Baka to Tesuto to Syokanju, Bahasa Indonesia, Volume 7 : Soal Kedua
Ingat kembali peraturan Baseball berikut!
Jelaskan
istilah baseball di bawah ini!
‘Touch Up’
Jawaban
Sakamoto Yuuji
'Ketika Pemukul berhasil memukul bola, pelari, yang
berada di luar base, harus memeriksa pergerakan bola. Pelari hanya bisa lari
begitu bola mendarat di sarung tangan.'
Komentar
guru
Benar
Jawaban
Himeji Mizuki
Melakukan hal mesum
Komentar
Guru
Aku sangat terkejut kamu tidak tahu definisi ‘Touch up’
dalam olahraga baseball, tapi kamu mengerti definisi Inggrisnya. Memang benar
dalam bahasa Inggris, tapi ini memiliki arti yang berbeda dalam baseball.
Jawaban
Tsuchiya Kouta
'Ketika Pemukul berhasil memukul bola, pelari, yang
berada di luar base, harus memeriksa pergerakan bola dan rok mini pemandu
sorak. Pelari hanya bisa melakukan hal mesum begitu bola mendarat di sarung
tangan.'
Komentar
guru
Tenanglah, jawabanmu bercampur antara jawaban yang benar
dan pikiran mesummu.
***
Pengumuman
Festival Olahraga Akademi Fumizuki
Pertandingan persahabatan. Pertandingan Baseball guru vs
murid.
Pertandingan di atas digantikan dengan pertandingan
baseball versi Syokanju.
Pertanda
Kepala Sekolah Akademi Fumizuki
Todou Kaoru
***
““NENEK TUA KEPARAAAAAAAAAAAAAAT!!!””
Yuuji dan aku berteriak sambil mendobrak pintu kantor kepala
sekolah.
“Apa lagi sekarang, bocah ga tahu diri? Pagi-pagi sudah
berisik!”
“APA YANG KAMU MAKSUD PAGI-PAGI SUDAH BERISIK? INI BUKAN
WAKTUNYA UNTUK ITU, NENEK TUA SIALAN!?”
Yuuji dan aku berlari menghampiri kepala sekolah, yang sedang
memegangi kepalanya karena pusing begitu melihat kami, dengan tenaga sepuluh
ribu pasukan.
Kami sudah sangat marah akibat Bible (Buku porno) kami
disita dan berusaha membalas dendam di pertandingan baseball guru vs murid…
tapi begitu kami sampai di sekolah pagi ini, tiba-tiba kami menemukan
pengumuman kaya begitu. Sudah pasti kami bakal ribut.
“Kenapa kamu ganti format pertandingan dengan versi Syokanju?
Sekarang kami sudah nggak bisa lagi membalas dendam dan memberikan pelajaran pada
guru-guru sialan itu!!”
“Bocah sialan, itu alasannya…!”
Bergumam, ‘dasar, bocah ga tau diri’ , kepala sekolah
mengabaikan kami dan membaca laporan di tangannya. Dia, apa dia beneran
manusia?
“Kamu tidak tahu seberapa keras kami berusaha, kami sudah
menyiapkan semua trik kotor dan berlatih… kenapa kamu tidak mau mengerti sih!”
“Bocah goblok, seharusnya kalian fokus dengan hal lain!”
Semua kerja keras kami jadi sia-sia. Guru macam apa dia!?
“Cih, mengganti format pertandingan dengan menggunakan
Syokanju, pasti karena mau promosi Sistem Pemanggilan… Jadi Sistem Pemanggilan
yang sangat hebat sekarang bisa dimanipulasi dan dikendalikan oleh manusia
sesukanya?”
Begitu Yuuji bicara, kepala sekolah jadi cemberut. Kepala
sekolah kami sebenarnya adalah ilmuwan bukan seorang guru. Dia tidak akan
pernah membiarkan orang lain meremehkan ciptaannya.
“Lupakan soat turnamen Syokanju dan yang terjadi pas
musim panas, Sistem Pemanggilan sudah sepenuhnya kukuasai. Kalau tidak,
bagaimana mungkin aku mengubah pertandingan menjadi pertandingan baseball
Syokanju?”
Mendengar jawabannya, aku jadi berpikir. Ngomong-ngomong,
dia benar, tapi ketika uji nyali, Syokanju kami berubah menjadi monster, jadi
sudah jelas ada yang salah dengan sistemnya… mungkin karena kesalahan sistem
kali ini Syokanju kami berubah menjadi pemain baseball.
“Bocah sialan, apa-apaan kalian! Ngapain kalian melihatku
seperti itu!? kalian pikir aku gagal mengendalikan sistem dan tanpa sengaja
mengubah sistem pemanggilan jadi versi baseball makanya aku mengubah format
pertandingan jadi baseball versi Syokanju? Kalian pikir seperti itu?”
Kami memang berpikir seperti itu.
“Humph, aku tidak peduli apa yang dipikirkan otak udang
kalian, tapi aku menghabiskan seluruh kemampuanku untuk mengubah sistem
pemanggilan menjadi versi Baseball. Aku harus memperluas jangkuan sistem,
mendesain pemukul dan sarung tangan, lalu membayangkan bola sebelum membuatnya.
Bagaimana mungkin aku bisa menyiptakan itu semua kecuali aku sudah menguasai
sistem seluruhnya.”
Menciptakan bola dengan imajinasi, menghitung gaya gesek
udara dengan bola, lemparan bola melengkung … dengan semua isitlah yang keluar
dari mulut kepala sekolah. Aku jadi semakin tidak mengerti apa yang dia
bicarakan. Pokoknya—
“Jadi sekarang, karena sistem pemanggilan sudah dikuasai,
kamu mau menunjukkannya ke seluruh murid dan guru?”
“…”
Ah, kepala sekolah langsung diam.
“Akihisa, kamu seharusnya jaga mulutmu. Lihat, gara-gara
kamu benar, si nenek jadi terdiam.”
Tebakanku benar? Orang di hadapan kami jauh lebih tua
dari kami, tapi dia terkadang seperti anak kecil. Atau malah… semua ilmuwan
seperti dia?
“Te, tentu saja nggak! Pokoknya, ini adalah tugasku
sebagai kepala sekolah untuk memberikan pertandingan yang menyenangkan dan seru
untuk semua murid dan guru.”
“Hoo~ Serius~ Keren banget~”
“Keren~ jadi makin hormat~”
“Kalian bocah sialan memang suka bikin emosi!!”
Dia bisa melihat sandiwara kami dengan mudah, heh,
sepertinya kami masih belum seberapa.
“Kalau begitu, pasti bisa donk diubah formatnya ke awal,
ya kan? Karena usul menggunakan Syokanju adalah ide nenek.”
“Ya, kepala sekolah. Tarik kembali pengumuman itu dan
biarkan kami bermain seperti biasa!”
“Nggak!”
““KENAPA??!!””
“Kalian baru saja memperlakukan aku seperti orang bodoh.
Mana mungkin aku akan mengabulkan permintaan kalian!”
Tidak bisa dipercaya. Dia
tega menolak permintaan murid-muridnya yang manis ini. Apa dia beneran
kepala sekolah?
“Meski aku ingin, mustahil mengembalikan semuanya ke semula
karena semua sudah diatur.”
Kepala sekolah menunjukkan tumpukan kertas kualitas
tinggi ke kami.
“Kenapa jadi seperti ini… kenapa tidak meminta
persetujuan kami dan memutuskan seenaknya…”
“Memangnya kalian siapa?! Kenapa aku harus meminta persetujuan
kalian!?!?”
Sialan! Kalau kami tahu ini akan terjadi, kami akan
menyogok panitia acara. Tapi sepertinya si nenek tua ini tidak akan
mendengarkan mereka.
Saat aku sedang berpikir, mencari jalan keluar, Yuuji
memasang wajah bertanya-tanya lalu menatap kepala sekolah,
“Sekarang sudah tidak bisa diubah… tapi, kalau begitu
bukannya akan ada perbedaan yang terlalu jauh antara guru dan murid?”
“Perbedaan yang kamu maksud, maksudnya perbedaan kekuatan
Syokanju guru dan murid? Ha! Kupikir kamu mau ngomong apa, ternyata itu.”
“Tapi kepala sekolah, Yuuji benar! Bukannya nilai para
guru itu sangat tinggi? Nilai sama dengan kekuatan. Kalau ada perbedaan yang
begitu jauh dalam hal kekuatan, bagaimana kami bisa men—“
“Jangan bodoh. Ini bukan pertandingan biasa. Aku menyuruh
kalian untuk bermain baseball! Kalau kekuatan saja cukup untuk menang, semua
pemain baseball professional bakalan diganti dengan binaragawan.”
“Tapi…”
“Lagipula, Akademi Fumizuki adalah sekolah yang fokus
pada nilai untuk meningkatkan potensi belajar. Berbeda tingkat artinya berbeda
kekuatan. Apa yang salah dengan itu?”
Aku tidak bisa membalas apapun perkataan kepala sekolah.
Dia benar. Kami sudah tahu kebijakan pendidikan Akademi Fumizuki sebelum kami
mendaftar, tapi kami tetap memilih sekolah ini.
“Meski beigtu, kalau kami tahu akan ada perbedaan yang
begitu besar dalam hal kekuatan, kami tidak bisa fokus bermain baseball! Jadi
kumohon kembalikan seperti semula!”
“Ah, Akihisa, tunggu dulu. Bukannya sudah dibilang? Itu
tidak mungkin.”
Aku masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Yuuji
menghentikanku. Eh? Bukannya Yuuji ngomong buat meminta kepala sekolah mengubah
format ke seperti semula?
“Tapi Yuuji…”
“Mn, kamu benar. Itu bisa membuat kita susah fokus ketika
bermain. Jadi kepala sekolah, bagaimana kalau begini? Kalau kamu ingin kami
semangat bermain, bagaimana kalau menyiapkan hadiah untuk kami?”
Tiba-tiba Yuuji mengajukan saran ke kepala sekolah dengan
percaya diri. Hadiah? Apa yang dia bicarakan?
“Saranmu itu terlalu aneh. Tapi, aku tidak bisa
membuatkan hadiah yang bagus di waktu yang pendek ini.”
“Tidak, kamu tidak perlu menyiapkannya, atau pun
mengeluarkan seperser pun uang untuk itu.”
Tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun? Itu artinya—
“Kalau kami bisa mengalahkan para guru, tolong kembalikan
barang sitaan yang disita kemarin pas pemeriksaan ditempat. Bagaimana
menurutmu?”
“…Begitu. Jadi kamu lebih memilih hadiah dari pada
piala?”
“Tentu saja, kalau kami bisa membalas dendam itu lebih
baik, tapi karena kami tidak bisa mengembalikan format pertandingan ke awal,
jadi percuma juga kalau kami protes. Maka dari itu lebih baik kami memiliki
tujuan yang lebih kuat.”
Kemudian Yuuji tersenyum. Mengabaikan piala dan
mendapatkan hadiah… di satu sisi, itu terdengar seperti yang akan Yuuji lakukan,
tapi entah kenapa. Aku merasakan sesuatu tidak benar. Uu, apa ya…
“Kalau masalah pemeriksaan di tempat. Aku rasa bukannya
cuma dari para murid, bahkan para guru juga protes tentang itu, ya kan?”
“…Humph, kalau kamu tidak ingin barang-barang kamu
disita, jangan bawa barang aneh seperti itu ke sekolah. Memangnya kalian pikir
sekolah itu apa, hah?!”
Meski itu semua demi pendidikan. Pemeriksaan Akademi
Fumizuki terlalu ketat dari pada sekolah lain. Sekolah biasa akan mengembalikan
barang sitaan kepada pemiliknya setelah barang mereka disita. Tidak hanya
murid, aku rasa tidak aneh kalau banyak guru yang bilang ke kepala sekolah
kalau ‘itu semua terlalu berlebihan’.
“Karena peraturan seperti itu aku mengajukan hal ini.
Kalau kamu mau memenuhi permintaan kami, kami akan ikuti format pertandingan
yang baru. Kalau kamu beri kami kesempatan, kami akan berusaha sekuat tenaga menerima
ketidakpuasan ini. Bagimu ini tawaran yang menarik, ya kan?”
“Jadi ketidaksenangan kalian akan meledak kalau kalian
tidak punya kesempatan untuk melawan? Jadi aku hanya perlu bilang ke para murid
kalau ada ‘kesempatan untuk mendapatkan barang sitaan kalian lagi’, dan jika
mereka gagal mendapatkannya, mereka akan menyalahkan diri mereka sendiri dari
pada menyalahkan kami, para guru.”
”Mn, benar. Tidak peduli bagaimana, semua orang benci
kalah karena lemah. Tapi kalau ada kesempatan, meski mereka gagal, anehnya
mereka akan terima hasilnya dengan lapang dada.”
Yuuji masih membicarakan hal-hal yang rumit dengan kepala
sekolah. Jadi intinya, kalau kami tidak mendapatkan kesempatan untuk melawan,
semua orang akan marah. Begitu, kan?
“Jadi begitu. Menurutmu gimana, nenek sialan?”
Yuuji kembali menghadap ke kepala sekolah. Aku tidak tahu
apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya aku harus mendukung Yuuji.
“Kumohon, nenek sialan.”
Aku berdiri di samping Yuuji dan menirunya.
Mendengar perkataan kami, kepala sekolah mengelus-elus
dagunya dan berkata,
“Jadi… bukannya meminta kesepakatan, kalian malah
memohonnya, ya? Tapi mendengar kalian memohon seperti itu, aku jadi males.”
Uu… aku mencoba sekuat tenaga supaya kata ‘nenek tua sialan’ tidak keluar dari
mulutku, tapi aku mencoba memahami apa yang dia maksud.
“Maaf… tapi apa maksudmu?”
“Memanggil orang yang lebih tua dari kalian ‘nenek tua’…
bagaimana aku akan menyetujui permintaan kalian, bocah tidak tahu diri?”
Begitu. Karena dia tidak suka kami memanggilnya ‘nenek
tua’, aku akan mengulangi perkataanku.
“Maaf soal itu, sialan.”
“Seperti si ‘sialan’ bilang, kita harus lebih hati-hati
kalau ngomong.”
“KENAPA KALIAN CUMA MENGHILANGKAN KATA ‘NENEK TUA’-NYA
SAJA!!!??”
Wajah kepala sekolah berkerut marah. Dari dulu dia sangat
keras kepala. Bagaimana mungkin kami bisa menuruti begitu banyak permintaan.
“Jadi, menurutmu bagaimana?”
“Humph… ketika pertandingan, akan ada tamu dari luar
negeri. Sebaiknya kalian jaga sikap kalian… Pertandingan Syokanju Baseball
antara kelas 2-A dan 3-A akan ditunjukkan kepada mereka. Dan untuk kalian
bocah-bocah idiot, fokus saja pada pertandingan baseball. Saat itu aku akan membawa
para tamu untuk menyaksikan pertandingan olahraga yang lain. Begini jadi lebih
aman…”
Sepertinya kami diperlakukan seperti pembawa masalah.
Tapi masih lebih baik terima meski berat hati dari pada melawan dengan sia-sia.
“Dasar, kalian. Baiklah, aku terima.”
“Benarkah? Terima kasih banyak.”
Yuuji dan kepala sekolah saling mengangguk tanda setuju.
Dengan begini, meski tujuan kami untuk mengembalikan
format pertandingan jadi seperti semula telah gagal, setidaknya kami berhasil
mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan barang kami kembali. Itu tidak terlalu
buruk.
“Karena sudah diputuskan, kita akan buat ini jadi kesepatakan
di atas kertas, dan hadiahnya harus ditulis, kami akan kerepotan kalau kamu berkata
‘aku tidak pernah dengar itu’.”
“Bocah sialan, itu kata-kataku.”
Lalu Yuuji dan kepala sekolah mulai saling cekcok, dan
menuliskan peraturan pertandingan.
“Jadi cuma satu mata pelajaran untuk setiap
pertandingan?”
“Aku tidak masalah. Tapi apa kalian tidak merasa
kesulitan kalau cuma satu mata pelajaran?”
“Ya. Kalau bisa, aku ingin mata pelajaran yang berbeda
untuk setiap babak.”
“Oke, aku setuju. Itu masih berhubungan dengan
pelajaran.”
“Itu sangat membantu. Kalau begitu, bagaimana kalau
ditulis ‘Pemain harus memilih mata pelajaran yang akan digunakan pada setiap
babak’?”
“Boleh saja selama itu tidak mengubah esensi peraturan.”
Mereka berdua masih diskusi (atau lebih tepatnya, Yuuji
yang sedang bernegosiasi, dan rancangan untuk peraturan baseball sudah jadi.
Beruntung sekali semua berjalan lancar sesuai rencana Yuuji, tapi aku masih
merasa ada yang ganjil…
***
Peraturan
Pertandingan Baseball Syokanju (Peraturan Sekolah)
1. Setiap
babak, satu mata pelajaran akan digunakan.
2. Di
setiap pertandingan, kalau mata pelajaran sudah digunakan di babak sebelumnya,
maka tidak bisa digunakan lagi di babak selanjutnya.
3. Guru
yang tidak berpartisipasi bertindak sebagai wasit. Juga, guru yang bertugas
mengawasi pertandingan dilarang meninggalkan lapangan.
4. Begitu
bola yang terpukul keluar dari batas area pemanggilan (lapangan baseball versi
Syokanju), maka itu akan dianggap homerun.
5. Akan
ada 5 babak menyerang dan bertahan. Kalau diakhir pertandingan skor masih sama,
maka pertandingan akan diperpanjang menjadi 7 babak. Kalau pertandingan masih
belum bisa ditentukan pemenangnya, itu akan dianggap sebagai seri.
6. Setiap
pemain harus menyerahkan daftar pemain sebelum pertandingan. Bagi yang namanya
tidak terdaftar tidak diperbolehkan mengikuti pertandingan. Dan juga, peraturan
ini berlaku bagi pemain cadangan dan guru yang bertugas.
7. Satu
pemain untuk setiap posisi pertahanan dan 2 pemain cadangan, dengan total 11
pemain.
8. Ketika
pertandingan dimulai, festival olahraga adalah yang utama. Kalau pertandingan
diperpanjang, setiap tim boleh mengubah susunan pemain sebelum babak
perpanjangan dimulai.
9. Selain
peraturan di atas, peraturan dasar baseball resmi berlaku.
Setelah negosiasi kami selesai, kami kembali ke kelas F.
Di perjalanan, aku baru sadar apa yang mengganjal dari tadi.
“Yuuji, soal tadi…”
“Hm? Tentang pertandingan baseball Syokanju?”
“Um, itu terdengar seperti keputusan yang masuk akal…
tapi itu kalau – kita punya kesempatan untuk menang, kan?”
Tadi, Yuuji bilang ‘kalau kami menang, guru akan
mengembalikan barang kami yang disita’. Dalam arti lain – kecuali kami
‘memenangkan pertandingan’, kami tidak akan bisa mendapatkan barang kami
kembali. Kalau kami bisa mendapatkan barang kami kembali dengan melupakan
dendam kami, itu masih masuk akal, tapi kenyataannya bukan begitu. Ini adalah
pertandingan yang harus dimenangkan menggunakan nilai. Bagaimana mungkin kami
bisa menang melawan guru!? Kalau begini, sebaiknya aku mencari kesempatan buat
melampiaskan semua dendamku pada mereka.
Mendengarku berkata seperti itu, Yuuji memasang wajah
‘jarang sekali kamu bisa menyadari itu’ sambil menatap ke arahku,
“Kamu benar. Jadi kalau kita tidak bisa memenangkan
pertandingan, ini semua kan sia-sia. Karena dia tahu itu, makanya si nenek tua
sialan itu setuju.”
“Jadi begitu. Tapi lawan kita adalah guru. Kemungkinan
kita menang melawan mereka sangat rendah…”
“Ya, memang benar. Kita tidak akan pernah menang dengan
cara normal…”
Ada perbedaan nilai yang sangat jauh antara guru dan
kami. Selain mata pelajaran yang diujikan, tingkat kemampuan mereja juga jauh.
“Jadi Yuuji, apa rencana kita?”
“Hm? Apa yang kamu bicarakan?”
“Jangan bercanda. Kamu pasti punya suatu rencana ketika
kita di ruangan kepala sekolah, kan? Dan kamu sendiri yang membuat
peraturannya, bukan? Pasti kamu mempunyai sebuah rencana!”
“Yup, itu dia. Bagaimana mungkin aku bertanding di
pertandingan yang mustahil dimenangkan.”
“Ya, jadi? Apa rencanamu?”
“Seperti yang kamu bilang, aku berniat memanfaatkan
peraturan itu – tapi yang hanya menarik jika kita yang menggunakannya. Lagi
pula, kalau aku memberi tahu kamu sekarang, pasti kamu akan lupa.”
Kasar sekali, cuma kadang-kadang aku tidak bisa
mengingat.
“Tapi Yuuji, kenapa kamu tiba-tiba jadi bersemangat?
Sepertinya bukan cuma MP3-mu saja yang disita?”
“Dan tiga foto album edisi spesial.”
“Kamu berhasil menyembunyikan tiga album di dalam
rumahmu… bukannya itu luar biasa?”
Dia berhasil menghindari radar Kirishima-san dan insting
ibunya! Yuuji sangat luar biasa…
“Aku menyembunyikan mereka di bawah rak buku, atau di
atas loteng, atau bahkan menyegel mereka dengan kotak anti air dan meleparnya
ke dalam kolam ikan. Aku berusaha keras untuk itu semua…”
“Tapi kamu tidak bisa langsung baca ya...”
Jadi ini yang dimaksud dengan pengorbanan mati-matian.
“Kalau tidak, aku tidak akan bisa melindungi harta
karunku. Lagi pula, ketiga album itu sudah memeras kantongku.”
“Begitu. Kalau memang segitu bagusnya, aku jadi ingin
baca.”
“…Aku juga.”
Aku mengangguk bersama Kirishima-san yang berada di
sampingku. Seberapa hebatnya album foto itu, ya? Sampai-sampai Yuuji berkata
seperti itu, aku akan berusaha sekuat mungkin untuk merebutnya dari para guru
dan menikmatinya.
“Oke, kurasa itu sudah cukup. Sekarang Yuuji dan
Kirishima-san bisa memperdalam hubungan mereka.”
“TUNGGU DULU, AKIHISA! BAGAIMANA MUNGKIN KAMU TEGA
MENINGGALKAN AKU DI SAAT SEPERTI INI!?”
Yuuji langsung menahan pergelangan tanganku, tapi kalau
aku tetap di sini, aku bakalan menyaksikan pemandangan yang mengerikan…
“…Aku benar-benar meremehkan Yuuji. Mulai sekarang, tidak
peduli di dalam kolam, di bawah pot tanaman atau pun di dalam bathtub ketika
Yuuji mandi. Aku akan memeriksa itu semua dengan teliti.”
“OI, TUNGGU DULU. YANG TERAKHIR TIDAK ADA HUBUNGANNYA
DENGAN PEMERIKSAAN!!”
“…Karena aku harus memeriksa pertumbuhan Yuuji.”
Begitu ya, jadi dia harus memeriksa pertumbuhan Yuuji.
“—Hm?”
Tunggu dulu. Ngomong-ngomong soal ‘perumbuhan’…
jangan-jangan—
“Kirishima-san, boleh aku nanya…”
“…Apa?”
“Kirishima-san, kamu… pernah mandi bareng Yuuji?”
“…Sebelum SMP.”
“HYAAAAAAAHHHHHHHH!!!”
“BAHAYA!!”
Cih! Dia menghindar! Berhasil menghindari tendangan memutar
penuh power milikku, orang ini refleknya nggak main-main…
“DENGARKAN DULU, AKIHISA! ITU SEBELUM SMP, TAPI KAMI
TIDAK PERNAH MAIN BARENG LAGI SEMENJAK KELAS 5/6 SD—“
“…Dan beberapa kali setelah dadaku tumbuh sedikit.”
“HHHHHYYYYYYAAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!”
“WOOOOOOOH! KAMU INGIN MEMBUNUHKU, HAH!!??”
“DIAM KAU ORANG KAFIR… BERANI-BERANINYA KAMU ORANG SESAT
MENGOTORI TANAH SUCI INI!!... KAMU HARUS MENEBUS PENGHUJATAN INI DENGAN
KEMATIAN!!! DAN JUGA—“
“““—KAU
AKAN DIADILI DI MAHKAMAH AGUNG FFF!!!”””
“TUNGGU, TUNGGU DULU! SEJAK KAPAN KALIAN ADA DI SINI!?
AKU TIDAK MELIHAT KALIAN TADI!!! DENGARKAN AKU DULU, MESKI AKU PERNAH MANDI
BARENG SHOUKO PAS SD, BUKAN BERARTI AKU PERNAH MELAKUKAN SESUA—GWWWOOOOAAAAHHHH!!!”
“…Ah… Yuuji.”
“Inkuisitor Yoshii, terima kasih atas usahamu menangkap
orang sesat ini. Kerja yang bagus.”
“Tidak tidak, aku seharusnya yang berterima kasih, ketua
Sugawa.”
“…Aku cuma ingin tanya… tentang ‘kalau kita menang di
pertandingan baseball, kita bisa mendapatkan barang kita kembali’…”
Comments
Post a Comment