita tingkatkan jumlah kita untuk mengalahkan mereka. Lawan
hanya mewaspadai beberapa orang saja, sedangkan kita tidak perlu mewaspadai
siapa pun. Kita akan beri pelajaran buat mereka yang meremehkan orang-orang
lemah."
"Begitu... Jadi kita akan terus mengisi ulang nilai
sampai cukup kuat buat mengalahkan Koyama."
"Yups, benar sekali."
Sekalipun kami menguras seluruh kekuatan lawan, Koyama
dan bodyguardnya masih dalam keadaan fit. Kalau kami ingin mengalahkan mereka,
kami butuh kekuatan lebih. Itu sebabnya kami hanya bisa bertahan sekarang.
"Kalau begitu, aku pergi ke posisiku dulu."
"Oke, berjuanglah."
"Hideyoshi izin bergabung ke petarungan."
Sekarang aku harus mengisi daftar nilai anggota kelas
pada kertas ditanganku.
***
"...Dari yang kulihat, sepertinya Kelas C sedang
menguasai peperangan, dan kelas F terpojok di dalam kelas mereka."
Kirishima-san, yang baru saja kembali ke dalam kelas,
melaporkan situasi pertarungan anatara Kelas C dan Kelas F. Sepertinya belum
ada perubahan besar semenjak aku datang ke sekolah.
"Investigasiku juga sama. Kelas F sudah gonta-ganti
mata pelajaran terus-terusan, dan sepertinya mereka sudah berhasil mengisi
ulang nilai mereka yang hilang kemarin. Tapi Kelas C sudah menyiapkan serangan
balasan, situasi jadi terlihat sangat buruk."
Lapor Kudou-san.
Bertahan dan isi ulang. Itu seperti bukan rencana Yuuji.
Itu terdengar sangat pasif.
"Mustahil Sakamoto-kun membiarkan ini semua terjadi
sampai seperti ini..."
"Mungkin dia sedang merencanakan sesuatu."
Kata Kubo-kun dan Kinoshita-san. Aku juga berpikir
seperti itu. Orang itu bukan tipe orang yang akan membiarkan dirinya dihajar
abis-abisan dan kalah perang tanpa melakukan sesuatu.
"Kalau begitu, aku akan laporkan apa yang aku
temukan soal Kelas C."
Kali ini, Kinoshita-san melaporkan apa yang dia temukan
soal Kelas C.
"Murid yang tadi
datang ke sini, mereka memutar ke bawah untuk mencari Yoshii-kun, tapi kembali
lagi ke base mereka di Kelas C, sepertinya mereka waspada dengan rencana Kelas
F."
Sepertinya mereka mencoba menangkapku, karena aku sudah
mencuri dengar rencana mereka. Akan tetapi, mereka masih memilih untuk bertahan
dari rencana Yuuji. Kami adalah Kelas F, jadi kami hanya bisa menang dengan
serangan kejutan. Bagi Koyama-san, tetap tinggal di dalam kelas dan tidak
keluar adalah keputusan terbaik.
"Meski begitu, dia pasti sebentar lagi akan keluar
untuk menemui Nemoto-kun di kelasnya."
"Apa maksudmu, Yoshii-kun? Kelas B sedang belajar
sekarang."
"Ah, benar juga."
Kami ngobrol santai seakan-akan sekolah sudah usai,
sampai lupa kalau kelas lain sedang belajar sekarang.
"Tapi sudah pasti Koyama-san akan keluar dari
kelasnya buat menemui Nemoto-kun begitu kelasnya usai."
Balas Kubo-kun setelah mendengar informasi dari
Kinoshita-san. Memang benar kalau letak Kelas B dan C sangat dekat. Jadi sangat
sulit bagi kami untuk menghalangi pertemuan mereka.
"Dan mengenai Nemoto-kun dan Koyama-san...
berdasarkan laporkan dari Shimizu-sa - maksudku, informan-ku, sepertinya Koyama
sudah menulis surat atau semacamnya. Kelihatan dari waktunya, sepertinya sangat
mungkin itu menyangkut peristiwa sebelumnya."
Informasi Kubo-kun adalah mengenai informasi Koyama-san.
Itu artinya...
"Kalau itu surat, aku rasa isinya bukan cuma 'tolong
datang ke tempat ini pada jam segini."
"Kalau ada orang yang sempat melihat dia menulis
surat, itu artinya dia menulis cukup lama. Aku rasa tidak mungkin surat itu hanya
berisi satu atau dua kalimat. Malahan, aku pikir surat itu berisi penjelasan semua
yang terjadi."
"...Masih terlalu cepat untuk menyimpulkannya."
"Ya. Lawan tahu Yoshii-kun berhasil kabur."
"Benar. Koyama-san pasti sudah menduga bakalan ada
yang menghalangi."
"Kalau begitu, kemungkinan apa lagi selain itu?"
"Hm, contohnya..."
"...Dia membuat beberapa surat atau
semacamnya."
"Dan mengirim semua surat itu lewat rute yang
berbeda. Kemungkinan berhasil sangat tinggi dengan cara itu, dan pada zaman
dulu semua orang menggunakan cara seperti ini untuk mengirimkan pesan rahasia."
"Kalau begitu, terlalu banyak kemungkinan."
Percakapan terus berlanjut.
"..."
"? Ada apa, Yoshii-kun?"
"Tidak... aku hanya berpikir semua orang di sini
sangat pintar."
Dan aku baru saja berpikir kalau mereka ini sangat tidak
dapat diandalkan. Sekarang aku bisa melihat mereka memang murid Kelas A.
"Hei, kamu pikir aku ini apa?"
"Seseorang yang mirip dengan Hideyoshi."
"Kalau begitu, ayo main baseball, Yoshii-kun. Aku
akan menjadi pemukul, kamu yang jadi bolanya."
"Tidak bisa, Kinoshita-san. Tongkat baseball SMA
terbuat dari besi. Bukannya itu berbahaya?"
"Tenang saja, Yoshii-kun. Kalau kamu mau kita bisa
ganti tongkatnya jadi kayu?"
"Kuubah kata-kataku. Semuanya, pukul Yoshii-kun
dengan tongkat besi!"
"Ugh...! Bukannya melanggar peraturan kalau semua
orang mengeroyokiku seperti itu...!"
"Dengan kata lain, kamu lebih khawatir pada
peraturan baseball?"
"...Aku akan jadi pemukul kedua."
"Aku ketiga~"
"Bahkan Kirishima-san dan Kudou-san... Tidak,
Yoshii-kun sendiri yang bilang. Dari pada itu, sebaiknya kita mulai bikin
rencana jelasnya. Kalau mereka menyiapkan surat atau semacamnya, kita tidak
punya waktu banyak."
"...Ya, cukup bercandanya."
"Oke~ Lalu bagaimana?"
Semuanya kembali berpikir, sepertinya sedang memikirkan
apa rencana selanjutnya. Sepertinya ini hanya halusinasiku, tapi aku melihat
Kinoshita-san terlihat sedikit terkejut.
"Kalau begitu, bagaimana kalau begini?"
Karena kita sedang membicarakan rencana detail, aku akan
ajukan ide.
"Bunuh Nemoto-kun dan semua pembawa pesan."
"""..."""
Semua orang memasang wajah kecewa. Aneh. Aku pikir kalau
itu rencana paling cepat dan simple untuk membereskan semuanya.
"Yoshii-kun... Sebelum melanggar peraturan perang
syokanju, itu adalah tindak kriminal..."
"Masih mungkin kalau lawan melakukan sesuatu yang
buruk. Aku rasa itu tidak cocok untuk dipakai di situasi seperti ini."
Sialan. Aku tinggal di Kelas F terlalu lama sampai-sampai
akal sehatku berubah.
"I, itu cuma bercanda. Ideku adalah bagaimana kalau
kita tukar surat mereka?"
"Yah, itu masuk akal."
"...Diterima."
"Jauh lebih baik dari pembunuhan."
Akhirnya aku dapat persetujuan. Tapi itu nyaris saja. Aku
hampir dicap sebagai 'orang berbahaya.'
"Tapi Yoshii-kun, aku ingin kamu ingat satu
hal."
"Hm? Apa itu, Kubo-kun?"
"Kami bisa menolongmu, tapi sangat sulit
berinteraksi dengan lawan. Karena ini adalah perang antara Kelas C dan F."
"Ya. Tidak masalah kalau kamu yang melakukannya,
Yoshii-kun, tapi bahaya kalau kami yang melakukannya."
"Ah, benar juga."
Salah satu peraturan perang syokanju adalah dilarang
menghalangi perang kelas lain. Tapi di peraturan ini, jika Kelas C dan Kelas B
bekerja sama dan mendapatkan keuntungan, maka itu tidak dianggap melanggar
aturan.
Contohnya, di situasi kami, tidak masalah jika mencegah
mereka saling bertukar surat. Karena itu tidak ada hubungannya langsung dengan
perang syokanju antara kelas C dan Kelas F. Tapi kalau menghalangi, jika
seseorang dari Kelas A mencelakai seseorang dari Kelas C, maka itu termasuk
melanggar aturan. Itu karena murid dari kelas lain yang tidak berpartisipasi
dalam perang syokanju Kelas C dan F melemahkan kekuatan tempur Kelas C. Dengan
kata lain, sulit bagi Kubo-kun dan yang lain untuk menghadapi Kelas C. Jika
Kelas C yang mulai duluan, itu masih lebih baik, dan masih ada ruang untuk
negosiasi. Tapi jika Kelas A yang mulai duluan, mereka akan menerima hukuman.
"Apa yang kamu khawatirkan, Yoshii-kun? Yang
terpenting adalah kami tidak ikut campur secara langsung."
"...Dan rencana kita adalah menukar surat tanpa
ketahuan. Tidak masalah."
"Yeah~ kami sudah bilang akan membantumu. Jadi pasti
akan kami bantu."
"Ba, baiklah."
Aku sudah membuat mereka terlibat ke dalam perang kami,
kalau sesuatu terjadi pada mereka aku akan merasa sangat bersalah. Aku harus
ingat itu.
"Kalau begitu, lebih jelasnya - apa yang harus kita
lakukan?"
"Ya..."
Kubo-kun menyandarkan dagunya dan bertanya,
"Kita harus memikirkan apa yang bisa kita lakukan
berdasarkan situasi. Kira-kira ada 2. Pertama adalah mencegah surat dikirim.
Kedua adalah menukar surat."
"Jelasnya?"
"Yang pertama adalah mencegah pembawa surat supaya
tidak bisa mengirim surat. Hanya kamu yang bisa melakukan itu, Yoshii-kun.
Rencana sederhana yang tidak melanggar aturan."
"Dengan kata lain, Yoshii-kun akan memanfaatkan
perang syokanju untuk mengirim murid Kelas C ke ruang remedial."
"...Pembawa surat pasti dipilih dari mereka yang
poinnya telah berkurang."
Begitu. Mungkin aku akan menang jika melawan mereka.
"Yang kedua menukar surat. Kita bisa bantu untuk
itu."
"...Akan tetapi, kita hanya bisa menukar
surat."
Yang pertama berbeda dengan yang kedua. Yang pertama,
kami hajar pembawa surat, tapi yang kedua, kami bertemu lawan tanpa ketahuan,
mencuri surat dan menukar dengan yang palsu. Dengan kata lain, kami butuh
situasi dan kondisi yang memungkinkan.
"Hanya dua ide ini yang bisa kita pakai. Kita
bakalan kekurangan orang jika semua murid kelas C bertemu dengan Nemoto-kun,
tapi di perang syokanju aku rasa mereka hanya mengirim 3 orang paling banyak.
Meski begitu, itu tetap sulit."
"Benar juga."
Kalau aku yang pergi, maka tidak boleh ada lebih dari
satu lawan. Lawan adalah kelas yang lebih tinggi yang memiliki keuntungan,
sedangkan mata pelajaran keahlianku poinnya sudah berkurang banyak. Tidak
masalah kalau untuk mengulur waktu, tapi kalau ingin mengalahkan lawan, aku
bakalan kesulitan kalau harus melawan lebih dari satu, meski poin mereka sudah
berkurang banyak.
"Dengan kata lain, Yoshii-kun harus menantang Kelas
C dan kita menukar surat diam-diam. Kalau kamu tidak bisa menang, yang dapat
kami lakukan hanya mengulur waktu."
"Ya... Bisa dibilang begitu. Tapi kalau boleh tanya,
bukannya Kelas C dan B sangat dekat? Bukannya lebih mudah kalau mereka manggil
langsung?"
Tanya Kudou-san sambil menopang dagunya.
"Tidak masalah kalau cuma satu orang yang pergi,
tapi mereka bakalan kirim lebih banyak orang karena mereka takut dengan
Yoshii-kun. Jadi intinya mustahil untuk menghentikan mereka. Jadi apa yang
sebaiknya kita lakukan?"
Kubo-kun terdiam. Kirishima-san dan Kinoshita-san juga
sama, berpikir. Uh...
Selama ini Yuuji yang selalu memikirkan strategi. Aku
kurang percaya diri soal berpikir, tapi di situasi seperti ini, terpaksa...
"Hm, boleh aku ngomong sesuatu?"
"Ya, Yoshii-kun?"
"Bagaimana kalau kita memperpanjang waktu belajar
Kelas B...?"
Aku mencoba bertanya sambil mengangkat tanganku.
"Memperpanjang waktu belajar...?"
"Ya, jika berhasil, Kelas C tidak bisa masuk ke
Kelas B dan hanya bisa menunggu di koridor, ya kan?"
"Begitu ya! Lalu kita pancing mereka satu per satu,
ya kan?"
"...Sepertinya itu bisa berhasil."
"Ya."
"Tapi bagaimana caranya kita memperpanjang waktu
belajar?"
"Yaah... apa kalian ada ide?"
"""Hmm..."""
Cara untuk memperpanjang waktu belajar... bisa saja kalau
dari dalam kelas, tapi sulit kalau dari luar kelas. Bagaimana caranya...
Aku berpikir dengan sabar, dan Kudou-san mengeluarkan
sebuah alat yang sepertinya pernah kulihat dari dalam kantong seragamnya.
"Aku akan pakai ini."
"Ah, bukankah itu speaker yang dipakai pas field
trip?"
"Ini adalah perekam, bukan speaker. Aku pikir kita
bakalan bisa memperpanjang waktu belajar mereka dengan ini, bukan?"
Mendengar kata perekam, aku langsung teringat kenangan
terburuk, tapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan itu.
"Kuserahkan padamu, Kudou-san."
"Oke, dimengerti. Kalau begitu, Yoshii-kun, tolong
ucapkan 'Sensei, maaf, tapi sepertinya Nemoto-kun terlihat tidak sehat' dan
'Tidak, lihat, bukannya dia terlihat sedang kesakitan?' ke perekam."
Kudou-san menyerahkan perekam padaku. Benar juga. Sensei
tidak mungkin mengabaikan kata-kata itu, dan pelajaran akan diperpanjang. Ide
bagus.
"Oke... 'Sensei, maaf, tapi sepertinya Nemoto-kun
terlihat tidak sehat', 'Tidak, lihat, bukannya dia terlihat sedang kesakitan?'
Gimana Kudou-san?"
"Sip, sempurna. Tinggal kuubah nada suaranya supaya
pas. Thanks, Yoshii-kun."
"Tidak masalah. Kalian sudah membantuku, jadi aku
yang seharusnya berterima kasih."
Aku sendiri yang merasakan kemampuan Kudou-san dengan
perekamnya. Sepertinya rencana memperpanjang waktu belajar tidak ada masalah.
"Jadi kita hanya perlu berurusan dengan Kelas C
sekarang, ya kan?"
"Kalau begitu, kita harus menyiapkan surat
palsunya."
Kata Kinoshita-san. Benar, rencana kami bukan cuma
mencuri surat.
"...Siapa yang akan menulisnya?"
"Pokoknya, aku dan Yoshi-kun harus dikecualikan.
Tulisan tangan perempuan akan terlihat meyakinkan."
Kubo-kun benar. Tulisan tangan laki-laki gampang
ketahuan. Lagi pula ada banyak perempuan di sini, jadi akan kuserahkan pada
mereka.
"...Kami bertiga akan menulis, dan kita akan pilih
yang paling bagus."
"Eh!? aku juga?"
Kinoshita-san terkejut mendengar perkataan Kirishima-san.
"...Kamu tidak bisa?"
"Ah, bukan begitu. Hah, bukannya aku tidak bisa…
Baiklah…"
"...Kalau begitu, Aiko, kamu juga."
"Uu... Jadi aku harus menulis juga? Ini
merepotkan."
"...Ya."
Kirishima-san mengambil secarik kertas dan memberikannya
kepada Kinoshita-san dan Kudou-san.
"...Yoshii-kun, kamu tahu nama depan
Koyama-san?"
"Erm, yang kuingat antara Yuko dan Yuuko... Maaf,
aku kurang yakin."
"...Tidak apa-apa. Kita pakai nama keluarga saja."
"Ya. Itu pilihan paling aman."
"...Ya."
Setelah menulis namanya, Kirishima-san dan yang lain
mengambil kertas dan menulis di meja di depan kami.
"""..."""
Dan mereka bertiga mulai menulis. Kirishima-san menulis
sangat lancar, Kinoshita-san sepertinya diam-diam membaca sebuah buku dan
Kudou-san sedang melihat apa yang mereka berdua tulis.
""...""
Dan yang menyaksikan mereka menulis adalah aku dan
Kubo-kun dari sisi laki-laki.
Ya, karena aku tidak ada kerjaan, aku akan ngobrol dengan
Kubo-kun.
"Hei, Kubo-kun."
"Hm? Ya, Yoshii-kun?"
Aku mengajak ngobrol Kubo-kun di saat kami sedang
menunggu surat ditulis.
Karena para gadis sedang menulis surat, jadi bagaimana
kalau topik ini,
"Tipe seperti apa orang yang kamu suka,
Kubo-kun?"
"!? Apa? Kenapa kamu tanya itu tiba-tiba?"
Kubo-kun tiba-tiba salah tingkah. Apa karena aku
menanyakannya tiba-tiba?
"Tidak. Hanya saja kamu terlihat seperti menyukai
seseorang, jadi aku penasaran."
Kalau bisa, aku harap aku bisa membantunya sebagai
seorang teman dan kembali dibantu oleh Kubo-kun.
"Be, begitu. Jadi kamu tertarik dengan orang yang
aku suka, Yoshii-kun..."
"Tidak masalah kalau kamu tidak ingin
mengatakannya."
"Tentu saja aku tidak keberatan. Kalau begitu akan
kujawab. Ah... Rambutnya kira-kira segini."
Ketika mengatakan itu, Kubo-kun memakai tangannya buat
menggambarkan dengan kepalanya.
"O~h... Jadi rambutnya kira-kira sama sepertiku dan
Kudou-san."
"!? Ah, aaah, ya, benar."
??? Entah kenapa, sepertinya dia terlihat sangat aneh.
Sepertinya dia sangat gugup.
"Kalau begitu, seperti apa sifatnya?"
"Sifatnya, kebalikan dariku. Ceria, pandai olahraga
dan sangat lincah."
Hm? Ceria, pandai olahraga dan sangat lincah? Rambut
kira-kira segini. Dengan kata lain – jangan-jangan...
Aku ragu-ragu melirik ke arah gadis yang sedang menulis
surat. Ah...
"Apa dia sedikit... hm, H?" (hentai)
"Ah, ya. Sedikit. Gara-gara itu dia selalu dapat
masalah."
Tentu saja, tidak salah lagi. Jadi Kubo-kun suka
Kudou-san. Wajar dia jadi aneh pas aku bilang 'rambutnya sama sepertiku dan
Kudou-san'. Siapapun pasti akan kaget jika ada orang yang tanpa sangaja menyebut
nama orang yang mereka suka.
"...(tataaaaaaap)"
"??? A, apa? Ada apa, Yoshii-kun? Apa ada sesuatu di
wajahku?"
Tatapanku begitu penuh arti, tapi Kudou-san sama sekali
tidak memahaminya.
Ah, dasar, kenapa dia sangat tidak peka? Ini termasuk
pernyataan cinta! Sangat sulit untuk mengumpulkan keberanian, tapi dia malah
tidak mengerti. Tidak bisa diterima.
"Kudou-san. Tidak peka itu termasuk kejahatan. Kamu
bisa ditangkap karenanya."
"Kalau kamu berpikir seperti itu, sebaiknya kamu
serahkan dirimu ke polisi..."
Parah. Percakapan ini sama sekali tidak membuat Kudou-san
mengerti.
Mau gimana lagi. Aku akan pakai cara sedikit keras dan
mengubah caraku bertanya supaya Kudou-san mengerti.
"Orang itu pandai olahraga, jadi, dia pasti pakai
celana ketat, ya kan?"
Di bawah roknya.
"Celana ketat? Tidak, aku pikir dia pakai
boxer."
"BOXER???"
"Yo, Yoshii-kun, kenapa kamu menatapku seperti
itu?"
Aku rasa boxer ada yang tipe untuk perempuan,
kira-kira...
"Ta, tapi kamu pasti dekat dengannya, ya kan? Apa
kamu sering bicara dengannya?"
"Tidak, sayangnya, kami jarang ngomong."
"Eh, benarkah?"
Meski kalian teman sekelas?
"Ah, ya. Itu sangat menyedihkan."
Begitu... aku tidak tahu...
"Jadi aku sangat senang ketika kami bertemu di
toilet."
"Kamu bertemu dia di toilet!?"
Aku tahu kalau dia tidak terlalu peduli soal gender, tapi
aku tidak pernah menyangka dia akan pergi ke toilet laki-laki!? Termasuk
Hideyoshi! Apa gadis zaman sekarang tidak ragu buat pergi ke toilet laki-laki?
"Ehm, Yoshii-kun, dari tadi aku merasa risih dengan
tatapanmu..."
Kudou-san, yang sedang menulis surat, terlihat kesulitan.
Kudou-san, aku yang seharusnya kesulitan menerima kenyataan kalau kamu tidak
masalah masuk ke toilet laki-laki meski kamu perempuan.
"Hm... ada sifat yang lain?"
Dia berpikir sejenak, dan langsung menjawab,
"-dia cocok memakai pakaian perempuan."
"AKU SAMA SEKALI TIDAK MEMAHAMIMU, KUDOU-SAN!!"
"Yoshii-kun!? Apa yang kamu bicarakan?"
ORANG SEPERTI APA KUDOU-SAN ITU!? AKU PIKIR KAMI AKRAB,
TAPI SEKARANG AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI DIA!
Di saat kami sedang bicara.
"...Selesai."
Kirishima-san selesai pertama.
Pokoknya, aku abaikan dulu topik soal Kudou-san dan
lakukan apa yang harus kulakukan. Kalau ini dilanjutkan, aku merasa akan
terjadi sesuatu yang sangat berbahaya.
"Boleh aku lihat, Kirishima-san?"
"...Ya."
Kirishima-san memberiku surat buatannya.
Ini bukan surat untukku, tapi entah kenapa, jantungku
berdebar-debar.
Oke, baiklah, surat seperti apa yang ditulis
Kirishima-san.
Datanglah ke atap setelah selesai sekolah.
Dari dulu, ada yang selalu ingin kukatakan pada Yuuji.
Koyama
"...Bagaimana?
"Nemoto-kun sepertinya bakalan menangis setelah
membaca ini."
Dipanggil oleh mantan yang selalu kamu rindukan, hanya
untuk menyaksikan pernyataan cinta dia ke orang lain, Nemoto-kun bakalan
mencoba atraksi bungee-jump dan melompat dari atap ke bawah. Surat ini langsung
membuatku membayangkannya.
"...Tidak bagus?"
"Mungkin bagus jika dikirim untuk Yuuji."
"...Sulit sekali menulis surat."
Gumam Kirishima-san. Aku rasa hanya ada Yuuji
dipikirannya ketika dia diminta untuk menulis surat. Sialan... Si idiot
beruntung itu...! Kekesalan ini tidak akan pudar sekalipun kubelah dia menjadi
delapan bagian...!
"Yah, lupakan soal bagaimana membunuh dia untuk
sekarang."
Pikirkan itu nanti. Selanjutnya.
"Sudah selesai, Kinoshita-san? Boleh lihat?"
"Eh! Ah, oke..."
"Kamu belum selesai?"
"Su, sudah. Cuma, aku belum pernah menulis surat
sebelumnya, jadi aku sedikit khawatir kalau hasilnya sedikit aneh!"
"...Kamu pakai referensi apa?"
Ngomong-ngomong, Kinoshita-san sepertinya diam-diam
melihat sesuatu ketika menulis. Surat berdasarkan kalimat novel? Sepertinya aku
bisa berharap tinggi.
"A, ah benar. Aku merasa sayang sekali jika surat
asli buatanku dipakai untuk ini, jadi aku meniru sedikit dari buku yang kubaca.
Tidak apa-apa, ya kan?"
"He~h coba kita lihat."
"Oke, kamu pasti terkejut."
Kinoshita-san menyerahkan surat buatannya padaku dengan
percaya diri. Em, apa yang dia tulis...
Wahai kekasih sialan.
Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, brengsek!
Temui aku di atap di gedung baru, kampret!
Koyama
"..."
TAP! Kututup surat itu.
"Bagaimana? Lumayan, bukan?"
"Kinoshita-san, boleh lihat buku referensimu?"
"Apa maksudmu!? Jangan! Yoshii-kun tidak boleh baca!
...Aku pikir itu terlalu berat untukmu, Yoshii-kun!"
Dia meniru kalimat seperti itu untuk menulis surat, buku
macam apa yang dipakai...
Kalau begitu, tersisa satu.
"Tolong, Kudou-san."
"EH!? Ah, aku belum selesai."
"...Tidak perlu malu, Aiko."
"Ya, Aiko. Tidak adil kalau cuma kamu yang tidak
menunjukkan suratmu. Ei!"
"AH! Tunggu, tunggu! Berikan padaku, Yuuko!"
Kinoshita-san merebut surat Kudou-san dan membukanya.
Lalu, yang dia tulis,
Kepada Nemoto-kun
Banyak hal yang terjadi antara kita, tapi aku menyadari
hal terpenting bagiku saat ini adalah bersamamu.
Aku merasa sedikit malu mengatakan ini, tapi ada yang
ingin kukatakan padamu.
Setelah sekolah, aku akan menunggumu di atap gedung
sekolah baru.
Koyama.
"TIDAAAAAAAK!!!"
Kudou-san menjerit.
"TIDAK, BUKAN BEGITU! AKU TIDAK TAHU APA YANG HARUS
KUTULIS, DAN YOSHII-KUN DARI TADI MENATAPKU TERUS, JADI AKU PANIK! DAN YUUKO
MEMAKAI NOVEL GADIS BUAT REFERENSI, JADI AKU PIKIR AKU HARUS MENULIS SESUATU
YANG SETINGKAT NOVEL ROMANSA – NIATNYA AKU INGIN MEMANGGIL DIA DENGAN NADA
MERAYU."
"Tapi aku rasa ini cukup menyentuh. Ini sangat
manis. Aku pikir Nemoto-kun bakalan langsung berlari keluar kelas begitu dia
membaca ini."
"KARENA ITU AKU BILANG TIDAK! AKU BUKA TIPE GADIS
MURAHAN SEPERTI ITU(robek)!"
"AAH!"
Kudou-san merobek surat yang berhasil dia buat. Padahal
itu tadi sangat bagus. Sayang sekali!
"Ada yang perlu kalian ingat, Koyama-san itu tipe
orang yang dingin, ya kan? Bakalan aneh kalau kalian pakai suratku."
"...Benar juga."
"Surat yang simple lebih cocok."
"Ya, ya. Benar. Itu benar juga."
Mungkin seperti kata Kudou-san. Sekalipun itu tulisan
tangan perempuan, itu semua percuma jika tidak terdengar seperti Koyama-san.
"Mau gimana lagi. Aku tidak percaya diri, tapi aku
akan coba tulis."
"Eh? Kubo-kun, kamu mau tulis surat?"
"Ya... Tapi jangan berharap tinggi, kata-kataku
tidak sedikitpun mirip seperti perempuan. Dan aku tidak menulisnya tapi
mengetiknya."
Kelas A memiliki fasilitas mewah, termasuk Notebook
pribadi. Lebih mudah mengetik ketimbang menulis.
"Tapi bukannya itu bakalan aneh kalau diprint dari
komputer? Kelas C tidak punya komputer, ya kan?"
"Owh iya, benar juga. Aku lupa."
"...Bagaimana ini?"
"Jangan khawatir. Kalau tidak bisa, aku akan tulis
surat dengan tulisan tangan yang tidak akan ketahuan siapa penulisnya."
Ketika mengatakan itu, Kubo-kun mengambil gunting dan
semacam kertas. Itu... koran akademi fumizuki terbitan klub berita?
"Oke... Aku pikir ini bakalan cocok jika dipakai
untuk drama detektif."
Setelah itu, kru televisi akan menampilkan adegan
Nemoto-kun di dorong dari atas atap.
"Masih gagal... Yah, aku cuma bisa segini karena
kekurangan lem."
"Tidak, dari pada lem, aku pikir ini soal..."
Aku merasa tujuan kami jadi melenceng.
"Sulit sekali menulis surat untuk memanggil
orang."
"...Aku tidak tahu apa yang harus kutulis."
"Ahaha~ Ya kan~."
"Memang benar, ada banyak hal yang kita kuasai dan
tidak."
"O, oke, mungkin lebih bagus seperti ini..."
Pada akhirnya, aku yang menulis surat untuk Nemoto-kun.
Ntap
ReplyDeleteLanjut min!!
ReplyDeleteSemangat!!!